Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA
MATERI
GESEKAN ALIRAN MELALUI PIPA
Disusun oleh :
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
HARI, TANGGAL : 17 Maret 2022
KELOMPOK : Y1
ASISTEN :
ABDURRAHIM AZMI NURUL SAKINAH BARUS
EDEL WEYS RADDINA ARSY AFARATUL
FARA ANISA SALSABILLA RAHMALIA YAZIDA P
I GUSTI BAGUS ANGGA S. D. SALMA ARDHIA IZZAH S
NURUL KASANAH YUSTIKA TRIHAFSAH

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida pada dasarnya didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir.
Fluida mencakup zat yang berbentuk cairan dan zat yang berbentuk gas hal ini
dikarenakan konsep dari zat cair dan gas yang dapat mengalir, tidak layaknya zat padat
seperti batu dan besi yang tidak mungkin dapat mengalir oleh karena itu tidak dapat
diklasifikasikan sebagai golongan fluida. Semua dari zat cair dapat diklasifikasikan
kedalam fluida dikarenakan sifatnya yang mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya
(Abidin dan Wagiani, 2013).
Fluida dapat berpindah tempat, fluida yang berpindah tempat disebut aliran
fluida. Pada aliran fluida dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi namun salah
satunya yang dikemukakan oleh Reynolds yaitu aliran laminar, aliran transisi dan aliran
turbulen. Pada ketiga aliran ini sangat dijumpai pada sistem perpipaan sehingga dapat
memberikan gesekan pada dinding-dinding pipanya yang dapat mempengaruhi
kecepatan tekanan pada aliran pada fluida tersebut (Akmal et al., 2019).
Kecepatan pada tekanan fluida dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya perubahan luas penampang, pipa yang mempunyai banyak sambungan,
katup-katup pada pipa, belokan-belokan pada pipa, percabangan pada pipa dan yang
terakhir adalah gesekan aliran pada dinding pipa, oleh karena itu praktikum kali ini
bertujuan untuk mengetahui gesekan aliran pada dinding di dalam pipa (Zainudin,
2012).

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik aliran laminar dan aliran
turbulen
b. Mahasiswa mampu menganalisis besarnya kehilangan head karena gesekan
aliran pada dinding dalam pipa
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gesekan Aliran


Gesekan aliran adalah sebuah peristiwa ketika fluida menabrak atau bersinggungan
pada dinding pipa yang mengakibatkan menurunnya tekanan kecepatan atau debit dari fluida
tersebut. Gesekan pada aliran sangat tidak mungkin untuk dihindari karena prinsip dari fluida
yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya, oleh karena itu gesekan aliran adalah
permasalahan paling umum ketika bersinggungan pada sebuah pipa, diameter dari pipa,
bahan dari pipa, panjang-pendek pipa dapat mempengaruhi besar kecilnya gesekan pada pipa
(Yusuf dan Hariadi, 2021).
Dalam penerapannya sebuah pipa tidak mungkin tidak adanya terjadi sebuah gesekan
aliran dikarenakan ketika sebuah fluida mengalir dalam suatu pipa akan bersinggungan
dengan faktor-faktor lain seperti panjang dari pipa, lebar diameter dalam dari pipa, kecepatan
dari fluida itu sendiri, tidak hanya dari itu namun kekasaran dari pipa bagian dalam juga
mempengaruhi. Maka dari itu dapat kita ketahui bahwa gesekan aliran tidak dapat dihindari
(Zeghadnia et al., 2019).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran
Sebuah gesekan aliran beberapa diantaranya mempunyai faktor-faktor layaknya tipe
aliran yang mengalir pada pipa tersebut. menurut Reynold aliran dibagi menjadi aliran laminar,
aliran transisi dan aliran turbulen. Ketiga aliran ini akan mempengaruhi besar kecilnya
koefisien gesek (Siregar dan Sinaga, 2013).
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi gesekan aliran adalah panjang dari pipa,
tekanan fluida, lebar diameter pada pipa serta kekasaran pada pipa yang dapat
mempengaruhi gesekan aliran semakin besar ataupun semakin kecil (Zeghadnia et al, 2019).
Selain itu kecepatan pada sebuah aliran akan mempengaruhi dari gesekan aliran yang
didapat nantinya, semakin besar kecepatan aliran yang dipunyai pada sebuah fluida yang
mengalir pada pipa akan didapatkan semakin kecil gesekan pada aliran yang didapat sehingga
di dapat bahwa kecepatan aliran berbanding terbalik dengan aliran gesekan yang didapat
pada fluida.
2.3 Pengertian Bilangan Reynold beserta Persamaan
Bilangan Reynolds ditemukan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1880 berdasarkan
uji coba yang dilkakukannya mengenai aliran turbulen dan laminar pada pipa. adalah sebuah
parameter yang tidak berdimensi dan digunakan untuk menentukan aliran fluida viskos dan
menentukan apakah aliran tersebut aliran laminar atau turbulen bilangan Reynolds adalah
perbandingan antara gaya inersia dengan gaya yang disebabkan oleh viskositas
(Winudhapratama, 2020).
Bilangan Reynolds sendiri disimbolkan sebagai Re beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi dari bilangan Reynolds adalah kecepatan rata-rata dalam pipa, diameter pipa
dan viskositas dari pipa. Sehingga bisa didapatkan persamaan yang dirumuskan sebagai
berikut (Hariyono et al., 2016).
𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
Sumber: Hariyono et al., 2016
Re : bilangan Reynolds
𝜌 : rapat jenis
V : kecepatan aliran
D : diameter
𝜇 : viskositas
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

2.4 Jenis-jenis Aliran Fluida dalam Pipa beserta Gambar


Aliran laminar adalah sebuah keadaan ketika lintasan yang didapati sejajar pipa dan
bergerak dengan kecepatan yang sama. Aliran laminar mempunyai nilai dari bilangan Reynold
<2300. Aliran laminar adalah aliran yang tetap dikarenakan pada kondisinya laminar
mempunyai debit aliran yang tetap dan tidak berubah-ubah (Poerboyo, 2013).

