PENDAHULUAN
Presented By :
Willy Tambunan
Ruang Lingkup:
Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus,
dan Matriks.
Sasaran:
Mahasiswa Program Studi Teknik yang
pada Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman
•Tujuan :
Mahasiswa diharapkan mampu memahami
konsep-kosep Kalkulus dalam penerap-
annya pada persoalan keteknikan.
3
• Kompetensi:
Mampu menyelesaikan persoalan
keteknikan dengan alat analisis kalkulus.
• Literatur
Purcell, 1985. Kalkulus dan geometri
analisis. Edisi ketiga, Erlangga, jakarta
4
Pendahuluan
5
HIMPUNAN = GUGUS
Silabus:
• Definisi, pencatatan dan himpunan khas
• Himpunan Bagian
• Pengolahan (operasi) himpunan
• Hubungan
6
1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas
Himpunan adalah kumpulan dari obyek-
obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini
menjadi penciri yg membuat obyek/unsur
itu termasuk dalam himpunan yang sedang
dibicarakan.
Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z
(kapital)
Obyek atau unsur atau elemen dilambang-
kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …
Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete-
rusnya.
7
Dua cara pencatatan suatu himpunan
a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 }
P = nama himpunan/gugus
tanda kurawal buka dan kurawal tutup
“ dan “ menyatakan himpunan
2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen
Artinya, himpunan P beranggotakan
bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4.
b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap}
X = nama himpunan
x = obyek/unsur/elemen
tanda “/” dibaca dengan syarat
x bil genap = sifat atau ciri
8
Cara pendefinisian sifat yang lain:
J={x/2 <x<5}
x merupakan unsur
Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan
semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih
kecil dari 5
Himpunan khas:
a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U)
Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang
sedang dibicarakan
S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil
b. Himpunan kosong (emty set)
E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan
“ø”
9
Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }
Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€”
Jadi: 2 € P
3€P
4 € P.
Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam”
Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P
dicatat
5€P
6€P
Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen”
atau “diluar”.
10
2. Himpunan bagian
Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian
dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap
unsur A juga merupakan unsur himpunan B.
A = { 2, 4, 6 };
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Dicatat : A B,
baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B
Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A
Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan
tanda dibaca tidak/bukan mencakup
Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari
suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih
unsur himp itu sebagai unsurnya.
11
Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan bagiannya:
a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 }
b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 }
X32 = { 1, 2, 4 }
X33 = { 1, 3, 4 }
X34 = { 2, 3, 4 }
c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }
X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }
X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }
12
d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 }
X13 = { 3 }; X14 = { 4 }
e. Tanpa memilih X0 = { }
Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n
1 elemen: 1 2 himp bag
2 elemen: 1 2 1 4 himp bag
3 elemen: 1 3 3 1 8 himp bag
4 elemen: 1 4 6 4 1 16 himp bag
5 elemen: 1 5 10 10 5 1 32 himp bag
Disebut segitiga Pascal = bilangan Binom Newton
13
3. Pengolahan (operasi) Himpunan
Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan,
pembagian. Operasi himpunan: gabungan
(union), potongan (irisan) dan komplemen.
Operasi Gabungan ( U )
A U B = { x / x ε A atau x ε B }
A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.
Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 }
A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }
14
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir
A B
Sifat-sifat gabungan
a. A U B = B U A Hukum komutasi
b. A (A U B) dan B (A U B)
15
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:
A B
16
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)
b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B
Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:
A B
17
Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }
A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B) A; (B – A) B
b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing
atau terputus
18
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’
baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)
A’
A
19
Sifat: a. A U A’ = S
b. A ∩ A’ = ø
c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-
himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
a). A – B b). B – A c) A ∩ B
d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’
g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’
20
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan
himpunan: € atau €
21
Hubungan
23
Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan
dalam sistem koordinat cartesius berikut:
Y
PR = {1, 2} malas
PR = {3, 4} rajin
25
Kesimpulan:
• Himpunan hasil kali Cartesius adalah
himpunan pasangan urut atau tersusun
dari (x, y) dimana setiap unsur x € X
dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.
