SKRIPSI
Oleh :
Adil Sulthoni
100.701.17.018
Mengetahui,
i
KLASIFIKASI LOKASI USAHA PERTAMBANGAN
BATUBARA DI INDONESIA BERDASARKAN
RISIKO BENCANA ALAM
SARI
Kata kunci: Risiko Bencana, WIUP Batubara, Gempa Bumi, Banjir, Tsunami,
Letusan Gunungapi dan Tanah Longsor.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T karena rahmat
skripsi ini.
1. Yunus Ashari S.T., M.T., Selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan,
Islam Bandung
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk penulis.
Adil Sulthoni
10070117018
i
DAFTAR ISI
1
BAB IV PROSEDUR DAN PENGOLAHAN DATA .......................................... 27
4.1 Pengumpulan Data............................................................................ 27
4.1.1 Lokasi Usaha Tambang Batubara di Indonesia......................... 27
4.1.2 Tingkatan Risiko Bencana Alam di Indonesia Menurut IRBI
2020 ......................................................................................... 51
4.2 Skoring Indeks Risiko Bencana ......................................................... 64
4.3 Klasifikasi Lokasi Usaha Pertambangan Batubara Terhadap
Indeks Risiko Bencana Alam Di Indonesia ........................................ 65
4.3.1 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Bencana Gempa Bumi.............................................................. 66
4.3.2 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Bencana Banjir ......................................................................... 69
4.3.3 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Bencana Tsunami ..................................................................... 72
4.3.4 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Bencana Letusan Gunungapi ................................................... 75
4.3.5 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Bencana Tanah Longsor .......................................................... 78
4.3.6 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko
Multi Bencana ........................................................................... 81
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 84
5.1 Lokasi Usaha Pertambangan Batubara di Indonesia ......................... 85
5.2 Klasifikasi Risiko Bencana Alam di Indonesia.................................... 86
5.3 Klasifikasi Lokasi WIUP Batubara Berdasarkan Indeks Risiko
Bencana Alam di Indonesia ............................................................... 87
BAB VI KESIMPULAN .................................................................................... 89
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 89
6.2 Saran ................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91
1
DAFTAR TABEL
1
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
kekayaan alam yang salah satunya merupakan bahan tambang, bahan tambang
pengelolaan yang sesuai dan efektif, oleh karena itulah banyak perusahaan
tambang yang berdiri di Indonesia dengan jenis bahan galian yang berbeda.
Pertambangan Mineral dan Batubara terbagi menjadi dua yakni mineral dan
dua bagian utama berdasarkan jenis bahan galiannya yakni mineral dan batubara,
adapun pada bagian utama pertambangan mineral dibagi lagi menjadi mineral
jenis bahan galiannya ini memiliki tingkatan risiko yang berbeda – beda, salah
satunya yakni risiko investasi, risiko alam dan risiko teknologi. Mendasari jumlah
1
1.2 Perumusan Masalah
pertambangan batubara;
pertambangan batubara;
bencana alam didasari oleh tingkat kerawanan dan kerentanan wilayah dari
perusahaan.
pertambangan batubara?
3. Bagaimana klasifikasi usaha pertambangan batubara berdasarkan risiko
bencana?
gunungapi;
batubara;
bencana;
wilayah;
4. Nilai klasifikasi risiko bencana alam yang digunakan adalah nilai klasifikasi
Gambar 1.1
Metodologi Penelitian
kabupaten/kota adalah:
1. Klasifikasi data
Data yang digunakan merupakan data hasil kajian risiko yang terdiri dari
data: (1) bahaya per jenis bencana, (2) jiwa terpapar per jenis bencana, (3)
kerugian rupiah per jenis bencana, (4) kerusakan lingkungan (ha) per jenis
per jenis bahaya dan nilai tingkat bahaya 1 untuk sangat rendah, 2 untuk
rendah, 3 untuk sedang, 4 untuk tinggi dan 5 untuk sangat tinggi. Bobot
kelas 1 untuk rendah, kelas 2 untuk sedang dan kelas 3 untuk tinggi.
