Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM LAPANG

KORALOGI
Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada
Mata Kuliah Koralogi

Oleh:

IRFAN SARIF
I1C119017

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Koralogi


Laporan Lengkap :Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada
Mata Kuliah Koralogi
Nama : Irfan Sarif
Stambuk : I1C119017
Kelompok : VI (enam)
Program studi : Ilmu Kelautan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Laporan Lengkap ini
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Koordinator Asisten Pembimbing Asisten Pembimbing

Faisal La Ode Muhammad Randi


I1A416008 I1C118002

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Koralogi

Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si


NIP. 19710723 199903 003

Kendari, Desember 2021


Tanggal Pengesahan

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum...........................................................................3
Manfaat praktikum sebagai berikut,..........................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Terumbu Karang..................................................................................................4
2.2 Bentuk Pertumbuhan Karang...............................................................................4
2.3 Analisis Data........................................................................................................5
III. METODE PRAKTIKUM....................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................7
3.3 Metode Pengambilan Data Karang menggunakan Metode LIT..........................7
IV. HASIL....................................................................................................................9
VI. PEMBAHASAN..................................................................................................14
VII. PENUTUP..........................................................................................................16
6.1 Simpulan............................................................................................................16
6.2 Saran..................................................................................................................16
VIII. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
LAMPIRAN...............................................................................................................18

iii
DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman
1 Alat dan Bahan Praktikum……………………………………………………....….7

2 Presentase tutupan karang hidup………………………...………………………....9

3 Presentase tutupan karang mati……………………………………………...……11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman
1 Grafik Presentase Tutupan Karang………………………………………………...13

2 Grafik Presentase Tutupan Karang………………………………………………...13

3 Lampiran…………………………………………………………………………...18

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecamatan Soropia memiliki luas wilayah 6.273 Ha atau 0,92% dari luas daratan

Kabupaten Konawe. Secara adminstrasi, batas-batas wilayah Kecamatan Soropia

yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda, Sebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan Lalolanggasumeeto, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota

Kendari dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bondoala dan Kecamatan

Kapoiala, (Halim,2016).

Pantai Bintang Samudera merupakan pantai yang terletak di Desa Sawapudo.

Sawapudo merupakan salah satu Desa di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi

Tenggara yang memiliki potensi padang lamun cukup besar. Hal ini ditunjang oleh

topografi pantainya yang landai dengan dasar perairan yang potensial untuk lamun

tumbuh dan berkembang yakni terdiri atas pantai berpasir, berlumpur, berbatu, pasir

berlumpur dan pasir yang bercampur dengan karang mati. Lamun tersebut

membentuk padang lamun yang cukup luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

vegetasi lamun yang ada di perairan Sawapudo memiliki perbedaan kerapatan yang

beragam mulai dari vegetasi lamun yang rapat, sedang dan jarang, (Ira, 2016)

Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai tempat memijah,

mencari makan, daerah asuhan bagi biota laut dan sebagai sumber plasma nutfah.

1
Terumbu karang juga merupakan sumber makanan dan bahan baku substansi bioaktif

yang berguna dalam farmasi dan kedokteran. Selain itu terumbu karang juga

mempunya fungsi yang tidak kalah pentingnya yaitu sebagai pelindung pantai dari

degradasi dan abrasi. Semakin bertambahnya nilai ekonomis maupun kebutuhan

masyrakat akan sumberdaya yang ada di terumbu karang seperti ikan, udang lobster,

tripang dan lain-lain. Maka aktivitas yang mendorong masyarakat untuk

memanfaatkan potensi tersebut semakin besar pula. Dengan demikian tekanan ini

tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan kelansungan ekosistem terumbu

karang dan biota yang hidup di dalamnya.

Kondisi ekosistem karang pada saat ini telah mengalami kerusakan dan penurunan

yang disebabkan antara lain oleh pengeboman ikan, pengambilan ikan dengan

menggunakan bahan beracun serta pengambilan dan perdagangan karang hias illegal.

