Anda di halaman 1dari 41

1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan
dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan
kepekatan atau konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara
tergantung pada tujuan penggunaannya. Ketika mempelajari kimia dikenal
adanya larutan. Larutan adalah campuran yang homogen dapat berupa gas,
cair maupun padat. Larutan mengandung lebih dari satu komponen yang
terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solven. Sedangkan
komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solut.

Dalam ilmu kimia, pengertian larutan sangat penting begitupun dengan


kehidupan manusia yang terus-menerus berlangsung. Larutan berperan
penting di dalamnya, kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air.
Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan, minuman dalam
bentuk mineral. Tubuh manusia memerlukan semua itu sehingga dibutuhkan
cara untuk mempermudah mendapatkan dengan pembuatan larutan.

Pembuatan larutan dapat dilakukan di laboratorium maupun dalam industri.


Dalam pembuatan larutan dikenal yang namanya konsentrasi. Konsentrasi
larutan didefinisikan sebagai jumlah solut yang ada dalam sejumlah larutan
atau pelarut. Konsentrasi merupakan faktor terpenting berlangsungnya suatu
reaksi. Konsentrasi dapat diketahui besarnya dengan menggunakan
standarisasi. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan antara lain molaritas,
molalitas, normalitas, dan persen berat.

Oleh karena itu, hampir semua proses kimia berlangsung didalam larutan
sehingga penting untuk memahami sifat-sifatnya. Penting bagi manusia
untuk mengetahui cara-cara pembuatan larutan. Zat yang digunakan sebagai

27
pelarut adalah air, alkhohol dan amoniak, kloroform, benzena dan minyak.
Karena pentingnya mengetahui membuat larutan yang merupakan
kebutuhan bersama, dalam konsentrasi tertentu atau sesuai yang diperlukan
melatar belakangi percobaan.

1.2. Tujuan
- Mengetahui dari pembuatan larutan dari campuran zat cair dari zat cair.
- Mengetahui pembuatan larutan dari campuran zat padat dari zat cair.
- Dapat membedakan solut dan solven.

28
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi


merata atau serba sama disebut bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
suatu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen
yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).

Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari
suatu zat atau lebih. Suatu bahan larutan disebut campuran kerena susunannya
dapat berubah- ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam
sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mokroskop optis sekalipun. Campuran heterogen permukaan –permukaan
tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah
(Pudjaatmaka, 1999).

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan
yang mengandung sebagian kecil solut, relative terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat pekat adalah larutan yang banyak mengandung
sebagian besar solut. Solut adalah zat terlarut sedangkan solven (pelarut) adalah
medium dalam mana solven terlarut (Bororoh, 2004).

Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya
antar molekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni
atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan
maupun kestabilan larutan. Larutan berada dalam kesetimbangan fase gas ke gas,
padatan, atau cairan lain, kesetimbangan ini sering menunjukan efek yang
menarik yang ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).

29
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi
akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antar partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh
wujud dan sifst zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas-gas, gas-
padat, cair-padat dan padat-padat (Syukri,1999).

Larutan gas dibuat untuk mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena
semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas
adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan
gas, cairan atau padatan dalam suatu padan cairan. Jika sebagian cairan adalah
air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan komponen padatan adalah
padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada
atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada
3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, dispersi koloid,dan larutan sejati. Dua
jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan secara
mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogen dan tidak dapat dipisahkan
secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua zat atau lebih. Keadaan fisika larutan dapat berupa gas, cair,
atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997).

Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut.
Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut (solut). Larutan
yang menggunakan air sebagai sebagai pelarut dinamakan larutan pekat. Jika
jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan
biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai
zat terlarut (Petrucci, 1995).

Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut tersebut. Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut

30
dinamai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan
dinamakan cairan dengan cairan, padatatan atau gas sebagai zat terlarut. Larutan
dapat berupa padat dan gas karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-
molekul dalam gas berbaur secara acak, semua gas adalah larutan. Contoh
terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994).

Pada umumnya zat digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai alkohol , amoniak, kloroform, benzena,minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua
larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang
tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar
membentuk dua fase (Stephen, 2002).

Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah suatu cairan yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Suatu titrasi satu cairan
mengandung reaktan yang ditempatkan pada biurat. Memakai skala titran yang
ditambah dengan indikator. Indikator menandai habisnya titrasi, titrasi biasanya
terjadi pada asam, basa dan ditandai dengan adanya perubahan warna (Rivai,
1995).

Proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi)


ditandai dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam
sulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian
besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam
sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit (Brady, 1999).

31
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek
ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain
(Khopkar, 2003).

32
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
 Gelas kimia 100 ml 3 buah
 Pensil
 Penggaris
 Gunting
 Sarung tangan
 Masker
 Toolbox
 Kalkulator
 Pipet tetes 3 buah
 Jas lab
 Spons
 Botol semprot
3.1.2 Bahan
 Larutan aseton 10 ml
 Larutan etanol 10 ml
 Larutan aquadest 10 ml
 Spidol merah
 Spidol biru
 Spidol hitam
 Kertas saring 5X7 cm
 Sunlight
 Tisu
 Kertas label

33
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pembuatan Larutan H2SO4
 Disiapkan gelas kimia 100 ml
 Dimasukkan aquadest sebanyak 50 ml ke dalam gelas kimia
 Di ambil 2 ml H2SO4 dengan bulb dan pipet ukur
 Dimasukkan larutan H2SO4 ke dalam gelas kimia yang telah di beri
aquadest
 Dituangkan larutan H2SO4 ke dalam labu takar dengan corong kaca
 Dibilas larutan yang tersisa di gelas kimia dengan aquadest ke dalam
labu takar dan ditambahkan aquadest sampai batas misiskus.
 Ditutup labu takar dengan penutupnnya
 Dibolak-balik hingga homogen.

3.2.2 Pembuatan Larutan Na2CO3


 Disiapkan gelas kimia 100 ml
 Dimasukkan aquadest 25 ml ke dalam gelas kimia
 Dihitung Na2CO3 1.0019 gram dengan menggunakan kaca arloji dan
neraca analitik
 Dimasukkan Na2CO3 ke dalam gelas kimia dengan menggunakan spatula
 Dibilas spatula dan kaca arloji dengan aquadest ke dalam gelas kimia
 Diaduk larutan Na2CO3 hingga homogen menggunakan batang pengaduk
 Dimasukkan larutan Na2CO3 ke dalam labu takar dengan menggunakan
corong kaca
 Dibilas gelas kimia dengan aquadest ke dalam labu ukur
 Ditambahkan aquadest hingga batas minimum cekung pada labu takar
 Ditutup labu takar dengan penutupnya
 Dibolak-balik hingga tercampur merata

34
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Pengamatan

No. Larutan Konsentrasi

Molaritas 0.0946 M

Fraksi mol 1.7x10-3

1 Larutan NaCO3 Persen berat 1.0037 %

Molaritas (sesudah 0.9012


pengenceran)
2 Larutan H2SO4
Fraksi mol 0.0169

Persen berat 5%

4.2 Reaksi
4.2.1 Na2CO3 dan Air
Na2CO3 + H2O → H2CO3 + 2NaOH
4.2.1 H2SO4 dan Air
H2SO4 + H2O → 2H+ + SO42- + H2O

4.3 Perhitungan
4.3.1 Larutan Na2CO3
Dik : Massa Na2CO3 : 1.0037 gr
Mr Na2CO3 : 106
V ml : 100 ml
𝜌 Na2CO3 : 2,54 gr/cm3

35
Mr H2O : 18
Dit : Molaritas, Fraksi Mol, Persen ?
Penyelesaian :
𝑔𝑟 100
a. M = 𝑀𝑟 x 𝑉𝑚𝑙
1.0037 1000
= x
106 100

= 0.0946 M
b. Fraksi Mol
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2CO3
- V Na2CO3 = 𝜌 Na2CO3
1.0037𝑔𝑟
= 2,54𝑔𝑟/𝑚𝑙

