Anda di halaman 1dari 6

http://www.oeesystems.

com/

 Faktor Efektifitas Operasi (Use of Availability, UA)


Use of Availability adalah faktor yang digunakan untuk menunjukkan
efektivitas suatu kegiatan operasi, dimana ketidak efektifan operasi adalah
disebabkan karena koordinasi, penyesuaian (setting/adjustmenf) dan
sebagainya diluar alat dan cuaca. UA ditentukan dari rasio antara jam
operasi dengan jam operasi ditambah jam standby, dimana secara umum
UA dapat ditentukan dengan rumus
W
UA= x 100%
W+S
 Faktor Cuaca
Berdasarkan evaluasi curah hujan dari hasil studi hidroogi selama 10 tahun
(2007 – 2016), diketahui bahwa hari hujan rata-rata pertahun adalah 216
hari. Dengan asumsi jam hujan perhari selama 2 jam dan pembersihan
peralatan memerlukan waktu 1 jam tiap hari hujan, maka total jam hilang
pertahun karena hujan, adalah :
Jam Hilang = 216 x (2 + 1) = 648 jam
Jadi, faktor cuaca diperkirakan sebesar
Faktor cuaca = 1 - (648 ÷ 7272) = 0.9109 = 0,91 %

 Faktor Efektivitas Sistem


Faktor ini dimaksudkan suatu faktor yang timbul khususnya pada operasi
dump truck akibat efektivitas operasi alat gali/muat. Hal ini disebabkan
karena 1 (satu) alat gali/muat beroperasi melayani beberapa dump truck,
sehingga apabila terjadi halangan pada unit alat gali/muat, maka secara
otomatis dump truck tidak bisa beroperasi. Tidak ada nilai yang umum
digunakan untuk memperkirakan besaran faktor ini, tetapi berdasarkan
pengalaman nilai efektivitas sistem didapatkan dari nilai antara 85% - 92%,
dimana pada kasus ini ditentukan sebesar 90%.
Nilai efektivitas Overall Equipment Effectiveness (OEE) seluruh faktor di
atas adalah sebesar :
 Alat Berat = MA x UA = 95,29% x 81,30 % = 77,47%
 Dump Truck = MA x UA x Nilai Efektivitas sistem
= 95,29% x 81,30 % x 90% = 69,72%
 Jam Operasi Efektif (JOF)
Jam operasi effective, dapat dihitung dengan formula :
JOF = (Jam Kerja - Rawatan Major) x Faktor Cuaca x OEE
Dengan perkiraan jam rawatan major pertahun untuk alat berat selama 800
jam dan dump truck selama 400 jam, maka jam operasi efektif alat,
diperkirakan sebagai berikut :
 Alat Berat = (7272-800) x 91% x 77,47%
= 4562,61 jam/thn
 Dump Truck = (7272-400) x 91% x 69,72%
= 4359,95 jam/thn

4.4.2.2 Produktivitas Alat Gusur dan Alat Garu


Sebagaimana diuraikan terdahulu, bahwa salah satu cara untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan penggalian pada kondisi tertentu diperlukan adanya alat
dorong (bulldozer) dan alat garu (ripper), guna menjaga agar produktivitas alat
excavator tetap optimal.
Dalam hal ini alat yang digunakan untuk mendukung operasional
PT. Mutiara Etam Coal sebagai alat penunjang adalah sekelas Komatsu D 85 SS.
a) Produktivitas Alat Gusur
Dihitung dengan pendekatan sebagai berikut :
Produksi Aktual = Produksi Estimasi x Blade Factor x Efisiensi
kerja x Grade Factor
 Produksi Estimasi adalah sesuai spesifikasi masing-masing alat dimana
untuk Bulldozer type D 85 SS dalam berbagai kondisi jarak angkut memiliki
nilai produksi estimasi (Tabel 4.14).
Tabel 4.14
Estimasi Produksi Bulldozer
Produksi (LCM/jam)
Kap. Blade
FLEET Jarak Dorong (ft)
(m3)
100 150 200 300 400
D85SS 3,40 451 313 267 153 115
Sumber : Komatsu Handbook, ed.32 2002