• X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }
• Daerah hubungan
Dh = { x / x € X}
• Daerah hubungan:
Wh = { y / y € Y}
26
SISTEM BILANGAN
1. Pembagian bilangan
Bilangan
2; -2; Nyata
1,1; -1,1 Khayal
+ dan -
Akar negatip
3. Sifat
• Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
• Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b
• Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b
• Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d
28
Fungsi
Silabus:
a. Pengertian
b. Macam-macam fungsi
c. Fungsi Linear
d. Fungsi non Linear
29
Pengertian
Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn
hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur
X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap
unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)
X Y
◦ •
◦ • Hubungan 1 - 1
◦ •
y = f(x)
•x1
•y1
y1 • •
•x2
•yn
•xn
X
0 x1 x2 Y
X
y
y
Slope = a1
case c < 0
a0 a0
x x
34
y •
Titik maksimum
Titik belok
• Fungsi kubik
y = d + cx + bx2 + ax3
x
y
Titik
maksimum Fungsi polinom derajad 4
y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4
Titik minimum
x
35
b. Fungsi Rasional
Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua
polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi
hiperbola.
y
Hiperbola:
y = (a/x), a > 0
x
0
36
x
x 0
0
Fungsi linear
• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling
dasar dan sering digunakan dalam analisa
ekonomi
• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-
akibat dalam analisa ekonomi – misalnya:
- antara permintaan dan harga
- invests dan tingkat bunga
- konsumsi dan pendapatan nasional, dll
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1
atau fungsi polinom derajad-1.
37
• Bentuk umum
• Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
• Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu
y = a + bx bentuk umum
Contoh:
y = 4 + 2x a = 4
b=2
Pengertian: a = 4 = penggal garis pada
sumbu vertikal y
b = 2, adalah koefisien arah atau
lereng atau slope garis.
38
y
a a0 = penggal garis
a y = ax + b,
a pada sumbu y
a
yaitu nilai y
∆y = a
∆x saat x = 0
b
x
1 2 3 4 5
0
39
• Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu
konstan.
• Latihan-1 y = 4 + 2x
Penggan garis pada sumbu y = ……………
Lereng garis :
x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a Mendapatkan
penggal garis
0 - - -
pada sumbu y
1 ketika x = 0
2
3
4
40
Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x
x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a
-3
Mendapatkan
-2 penggal garis
-1 pada sumbu x
ketika y = 0
0
1
2
3
4
41
Kurva (grafik) fungsi
• Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena
lerengnya sama.
• Misalkan y = 36 – 4x
maka a = -4 (∆y/∆x)
b = 36
• Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik
potong (penggal) dengan:
sumbu x dan penggal dengan sumbu y
• Hubungkan kedua titik penggal tersebut
• Titik penggal pada sb x, y = .., x = … atau titik
(…, …)
Titik penggal pada sb y, x = .., y = … atau titik
(…, …)
42
Grafik:
y
36
• (0,36)
18 y = 36 – 4x
(9,0)
• x
0
9
43
• Gambarkan grafik fungsi:
• y = 2 + 4x
• Titik penggal dg sb x y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0)
Titik penggal dg sb y x = 0, y = 2, (0,2)
• Gambarkan :
y = 2 + 4x
x
0
Grafik dengan lereng positip
44
Fungsi non linear (kuadratik)
• Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang
sering digunakan dalam analisa
• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear
juga merupakan hubungan sebab-akibat
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2
atau fungsi polinom derajad-2.
• Bentuk umum
• Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
• Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ±
0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2
atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c
45
• Contoh - 1: • Contoh - 2:
• y = 8 – 2x – x2 • y = 2x2 + 4x + 6
a = -1 (a < 0) a = 2 a > 0)
b = -2 b=4
c=8 c=6
47
2 ± √ 4 + 32 2±6
x = ---------------- = ---------
-2 -2
x1 = (2 + 6)/(-2) = -4, titik (-4, 0)
x2 = (2 – 6)/(-2) = 2, titik (2, 0)
Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.
b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0
48
• Mencari titik maks atau min
• Sifat fungsi kuadratik
a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik
ekstrim.
Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0
b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan:
-b b2 – 4ac
x = ----, dan y = -----------
2a -4a
c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min
y = 8 – 2x – x2, a < 0 berarti maks
xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1
ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4
= 9. titik maks (-1, 9).
49
• Gambarkan kurvanya:
y
0 x
50
• Latihan:
Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2:
y = 2x2 + 4x + 6
51
Lanjutan:
52
• Hubungan dua garis
Dua buah garis dengan fungsi linier dapat:
a. berimpit
b. Sejajar
53
c. Berpotongan
Berpotongan: jika dan
y hanya jika
Ttk pot
a1 ± a2
•
b1 ± b2
x
54
• Mencari titik potong dua
garis/persamaan
• Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
dan y sama pada perpotongan tersebut
• Caranya:
(1) Bentuk fungsi harus y = f(x)
(2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik
potong
• Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3
x = 15 – 2y y = -(1/2)x + 15/2
3y = x +3 y = (1/3)x + 1
-(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1
-(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2
x = 78/10
55
• Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada
salah satu fungsi:
y = (1/3)x + 1,
untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1
y = 26/10
Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)
56
• Mencari titik potong dua garis/persamaan
(1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23
Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
dan y sama pada saat perpotongan tersebut.
• Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)
(1) 2x + 3y = 21 3y = 21 – 2x
atau y = 7 – (2/3)x
(2) x + 4y = 23 4y = 23 – x
atau y = (23/4) – (1/4)x
Titik potong kedua garis:
7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x
7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x
5 = (5/12)x
x = 12. y = 11/4 (12, 11/4)
57
Latihan
58
Penggunaan Fungsi dalam ekonomi
Analisa keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar – Model linear
Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses
demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)
Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi
linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd
turun.
Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi
linear P. Jika harga naik, maka Qs juga
naik, dengan syarat tidak ada jlh yang
ditawarkan sebelum harga lebih tinggi
dari nol.
Persoalan,bagaimana menentukan nilai
keseimbangan ?
Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi
pada saat:
Qd = Qs
Qd = a - bP, slope (-) (1)
Qs = -c + dP, slope (+) (2)
Gambarnya sbb:
Qd , Qs
a Qs = -c + dP
Qd = a -bP
keseimbangan
Q0
0 P
P1 P0
-c
60
Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:
Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1
Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam
ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21)
tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah
positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}
4 QS = 4p - 1
3 1,3 keseimbangan
QD = 4 - p2
0 1 2
-1 Matematika Ekonomi 61
• Latihan
• Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs
tersebut
Matematika Ekonomi 62
Matematika Ekonomi 63
Matematika Ekonomi 64
Keseimbangan pasar (lanjutan)
Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an
permintaan dan penawaran dari suatu komoditi
tertentu jika:
Qd = 16 – P2 , (Permintaan)
QS = 2p2 – 4p (penawaran)
Gambarkan grafiknya
Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
Matematika Ekonomi 65
Penjelasan
Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs
16 – p2 = 2p2 – 4p
3p2 – 4p – 16 = 0
Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2
dengan bentuk umum: ax2 + bx + c
Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16
Matematika Ekonomi 67
Grafik:
Fungsi penawaran
Qs = 2p2 – 4p
a. Titik potong dengan sb Q p = 0; Q = 0, (0,0)
b. Titik potong dengan sb p Q = 0; 2p2 – 4p = 0
Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0)
(p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2)
c. Titik maks/min: (Q,p)
Q = (-b/2a) = 4/4 = 1
p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2
atau pada titik (1, 2)
Matematika Ekonomi 68
Grafik:
p Qs
4
3.1
Qd
2
Q
0 6.4 16
Qs
Qd
Matematika Ekonomi 70
DERIFATIF
1.1. Pengantar Kalkulus
Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang
a. Fungsi
b. Derivatif atau fungsi turunan
c. Derivatif parsial dan
d. Integral
sangat luas penggunaannya dalam ilmu
ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife-
rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu
ekonomi diantaranya:
1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan
Matematika Ekonomi 71
2) Elastisitas produksi
3) Biaya total, rata-rata dan marginal
4) Revenue dan marginal revenue
5) Maksimisasi penerimaan dan profit.