metode pengkalian antara kelas (1, 2, dan 3) dengan bobot yang telah
Tabel berikut menjelaskan detail parameter, kelas, bobot dan skor yang
3. Skoring
Skoring adalah melakukan operasi matematika dengan perkalian antara
bobot dan nilai kelas yang telah dibuat. Dalam satu kabupaten/kota, jumlah
Sugiyono (2003: 14) adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sehingga klasifikasi skala usaha
menjadi kelas sehingga pada hasil akhirnya kegiatan usaha pertambangan akan
memiliki nilai total dari pembobotan yang akan menentukan klasifikasinya. Adapun
pemberian skor 1 hingga skor 5 sesuai dengan penilaian yang diberikan (sangat
Dimana:
Xi = Skor minimum
pertambangan
pertambangan
Maksimum-Minimum
Panjang kelas =
Jumlah kelas (5)
Data yang dimiliki akan dianalisis dengan cara menyesuaikan data WIUP
batubara dan data risiko bencana agar dapat diketahui klasifikasi risiko bencana
BAB I PENDAHULUAN
kondisi topografi, geologi, iklim dan cuaca, kondisi sosial ekonomi lapangan
Bab ini memaparkan teori yang menjadi acuan dasar dan yang terkait
meliputi kegiatan pengumpulan data, skoring indeks risiko bencana dan klasifikasi
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang apa yang sudah didapatkan dari serangkaian
kegiatan pengolahan data pada bab IV, pembahasan tersebut meliputi lokasi
bencana di Indonesia.
BAB VI KESIMPULAN
Bab ini memuat jawaban atas tujuan kegiatan skripsi terkait pengamatan
lapangan, serta saran yang memuat pandangan penulis dan saran evaluasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
secara tidak merata sesuai dengan potensi batubara yang terdapat di Indonesia
Berdasarkan letaknya Pulau Sumatera adalah salah satu pulau yang dilalui
adalah salah satu daerah yang dilintasi oleh garis ekuator, sehingga Pulau
Sumatera ini memiliki iklim yang panas. Karakteristik umum dari iklim ini adalah
9
10
panas dan diasumsikan sebagai iklim humid atau beriklim tropis. Sebagai contoh
memiliki temperatur bulanan rata-rata 200oC dan 260oC konstan sepanjang tahun.
fluktuatif. Tingginya tingkat presipitasi di daerah ini terjadi pada bulan Januari,
Februari, dan Maret. Sebaliknya pada bulan Juli, Agustus, dan September tingkat
tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober,
sedang musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan
April. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim
khatulistiwa maka iklim di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muson,
yaitu angin Muson Barat November-April dan angin Muson Timur Mei-Oktober.
kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam
kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan
yang seharusnya kemarau justru terjadi hujan dengan waktu yang jauh lebih
panjang.
Suhu udara suatu tempat ditentukan oleh tinggi dan rendahnya daerah
tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum, Kalimantan
Timur beriklim panas dengan suhu pada tahun 2013 berkisar antara 21,6 ⁰C di
Berau pada bulan Oktober sampai 35,6 ⁰C di Berau pada bulan September. Rata-
11
rata suhu terendah adalah 22,1⁰C dan tertinggi 35,1⁰C terjadi di Berau. Selain
sebagai daerah tropis dengan hutan yang luas, pada tahun 2013 rata-rata
diamati oleh stasiun meteorologi Samarinda terjadi pada beberapa bulan dengan
dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun
Meteorologi Berau sebesar 245,1 mm dan terendah selama tahun 2013 tercatat
pada Stasiun Meteorologi Samarinda yaitu 237,8 mm. Pada beberapa stasiun
tertinggi adalah 4 knot terjadi di Balikpapan dan Berau, sementara yang terendah
Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan
Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara
bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga
Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun
sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara
Celsius.
12
Barat laut ke tenggara. Bagian utara Pulau Sumatera memiliki lebar dataran sekitar
100 sampai 200 km, dan di bagian tenggara memiliki lebar dataran sekitar 350 km.
berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, Selat Karimata
antara 0-3.806 mdpl. Secara umum daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat
dijumpai di Sumatera bagian barat, sedangkan untuk daerah dataran rendah dan
rawa dapat dijumpai di Sumatera bagian timur. Pada bagian barat Pulau
Sumatera, terbentang Bukit Barisan yang membujur dari utara hingga selatan.
Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang hingga saat ini
masih aktif, seperti gunung Marapi (Sumatera Barat), Bukit Kaba (Bengkulu), dan
LU- 40° 10` LS dan antara 10° 80`` 30` BT -11 90`` 00` BT dengan luas wilayah
sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan
dari arah Utara hingga Selatan. Selain pegunungan, Pulau Kalimantan memiliki
daratannya adalah 35,08%, wilayah pantai sebesar 11,73%, daratan aluvial seluas
terletak di antara Pulau Kalimantan dan Kepulauan Maluku. Dengan luas wilayah
yang terdiri dari pegunungan dengan lereng yang terjal dan adanya lembah serta
umum, Pulau Sulawesi termasuk dalam iklim tropis yang terdiri dari dua musim
dan Smith (1983) menyebutkan bahwa Pulau Sulawesi dapat dibagi menjadi 3
lengan utara hingga lengan selatan Pulau Sulawesi. Secara umum, batuan
bagian barat dan Sulawesi bagian Utara. Sulawesi bagian barat selama
atas fasies metamorf sekis hijau dan sekis biru. Bagian barat dari kelompok
batuan ini merupakan tempat terpisahnya antara sekis, genes, dan batuan
dan molase yang tersebar di lengan timur dan tenggara Sulawesi. Bagian
harzburgite, gabro, sekuen dike diabas dan basalt, yang merupakan hasil
15
dari tumbukan antara platform Sula dan Sulawesi pada saat Miosen
eksplorasi. Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 106 Coal Bearing Formation
Pulau Balang di cekungan Kutai dan Formasi Kampung Baru. Coal Bearing
tersebut.