Gambar 2.1 Aliran Laminar


Sumber: Simanjuntak, 2013
Aliran turbulen adalah aliran yang terjadi ketika tiap partikel fluida yang bergerak
mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gesekan rata-rata saja yang
mengikuti sumbu pipa. Kecepatan dari aliran turbulen naik turun dikarenakan aliran turbule
mempunyai olakan yang besar (Wang, 2020)

Gambar 2.2 Aliran Transisi


Sumber: Simanjuntak, 2013
Aliran transisi adalah ketika sebuah aliran laminar mengalami perjumpaan dengan
aliran turbulen, sehingga aliran ini bersatu dan dinamakan aliran transisi. Aliran transisi pada
penerapannya sangat tidak mungkin untuk terjadi karena kondisi keadaan yang dipenuhi
cukup sulit (Simanjuntak et al., 2013).

Gambar 2.3 Aliran Transisi


Sumber: Simanjuntak, 2013
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

2.5 Aplikasi Gesekan Aliran pada Bidang Teknik Lingkungan


Pengaplikasian gesekan aliran pada bidang teknik lingkungan adalah MBG atau biasa
disebut dengen Micro Bubble Generator jenis Spherical Ball alat ini dapat mampu melarutkan
oksigen dalam air melalui gelembung-gelembung udara berukuran mikro. Menggunakan
prinsip perbedaan tekanan antara udara luar dengan fluida didalam pipa maka nantinya udara
akan ikut terhisap ke dalam aliran fluida melalui lubang kecil (Rosariawari et al., 2016).
Pengaplikasian yang menerapkan gesekan aliran pada bidang teknik lingkungan
lainnya adalah prinsip kerja dari PLTA. PLTA menggunakan media dari tekanan gesekan
aliran pada air untuk menggerakan turbin yang nantinya turbin tersebut akan mengkonversi
energi gerak menjadi energi listrik. PLTA adalah salah satu pembangkit listrik yang
mengeluarkan biayayang murah dibanding sumber energi listrik lainnya (Sulistiyo et al., 2018)
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum materi kedua atau gesekan aliran melalui pipa dilakukan pada tanggal 17
maret 2022, praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan
Lingkungan dan diperagakan oleh asisten praktikum, setelah itu proses pengujiannya direkam
dan diunggah ke dalam google classroom untuk disimak oleh para praktikan dan berlangsung
secara daring.
3.2 Alat, Bahan, Fungsi
No. Alat & Bahan Fungsi
1 Rangkaian Pipa Berfungsi untuk wadah dan tempat mengalirnya
fluida yang digunakan
2 Penyangga Berfungsi untuk menyangga seluruh rangkaian
3 Tandon input dan output Tandon input digunakan untuk menampung air
yang masuk ke pipa. Tandon output berfungsi
untuk menampung air yang keluar dari pipa
4 Stop kontak Berfungsi untuk menyambungkan rangkaian alat
ke arus listrik
5 Selang Berfungsi untuk mengalirkan air dari kran ke
tandon inpu
6 Stopwatch Berfungsi untuk menghitung waktu
7 Pompa Berfungsi untuk memompa air dari tandon input ke
pipa
8. Pipa input Berfungsi sebagai media masuknya air yang
dipompa
9. Pipa output Berfungsi sebagai media keluarnya air dari tandon
inpu
10 Kran input Berfungsi sebagai alat untuk mengatur besarnya
kecilnya air yang masuk ke pipa rangkaian
11 Kran output Digunakan untuk mengatur besar kecilnya air yang
akan masuk keluar dari pipa rangkaian
12 Kran kontrol Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya tekanana
aliran air yang masuk kedalam pipa rangkaian
13 Piezometer Berfungsi untuk mengatur tekanan pada seluruh
rangkaian
14 Sambungan mengecil Sambungan mengecil lurus digunakan sebagai
lurus perlakuan air dari pipa berdiameter besar ke kecil
dengan sambungan lurus
15 Sambungan membesar Berfungsi untuk perlakuan air dari pipa
lurus berdiameter kecil ke besar dengan sambungan
lurus
16 Sprinkle besar Berfungsi untuk memberikan tekanan pada pipa
besar
17 Sprinkle kecil Berfungsi untuk memberikan tekanan pada pipa
besar
18 Sambungan mengecil Sambungan mengecil menyudut 90° berfungsi
menyudut 90° sebagai perlakuan air dari pipa berdiameter besar
ke kecil dengan sambungan menyudut
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

19 Sambungan membesar Berfungsi untuk perlakuan air dari pipa


menyudut 90° berdiameter kecil ke besar dengan sambungan
menyudut
20 Belokan 90° Berfungsi sebagai perlakuan pada belokan 90°
21 Papan Berfungsi sebagai sandaran atau penyangga
piezometer, manometer, dan mistar
22 Manometer Berfungsi sebagai pengukur tekanan pada masing-
masing sambungan
23 Air raksa Berfungsi sebagai indikator beda tinggi tekanan
24 Skala/mistar Berfungsi untuk mengukur beda tinggi air raksa
25 Tussen klep Berfungsi untuk menyaring ait yang masuk ke
dalam pipa

3.3 Gambar Alat per bagian

7 17
11 15 16
13 14
8

10

19
18

21
22 20
5
6
4
3 2 1
23 12

Gambar 3.1 Gambar Rangkaian


Sumber: Dokumentasi Pribadi

No. Alat & Bahan


1 Rangkaian Pipa
2 Penyangga
3 Tandon input dan output
4 Stop kontak
5 Selang
6 Pompa
7 Pipa input
8 Pipa output
9 Kran input
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