= 0.3951 cm3
= 0.3951 ml
-V H2O = Vlarutan - V Na2CO3
= 100 ml - 0.3951ml
= 99.6049 ml
- Massa H2O = . V H2O
= 1. 99,6049 ml
= 99.6049 gr
𝑔𝑟
- n H2O = 𝑀𝑟
99.6049
= 18

= 5.5336 mol
𝑔𝑟
- n Na2CO3 = 𝑀𝑟
1.0037
= 106

= 0.00946 mol
𝑛Na2CO3
-Fraksi Mol Na2CO3 = nNa2CO3+nH2O
0.00946
= 0.00946 +5.5336

= 0.0017
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2CO3
C. Persen = x 100%
𝑉 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

36
1.0037
= x 100%
100

= 1.0037%

4.3.2 Larutan H2SO4


Dik : V H2SO4 = 5 ml
Mr H2SO4 = 98
𝜌 H2SO4 = 1,84 gr/cm3
Kadar H2SO4 = 96%
V H2O = V larutan - V H2SO4 = 100 – 5 = 95 ml
𝜌 H2 O = 1 gr/cm3
Mr H2O = 18
Dit : Molaritas, Fraksi Mol, Persen ?
Penyelesaian
𝜌 H2SO4.10.Kadar H2SO4
a. M =
𝑀𝑟 𝐻2𝑆𝑂4
1,84.10.96
=
98
= 18,0244 M
*Sebelum diencerkan : 18,0244 M
*Sesudah diencerkan :
M H2SO4 . V H2SO4 = M larutan – V Larutan
18,0244 . 5 = M larutan – 100 ml
90.122 = M larutan – 100 ml
90.122
= M larutan
100
0.9012 M = M larutan
b. Fraksi mol
- massa H2SO4 = 𝜌 . V H2SO4 = 1,84 . 5 = 9,2 gr
𝑔𝑟 9,2
- n H2SO4 = = = 0,0938 mol
𝑀𝑟 98
- massa H2O = 𝜌 . V H2O = 1 . 95 = 95 gr
𝑔𝑟 95
- n H2O = = = 5,277 mol
𝑀𝑟 18

37
𝑛 𝐻2𝑆𝑂4 0.0938 0.0938
- Fraksi mol H2SO4 = = = = 0,0174
𝑛 𝐻2𝑆𝑂4+𝑛 𝐻20 0.0938+5,277 5.3715
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2𝑆𝑂4 5
c.Persen = x 100% = x 100% = 5%
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 100

4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan. Percobaan yang dilakukan
adalah pembuatan larutan H2SO4. Pada percobaan ini dilakukan pembuatan
larutan dari campuran zat cair dan zat cair, zat cair yang kita gunakan
sebagai zat terlarut adalah H2SO4 dan yang sebagai zat pelarutnya yaitu
aquadest.

Pertama – tama yang kita lakukan adalah aquadest sebanyak 60 ml


dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu dimasukkan H2SO4 sebanyak
5 ml ke dalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest. H2SO4 dimasukkan
secara teliti jangan sampai mengenai dinding gelas. Kemudian diaduk dan
didiamkan ± 10 menit karena larutannya panas sehingga perlu untuk
didinginkan. Setelah itu dituangkan ke dalam labu takar larutan tersebut
menggunakan corong kaca. Setelah itu bilas kembali corong kaca, gelas
kimia, batang pengaduk. Kemudian bilasannya dimasukkan ke dalam labu
takar. Tambahkan aquadest 0,5 – 1 cm pada permukaan. Keringkan
aquadest yang menempel pada leher labu takar dengan menggunakan tisu.
Dengan menggunakan pipet tetes tambahkan aquadest hingga tanda batas.
Kemudian tutup labu takar, lalu dibolak balikkan hingga terlarut sempurna
(dihomogenkan) pada percobaan ini didapatkan hasil molaritas, fraksi mol
dan persen berat. Molaritas yang kita dapatkan 18,0244 sebelum diencerkan
dan sesudah diencerkan 0.9012. fraksi molnya adalah 0.0174 dan perset
berat 5%.

38
Pada praktikum kedua adalah pembuatan larutan Na2CO3. Percobaan ini
adalah pembuatan larutan dari zat padat dan zat cair. Dimana zat padat yang
digunakan adalah Na2CO3 dan pelarutnya adalah aquadest.