Dari kondisi geologi, Pulau Sumatera dilalui oleh sesar aktif Sumatera,
sesar ini memanjang dari Banda Aceh sampai Lampung. Sesar ini sering juga
disebut sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung.
Sesar ini memiliki panjang 1.900 km yang sangat aktif berupa sesar geser (strike-
slip), yang terdiri dari 11 segmen. Daerah sesar ini merupakan daerah rawan
45,6 juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis
16
relatif antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak
Sumatera bagian timur terpengaruh oleh lempeng benua. Wilayah geologi di Pulau
Sumatera Barat adalah struktur lipatan dan struktur sesar barat laut menuju
tenggara.
Gambar 2.1
Peta Geologi Indonesia
17
Kalimantan Tengah termasuk dalam cekungan Barito yang terletak di sisi tenggara
lempeng mikro Sunda. Bagian Utara dipisahkan dengan cekungan Kutai oleh
“Paternoster Fault System” dan “Barito – Kutai Cruise Height”. Sebelah Timur
Meratus. Di sebelah Selatan merupakan batas tidak tegas dengan Cekungan Jawa
berikut :
beku;
berupa kerangka dari suatu terumbu dan pada bagian bawah terdiri dari
busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa
Leeuwen, 1994).
kawasan Wallacea. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak di antara dua
benua yaitu Asia dan Australia. Karena posisinya di tengah, maka kawasan ini
memiliki tingkat endemisitas yang tinggi dalam hal flora dan fauna, serta memiliki
perbedaan yang sangat jelas dengan Kalimantan yang hanya dipisahkan oleh
entah itu risiko yang dapat dihindari maupun risiko yang tidak dapat dihindari, oleh
karena itu manajemen risiko sangat diperlukan agar dapat meminimalisir risiko
Sumber: Anonym,2013
Gambar 3.1
Manajemen Risiko
1. Identifikasi risiko;
3. Perencanaan penanggulangan;
4. Pengawasan;
5. Respon.
19
20
faktor produksi. Faktor produksi ini dapat berpengaruh besar terhadap setiap jenis
usaha produksi yang ada. Dalam faktor produksi terdapat 5 faktor utama yakni ;
1. Man (manusia);
2. Machine (mesin);
4. Methode (metode);
5. Environment (lingkungan).
perlu dilakukan Good Mining Practice (kaidah penambangan yang baik). Permen
ESDM No. 26 Tahun 2018 menyebutkan bahwa kaidah teknik pertambangan yang
1. Teknis pertambangan;
maupun tambang bawah tanah tergantung dengan stripping ratio yang didapatkan
dari suatu target bahan galian batubara. Dewasa ini, bahan galian batubara di
Indonesia hanya bisa ditambang dengan metode tambang bawah tanah karena
21
dahulu
batubara yang merupakan hal vital pada tambang bawah tanah. Apabila lereng
dan terowongan pada tambang bawah tanah terpengaruh oleh adanya gangguan,
genangan air atau banjir, getaran akibat gunung meletus maupun getaran akibat
produktivitasnya.
3.2.1 Banjir
lebih rendah dibandingkan muka air laut, wilayah terletak pada suatu cekungan
sepanjang bantaran sungai, aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh
Banjir pada area pertambangan batubara terjadi karena curah hujan yang
karyawan. Alhasil, dampak dari banjir tersebut bisa mengganggu pasokan untuk
di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan
pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan
ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur
dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan
ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi
3.2.3 Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan
impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan
bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal (Pond and Pickard, 1983).
atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995). Perubahan tersebut
disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik, letusan gunungapi,
atau longsoran yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982). Dari ketiga sumber
d. Mekanisme terjadinya sesar adalah sesar naik (thrusting fault) dan sesar
di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Peristiwa ini berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Aktivitas
magma yang mempunyai suhu yang sangat tinggi di dalam perut bumi berusaha
keluar sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.