6) dll.
Pendekatan matematis yang sangat pesat
dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi
termasuk Agric. Economist, atau
agribussines manager perlu mendalami
pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-
gral.
Untuk kesempatan ini, kalkulus
diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi
lebih diutamakan.
Matematika Ekonomi 72
1.2. Limit fungsi
Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan
persamaan:
2x2 + x - 3
h(x) = -------------
x-1
Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian
rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per-
hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0
(bentuk tak tentu)
73
Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-
tornya, sehingga:
x2 - 4
Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak
x-2
tentu, untuk x = 2
(x – 2)(x + 2)
g(x) = ------------------- = x + 2.
x-2
74
Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai
berikut:
0 1 x
75
Keadaan di atas, dicatat sebagai:
2x2 + x - 3
lim h(x) = lim ------------- = 5
x1 x1 x-1
x2 - 4
lim g(x) = lim --------- = 4.
x2 x2
x-2
76
1.3. Pengertian Derivatif
Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x)
mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan
y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka:
lim f(x) = f(x0)
Y x -> x0
Y = f(x) diskontinu
pada x = x0
Y = f(x)
Y=f(x)
y1 ◦
y0 y0
• Y = f(x) kontinu •
pada x = x0
x x0
x0
Sehingga f(x) – f(x0) --- 0
------------------ =
x – x0 0
x x1
Besarnya pertambahan adalah:
Δy = f(x + Δx) – f(x).
Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
-------------------------------
Δx
Matematika Ekonomi 79
lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
-----------------------------
Δx->0 Δx
adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx
Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1,
dititik x = 5.
Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan
bertambah sebesar Δy.
y + Δy = (x + Δx)2 + 1
y = x2 + 1 (-)
80
Dengan pengurangan:
Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1
= x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1
= 2xΔx + (Δx)2
Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2
Δx
= 2x + Δx
lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx
Δx ->0 Δx ->0 Δx ->0
dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5,
berarti dy/dx untuk x = 5 adalah 10.
81
1.4 Rules of differentiation
Rule 1: Derivative of a power function.
Fungsi pangkat (power function) y = xn
y + Δy = (x + Δx)n
Δy = (x + Δx)n – y
Δy = (x + Δx)n – xn
Ingat kembali bil. Binom Newton
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
(a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
= C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b +
C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3
82
C(i, n) baca kombinasi tingkat i dari n
unsur.
C(i, n) adalah teori kombinasi yang
menyatakan memilih sebanyak i unsur dari
suatu himpunan untuk menjadi anggota
himpunan bagiannya.
C(0, 4) berarti kombinasi tingkat 0 dari 4
unsur.
n!
C(i, n) = ------------
i ! – (n – i)!
83
n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …
4! = 4. 3. 2. 1 = 24
0! = 1
Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn
= C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx +
C(2, n)xn-2Δx2 +
C(3, n)xn-3Δx3 +
C(4, n)xn-4Δx4 +
………… +
C(n-1, n)xΔxn-1 - xn
84
n! n.n-1.n-2.n-3. …
C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1
0!(n-0)! 1.n.n-1.n-2.n-3 …
n! n.n-1.n-2.n-3. …
C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n
1!(n-1)! 1.n-1.n-2.n-3. …
n! n.n-1.n-2.n-3. … n.n-1
C(2, n) = ---------- = ---------------------- = -----
2!(n-2)! 2.1.n-2.n-3. … 2
85
Δy = (x + Δx)n – xn
= xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
2 C(3, n)xn-3Δx3 +
C(4, n)xn-4Δx4 +
…… +
C(n-1, n)xΔxn-1 - xn
= nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
C(3, n)xn-3Δx3 +
C(4, n)xn-4Δx4 +
…… +
C(n-1, n)xΔxn-1
86
Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx +
Δx 2 C(3, n)xn-3Δx2 +
C(4, n)xn-4Δx3 +
…… +
C(n-1, n)xΔxn-2
Δy
Lim ---- = lim nxn-1 atau dy/dx = nxn-1
Δx->0 Δx Δx->0
Contoh: y = x5
dy/dx = 5x4.