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting

karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam

ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang

terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluh-puluh jenis moluska, crushtacea,

sponge, alga, lamun, dan biota lainnya.

2
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Adapun tujuan praktikum sebagai berikut,

2. Mengidentifikasi bentuk pertumbuhan karang

3. Menganalisis data terumbu karang menggunakan metode LIT.

Manfaat praktikum sebagai berikut,

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk terumbu karang

2. Mahasiswa mampu menganalisis data terumbu karang menggunakan metode

LIT.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan

sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam

jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel (Zamdial, 2016).

Menurut Djunaidi (2014), koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang

disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang

mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak dibagian atas dan

dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan spesies

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan

laut. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah

satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.

Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih

dari 60.000 km, yang tersebar luas dari Perairan Kawasan Barat Indonesia sampai

Kawasan Timur Indonesia (Nugraha, 2016).

Terumbu karang merupakan ekosistem yang dibangun oleh biota laut penghasil

kapur, terutama oleh hewan karang , bersama-sama dengan biota lainnya yang hidup

di dasa laut maupun kolom air (Giyanto et al., 2017)

4
2.2 Bentuk Pertumbuhan Karang

Menurut Ikrawati (2014), berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu

terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora. Perbedaan Acropora dan non-

Acropora yaitu terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memilki bagian yang

disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki

radial koralit. Bentuk pertumbuhan karang non-acropora yaitu: Bentuk bercabang

(Branching), bentuk pada (Massive), bentuk kerak (encrusting), berbentuk lembar

(folilose), berbentuk jamur (mushroom), berbentuk oval, berbentuk kokoh, karang api

(Millepora) dan karang biru(Heliopora). Sedangkan bentuk pertumbuhan acropora

sebagai berikut : Acropora bentuk cabang (Branching Acropora), Acropora meja

(Tabulate Acropora), Acropora merayap (Enrusting Acropora), Acropora Submasif

dan Acropora berjari (Digitate Acropora).

2.3 Analisis Data

Kondisi terumbu karang dapat diduga melalui pendekatan presentase penutupan


karang hidup seperti dijelaskan oleh (Prasetyo et al., 2018).

Presentase Tutupan % = Panjang tutupan karang hidup × 100


Total panjang transek

a. Analisis Data Karang Hidup

Presentase Tutupan % = Panjang tutupan karang hidup × 100


Total panjang transek
= 4340 × 100

5
4999
= 87,96 %
b. Analisis Data Karang mati

Presentase Tutupan % = Panjang tutupan karang mati ×100


Total panjang transek
= 3340 × 100
4999
= 11,10%

6
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum lapangan ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 04 Desember

2021, pukul 06:00 -17:00 WITA. Bertempat di Bintang Samudera, Desa. Sawapudo,

Kec. Soropia Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Satuan Jumlah Unit Kegunaan
1. Alat
-SCUBA set - - Menyelam
-Roolmeter 50m 1 mengukur

- Pensil - 1 Menulis
-Kertas anti air - 1 Menulis data
-Sabak - 1 Alas menulis

2. Bahan
- Data karang - - Untuk
Mengidentifikasi
karang

3.3 Metode Pengambilan Data Karang menggunakan Metode LIT

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode line intercept

transect (LIT). Metode LIT merupakan metode yang paling sering

digunakan,ditujukan untuk menentukan jenis karang berdasarkan bentuk

pertumbuhannya (Bengen, 2000).

