Anda di halaman 1dari 204

9.

Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar


a. Pertanyaan No. 1 Poin a
- Pada lampiran belum ada berkas kepemilikan lahan/penyerahan lahan, yang ada hanya berita acara hasil
sosialisasi dan belum jelas bentuk kompensasinya pada masyarakat yang terdampak.
Jawaban: sudah ditambahkan (lampiran), kompensasi berupa fee yang disepakati sesuai dengan harga penjualan
material tambang.

b. Pertanyaan No. 1 Poin b


- Untuk jalur keluar masuk lokasi penambangan agar dilengkapi dengan peta layout jalur keluar masuk
(termasuk keterangan jalan masuk yang 433,5 m beserta drainase sepanjang 449,76 m.
Jawaban: sudah ditambahkan peta rencana jalan tambang (Hal 45).

c. Pertanyaan No. 1 Poin f


- Tulisan “PRERIODE” pada matriks agar diubah menjadi PERIODE.
Jawaban: sudah diperbaiki (hal 58)

d. Pertanyaan No. 1 Poin g


- Titik koordinat agar ditambahkan di legenda atau pada peta UKL-UPL.
Jawaban: sudah ditambahkan (hal 106)

e. Pertanyaan No. 1 Poin k


- Surat Direktur PLB3 dan Non LB3 Dirjen PSLB3 KLHK RI No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari
2022 perihal Arahan Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan belum dinarasikan
pada halaman 14.
Jawaban: sudah ditambahkan (hal 15)

f. Pertanyaan No. 1 Poin q dan No. 5


- Data kualitas air Sungai Batang Indrapura belum dilampirkan pada dokumen.

g. Pertanyaan No. 1 Poin S dan No. 4


- Seluruh peta agar dicetak berwarna di kertas A3.
Jawaban: Peta di cetak pada A3

h. Pertanyaan No. 3
- Sinkronkan kembali tabel identifikasi dampak dengan matrik UKL-UPL.
Contoh : Pada tahap prakonstruksi No. 3 Penerimaan tenaga kerja, pada tabel identifikasi dampak yang
dicentang komponennya persepsi masyarakat, namun pada matrik UKL-UPL adalah peningkatan peluang
berusaha, mana yang benar? Sinkronkan kembali semua item komponen kegiatan.
- Demobilisasi peralatan apakah tidak menimbulkan kerusakan jalan?
Jawaban:
- sudah diperbaiki sesuai dengan matrik UKL-UPL (hal 31)
- sama halnya dengan mobilisasi peralatan pada tahap prakonstruksi, aktifitasnya hanya satu kali perjalanan
sehingga diperkirakan tidak berdampak pada kerusakan jalan.

i. Pertanyaan No. 6
- Uraian waktu masing-masing tahap kegiatan belum tergambar, yang ada baru hanya volume pengambilan
hasil tambang per tahun.
Jawaban: sudah ditambahkan (hal36)

j. Pertanyaan No. 9
- Kenapa tidak ada pembahasan dampak pada biota perairan di tahap reklamasi dan tahap lainnya?
Jawaban: karena kegiatan penambangan pada Sungai hanya berpa penggalian sedimen, tidak menghasilkan
pencemar organic dan kimia, serta kegiatan reklamasi difokuskan pada perkuatan tebing Sungai dan
memperbaiki alur Sungai. sedangkan biota Sungai diperlukan untuk menggambarkan rekaman kondisi perairan
yang tercemar organic atau kimia sebagai bioindikatornya.
k. Pertanyaan No. 10
- Daftar hadir dan berita acara sosialisasi sudah ada, namun belum dilengkapi dengan foto-foto sosialisasi.
Jawaban: sudah ditambahkan foto sosialisi pada lampiran
l. Pertanyaan No. 11
- Foto-foto penempatan pengumuman belum ada di lampiran.
Jawaban: sudah ditambahkan pada lampiran

m. Pertanyaan No. 13
- Agar dilengkapi dengan bukti kepemilikan lahan (akta jual beli) dimaksud pada lampiran.
Jawaban: sudah ditambahkan pada lampiran.
FORMULIR
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)
&
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUAN


(KERIKIL BERPASIR ALAMI/SIRTU)

OLEH

CV.BUJANG LAMBUN

Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Air Pura,


Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas


segala limpahan rakhmat dan karunia-Nya sehingga terselesaikannya
Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Kegiatan Penambangan Batuan (Kerikil
berpasir alami) CV. Bujang Lambun yang berlokasi di Nagari Teluk
Kabung, Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk
Kabung Kota Padang dan Nagari Siguntur, Kecamatan Koto XI Tarusan,
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ini dibuat
untuk memberikan gambaran terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan
selama Usaha / Kegiatan dari tahap Eksplorasi hingga tahap Pasca Tambang
nantiya. Penyusunan UKL - UPL mengacu kepada Peraturan Pemeritah
Republik Indonesia yaitu Lampiran III PP 22 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Akhirnya diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu selama penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
menjadi pedoman bagi CV. Bujang Lambun maupun bagi stake holder
terkait.

Padang, Maret 2024


Hormat Kami,

HENDRI TOSMAN
Direktur CV. Bujang Lambun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
BAB I IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1.1 Identitas Penanggung Jawab Usaha Dan / Atau Kegiatan ................................... 1
1.2 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan / atau Kegiatan ..................................... 1
BAB II IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ............................................................ 2
2.2 Lokasi dan Penjelasan Tentang Rencana Usaha dan atau Kegiatan .................... 2
2.3 Skala/Besaran Rencana Usaha dan / atau Kegiatan ............................................. 5
2.3.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang .................. 5
2.3.2 Estimasi Sumber Daya ......................................................................................... 7
2.3.3 Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah ..................................... 13
2.3.4 Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi .............................................. 14
2.3.5 Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 ........................................................ 14
2.3.6 Persetujuan Standar Teknis Andalalin.................................................................. 14
2.4 Informasi Lingkungan Awal Lokasi Penambangan ............................................. 16
2.4.1 Administrasi Dan Geografis ................................................................................ 16
2.4.2 Kesampaian Lokasi .............................................................................................. 16
2.4.3 Keadaan Umum dan Lingkungan ........................................................................ 17
2.4.4 Geologi Lokal ...................................................................................................... 19
2.4.5 Topografi .............................................................................................................. 22
2.4.6 Litologi................................................................................................................. 23
BAB III DAMPAK YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1 Uraian Mengenai Komponen Rencana Usaha dan / atau Kegiatan Yang Dapat
Menimbulkan Dampak Lingkungan ..................................................................... 25
3.2 Tahap Pra-Konstruksi ........................................................................................... 26
3.3 Tahap Konstruksi .................................................................................................. 29

i
3.4 Tahap Operasi ...................................................................................................... 33
3.5 Pasca Operasi ........................................................................................................ 37
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan dan Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Serta Standar Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup ......................... 41
BAB IV SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 79
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Titik Koordinat Lokasi Kegiatan Penambangan Batu Kerikil berpasir alami
CV. Bujang Lambun................................................................................................ 2
Tabel 2. Estimasi Cadangan .................................................................................................. 13
Tabel 3. Sumber Seismik wilayah Sumatera Barat ............................................................... 20
Tabel 4. Matriks identifikasi komponen rencana usaha yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan pada Kegiatan Penggalian Kerikil Berpasir
Alami/SirtuCV. Bujang Lambun ............................................................................. 25
Tabel 5. Rencana kebutuhan tenaga kerja ............................................................................. 28
Tabel 6. Lebar jalan angkut minimum .................................................................................. 31
Tabel 7. Rencana produksi selama umur tambang ............................................................... 32
Tabel 8. Jadwal Produksi CV. Bujang Lambun .................................................................... 33
Tabel 9. Matriks UKL- UPL Kegiatan Penambangan Batuan (Kerikil berpasir alami)
CV. Bujang Lambun................................................................................................ 35

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Citra Layout (Kerikil berpasir alami) CV. Bujang Lambun ............................ 4
Gambar 2. Peta informasi tataruang ......................................................................................... 6
Gambar 3. Peta Klarifikasi Status Kawasan Hutan dan Peta Indikatif PIPPIB CV. Bujang
Lambun dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat........................................ 7
Gambar 4. Proses Estimasi Sumber Daya Sampai Dengan Pelaporan Akhir ........................... 8
Gambar 5. Situasi endapan dan patok cross section untuk Penaksiran Perhitungan Volume
Sumber Daya ........................................................................................................... 10
Gambar 6. Peta Sebaran cadangan tambang ............................................................................. 12
Gambar 7. Peta Kesampaian lokasi ........................................................................................... 17
Gambar 8. Peta geologi Sumatera Barat ................................................................................... 21
Gambar 9. Peta geologi CV. Bujang Lambun ........................................................................... 22
Gambar 10. Peta topografi CV. Bujang Lambun ........................................................................ 23
Gambar 11. Peta sebaran bahan galian CV. Bujang Lambun...................................................... 24
Gambar 12. Lebar jalan angkut 2 jalur pada jalan lurus ............................................................. 32
Gambar 13. Bentuk drainase jalan yang direncanakan ............................................................... 33
Gambar 14. Sketsa perkuatan tebing ........................................................................................... 39

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. PETA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPYA


PEMANTAUAN LINGKUNGAN CV. BUJANG LAMBUN
Lampiran II. BERITA ACARA RAPAT PENAPISAN DAN PENETEPAN
JENISDOKUMEN LINGKUNGAN SERTA PERSETUJUAN TEKNIS
Lampiran III. INFORMASI PEMANFAATAN RUANG
Lampiran IV. KLARIFIKASI KAWASAN HUTAN DAN PIPPIB
Lampiran V. SURAT PERSETUJUAN SIPB
Lampiran VI. SURAT PERSETUJUAN RENCANA TEKNIS TAMBANG
Lampiran VII. REKOMENDASI ANDALALIN
Lampiran VIII. PENETAPAN PENGECUALIAN AMDAL
Lampiran IX. PERTIMBANGAN TEKNIS SUNGAI
Lampiran X. NOMOR INDUK BERUSAHA
Lampiran XI. PERNYATAAN MANDIRI TATA RUANG
Lampiran XII. LAPORAN PENGUJIAN SEDIMEN
Lampiran XIII. RINCIAN TEKNIS LB3

v
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

BAB I
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

1.1 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan


Nama Perusahaan : CV. Bujang Lambun
Penanggung Jawab : Hendri Tosman
Jabatan : Direktur
Email : bjl.023@gmail.com
Nomor Hp : 081266834388
1.2 Lokasi Rencana Kegiatan/ Perusahaan
Alamat Perusahaan : Kampung Sungai Teguh Inderapura, Nagari Tigo Sugai
Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten
Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
NPWP Perusahaan : 03.256.506.1-201.000
NIB Kegiatan : 9120308762199
Kegiatan : Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
KBLI : 08103
Lokasi Kegiatan :Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali,
Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat
Kode Wilayah : 2113015402023023
Luas SIPB : 17,64 Hektar
Luas rekomendasi : 2,82 Ha
Kapasitas Produksi : 45.629,66 ton Per Tahun
Status Pemodalan : PMDN

1
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

BAB II
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


• Nama Perusahaan : CV. Bujang Lambun
• Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan : Penggalian Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
2.2 Lokasi dan Penjelasan Tentang Rencana Usaha dan atau Kegiatan
Berikut titik koordinat lokasi wilayah kegiatan penggalian Kerikil Berpasir
Alami/Sirtu CV. Bujang Lambun.
Tabel 1. Titik Koordinat Lokasi Kegiatan Penggalian Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
CV.Bujang Lambun.

CV. Bujang Lambun merupakan salah satu perusahaan pertambangan batuan yang
telah mendapatkan Persetujuan Pemberian Surat Izin Pertambangan Batuan (SIPB) Nomor :
91203087621990002. Selain itu telah memperoleh Surat Persetujuan Dokumen Rencana
Teknis Penambangan dari Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat Nomor:
500.10.2.3/43/IX/BP-2023, pada tanggal 29 September 2023, Mengacu pada hasil evaluasi
yang telah dilakukan terhadap dokumen rencana penambangan SIPB an. CV. Bujang
Lambun, bersama ini disampaikan bahwa penambangan Batuan Komoditas Kerikil Berpasir
Alami (Sirtu) di Wilayah Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Airpura
seluas 17,64 (tujuh belas koma enam puluh empat) Hektar di Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat dapat diterima secara teknis.
Berdasarkan pertimbangan teknis Dinas SDA-BK Provinsi Sumatera Barat Nomor:

2
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

610/481/SDA-BK-VIII/2023 menerangkan bahwa volume rencana pengambilan 90.081m3


dengan luas rencana pengambilan yang direkomendasikan 2,82 Ha. Serta penetapan
pengecualian AMDAL nomor: 610/513/SDA-BK/IX/2023, pada point 4 menyatakan
persetujuan lingkungan yang diajukan CV.Bujang Lambun dapat ditetapkan sebagai
pengecualian wajib Amdal. Sesuai dengan berita acara rapat penapisan dan penetapan jenis
dokumen lingkungan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2023 pada point 3.d dan
mengacu kepada pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), PP No. 22 Tahun 2021 dan PermenLHK No. 4
Tahun 2021 persetujuan lingkungan dimaksud dilakukan dengan kewajiban menyusun
dokumen lingkungan hidup yakni penyusunan formulir UKL – UPL.
Berikut peta citra lokasi dan peta layout rencana kegiatan penggalian Kerikil Berpasir
Alami/SirtuCV. Bujang Lambun.

3
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

4
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2.3 Skala/Besaran Rencana Usaha dan / atau Kegiatan


2.3.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang pada pasal 115 ayat 1 menjelaskan kegiatanpemanfaatan ruang yang
dilakukan oleh pelaku usaha yang termasuk dalam kelompok UMK sebagaimana
dimaksudpasal 101 ayat (1) huruf b, tidak melalui prosespenerbitan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang. Dijelaskan juga pada pasal 115 ayat 2 Pelaku UMK sebagaimana ayat
(1) membuat pernyataan mandiri bahwa kegiatan usahanya telah sesuai dengan RTR.
Pernyatan mandiri yang diamanatkan pada PP 21 Tahun 2021 di atas telah dibuat disertai
dengan penerbitan NIB Perusahaan (terlampir).
Berdassarkan surat Dinas PUPR Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 600/39/FPR-
PS/X/2023 perihal informasi tata ruang pada poin 5 menjelaskan: berdsarkan hasil
penelaahan dan plotting data koordinat WIUP CV. Bujang Lambun dengan RT RW
Kabupaten Pesisir Selatan pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 skala 1:250.000,
peruntukan ruang dan arahan zonasi pada Kawasan tersebut sebagai berikut:
• Lokasi kegiatan CV. Bujang Lambun berada pada Kawasan perkebunan dan Kawasan
Sempadan sungai.
• Sesuai pasal 49 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 1 Tahun
2020, arahan pengaturan zonasi untuk kawasan perkebunan dan Kawasan sempadan
sungai ditetapkan sebagai berikut:
a. Peruntukan kawasan sempadan sungai:
▪ Dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan;
▪ Dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau dan kegiatan fisik buatan
untuk perlindungan kawasan;
▪ Diperbolehkan secara terbatas untuk setiap usaha dan/atau kegiatan yang
boleh dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan di dalam
Kawasan;
▪ Dilarang memanfaatkan dan melaksanakan kegiatan pada Kawasan yang
dapat menggagu fungsi Kawasan.
b. Pada Kawasan perkebunan:
▪ Dapat dilakukan alih fungsi Kawasan perkebunan menjadi Kawasan
lainnya sepanjang sesuai dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-

5
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

undangan.
Berikut peta pemanfaatan ruang berdasarkan informasi pemanfaatan ruang dari Dinas
PUPR Kabupaten Pesisir Selatan:

Gambar 1. Peta informasi tata ruang

6
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dan atau usaha CV. Bujang Lambun juga tidak
terlepas dari analisis spasial kesesuaian lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan peta
Kawasan hutan dan peta indikatif penghentian pemberian izin baru (PIPPIB).
Berdasarkan hasil olah data daftar koordinat lokasi SIPB Eksplorasi pada Surat kepala
dinas kehutanan provinsi sumatera barat No. 522.1/124/PPH/KPHP-PS/VI/2023 tanggal 23
Juni 2023 perihal klarifikasi status telah dilakukan penelahaan dan plotting terhadap peta
Klarifikasi Status Kawasan Hutan dan PIPPIB, rencana lokasi penambangan Kerikil Berpasir
Alami/Sirtu an CV. Bujang Lambun, berada pada Areal Penggunaan Lain (APL) dan berada
diluar kawasan Hutan PIPPIB. (Terlampir)
Berikut Peta Hasil Klarifikasi Status Kawasan Hutan dan Peta Indikatif PIPPIB yang
dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat untuk kegiatan penambangan
batuan CV. Bujang Lambun sebagai berikut :

Gambar 2. Peta Klarisfikasi Kawasan Hutan dan PIPPIB

2.3.2 Estimasi Sumber Daya


Menurut pedoman standar pelaporan sumber daya dan cadangan SNI 4726 tahun
2019, bahwa sumberdaya mineral (resources) adalah bagian dari endapan mineral dalam
7
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

bentuk dan kuantitas tertentu yangmempunyai keprospekan beralasan untuk ditambang


berdasarkan nilaiekonomi, lokasi, kualitas, kuantitas, karakteristik geologi dan kemenerusan
lapisan yang telah diketahui atau diinterpretasikan dari bukti geologisecara spesifik, dengan
mempertimbangkan faktor pengubah (Penambangan,pengolahan, pemurnian, ekonomi,
pemasaran, legal,lingkungan, sarana dan prasarana, sosial serta peraturan
perundangundangan). Dalam proses estimasi cadangan, studi yang tepat pada tingkat
minimum prastudi kelayakan harus sudah dilakukan dengan mempertimbangkan semua
faktor pengubah (modifying factors) yang relevan meliputi teknis penambangan, pengolahan,
sarana dan prasarana, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sosial, dan peraturan
perundang- undangan. Studi tersebut harus bisa mendemonstrasikan bahwa cadangan tersebut
secara teknis dapat ditambang dan secara ekonomi menguntungkan.
Alur proses perhitungan sumber daya dan cadangan berdasarkanSNI 4726 tahun 2019
adalah:

Gambar 3. Proses Estimasi Sumber Daya Sampai Dengan Pelaporan Akhir

2.3.2.1 Metoda Cross Section


Metode Cross Section Prinsip dari metode ini adalah pembuatan sayatan pada badan
endapan mineral, kemudian di hitung luas masing-masing endapan mineral dan untuk

8
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

menentukan volume dengan menggunakan jarak antar sayatan. Metode Cross Section
Pengaruh penerapan pedoman tersebut dalam perhitungan sumberdaya meliputi:
a) Penarikan garis batas sumberdaya Penarikan garis batas sumberdaya dengan
menerapkan pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change), langsung pada
titik conto yang terluar, sehingga titik conto tersebut terletak pada garis batas
sumberdaya. Batas daerah pengaruh pada metode cross section dengan pedoman
perubahan bertahap (rule of gradual change).
b) Ketebalan/kedalaman Penerapan pedoman perubahan bertahap ketebalan di antara
dua penampang mempunyai satu nilai yang didapatkan dari interpolasi dua nilai
ketebalan penampang tersebut.
c) Volume sumberdaya Volume sumberdaya adalah gambaran tiga dimensi dari
sumberdaya. Perbedaan yang terjadi pada satu dimensi dan dua dimensi akan
menjadi perbedaan kumulatif pada perhitungan tiga dimensi.
Pedoman ini dapat diterapkan pada metode cross section, karena dalam
perhitungannya lebar daerah pengaruh penampang tidak selalu dibuat dengan ukuran yang
tetap.
Pada gambar dibawah terlihat situasi endapan pada badan air lokasi rencana
penambangan CV. Bujang Lambun.

9
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar4. Situasi endapandanpatok cross sectionuntukPenaksiranPerhitunganVolumeSumberDaya


10
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2.3.2.2 Parameter Estimasi


Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung sumberdaya Mineral Batuan
(Kerikil Berpasir Alami) pada daerah penelitian adalah dengan menggunakan metode cross
section, dasar pertimbangan dalam penggunaan metode tersebut adalah karena Kerikil
Berpasir Alami merupakan golongan batuan, sehingga dalam perhitungan estimasi diperlukan
metode yang mudah dilaksanakan, cepat, namun memiliki hasil penaksiran cukup akurat.
Selain itu, metode ini merupakan metode paling umum digunakan dalam estimasi
sumberdaya dibandingkan dengan metode lainnya. Kedalaman estimasi sumberdaya Mineral
Batuan (Kerikil Berpasir Alami) pada daerah penelitian dibatasi pada rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi Provinsi Sumatera Barat selaku
yang memiliki kewenangan pada sungai yang berada di kabupaten Pesisir Selatan. Selain itu,
hal ini karena Mineral Batuan (Kerikil Berpasir Alami) mempunyai merupakan golongan
batuan sehingga dengan menggunakan pedoman perubahan bertahap perhitungan sudah
cukup akurat.
Perhitungan volume sumber daya di area SIPB CV Bujang Lambun dihitung
berdasarkan batasan parameter sebagai berikut :
1. Estimasi sumber daya didasarkan pada bataan wilayah SIPB seluas 17,46 Ha
saja.
2. Topografi yang digunakan adalah hasil pengukuran groundsurvey pada area
seluas 17,46 Ha.
3. Nilai berat jenis Kerikil Berpasir Alami yang digunakan sebesar 1,7 ton/m3.
4. Pola persebaran dan kemenerusan kerikil berpasir alami berarah Barat Daya -
Timur Laut (NW-SE) dalam wilayah SIPB CV Bujang Lambun.