Mis C = total cost, q = output C = q3
derivatif C thdp q = 3q2.
87
Rule 2: Multiplication by a constant.
y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx?
y + Δy = c(x + Δx)2
Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2
= c2xΔx + c(Δx)2
Δy
---- = c2x + c(Δx)
Δx
Δy
lim ---- = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x
Δx->0 Δx Δx->0
88
Contoh: y =f(x) = 5x2
f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x
89
Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih
sama dengan pengurangan atau selisih.
f(x) = g(x) – h(x);
f’(x) = g’(x) – h’(x).
Contoh:
Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37
g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3
h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2
k(x) = -3x; k’(x) = -3
l(x) = 37; l’(x) = 0
jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3.
90
Rule 4: derivative of a product
Fungsi hasil kali berbentuk
y = f(x) = g(x).h(x)
f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)
91
Rule 5: derivatif of a quotient
Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:
y = f(x) = g(x)/h(x).
92
Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).
g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2
h(x) = x + 1; h’(x) = 1
93
Rule 6: Chain rule
Fungsi berantai bentuknya sbb:
y = f(u)
u = g(x) y = f(z)
z = g(u)
Dicari derivatif y ter- u = h(x)
hadap x atau dy/dx.
Dari u = g(x) didpt
Dengan cara yang sama
du/dx.
Dari y = f(u) didpt dy dy du dz
= du
dy/du, Maka dx dz dx
dy
= dy . du
dx du dx
94
Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat
menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg
terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit
lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga:
y = 2x
Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15
unit roti (z), yang digambarkan sebagai:
z = 15y
Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x),
maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi
dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa-
lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).
95
dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah
kecil perubahan x yaitu
dy/dx = 2
Perubahan z apabila ada perubahan y
dz/dy = 15
Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-
an x menjadi:
dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.
96
Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.
v = t2 dan t = 1 + x2
97
Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx.
Dengan memakai derivatif fungsi berantai:
Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3
dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2.
98
1.5. Derivatif of higher order
Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat
sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua
dilambangkan dengan:
d2y/dx2 atau f”(x) atau y”
Demikian seterusnya untuk derivatif yang
lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang
sudah dibahas, berlaku untuk mencari
derivatif orde yang lebih tinggi.
Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4,
dan hitung nilainya untuk x = 2.
99
f(x) = x3 – 3x2 + 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0
f’(x) = 3x2 – 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0
f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6
f”’(x) = 6 f”’(2) = 6.
100
1.5 Derivatif parsial
Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari
satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst
Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.
Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)
dimana h = harga komoditi itu sendiri
hkl = harga komoditi lain
sK = selera konsumen
i = income
Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:
z = f(x , y), bila y dianggap tetap,
maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z
ke x dapat dihitung.
101
Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan
parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan:
∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx
Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif
parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:
∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy
102
Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka:
∂z/∂x = 6x + 2y
∂z/∂y = 2x – 10y
103
Simbol derivatif parsial ∂z/∂x
juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.
Fungsi turunan kedua dilambangkan:
∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx
Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx
Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy
fyx = fxy
104
Maksimum dan minimum
y = f(x)
akan maksimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 < 0
akan minimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 > 0
akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 = 0
105
Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:
z = f(x, y) atau f(x1, x2),
106
Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu-
nyai titik maksimum, minimum atau titik belok
dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.
y = f(x) = -x2 + 4x + 7
dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2
d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks.
pada x = 2.
nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11
107
Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:
z = x2 + xy + y2 – 3x + 2
Langkah-langkah:
a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3
fy = x + 2y
b. fx = 0 dan fy = 0
2x + y – 3 = 0
x + 2y = 0
Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.
Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0
didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0
atau 3x = 6 x = 2.
108
Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.
Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min
109
1.5 Aplikasi dalam ekonomi
1) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan adalah persentase
per-ubahan jumlah komoditi diminta
apabila terdapat perubahan harga.
Jika q = komoditi yg diminta,
Δq = perubahannya
p = harga komoditi;
Δp = perubahannya
110
Δq/q Δq/q Δq p dq p
Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --
Δp/p Δp->0 Δp/p Δp->0 Δp q dp q
AC
MC
VC
q FC VC TC AC MC
1 100 10 110 110.00 -
2 100 16 116 58.00 6.0
3 100 21 121 40.33 5.0
4 100 26 126 31.50 5.0
5 100 30 130 26.00 4.0
6 100 36 136 22.67 6.0
7 100 45.5 145.5 20.78 9.5
8 100 56 156 19.50 10.5
9 100 72 172 19.10 16
Matematika Ekonomi 115
Contoh dengan fungsi biaya:
TC = q3 – 4q2 + 10q + 75.
FC = Fixed Cost = 75
VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q
MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10
AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q
Contoh: MR = dTR/dq
Fungsi Permintaan; = 9/2 – 3q
3q + 2p = 9;
TR, MR, p
2p = 9 – 3q atau
MR
p = 9/2 – (3/2)q 4
TR = p.q atau
p
TR = (9/2)q – (3/2)q2
2 24 14 12
3 39 15 13
4 52 13 13
5 61 9 12.2
x
6 66 5 11
7 66 0 9.4
8 64 -2 8
PM
PR
Matematika Ekonomi x 121
Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb:
a. Pada saat PT maks, maka PM = 0
b. Pada saat PR maks, maka PM = PR
c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol
(origin) menyinggung kurva PT.
x1
x2
B=1 0 7 7
4X4
0 5 4 3
7 4 2 5
7 3 5 1
Matematika Ekonomi 127
c. Matriks diagonal e. Matriks segitiga atas,
D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j jika semua unsur di-
bawah diagonal uta-
D= 3 0 0 ma bernilai nol.
0 5 0 G= 9 9 3
0 0 7 0 1 3
0 0 2
d. Matriks identitas
I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0 Diagonal utama
Jika semua unsur di-
0 1 0 0 0 1 atas diagonal utama
0 0 1 0 bernilai 0 = matriks
segitiga bawah.
0 0 0 1
Matematika Ekonomi 128
Penggandaan matriks
Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q
jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B
atau n = p
Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur
dimana setiap baris A digandakan dengan setiap
lajur B seperti contoh berikut ini.
1 1 0 8 -1
2 4 5 1 1
6 7 8 1 2
9 0 Contoh-2: 3 6 0 x =
25 12 4 2 -7 y
63 17 z
3x + 6y
4x + 2y – 7z
+ + +
= (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9)
-(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405
Matematika Ekonomi 135
Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara
Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-
kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.
Setelah diubah dg
7 -3 -3 x1 = 7
perkalian matiks
diperoleh 2 4 1 x2 0
0 -2 -1 x3 2
A x d
a. Det A = -61
b. Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183
8 -2 1 10 8 1
7 3 -2 6 7 -2
det A3 = 7 -1 0 = -244
10 -2 8
6 3 7
Matematika Ekonomi 143
MATRIKS KEBALIKAN
Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat
sebagai A-1.
Cara mencari matriks kebalikan:
a. Dengan matriks adjoint
b. Dengan transformasi penyapuan
c. Dengan metode Doolittle
1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12
- -
0 7 3 7 3 0
1 -1 4 -1 4 1
-
3 2 0 2 0 3
B B-1 I
Matriks kebalikan
Leontief
A x F