7
Adapun metodenya yaitu sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Pergi ke Lokasi

3. Membentangkan roll meter

4. Mengamati dan merekam terumbu karang yang dilintasi oleh roll meter

5. Mencatat hasil pengamatan

6. Melakukan analisis data terumbu karang

8
IV. HASIL

V. Hasil

Tabel 3. Data tutupan terumbu karang


Panjang Kategori Panjang Asli Presentasi Tutupan
(%)
3019 ACB 3019 60,39
3038 CMR 19 0,38
3042 CM 4 0,08
3063 CB 21 0,42
3071 CMR 8 0,16
3085 CB 14 0,28
3095 SC 10 0,20
3140 CMR 45 0,90
3150 CB 10 0,20
3180 CM 30 0,60
3199 SC 19 0,38
3210 CM 11 0,22
3260 CB 50 1,00
3270 CM 10 0,20
3280 CB 10 0,20
3291 CM 11 0,22
3299 SC 8 0,16
3310 CM 11 0,22
3340 CB 30 0,60
3350 CB 10 0,20
3362 CB 12 0,24
3370 CB 8 0,16
3380 CM 10 0,20
3399 CB 19 0,38
3411 CE 12 0,24
3429 S 18 0,36
3440 CM 11 0,22
3470 CM 30 0,60
3490 CM 20 0,40
3499 CB 9 0,18
3599 CB 100 2,00

9
3620 CM 21 0,42
3630 CM 10 0,20
3670 CM 40 0,80
3690 CB 20 0,40
3729 CE 39 0,78
3735 CM 6 0,12
3744 CMR 9 0,18
3750 CB 6 0,12
3783 R 33 0,66
3790 CM 7 0,14
3815 CE 25 0,50
3827 CM 12 0,24
3839 CB 12 0,24
3846 CS 7 0,14
3870 R 24 0,48
3891 CMR 21 0,42
3915 CB 24 0,48
3939 R 24 0,48
3961 CB 22 0,44
3978 CB 17 0,34
3996 CM 18 0,36
4100 CB 104 2,08
4110 S 10 0,20
4160 CB 50 1,00
4210 S 50 1,00
4235 DCA 25 0,50
4280 CB 45 0,90
4320 S 40 0,80
4340 CS 20 0,40
4360 ACB 20 0,40
4390 CB 30 0,60
4420 DC 30 0,60
4490 R 70 1,40
4520 CD 30 0,60
4630 ACB 110 2,20
4650 CD 20 0,40
4670 R 20 0,40
4709 DCA 39 0,78
4730 DC 21 0,42

10
4760 S 30 0,60
4810 R 50 1,00
4815 CM 5 0,10
4830 CB 15 0,30
4898 R 68 1,36
4916 ACB 18 0,36
4945 CS 29 0,58
4999 CB 54 1,08
Jumlah 4999 100,00

Tabel 4. Presentase tutupan terumbu karang


Jenis Coral Presentasi Tutupan
(%)
ACB 60,39
CMR 0,38
CM 0,08
CB 0,42
CMR 0,16
CB 0,28
SC 0,20
CMR 0,90
CB 0,20
CM 0,60
SC 0,38
CM 0,22
CB 1,00
CM 0,20
CB 0,20
CM 0,22
SC 0,16
CM 0,22
CB 0,60
CB 0,20
CB 0,24
CB 0,16
CM 0,20
CB 0,38
CE 0,24

11
CM 0,22
CM 0,60
CM 0,40
CB 0,18
CB 2,00
CM 0,42
CM 0,20
CM 0,80
CB 0,40
CE 0,78
CM 0,12
CMR 0,18
CB 0,12
CM 0,14
CE 0,50
CM 0,24
CB 0,24
CS 0,14
CMR 0,42
CB 0,48
CB 0,44
CB 0,34
CM 0,36
CB 2,08
CB 1,00
CB 0,90
CS 0,40
ACB 0,40
CB 0,60
ACB 2,20
CM 0,10
CB 0,30
ACB 0,36
CS 0,58
CB 1,08
87,96

12
Gambar 2. Presentase tutupan terumbu karang

Gambar 3. Presentase tutupan substrat

13
VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum koralogi yang dilakukan pengukuran tutupan terumbu karang di

Bintang Samudera Kendari. Setelah dilakukan maka di dapatkan hasil seperti di atas.

Praktikum koralogi terumbu karang dilaksanakan dengan menggunakan metode LIT

(Line Intercept Transect) dengan alat roll meter. Setelah semuanya sudah disiapkan

maka masing-masing kelompok mulai mengidentifikasi jenis-jenis karang dan

tutupan karang yang ada.