10 Kran output
11 Kran kontrol
12 Piezometer
13 Sambungan mengecil lurus
14 Sambungan membesar lurus
15 Sprinkle besar
16 Sprinkle kecil
17 Sambungan mengecil menyudut 90°
18 Sambungan membesar menyudut 90°
19 Belokan 90°
20 Papan
21 Manometer
22 Air raksa
23 Skala/mistar
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

3.4 Langkah Kerja


Alat dan bahan
Disiapkan

Pompa

Pancing dengan air


hingga meluber
Keran input, keran
output, dan keran
kontrol

Buka penuh keran


secara berturut-turu
Stopkontak
dan pompa
Hubungkan dengan sumber arus listrik
lalu nyalakan hingga air mengalir stabil
Keran kontrol

Putar sebanyak 4 kali

Tinggi air
raksa

Amati selama 5 detik


catat hasil
air
Tampung dengan gelas
selama 5 detik, ukur
dan hitung volume dan
catat
Keran output
Tutup lalu sebanyak 1 x
360° tiap pengulangan
lakukan 10 kali
Catat hasil pengamatan
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


4.1.1 Data Pengamatan

No. Waktu (s) ∆H Air Raksa (CmHg) Volume (m^3)

1. 4 5 1,0083 x 10-3
2. 4 4,5 1,0034 x 10-3
3. 4 5,2 1,0068 x 10-3
4. 4 4,8 1,0050 x 10-3
5. 4 5 1,0005 x 10-3
Tabel 4.1 Data Pengamatan
Sumber: Data dari Praktikum
4.1.2 Tabel Perhitungan
Log
∆H 𝐻𝑓
No Q (m3/s) V (m/s) Log v Hf air f Log f Re 𝐻𝑓 Log Re
(cmHg) 𝐿
𝐿
1. 5 0.000252075 2.04939024 0.311625 67.76429 0.491053 -0.308872 25566.24551 8.41792 0.925205 4.40767
2. 4.5 0.00025085 2.0394308 0.309509 60.98012 0.446211 -0.35046 25442.001 7.57517 0.879392 4.40555
3. 5.2 0.0002517 2.046341 0.310978 70.47854 0.512858 -0.290003 25528.20609 8.7551 0.942261 4.40702
4. 4.8 0.00025125 2.0426829 0.310201 65.05085 0.474484 -0.323778 25482.57111 8.08085 0.907457 4.40624
5. 5 0.000250125 2.03353658 0.308252 67.80846 0.499057 -0.30185 25368.47031 8.42341 0.925488 4.40429
Jumlah 24,5 0.001256 10.21138152 1.550565 332.08991 2.423663 -1.574963 127387.49402 41.25235 4.579803 22.03077
Rata-
4,9 0.0002512 2.042276304 0.310113 66.417982 0.4847326 -0.3149926 25477.498804 8.25047 0.9159606 4.406154
rata
Tabel 4.2 Tabel Perhitungan
Sumber: Data Perhitungan Praktikum
NAMA : HIZKIA BRIAN ATMAJA
NIM : 215100900111044
KELOMPOK : Y1

4.1.3 Regresi Linear Log F dan Log Re


No Log f (x) Log Re (y) x2 xy
1. -0.308872 4.40767 0.0954019 -1.36140584824
2. -0.35046 4.40555 0.122822 -1.543969053
3. -0.290003 4.40702 0.0841017 -1.27804902106
4. -0.323778 4.40624 0.104832 -1.42664357472
5. -0.30185 4.40429 0.0911134 -1.3294349365
Jumlah -1.574963 22.03077 0.498271 -6.93949658528
Rata-rata -0.3149926 4.406154 0.996542 -1.387899317056
Tabel 4.3 Regresi Linear Log F dan Log Re
Sumber: Data Perhitungan Prak
4.2 Data Hasil Perhitungan
1. Debit (Q)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
. Q= 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

0.0010083
• Q1 = 4
= 0.000252075 m3/s
0.0010034
• Q2 = 4
= 0.00025085 m3/s
0.0010068
• Q3 = 4
= 0.0002517 m3/s
0.0010050
• Q4 = 4
= 0.00025125 m3/s
0.0010005
• Q5 = = 0.000250125 m3/s
4

2. Kecepatan Aliran (U)


𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 (𝑄)
U = 𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴),
A = ¼ π (dpipa)2
= ¼ x 3,14 x (0.0125)2
= 0.000123 m2

0.000252075
• U1 = 0.000123
= 2.04939024
0.00025085
• U2 = 0.000123
= 2.0394308
0.0002517
• U3 = 0.000123
= 2.046341
0.00025125
• U4 = 0.000123
= 2.0426829
0.000250125
• U5 = 0.000123
= 2.03353658
3. Gesekan dalam pipa (Hf air)
𝑝𝐻𝑔 𝑈2
Hf air = {∆H raksa x 𝜌𝑎𝑖𝑟 } – 2 {0,2 x 2𝑔}

13.57 𝑥 103 2.049390242


• Hf1 = {5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {67.85 } − 2 {0.0428571}
= 67.76429
13.57 𝑥 103 2.03943082
• Hf2 = {4.5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {61.065 } − 2 {0.0424416}
= 60.98012
13.57 𝑥 103 2.0463412
• Hf3 = {5.2 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {70.564} − 2 {0.0427297}
= 70.47854
13.57 𝑥 103 2.04268292
• Hf4 = {4.8 𝑥 }− 2 {0.2 𝑥 }
1000 2(9.8)
= {65.136 } − 2 {0.0425771}
= 65.05085
13.57 𝑥 103 2.03353658
• Hf5 = {5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {67.85 } − 2 {0.0207504}
= 67.80846