Magma yang keluar dari perut gunung berapi adalah gunung yang sedang meletus
atau vulkanisme.
kestabilan lereng;
(CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2)
4. Lahar;
5. Hujan abu seperti material yang sangat halus yang disemburkan ke udara
saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin
dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa
mengganggu pernapasan;
seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan
24
material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas
komponen risiko yakni bahaya, kerentanan, dan kapasitas. “Dari ketiga komponen
kecil kemungkinan untuk diturunkan, oleh karena itu indeks risiko bencana dapat
3.3.1 Bahaya
data intensitas guncangan pada batuan dasar dan faktor amplifikasi tanah;
KRB;
jarak dari sungai pada daerah rawan banjir dengan metode fuzzy logic;
PVMBG (2015).
3.3.2 Kerentanan
kelompok rentan;
2. Kerentanan fisik terdiri dari parameter rumah, fasilitas umum dan fasilitas
kritis;
produktif;
, adapun nilai indeks kerentanan yang telah ditentukan oleh BNPB adalah sebagai
berikut:
x 10%);
3.3.3 Kapasitas
parameter akan diberikan pembobotan nilai dan dibagi menjadi kelas sehingga
pada hasil akhirnya usaha pertambangan batubara akan memiliki nilai total dari
di Indonesia, dan tingkatan risiko bencana. Adapun dalam mencari lokasi usaha
kementerian ESDM pada tahun 2020 dan tingkatan risiko bencana didapatkan dari
lokasi IUP operasi produksi pertambangan batubara dapat dilihat pada Tabel 4.1
27
28
Buku Indeks Risiko Bencana Indonesia 2020 diterbitkan oleh BNPB yang
di dalamnya berisi tentang indeks risiko bencana, indeks risiko bencana di dalam
buku terbagi menjadi tiga kelas yakni tinggi, menengah dan rendah. Sehingga
pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian ulang menjadi lima kelas. Adapun
data awal besaran nilai risiko bencana gempa dapat dilihat pada Tabel 4.2, dan
Tabel 4 2
Contoh Skor Risiko Gempa
No. KABUPATEN/KOTA PROVINSI SKOR
1 BANGGAI LAUT SULAWESI TENGAH 36.00
2 MOROWALI UTARA SULAWESI TENGAH 36.00
3 MUNA BARAT SULAWESI TENGGARA 36.00
4 SIMEULUE ACEH 32.40
5 ACEH SINGKIL ACEH 32.40
6 NIAS SUMATERA UTARA 32.40
7 MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA 32.40
8 TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA 32.40
9 TAPANULI UTARA SUMATERA UTARA 32.40
10 DAIRI SUMATERA UTARA 32.40
11 NIAS SELATAN SUMATERA UTARA 32.40
12 HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA 32.40
13 SAMOSIR SUMATERA UTARA 32.40
14 PADANG LAWAS UTARA SUMATERA UTARA 32.40
15 PADANG LAWAS SUMATERA UTARA 32.40
16 NIAS UTARA SUMATERA UTARA 32.40
17 NIAS BARAT SUMATERA UTARA 32.40
18 PADANGSIDIMPUAN SUMATERA UTARA 32.40
Sumber : BNPB, 2020
BPN kemudian dilakukan penilaian berupa skoring, hal ini dilakukan untuk
Xn-Xi
C= .................................................................. (1) (Supranto,2000:64)
K
Dimana:
Xn = Skor maksimum
Xi = Skor minimum
kelas)
Tabel 4.3
Kelas Risiko Bencana Alam
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
{Xn} ~ {Xn – C} Sangat Tinggi
{Xn – C} ~ {Xn – 2C} Tingi
{Xn – 2C} ~ {Xn – 3C} Menengah
{Xn – 3C} ~ {Xn – 4C} Rendah
{Xn – 4C} ~ {Xi} Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
Dari Rumus di atas akan didapatkan nilai tingkatan risiko pada masing –
masing jenis bencana alam. Untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.4
Kelas Risiko Bencana Gempa Bumi
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
36 ~ 30,08 Sangat Tinggi
30,08 ~ 24,16 Tingi
24,16 ~ 18,24 Menengah
24,16 ~ 12,32 Rendah
12,32 ~ 5,92 Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4 5
Kelas Risiko Bencana Banjir
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
36 Sangat Tinggi
36 ~ 29,6 Tingi
29,6 ~ 23,2 Menengah
23,2 ~ 16,8 Rendah
23,2 ~ 10,4 Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
30
Tabel 4.6
Kelas Risiko Bencana Tsunami
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
24 ~ 20 Sangat Tinggi
20 ~ 16 Tingi
16 ~ 12 Menengah
16 ~ 8 Rendah
8~4 Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.7
Kelas Risiko Bencana Letusan Gunungapi
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
36 ~ 29,6 Sangat Tinggi
29,6 ~ 23,2 Tingi
23,2 ~ 16,8 Menengah
23,2 ~ 10,4 Rendah
10,4 ~ 4 Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.8
Kelas Risiko Bencana Tanah Longsor
Total Skoring Tingkat Risiko bencana Warna Di peta
36 ~ 29,634 Sangat Tinggi
29,634 ~ 23,268 Tingi
23,268 ~ 16,902 Menengah
23,268 ~ 10,536 Rendah
10,536 ~ 4,17 Sangat Rendah
Sumber : Pengolahan Data
dilakukan pendigitan WIUP batubara di atas peta risiko bencana alam, hal ini
risiko bencana alam terhadap WIUP tersebut. Sehingga diperoleh klasifikasi lokasi
Gempa
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko gempa lebih detailnya
dapat dilihat pada lampiran. Terdapat 819 WIUP yang berada pada tingkatan risiko