Langkah pertama yang kita lakukan adalah menimbang dengan tepat 1,0037
gr Na2CO3 menggunakan kaca arloji. Setelah itu masukkan ke dalam gelas
kimia yang telah berisi aquadest 25 ml. setelah itu bilas kaca arloji dan hasil
bilasannya dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu diaduk hingga
tercampur sempurna. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar.
Batang pengaduk, corong kaca dibilas dan hasilnya dimasukkan lagi ke
labu takar. Tambahkan aquadest kembali hingga tinggi permukaan 0,5 – 1
cm. Leher labu takar kemudian dibersihkan dan keringkan menggunakan
tisu. Dengan pipet tetes tambahkan aquadest hingga tinggi batas permukaan.
Labu takar ditutup dan hingga larutan tercampur sempurna (dihomogenkan)
pada percobaan ini didapatkan hasilnya molaritas, fraksi mol, persen berat.
Molaritas yang didapatkan 0,0946. Fraksi mol 0,00946 dan persen beratnya
1,0037%.

Fungsi perlakuan pada percobaan pertama yaitu pembilasan pada kaca arloji
agar konsentrasi larutan tidak berubah, massa Na2CO3, Tidak berkurang dan
tidak tinggal di kaca arloji. Pengadukan aquadest dan Na2CO3 agar kedua
bahan tercampur sempurna. Pembersihan leher labu takar berfungsi untuk
tidak menambah volume larutan. Dibolak – balikkan labu takar fungsinya
agar larutan homogeny ditimbang Na2CO3 dengan neraca analitik untuk
mendapatkan 1,0037 gram Na2CO3. Fungsi perlakuan pada percobaan kedua
yaitu pengadukan untuk mencampurkan kedua bahan. Fungsi leher labu
takar dikeringkan agar tidak menambah volume, fungsi dibolak balikkan
labu takar menghasilkn larutan homogen.

Penggunaan rumus juga berbeda karna berbeda teknik yang dilakukan yaitu
pelarutan dan pengenceran. Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat

39
(Na2CO3 ) disebut kelarutan sedangkan pembuatan larutan dari suatu zat
yang berasal dari cairan disebut pengenceran (H2SO4). Rumus perhitungan
𝑔𝑟 1000
molaritas Na2CO3 menggunakan rumus n = x karena Na2CO3
𝑀𝑟 𝑉
merupakan padatan. Hal ini juga karna padatan memiliki massa dan massa
𝜌 .10 .𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟
relative. Sedangkan larutan H2SO4 menggunakan rumus m =
𝑀𝑟 H2SO4
karena H2SO4 merupakan cairan karena memiliki kadar dan massa jenis.

Faktor – Faktor kesalah pada praktikum kali ini adalah yang pertama
penimbangan padatan Na2CO3 yang tidak tepat, yang seharusnya 1 gram
menjadi 1,0037 gr. Faktor kesalahan yang lainnya adalah leher labu takar
yang tidak dibersihkan dan dikeringkan dengan tissue, faktor kesalahan
yang lain lagi yaitu tidak membilas gelas kimia, batang pengaduk dan
corong kaca dan pada saat memasukkan larutan ke dalam labu takar tidak
mengenai tanda batas pada level campuran di labu takar.

40
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Dalam percobaan ini pembuatan larutan dari campuran zat cair dan zat
cair. Zat cair yang kita gunakan adalah sebagai zat terlarut adalah H2SO4
dan sebagai zat pelarutnya adalah aquadest.
 Pembuatan larutan dari campuran zat padat dan zat cair, dimana zat padat
yang kita gunakan adalah Na2Co3 dan pelarutnya adalah aquadest.
 Solut adalah zat yang dilarutkan atau zat terlarut sedangkan solvent adalah
pelarut atau medium dalam mana solut terlarut.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum berikutnya dapat dilakukan pembuatan larutan
dengan bahan iodin, NaOH dan gula agar praktikumnya lebih banyak dan
bervariasi.

41

Anda mungkin juga menyukai