4. FaktorGesek (f)
𝐻𝑓 𝑎𝑖𝑟 𝑥 2𝑔 𝑥 𝑑
f=
𝑈2 𝑥 𝑙

67.76429 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2


• f1 = 2.04939024 2 𝑥 8.05
= 0.491045 𝑁
60.98012 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f2 = 2.03943082 𝑥 8.05
= 0.446211 𝑁
70.47854 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f3 = 2.0463412 𝑥 8.05
= 0.512237 𝑁
65.05085 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f4 = 2.04268292 𝑥 8.05
= 0.474484 𝑁
67.80846 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f5 = 2.033536582 𝑥 8.05
= 0.499057 𝑁

5. Bilangan Reynold (Re)


𝑉 𝑥 𝑑 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑥 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Re = 𝜇

2.04939024×1.25×10−2 ×1000
• Re1 = 1.002×10−3
4269563
= 167
= 25566.24551
2.0394308×1.25×10−2 ×1000
• Re2 = 1.002×10−3
25492885
= 1002
= 25442.001
2.046341×1.25×10−2 ×1000
• Re3 = 1.002×10−3
51158525
= 2004
= 25528.20609
2.0426829×1.25×10−2 ×1000
• Re4 = 1.002×10−3
34044715
= 1336
= 25482.57111
2.03353658×1.25×10−2 ×1000
• Re5 = 1.002×10−3
101676829
= 4008
= 25368.47031

4.3 Analisa Data Hasil Praktikum


Untuk analisa data hasil praktikum materi 2 ini didapatkan data pengamatan pada Tabel
4.1 yaitu untuk pengukuran yang dilakukan secara 5 kali. Pengukuran pertama ∆H air raksa
didapatkan 5 cmHg, dengan waktu sama yaitu 4 sekon dan didapatkan volume 1,0083 x 10-3 m3;
selanjutnya untuk pengukuran kedua didapatkan ∆H air raksa yaitu 4,5 cmHg dengan volume
yang didapatkan yaitu 1,0034 x 10-3 m3; untuk perhitungan ketiga dengan waktu yang sama yaitu
4 sekon dan didapatkan ∆H air raksa yaitu 5,2 cmHg dengan volume 1,0068 x 10-3 m3; berikutnya
untuk data ke-4 didapatkan ∆H air raksa yaitu 4,8 cmHg dengan volume 1,0050 x 10-3 m3; untuk
data yang kelima didaparkan ∆H dengan 5 cmHg dengan volume 1,0005 x 10-3 m3.
Sesuai dengan Tabel 4.2 yaitu tabel perhitungan didapatkan untuk perhitungan yang
pertama dengan ∆H 5 cmHg didapatkan Q atau debit dari aliran air yaitu 0,00252075 m3/s lalu
untuk kecepatan didapatkan 2,04939024 m/s juga dilakukan perhitungan untuk Log v yaitu
0,311635 dengan Hf air 67,76429 dan f 0,491053 didapatkan juga Log f -0,308872 dengan Re
25566,24551 juga dilakukan perhitungan Hf/L yaitu 8,41792 dengan log Hf/L adalah 0,925205
dan Log Re 4,40767. yang kedua dengan ∆H 4,5 cmHg didapatkan Q atau debit dari aliran air
yaitu 0,0025085 m3/s lalu untuk kecepatan didapatkan 2.0394308 m/s juga dilakukan perhitungan
untuk Log v yaitu 0.309509 dengan Hf air 60.98012 dan f 0.446211 didapatkan juga Log f -
0.35046 dengan Re 25442.001 juga dilakukan perhitungan Hf/L yaitu 7.57517 dengan log Hf/L
adalah 0.879392 dan Log Re 4.40555. Selanjutnya ketiga dengan ∆H 5,2 cmHg didapatkan Q
atau debit dari aliran air yaitu 0.0002517 m3/s lalu untuk kecepatan didapatkan 2.046341 m/s juga
dilakukan perhitungan untuk Log v yaitu 0.310978 dengan Hf air 70.47854 dan f 0.512858
didapatkan juga Log f -0.290003 dengan Re 25528.20609 juga dilakukan perhitungan Hf/L yaitu
8.7551 dengan log Hf/L adalah 0.942261 dan Log Re 4.40702. Untuk data keempat dengan ∆H
4,8 cmHg didapatkan Q atau debit dari aliran air yaitu 0.00025125 m3/s lalu untuk kecepatan
didapatkan 2.0426829 m/s juga dilakukan perhitungan untuk Log v yaitu 0.310201 dengan Hf air
65.05085 dan f 0.474484 didapatkan juga Log f -0.323778 dengan Re 25482.57111 juga
dilakukan perhitungan Hf/L yaitu 8.08085 dengan log Hf/L adalah 0.907457 dan Log Re 4.40624.
Data ke-5 didapatkan dengan ∆H 5 cmHg didapatkan Q atau debit dari aliran air yaitu
00.000250125 m3/s lalu untuk kecepatan didapatkan 2.03353658 m/s juga dilakukan perhitungan
untuk Log v yaitu 0.308252 dengan Hf air 67.80846 dan f 0.499057 didapatkan juga Log f -
0.30185 dengan Re 25368.47031 juga dilakukan perhitungan Hf/L yaitu 8.42341 dengan log Hf/L
adalah 0.925488 dan Log Re 4.40429. Sehingga didapatkan rata-rata dari data tersebut mulai
dari ∆H adalah 4,9 lalu untuk Q adalah 0,0002512 untuk V didapatkan 2,042276304 selain itu
untuk log dari v adalah 0,310113, serta didapatkan f dan log dari f berturut-turut adalah 0,4847326
dan -0,3149926 adapun juga didapatkan Re serta log dari Re yaitu 25477,498804 dan 4,406154
dan didapatkan Hf/L serta Log Hf/L 8,25047 dan 0,9159606.
Adapun data dari regresi linear dari Log F dan Log Re sesuai dengan Tabel 4.3 yaitu
untuk data pertama didapatkan Log f(x) -0,308872 Log Re (y) 4,40767 x2 didapatkan yaitu
0,0954019 serta didapatkan pula xy yaitu -1,36140584824. Untuk data kedua didapatkan -
0,35046 dan didapatkan Log dari Re (y) yaitu 4,40555 didapatkan pula x2 dan xy berturut-turut
ialah 0,122822 dan -1,543969053. Data ketiga didapatkan regresi linear Log F adalah -0,290003
dan Log Re 4,40702 dan x2 0,0841017 serta didapatkan xy -1,27804902106. Selanjutnya untuk
data keempat didapatkan regresi linear log F yaitu -0,323778 dan Log Re yaitu 4,40624 serta
didapatkan pula x2 beserta xy 0,104832 dan -1,42664357472. Data terakhir log F adalah -0,30185
dan Log Re didapatkan 4,40429 dan x2 0,0911134 dan xy yaitu -1,3294349365 lalu didapatkan
rata-rata dari masing-masing Log F, Log Re, x2, dan xy adalah -0,3149926; 4,40615; 0,996542; -
1,38789931056.