2.3.2.3 Permodelan cadangan


Permodelan merupakan tahap awal untuk melakukan estimasi yang berlanjut ke
estimasi sumber daya. Hasil dari estimasi sumber daya tersebut akan dapat dijadikan sebagai
cadangan jika memenuhi beberapa ketentuan. Sebagai pertimbangan maka dilakukan
crosssection ada area prospek. Metode perhitungan cadangan yang digunakan haruslah dapat
di kaji atau verifikasi. Pemodelan penting dalam perhitungan cadangan, dikarenakan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memodelkan besaran kuantitas (tonase) dan kualitas terhadap suatu mineral
atau batuan.

11
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2. Memberikan perkiraan bentuk 3 (tiga) dimensi dari endapan mineral atau


batuan serta distribusi ruang dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan
sumber daya ke tahap cadangan dan selanjutnya menentukan tahapan
penambangan, dan pemilihan peralatan.
3. Jumlah sumber daya menentukan umur tambang setelah diklasifikasikan ke
cadangan, dan
4. Batas-batas penambangan (pit limit) ke tahap cadangan dibuat berdasarkan
besaran sumberdaya sesuai rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dinas Sumber
Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumetara Barat terkait dengan titik
penggalian, kedalaman penggalian dan lebar penggalian.
2.3.2.4 Jumlah dan Klarifikasi Sumber Daya
Dari proses perhitungan yang dilakukan didapatkan jumlah dan klasifikasi sumber
daya sebagai berikut :
a. Sumberdaya Tereka.
Hal ini direka dan asumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi tidak diverifikasi
kemenerusan geologi dan/atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan dari infiornasi yang
diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti singkapan, tetapi
kualitas dan tingkat keyakinannya masih terbatas. Pengamatan dan estimasi pada klasifikasi
ini dilakukan terhadap 3 blok propek yaitu blok 1, 2 dan 3, dengan menggunakan jarak antar
penampang kontur.
b. Sumber daya tertunjuk
Perhitungan estimasi sumber daya ini diasumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi
tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan dari
informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti
singkapan, tetapi kualitas dan tingkat keyakinannya masih terbatas namun secara spasial
dapat diukur tingkat kemenerusan. Pengamatan dan estimasi pada klasifikasi ini dilakukan
dengan menggunakan jarak antar penampang kontur sejauh 1 meter. Jarak antara titik
pengamatan dalam penentuan estimasi ini dipakai dari jarak pengamatan maksimum seratus
meter dan dengan luas area pengamatan sebesar 17,46 Ha.

12
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar5. PetaSebarancadangan tambang


13
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

c. Sumberdaya terukur
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, volume yang diperoleh dari
perhitungan sumberdaya Kerikil Berpasir Alami di daerah penelitian dengan menggunakan
metode cross section dengan pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) adalah
sebesar 80.523,28 m3 / 136.889,57 ton dengan density batuan sebesar 1,7 gr/cm3, dengan
luas rencana pengambilan 2,82 Ha.
Tabel 2. Estimasi Cadangan.

2.3.3 Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah


Berdasarkan hasil berita acara rapat Penapisan Dan Penetapan Jenis Dokumen
Lingkungan Dan Persetujuan Teknis CV. Bujang LambunTanggal 6 Juni 2023 pada point 7. a
tentang persetujuan teknis pemenuhan baku mutu air limbah menyatakan bahwa untuk air

14
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

limbah yang dihasilkan, mengacu kepada PermenLHK No. 5 Tahun 2021, CV. Bujang
Lambun tidak dikenai kewajiban mengajukan permohonan penerbitan persetjuan teknis
pemenuhan baku mutu air limbah dikarenakan aktifitas basecamp karyawan dilakukan di
rumah makan sekitar lokasi tambang yang bekerja sama dengan perusahaan. Hal ini
dilakukan guna meningkatkan pendapatan masyarakat.

2.3.4 Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi


Berdasarkan hasil berita acara rapat penapisan dan penetapan jenis dokumen
lingkungan dan persetujuan teknis CV. Bujang LambunTanggal 6 Juni 2023 sehubungan
dengan informasi yang terdapat pada point 7.b yaitu CV. Bujang Lambun berencana
melakukan aktivitas penambangan pada pukul 07.00-17.00 sehingga tidak dibutuhkan
penerangan atau pun sumber listrik dari genset dalam operasionalnya.

2.3.5 Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3


Berdasarkan hasil berita acara rapat penapisan dan penetapan jenis dokumen
lingkungan dan persetujuan teknis CV. Bujang LambunTanggal 6 Juni 2023 pada point 7.c
menyataan bahwa mengacu kepada PP No. 22 Tahun 2021 dan PermenLHK No.6 Tahun
2021, CV. Bujang Lambun tidak wajib mengajukan permohonan penerbitan persetujuan
teknis pengelolaan limbah B3 namun wajib menyusun rincian teknis penyimpanan limbah B3
yang dimuat dalam UKL – UPL baru yang disusun berdasarkan Surat Direktur PLB3 dan
Non LB3 Dirjen PSLB3 KLHK RI No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari
2022 perihal Arahan Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan.
Oleh karena itu, rincian teknis pengimpanan limba B3 terdapat pada lampiran dalam
dokumen UKL – UPL ini.

2.3.6 Persetujuan Standar Teknis Andalalin


Izin usaha pertambangan kerikil berpasir alami CV. Bujang Lambun menggunakan 1
unit Excavator sebagai alat produksi, dan diperkirakan akan melayani 13 dump truck dengan
kapasitas 10-12 ton sebanyak 1 ritasi /hari. Jumlah ritasi yang kecil ini dikarenakan Akses
menuju lokasi tambang melalui jalan kampung Lubuk Ubai Nagari Tanah Bakali Kecamatan
Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan, yang merupakan akses jalan menuju kebun sawit
masyarakat dengan lebar 6-7 meter dan panjang 1850 meter dari jalan raya Painan-Bengkulu.
Kondisi jalan saat ini masih tahap perkerasan dan pemadatan jalan, belum dilakukan

15
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

pengaspalan/rambat beton. Berdasarkan hal tersebut Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten


Pesisir Selatan melalui surat No. 550/764/DISHUB-PS/2023, Tanggal 17 April 2023, Perihal
Rekomendasi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) menyatakan bahwa, berdasarkan
Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisa Dampak Lalu
Lintas serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, dapat disampaikan bahwa untuk kegiatan
pertambangan ini tidak termasuk dalam katergori kegiatan yang menyusun Dokumen Analisis
Dampak Lalu Lintas, Namun untuk mengantisipasi Dampak Lalu Lintas yang disebabkan
kegiatan tersebut diperlukan rekomendasi teknis lalu lintas.
Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai dengan Petunjuk Teknis dan Peraturan yang
berlaku dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan CV. Bujang Lambunwajib mematuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kegiatan pertambangan CV. Bujang
Lambundimaksud.
b. Pada saat masa kegiatan pertambangan CV. Bujang Lambun melengkapi kendaraan
pengangkut dengan penutup bak kendaraan sehingga muatan tidak berceceran
disekitar jalan tersebut.
c. Pada saat masa pengoperasian kegiatan pertambangan CV. Bujang Lambun harus
menyediakan area khusus untuk membersihkan ban sebelum keluar dari lokasi
kegiatan untuk tidak mengotori badan jalan yang dilintasi serta memasang papan
informasi dan rambu peringatan dilengkapi dengan lampu rotary untuk
menginformasikan pada kendaraan lain yang melintasi akan adanya aktivitas keluar
masuk kendaraan tambang.
d. kendaraan dari dan ke lokasi prtambangan CV. Bujang Lambunpada masa operasional
tidak diperbolehkan parkir dibadan jalan Nagari atau Jalan Nasional.
e. Untuk menghindari terjadinya permasalahan lalu lintas di sekitar kawasan
pertambangan CV. Bujang Lambun maka fasilitas perlengkapan jalan wajib dipenuhi
oleh CV. Bujang Lambunsesuai dengan teknis manajemen rekayasa lalu lintas yaitu :
1. Rambu larangan parkir sebanyak 1 unit (Pada ruas jalannagari parak)
2. Rambu hati – hati sebanyak 2 unit ( dari arah padang dan arah painan pada
ruas jalan nasional ±100 meter dari simpang jalan nagari parak)
3. Rambu petunjuk masuk 1 unit
4. Rambu pembatas kecepatan 30 km/jam sebanyak 2 unit pada ruas jalan nagari

16
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

dengan jalan nasional


5. Lampu rotary sebanyak 1 unit ( pada persimpangan jalan nagari dengan jalan
nasional)
g. Kendaraan pengangkut material tambang wajib memenuhi standar teknis kelayakan
kendaraan bermotor dan dinyatakan lulus uji oleh Dinas Perhubungan serta lalu lintas
yang dilalui oleh kendaraan pengangkutan material tambang harus sesuai dengan
kelas jalan nasional dengan MST 8 ton.
h. Berkoordinasi dengan instansi terkait di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dalam
hal pelaksanaan manajemen lalu lintas di lokasi pertambangan CV. Bujang Lambun.
Apabila dilakukan perluasan kegiatan, penambahan kapasitas, pemindahan dan/atau
perubahan rencana kegiatan, sehingga rekomendasi ini tidak sesuai lagi untuk dijadikan
acuan manajemen lalu lintas pada kegiatan tersebut, maka wajib dilakukan analisis dampak
lalu lintas sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

2.4 Informasi lingkungan awal lokasi penambangan


2.4.1 Administrasi dan Geografis
Secara administrasi wilayah penyelidikan berada di Kampung Lubuk Ubai, Nagari
Tanah Bakali, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.
Secara geografis, Kecamatan Air Pura adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Pesisir
Selatan Propinsi Sumatera Barat yang memiliki bentangan wilayah berbukit dan
bergelombang. Kecamatan Air Pura dikelilingi oleh pantai dan pegunungan yang hijau hal ini
dikarenakan topografi wilayahnya berbentuk perbukitan atau pegunungan. Nagari Tanah
Bakali Kecamatan Air Pura memiliki suhu yang relatif panas dikarenakan terletak pada
ketinggian 48 s/d 82 mdpl, memiliki tingkat curah hujan rata-rata 2400 mm/tahun( >9 bulan
basah) dengan suhu rata-rata 210c – 320c (sumber : Kantor Nagari Tanah Bakali, Daftar
Statistik 2015 ).

2.4.2 Kesampaian Lokasi


Untuk mencapai daerah eksplorasi dapat ditempuh sejauh 5,5 Km dari ibu kota
Kecamatan, 55 Km dari ibu kota Kabupaten serta 182 Km dari ibu kota Propinsi Sumatera
Barat.

17
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Gambar 6. Peta Kesampaian lokasi

18
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2.4.3 Keadaan umum dan lingkungan


1) Iklim
Menurut Schmidt dan Ferguson (1951) mengklarifikasikan iklim di wilayah Indonesia
berdasarkan pada tingkat kebasahan dan kekeringan suatu wilayah yang dihitung dari ratio
rata-rata bulan kering dan bulan basah, yang dinyatakan dengan nilai Q (Quotien) dalam
persentase. Bulan basah dinyatakan apabila curah hujan >100 mm dan bulan kering apabila
curah hujan <60 mm. Berdasarkan perhitungan tersebut, wilayah studi dan sekitarnya
tergolong pada iklim tipe A (sangat basah) dengan nilai Q adalah 10,00%. Sedangkan
menurut klasifikasi iklim Koppen, wilayah ini termasuk pada tipe Cfi. Tipe Cfi dicirikan
dengan iklim hujan cukup panas atau selalu basah dan hujan terus menerus. Suhu normal
terdingin antara 3 – 18 0 C, dan isotherm perbedaan bulan terpanas dan terdingin kurang dari
50 C.
Apabila ditinjau dari klasifikasi iklim Oldeman, Irsal Las dan S.N Darwis (1979)
dalam “An Agroclimatic Map of Sumatera” wilayah ini tergolong pada zona agroklimat B 1.
Zona B 1 dicirikan dengan bulan basah berturut-turut 7 – 9 bulan kering berturut-turut kurang
dari 2.
Kondisi iklim di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu beriklim tropis dengan temperatur
harian berkisar antara 230C – 320C, hujan turun hampir sepanjang tahun tanpa adanya bulan-
bulan kering. Karena kedudukan wilayah terhadap equator dapat mencirikan iklim suatu
daerah. Kabupaten Pesisir Selatan beriklim seragam dan curah hujannya bervariasi. Rata-rata
curah hujan minimal 37 mm pertahun sampai 138 mm pertahun, hampir merata sepanjang
tahun dengan banyak hari hujan berkisar antara 18 – 102 hari hujan. Hujan di Kabupaten
Pesisir Selatan cukup bervariasi di setiap Kecamatan. Daerah yang terbanyak curah hujan
adalah Kecamatan Tapan.
2) Curah hujan
Gambaran mengenai kondisi curah hujan di lokasi studi berpedoman kepada
berpedoman pada data curah hujan dari stasiun pengamat hujan terdekat yaitu Stasiun
Pengamat Hujan Kabupaten Pesisir Selatan yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan
Bina Kontruksi (SDABK) Propinsi Sumatera Barat. Kondisi iklim Kabupaten Pesisir Selatan
berdasarkan curah hujan tahunan rata-rata sebanyak 299,6 mm/tahun. Puncak curah hujan
terjadi pada bulan Januari sebesar 842.9 mm. Sedangkan curah hujan minimum terjadi pada
bulan Agustus sebesar 17.0.

19
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Tabel 3. curah hujan tahun 2022


CURAH HUJAN
NO BULAN
MAX MIN RATA-RATA
1. JANUARI 842.9 285.5 519.2
2. FEBRUARI - - -
3. MARET 223.0 74.0 301.1
4. APRIL 421.5 173.0 243.6
5. MEI 371.0 195.0 190.2
6. JUNI 400.0 22 378.0
7. JULI 572.0 181.0 337.9
8. AGUSTUS 132.5 17.0 115.0
9. SEPTEMBER 800.5 217.0 583.5
10. OKTOBER 467.0 240.0 236.0
11. NOVEMBER 499.0 258.0 241.0
12. DESEMBER 232.0 41.0 191.0
SUMBER : BPS Sumatera Barat

3) Kependudukan
Secara umum penyebaran penduduk di Kecamatan Air Pura berada di sepanjang jalan
yang menghubungkan Air Pura hingga Tapan. Di ibukota Kecamatan penduduk tersebar
pusat pemerintah kecamatan yang berada di Laban yang berjarak ±17 km dari lokasi
penyelidikan. Sedangkan luas wilayah Kecamatan Air Pura adalah 564,39 km2 dengan
jumlah penduduk 30.331 yang terdiri dari 14.755 laki-laki dan 15.576 perempuan sedangkan
kepadatan penduduk 53,74 per km2 (Kacamatan Air Pura Dalam Nagka tahun 2017-2018).
Sebagian besar penduduk di Tanah Bakali Inderapura yang merupakan umur produktif.
4) Social ekonomi
Dari sisi kehidupan sosial, dari hasil tinjauan masyarakat di sekitar lokasi
penambangan memiliki kehidupan sosial kemasyarakatan yang cukup harmonis. Sejumlah
aktivitas yang bersifat kolektif telah menjadi kebiasaan masyarakat. Kegiatan keagamaan
seperti kegiatan pengajian bahkan dilakukan secara berkala seminggu sekali.
Dalam hal pola kepemimpinan menunjukkan bahwa peran dan sosok tokoh
masyarakat maupun di pemerintahan desa merupakan sosok tokoh yang disegani oleh

20
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

masyarakat. Posisi kepemimpinan dalam masyarakat bersumber dari materi, jabatan di


pemerintahan dan jabatan kultural. Tokoh yang paling dihormati adalah penduduk yang
memiliki jabatan di pemerintahan, orang terpandang atau memiliki pengetahuan yang lebih
mengenai masalah agama. Karena itu masyarakat yang berpengaruh di desa adalah para
aparat Nagari, masyarakat menengah ke atas ataupun tokoh masyarakat. Dari segi pekerjaan,
terdapat berbagai jenis atau variasi bidang pekerjaan. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni
oleh responden adalah wiraswasta (14,0 %), bertani (38,2 %) dan berdagang (5,6 %). Baru
kemudian diikuti oleh buruh (11,1 %) dan pegawai negeri sipil (8,4 %).
5) Potensi wilayah
Berdasarkan kondisi geografis dan bentang alamnya, maka sektor pertanian dan
perkebunan merupakan sektor yang dominan dalam kegiatan pembangunan di wilayah
Kecamatan Airpura. Hampir seluruh areal dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan
perkebunan, mulai dari wilayah dataran hingga perbukitan. Dapat dikatakan bahwa kedua
sektor tersebut masih memberikan konstribusi terbesar dalam pembangunan di wilayah ini,
disamping sektor yang lain.
Disamping potensi pertanian dan perkebunan, wilayah ini juga memiliki potensi
pertambangan yang melimpah dari keberadaan sumberdaya alam mineral bahan galian yang
ada baik digunakan untuk kebutuhan pembangunan di wilayah Sumatera Barat. CV Bujang
Lambun sebagai salah satu perusahaan untuk mengelola potensi tambang batuan di
Kabupaten Pesisir Selatan, dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah dan
kesejahteraan masyarakat.

2.4.4 Geologi lokal


Berdasarkan peta geologi lembar Painan-Timur Laut Muara Siberut skala 1 : 250.000
yang diterbitkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, maka wilayah
rencana SIPB CV Bujang Lambun secara geologi regional terdiri dari satuan ALUVIUM
(lanau, pasir dan kerikil). tratigrafi batuan wilayah SIPB Eksplorasi CV Bujang Lambun
adalah sebagai berikut :
▪ Alluvium (Qal)
Merupakan formasi yang tersusun dari bahan-bahan liat kaolinit dan debu
bersisipian pasir, gambut, kerakal dan bongkahan lepas (merupakan endapan
sungai dan rawa).
▪ Formasi Pamaluan (Tomp)

21
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Dimana batuan ini tersusun oleh batu pasir dengan sisipan batulempung,
serpih napal, batu lanau, tuf, batubara, oksida besi dan lensa batugamping.
Pulau Sumatera adalah hasil dari proses tumbukan antara benua Eurasia dari arah
utara lempeng dan samudera Indo-Australia yang berasal dari arah bagian selatan. Dari
proses tersebut keduanya menghasilkan zona subduksi yang disertai juga aktivitas lempeng
dengan mekanisme strike slip fault di bagian sesar Sumatera dan Mentawai. Umumnya,
susunan tektonik di Sumatera terdiri atas tiga sistem tektonik yang berupa zona subduksi
antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, Sesar Mentawai dan Sesar Sumatera.
Sesar Sumatera memiliki panjang ± 1.900 km terbentang dari Banda Aceh hingga ke Teluk
Semongko di sebelah selatan provinsi Lampung.
Sesar ini terletak sejajar dengan palung atau zona subduksi pengaruh dari pertemuan
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Terdapat 19 segmen sesar, adapun pada
wilayah Sumatera Barat terdapat 7 diantaranya, oleh karena itu wilayah Sumatera Barat
berpotensi dengan tingkat kerentanan seismik yang cukup tinggi. Sumber seismik pada
wilayah Sumatera Barat yang memiliki potensi dampak merusak adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Sumber Seismik wilayah Sumatera Barat

Pada bagian pantai barat Sumatera dan sekitarnya termasuk daerah rentan dengan
bahaya gempa bumi. Hal tersebut karena pada wilayah Sumatera Barat terletak ±250 km di
bagian timur zona subduksi Sumatera dengan pergerakan mencapai 40-70 mm per tahun.
Wilayah pada batas lempeng termasuk daerah dengan seismitas aktif, sehingga sering terjadi
gempa bumi tektonik yang disebabkan karena pergerakan lempeng-lempeng tersebut.

22
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Sumatera barat secara fisiografi terbagi atas tiga zona meliputi daerah dataran rendah, daerah
pegunungan vulkanik, dan daerah bukit tersier. Pada daerah pegunungan vulkanik terletak
memanjang pada bagian tengah provinsi dari utara hingga ke selatan. Wilayah perbukitan
lipatan tersier terletak membentang pada bagian timur pegunungan vulkanik.