sangat rendah, 243 WIUP pada tingkatan risiko menengah, 3 WIUP pada tingkatan
Tabel 4.6
Kelas Risiko Bencana Gempa
Sangat Tinggi 12
Tinggi 3
Menengah 243
Rendah 0
Sangat Rendah 819
Tidak Berisiko 169
Gempa bumi hanya menjadi risiko yang sangat rendah bagi WIUP
batubara. Alasan gempa bumi tidak terlalu berpengatuh pada WIUP batubara
adalah mayoritas WIUP batubara berada pada Pulau Kalimantan yang tidak
memiliki kabupaten atau kota yang berisiko gempa, meskipun Pulau Kalimantan
memiliki banyak struktur sesar aktif namun Pulau Kalimantan merupakan pulau
Gambar 4.1
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Risiko Bencana Alam Gempa Bumi
32
Gambar 4.2
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Alam Gempa Bumi
33
Tabel 4.7
Contoh Klasifikasi WIUP Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Gempa
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT USAHA KAWAN BERSAMA BATUBARA BANJAR KALIMANTAN SELATAN 21.60 Menengah
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 24.00 menengah
PT TANUR JAYA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 9.12 sangat rendah
PT MUTIARA KAPUAS BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 10.80 sangat rendah
PT MUARA ALAM SEJAHTERA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 21.81 menengah
PT BARA PRIMA MANDIRI BATUBARA BARITO SELATAN KALIMANTAN TENGAH 10.80 sangat rendah
PT ALHASANIE BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 9.12 sangat rendah
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 24.00 menengah
PT ANUGERAH PATONGSON BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 10.80 sangat rendah
PT TIARA BASAMA BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 10.80 sangat rendah
PT BERAU BARA ABADI BATUBARA BERAU KALIMANTAN TIMUR 21.60 menengah
PT MITRA ANUGERAH SEJAHTERA BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 10.80 sangat rendah
PT KALTENG COAL BATUBARA MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH 10.80 sangat rendah
CV ANGGARAKSA ADISARANA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 9.12 sangat rendah
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BALANGAN KALIMANTAN SELATAN 10.80 sangat rendah
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko gempa lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran. Terdapat 35 WIUP yang
berada pada tingkatan risiko sangat rendah, 46 WIUP pada tingkatan risiko rendah, 190 WIUP pada tingkatan risiko tinggi dan 769
Tabel 4.8
Klasifikasi WIUP Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Banjir
juga di Pulau Kalimantan yang menjadi tempat sebagian besar WIUP batubara di
Indonesia, hal ini terlihat dari 959 WIUP batubara yang berisiko mengalami
bencana banjir (Gambar 4.24). Alasan Banjir menjadi bencana alam yang paling
berisiko adalah;
Gambar 4.3
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Risiko Bencana Alam Banjir
35
Gambar 4.4
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Alam Banjir
36
Tabel 4.9
klasifikasi WIUP Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Banjir
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT USAHA KAWAN BERSAMA BATUBARA BANJAR KALIMANTAN SELATAN 36.00 sangat tinggi
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 24.00 TINGGI
PT TANUR JAYA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 30.42 sangat tinggi
PT MUTIARA KAPUAS BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 36.00 sangat tinggi
PT MUARA ALAM SEJAHTERA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 16.16 rendah
PT BARA PRIMA MANDIRI BATUBARA BARITO SELATAN KALIMANTAN TENGAH 36.00 sangat tinggi
PT ALHASANIE BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 30.42 sangat tinggi
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 24.00 TINGGI
PT ANUGERAH PATONGSON BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 36.00 sangat tinggi
PT TIARA BASAMA BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 36.00 sangat tinggi
PT BERAU BARA ABADI BATUBARA BERAU KALIMANTAN TIMUR 36.00 sangat tinggi
PT MITRA ANUGERAH SEJAHTERA BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 36.00 sangat tinggi
PT KARSA CIPTA PERSADA BATUBARA BUTON SELATAN SULAWESI TENGGARA 36.00 sangat tinggi
CV ANGGARAKSA ADISARANA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 30.42 sangat tinggi
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BALANGAN KALIMANTAN SELATAN 34.80 sangat tinggi
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko gempa lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran. Terdapat 17 WIUP yang
berada pada tingkatan risiko sangat rendah, 251 WIUP pada tingkatan risiko rendah, 210 WIUP pada tingkatan risiko menengah, 57
WIUP pada tingkatan risiko tinggi dan 52 WIUP pada tingkatan risiko sangat tinggi.