4.4 Analisa Perhitungan


Analisa hasil perhitungan didapatkan beberapa ketererangan sebagai berikut µ 1.002
x 10-3 Kg m/s, L dari pipa didapatkan seanjang 8,05 m; selain itu diameter dari pipa juga
didapatkan 1.25 x 10-2 m; dan tekanan dari air didapatkan 1000 Kg/m3 dan tekanan dari air raksa
yaitu 13.57 x 103 Kg/m3. Selanjutnya masuk kedalam perhitungan debit yang menggunakan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
rumus yaitu Q = sehingga dilakukan perhitungan untuk masing-masing dari data
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)
sampel 1 hingga 5 yaitu 0.000252075 m3/s; 0.00025085 m3/s; 0.0002517 m3/s; 0.00025125 m3/s;
0.000250125 m3/s. Setelah diketahui dari debit air masing-masing data maka dapat dilakukan
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 (𝑄)
perhitungan dari kecepatan aliran menggunakan rumus U = 𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴), dengan rumus luas yaitu ¼
π (dpipa)2 sehingga didapatkan luas dari pipa adalah 0.000123 m2. Sehingga dapat dilakukan
perhitungan untuk masing-masing data. Didapatkan data berturut-turut dari U1 hingga U5 adalah
2.04939024; 2.0394308; 2.046341; 2.0426829; 2.03353658.
Selanjutnya untuk mencari gesekan dalam pipa yaitu Hf air menggunakan rumus Hf air
𝑝𝐻𝑔 𝑈2
= {∆H raksa x 𝜌𝑎𝑖𝑟
} – 2 {0,2 x 2𝑔
} dalam perhitungan dan keterangan sebelumnya sudah
didapatkan untuk ∆H raksa, pHg, pair dan U. sehingga kita dapat melakukan perhitungan untuk
mencari gesekan dalam pipa yaitu Hf air didapatkan pula Hf1 hingga Hf5 berturut-turut didapatkan
67.76429; 60.98012; 70.47854; 65.05085; 67.80846. Dapat ditemukan juga untuk faktor gesek
𝐻𝑓 𝑎𝑖𝑟 𝑥 2𝑔 𝑥 𝑑
atau f dengan persamaan f = dengan menggunakan variabel-variabel yang sudah
𝑈2 𝑥 𝑙
ditemukan sebelumnya maka untuk faktor gesek beruturut-turut dapat ditemukan yaitu
0.491045 𝑁; 0.446211 𝑁; 0.512237 𝑁; 0.474484 𝑁; 0.499057 𝑁. Selanjutnya dicari juga bilangan
𝑉 𝑥 𝑑 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑥 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Reynold atau Re menggunakan persamaan yang dirumuskan sebagai berikut Re = 𝜇
menggunakan variabel-variabel yang sudah ditemukan sebelumnya didapatkan 25566.24551;
25442.001; 25528.20609; 25482.57111; 25368.47031.
4.5 Grafik Hubungan
4.5.1 Analisa dan Grafik Regresi Linier Log f dan Log Re

Grafik Hubungan Log f dan Log Re


25
y = 4,4109x + 0,0152
20 R² = 1
Log Re
15

10

0
0 1 2 3 4 5 6
Log f

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Log f dan Log Re


Sumber: Perhitungan dengan Ms. Excel
Setelah menghitung Log F dan Log Re juga didapatkan grafik untuk pembanding
antara kedua variabel tersebut. Ditemukan grafik hubungan antara Log F dan Log Re
adalah berbanding lurus, dengan ditandai adanya grafik yang menaik seiring
bertambahnya Log F dan Log Re. Didapatkan juga untuk persamaan grafik ini adalah
y=4,4109x + 0,0152.