23
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar7. PetageologiSumateraBarat
24
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar8. PetageologiCV.BujangLambun
25
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2.4.5 Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan topografi permukaan bumi,
baik mengenai unsur alami maupun unsur buatan manusia. Semakin besar skala peta tersebut
akan semakin rinci data yang dapat disajikan, dan sebaliknya semakin kecil skala peta yang
dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang disajikan.
Pada peta ini tidak banyak memberikan informasi. Informasi yang disampaikan oleh
peta topografi adalah hanya sebatas kenampakan alam atau tinggi rendahnya bentuk
permukaan bumi saja. Setiap jenis peta memiliki ciri khusus yang mencerminkan
karakteristik dari peta tersebut. Ciri khusus atau karakteristik peta itu tentu saja berbeda beda
antara satu dengan lainnya.
Luasan pemetaan topografi endapan pada wilayah eksplorasi ± 17,64 Ha yang berada
di Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Airpura, Kabupaten Pesisir
Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Dalam pelaksanaan pemetaan singkapan Mineral Batuan
(Kerikil Berpasir Alami) ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran penyebaran
endapan, jarak, rute dan komunikasi guna mendapatkan Mineral Batuan (Kerikil Berpasir
Alami serta stratigrafi dan kontur yang ada di daerah penyelidikan ini.
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki topografi wilayah berbukit-bukit dengan
ketinggian berkisar 0-1000 m dari permukaan laut, memiliki 57 buah pulau serta dialiri
sebanyak 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil. Secara umum Kabupaten
Pesisir Selatan beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 230 C hingga 320 C
disiang hari dan 200 C 280 C dimalam hari dengan curah hujan rata-rata 224.63 mm perbulan.
Kodisi permukaan lahan Kabupaten Pesisir Selatan dewasa ini adalah sebagian besar lahan
hutan yaitu 70,54% hutan lebat dan 13,37% hutan belukar, lahan sawah 6,07%, perkebunan
2,30% dan sisanya adalah perkampungan, kebun campuran dan kebun rakyat lainnya.

26
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar9. Peta topografiCV.BujangLambun


27
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

2.4.6 Litologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pesisir memiliki proses geomorfologi
yang didominasi proses eksogenik berupa tenaga air dan angin. Identitas utama wilayah
pesisir adalah deposisional yang berarti bahwa sebagian besar wilayah pesisir di seluruh
dunia terdapat proses pengendapan yang lebih intensif jika dibandingkan dengan wilayah
dengan bentuk lahan lain. Wilayah pesisir juga memiliki beberapa pola pengangkutan
sedimen yang disebabkan oleh kuantitas dan intensitas proses bentuk lahan fluvial dan
marine.
Kebaruan yang dimiliki oleh penelitian ini adalah terdapat analisis hubungan antara
bentuk lahan wilayah pesisir dengan litologi serta kaitannya dengan karakteristik proses-
proses geomorfologi yang terjadi. Hal tersebut menjadi penting untuk dikaji karena aspek
bentuk lahan dan litologi pada sebagian wilayah pesisir memiliki kontribusi yang lebih tinggi
daripada aspek perubahan lingkungan yang dilakukan oleh penduduk.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan membandingkan bentuk-bentuk
lahan di wilayah pesisir. Survei lapangan dilakukan untuk mencari bukti-bukti adanya proses
geomorfologi pada wilayah pesisir. Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas GPS,
kompas, bor tanah. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yakni peta rupa bumi
Indonesia, peta geologi, dan Foto Udara.
Pada dasarnya, Karakteristik wilayah pesisir pada umumnya berkaitan dengan
material hasil erosi yang dibawa dari hulu serta kondisi litologi di wilayah tengah dan hilir.
Jika material hasil erosi terbawa oleh aliran sungai melalui wilayah berlitologi batuan
vulkanik, maka bentuk saluran sungai cenderung sempit. Hal tersebut disebabkan run off
mampu diresapkan secara bertahap sepanjang DAS. Sebaliknya, jika material hasil erosi
melalui wilayah tengah dan hilir yang didominasi oleh litologi batuan sedimen, maka akan
menyebabkan penumpukan run off di saluran sungai bagian hilir, dataran banjir, dan dataran
aluvial.

28
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

Gambar10.Peta sebaranbahangalianCV.BujangLambun
29
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

BAB III
DAMPAK YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

3.1 Uraian Mengenai Komponen Rencana Usaha dan / atau Kegiatan Yang Dapat
Menimbulkan Dampak Lingkungan
Kegiatan penambangan / penggalian Kerikil berpasir alami komoditas batuan yang
dilakukan oleh CV. Bujang Lambun ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan material
pekerjaan umum seperti pembangunan jalan dan perumahan untuk wilayah di sekitar lokasi
khususnya. Formulir UKL-UPL ini disusun dalam bentuk standar pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup pada lingkup tahapan kegiatan prakonstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi.
Berikut Identifikasi komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan untuk Penggalian Kerikil Berpasir Alami/Sirtu, seperti pada tabel
berikut:

30
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Tabel 5. Matriks identifikasi dampak potensial terhadap lingkungan pada Kegiatan Penggalian Kerikil Berpasir Alami/SirtuCV. Bujang
Lambun.

Komponen Kegiatan
No Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi Pascaoperasi
1 2 3 4 5 1 2 1 2 1 2 3
A. GEOFISIK-KIMIA
1. Kualitas udara      
2. Kebisingan      
3. Kualitas air permukaan 
4. Longsor tebing sungai  
B. BIOLOGI
1. Flora (Biota Darat)
2. Fauna (Hewan Liar)
3. Biota Perairan
C. SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
1. Kesempatan kerja 
2. Peluang berusaha   
3. Pendapatan masyarakat    
4. Persepsi masyarakat    
5. Keresahan masyarakat  
6. Transportasi dan Lalulintas   
7. Kerusakan Jalan 
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Timbulan sampah domestik  
2. Timbulan Limbah B3 

Prakonstruksi Konstruksi Operasi Pascaoperasi


1. Sosialisasi rencana usaha 1. Penyiapan lokasi fasilitas utama 1. Operasi produksi penambangan 1. Reklamasi lahan tambang
2. Pengamanan lokasi 2. Pembangunan fasilitas utama 2. Mobilisasi hasil tambang 2. Demobilisasi peralatan
3. Penerimaan tenaga kerja 3. Pemutusan hubungan kerja
4. Mobilisasi peralatan

31
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

5. Pengambilan data kondisi lingkungan


PRA-KONSTRUKSI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN
PRIMER

Sosialisasi rencana usaha FGD Perubahan Persepsi

Peningkatan keresahan

Pengamanan Lokasi Pemasangan patok dan papan informasi


Perubahan Persepsi

Peningkatan kesempatan kerja


Penerimaan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja

Perubahan persepsi

Peningkatan pendapatan

Aktivitas Dump Truck/Trado


Mobilisasi Peralatan Peningkatan kebisingan

Perubahan Persepsi

Penigkatan TSP (debu)

Gangguan Lalu Lintas

Pengambilan data lingkungan Data kualitas air permukaan dan kualitas


udara ambient Perubahan persepsi

32
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

KONSTRUKSI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN


PRIMER

Penyiapan lokasi Fasut Pembersihan Semak belukar


Peningkatan sampah domestik

Peningkatan kebisingan

Peningkatan TSP (debu)

Pembangunan Fasut TPS LB3 dan Jalan Tambang Peningkatan kebisingan

Peningkatan TSP (debu)

OPERASI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN


PRIMER SEKUNDER
Operasi Produksi Penggalian bahan tambang Kualitas air permukaan

Kualitas udara ambien

Kebisingan

Limbah padat

Limbah B3

Peluang berusaha Peningkatan pendapatan

Longsor tebing sungai 33


FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

OPERASI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN


PRIMER

Mobilisasi hasil tambang Pengangkutan hasil penggalian Peningkatan kebisingan

Peningakatan TSP (debu)

Gangguan lalulintas

Kerusakan jalan

Longsor tebing sungai

OPERASI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN


PRIMER SEKUNDER
Reklamasi lahan tambang Perkuatan tebing sungai Penurunan kualitas air
permukaan

Peningkatan kebisingan

Peningkatan peluang Peningaktan pendapatan


berusaha

34
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

OPERASI KOMPONEN KEGIATAN KOMPONEN LINGKUNGAN


PRIMER
Demobilisasi peralatan Aktifitas trado Gangguan lalu lintas

Pemutusan hubungan kerja Pembayaran gaji dan bonus Penurunan pendapatan

Peningaktan keresahan

Gambar 11. Bagan Alir Identifikasi Dampak

35
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Secara tentative dapat digambarkan jadwal usaha pertambangan batuan CV. Bujang Lambun,
sebagai berikut:
Tabel 6. Jadwal Rencana Usaha Pertambangan Batuan
Tahun ke-
Tahapan kegiatan
2023 2024 2025 2026 2027
Prakonstruksi
Konstruksi
Operasi
Pasca-operasi

3.2 Tahap pra-konstruksi


1. Sosialisasi rencana usaha
Sosialisasi rencana usaha dan atau kegiatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh pelaku usaha untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat terutama masyarakat terkena dampak langsung tentang rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi ini
dilaksanakan pada tahap pra konstruksi dengan menyampaikan dampak yang
bersifat negatif dan dampak positif yang akan ditimbulkan sehubungan dengan
rencana pembangunan usaha dan/atau kegiatan. Kegiatan sosialisasi tidak
hanya menyampaikan informasi tentang rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut, tetapi juga mencari dukungan dari berbagai kelompok masyarakat.
Tujuan dengan dilaksanakan kegiatan sosialisasi ini maka masyarakat akan
mengerti dan memahami terkait rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga pelaku usaha mendapatkan dukungan penuh dari
masyarakat terutama masyarakat terkena dampak langsung.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Perubahan persepsi masyrakat
B. Peningkatan keresahan masyarakat

2. Pengamanan lokasi usaha


Kegiatan ini dilakukan untuk dengan pemasangan patok rencana kerja
dan papan informasi wilayah usaha guna memastikan lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut untuk sementara dibatasi penggunaannya oleh
masyarakat lain, serta memberikan pedoman bagi pekerja Batasan wilayah dan
volume pekerjaan pada masing-masing section yang telah ditetapkan oleh

36
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

pertimbangan teknis Dinas SDA-BK Provinsi Sumatera Barat.


Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Perubahan persepsi masyarakat
3. Penerimaan tenaga kerja
Penerimaan tenaga kerja merupakan bagian dari upaya yang
dilaksanakan oleh pelaku usaha untuk mendapatkan sekelompok kandidat dari
masyarakat sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan untuk mengisi posisi
pekerjaan melalui perekrutan yang efektif agar membawa peluang pekerjaan
kepada masyarakat yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi
spesifikasi pekerjaan. Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini dilaksanakan pada
tahap konstruksi, adapun dengan dilaksanakan kegiatan penerimaan tenaga
kerja ini maka masyarakat akan mendapatkan lapangan pekerjaan dari rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga pelaku usaha
mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat terutama masyarakat terkena
dampak langsung
Dengan mempertimbangan sistem organisasi yang telah direncanakan
untuk mendukung kegiatan tambang, operasi produksi serta administrasinya,
maka dalam sistem organisasi tersebut disusun kriteria tenaga kerja. Tenaga
kerja dibagi menjadi dua kelompok diantaranya sebagai berikut:
• Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang diangkat sebagai karyawan
tetap perusahaan berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati bersama.
Diangkat jika sudah memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh
perusahaan
• Tenaga kerja tidak tetap
Tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang diangkat sebagai
karyawan tidak tetap perusahaan berdasarkan perjanjian kerja yang
disepakati bersama. Yang termasuk kelompok ini adalah para keryawan
perusahaan yang dikontrak selama waktu tertentu untuk melakukan
pekerjaan langsung operasi penambangan
Berikut Rencana tenaga kerja yang dibutuhkan mulai dari tahap
persiapan sampai pada tahap pasca tambang seperti pada tabel dibawah ini.

37
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Tabel 7. Rencana kebutuhan tenaga kerja berdasarkan tahap kegiatan

Tabel 8. kebutuhan tenaga kerja sesuai denngan tingkat pendidikan dan keahlian
NO Keahlian/Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Manager Operasional SMA/S-1 1
2 KTT D3 Pertambangan/POP 1
3 Admmin Keuangan SMK/S-1 1
4 Operator alat berat SMA 2
5 Supir Dumptruk SMP/SMA 17

Tabel 9. Kebutuan Peralatan Safty kerja dilingkungan air (potensi banjir)


No. Uraian Peralatan Safety Dokumentasi Peralatan
Tanggap Darurat
1. Helm Safety

2. Sarung Tangan Safety

3. Alarm

38
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

4. Safety Line

Dampak lingkungan yang ditimbulkan:


A. Peningkatan kesempatan kerja
B. Peningkatan peluang berusaha
C. Peningkatan Pendapatan

4. Mobilisasi peralatan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan penambangan batuan (
kerikil berpasir alami (sirtu)) berupa 1 unit excavator jenis pc 200, alat angkut
menggunakan dump truck untuk pengangkutan bahan galian sirtu hasil
tambang dari lokasi tambang sampai dengan penjualan ke lokasi konsumen,
dengan kapasitasi dump truck yang digunakan maks 10 ton hingga 16 ton.
Selain itu, terdapat alat berat sebagai alat penambangan batuan ( kerikil
berpasir alami (sirtu)) yang berada di in-steream sungai yaitu excavator
komatsu PC 200 Strip-8. Penggunaan alah berat dan alat angkut minimal yang
digunakan harus disesuaikan dengan komponen biaya harian atau modal kerja
yang disediakan. Pada skala besaran usaha telah di jelaskan bahwa armada
yang akan melakukan pengangkutan hasil galian berjumlah 17 mobil dump
truck. Untuk memenuhi jumlah pengangkutan tersebut maka kebutuhan
excavator yang dibutuhkan adalah 1 unit.
Tabel 10. Kebutuhan Peralatan
No Jenis Alat Jumlah Unit
1. Excavator PC 200 1 unit
2. Dump Truck kep.10 ton 17 unit

Dampak lingkungan yang ditimbulkan:


A. Peningkatan kebisingan
B. Peningkatan TSP(debu)
C. Perubahan persepsi masyarakat

39
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

D. Gangguan arus lalu lintas


5. Pengambilan data kondisi lingkungan
Data kondisi lingkungan diambil pada tahap pra-konstruksi untuk
kegiatan penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) CV. Bujang
Lambun. Berdasarkan kegiatan penggalian kerikil / sirtu komponen kondisi
lingkungan (informasi lingkungan awal) yang akan diambil adalah kualitas air
sungai dan udara ambient. Kedua komponen rona lingkungan hidup awal ini
akan dilakukan pemeriksaan sesaat kegiatan pengerukkan dilakukan.
Untuk titik sampling pada kualitas air sungai sebagai berikut :
Hulu: 2° 0' 23,409" S dan 100° 58' 38,757" E
Hilir : 2° 0' 34,928" S dan 100° 58' 24,229" E
Sedangkan titik pemantauan pada kualitas udara ambient sebagai
berikut :
2° 0' 27,573" S dan 100° 58' 30,748" E
Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Perubahan persespsi Masyarakat.
3.3 Konstruksi
1. Penyiapan lokasi fasilitas utama dan pendukung
Tujuan dari penyiapan lokasi ini adalah untuk menyiapkan lahan
pembangunan sarana – prasarana kegiatan penambangan batuan (kerikil
berpasir alami (sirtu)) antara lain jalan tambang dan parit atau saluran
drainase, Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 serta tempat service
ringan alat tambag atau workshop.
Pada proses pekerjaan ini, hal yang umum dilakukan adalah kegiatan
yang lebih menjurus pada penebangan pohon-pohon yang berada di lokasi
pembuatan sarana jalan tambang. Jalan tambang yang dibangun berguna
sebagai akses jalan masuk dari jalan poros kebun ke lokasi kegiatan. Tujuan
dilakukan pembersihan lahan dengan proses penebangan pohon – pohon ini
yaitu untuk mempermudah pelaksanaan pembuatan sarana jalan tambang, dan
hasil penebangan tersebut akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat
setempat.
Bekaitan dengan tahap ini maka akan dilakukan beberapa pekerjaan
antara lain :

40
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

• Pembabatan semak dan perdu


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan excavator yang
menjalankan fungsi gali dan tenaga dorong yang besar. Semak dan perdu
yang menutupi area jalan penambangan didorong ke daerah tepi
penambangan.
• Penebangan pohon
Sebelum dilakukan operasi pembersihan lahan, maka perlu dilakukan
penebangan pohon dan pemotongan kayu. Penebangan pohon dilakukan
secara manual dengan alat chain saw dan potongan kayu tersebut
dibersihkan dan dikumpulkan pada suatu tempat. Potongan kayu ini dapat
digunakan untuk bahan pembangunan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan operasi penambangan batuan (kerikil berpasir alami (sirtu))
seperti pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan serta
dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat setempat .
Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Peningkatan kebisingan
B. Peningkatan TSP (debu)
C. Peningkatan timbulan sampah padat
2. Pembangunan fasilitas utama dan pendukung
Berikut Sarana dan Prasarana yang akan dibangun disekitar lokasi
kegiatan penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) CV. Bujang
Lambun:
a. Pembuatan jalan tambang
Kebutuhan ruas jalan, diantaranya jalan masuk (akses road) sepanjang
433,5 m dan jalan tambang (mine haul road) sepanjang 449,76 m yang disertai
dengan drenase berfungsi sebagai jalur lalu lintas bagi kendaraan dan peralatan
dibangun. Jalan akases menuju tambang merupakan jalan existing masyarakat
menuju sungai, maka pada tahap konstruksi ini yang direncanakan adalah
pembangunan Jalan tambang yang akan dibuat dilokasi kegiatan penambangan
batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) CV. Bujang Lambun, menggunakan
konstruksi jalan tanah yang diperkeras dengan batuan melalui alat pemadat
jalan. Dari hasil pemadatan dan pekerasan jalan ini diharapkan jalan tambang
dapat menahan beban >10 ton. Pembangunan infrastruktur ini dimulai dari

41
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

kegiatan penyiapan lahan hingga pengerasan. Peralatan yang digunakan bagi


pelaksanaan kegiatan pemadatan dan pekerasan jalan yaitu excavator. Selain
itu, pengelolaan jalan tambang dilakukan dengan membuat saluran drainase
atau parit ditepi jalan untuk maintenance jalan itu sendiri serta mengalirkan air
run – off yang terdapat di jalan tambang menuju sungai ketika hari hujan. Oleh
sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang
digunakan agar alat angkut tersebut dapat bergerak leluasa pada kecepatan
normal dan aman.
Jalan angkut yang lebar diharapkan akan membuat lalulintas
pengangkutan lancar dan aman. Namun, karena keterbatasan dan kesulitan
yang muncul di lapangan, maka lebar jalan minimum harus diperhitungan
dengan cermat. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan)
berbeda, karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang
gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan
di atas jalan melebar. Di samping itu, perhitungan lebar jalan pun harus
mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau
lajur ganda untuk jalan dua arah.
Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih,
menurut Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan
setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan terdapat pada
gambar dibawah ini. Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara sederhana
untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of
thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada Tabel dibawah ini, dengan
pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur.
Tabel 11. lebar jalan angkut minimum

Dari kolom perhitungan pada Tabel diatas dapat ditetapkan rumus lebar
jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:

42
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Dengan demikian, apabila lebar dumpt ukuran 8 ton antara dua kaca
spion kiri-kanan 2.30 m, maka lebar jalan lurus minimum dengan lajur ganda
adalah 8,05 meter, dengan perhitungan sebagai berikut:

Gambar 12. Lebar jalan angkut 2 jalur pada jalan lurus

Perencaaan pembuatan drainase atau parit pada jalan tambang


dilakukan untuk maintenance jalan tambang serta mengalirkan air run – off
yang terdapat di jalan tambang menuju sungai ketika hari hujan. Selain itu,
pada saluran drainase jalan tersebut, akan dibuat cek dam guna menghambat
masuknya sedimentasi akibat air run off dari jalan tambang ke sungai.
Pembuatan cek dam yang terdapat didalam saluran drainase tersebut akan
mengikuti jalan tambang menuju sungai. Cek dam akan dibangun dengan
bentuk sederhana yaitu dengan tumpukan batu hingga setengah dari tinggi
saluran draianse dan berjarak setiap 10 meter saluran drianase atau parit jalan
tambang. Saluran drainase akan dibuat dengan elevasi menurun dari jalan

43
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

masuk tambang hingga menuju sungai. Untuk pengerukan pengendapan yang


terdapat pada setiap cek dam akan dilakukan saat pengendapan tersebut sudah
mulai penuh.
Dimensi saluran drainase ditetapkan berdasarkan hasil pengukuran dan
perhitungan yang telah terdapat pada bagian hidrologi, diketahui debit
tertinggi air permukaan (Q) adalah 0,05 m3 /detik. Dengan menggunakan debit
tersebut dan menggunakan nilai koefisien manning (n) sebesar 0,028 serta
persentase kemiringan (S) sebesar 0,01 maka diperoleh hasil dimensi yang
direncanakan seperti lebar permukaan saluran 0,928m, lebar dasar saluran
0,463m, penampang sisi saluran dasar ke pernmukaan 0,747m, kedalaman
saluran terbuka 0,7m, dan kedalaman penampang aliran 0,401m. Saluran digali
dengan menggunakan backhoe.