Setelah pengamatan selesai maka masing-masing kelompok mengumpulkan data

life form karang keseluruhan untuk diolah sehingga di peroleh presentase tutupan

karang di Bintang Samudera.

Dari analisis yang didapatkan pada kelompok kami terdapat 87.94% tutupan

terumbu karang yang hidup dan terdapat 11,10% tutpan karang yang mati. Menurut

Burke et al (2002), berdasarkan kriteria data kerusakan terumbu karang yang ada di

atas adalah dengan hasil presentase tutupan karang yang hidup dengan nilai 87,94%.

Hal ini menunjukkan bahwa kriteria tutupan terumbu karang yang terdapat di Bintang

Samudera yaitu sangat baik.

Untuk metode yang kami gunakan yaitu metode LIT (LineIntercept Transect)

adalah metode dasar untuk menggambarkan struktur komunitas karang dalam bentuk

presentase karang. Metode transek ini dilakukan dengan mengamati atau mengukur

parameter substrat yang berada pada garis atau meteran dengan ukuran tertentu.

14
Sumberdaya terumbu karang dan ekosistemnya merupakan kekayaan alam bernilai

tinggi, sehingga diperlukan pengelolaan yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan. Terumbu karang merupakan rumah bagi 25% dari seluruh biota laut

dan merupakan ekosistem di dunia yang paling rapuh dan mudah punah.

Menurut Thovyan (et all.,2017) suhu perairan memiliki korelasi yang sangat

searah dengan presentase tutupan karang. Hal ini disebabkan suhu perairan

merupakan salah satu factor yang sangat mempengaruhi presentase tutupan karang.

Suhu berpengaruh terhadap tingkah laku makan hewan karang, demikian juga

pertumbuhannya. Selain itu, oksigen terlarut merupakan salah satu factor yang

mempengaruhi presentase tutupan karang, karena membutuhkan oksigen terlarut

untuk metabolismenya.

15
VII. PENUTUP

6.1 Simpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi tutupan karang yang

terdapat pada Bintang Samudera yaitu sangat baik dengan nilai tutupan karang

hidupnya yaitu 87,96% dibanding dengan nilai tutupan karang matinya yang hanya

berjumlah 11,10% saja.

6.2 Saran

Dari praktikum yang sudah dilakukan maka untuk kedepan agar perlatan yang

digunai memadai sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan. Selain itu kepada

praktikan agar benar-benar serius dan memperhatikan penjelasan dosen serta asisten

sehingga praktikum berjalan dengan lancar.

16
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D. G. & P. Widnugraheni. 2015. Sebaran Spatial Karang Scleractina dan


Asosiasinya dengan Karakteristik Habitat di Pantai Blebu dan Pulau
Sekapal, Lampung Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Terumbu Karang. 81-95.
Halim, Halili., La Ode. A.A., 2016. Studi Perubahan Garis Pantai Dengan
Pendekatan Penginderaan Jauh Di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia.
Sapa Laut. 1(1). 24-31.
Ira, Irawati.N., 2016. Fish Community In Seagrass Habitat Around Sawapudo
Waters, Konawe District, South-East Sulawesi. Jurnal Ilmu Perikanan dan
Sumber Daya Perairan. 5(1).
Nugraha . 2016. Kondisi Terumbu Karang di Tanjung Gosongseng Desa Kahyapu
Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Jurnal Enggano, 1(1): 43-56.
Nybakken, J. W. 1998. Biologi Laut suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta; Gramedia
Thovyan, A. I., V. Sabariah., dan D. Parenden. 2017. Tutupan Terumbu Karang di
Perairan Pasir Putih Kabupaten Manokwari. Jurnal Sumberdaya Akuatik
Indopasifik, 1(1): 67-80.
Zamdial. 2016. Struktur Komunitas Terumbu Karang di Perairan Pulau Dua
Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Enggano, 2(2): 43-
56.

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai