OLEH
M.Ogi.Seftendri 2104124226
Regina Septiara Yunefa 2104113853
Viola Ultrimahreza 2104113988
Puja Wulan Sundari 2104110177
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
usulan praktek magang ini yang berjudul “Identifikasi Keanekaragaman Makroalga
Di Pantai Carolina, Bungus Selatan, Padang, Sumatera Barat ”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Ir. Eddiwan, M.Sc,
yang telah memberi bimbingan kepada penulis sehingga Laporan Praktikum ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis juga mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan ke arah yang lebih baik. Harapan penulis semoga Laporan
Praktikum ini dapat memberi manfaat khususnya kepada penulis. Akhir kata,
penulis megucapkan terima kasih.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Makroalga .................................................................................... 2
III.METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 3
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 3
3.3 Prosedur Praktikum ....................................................................... 3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................. 5
4.2 Pembahasan ................................................................................. 5
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 7
5.2 Saran ............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alga yang ditemukan .............................................................................. 7
ii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lokasi Praktikum .................................................................................... 11
ii
16
I. PENDAHULUAN
ii
216
1-2 cm lebar, Memiliki warna cokelat keunguan atau merah keunguan, Thallus
terdiri dari cabang-cabang utama yang bercabang-cabang lagi menjadi cabang-
cabang yang lebih kecil, Pada setiap cabang erdapat spinula atau duri yang halus
dan tajam, Struktur jaringan di dalam thallus terdiri dari lapisan epidermis,
korteks, dan medula.Mesofil bereproduksi melalui konsep multispora,
menghasilkan tetraspora, karpospora, dan diespora.
1.2. Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis
jenis makro alga yang dijumpai di pantai Carolina.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini adalah memeperoleh pengetahuan,
mendapatkan informasi tentang jenis jenis makro alga yang dijumpai di pantai
Carolina.
ii
16
2.1. Makroalga
Makroalga adalah sumber daya hayati yang memiliki potensi pengembangan
dan persebaran di wilayah pesisir pada zona intertidal. Makroalga berperan
penting dalam biologi, ekologi dan ekonomi, serta dapat menjaga
keanekaragaman hayati sumber dayalaut (Ayhuan, dkk., 2017). Secara ekologis
makroalga memberikan dampak terhadap keseimbangan ekosistem laut dan secara
tidak langsung memberikan dampak terhadap manusia terutama dalam bidang
perikanan (Handayani, 2019). Makroalga merupakan sumber terbaharukan yang
potensial dalam lingkungan laut. Sekitar 6000 spesies telah diidentifikasi dan
dikelompokkan sebagai alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) serta
alga merah (Rhodophyta) (Setiawati dan Sari, 2017).
Makroalga adalah salah satu kelompok tumbuhan tingkat rendah yang
memiliki klorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni
(Pakidi & Suwoyo, 2017). Makroalga di alam hidup menempel pada substrat yang
stabil untuk menjaga posisinya agar tidak hanyut terbawa oleh arus, gelombang,
dan pasang surut Makroalga sangat mudah untuk beradaptasi di semua jenis
substrat, termasuk menempel di bagian karang hidup yang mengalami pelapukan.
(Radiarta & Erlania 2015).Secara ekologi, makroalga berperan sebagai produsen
primer bahan makanan ikan, tempat perlindungan, tempat pengasuhan, penyerap
karbon, dan sebagai bioindikator pencemaran. Sedangkan fungsi makroalga secara
ekonomi adalah sebagaibahan makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Makroalga
hidup pada berbagai tipe substrat dengan cara melekatkan diri pada substrat
tersebut seperti substrat berbatu, terumbu karang, pasir, dan lumpur (Silaban &
Kadmaer, 2020).
Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan
susunan kerangka seperti akar, batang dan daun meskipun tampak seperti ada
perbedaan tetapi sebenarnya hanya merupakan bentuk thallus belaka (Kepel et al.,
2018). Menurut ukurannya, alga dapat dibedakan menjadi dua yaitu mikroalga
dan makroalga (Kepel et al.,2018). Makroalga yaitu alga yang mempunyai bentuk
dan ukuran tubuh makroskopik (Subagio, dan Kasim, 2019). Makroalga
ii
416
merupakan kelompok alga multiseluler yang tubuhnya berupa pelepah tanpa akar,
batang, dan daun yang nyata (Haryati et.al., 2018).
Makroalga memiliki tubuh berupa talus sehingga makroalga dikelompokkan
kedalam Thalloophyta (Aulia et al., 2021). Makroalga adalah sumberdaya hayati
yang memiliki potensi pengembangan dan persebaran di wilayah pesisir pada
zona intertidal. Makroalga berperan penting dalam biologi, ekologi dan ekonomi,
serta dapat menjaga keanekaragaman hayati sumber daya laut (Ayhuan et al.,
2017). Secara ekonomi makroalga merupakan sumber penghasil fikokoloid (agar-
agar, keraginan dan alginat) yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai industri
seperti industri makanan, kosmetik, farmasi, dan fotografi.
Pembudidayaan makroalga juga cukup mudah dengan memanfaatkan air
santan kelapa untuk meningkatkan pertumbuhan ganggang merah (Eucheuma
cottonii) (Tamala, et al., 2022). Secara ekologis makroalga memberikan dampak
terhadap keseimbangan ekosistem laut dan secara tidak langsung memberikan
dampak terhadap manusia terutama dalam bidang perikanan (Handayani, 2019).
Makroalga merupakan sumber terbaharukan yang potensial dalam lingkungan
laut. Sekitar 6000 spesies telah diidentifikasi dan dikelompokkan sebagai alga
hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) serta alga merah (Rhodophyta)
(Setiawati dan Sari, 2017).
ii
16
ii
16
4.1. Hasil
Tabel 1. Alga yang ditemukan
Gambar Nama Alga Jenis Alga
Sargassum Phaeophyceae
muticum (Ganggang
Coklat)
Condracanthus Rhodophyta
acicularis (Ganggang
Merah)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Sargassum muticum
Alga anggota famili Sargassaceae yang ditemukan di wilayah Pantai
Carolina adalah Sargassum muticum. Morfologi Sargassum muticum tersusun atas
bagian talus yang silindris; bagian cabang talus lateral yang pipih berbentuk
seperti daun, sering disebut filoid; memiliki gelembung udara (bladder) berbentuk
bulat yang terletak di ketiak filoid, berfungsi untuk mengapung apabila terendam
air pada saat air pasang dan juga sebagai cadangan air saat terhempas ke tepi
Pantai (IPB, 2016). Talus merupakan bagian tubuh organisme yang belum berupa
akar, batang, dan daun yang jelas. Selain itu, talus juga belum mempunyai
jaringan pengangkut, seperti xilem dan floem, pada struktur tubuhnya.
Pada Sargassum muticum, holdfast, stipe, dan blade berturut-turut merupakan
analogi akar, batang, dan daun dari tanaman vaskuler. Holdfast berfungsi untuk
ii
7
16
melekatkan tubuh Sargassum muticum pada substrat yang keras, seperti bebatuan
ataupun karang, sehingga Sargassum muticum dapat menempel pada substrat dan
tidak terbawa arus laut. Kerikil dan tanah merupakan substrat yang tidak sesuai
bagi Sargassum muticum, karena kedua substrat tersebut tidak cukup kuat untuk
menahan Sargassum agar tidak terbawa arus laut. Stipe berfungsi untuk
menegakkan badan Sargassum, sedangkan blade berfungsi sebagai organ
fotosintesis. Bladder merupakan organ yang berbentuk kantong-kantong kecil
berisi udara. Bladder berfungsi membantu Sargassum untuk mengapung di
permukaan air, sehingga membantu proses fotosintesis (Susila et al., 2017).
Sargassum muticum dikenal sebagai spesies alga memiliki potensi
pemanfaatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi
komponen kimia dalam Sargassum muticum yang memiliki aktivitas biologis,
seperti senyawa antitumor dan antiinflamasi. Selain itu, alga ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri makanan, kosmetik, dan energi
terbarukan. Sargassum muticum memiliki peran ekologis yang kompleks. Di
habitat aslinya, alga ini menyediakan tempat berlindung bagi berbagai organisme
laut dan berkontribusi pada keanekaragaman hayati perairan. Namun, ketika
menjadi spesies invasif, Sargassum muticum dapat mengganggu ekosistem asli
dengan bersaing dengan spesies lokal, merusak substrat, dan mengubah struktur
komunitas alga dan hewan.
Adapun klasifikasi dari Sargassum muticum adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum muticum
4.2.2. Chondracanthus acicularis
Alga merah yang dapat ditemukan di perairan tropis dan subtropis.
Chondracanthus acicularis memiliki thallus berbentuk seperti kipas atau daun
yang lebar dan pipih, dengan tekstur yang lembut dan licin. Alga ini memiliki
ii
8 16
ii
16
5.1. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi di Pantai Carolina, kami mendapatkan 2 jenis alga yaitu
Sargassum muticum dan Chondracanthus acicularis.
5.2. Saran
Pada saat pengambilan sampel di lapangan harus melihat dengan teliti apakah
tumbuhan tersebut masuk ke dalam karakteristik alga karena banyak tumbuhan di
daerah tersebut yang menyerupai alga dan tetap mengutamakan keselamatan pada
saat pengambilan sampel di lapangan.
ii
16
DAFTAR PUSTAKA
Andirasdini, I. F., Muchtia, A., Tulloh, N. H., & Fitri, R. (2023). Identifikasi
Makroalga di Perairan Pantai Air Manis Padang. 1176–1187.
alva, Y. (2022). Keanekaragaman Makroalga Di Pantai Cukuh Kabupaten
Kaur.Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Aulia, A., Kurnia, S. K., & Mulyana, D. (2021). Identifikasi Morfologi Beberapa
Jenis Anggota Phaeophyta di Pantai Palem Cibeureum, Anyer, Banten.
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science,1(1), 21-28.
Ayhuan, H. V., Zamani, N. P., & Soedharma, D. (2017). Analisis Struktur
Komunitas Makroalga Ekonomis Penting Di Perairan Intertidal Manokwari,
Papua Barat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan,8(1), 19-38.
Handayani, T. (2019). Peranan Ekologi Makroalga Bagi Ekosistem Laut. Jurnal
Oseana, 44 (1), 1-14.
Handayani, T. (2018). Mengenal Makroalga Turbinaria dan Pemanfaatannya.
Oseana,43(4), 28–39.
Haryanti, A. M., Darmanti, S., & Izzati, M. (2018). Kapasitas Penyerapan dan
Penyimpanan Air pada Berbagai Ukuran Potongan Rumput Laut Gracilaria
verrucosa sebagai Bahan Dasar Pupuk Organik. Bioma,10(1), 1-6.
IPB [Institut Pertanian Bogor]. 2016. Penuntun Praktikum Alga dan Lumut.
Bogor: Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Pertanian Bogor. Diakses dari
https://lms.ipb.ac.id/pluginfile.php/109535/mod_resource/content/1/BIO23
A%20ALGA%20DAN%20LUMUT.pdf.
Kasanah, N., Susila, W.A., Akbar, M.H.R.P, Ulfah, M., dan Triyanto. 2017.
Sargassum: Karakteristik, biogeografi, dan potensi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.Andirasdini, I. F., Muchtia, A., Tulloh, N. H., &
Fitri, R. (2023). Identifikasi Makroalga di Perairan Pantai Air Manis
Padang. 1176–1187.
Kepel, R. Ch., Mantiri, D. M. H., Rumengan, A., & Nasprianto. (2018).
Biodiversitas Makroalga di Perairan Pesisir Desa Biongko, Kecamatan
Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Ilmiah Platax,6(1), 174-
187.
Littay, Christina. 2014. Sebaran Dan Komunitas Makro Alga Di Perairan Teluk
Ambon. Jurnal Tekonologi Kelautan Tropis, Vol. 6, No. 1, Hlm. 131-142.
Nasab, S.B., Homaei, A & Karami, L. (2020). Kinetic Of α-amilase Inhibition by
Gracilaria corticata and Sargassum angustifolium extracts and zinc
oxideNanoparticles. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology, 23,
101478.
Pakidi, C.S & Suwoyo, H.S. 2017. Potensi Dan Pemanfaatan Bahan Aktif Alga
Cokelat Sargassum Sp. Octopus. 6(1): 551-562.
Radiarta, I.N & Erlania. 2015. Indeks Kualitas Air Dan Sebaran Nutrien Sekitar
Budidaya Laut Terintegritas Di Perairan Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat:
Aspekpenting Budidaya Rumput Laut. Jurnal Riset Akuakultur. 10(1): 141-
152.
Retnaningrum. (2018). Bahan Ajar Mikrobiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
ii
11
16
Universitypress
Silaban, R. (2019). Komunitas Makro Alga di Perairan Pantai Desa Wakal,
Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 3(1),
45–56.
Setiawati, T., & Sari, M. (2017). Analisis Kandungan Vitamin C Makroalga serta
Potensinya bagi Masyarakat di Kawasan Pantai Timur Cagar Alam
Pananjung Pangandaran. JURNAL ISTEK,10 (2), 212-225.
Subagio, S., & Kasim, M. S. H. (2019). Identifikasi Rumput Laut (Seaweed) di
Perairan Pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur Sebagai Bahan Informasi
Keanekaragaman Hayati Bagi Masyarakat. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan), 3 (1), 308-321.
Tamala, E., Slamet, A., Jumiati. (2022). Pengaruh Santan kelapa Terhadap Laju
Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Hayati, 7(1), 41-48.
Tega, Y.R., dkk. (2020). Identifikasi Makroalga di Perairan Moudolung
Kabupaten Sumba Timur. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi, 12(2),
202-210.
ii
16
12
LAMPIRAN
ii
13
16
ii