 Blade factor merupakan faktor koreksi atas kapasitas blade, dimana dalam
hal ini adalah sesuai dengan jenis dan karakter material yang didorong. Nilai
blade factor untuk berbagai jenis dan kondisi material (Tabel 4.15).
Tabel 4.15
Blade Factor
Blade
Kondisi Pendorongan
Factor
Mudah Didorong Tanah bisa didorong dengan blade penuh,
(easy dozing) jenis tanah pasiran yang tidak terpadatkan, 1.1
1,1 – 0,9
- 0.9 tanah secara umum atau material
timbunan
Dapat Didorong Tanah lepas tapi tidak memungkinkan
Secara Rata2(Avr didorong dengan blade penuh, jenis tanah 0,9 – 0,7
Dozing) berkerikil, pasir atau batu pecah ukuran kecil
Agak Susah Tanah dengan kadar air tinggi, lempung
Didorong (Rather lengket, pasir batu, lempung kering keras atau 0,7 – 0,6
Difficult Dozing) tanah alam
Susah Didorong Batuan hasil peledakan atau Batu ukuran
0,6 – 0,4
(Difficult Dozin) besar

 Efisiensi kerja Dozing merupakan gambaran operasi pendorongan aktual


yang dipengaruhi oleh kondisi efisiensi operasi, dimana alat tidak bisa
beroperasi secara penuh dalam satu jam. Nilai Efisiensi kerja Dozing
adalah sebagaimana Tabel 4.16
Tabel 4.16
Efisiensi kerja Dozing
Operating Conditions Efisiensi kerja
Good (baik) 0,75
Average (rata-rata) 0,58
Rather poor (agak jelek) 0,50
Poor (jelek) 0,40

 Grade Factor merupakan faktor koreksi atas kapasitas produksi-perjam


alat, akibat dari kemiringan lantai kerja dimana alat tersebut ditempatkan.
Dengan melihat kondisi material di lokasi tambang PT. Mutiara Etam Coal
yang pada umumnya tidak-keras, sebagian berkadar air tinggi, serta
berdasar asumsi jarak dorong effective alat + 150 ft (46 meter), kemiringan
lantai kerja rata-rata 10%, blade factor 0,80 (average), dan job condition
0,75 (average), maka produktivitas aktual alat dorong Bulldozer, adalah
sebagai berikut :
D85SS = 313 x 0,80 x 0,75 x (-1,33*10% +1) = 163 Lcm/jam
b) Produktivitas Alat Garu (Ripper)
Dihitung dengan pendekatan sebagai berikut :
Produksi Aktual = Produksi Standar x Efisiensi kerja
 Produksi aktual adalah kemampuan produksi sesuai spesifikasi masing-
masing alat yang nilainya juga ditentukan berdasarkan kekerasan material
dalam format nilai kecepatan rambat gelombang (seismic wave velocity).
Kegiatan penambangan PT. Mutiara Etam Coal, tidak menggunakan
Bulldozer untuk kegiatan ripper, karena semua jenis batuan penyusun
overburden memiliki kemampugaruan dan kemampugalian dengan
kategori Very Soft Rock (Seismic velocity 1200 – 450 (m/s). Namun
beberapa pertimbangan, bahwa apabila ditemukan jenis batuan yang
memiliki kemampugaruan atau kemampugalian dengan kategori hard,
maka dapat menggunakan bulldozer type D9R, D10N atau D11N dengan
estimasi produksi sebagai berikut (Tabel 4.17).
Tabel 4.17
Produksi Standar Alat Garu
Seismic Wave Produksi (BCM/jam)
Velocity (m/s) D9R D10N D11N
2271 335 498 728
2363 315 385 687
2409 250 375 563