4.5.2 Analisa dan Grafik Regresi Linier Log U dan Log Hf/L

Grafik Hubungan Log V dan


Log Hf/L
20

15 y = 2,1229x + 3,8919
R² = 1
Log V

10

0
0 1 2 3 4 5 6

Log Hf/L

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Log V dan Log Hf/L


Sumber: Perhitungan dengan Ms. Excel
Setelah menghitung Log V dan Log H/L maka dapat diintrepertasikan grafik
hubungan antara Log V dan Log Hf/L. Fungsi grafik hubungan Log V dan Log Hf/L
didapatkan berbanding lurus seiring bertambahnya Log V dan Log Hf/L. Selanjutnya
diketahui juga untuk persamaan grafiknya adalah y=2,1229x +3,8919.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gesekan aliran adalah kekasaran
permukaan pada pipa dengan semakin kasar permukaan pipa maka dapat dipastikan
semakin mempengaruhi gesekan terhadap aliran. Selanjutnya kecepatan aliran fluida
yaitu v serta Q atau debit juga akan mempengaruhi gesekan aliran pada pipa. Selanjutnya
ada kekentalan atau viskositas dari fluida, semakin kental akan semakin lambat dan
gesekan aliran semakin besar. Adapun beberapa faktor lain layaknya anomali-anomali
seperti pipa yang pecah ataupun pipa yang rapuh juga dapat mempengaruhi besar
kecilnya gesekan pada aliran (Andayani, 2019).
4.6.1 Pengaruh Faktor Gesekan Terhadap Bilangan Reynold
Pengaruh faktor gesekan dengan bilangan Reynold adalah semakin kecil dari
koefisien gesek yang dicipatakan maka semakin besar bilangan Reynold yang akan
didapatkan. Faktor gesekan sendiri dipengaruhi oleh kecepata aliran, jenis bahan saluran
yang digunakan beserta penampang saluran atau pipa. Jika di tabulasi kedalam grafik
didapatkan pengaruh faktor gesekan terhadap bilangan pada beberapa pipa menunjukan
tren yang menurun. Sehingga semakin besar bilangan Reynold semakin kecil dari faktor
gesekan sama halnya ketika faktor gesekan semakin besar maka bilangan Reynold pun
semakin kecil (Siregar dan Sinaga, 2013). Hasil dari percobaan kali ini tidak sesuai
dengan literature yang ada
4.6.3 Pengaruh Faktor Kecepatan Terhadap Hf/L
Hubungan dari Log V atau kecepatan terhadap Hf/L pada praktikum ini adalah
berbanding lurus, sesuai dengan Gambar 4.2. semakin besar Log Hf/L maka semakin
besar juga Log V. Sesuai dengan literature oleh Siregar dan Sinaga (2013). Bahwa
semakin besar nilai Hf maka semakin besar juga nilai L sama halnya dengan nilai dari
kecepatan akan semakin besar jika Hf/L juga besar.

4.7 Perbandingan Hasil Praktikum dengan Literatur


Faktor-faktor yang mempengaruhi gesekan aliran adalah kecepatan dari air, debit dari
aliran, serta viskositas dari fluida itu sendiri. Sehingga hal ini dapat dibuktikan dengan literatur
dimana semakin besar kecepatan dari air maka gesekan aliran juga semakin mempengaruhi,
sama halnya dengan kecepatan semakin besar debit air yang dipunyai sebuah fluida maka
semakin terpengaruh juga gesekan aliran yang dipunyair hingga kekentalan yang dipunyai fluida
tersebut mempengaruhi gesekan aliran tersebut (Andayani, 2019).
Untuk praktikum kali ini didapatkan beberapa data hasil praktikum yaitu untuk Gambar
4.1 mengenai Log F dan Log Re untuk praktikum kali ini didapatkan berbanding lurus, semakin
besar nilai dari Log F maka semakin besar juga dari Log Re. Namun hal ini tidak berkeseuaian
dengan literatur yang di uji oleh Siregar dan Sinaga (2013) dimana seharusnya semakin besar
nilai Log F maka nilai dari Log Re akan semakin mengecil, atau bisa dibilang tidak berbanding
lurus atau berbanding terbalik dari data hasil praktikum kali ini. Dapat disimpulkan bahwa hasil
praktikum yang pertama tidak sesuai dengan literatur.
Selanjutnya didapatkan grafik hubungan dari Log V dan Log Hf/L pada Gambar 4.2
dimana pada pembacaan grafik tertulis semakin besar nilai dari Log V maka semakin besar juga
nilai dari Log Hf/L, hal ini sudah berkesuaian dengan apa yang ditulis di literatur oleh Siregar dan
Sinaga (2013) dimana semakin besar logaritma kecepatan yang dipunyai pada sebuah aliran
berbanding lurus dengan Hf/L yang dipunyai pada sebuah pipa
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami konsep kehilangan
tekanan dan perhitungan headloss pada berbagai perlakuan dalam sistem perpipaan. Mahasiswa
juga dapat mampu mengetahui pengaruh kehilangan head dalam pipa terhadap pengairan fluida
di dalamnya. Gesekan aliran sendiri adalah sebuah hambatan pada sebuah pipa fluida yang
mengalir dan dapat mengakibatkan berkurangnya efisiensi pada pergerakan aliran tersebut.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gesekan aliran adalah kekasaran dinding pipa, panjang
dari pipa, diameter dari pipa, viskositas dari fluida yang mengalir beserta laju debit pada pipa.
Praktikum ini juga menggunakan beberapa rumus diantaranya rumus bilangan Reynold,
bilangan Reynold ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar bilangan dari sebuah aliran dan
nantinya dapat diklasifikasikan pada tiap aliran. Pengklasifikasian ini terdiri dari 3 aliran yaitu
aliran laminar, aliran transisi dan aliran turbulen. Untuk aliran laminar mempunyai bilangan
Reynold yaitu Re>4000. Untuk aliran transisi mempunyai bilangan 2300<Re<4000. Dan yang
terakhir untuk aliran turbulen mempunyai bilangan Reynold sebesar Re<2300.
Didapatkan pula data hasil praktikum untuk praktikum kali ini yaitu tertera pada Gambar
4.1 mengenai hubungan antara Log f dan Log Re dan Gambar 4.2 yaitu hubungan antara Log V
dan Log Hf/L. Untuk Gambar 4.1 grafik tersebut tidak berkeseuaian dengan literatur yang ada,
seharusnya didapatkan grafikt tersebut adalah berbanding terbalik bukan berbanding lurus. Untuk
Gambar 4.2 sudah didapati pada literatur bahwa sesuai dengan hasil yang didapat pada
praktikum.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum untuk lebih rajin dan giat dalam mengumpulkan DHP, dikarenakan
DHP pada praktikum kali ini cukup banyak. Selain itu praktikum tidak berjalan dengan lancar
dikarenakan kendala lain dan suatu hal sehingga waktu dari praktikum mundur. Selebihnya
seperti video dan audio dari praktikum sudah sangat baik dan sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, K., Wagiani, S. 2013. Studi analisis perbandingan Kkecepatan aliran air melalui pipa
venturi dengan perbedaan diameter pipa. Jurnal Dinamika 04(1): 62-78.
Firra, R., Iwan, W., Agung, T., Rachmanto, T.A. 2016. Peningkatan effektifitas aerasi dengan
menggunaakn micro bubble generator. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 8(2): 88-97.
Hariyono., Rubiyono, G., Mujianto, H. 2016. Study eksperimental perilaku aliran fluida pada
sambungan belokan pipa. Jurnal V-Max 1(1): 12-17.
Jalaluddin, Akmal, S., Za, N., Ishak, I. 2019. Analisa profil aliran fluida cair dan pressure drop
pada pipa L menggunakan metode simulasi computational fluid dynamic (CFD). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal 8(2): 53-72.
Poerboyo, S. 2013. Perhitungan kebutuhan pompa untuk perpipaan penyalur bahan bakar solar
dari balongan sampai 8akarta. Tugas Akhir. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Diponegoro.
Prawono, S.A., Qiram, I., Mukhtar, A. 2018. Pengaruh baling-baling terhadap kerugian tekanan
aliran udara di dalam pipa. Jurnal V-Mac 3(2): 17-19.
Simanjuntak, H.F.P., Manik, P., Santosa, A.W.B, 2017. Analisa pengaruh panjang, letak dan
geometri lunas bilga terhadap arah dan kecepatan aliran (wake) pada kapal ikan tradisioal
(studi kasus kapal tipe kragan). Jurnal Teknik Perkapalan 5(1): 345-352.
Siregar, J.F., Sinaga, J.B. 2013 Perancangan alat uji gesekan aliran di dalam saluran. Jurnal
FEMA 1(1): 74-79.
Wang, R., Kashinath, K., Mustafa, M., Albert, A., Yu, R. 2020. Towards physics-informed deep
learning for turbulent flow prediction. Proceedings of the 26th ACM SIGKDD International
Conference on Knowledge Discovery & Data Mining. USA, 23-27 August.
Winudhapratama, S. 2020. Analisis & stimulasi pressure drop pada sistem perpipaan untuk
optimasi hasil produksi fluida minyak mentah di PT. PERTAMINA EP asset 3 subang field,
Purwakarta. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Islam Indonesia.
Yusuf, N.. Hariadi. 2021. Analisis hasil percobaan alat praktikum rugi-rugi aliran dalam pipa. Rang
Teknik Journal 4(1): 180-187.
Zainudin, Sayoga, I.M.A., Nuarsa I.M. 2012. Analisa pengaruh variasi sudut sambungan belokan
terhadap head losses aliran pipa. Jurnal Dinamika Teknik Mesin 2(2): 75-83.
Zeghadnia, L., Robert, J.L., Achour, B. 2019. Explicit solutions for turbulent flow friction factor: a
review, assessment and approaches classification. Ain Shams Engineering Journal 10(1):
243-252.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Andayani, R.D., Nuryanti, S.Z., Asmadi., Candra, R. 2019. Pengaruh jenis lapisan kekasaran
permukaan pipa terhadap koefisien gesek. Jurnal Ilmiah “TEKNIKA” 5(2): 181-194.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
DHP ACC
MATERI 2