37
Tabel 4.10
Klasifikasi WIUP Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tsunami
Sangat Tinggi 52
Tinggi 57
Menengah 210
Rendah 251
Sangat Rendah 17
Tidak Berisiko 659
area pesisir pantai selatan jawa hingga sumatera karena daerah tersebut searah
menyebabkan dasar laut naik dan mendorong semua volume air ke atas dan
menghisap air laut yang berada di bibir pantai sebelum semua volume air itu
Gambar 4.5
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Risiko Bencana Alam Tsunami
38
Gambar 4.6
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Alam Tsunami
39
Tabel 4.11
klasifikasi WIUP Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tsunami
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT USAHA KAWAN BERSAMA BATUBARA BANJAR KALIMANTAN SELATAN 16.00 TINGGI
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 menengah
PT SUMBER ARUM ENERGI BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 11.20 rendah
PT MUTIARA KAPUAS BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
PT PUTRA DEWA JAYA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
PT RABANI CORPORINDO BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 16.00 TINGGI
PT ADITYA KIRANA MANDIRI BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 menengah
PT ANUGERAH PATONGSON BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 11.20 rendah
PT SURYARAYA PUSAKA BATUBARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN 8.00 rendah
PT BERAU BARA ABADI BATUBARA BERAU KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
PT MITRA ANUGERAH SEJAHTERA BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 4.00 sangat rendah
PT KALTENG COAL BATUBARA MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH 16.00 TINGGI
PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
KOPERASI KUTAI LAMA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 13.52 menengah
4.3.4 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Letusan Gunungapi
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko gempa lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran. terdapat 31 WIUP yang
berada pada tingkatan risiko sangat rendah, 1 WIUP pada tingkatan risiko rendah, 24 WIUP pada tingkatan risiko tinggi dan 3 WIUP
Tabel 4.12
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan
Tingkatan Risiko Bencana Letusan Gunungapi
Sangat Tinggi 3
Tinggi 16
Menengah 0
Rendah 1
Sangat Rendah 31
Tidak Berisiko 1195
(Cincin Api) yang merupakan zona dengan banyak aktivitas seismik yang terdiri
dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut, namun umumnya
bencana alam letusan gunungapi merupakan bencana alam yang tidak terlalu
berada pada elevasi yang rendah dan jauh dari pegunungan atau dataran yang
masif.
Gambar 4.7
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan
Risiko Bencana Letusan Gunung Api
41
Gambar 4.8
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Alam Letusan Gunungapi
42
Tabel 4.13
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Letusan Gunungapi
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT BUMI ENERGI SELARAS AGUNG RAYA BATUBARA EMPAT LAWANG SUMATERA SELATAN 16.00 rendah
PT MUARA ALAM SEJAHTERA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT BIMA PUTRA ABADI CITRANUSA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT BARA SELARAS RESOURCES BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT MUSTIKA INDAH PERMAI BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT DIZAMATRA POWERINDO BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT ASTA MAHARANITA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT DIRAR DUAGE ENERGI BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 5.39 sangat rendah
PT METRIX ELCIPTA ASPAL BUTON SELATAN SULAWESI TENGGARA 29.82 sangat tinggi
PT BERLIAN INTI SURYA ASPAL BUTON SELATAN SULAWESI TENGGARA 29.82 sangat tinggi
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN BARAT 24.00 TINGGI
PT RAPAK ANUGERAH PRIMA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN BARAT 24.00 TINGGI
PT SARANA MANDIRI UTAMA BATUBARA TANA TIDUNG KALIMANTAN BARAT 24.00 TINGGI
PT LAMINDO INTER MULTIKON BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN BARAT 24.00 TINGGI
PT PERKASA ENERGY BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN BARAT 24.00 TINGGI
4.3.5 Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tanah Longsor
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko gempa lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran. terdapat 166 WIUP yang
berada pada tingkatan risiko sangat rendah, 549 WIUP pada tingkatan risiko rendah, 71 WIUP pada tingkatan risiko menengah, 304
WIUP pada tingkatan risiko tinggi dan 13 WIUP pada tingkatan risiko sangat tinggi.