44
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

45
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Gambar 13. Bentuk drainase jalan yang direncanakan

b. Tempat penyimpanan sementara LB3


Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 juga mengacu pada
PermenLHK No. 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. TPS Limbah B3 yang
ditampung diantaranya minyak pelumas bekas, kemasan oli bekas dan majun
bekas. .Selain itu TPS limbah B3 dilengkapi dengan peralatan K3, alat tanggap
darurat berupa racun api. Limbah B3 disimpan pada Tempat penyimpanan
sementara Limbah B3 dengan ukuran gudang TPS LB3 yaitu panjang 5 m,
lebar 5 m dan tinggi 3,5 m . Lokasi TPS LB3 berada di area bebas banjir dan
dibangun pada area penggunaan lain di lokasi wilayah SIPB CV. Bujang
Lambun. Untuk rincian teknis TPS Limbah B3 terdapat pada lampiran Rincian
Teknis TPS Limbah B3.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat pembangunan sarana dan


prasarana:.
A. Peningkatan Kebisingan.
B. Peningkatan TSP (debu).

3.4 Operasi
1. Operasi produksi penambangan
a. Sistem penambangan
Pada kegiatan pertambangan yang dilakukan langsung oleh tim CV.
Bujang Lambun, merupakan penambangan yang dilakukan dengan cara
mekanis dengan sistem site hill type quarry, dengan mengkombinasikan

46
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

excavator bucket dengan memposisikan alat angkut. Awal penggalian endapan


sirtu dimulai dari elevasi tertinggi dan arah penggalian kebawah hingga batas
pit bottom. Berdasarkan data singkapan, endapan sirtu bersifat homogen,
pelapisan bersifat mendatar, tersingkap dipermukaan, penyebaran sangat luas
dan tebal. Hal ini dapat dilihat dari hasil potongan melintang rekomtek yang
dikeluarkan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi
Sumatera Barat.
Teknik penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu))
menggunakan teknik site hill type quarry, dengan tahapan meliputi
penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) , loading atau pemuatan
ke dalam alat angkut dan pengangkutan hasil galian langsung ke customer.
Pemindahan material hasil penambangan batuan ( kerikil berpasir alami
(sirtu)) ini menggunakan excavator sebagai alat penggalian dan dump truck
sebagai alat angkut. Penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) pada
rencana kegiatan ini, dilakukan menggunakan system make to order, dimana
penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) dilakukan ketika terdapat
permintaan atau delivery order dari customer dan langsung diangkut ke tempat
penjualan atau langsung diangkut ke customer terkait.
Selain hal tersebut, berdasarkan saran yang tertuang dalam surat
rekomendasi pertimbangan teknis dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina
Konstruksi Provinsi Sumatera Barat kegiatan penambangan batuan ( kerikil
berpasir alami (sirtu)) CV. Bujang Lambun. Dimana sebagai pemrakarsa
kegiatan harus memasang patok permanen dari beton pada patok – patok hasil
pengukuran dan menyampaikan dokumen pematokan tersebut ke Dinas
Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat. Serta
Penghitungan estimasi cadangan sedimen sungai dan metoda pelaksanaan
kerja penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) yang akan
ditambang telah dihitung dan diukur sesuai dengan rekomendasi teknik yang
telah dikeluarkan Dinas SDABK Prov. Sumbar dimana hal ini terlampir pada
bagian lampiran Pertimbangan Teknis Dinas Sumber Daya Air dan Bina
Konstruksi Provinsi Sumatera Barat.
Di dalam pertimbangan teknis yang dikeluarkan oleh Dinas SDABK
Provinsi Sumatera Barat menyatakan penanggulangan untuk struktur

47
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

perkuatan tebing, lereng yang terkupas serta perkuatan dasar sungai, termasuk
pada daerah sempadan sungai, dll dilakukan dengan cara menyusun batu
dengan diameter lebih dari 40 cm di kiri dan kanan sungai dan batu dengan
ukuran tersebut tidak boleh diambil.
Berdasarkan bentuk dan karakteristik lokasi penambangan serta lapisan
penutupnya maka sistem yang diterapkan adalah tambang terbuka. Dalam
penentuan metode penambangan dengan mempertimbangan beberapa aspek
diantaranya :
• Kemampuan perusahaan melakukan usaha pertambangan yang
meliputi kemampuan teknis dan finansial serta target produksi
pertahun.
• Keadaan topografi daerah penambangan dimana merupakan
daerah perbukitan dan lapisan tanah penutup yang tidak terlalu
tebal sehingga penambangan secara terbuka dapat dilaksanakan.
• Kondisi daerah penyelidikan bukan merupakan daerah
pemukiman, hanya merupakan daerah perbukitan sehingga
pengelolaan lingkungan dilakukan secara optimal melalui tata
cara penambangan.
b. Starategi penambangan
Kegiatan penambangan pada awalnya dilakukan penyediaan lokasi area
disposal pada dimulai persiapan penambangan seperti terlihat pada peta layout
tambang, secara umum sebagai berikut :
• Penambangan pada tahun pertama yang dilakukan pada wilayah
sungai, dengan melakukan penggalian pada bagian hilir dan
langsung dengan pembangunan pengaman tebing sungai.
• Penambangan dilakukan pada areal yang mempunyai potensi
(wilayah sungai) dengan memperhatikan pencapaian target
produksi tahunan.
• Penggunaan peralatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi alat
dan kemampuan alat.
• Pencapaian terget optimum dilakukan bertahap sesuai
peningkatan pengadaan sarana penunjang dan kegiatan
pembersihan lahan.
48
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

49
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

c. Jadwal penambangan
Dari rencana produksi ± 26.841,1 m3/tahun atau sama dengan
64.418,6ton/tahun (bj 2,4 kg/m3) masa produksi maksimal. Salah satu
keuntungan melakukan penambangan pada tubuh air adalah dimana material
yang telah tergali, akan terisi kembali oleh sedimen yang terbawa oleh arus
sungai, jadi sumber daya dan cadangan yang telah terukur sekarang adalah
sumber daya dan cadangan yang didapatkan ketika kondisi sungai pada waktu
hari pengukuran dilakukan.
Untuk operasional umur tambang sementara pada tahap pertama
direncanakan selama 3 (tiga) tahun, diproyeksikan produksi sebanyak
193.255,8 ton, sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Tabel 12. Rencana produksi selama umur tambang

Tahun 2024 2025 2026 Total


Rencana Volume 64.418,6 64.418,6 64.418,6 193.255,8
produksi (ton)
Sumber : CV. Bujang Lambun berdasarkan Rekomendasi Teknis Dinas SDABK
Provinsi Sumatera Barat

Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat operasi produksi


penambangan:
A. Penurunan kualitas air
B. Penurunan kualitas udara ambien
C. Peningaktan kebisingan
D. Peningkatan limbah padat domestic
E. Peningkatan timbulan LB3
F. Peningkatan peluang berusaha
G. Peningkatan pendapatan Masyarakat
H. Longsor tebing sungai
2. Mobilisasi hasil tambang
Berikut pelaksanaan kegiatan mobiliasi peralatan dan mobiliasi
penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) CV. Bujang Lambun:
a. Pengangkutan hasil penggalian tanah sirtu hasil tambang dari lokasi
penambangan batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) ke konsumen langsung.
b. Pengangkutan bahan galian guna keperluan lainnya.

50
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Perhitungan ritasi kendaraan alat angkut berdasarkan estimasi cadangan


terukur yaitu 136.889,57 ton dengan rencana kapasitas produksi tahunan yaitu
45.629,85 ton / tahun apabila dikonversi ke hari kerja sebagai berikut.
• Jumlah hari kerja 1 tahun senin – jumat yaitu ±260 hari setelah dikurangi
dengan hari libur nasional dan cuti.
• Sehingga rencana produksi harian = 64.418,6 𝑡𝑜𝑛 /260 ℎ𝑎𝑟𝑖 = ±
247,7𝑡𝑜𝑛 / ℎ𝑎𝑟𝑖
• Kapasitas alat angkut dump truk yaitu 10 ton
• Sehingga ritasi alat angkut untuk dapat mengangkut rencana produksi
harian yaitu 247,7 𝑡𝑜𝑛/hari / 10 𝑡𝑜𝑛/truk = ± 25 truk/hari .
• Tipe kendaraan pengangkut memiliki 2 sumbu

Tabel 13. Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Kambang – Tapan Hari Minggu

Waktu Kend/jam SMP/jam


07,00-08,00 188 128,3
07,15-08,15 202 139,3
07,30-08,30 194 133,4
07,45-08,45 205 145
08,00-09,00 190 135,1
08,15-09,15 183 129
08,30-09,30 193 138,4
08,45-09,45 182 131,9
09,00-10,00 191 140
09,15-10,15 217 158,2
09,30-10,30 239 170,3
09,45-10,45 251 178,7
10,00-11,00 292 205
10,15-11,15 291 203,7
10,30-11,30 281 193,7
10,45-11,45 295 204,7
11,00-12,00 253 169,6
11,15-12,15 243 159,3
11,30-12,30 249 165,6
11,45-12,45 233 154,1
12,00-13,00 257 173
12,15-13,15 259 178,9
12,30-13,30 269 184,1
12,45-13,45 270 182,4
13,00-14,00 252 174
13,15-14,15 274 187,3
13,30-14,30 301 197,5

51
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

13,45-14,45 341 218,3


14,00-15,00 367 234,7
14,15-15,15 375 234,9
14,30-15,30 380 242,3
14,45-15,45 370 234,6
15,00-16,00 388 237,3
15,15-16,15 373 229,2
15,30-16,30 357 217,1
15,45-16,45 365 225,5
16,00-17,00 363 227,1
16,15-17,15 360 226,2
16,30-17,30 338 214,4
16,45-17,45 314 200
17,00-18,00 279 180,3

Tabel 11 menunjukkan bahwa volume lalu lintas tertinggi pada ruas


Ruas Jalan Kambang Tapan terjadi pada sore hari yaitu jam 15.00 – 16.00
WIB dengan volume lalu lintas sebesar 242,30 SMP/jam. Sedangkan jam
sibuk pada pagi hari, terjadi pukul 10.45 – 11.45 WIB dengan volume lalu
lintas sebesar 205 SMP/jam. Untuk Siang hari, volume lalu lintas tertinggi
terjadi pada jam 14.00 – 15.00 WIB dengan volume lalu lintas sebesar 237,30
SMP/jam.

Gambar 14. Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas hari minggu

Tabel 14. Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Kambang-Tapan selainHari Minggu

Waktu Kend/jam SMP/jam

52
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

07,00-08,00 142 96,4


07,15-08,15 143 97,1
07,30-08,30 146 102,5
07,45-08,45 160 115,9
08,00-09,00 136 98,5
08,15-09,15 151 112,3
08,30-09,30 161 119,6
08,45-09,45 151 112,6
09,00-10,00 157 120,1
09,15-10,15 157 117,1
09,30-10,30 154 112,3
09,45-10,45 166 124,9
10,00-11,00 160 115
10,15-11,15 171 124,2
10,30-11,30 157 115
10,45-11,45 155 109,1
11,00-12,00 144 105,6
11,15-12,15 122 86,6
11,30-12,30 110 73,7
11,45-12,45 92 62
12,00-13,00 99 64,5
12,15-13,15 124 88,3
12,30-13,30 152 109,4
12,45-13,45 184 135,7
13,00-14,00 198 145,2
13,15-14,15 208 145,9
13,30-14,30 202 143,2
13,45-14,45 219 149,1
14,00-15,00 214 148,6
14,15-15,15 235 166,6
14,30-15,30 250 181,3
14,45-15,45 233 169,1
15,00-16,00 257 184,7
15,15-16,15 270 192,3
15,30-16,30 313 211,9
15,45-16,45 328 223,3
16,00-17,00 333 221,7
16,15-17,15 303 199,8
16,30-17,30 258 171,6
16,45-17,45 245 168,2
17,00-18,00 221 161,9

Tabel 12. Menunjukkan bahwa volume lalu lintas tertinggi pada Ruas
Jalan Kambang Tapan yaitu pada sore pukul 16.00 – 17.00 WIB dengan
volume lalu lintas sebesar 223,30 SMP/jam. Sedangkan jam sibuk pada pagi
hari, terjadi pukul 10.15 – 11.15 WIBdengan volume lalu lintas sebesar 124,90

53
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

SMP/jam. Untuk Siang hari, volume lalu lintas tertinggi terjadi pada jam 13.45
– 14.45 WIB dengan volume lalu lintas sebesar 149,10 SMP/jam, Untuk lebih
rinci dapat dilihat pada grafik 4.3.

Gambar 15. Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas selain hari minggu

Gambar 16. Komposisi lalu lintas ruas Jalan Kambang-Tapan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari mobilisasi bahan galian:


A. Peningkatan kebisingan
B. Peningkatan TSP(debu)
C. Gangguan arus laulintas

54
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

D. Kerusakan jalan
E. Longsor tebing sungai

3.5 Pasca Operasi


1. Reklamasi lahan bekas tambang
Sejalan dengan kemajuan kegiatan penambangan, reklamasi lahan
bekas tambang akan dilakukan untuk menghindari kerusakan lahan bukaan dan
akan dilakukan secara bertahap. Reklamasi dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahar akhir yaitu penaatan lahan dapat dimanfaatkan kembali
sesuai daya dukung dan pemanfaatannya yang relevan. Kegiatan penambangan
batuan ( kerikil berpasir alami (sirtu)) ini salah satu cara untuk normalisasi
sungai sesuai dengan arahan teknis Dinas Sumber Daya Air dan Bina
Konstruksi Provinsi Sumatera Barat, sehingga tahap reklamasi pun akan
dilakukan sesuai rekomendasi tersebut.
Perkuatan tebing sungai yang direkomendasikan oleh Dinas Sumber
Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan
pengamatan langsung di lokasi kegiatan penggalian sirtu CV. Bujang Lambun
adalah perkuatan tebing dnegan menyusun batu berdiameter 40 cm di sisi kiri
dan kanan sungai. Oleh karena itu, perkuatan tebing dengan menggunakan
batu berdiamter 40 cm atau dump stone dimana ukuran batu relative besar dan
system penyusunanya dapat dicurahkan dari atas tebing dan/atau disusun dari
arah dasar sungai yang akan dilindungi. Bangunan pelindung tebing ini relatif
murah karena baik desain maupun pelaksanaan pembangunannya dikerjakan
dengan cara sederhana.
Perkuatan tebing menggunakan batu berukuran 40 cm atau batu curah
atau dump stone dibuat pada tebing yang berada pada tikungan – tikungan
yang berada di lokasi kegiatan penggalian sirtu CV. Bujang Lambun yang
berfungsi untuk menahan gerusan pada kaki tebing. Perkuatan tebing
menggunakan batu berukuran 40 cm atau batu curah atau dump stone
berfungsi untuk meningkatkan stabilitas tebing sungai dan daya tahan material
dasar sungai, karena batu berikuran 40 cm atau batu curah atau dumps stone
dapat bertindak sebagai lapisan pelindung (armouring layer). Selain itu, batu

55
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

berukuran 40 cm atau batu curah atau dumps stone juga berfungsi menambah
kekasaran aliran di kaki tebing sungai yang bersangkutan, kondisi ini dapat
menyebabkan kecepatan aliran berkurang sehingga dapat terjadi endapan pada
permukaan batu curaht ersebut. Endapan tersebut merupakan ikatan antara
butiran batuan batu curah sehingga kaki tebing sungai sehingga akan
bertambah stabil.
Struktur batu curah dapat melindungi tebing dengan baik, jika
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bahan :
• Diameter dan bentuk batu disesuaikan dengan kondisi aliran,
rapat massa (specific gravity) batu, dan kondisi tanah dasar.
• Bentuk batu yang baik untuk struktur ini adalah batu pecah.
Tidak menggunakan bentuk batu yang bulat‐bulat atau batu
gundul.
• Bergradasi dengan dominasi diameter yang lebih besar
daripada diameter desain batu agar antara masing‐masing batu
dapat saling mengunci.
b. Tipe konstruksi:
• Kemiringan batu curah tegak lurus arah aliran bervariasi,
biasanya stabil dengan perbandingan arah tegak dan arah datar
1:1 sampai dengan 1:2.
• Batu curah dipasang di kaki tebing untuk melindungi terjadinya
penggerusan.
• Pemasangan batu curah tidak boleh terlalu tinggi hingga
mencapai bagian atas tebing karena dapat menjadi beban bagi
stabilitas lereng itu sendiri.
Struktur perkuatan tebing yang dibuat pada tikungan sungai yang
berada di lokasi kegiatan adalah dengan timbunan batu dibuat sampai pada
elevasi di atas muka air maksimum. Berikut sketsa perkuatan tebing pada
tikungan sungai yang berada di lokasi kegiatan.

56
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Gambar 1. Sketsa perkuatan tebing


Kegiatan rekalamasi ini nantinya akan diserahkan pekerjaannya kepada
Masyarakat sekitar lokasi penambangan, guna memberikan kesempatan
berusaha untuk meningkatan pendapatan Masyarakat disekitar lokasi
penambangan.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan reklamasi:
A. Peningkatan kebisingan
B. Peningkatan Kualitas udara
C. Peningkatan peluang berusaha
D. Peningkatan pendapatan

2. Demobilisasi peralatan
Setelah berakhirnya kegiatan Penambangan, maka akan dilanjutkan
dengan kegiatan demobilisasi peralatan. Semua peralatan berat dan prasarana
tambang akan diangkut ke lokasi asalnya.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Gangguan lalulintas.

3. Pemutusan hubungan kerja


Dengan selesainya kegiatan penambangan sesuai izin yang diberikan
atau deposit bahan tambang sudah habis maka sebagian tenaga kerja tidak
dibutuhkan lagi sehingga diperlukan pemutusan hubungan kerja. Pemutusan
hubungan kerja akan dilakukan sesuai dengan kontrak kerja yang telah
disepakati pada awal perekrutan, dimana didalamnya terdapat hak dan
kewajiban karyawan apabila terjadi pemutusan hubungan kerja.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan:
A. Penurunan pendapatan Masyarakat.
B. Peningkatan keresahan Masyarakat.