Data pengamatan
No. Waktu (s) ∆H Air Raksa (CmHg) Volume (m^3)

1. 4 5 1,0083 x 10-3
2. 4 4,5 1,0034 x 10-3
3. 4 5,2 1,0068 x 10-3
4. 4 4,8 1,0050 x 10-3
5. 4 5 1,0005 x 10-3
Keterangan:
µ = 1.002 x 10-3 Kg m/s
Lpipa = 8.05 m
Dpipa = 1.25 x 10-2 m
Pair = 1000 Kg/m3
pHg = 13.57 x 103 Kg/m3

Perhitungan
6. Debit (Q)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 (𝑚3)
. Q= 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

0.0010083
• Q1 = = 0.000252075 m3/s
4
0.0010034
• Q2 = 4
= 0.00025085 m3/s
0.0010068
• Q3 = = 0.0002517 m3/s
4
0.0010050
• Q4 = = 0.00025125 m3/s
4
0.0010005
• Q5 = 4
= 0.000250125 m3/s

7. Kecepatan Aliran (U)


𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 (𝑄)
U = 𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴),
A = ¼ π (dpipa)2
= ¼ x 3,14 x (0.0125)2
= 0.000123 m2

0.000252075
• U1 = 0.000123
= 2.04939024
0.00025085
• U2 = 0.000123
= 2.0394308
0.0002517
• U3 = 0.000123
= 2.046341
0.00025125
• U4 = 0.000123
= 2.0426829
0.000250125
• U5 = 0.000123
= 2.03353658
8. Gesekan dalam pipa (Hf air)
𝑝𝐻𝑔 𝑈2
Hf air = {∆H raksa x } – 2 {0,2 x }
𝜌𝑎𝑖𝑟 2𝑔

13.57 𝑥 103 2.049390242


• Hf1 = {5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {67.85 } − 2 {0.0428571}
= 67.76429
13.57 𝑥 103 2.03943082
• Hf2 = {4.5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {61.065 } − 2 {0.0424416}
= 60.98012
13.57 𝑥 103 2.0463412
• Hf3 = {5.2 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {70.564} − 2 {0.0427297}
= 70.47854
13.57 𝑥 103 2.04268292
• Hf4 = {4.8 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {65.136 } − 2 {0.0425771}
= 65.05085
13.57 𝑥 103 2.03353658
• Hf5 = {5 𝑥 1000
}− 2 {0.2 𝑥 2(9.8)
}
= {67.85 } − 2 {0.0207504}
= 67.80846