 Job eficiensy ripping merupakan gambaran operasi aktual penggaruan


yang dipengaruhi oleh kondisi efisiensi operasi, dimana alat tidak
beroperasi secara penuh dalam satu jam (Tabel 4.18)
Tabel 4.18
Efisiensi Kerja Ripping
Operating Conditions Efisiensi kerja
Good (baik) 0,75
Average (rata-rata) 0,58
Rather poor (agak jelek) 0,50
Poor (jelek) 0,40

Mengacu pada kondisi material overburden PT. Mutiara Etam Coal yang
memiliki nilai cepat rambat yang rendah, maka keberadaan alat garu pada
prinsipnya tidak penting digunakan.
Dengan asumsi kekerasan material overburden tersebut, maka
produktivitas alat garu dalam efisiensi kerja average 0,58 (Tabel 4.19).

Tabel 4.19
Produksi Aktual Alat Garu
Produksi (BCM/jam)
D9R D10N D11N
194 289 422
183 223 398
145 218 327
Dalam kondisi melakukan dua aktivitas, yaitu penggaruan dan
penggusuran sekaligus, maka produktivitas ripping dan dozing pada
kemiringan lantai kerja 5% dan jarak dorong 46 meter, dapat dihitung
sebagai berikut :

(Ripping/j am x Dozing/jam )
PBD 
(Ripping/j am  Dozing/jam )

Hasil perhitungan produksi Bulldozer (Ripping + Dozing) dapat dilihat pada


Tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20
Produksi Bulldozer (Ripping+Dozing)
Produksi (BCM/jam)
D9R D10N D11N
126 160 194
131 150 213
119 163 218
4.4.2.3 Produktivitas Alat Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan pada dasarnya terdiri dari tiga rangkaian aktivitas, yaitu :
 Under Brushing, pendorongan semak dimana dalam kegiatan ini
menggunakan buldozer untuk membersihkan permukaan tanah dari
tumbuhan yang memiliki diameter batang lebih kecil dari 30 cm dan
semaka belukar.
 Root Pulling, pencabutan akar pohon-pohon.
 Pilling, penumpukan batang-batang pohon besar ke tempat tertentu
sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan penambangan
selanjutnya.
Pelaksanaan land clearing dalam operasi penambangan PT. Mutiara Etam
Coal menggunakan bulldozer type D85SS, dengan demikian produktivitas land
clearing adalah sebagai berikut :
 Under Brushing (UB)
Produktivitas pelaksanaan under brushing dengan kecepatan 7 km/jam
(hutan jarang) dan efisiensi kerja 0,75 (good) adalah sebagai berikut :
(Lebar Blade - 0,6) x Kecepatan
UB =
100 x Eff. Kerja
(3,4 - 0,6) x 7
UB = =0,261 ha/jam
100 x 0,75
 Root pulling (RP)
Produktivitas pelaksanaan roof pulling dengan asumsi kepadatan hutan
25 batang/ha, waktu bongkar 7 menit (rata-rata tanpa transport) dan
efisiensi kerja 0,75 sebagai berikut :
60 x Eff. Kerja
RP =
Kepadatan Hutan x Waktu Bongkar
60 x 74,47%
RP = =0,26 ha/jam
25 x 7 min
 Pilling (PL)
Produktivitas pelaksanaan pilling dengan asumsi kepadatan hutan 25
batang/ha, waktu penarikan 15 menit (rata-rata tanpa transport) dan eff.
kerja 0,75 adalah sebagai berikut :
60 x Eff. Kerja
PL =
Kepadatan Hutan x Waktu Bongkar
60 x 0,75
PL = 0,12 ha/jam
25 x 15
 Land Clearing (Kombinasi Under Brushing-Root Pulling-Pilling)
Produktivitas bulldozer D85SS dalam melaksanakan pekerjaan land
clearing yang terdiri dari kombinasi pekerjaan Under Brushing-Root
Pulling-Pilling, sebagai berikut :
Land Clearing = (0,261 x 0,26 x 0,12)/(0,261 + 0,26 + 0,12)
= 0,013 ha/jam

Anda mungkin juga menyukai