57
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

Tabel 15. Matriks UKL- UPL Kegiatan Penambangan Batuan (Kerikil berpasir alami) CV. Bujang Lambun
INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Sosialisasi A. Perubahan Terdapat 10 • Melakukan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
persepsi KK pada sosialisasi secara Lokasi tahap pra- dan wawancara sekitar tahap pra- CV.
Masyarakat. permukiman baik dengan sekitar konstruksi untuk Kegiatan konstruksi Bujang
terdekat memastikan setiap Kegiatan perekrutan Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
dengan komponen Pertamban tenaga kerja n, nagari setiap 6 aku
jumlah masyarakat mengerti gan, nagari - MAD: dengan tanah bekali (enam) pemrakarsa
anggota dan memahami tanah metoda Rapid Inderapura bulan
keluarga 50 rencana usaha bekali Rulal Apaisal kec. Airpura b. Institusi
orang dan/atau kegiatan Inderapura (RRA) secara Pengawas
yang akan kec. naratif an
dilaksanakan Airpura deskriptif DLH
• Mencegah timbulnya Provinsi
persepsi negative Sumatera
dalam masyarakat Barat;
yang terkena dampak DLH Kab.
dengan cara Pesisir
memberikan Selatan; ;
penjelasan yang baik Dinas
dan benar dengan ESDM
melibatkan tokoh Sumatera
masyarakat. Barat;
• Membangun kondisi dan
lingkungan sosial Camat
yang kondusif Airpura;
melalui pendekatan
c. Institusi

58
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
partisipatif Pelaporan
• Membangun pola DLH
interaksi harmonis Provinsi
antara masyarakat Sumatera
dengan pelaksana Barat
kegiatan lapangan. DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. peningkatan Terdapat 10 • Melakukan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
keresahan KK pada sosialisasi secara Lokasi tahap pra- pada sekitar tahap pra- CV.
masyarakat permukiman baik dengan sekitar konstruksi masyarakat Kegiatan konstruksi Bujang
terdekat memastikan setiap Kegiatan terkena dampak Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
dengan komponen Pertamban menggunakan n, nagari setiap 6 aku
jumlah masyarakat mengerti gan, nagari kuesioner dan tanah bekali (enam) pemrakarsa
anggota dan memahami tanah wawancara Inderapura bulan
keluarga 50 rencana usaha bekali mendalam kec. Airpura b. Institusi
orang dan/atau kegiatan Inderapura - MAD: dengan Pengawas
yang akan kec. metoda Rapid an
dilaksanakan Airpura Rulal Apaisal DLH
• Pelaku usaha (RRA) secara Provinsi
menyediakan naratif Sumatera
informasi secara deskriptif Barat;
terbuka dan DLH Kab.
akuntabel tentang Pesisir
rencana kegiatan, Selatan; ;
prosedur dan proses Dinas
pelaksanaan ESDM
pembebasan lahan Sumatera
dengan cara Barat;

59
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
melakukan dan
koordinasi untuk Camat
sosialisasi yang Airpura;
intensif dengan
elemen masyarakat c. Institusi
yang terdampak Pelaporan
• Pelaku usaha DLH
melakukan Provinsi
penjelasan langsung Sumatera
kepada masyarakat Barat
tentang rencana DLH Kab.
kegiatan. Pesisir
• Proses penentuan Selatan;
nilai kompensasi
dilakukan secara
musyawarah dan
mufakat.
• Pembayaran
kompensasi
dilakukan secara
langsung kepada
Masyarakat terkena
dampak melalui
bank.
2 Pengamanan A. Perubahan Luas • Melakukan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
lokasi usaha persepsi wilayah pendekatan dan Lokasi tahap pra- pada sekitar tahap pra- CV.
Masyarakat usaha±17,64 koordinasi secara Kegiatan konstruksi masyarakat Kegiatan konstruksi Bujang
Ha. persuasif penamban terkena dampak Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
• Melakukan gan batuan menggunakan n, nagari setiap 6 aku

60
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
sosialisasi terhadap kuesioner dan tanah bekali (enam) pemrakarsa
rencana usaha yang wawancara Inderapura bulan
akan dilakukan mendalam kec. Airpura b. Institusi
• Pelaku usaha - MAD: dengan Pengawas
menyediakan metoda Rapid an
informasi secara Rulal Apaisal DLH
terbuka dan (RRA) secara Provinsi
akuntabel tentang naratif Sumatera
rencana kegiatan, deskriptif Barat;
prosedur dan proses DLH Kab.
pelaksanaan Pesisir
pembebasan lahan Selatan; ;
dengan cara Dinas
melakukan ESDM
koordinasi untuk Sumatera
sosialisasi yang Barat;
intensif dengan dan
elemen masyarakat Camat
yang terdampak. Airpura;
• Pelaku usaha
melakukan c. Institusi
penjelasan langsung Pelaporan
kepada masyarakat DLH
tentang rencana Provinsi
kegiatan, prosedur Sumatera
dan proses Barat
pelaksanaan DLH Kab.
pengamanan lokasi Pesisir
usaha Selatan;

61
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
• Menyampaikan
batas-batas dan luas
lokasi yang
diamankan bersama
masyarakat
3 Penerimaan A. Peningkatan Jumlah • Memprioritaskan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
tenaga kerja kesempatan tenaga kerja masyarakat local Lokasi tahap pra- pada sekitar tahap pra- CV.
kerja direncanaka untuk bekerja; Kegiatan konstruksi masyarakat Kegiatan konstruksi Bujang
n 23 orang • Bekerjasama dengan penamban sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambun
pemerintah gan batuan penambangan n, nagari setiap 6 selaku
desa,kelurahan menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
dalam penerimaan kuesioner dan Inderapura bulan
tenaga kerja; wawancara kec. Airpura b. Institusi
• Memberikan upah mendalam Pengawas
sesuai UMR - MAD: dengan an
setempat. metoda Rapid DLH
Rulal Apaisal Provinsi
(RRA) secara Sumatera
naratif Barat;
deskriptif DLH Kab.
Pesisir
Selatan; ;
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
Dishub
Kab.
Pessel;

62
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan Jumlah • Memfasilitasi Pada Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
peluang tenaga kerja pengembangan usaha Lokasi tahap pra- pada sekitar tahap pra- CV.
berusaha direncanaka yang dijalankan oleh Kegiatan konstruksi masyarakat Kegiatan konstruksi Bujang
n 23 orang wirausaha baru. Pertamban sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
• Memberdayakan gan (SIPB) penambangan n, nagari setiap 6 aku
warga lokal yang dan menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
terkena dampak disekitar kuesioner dan Inderapura bulan
menginginkan Lokasi wawancara kec. Airpura b. Institusi
bekerja di sektor Kegiatan mendalam Pengawas
yang relevan. - MAD: dengan an
metoda Rapid DLH
Rulal Apaisal Provinsi
(RRA) secara Sumatera
naratif Barat;
deskriptif DLH Kab.

63
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Pesisir
Selatan;
;Dishub
Kab.
Pessel;
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
C. Peningkatan Jumlah • Memberikan upah Pada Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
pendapatan tenaga kerja kepada masyarakat Lokasi tahap pada sekitar tahap pra- CV.
direncanaka lokal terkena dampak Kegiatan kegiatan masyarakat Kegiatan konstruksi Bujang
n 23 orang yang terserap dalam Pertamban berlangsung sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambun
tahap konstruksi gan (SIPB) penambangan n, nagari setiap 6 selaku
sesuai dengan dan menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
peraturan yang disekitar kuesioner dan Inderapura bulan

64
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
berlaku. Lokasi wawancara kec. Airpura b. Institusi
• Memberikan Kegiatan mendalam Pengawas
tambahan - MAD: dengan an
penghasilan berupa metoda Rapid DLH
lembur dan bonus Rulal Apaisal Provinsi
tahunan (RRA) secara Sumatera
naratif Barat;
deskriptif DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
;Dishub
Kab.
Pessel;
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir

65
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Selatan;
4 Mobilisasi A. Peningkatan Mobilisasi • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
peralatan TSP (debu) peralatan 1 penyiraman secara Lokasi tahap pra- Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
unit teratur dan periodik; Kegiatan konstruksi sampel udara gan : 100° konstruksi Bujang
excavator • Melakukan Pertamban ambient pada 58' • Pelaporan Lambunsel
koordinasi dengan gan (SIPB) lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 aku
aparat pemerintahan dan dengan durasi dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
desa/kelurahan disekitar pengambilan 24 27,573" S bulan
setempat sebelum Lokasi jam dan diuji di • Permukim b. Institusi
kegiatan berjalan Kegiatan laboratorium an : 100° Pengawas
58' an
- MAD: analisa 44,653" E DLH
Parameter uji dan 2° 0' Provinsi
(TSP) 10,233" S Sumatera
dibandingkan Barat;
dengan bahan DLH Kab.
baku mutu pada Pesisir
PP 22 tahun Selatan; ;
2021 Dishub
- Durasi Kab.
Pemantauan Pessel;
untuk parameter Dinas
TSP:24 Jam ESDM
Sumatera
- Baku mutu Barat;
untuk TSP : 230 dan
µg/m3 Camat
Airpura;

66
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan Mobilisasi • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
kebisingan peralatan 1 koordinasi dengan Lokasi tahap pra- Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
unit aparat pemerintahan Kegiatan konstruksi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
excavator desa/kelurahan Pertamban kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambunsel
setempat sebelum gan (SIPB) lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 aku
kegiatan berjalan dan dan diuji dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
• Melakukan disekitar menggunakan 27,573" S bulan
konstruksi pada saat Lokasi sound level • Permukim b. Institusi
jam kerja Kegiatan meter dan an : 100° Pengawas
dihitung Ls, Lm, 58' an
dan Lsm. 44,653" E DLH
MAD: Data hasil dan 2° 0' Provinsi
uji laboratorium 10,233" S Sumatera
yang terkumpul Barat;
dianalisis secara DLH Kab.
tabulasi dan Pesisir
dibandingkan Selatan; ;
dengan parameter Dishub
kunci baku Kab.

67
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
tingkat kebisingan Pessel:
yang terdapat Dinas
pada KepmenLH ESDM
No. 48 Tahun Sumatera
1996 Tentang Barat;
Baku Tingkat dan
Kebisingan Camat
kawasan Airpura;
permukiman 55
dB dan industri c. Institusi
70 dB(A) Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
C. Perubahan Mobilisasi • Sosialisasi kegiatan Pada Selama - MPD: Survei Pada Lokasi 1x6 bulan a. Pelaksana
persepsi peralatan 1 mobilisasi peralatan Lokasi tahap pra- pada sekitar CV.
masyarakat unit dan material kepada Kegiatan konstruksi masyarakat Kegiatan Bujang
excavator masyarakat Pertamban sekitar lokasi Pertambanga Lambunsel
• Pemasangan rambu- gan (SIPB) penambangan n, nagari aku
rambu lalu-lintas dan menggunakan tanah bekali pemrakarsa
• Melakukan disekitar kuesioner dan Inderapura
musyawarah secara Lokasi wawancara kec. Airpura b. Institusi
mufakat (tanpa Kegiatan mendalam Pengawas
melalui perantara) - MAD: dengan an
terkait daerah yang metoda Rapid DLH

68
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
terdampak oleh Rulal Apaisal Provinsi
kegiatan mobilisasi (RRA) secara Sumatera
peralatan dan naratif deskriptif Barat;
material. DLH Kab.
Pesisir
Selatan; ;
Dishub
Kab.
Pessel:
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
]Pelapora
n
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
D. Gangguan Mobilisasi • Mengatur keluar Pada • Selama - MPD: Studi Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
lalu lintas peralatan 1 masuk kendaraan di Lokasi tahap pra- dokumentasi sekitar tahap pra- CV.

69
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
unit titik pertemuan ruas Kegiatan konstruksi meliputi foto Kegiatan konstruksi Bujang
excavator jalan raya dengan Pertamban kondisi lalu Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
jalan akses masuk gan (SIPB) lintas di titik n, nagari setiap 6 aku
proyek dan pertemuan tanah bekali (enam) pemrakarsa
• Menempatkan disekitar dengan jalan Inderapura bulan
petugas pengatur lalu Lokasi akses, kec. Airpura b. Institusi
lintas di titik keluar- Kegiatan keberadaan 2° 0' 19,927" Pengawas
masuknya kendaraan rambu-rambu S dan 100° an
proyek ke jalan raya lalu lintas di 58' 21,405"E DLH
• Pengaturan jarak titik keluar Provinsi
kendaraan masuknya Sumatera
pengangkut tidak kendaraan Barat;
dalam waktu yang proyek DLH Kab.
berdekatan (tidak - MAD: dengan Pesisir
beriringan) metoda Rapid Selatan; ;
Rulal Apaisal Dinas
(RRA) secara Perhubung
naratif an Kab.
deskriptif Pessel:
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan

70
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
5. Pengambilan Perubahan presepsi Jumlah ⚫ Melakukan Pada • Selama - Komponen geo- Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
data kondisi masyarakat parameter sosialisasi secara Lokasi tahap pra- fisik-kimia, sekitar tahap pra- CV.
lingkungan data kondisi baik dengan Kegiatan konstruksi sepertiair Kegiatan konstruksi Bujang
lingkungan memastikan setiap Pertamban permukaan, Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
yang komponen gan (SIPB) kualitas udara, n, nagari setiap 6 aku
diambil. masyarakat dan kebisingan, tanah bekali (enam) pemrakarsa
mengerti dan disekitar - Komponen sosio Inderapura bulan
memahami Lokasi -ekonomi- kec. Airpura b. Institusi
rencana usaha Kegiatan budaya, seperti Pengawas
dan/atau kegiatan tingkat an
yang akan pendapatan DLH
dilaksanakan - Memantau Provinsi
⚫ Mencegah perubahan sikap Sumatera
timbulnya dan presepsi Barat;
presepsi negative masyarakat DLH Kab.
dalam masyarakat pasca kegiatan Pesisir
yang terkena pengambilan Selatan; ;
dampak dengan data kondisi Dishub
cara memberikan lingkungan Kab.
penjelasan yang hidup (rona Pessel:
baik dan benar lingkungan Dinas
dengan hidup awal) ESDM

71
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
melibatkan tokoh Sumatera
masyarakat Barat;
⚫ Membangun dan
kondisi Camat
lingkungan sosial Airpura;
yang kondusif
melalui c. Institusi
pendekatan Pelaporan
partisipatif DLH
⚫ Membangun pola Provinsi
interaksi harmonis Sumatera
antara masyarakat Barat
dengan pelaksana DLH Kab.
kegiatan lapangan Pesisir
Selatan;
TAHAP KONSTRUKSI
1. Penyiapan A. Peningkatan Panjang • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
lokasi kebisingan jalan koordinasi dengan Lokasi tahap Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
fasilitas tambang 449 aparat pemerintahan Kegiatan konstruksi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
utama dan meter. desa/kelurahan Pertamban kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambunsel
pendukung setempat sebelum gan lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 aku
kegiatan berjalan dan diuji dan 2° 0' bulan pemrakarsa
• Melakukan menggunakan 27,573" S
konstruksi pada saat sound level • Permukim b. Institusi
jam kerja meter dan an : 100° Pengawas
dihitung Ls, Lm, 58' an
dan Lsm. 44,653" E DLH
- MAD: Data hasil dan 2° 0' Provinsi

72
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
uji laboratorium 10,233" S Sumatera
yang terkumpul Barat;
dianalisis secara DLH Kab.
tabulasi dan Pesisir
dibandingkan Selatan; ;
dengan Disshub
parameter kunci Kab
baku tingkat Pessel:
kebisingan yang Dinas
terdapat pada ESDM
KepmenLH No. Sumatera
48 Tahun 1996 Barat;
Tentang Baku dan
Tingkat Camat
Kebisingan Airpura;
kawasan
permukiman 55 c. Institusi
dB dan industri Pelaporan
70 dB(A) DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan TSP Panjang • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
(debu) jalan penyiraman secara Lokasi tahap pra- Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
tambang 449 teratur dan periodik; Kegiatan konstruksi sampel udara gan : 100° konstruksi Bujang
meter. • Melakukan Penggalian ambient pada 58' • Pelaporan Lambunsel

73
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
pemadatan Kerikil lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 aku
(kompaksi) dan Sirtu dan diuji di dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
membasahi tanah laboratorium 27,573" S bulan
pada area yang - MAD: analisa • Permukim b. Institusi
dilalui oleh Parameter uji an : 100° Pengawas
kendaraan selama (TSP) 58' an
konstruksi; dibandingkan 44,653" E DLH
• Melakukan dengan bahan dan 2° 0' Provinsi
koordinasi dengan baku mutu pada 10,233" S Sumatera
aparat pemerintahan PP 22 tahun Barat;
desa/kelurahan 2021 DLH Kab.
setempat sebelum - Durasi Pesisir
kegiatan berjalan. Pemantauan Selatan; ;
untuk parameter Dinas
TSP:24 Jam ESDM
- Baku mutu Sumatera
untuk TSP : 230 Barat;
µg/m3 dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir

74
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Selatan;
C. Peningkatan Luas area • Untuk sampah padat Pada • Selama MPD: Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
timbulan sampah yang dibuka dari daun ranting dan Lokasi tahap pra- Observasi sekitar tahap pra- CV.
padat 3500 m2 batang sawit dari Kegiatan konstruksi lapangan Kegiatan konstruksi Bujang
bukaan lahan untuk Penggalian MAD: Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
jalan tambang Kerikil Pengukuran n, nagari setiap 6 aku
nantinya akan Sirtu timbulan sampah tanah bekali (enam) pemrakarsa
ditumpuk dengan SNI 3242- Inderapura bulan
dikomposkan pada 2008 kec. Airpura b. Institusi
kebun sawit dilokasi Pengawas
tambang. an
• Untuk sampah padat DLH
domestik dari Provinsi
aktifitas pekerja akan Sumatera
Berkoordinasi Barat;
dengan dinas DLH Kab.
kebersihan Pesisir
kota/kabupaten untuk Selatan; ;
jadwal pengangkutan Dishub
sampah; Kab.
• Koordinasi dengan Pessel:
aparat Dinas
desa/kelurahan ESDM
terkait penanganan Sumatera
sampah di lokasi Barat;
kegiatan; dan
• Menerapkan prinsip Camat
3R dalam Airpura;

75
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
penanganan sampah
kegiatan operasional. a. Institusi
• Menempatkan tong Pelaporan
sampah pada titik DLH
lokasi kegiatan dan Provinsi
TPS sampah sebelum Sumatera
pengangkutan ke Barat
TPA DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
2 Pembangunan a) Peningkatan Panjang • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama d. Pelaksana
fasilitas kebisingan jalan koordinasi dengan Lokasi tahap pra- Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
utama dan tambang 449 aparat pemerintahan Kegiatan konstruksi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
pendukung meter. desa/kelurahan Pertamban kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambunsel
setempat sebelum gan lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 aku
kegiatan berjalan dan diuji dan 2° 0' bulan pemrakarsa
• Melakukan menggunakan 27,573" S
konstruksi pada saat sound level • Permukim e. Institusi
jam kerja meter dan an : 100° Pengawas
dihitung Ls, Lm, 58' an
dan Lsm. 44,653" E DLH
- MAD: Data hasil dan 2° 0' Provinsi
uji laboratorium 10,233" S Sumatera
yang terkumpul Barat;
dianalisis secara DLH Kab.
tabulasi dan Pesisir
dibandingkan Selatan; ;
dengan Disshub
parameter kunci Kab

76
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
baku tingkat Pessel:
kebisingan yang Dinas
terdapat pada ESDM
KepmenLH No. Sumatera
48 Tahun 1996 Barat;
Tentang Baku dan
Tingkat Camat
Kebisingan Airpura;
kawasan
permukiman 55 f. Institusi
dB dan industri Pelaporan
70 dB(A) DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
b) Peningkatan TSP Panjang • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama d. Pelaksana
(debu) jalan penyiraman secara Lokasi tahap pra- Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
tambang 449 teratur dan periodik; Kegiatan konstruksi sampel udara gan : 100° konstruksi Bujang
meter. • Melakukan Penggalian ambient pada 58' • Pelaporan Lambunsel
pemadatan Kerikil lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 aku
(kompaksi) dan Sirtu dan diuji di dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
membasahi tanah laboratorium 27,573" S bulan
pada area yang - MAD: analisa • Permukim e. Institusi
dilalui oleh Parameter uji an : 100° Pengawas
kendaraan selama (TSP) 58' an
konstruksi; dibandingkan 44,653" E DLH

77
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
• Melakukan dengan bahan dan 2° 0' Provinsi
koordinasi dengan baku mutu pada 10,233" S Sumatera
aparat pemerintahan PP 22 tahun Barat;
desa/kelurahan 2021 DLH Kab.
setempat sebelum - Durasi Pesisir
kegiatan berjalan. Pemantauan Selatan; ;
untuk parameter Dinas
TSP:24 Jam ESDM
- Baku mutu Sumatera
untuk TSP : 230 Barat;
µg/m3 dan
Camat
Airpura;

f. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
TAHAP OPERASI
1 Operasi A. Penurunan Luas • Melakukan Pada • Selama - MPD: Hulu : 100° • Selama a. Pelaksana
produksi kualitas air wilayah penambangan batuan Lokasi tahap Pengambilan 58' 38,757" E tahap CV.
penambangan SIPB 17,64 (kerikil berpasir Kegiatan Operasi sampel Air di dan 2° 0' Operasi Bujang
alami (sirtu)) Penggalian hulu dan hilir 23,409" S • Pelaporan Lambun

78
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Ha berdasarkan elevasi Kerikil Batang Air Pura Hilir : 100° setiap 6 selaku
rencana dan luasan Sirtu - MAD: 58' 24,229" (enam) pemrakarsa
bukaan dianalisis secara E dan 2° 0' bulan
penambangan sungai tabulasi, dan 34,928" S b. Institusi
pada patok – patok dibandingkan Pengawas
galian sesuai arahan dengan baku an
dari PSDA-BK mutu air pada DLH
Sumbar PP 22 Tahun Provinsi
• Tidak melakukan 2021, dengan Sumatera
penambangan pada parameter TSS, Barat;
saat hari hujan atau pH, DO, BOD5, DLH Kab.
kondisi Sungai COD, minyak Pesisir
banjir. dan lemak Selatan; ;
• Penggunaan alat Dinas
berat dibatasi sesuai ESDM
dengan rencana Sumatera
produksi Barat;
penambangan. dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir

79
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Selatan;
B. Penurunan Luas • Perawatan mesin Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
kualitas udara wilayah kendaraan alat Lokasi tahap Pengambilan • Penamban tahap CV.
ambien SIPB 17,64 tambang secara Kegiatan Operasi sampel udara gan : 100° Operasi Bujang
Ha berkala sesuai Penggalian ambient pada 58' • Pelaporan Lambun
dengan prosedur dan Kerikil lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 selaku
ketentuan yang Sirtu dan diuji di dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
berlaku laboratorium 27,573" S bulan
• Menggunakan - MAD: analisa • Permukim b. Institusi
kendaraan yang Parameter uji an : 100° Pengawas
digunakan untuk (Sox, Nox, CO, 58' an
kegiatan mobilisasi TSP) 44,653" E DLH
alat dan bahan yang dibandingkan dan 2° 0' Provinsi
lolos uji emisi dengan bahan 10,233" S Sumatera
kendaraan baku mutu pada Barat;
• Menggunakan bahan PP 22 tahun DLH Kab.
bakar khusus bahan 2021 Pesisir
bakar industri - Durasi Selatan; ;
kegiatan Pemantauan Dinas
pertambangan untuk untuk parameter ESDM
setiap alat tambang. SO2 : 60 menit Sumatera
NO2: 60 menit Barat;
CO: 60 menit dan
TSP:24 Jam Camat
Airpura;
- Baku mutu
untuk c. Institusi
paramenter SO2 Pelaporan

80
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
: 150 µg/m3 DLH
NO2 : 200 Provinsi
µg/m3 CO : Sumatera
10000 µg/m3 Barat
TSP : 230 µg/m3 DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
C. Peningkatan Luas • Menggunakan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama b. Pelaksana
kebisingan wilayah kendaraan untuk Lokasi tahap Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
SIPB 17,64 kegiatan mobilisasi Kegiatan Operasi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
Ha alat dan bahan yang Penggalian kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambun
lolos uji emisi Kerikil lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 selaku
kendaraan, termasuk Sirtu dan diuji dan 2° 0' bulan pemrakarsa
penggunaan Knalpot. menggunakan 27,573" S
• Pemakaian penutup sound level • Permukim c. Institusi
telinga (earplug) bagi meter dan an : 100° Pengawas
operator kendaraan dihitung Ls, Lm, 58' an
berat sesuai dengan dan Lsm. 44,653" E DLH
keperluan. - MAD: Data dan 2° 0' Provinsi
• Perawatan mesin hasil uji 10,233" S Sumatera
kendaraan alat laboratorium Barat;
tambang secara yang terkumpul DLH Kab.
berkala sesuai dianalisis secara Pesisir
dengan prosedur dan tabulasi dan Selatan; ;
ketentuan yang dibandingkan Dinas
berlaku dengan ESDM
• Pembatasan parameter kunci Sumatera
kecepatan kendaraan baku tingkat Barat;
maks. 40 km/jam kebisingan yang dan

81
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
apabila melewati terdapat pada Camat
permukiman KepmenLH No. Airpura;
48 Tahun 1996
Tentang Baku d. Institusi
Tingkat Pelaporan
Kebisingan DLH
kawasan Provinsi
permukiman 55 Sumatera
dB dan industri Barat
70 dB(A) DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
D. Peningkatan Luas • Menyediakan tong Pada Selama MPD: Pada Lokasi • Selama c. Pelaksana
limbah padat wilayah sampah pada Lokasi tahap Observasi sekitar tahap CV.
SIPB 17,64 beberapa titik lokasi Kegiatan Operasi lapangan Kegiatan Operasi Bujang
Ha kegiatan dan TPS Penggalian MAD: Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
Sampah sesuai jenis Kerikil Pengukuran n, nagari setiap 6 aku
sampah; Sirtu timbulan sampah tanah bekali (enam) pemrakarsa
• Berkoordinasi dengan SNI 3242- Inderapura bulan
dengan dinas 2008 kec. Airpura d. Institusi
kebersihan Pengawas
kota/kabupaten untuk an
jadwal pengangkutan DLH
sampah; Provinsi
• Koordinasi dengan Sumatera
aparat Barat;
desa/kelurahan DLH Kab.
terkait penanganan Pesisir
sampah di lokasi Selatan; ;

82
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
kegiatan; Dishub
• Menerapkan prinsip Kab.
5R dalam Pessel:
penanganan sampah Dinas
kegiatan operasional. ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

e. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
E. Peningkatan Luas • Menyediakan dan Pada • Selama - MPD: Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
timbulan LB3 wilayah membangun TPS Lokasi tahap Pencatatan sekitar tahap CV.
SIPB 17,64 Limbah B3 sesuai Kegiatan Operasi jumlah Kegiatan Operasi Bujang
Ha dengan PermenLHK Penggalian timbulan, Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
No. 6 Tahun 2021; Kerikil Keamana n, nagari setiap 6 aku
• Menyimpan LB3 Sirtu Kemasan, dan tanah bekali (enam) pemrakarsa
dalam kemasan penempatan Inderapura bulan
sesuai dengan LB3 pada log kec. Airpura b. Institusi
karakteristik LB3 book. Pengawas

83
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
dan diletakkan di - MAD: an
TPS LB3. menghitung DLH
• Membuat SOP Neraca LB3 Provinsi
Penyimpanan dan Sumatera
SOP Tanggap Barat;
darurat TPS Limbah DLH Kab.
B3 sesuai dengan Pesisir
PermenLHK No. 6 Selatan; ;
Tahun 2021; Dishub
• Bekerjasama dengan Kab.
Pihak ketiga yang Pessel:
memiliki izin dari Dinas
KLHK untuk ESDM
pengelolaan lanjutan Sumatera
LB3. Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;

84
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
F. Peningkatan Jumlah • Mengadakan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
peluang berusaha Masyarakat penyuluhan kepada Lokasi tahap pada sekitar tahap CV.
disekitar masyarakat lokal Kegiatan Operasi masyarakat Kegiatan Operasi Bujang
lokasi 10 tentang peluang Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
KK atau berusaha yang dapat Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
sekitar 50 dimanfaatkan oleh Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
orang masyarakat sekitar kuesioner dan Inderapura bulan
lokasi kegiatan wawancara kec. Airpura b. Institusi
• Melaksanakan mendalam Pengawas
program community - MAD: dengan an
development (CD) metoda Rapid DLH
dalam rangka Rulal Apaisal Provinsi
meningkatkan (RRA) secara Sumatera
kualitas sumberdaya naratif Barat;
manusia penduduk deskriptif DLH Kab.
lokal, agar penduduk Pesisir
lokal dapat Selatan; ;
berpartisipasi dalam Dishub
memanfaatkan Kab.
peluang usaha yang Pessel:
ada Dinas
• Memberikan ESDM
kesempatan kepada Sumatera
masyarakat lokal Barat;
untuk melakukan dan
usaha di sektor Camat
informal yang Airpura;
sifatnya melayani
karyawan, kebutuhan c. Institusi

85
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
reklamasi dan Pelaporan
revegetasi, serta jasa DLH
seperti.penyediaan Provinsi
makanan, jasa-jasa Sumatera
untuk mendukung Barat
fasilitas DLH Kab.
• Melakukan Pesisir
koordinasi/kerjasama Selatan;
dengan Dinas
Tenaga Kerja, aparat
Desa dan Kecamatan
mengenai hal-hal
yang berkaitan
dengan peluang
berusaha
• Mengoptimalkan
pengisian peluang
berusaha bagi
wirausahawan yang
berasal dari wilayah
setempat
G. Peningkatan Jumlah • Mengelola dampak Pada Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
pendapatan Masyarakat primernya berupa Lokasi tahap pada sekitar tahap CV.
disekitar peningkatan Kegiatan Operasi masyarakat Kegiatan Operasi Bujang
lokasi 10 kesempatan kerja Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
KK atau dan peluang Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
sekitar 50 berusaha Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
• Melaksanakan kuesioner dan Inderapura bulan
program CD yang wawancara kec. Airpura b. Institusi

86
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
orang berhubungan dengan mendalam Pengawas
peningkatan - MAD: dengan an
pendapatan metoda Rapid DLH
masyarakat Rulal Apaisal Provinsi
(RRA) secara Sumatera
naratif Barat;
deskriptif DLH Kab.
Pesisir
Selatan; ;
Dishub
Kab.
Pessel:
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;

87
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
H. Longsor tebing Luas • Melakukan Pada • Selama Observasi Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
Sungai penggalian penambangan batuan Lokasi tahap kejadian tebing Kegiatan tahap CV.
2,82 Ha (kerikil berpasir Kegiatan Operasi sungai yang Penggalian Operasi Bujang
alami (sirtu)) Penggalian longsor Kerikil Sirtu • Pelaporan Lambun
berdasarkan elevasi Kerikil setiap 6 selaku
rencana dan luasan Sirtu (enam) pemrakarsa
bukaan bulan
penambangan sungai b. Institusi
pada patok – patok Pengawas
galian sesuai arahan an
dari PSDA-BK DLH
Sumbar Provinsi
• Tidak melakukan Sumatera
penambangan pada Barat;
saat hari hujan atau DLH Kab.
kondisi Sungai Pesisir
banjir. Selatan; ;
• Menyusun batu Dishub
ukuran >40 cm pada Kab.
tebing sungai untuk Pessel:
mencegah longsor Dinas
tebing sungai ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi

88
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
2 Mobilisasi A. Peningkatan Alat • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
hasil tambang kebisingan tambang mobilisasi alat berat Lokasi tahap Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
yang dan alat angkut Kegiatan Operasi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
digunakan selama masa pra dan/usaha kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambunsel
untuk konstruksi pada saat (seluas lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 aku
mobilisasi jam kerja yaitu opada 17,64 Ha) dan diuji dan 2° 0' bulan pemrakarsa
material jam 08.00 - 17.00 menggunakan 27,573" S
tambang 1 atau siang hari; sound level • Permukim b. Institusi
unit • pengaturan meter dan an : 100° Pengawas
Excavator kecepatan kendaraan dihitung Ls, Lm, 58' an
PC 200 yang melintas dan Lsm. 44,653" E DLH
Dump truk didaerah pemukiman - MAD: Data dan 2° 0' Provinsi
25 rit/hari dengan kecepatan hasil uji 10,233" S Sumatera
dengan jam kendaraan max. 40 laboratorium Barat;
kerja km/jam yang terkumpul DLH Kab.
operasional • Mengoperasikan dianalisis secara Pesisir
8 jam/hari kendaraan alat tabulasi dan Selatan; ;
angkut dan alat berat dibandingkan Dinas
yang layak pakai dan dengan ESDM
memiliki surat Uji parameter kunci Sumatera
KIR Kendaraan; baku tingkat Barat;

89
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
• Mengatur frekuensi kebisingan yang dan
lalu lintas kendaraan terdapat pada Camat
dengan pengaturan KepmenLH No. Airpura;
jadwal 48 Tahun 1996
pengoperasiaan Tentang Baku c. Institusi
kendaraan. Tingkat Pelaporan
Kebisingan DLH
kawasan Provinsi
permukiman 55 Sumatera
dB dan industri Barat
70 dB(A) DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan Alat • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
TSP (debu) tambang penyiraman air pada Lokasi tahap Pengambilan • Penamban tahap CV.
yang lokasi yang Kegiatan Operasi sampel udara gan : 100° Operasi Bujang
digunakan berpotensi dan/usaha ambient pada 58' • Pelaporan Lambunsel
untuk menimbulkan debu; (seluas lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 aku
mobilisasi • pengangkutan hasil 17,64 Ha) dan diuji di dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
material galian dilakukan laboratorium 27,573" S bulan
tambang 1 dengan - MAD: analisa • Permukim b. Institusi
unit menggunakan dump Parameter uji an : 100° Pengawas
Excavator truk yang layak (Sox, Nox, CO, 58' an
PC 200 pakai; TSP) 44,653" E DLH
Dump truk • Menutup bak dump dibandingkan dan 2° 0' Provinsi
25 rit/hari truk pada saat dengan bahan 10,233" S Sumatera
dengan jam pengangkutan baku mutu pada Barat;
kerja material hasil galian PP 22 tahun DLH Kab.
operasional dengan rapi dan 2021 Pesisir

90
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
8 jam/hari benar. - Durasi Selatan; ;
Pemantauan Dinas
untuk parameter ESDM
SO2 : 60 menit Sumatera
NO2: 60 menit Barat;
CO: 60 menit dan
TSP:24 Jam Camat
Airpura;
- Baku mutu
untuk c. Institusi
paramenter SO2 Pelaporan
: 150 µg/m3 DLH
NO2 : 200 Provinsi
µg/m3 CO : Sumatera
10000 µg/m3 Barat
TSP : 230 DLH Kab.
µg/m3 Pesisir
Selatan;
C. Gangguan arus Alat • Mengatur keluar Pada • Selama - MPD: Studi Pada Jalan • Selama a. Pelaksana
lalu lintas tambang masuk kendaraan di Lokasi tahap dokumentasi menuju tahap CV.
yang titik pertemuan ruas Kegiatan Operasi meliputi foto Lokasi Operasi Bujang
digunakan jalan dengan jalan dan/usaha kondisi lalu Kegiatan • Pelaporan Lambun
untuk akses masuk proyek (seluas lintas di titik Pertambanga setiap 6 selaku
mobilisasi • Menempatkan 17,64 Ha) pertemuan n yang (enam) pemrakarsa
material petugas pengatur lalu dengan jalan dilewati bulan
tambang 1 lintas di titik keluar- akses. kendaraan b. Institusi
unit masuknya kendaraan - MAD: informasi proyek. Pengawas
Excavator proyek ke jalan luar di analisa an
PC 200 proyek dengan naratif DLH

91
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Dump truk • Pengaturan jarak deskriptif Provinsi
25 rit/hari kendaraan Sumatera
dengan jam pengangkut tidak Barat;
kerja dalam waktu yang DLH Kab.
operasional berdekatan (tidak Pesisir
8 jam/hari beriringan) Selatan; ;
• Melakukan arahan Dinas
terkait persetujuan ESDM
teknis dampak lalu Sumatera
lintas yang Barat;
dikeluarkan oleh Dinas
Dinas Perhubungan Perhubung
Kab. Pesisir Selatan an
(Terlampir). Kab.Pessel
dan Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
D. Kerusakan jalan Alat • Menggunakan Pada • Selama - MPD: Studi Pada Jalan • Selama a. Pelaksana
tambang kendaraan proyek Lokasi tahap dokumentasi menuju tahap CV.
yang yang layak jalan. Kegiatan Operasi meliputi foto Lokasi Operasi Bujang

92
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
digunakan • Melakukan dan/usaha kondisi lalu Kegiatan • Pelaporan Lambun
untuk pencucian dan (seluas lintas di titik Pertambanga setiap 6 selaku
mobilisasi pembersihan roda 17,64 Ha) pertemuan n yang (enam) pemrakarsa
material kendaraan sebelum dengan jalan dilewati bulan
tambang 1 keluar dari lokasi akses. kendaraan b. Institusi
unit tambang. - MAD: proyek. Pengawas
Excavator • Pengaturan jarak informasi di an
PC 200 kendaraan analisa dengan DLH
Dump truk pengangkut tidak naratif Provinsi
25 rit/hari dalam waktu yang deskriptif Sumatera
dengan jam berdekatan (tidak Barat;
kerja beriringan) DLH Kab.
operasional • pada jalan tambang Pesisir
8 jam/hari dilakukan pekerasan Selatan; ;
dan pemadatan jalan Dinas
menggunakan alat ESDM
berat agar jalan Sumatera
tambang dapat Barat;
menahan beban dan
minimal 15 ton untuk Camat
mobilisasi Airpura;
• pada jalan tambang
dibuat drainase guna c. Institusi
maintenance jalan Pelaporan
agar tidak membuat DLH
genangan air di Provinsi
sepanjang jalan Sumatera
tambang. Barat
• pada drainase jalan DLH Kab.

93
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
tambang dibuak cek Pesisir
dam untuk menahan Selatan;
sedimentasi akibat
air run off sebelum
air run off yang
mengalir melalu
jalan tambang
menuju
• Memperbaiki jalan
kabupaten apabila
terjadi kerusakan
akibat penambangan
batuan.
E. Longsor tebing Alat • Melakukan Pada Selama - MPD: Studi Pada Jalan • Selama a. Pelaksana
Sungai tambang perkerasan jalan Lokasi tahap dokumentasi menuju tahap CV.
yang tambang dengan Kegiatan Operasi meliputi foto Lokasi Operasi Bujang
digunakan kerikil dan/usaha kondisi lalu Kegiatan • Pelaporan Lambun
untuk • membuat perkuatan (seluas lintas dan jalan Pertambanga setiap 6 selaku
mobilisasi dan tanggul tebing 17,64 Ha) tambang n yang (enam) pemrakarsa
material sungai yang - MAD: dilewati bulan
tambang 1 bersebelahan dengan informasi di kendaraan b. Institusi
unit jalan tambang analisa dengan proyek. Pengawas
Excavator sehingga naratif an
PC 200 memberikan deskriptif DLH
Dump truk kekuatan yang lebih Provinsi
25 rit/hari untuk mendukung Sumatera
dengan jam lalulintas dump truk Barat;
kerja • membuat drainase DLH Kab.
operasional untuk mengendalikan Pesisir

94
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
8 jam/hari runoff pada saat Selatan; ;
hujan Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
TAHAP PASCA OPERASI
1 Reklamasi A. Peningkatan Luas • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
lahan kebisingan wilayah perawatan mesin- Lokasi pasca Pengambilan • Penamban tahap pra- CV.
tambang SIPB 17,64 mesin secara rutin Kegiatan operasi sampel gan : 100° konstruksi Bujang
Ha pada alat-alat berat Penggalian kebisingan pada 58' • Pelaporan Lambunsel
yang digunakan, agar Kerikil lokasi kegiatan, 30,748" E setiap 3 aku
diperoleh Sirtu dan diuji dan 2° 0' bulan pemrakarsa
pembakaran sesuai menggunakan 27,573" S
sempurna ketika SIPB sound level • Permukim b. Institusi
dioperasikan 17,64 Ha meter dan an : 100° Pengawas

95
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
• Menggunakan bahan dan sekitar dihitung Ls, Lm, 58' an
bakar khusus bahan lokasi dan Lsm. 44,653" E DLH
bakar industri kegiatan - MAD: Data dan 2° 0' Provinsi
kegiatan penggalian hasil uji 10,233" S Sumatera
pertambangan untuk Kerikil / laboratorium Barat;
setiap alat tambang Sirtu yang terkumpul DLH Kab.
• Melakukan dianalisis secara Pesisir
revegetasi disekitar tabulasi dan Selatan; ;
jalan angkut untuk dibandingkan Dinas
meredam kebisingan dengan ESDM
• Menerapkan parameter kunci Sumatera
kecepatan rendah baku tingkat Barat;
khususnya untuk kebisingan yang dan
kendaraan angkut terdapat pada Camat
(maksimum 40 KepmenLH No. Airpura;
km/jam) 48 Tahun 1996
Tentang Baku c. Institusi
Tingkat Pelaporan
Kebisingan DLH
kawasan Provinsi
permukiman 55 Sumatera
dB dan industri Barat
70 dB(A) DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan Luas • Melakukan Pada • Selama - MPD: Lokasi • Selama a. Pelaksana
kualitas udara wilayah revegetasi pada lahan Lokasi pasca Pengambilan • Penamban pasca CV.
SIPB 17,64 - lahan pasca Kegiatan operasi sampel udara gan : 100° operasi Bujang
Ha tambang Penggalian ambient pada 58' • Pelaporan Lambunsel

96
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
• Tanaman revegetasi Kerikil lokasi kegiatan 30,748" E setiap 6 aku
yang akan ditanam Sirtu dan diuji di dan 2° 0' (enam) pemrakarsa
pada lahan pasca sesuai laboratorium 27,573" S bulan
tambang yaitu cover SIPB dan - MAD: analisa • Permukim b. Institusi
crop dengan sekitar Parameter uji an : 100° Pengawas
menggunakan lokasi (Sox, Nox, CO, 58' an
kombinasi Legume kegiatan TSP) 44,653" E DLH
Cover Crops (LCC) penggalian dibandingkan dan 2° 0' Provinsi
jenis Mucuna Kerikil / dengan bahan 10,233" S Sumatera
conchinchinensis Sirtu baku mutu pada Barat;
(MC) yang PP 22 tahun DLH Kab.
digunakan sebagai 2021 Pesisir
penutup tanah tropis - Durasi Selatan; ;
dan spesies pionir Pemantauan Dinas
yang sangat berguna untuk parameter ESDM
untuk menahan erosi SO2 : 60 menit Sumatera
dan mengatur NO2: 60 menit Barat;
kesuburan tanah CO: 60 menit dan
serta pengendalian TSP:24 Jam Camat
gulma. Airpura;
- Baku mutu
untuk c. Institusi
paramenter SO2 Pelaporan
: 150 µg/m3 DLH
NO2 : 200 Provinsi
µg/m3 CO : Sumatera
10000 µg/m3 Barat
TSP : 230 µg/m3 DLH Kab.
Pesisir