43
Tabel 4.14
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tanah Longsor
Sangat Tinggi 13
Tinggi 296
Menengah 71
Rendah 549
Sangat Rendah 166
Tidak Berisiko 151
karena tanah dan batuan yang sudah memiliki banyak rekahan dan yang telah
lapuk akan menyerap air dan akhirnya terjadi tanah longsor. WIUP batubara
sendiri umumnya berada pada lokasi dengan kondisi dataran litologi batuan yang
tidak masif (sedimen) hal ini menyebabkan tingginya risiko tanah longsor pada
WIUP batubara di Indonesia yang lebih lengkapnya bisa dilihat pada grafik
dibawah berikut:
Gambar 4.9
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Risiko Bencana Alam Tanah
Longsor
44
Gambar 4. 10
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Alam Tanah Longsor
45
Tabel 4.15
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tanah Longsor
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT USAHA KAWAN BERSAMA BATUBARA BANJAR KALIMANTAN SELATAN 24.00 TINGGI
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 rendah
PT TANUR JAYA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT MUTIARA KAPUAS BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 12.00 rendah
PT MUARA ALAM SEJAHTERA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 16.16 rendah
PT BARA PRIMA MANDIRI BATUBARA BARITO SELATAN KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT ALHASANIE BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 rendah
PT ANUGERAH PATONGSON BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT TIARA BASAMA BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT BERAU BARA ABADI BATUBARA BERAU KALIMANTAN TIMUR 24.00 TINGGI
PT MITRA ANUGERAH SEJAHTERA BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 12.00 rendah
PT KALTENG COAL BATUBARA MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH 24.00 TINGGI
CV ANGGARAKSA ADISARANA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BALANGAN KALIMANTAN SELATAN 24.00 TINGGI
WIUP batubara yang terdapat pada daerah risiko multi bencana lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran B. Terdapat 18
WIUP yang berada pada tingkatan risiko sangat rendah, 147 WIUP pada tingkatan risiko rendah, 818 WIUP pada tingkatan risiko
menengah, 106 WIUP pada tingkatan risiko tinggi dan 6 WIUP pada tingkatan risiko sangat tinggi.
46
Tabel 4.16
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tanah Longsor
Sangat Tinggi 6
Tinggi 106
Menengah 818
Rendah 147
Sangat Rendah 18
Tidak Berisiko 152
Multi bencana ini adalah gabungan dari lima bencana yang terdiri dari
gempa bumi, banjir, tsunami, letusan gunungapi dan tanah longsor. Klasifikasi ini
dibuat untuk mengetahui daerah mana saja yang memiliki risiko bencana terbesar
dan daerah mana saja yang aman dari berbagai bencana. Jika dilihat dari grafik
klasifikasi lokasi WIUP berdasarkan indeks risiko multi bencana (Gambar 4.32),
pada umumnya lokasi WIUP batubara di Indonesia memiliki bencana dengan risiko
tinggi seperti banjir dan tanah longsor, namun ada juga bencana dengan risiko
yang rendah (gempa bumi, tanah longsor dan letusan gunungapi), hal inilah yang
menyebabkan rata-rata risiko multi bencana pada lokasi WIUP batubara menjadi
menengah.
Gambar 4.11
Grafik Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Risiko Multi Bencana
47
Gambar 4.12
Peta Klasifikasi Lokasi WIUP Berdasarkan Indeks Risiko Multi Bencana
48
Tabel 4.17
Klasifikasi WIUP Batubara Berdasarkan Tingkatan Risiko Bencana Tanah Longsor
Nama Usaha Komoditas Kabupaten Provinsi Skor Kelas Risiko
PT USAHA KAWAN BERSAMA BATUBARA BANJAR KALIMANTAN SELATAN 24.00 TINGGI
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 rendah
PT TANUR JAYA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT MUTIARA KAPUAS BATUBARA PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR 12.00 rendah
PT MUARA ALAM SEJAHTERA BATUBARA LAHAT SUMATERA SELATAN 16.16 rendah
PT BARA PRIMA MANDIRI BATUBARA BARITO SELATAN KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT ALHASANIE BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT KAYAN KALTARA COAL BATUBARA BULUNGAN KALIMANTAN UTARA 13.60 rendah
PT ANUGERAH PATONGSON BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT TIARA BASAMA BATUBARA BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 12.00 rendah