9. FaktorGesek (f)
𝐻𝑓 𝑎𝑖𝑟 𝑥 2𝑔 𝑥 𝑑
f= 𝑈2 𝑥 𝑙

67.76429 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2


• f1 = 2.04939024 2 𝑥 8.05
= 0.491045 𝑁
60.98012 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f2 = 2.03943082 𝑥 8.05
= 0.446211 𝑁
70.47854 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f3 = 2.0463412 𝑥 8.05
= 0.512237 𝑁
65.05085 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f4 = 2.04268292 𝑥 8.05
= 0.474484 𝑁
67.80846 𝑥 2(9,8) 𝑥 1,25 ×10−2
• f5 = 2.033536582 𝑥 8.05
= 0.499057 𝑁

10. Bilangan Reynold (Re)


𝑉 𝑥 𝑑 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑥 𝜌 𝑎𝑖𝑟
Re = 𝜇
2.04939024×1.25×10−2 ×1000
• Re1 = 1.002×10−3
4269563
= 167
= 25566.24551
2.0394308×1.25×10−2 ×1000
• Re2 = 1.002×10−3
25492885
= 1002
= 25442.001
2.046341×1.25×10−2 ×1000
• Re3 = 1.002×10−3
51158525
= 2004
= 25528.20609
2.0426829×1.25×10−2 ×1000
• Re4 = 1.002×10−3
34044715
= 1336
= 25482.57111
2.03353658×1.25×10−2 ×1000
• Re5 = 1.002×10−3
101676829
= 4008
= 25368.47031
Tabel Perhitungan
Log
∆H 𝐻𝑓
No Q (m3/s) V (m/s) Log v Hf air f Log f Re 𝐻𝑓 Log Re
(cmHg) 𝐿
𝐿
1. 5 0.000252075 2.04939024 0.311625 67.76429 0.491053 -0.308872 25566.24551 8.41792 0.925205 4.40767
2. 4.5 0.00025085 2.0394308 0.309509 60.98012 0.446211 -0.35046 25442.001 7.57517 0.879392 4.40555
3. 5.2 0.0002517 2.046341 0.310978 70.47854 0.512858 -0.290003 25528.20609 8.7551 0.942261 4.40702
4. 4.8 0.00025125 2.0426829 0.310201 65.05085 0.474484 -0.323778 25482.57111 8.08085 0.907457 4.40624
5. 5 0.000250125 2.03353658 0.308252 67.80846 0.499057 -0.30185 25368.47031 8.42341 0.925488 4.40429
Jumlah 24,5 0.001256 10.21138152 1.550565 332.08991 2.423663 -1.574963 127387.49402 41.25235 4.579803 22.03077
Rata-
4,9 0.0002512 2.042276304 0.310113 66.417982 0.4847326 -0.3149926 25477.498804 8.25047 0.9159606 4.406154
rata

Regresi Linear Log F dan Log Re


No Log f (x) Log Re (y) x2 xy
1. -0.308872 4.40767 0.0954019 -1.36140584824
2. -0.35046 4.40555 0.122822 -1.543969053
3. -0.290003 4.40702 0.0841017 -1.27804902106
4. -0.323778 4.40624 0.104832 -1.42664357472
5. -0.30185 4.40429 0.0911134 -1.3294349365
Jumlah -1.574963 22.03077 0.498271 -6.93949658528
Rata-rata -0.3149926 4.406154 0.996542 -1.387899317056

1. Fungsi Linear (y = ax+b)


𝑛 (Ʃ𝑥𝑦) − Ʃ𝑥.Ʃ𝑦 5(−6.93949658528)−(−1,574963)x 22.03077 401671
b= = = = 0,0151832
𝑛(Ʃ𝑥 2 )−(Ʃ𝑥)2 5(0,498271)−2,48050845 26455000

Ʃ𝑦− 𝑏.Ʃ𝑥 22.03077−(0,0151832) x (−1,574963)


a= = 5
= 4.41090509638432
𝑛
y = ax+b y = 4.41090509638432x + 0,0151832
𝑯𝒇
Regresi Linear Log V dan Log 𝑳
No Log V (x) Log Hf/L (y) x2 xy
1. 0.311625 0.925205 0.09711 0.288317008125
2. 0.309509 0.879392 0.09579 0.272179738528
3. 0.310978 0.942261 0.09670 0.293022441258
4. 0.310201 0.907457 0.09622 0.281494068857
5. 0.308252 0.925488 0.09502 0.285283526976
Jumlah 1.550565 4.579803 0.48084 1.420296783744
Rata-rata 0.310113 0.9159606 0.096168 0.2840593567488
Fungsi Linear (y = ax+b)
𝑛 (Ʃ𝑥𝑦) − Ʃ𝑥.Ʃ𝑦 5(1.420296783744)−1,550565 x 4,579803 0,000201680025
b= = = = -3,89193
𝑛(Ʃ𝑥 2 )−(Ʃ𝑥)2 5(0,48084)− 2.40425182 −0,00005182

Ʃ𝑦− 𝑏.Ʃ𝑥 4,579803−(−3,89193) x 1,550565 10,61449344045


a= = 5
= 5
= 2,12289868809
𝑛
y = ax+b = y = 2,12289868809x - 3,89193

Grafik Hubungan Log f dan Log Re


25
y = 4,4109x + 0,0152
20 R² = 1
Log Re

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6
Log f

Grafik Hubungan Log V dan


Log Hf/L
20

15 y = 2,1229x + 3,8919
R² = 1
Log V

10

0
0 1 2 3 4 5 6

Log Hf/L

Anda mungkin juga menyukai