PT BERAU BARA ABADI BATUBARA BERAU KALIMANTAN TIMUR 24.00 TINGGI
PT MITRA ANUGERAH SEJAHTERA BATUBARA TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN 12.00 rendah
PT KALTENG COAL BATUBARA MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH 24.00 TINGGI
CV ANGGARAKSA ADISARANA BATUBARA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR 10.14 sangat rendah
PT SIGMA CEMERLANG SINERGI BATUBARA BALANGAN KALIMANTAN SELATAN 24.00 TINGGI
87
BAB V
PEMBAHASAN
pertambangan di pulau Sumatera. WIUP batubara ini tersebar secara tidak merata
sesuai dengan potensi batubara yang terdapat di Indonesia yang sebagian besar
batubara adalah Sumatera Selatan dan Jambi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 5.1
Jumlah WIUP Batubara per Provinsi
JUMLAH WIUP
No. PROVINSI
BATUBARA
1 ACEH 6
2 BENGKULU 13
3 JAMBI 115
4 KALIMANTAN
BARAT 5
5 KALIMANTAN
SELATAN 186
6 KALIMANTAN
TENGAH 193
7 KALIMANTAN
TIMUR 325
8 KALIMANTAN
UTARA 23
87
JUMLAH WIUP
No. PROVINSI
BATUBARA
9 LAMPUNG 1
10 RIAU 25
11 SULAWESI
BARAT 1
12 SULAWESI
SELATAN 2
13 SULAWESI
TENGGARA 41
14 SUMATERA
BARAT 30
15 SUMATERA
SELATAN 119
TOTAL 1247
kepulauan nusantara yang berada di dalam zona tektonik dan deretan gunungapi
aktif yang menyebabkan wilayah ini sangat rawan bahaya goncangan gempa
bumi, aktivitas dari patahan, letusan gunungapi dan tsunami. Wilayah Indonesia
tektonik mengalami pergeseran yang tiba-tiba terjadi di dalam struktur bumi akibat
dari adanya tarikan dan tekanan pada titik patahan. Selain itu wilayah Indonesia
merupakan negara maritim, dikelilingi oleh daerah kepulauan yang luas dapat
yang berarti memiliki risiko banjir yang sangat tinggi. Terdapat beberapa provinsi
87
tempat IUP Tambang Batubara yang memiliki risiko bencana banjir yang sangat
memiliki risiko gempa yang sangat rendah, maka hanya sedikit IUP pertambangan
batubara yang memiliki risiko gempa, yang menunjukkan risiko gempa menengah
yang pertama terjadi beberapa provinsi pada Indonesia bagian selatan mulai dari
Aceh yang membentang hingga Kepulauan Aru yang berada di Provinsi Maluku
dan juga terjadi pada Provinsi Papua bagian utara yang membentang hingga
Provinsi Maluku Utara. Hal ini terjadi karena Indonesia merupakan lokasi
Alam di Indonesia
banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan letusan gunungapi dapat dilihat
pada tabel 5.1. Dapat disimpulkan bahwa bencana alam yang memiliki risiko
paling besar pada lokasi IUP pertambangan batubara di Indonesia adalah banjir
87
dan gempa bumi dan bencana alam yang memiliki risiko paling rendah adalah
letusan gunungapi.
Tabel 5.2
Jumlah WIUP Pertambangan Batubara per Provinsi
Multi
Indeks Risiko Gempa Banjir Tsunami Gunungapi Longsor
Bencana
Sangat Tinggi 12 769 52 3 13 6
Tinggi 3 190 57 16 296 106
Menengah 243 0 210 0 71 818
Rendah 0 46 251 1 549 147
Sangat Rendah 819 35 17 31 166 18
Tidak Berisiko 170 207 660 1196 152 152
TOTAL 1247
89
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
1. Indonesia adalah negara dengan risiko bencana yang tinggi dan sangat
tinggi, khususnya banjir dan tanah longsor, hal ini terbukti dari 64
bumi, 295 kabupaten/kota (57,4%) yang berisiko banjir, 142 (27,6%) yang
2. Bencana alam yang umumnya terjadi pada WIUP batubara adalah tsunami
dengan 109 WIUP (8,7%), longsor dengan 309 WIUP (24,7%) dan banjir
dengan 959 WIUP (76,9%). Hal ini terjadi karena WIUP batubara berada
pada dataran yang berelevasi rendah dan sudah lapuk yang membuat area
tersebut rawan akan terjadinya longsor dan banjir jika terjadi hujan.
Sementara tsunami terjadi pada WIUP batubara yang berada pada dataran
adalah 6 WIUP (0,5%) untuk risiko sangat tinggi, 106 WIUP (8,5%) untuk
risiko tinggi, 818 WIUP (65,6%) untuk risiko menengah, 147 WIUP (11,8%)
untuk risiko rendah, 18 WIUP (1,4%) untuk risiko sangat rendah dan 152
6.2 Saran
1. Indonesia adalah negara yang memiliki risiko bencana yang tinggi. Dengan
kondisi tanah yang umumnya telah lapuk, dataran yang bervariasi dan
tersebut;
55
11. Heriawan, M. N., dan Fahmi, R., 2019. “Modul Praktikum TA5212-
Geostatistik Terapan”. Program Studi Magister Rekayasa
Pertambangan, ITB. Bandung.
21. Van Leeuwen, T.M., 1994. “25 Years of Mineral Exploration and
Discovery in Indonesia” . Jurnal Eksplorasi Geokimia.
56