97
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Selatan;
C. Peningkatan Luas • Melaksanakan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
peluang wilayah program community Lokasi pasca pada sekitar pasca CV.
berusaha SIPB 17,64 development (CD) Kegiatan operasi masyarakat Kegiatan operasi Bujang
Ha dalam rangka Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
meningkatkan Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
kualitas sumberdaya Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
manusia penduduk sesuai kuesioner dan Inderapura bulan
lokal, agar penduduk SIPB dan wawancara kec. Airpura b. Institusi
lokal dapat sekitar mendalam Pengawas
berpartisipasi dalam lokasi - MAD: an
memanfaatkan kegiatan informasi di DLH
peluang usaha yang penggalian analisa dengan Provinsi
ada Kerikil / naratif Sumatera
• Memberikan Sirtu deskriptif Barat;
kesempatan berusaha DLH Kab.
kepada Masyarakat Pesisir
local untuk Selatan; ;
melakukan pekerjaan Dinas
reklamasi sesuai ESDM
dengan arahan teknis Sumatera
dari Dinas SDA-BK Barat;
Prov. Sumbar. dan
• Meprioritaskan Camat
Masyarakat sekitar Airpura;
lokasi untuk
penyediaan bibit c. Institusi
revegetas untuk Pelaporan

98
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
lahan bekas DLH
tambang.. Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
D. Peningkatan Luas • Mengelola dampak Pada Selama - MPD: Survei Pada Lokasi 1x pada a. Pelaksana
pendapatan wilayah primernya berupa Lokasi tahap Pasca pada sekitar pasca CV.
berusaha SIPB 17,64 peningkatan Kegiatan Tambang masyarakat Kegiatan operasi Bujang
Ha kesempatan kerja Penggalian sekitar lokasi Pertambanga Lambunsel
dan peluang Kerikil penambangan n, nagari aku
berusaha Sirtu menggunakan tanah bekali pemrakarsa
• Melaksanakan sesuai kuesioner dan Inderapura
program CD yang SIPB dan wawancara kec. Airpura b. Institusi
berhubungan dengan sekitar mendalam Pengawas
peningkatan lokasi - MAD: an
pendapatan kegiatan informasi di DLH
masyarakat penggalian analisa dengan Provinsi
Kerikil / naratif Sumatera
Sirtu deskriptif Barat;
DLH Kab.
Pesisir
Selatan; ;
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan

99
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
2 Demobilisai A. Gangguan lalu 1 unit • Mengatur keluar Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
peralatan lintas excavator kendaraan di titik Lokasi pasca pada sekitar pasca CV.
pertemuan ruas jalan Kegiatan operasi masyarakat Kegiatan operasi Bujang
dengan jalan akses Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
keluar area Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
penambangan batuan Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
(andesit) sesuai kuesioner dan Inderapura bulan
• Menempatkan SIPB dan wawancara kec. Airpura b. Institusi
petugas pengatur lalu sekitar mendalam 2° 0' 19,927" Pengawas
lintas di titik keluar lokasi - MAD: S dan 100° an
kendaraan proyek ke kegiatan informasi di 58' 21,405"E DLH
jalan luar proyek penggalian analisa dengan Provinsi
• Pengaturan jarak Kerikil / naratif Sumatera
keluar kendaraan Sirtu deskriptif Barat;
tidak dalam waktu DLH Kab.
yang berdekatan Pesisir
(tidak beriringan) Selatan; ;

100
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
Dinas
Perhubung
an
Kab.Pessel
dan Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
3 Pemutusan A. Penurunan 23 orang • Memberikan jumlah Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
hubungan pendapatan tenaga kerja penghasilan yang Lokasi pasca pada sekitar pasca CV.
kerja Masyarakat di lepaskan sesuai dengan Kegiatan operasi masyarakat Kegiatan operasi Bujang
prestasi kerja pada Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel
periode tertentu Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
kepada Masyarakat Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
yang dipekerjakan. sesuai kuesioner dan Inderapura bulan
• Memberikan SIPB dan wawancara kec. Airpura b. Institusi
tambahan sekitar mendalam Pengawas

101
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
pengahasilan/pesang lokasi - MAD: an
on sebagai bentuk kegiatan informasi di DLH
loyalitas selama penggalian analisa dengan Provinsi
bekerja Kerikil / naratif Sumatera
diperusahaan. Sirtu deskriptif Barat;
DLH Kab.
Pesisir
Selatan; ;
Dinas
ESDM
Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir
Selatan;
B. Peningkatan 23 orang • memberikan Pada • Selama - MPD: Survei Pada Lokasi • Selama a. Pelaksana
keresahan tenaga kerja informasi PHK Lokasi pasca pada sekitar pasca CV.
masyarakat di lepaskan secara terbuka dan Kegiatan operasi masyarakat Kegiatan operasi Bujang
jelas jauh sebelum Penggalian sekitar lokasi Pertambanga • Pelaporan Lambunsel

102
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
dilkasanakannya Kerikil penambangan n, nagari setiap 6 aku
PHK Sirtu menggunakan tanah bekali (enam) pemrakarsa
• PHK dilakukan sesuai kuesioner dan Inderapura bulan
sesuai dengan SIPB dan wawancara kec. Airpura b. Institusi
ketentuan perundang sekitar mendalam Pengawas
- undangan yang lokasi - MAD: an
berlaku; kegiatan informasi di DLH
• memperhatikan dan penggalian analisa dengan Provinsi
memenuhi hak-hak Kerikil / naratif Sumatera
tenaga kerja Sirtu deskriptif Barat;
sebagaimana yang DLH Kab.
tertuang dalam Pesisir
kontrak kerja yang Selatan; ;
ditandatangani pada Dinas
saat penerimaan ESDM
tenaga kerja Sumatera
Barat;
dan
Camat
Airpura;

c. Institusi
Pelaporan
DLH
Provinsi
Sumatera
Barat
DLH Kab.
Pesisir

103
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

INSTITUSI
PENGELOL
A DAN KETE
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER BESARAN PEMANTAU RANG
NO JENIS DAMPAK HIDUP HIDUP
DAMPAK DAMPAK AN AN
LINGKUNG
AN HIDUP
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
Selatan;

104
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

105
FORMULIRUPAYAPENGELOLAANLINGKUNGAN(UKL) DANUPAYAPEMANTAUAN
LINGKUNGAN(UPL)KEGIATANPENAMBANGANKERIKILBERPASILALAMI CV.BUJANG
LAMBUN BERDASARKANLAMPIRANIIIPPNO.22TAHUN2021

106
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

BAB IV
SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PELAKSANAAN


UKL - UPL

Kamiyangbertandatangandibawahini:
Nama : HENDRI TOSMAN
Jabatan : Direktur
Alamat : Kampung Sungai Teguh Inderapura, Nagari Tigo
Sugai Inderapura, Kecamatan Pancung Soal,
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Nomor Telp. : 081266834388
NamaProyek/Kegiatan : Kegiatan Penambangan Batuan (kerikil
berpasir alami).
AlamatProyek/Kegiatan : Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali,
Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat
JenisUsaha/sifatusaha : PMDN
Luas SIPB : 17,64 Ha
Luas yang direkomendasi : 2,82 Ha

Menyatakan kesanggupan :
1. Melaksanakan kegiatan pada lokasi yang sesuai dengan rencana tata
ruang;
2. Menyediakan fasilitas penyimpanan sementara limbah, limbah B3, dan
sampah sesuai dengan standar dan jumlah yang dihasilkan;
3. Menyediakan fasilitas pengelolaan limbah cair dan emisi sesuai dengan
jumlah limbah yang dihasilkan dan memenuhi baku mutu limbah dan
baku mutu emisi;
4. Mematuhi ketentuan Peraturan Perundangan-undangan di bidang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Bersedia dilakukan pengawasan untuk memastikan pemenuhan

107
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Menyatakan dengan sungguh-sungguh akan melaksanakan seluruh
kesanggupan sebagaimana tersebut di atas. Demikian pernyataan ini dibuat
dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan ataupun ketidakakuratan dalam pernyataan ini, maka penanggung
jawab kegiatan bersedia menerima konsekuensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.

Padang, Maret 2024


Yang menyatakan,

HENDRI TOSMAS
Direktur CV. Bujang Lambun

108
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN PENAMBANGAN KERIKIL BERPASIL ALAMI CV. BUJANG
LAMBUN BERDASARKAN LAMPIRAN III PP NO. 22 TAHUN 2021

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan.2021;


Badan Pusat Statistik Kecamatan Air pura dalam angka 2022;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan;
Peraturan Pemeritah No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 4 Tahun 2021 Tengtang Daftar
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

109
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO


NOMOR INDUK BERUSAHA: 9120308762199

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Nomor Induk
Berusaha (NIB) kepada:

1. Nama Pelaku Usaha : CV BUJANG LAMBUN


2. Alamat Kantor : KAMPUNG SUNGAI TEGUH INDERAPURA, Desa/Kelurahan Tigo
Sungai Inderapura, Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan, Provinsi
Sumatera Barat,
Kode Pos: 25671
No. Telepon : 0812 6683 4388
Email : dodialjufpranata92@gmail.com
3. Status Penanaman Modal : PMDN
4. Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia : Lihat Lampiran
(KBLI)
5. Skala Usaha : Usaha Mikro

NIB ini berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia selama menjalankan kegiatan usaha dan berlaku sebagai hak akses
kepabeanan, pendaftaran kepesertaan jaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta bukti pemenuhan
laporan pertama Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP).

Pelaku Usaha dengan NIB tersebut di atas dapat melaksanakan kegiatan berusaha sebagaimana terlampir dengan tetap
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Diterbitkan di Jakarta, tanggal: 29 Juli 2019


Perubahan ke-1, tanggal: 21 November 2022

Menteri Investasi/
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal,

Ditandatangani secara elektronik

Dicetak tanggal: 21 November 2022

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab
Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE-BSSN.
4. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO


LAMPIRAN
NOMOR INDUK BERUSAHA: 9120308762199

Lampiran berikut ini memuat daftar bidang usaha untuk:


Perizinan Berusaha
No. Kode KBLI Judul KBLI Lokasi Usaha Tingkat Risiko
Jenis Status Keterangan
1 08103 Penggalian Jorong Kp. Lubuk Ubai, Tinggi NIB Terbit -
Kerikil/Sirtu Desa/Kelurahan Tigo Sungai Izin - Belum Terbit Lakukan
Inderapura, Kec. Pancung Soal, - Lakukan pemenuhan
Kab. Pesisir Selatan, Provinsi pemenuhan persyaratan izin
Sumatera Barat persyaratan melalui oss.go.id
Kode Pos: 25671 melalui paling lambat 90
oss.go.id (sembilan puluh)
hari kerja sebelum
waktu perkiraan
mulai
beroperasi/produksi
2 08109 Penggalian Jorong Kp. Lubuk Ubai, Tinggi NIB Terbit -
batu, pasir Desa/Kelurahan Tigo Sungai Izin - Belum Terbit Lakukan
dan tanah Inderapura, Kec. Pancung Soal, - Lakukan pemenuhan
liat lainnya Kab. Pesisir Selatan, Provinsi pemenuhan persyaratan izin
Sumatera Barat persyaratan melalui oss.go.id
Kode Pos: 25671 melalui paling lambat 90
oss.go.id (sembilan puluh)
hari kerja sebelum
waktu perkiraan
mulai
beroperasi/produksi
3 08101 Penggalian Jorong Kp. Lubuk Ubai, Tinggi NIB Terbit -
Batu Hias Desa/Kelurahan Tigo Sungai Izin - Belum Terbit Lakukan
Dan Batu Inderapura, Kec. Pancung Soal, - Lakukan pemenuhan
Bangunan Kab. Pesisir Selatan, Provinsi pemenuhan persyaratan izin
Sumatera Barat persyaratan melalui oss.go.id
Kode Pos: 25671 melalui paling lambat 90
oss.go.id (sembilan puluh)
hari kerja sebelum
waktu perkiraan
mulai
beroperasi/produksi

1. Dengan ketentuan bahwa NIB tersebut hanya berlaku untuk Kode dan Judul KBLI yang tercantum dalam lampiran ini.
2. Pelaku Usaha wajib memenuhi persyaratan dan/atau kewajiban sesuai Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK)
Kementerian/Lembaga (K/L).
3. Verifikasi pemenuhan persyaratan Pelaku Usaha dilakukan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah terkait.
4. Lampiran ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen NIB tersebut.

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab
Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE-BSSN.
4. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab
Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE-BSSN.
4. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Jl.Setia Budi No.15.Telp.0751-811341, 811343 Fax.0751-811342
PADANG

PERSETUJUAN GUBERNUR SUMATERA BARAT


NOMOR : 91203087621990002

TENTANG
PEMBERIAN SURAT IZIN PERTAMBANGAN BATUAN (SIPB) JENIS TERTENTU
KEPADA CV. BUJANG LAMBUN

Dasar : Surat Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat Nomor :


540/272/MB/ESDM/2023 tanggal 28 Februari 2023 perihal
Kajian Teknis Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB)
CV. Bujang Lambun
Nama Perusahaan : CV. BUJANG LAMBUN
Alamat : Kampung Sungai Teguh Inderapura, Nagari Tigo Sugai
Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Nomr Induk Berusaha : 9120308762199
NPWP : 03.256.506.1-201.000
Penangung Jawab : HENDRI TOSMAN
NIK : 1301012209780001
KBLI : 08103 (Penggalian Kerikil/Sirtu)
Komoditas : Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
Lokasi Penambangan : Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Air
Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Luas areal : 17,64 (tujuh belas koma enam puluh empat) hektar
Kode Wilayah : 2113015402023023
Ketentuan :
1. Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB) terdiri atas tahap kegiatan perencanaan, penambangan,
pengolahan serta pengangkutan dan penjualan;
2. SIPB diberikan selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal Persetujuan Gubernur ini ditetapkan dan
dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 3 (tiga) tahun;
3. Pemegang SIPB dilarang :
a. Melakukan kegiatan usaha pertambangan pada tempat yang dilarang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan;
b. Melakukan kegiatan penambangan sebelum mendapatkan persetujuan lingkungan dari instansi
berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Menggunakan bahan peledak;
d. Memindahtangankan SIPB-nya kepada pihak lain;
e. Menjaminkan SIPB termasuk komoditas tambangnya kepada pihak lain; dan
f. Melanggar larangan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PADANG, 6 MARET 2023


AN. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN I : PERSETUJUAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 91203087621990002
TANGGAL : 6 MARET 2023
TENTANG : PERSETUJUAN PEMBERIAN SURAT IZIN PENAMBANGAN BATUAN (SIPB) JENIS
TERTENTU KEPADA CV. BUJANG LAMBUN

HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IUP SURAT IZIN PENAMBANGAN BATUAN (SIPB);
A. HAK
1. Memasuki WIUP sesuai dengan peta dan daftar koordinat;
2. Melakukan kegiatan usaha pertambangan pada WIUP sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
3. Membangun sarana dan/ atas prasarana penunjang kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Mendapatkan pembinaan di bidang keselamatan pertambangan, lingkungan, teknis pertambangan,
dan manajemen dari kepada Gubernur melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
5. Memanfaatkan atau melakukan kerja sama dengan Badan Usaha lain dalam rangka memanfaatkan
sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan SIPB sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
6. Bekerja sama dengan perusahaan jasa pertambangan yang telah mendapatkan IUJP ätau sertifikat
standar untuk kegiatan konsultasi/perencanaan usaha jasa pertambangan sesuai dengan
persetujuan Dokumen Perencanaan Penambangan;
7. Membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasi produksi sesuai dengan
persetujuan Dokumen Perencanaan Penambangan;
8. Memanfaatkan atau melakukan kerja sama dengan koperasi/ perseorangan lain dalam rangka
memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan SIPB sebagaimana persetujuan
Dokumen Perencanaan Penambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
9. Hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. KEWAJIBAN
1. Menyusun dan menyampaikan Dokumen Perencanaan Penambangan kepada Gubernur melalui
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan persetujuan;
2. Mendapatkan persetujuan lingkungan dari instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Melakukan kegiatan penambangan setelah mendapatkan persetujuan Dokumen Perencanaan
Penambangan dan persetujuan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Melakukan kegiatan penambangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah SIPB diterbitkan;
5. Melakukan penyelesaian hak atas tanah dengan pemegang hak atas tanah dalam WIUP sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Menyampaikan laporan kegiatan tertulis secara berkala kepada kepada Gubernur melalui Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral atas pelaksanaan kegiatan berdasarkan persetujuan Dokumen
Perencanaan Penambangan;
7. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik good mining practice;
8. Melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
9. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
10. Menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
11. Menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
12. Mematuhi ketentuan pedoman pengelolaan teknis pertambangan;
13. Memenuhi ketentuan penggunaan produk dalam negeri dan produk yang memiliki Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
14. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;
15. Mengotamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
16. Melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN II : PERSETUJUAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 91203087621990002
TANGGAL : 6 MARET 2023
TENTANG : PERSETUJUAN PEMBERIAN SURAT IZIN PENAMBANGAN BATUAN
(SIPB) JENIS TERTENTU KEPADA CV. BUJANG LAMBUN

KOORDINAT SURAT IZIN PENAMBANGAN BATUAN (SIPB)

Nama Pemohon : CV. BUJANG LAMBUN


Lokasi Kegiatan :
- Kampung : Lubuk Ubai
- Nagari : Tanah Bakali
- Kecamatan : Air Pura
- Kabupaten : Pesisir Selatan
- Provinsi : Sumatera Barat
Komoditas : Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
KBLI : 08103 (Penggalian Kerikil/Sirtu)
Kode Wilayah : 2113015402023023
Luas areal : 17,64 (tujuh belas koma enam puluh empat) hektar

No. Titik Bujur Timur Lintang


Koordinat ø ' " ø ' "
1 100 58 37.620 2 0 22.265 LS

2 100 58 33.827 2 0 22.265 LS

3 100 58 33.827 2 0 24.530 LS

4 100 58 15.025 2 0 24.530 LS

5 100 58 15.025 2 0 31.812 LS

6 100 58 39.326 2 0 31.812 LS

7 100 58 39.326 2 0 24.530 LS

8 100 58 37.620 2 0 24.530 LS

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN III PERSETUJUAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 91203087621990002
TANGGAL : 6 MARET 2023

17,64 (tujuh belas koma enam puluh empat)

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Nomor : 500.10.2.3/43/IX/BP-2023 Padang, 29 September 2023
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Persetujuan Dokumen Rencana Teknis
Penambangan SIPB Jenis Tertentu
CV. BUJANG LAMBUN

Yang Terhormat,
Direktur CV. Bujang Lambun
Rimbo Panjang, Nagari Tigo Sungai Inderapura, Kec. Pancung Soal,
Kab. Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Di
Tempat

Mengacu pada hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap dokumen rencana
penambangan SIPB an. CV. Bujang Lambun, bersama ini disampaikan bahwa
penambangan Batuan Komoditas Kerikil Berpasir Alami (Sirtu) di Wilayah Kampung Lubuk
Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Airpura seluas 17,64 (tujuh belas koma enam puluh
empat) Hektar di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dapat diterima secara
teknis.

Berkaitan dengan hal tersebut, Saudara diminta untuk menyampaikan


perkembangan pengusahaan SIPB CV. Bujang Lambun kepada Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat, DPMPTSP Provinsi Sumatera Barat, Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Dinas PUPR Provinsi Sumatera Barat, Dinas SDABK
Provinsi Sumatera Barat, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat dan instansi-
instansi terkait lainnya untuk dapat diketahui dan ikut berpartisipasi dalam memberikan
dukungan atas kegiatan-kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan CV. Bujang Lambun.

Selanjutnya persetujuan dokumen rencana penambangan SIPB CV. Bujang Lambun


akan diberikan setelah perusahaan melengkapi dan menyampaikan persyaratan berikut :

1. Izin lingkungan dari instansi yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan;


dan.
2. Dokumen rencana teknis penambangan SIPB yang telah diperbaiki dan softcopy.

Atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Gubernur Sumatera Barat di Padang
2. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara di Jakarta
3. Direktur Teknik dan Lingkungan Minedral dan Batubara di Jakarta
4. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara di Jakarta
5. Arsip.
SURAT PERNYATAAN USAHA MIKRO ATAU USAHA KECIL TERKAIT TATA RUANG

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Penanggung Jawab : HENDRI TOSMAN
Tempat, Tanggal Lahir :
No. Identitas (KTP/Paspor) : 1301012109780002
No. Telepon : 81266834388
Email : dodialjufpranata92@gmail.com
Alamat : KAMPUNG SUNGAI TEGUH INDERAPURA, Desa/Kelurahan
Tigo Sungai Inderapura, Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Jabatan : DIREKTUR
Nama Pelaku Usaha : CV BUJANG LAMBUN
Lokasi Usaha : Lihat Lampiran
Kegiatan Usaha : Lihat Lampiran

Dalam rangka pemeriksaan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk Perizinan Berusaha berbasis
risiko, dengan ini menyatakan bahwa:
1. Kegiatan usaha dan lokasi usaha kami telah sesuai dengan rencana tata ruang; dan
2. Skala usaha kami adalah Usaha Mikro atau Usaha Kecil sesuai dengan jumlah isian total modal usaha
yang tidak lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, serta sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan ataupun ketidakakuratan dalam pernyataan ini, maka Pelaku Usaha bersedia menerima
konsekuensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pesisir Selatan, 31 Oktober


2023
Penanggung Jawab,
ttd.
(HENDRI TOSMAN)

Surat pernyataan ini tersimpan secara elektronik di dalam sistem OSS sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Perizinan Berusaha untuk Nomor Induk Berusaha yang dimaksud.
LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN

Tabel Kegiatan Usaha

Kode
No Lokasi Usaha Luas Judul KBLI
KBLI

Penggalian
Jorong Kp. Lubuk Ubai, Desa/Kelurahan Tigo Sungai Inderapura,
10 batu, pasir dan
1 Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera 08109
Ha tanah liat
Barat
lainnya

Jorong Kp. Lubuk Ubai, Desa/Kelurahan Tigo Sungai Inderapura, Penggalian


10
2 Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera 08101 Batu Hias Dan
Ha
Barat Batu Bangunan

Jorong Kp. Lubuk Ubai, Desa/Kelurahan Tigo Sungai Inderapura,


10 Penggalian
3 Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera 08103
Ha Kerikil/Sirtu
Barat
LAPORAN
PENGUJIAN LABORATORIUM

Proyek :
Penambangan Sirtu/Kerikil

Lokasi :
Kec. Air Pura
Kab. Pesisir Selatan

Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Andalas
Padang
2023
Pengantar
Lab. Meknnika Tanah - UNAND

Dalam Lnporan ini berisikan data-data tanah hasil Pengujian


Lnboratorium dengan pengujian : Bcrat lsi Basah, Bernt lsi Kering, dan Analisa
Saringan sampel tanah area Penambangan Sirtu/Kerikil, Kee. Air Pura, Kab Pesisir
Sclatan. CV. Bujang Lam bun
Demikian laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan scbagaimana
mestinya. Hal-ha! lain (tennasuk interpretasi lain dari data dalam laporon ini) yang
tidak terdapat dolam laporan ini, bukanlah bagian yang berhubungan dengan
laporan ini.

Padang, 15 April 2023

Penanggung Jawab
Laboratorium Mekanika Tanal1
Univcrsitas Andalas

Hendri Gusti Putra. M.T


LAPORAN
PENGUJIAN TANAH

PENDAHULUAN
Pengujian Laboratorium dengan Berat Isi Basah, Berat Isi Kering,
dan Analisa Saringan sampel tanah area Berat Isi Basah, Berat Isi Kering, dan
Analisa Saringan sampel tanah area Penambangan Sirtu/Kerikil, Kec. Air Pura, Kab
Pesisir Selatan, CV. Bujang Lambun. Data-data hasil pencatatan dan grafik-grafik
hasil pengujian dilampirkan dalam laporan ini.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari Pengujian Laboratorium ini adalah untuk mendapatkan nilai
kekuatan/daya dukung tanah setempat sehingga dapat digunakan sebagai data
perencanaan untuk mendesain pondasi/bangunan sesuai dengan beban rencana.

ALAT YANG DIGUNAKAN


Peralatan yang digunakan dalam Pengujian di Laboratorium adalah
perlengkapan Berat Isi Basah, Berat Isi Kering, dan Analisa Saringan serta
perlengkapan pendukung lainnya.

DATA
Data-data yang diperoleh dari Pengujian ini disajikan pada lembar-lembar
tersendiri untuk setiap pengujian dan diresumekan pada lembar tertentu.

PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
RESUME PENGUJIAN LABORATORIUM

Nama Proyek Lokasi Boring Hole Kedalaman Pengujian yang Dilakukan Parameter Satuan
Berat Volume γ 2,459 gram/cm3

Berat Isi Kering γdry 2,406 gram/cm3

: Kecamatan Air Gravel 77,333 %


: Penambangan Pasir dan
Pura. Pesisir : Hilir :- Sand 22,667 %
Kerikil Sungai
Selatan Clay 0,000 %
Analisa Saringan D10 2,230 mm
D35 5,452 mm
D50 6,231 mm
D90 8,932 mm
Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

PEMERIKSAAN BERAT ISI


BULK DENSITY TEST
ASTM D - 2937

Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023


Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Sampel : Hilir Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-

NO. CINCIN 1 2 3
BERAT CINCIN + TANAH BASAH gram 7170,000 7167,000 7173,000
BERAT CINCIN gram 4969,000 4969,000 4969,000
BERAT TANAH BASAH gram 2201,000 2198,000 2204,000
DIAMETER CINCIN cm 10,11 10,11 10,11
TINGGI CINCIN cm 11,15 11,15 11,15
ISI CINCIN cm3 895,091 895,091 895,091
BERAT ISI BASAH gram/cm3 2,459 2,456 2,462
3
BERAT ISI BASAH RATA-RATA gram/cm 2,459

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH FT-UA


Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

PEMERIKSAAN BERAT ISI


BULK DENSITY TEST
ASTM D - 2937

Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023


Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Sampel : Hilir Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-

NO. CINCIN 1 2 3
BERAT CINCIN + TANAH BASAH gram 7123,000 7126,000 7119,500
BERAT CINCIN gram 4969,000 4969,000 4969,000
BERAT TANAH BASAH gram 2154,000 2157,000 2150,500
DIAMETER CINCIN cm 10,11 10,11 10,11
TINGGI CINCIN cm 11,15 11,15 11,15
ISI CINCIN cm3 895,091 895,091 895,091
BERAT ISI BASAH gram/cm3 2,406 2,410 2,403
3
BERAT ISI BASAH RATA-RATA gram/cm 2,406

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH FT-UA


Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

ANALISA SARINGAN
ASTM - D422 -72
Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023
Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Contoh : Hilir Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-
Data Pengujian : BERAT TANAH KERING
Analisa Saringan 300 gram

Analisa Saringan
Berat Jlh Berat
No. Saringan Tertahan (%) Lolos (%) Diamater Butiran
tertahan tertahan
4 232,0 232,000 77,33 22,67 4,75 Catatan :
10 57,0 289,000 96,33 3,67 2
20 9,5 298,500 99,50 0,50 0,84
40 1,5 300,000 100,00 0,00 0,42
100 0,0 300,000 100,00 0,00 0,15
200 0,0 300,000 100,00 0,00 0,075
PAN 0 300 100,00 0,00

Gravel
Pasir (Sand)

Halus Kasar-sedang
no.200 no.100 no.40 no.20 no.10 no.4
0,075 0,15 0,42 0,84 2,0 4,75
100

90

80

70

60
Persen Lolos

50

40

30

20

10

0
0,0100 0,1000 1,0000 10,0000
Diameter

Catatan:
Gravel : 77,33 %
Pasir : 22,67 %

D10 : 2,230 mm
D35 : 5,452 mm
D50 : 6,231 mm
D90 : 8,932 mm

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


RESUME PENGUJIAN LABORATORIUM

Nama Proyek Lokasi Boring Hole Kedalaman Pengujian yang Dilakukan Parameter Satuan
Berat Volume γ 2,294 gram/cm3

Berat Isi Kering γdry 2,264 gram/cm3

: Kecamatan Air Gravel 84,333 %


: Penambangan Pasir dan
Pura. Pesisir : Hulu :- Sand 15,667 %
Kerikil Sungai
Selatan Clay 0,000 %
Analisa Saringan D10 3,521 mm
D35 5,612 mm
D50 6,414 mm
D90 9,231 mm
Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

PEMERIKSAAN BERAT ISI


BULK DENSITY TEST
ASTM D - 2937

Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023


Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Sampel : Hulu Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-

NO. CINCIN 1 2 3
BERAT CINCIN + TANAH BASAH gram 7025,000 7022,000 7019,000
BERAT CINCIN gram 4969,000 4969,000 4969,000
BERAT TANAH BASAH gram 2056,000 2053,000 2050,000
DIAMETER CINCIN cm 10,11 10,11 10,11
TINGGI CINCIN cm 11,15 11,15 11,15
ISI CINCIN cm3 895,091 895,091 895,091
BERAT ISI BASAH gram/cm3 2,297 2,294 2,290
3
BERAT ISI BASAH RATA-RATA gram/cm 2,294

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH FT-UA


Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

PEMERIKSAAN BERAT ISI


BULK DENSITY TEST
ASTM D - 2937

Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023


Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Sampel : Hulu Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-

NO. CINCIN 1 2 3
BERAT CINCIN + TANAH BASAH gram 6993,000 6997,000 6995,500
BERAT CINCIN gram 4969,000 4969,000 4969,000
BERAT TANAH BASAH gram 2024,000 2028,000 2026,500
DIAMETER CINCIN cm 10,11 10,11 10,11
TINGGI CINCIN cm 11,15 11,15 11,15
ISI CINCIN cm3 895,091 895,091 895,091
BERAT ISI BASAH gram/cm3 2,261 2,266 2,264
3
BERAT ISI BASAH RATA-RATA gram/cm 2,264

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH FT-UA


Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia
Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, PADANG 25163 Telp. 0751 - 72664 Fax. 0751 - 72566

ANALISA SARINGAN
ASTM - D422 -72
Proyek : Penambangan Pasir dan Kerikil Sungai Tanggal : 6 April 2023
Lokasi : Kecamatan Air Pura. Pesisir Selatan Dikerjakan : SML Crew's
No. Contoh : Hulu Diperiksa : Ir.Hendri Gusti Putra, MT
Kedalaman :-
Data Pengujian : BERAT TANAH KERING
Analisa Saringan 300 gram

Analisa Saringan
Berat Jlh Berat
No. Saringan Tertahan (%) Lolos (%) Diamater Butiran
tertahan tertahan
4 253,0 253,000 84,33 15,67 4,75 Catatan :
10 43,5 296,500 98,83 1,17 2
20 3,5 300,000 100,00 0,00 0,84
40 0,0 300,000 100,00 0,00 0,42
100 0,0 300,000 100,00 0,00 0,15
200 0,0 300,000 100,00 0,00 0,075
PAN 0 300 100,00 0,00

Gravel
Pasir (Sand)

Halus Kasar-sedang
no.200 no.100 no.40 no.20 no.10 no.4
0,075 0,15 0,42 0,84 2,0 4,75
100

90

80

70

60
Persen Lolos

50

40

30

20

10

0
0,0100 0,1000 1,0000 10,0000
Diameter

Catatan:
Gravel : 84,33 %
Pasir : 15,67 %

D10 : 3,521 mm
D35 : 5,612 mm
D50 : 6,414 mm
D90 : 9,231 mm

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


LAMPIRAN
RINCIAN TEKNIS TPS LB3

Nama Perusahaan : CV. BUJANG LAMBUN


NIB : 9120308762199
NPWP : 03.256.506.1-201.000
Lokasi kegiatan : Kampung Lubuk Ubai, Nagari Tanah Bakali, Kecamatan Air
Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Alamat kantor : Kampung Sungai Teguh Inderapura, Nagari Tigo Sugai
Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Bidang usaha : Kerikil Berpasir Alami/Sirtu
Penanggung Jawab : Hendri Tosman
Nomo telp : 081266834388

Berikut Rincian Teknis Tempat Penyimpanan Limbah B3 CV. Bujang Lambun:

1. Identifikasi Limbah B3
Identifikasi limbah B3 yang dihasilkan Oleh CV. Bujang Lambun yaitu berupa hasil
service ringan dari alat tambang yang berada pada lokasi penambangan yaitu berupa, Oli
bekas, Gomok, majun dan kemasan oli bekas dimana nantinya akan di catat pada Format
Pencatatan dan Pelaporan setiap kali ada pemasukan limbah kedalam ruang penyimpanan
limbah B3 yang termuat pada Lampiran IX Permen LHK No. 6 Tahun 2021, sebagai berikut :
Tabel A. Format Pencatatan Dan Pelaporan Setiap Kali Ada Pemasukan Limbah Kedalam
Ruang Penyimpanan Limbah B3

Keterangan:

1|Rintek LB3
1) Jika masuknya Limbah B3 tidak per hari, maka pengisian form ini disesuaikan dengan
masuknya limbah ke TPS Limbah B3.
2) Batas waktu penyimpanan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3, misal
limbah jenis X sebesar 50 kg/hari masuk ke Tempat Penyimpanan tanggal 3
September 2017 (t=0), sehingga kolom F berisi 1 Desember 2017 (untuk maksimal
Penyimpanan 90 hari).
3) Manifes dapat berupa:
a. Manifes elektronik
b. Manifes internal perusahaan jika limbah B3 diserahkan ke bagian lain (untuk
dimanfaatkan/diolah dalam lingkungan perusahaan sendiri), setiap lembar harap di
paraf oleh petugas yang bertanggung jawab.
Berikut pembuatan Format dan Neraca Limbah B3 berdasarkan Permen LHK No. 6
Tahun 2021.
Tabel B. Format dan Neraca Limbah B3

2|Rintek LB3
Berikut identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan:
Kode Jumlah
Nama Sumber Karakteristi Simbol Masa
No Limb Limbah
Limbah B3 Limbah B3 k Limbah B3 Limbah B3 simpan
ah B3 B3
1. Minyak B105d Service Alat Beracun ± 578 L 6 bulan
pelumas Berat / Bulan
bekas / oli
bekas antara
lain minyak
pelumas
bekas
hidrolik,
mesin,
gear,
lubrikasi,
insulasi, heat
transmission,
grit chambers,
separator
dan/atau
campurannya
2. Kemasan Oli B104d Service Alat Beracun ± 5-10 6 bulan
Bekas Berat Kemasa
n / Bulan

3. Kain Majun B110d Pembersiha Beracun ± 1 – 2 6 bulan


Bekas n Tumpahan Kg /
Bulan

2. Penyimpanan Limbah B3
a. Lokasi penyimpanan
Koordinat lokasi TPS LB3 CV. Bujang Lambun 1° 4' 25,105" S dan 100° 25' 39,176"
E, berada didalam lokasi WIUP tambang. Lokasi tersebut bebas banjir dan tidak rawan
bencana alam, dapat dilihat pada peta potensi banjir dengan indeks potensi rendah.

3|Rintek LB3
Peta Rawan Bencana Lokasi TPS LB3

Peta Lokasi TPS LB3 Pada WIUP

4|Rintek LB3
b. Fasilitas penyimpanan
Fasilitas Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 dari bangunan yang
didalamnya akan ada drum tempat penyimpanan oli bekas dan bak penyimpanan untuk kain
majun serta kemasan oli bekas pakai. Standar Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada Pasal 51 ayat (4) huruf a meliputi:

a. Limbah B3 yang disimpan terlindung dari hujan dan tertutup;


b. Memiliki lantai kedap air;
c. Dilengkapi dengan simbol dan label Limbah B3;
d. Limbah B3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam atau plastik;
e. Kemasan mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada di dalam kemasan;
f. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan pada saat
dilakukan pemindahan dan/atau pengangkutan; dan
g. Kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.

Limbah B3 memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan limbah pada
umumnya, terutama karena sifatnya yang tidak stabil. Karakteristik Limbah B3 yang terdapat
pada kegiatan penambangan batuan (Kerikil berpasir alami) CV. Bujang Lambun memiliki
sifat dan karakteristik sebagai berikut:

1. Mudah Menyala
Limbah B3 bersifat mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar, untuk yang bersifat liquid
akan menyala sama atau di bawah dari 600C, dan untuk non liquid dapat menyala di bawah
kondisi normal apabila terdapat pemicu.

2. Beracun
Limbah yang melalui test TCLP( Toxicity Characteristic Leaching Procedure) ialah
uji yang di gunakan sebagai penentuan salah satu sifat berbahaya atau beracun suatu limbah,
dinyatakan bersifat racun dengan membandingkan konsentrasi leachate mengandung 31
senyawa organik dan 8 senyawa anorganik. Jika test TCLP melebihi konsentrasi tersebut
diatas maka limbah tersebut dinyatakan beracun, limbah B3 yang bersifat racun bagi manusia
dan lingkungan dapat menyebabkan kematian dan sakit yang serius apabila masuk kedalam
tubuh melalui pancera indra, dan dapat merusak lingkungan yang terkena limbah B3.
5|Rintek LB3
Limbah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan penambangan batuan (Kerikil berpasir
alami) yaitu berupa oli bekas yang mempunyai karakteristik mudah terbakar dan beracun,
bekas kemasan oli yang mempunyai karkateristik mudah terbakar dan beracun, serta majun
yang telah terkontaminasi dengan oli mempunyai karakteristik mudah terbakar dan beracun
sehingga kompatibilitas karakterisktik limbah B3 dalam rangka penyimpanan limbah B3
adalah cocok. Untuk limbah bohlam atau lampu dikarenakan kegiatan penggalian batuan
Kerikil berpasir alami dilakukan pada jam 08.00 – 17.00 Wib sehingga tidak ada pekerjaan
ketika malam hari. Kondisi TPS LB3 menggunakan lampu emergency untuk pencahayaan
pada malam hari yang diletakkan di dinding bagian dalam dan dinding teras TPS LB3.
Lampu emergency akan dilakukan pengisisan daya di siang hari oleh penanggung jawab TPS
LB3 sehingga lampu dapat digunakan pada malam hari nya. Untuk limbah B3 yang
dihasilkan dapat dilihat pada tabel Kaidah kompabilitas karakteristik Limbah B3 dibawah ini.

Tabel C. Kompatibilitas Karakteristik Limbah B3 Dalam Rangka Penyimpanan


Limbah B3

Berikut jenis, kapasitas, dan symbol kemasan penyimpanan Limbah B3.


No. Jenis Kapasitas Simbol / Label LB3

1. Drum Oli 209 L

6|Rintek LB3
Bak
Penampung
2. 120 L
Majun Bekas
Pakai
Bak
Penampung
3. 600 L
Kemasan Oli
Bekas Pakai

Adapun Bentuk Penyimpanan Limbah B3 yang akan digunakan pada kegiatan adalah
sebagai berikut :

1. Bentuk Limbah B3 yang Dihasilkan nantinya yaitu Oli Bekas, dan Gomok yang akan
disimpan pada drum dengan label seperti dibawah ini.
a. Bentuk Drum Limbah B3 dengan Label Beracun

Gambar A. Bentuk Drum Limbah B3 dengan Label Beracun

b. Bentuk Drum Limbah B3 dengan Label Kosong

Gambar B . Bentuk Drum Limbah B3 dengan Label Kosong

7|Rintek LB3
d. Bentuk Bak Penampung Majun Bekas Pakai

Gambar C . Bentuk Bak Penampung Majun Bekas Pakai

e. Bentuk Bak Penampung Kemasan Oli Bekas Pakai

Gambar D . Bentuk Bak Penampung Kemasan Oli Bekas Pakai

8|Rintek LB3
Berikut tata cara pembuatan symbol limbah B3 yang akan dipasang pada setiap drum
limbah B3.

Gambar E. Symbol Limbah B3

Adapun tata cara pemberian label limbah B3 adalah sebagai berikut :

Gambar F. Tata Cara Pemberian Label Limbah B3


Berikut sistem sirkulasi udara dalam ruangan penyimpanan limbah B3 yang akan
dibuat.

9|Rintek LB3
Gambar G. Sirkulasi Udara Dalam Ruangan Penyimpanan Limbah B3

Berikut Pola Penyimpanan Kemasan Drum diatas palet dengan jarak minimum antar
blok yang nantinya akan ditempatkan di dalam ruangan Tempat Penyimpanan Sementara
limbah B3.

Gambar H. Pola Penyimpanan Kemasan Drum Diatas Palet

10 | R i n t e k L B 3
Berikut tata ruang gudang penyimpanan limbah B3.

Gambar I. Tata Ruangan Gudang Penyimpanan Limbah B3

Berikut bentuk pemberian symbol pada Tempat Penyimpanan Sementara limbah B3


apabila penyimpanannya lebih dari satu karakteristik limbah.

Gambar J. Pemberian Simbol Pada Ruangan Penyimpanan Limbah B3

Tempat penyimpanan sementara Limbah B3 tersebut akan dibuat dengan ukuran


gudang TPS LB3 dengan luas 25 m2, dengan detail ukuran yaitu panjang 5 m, lebar 5 m dan
11 | R i n t e k L B 3
tinggi 3,5 m. Lokasi yang dipilih untuk lokasi gudang TPS LB3 yaitu pada lokasi bebas
banjir di lokasi kegiatan penambangan batuan (Kerikil berpasir alami) CV. Bujang Lambun.
Pembangunan gudang TPS LB3 akan dirancang sesuai dengan PermenLHK No. 6 Tahun
2021, yang menganjurkan lokasi bangunan jauh dari banjir / bencana.
Fasilitas penyimpanan berupa bangunan memenuhi persyaratan :
a. Desain dan konstruksi mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar
matahari
b. Memiliki penerangan dan ventilasi
c. Gambar rancang bangun fasilitas penyimpanan
- Spesifikasi Bangunan :
Dinding = Bata dengan tebal minimal 10 cm
Jendela = Jaring – Jaring Kawat
Kerangka Atap = Baja Ringan dan Seng
Bak Penampung = Kolam berpasir
Kemiringan Lantai =1%
Lantai = kedap air (cor)
Dimensi Drainase = terdapat di sekeliling bangunan yang mengarah ke drainase
jalan tambang

Berikut dimensi saluran draianse yang berada disekeliling bangunan TPS LB3.:
Kemiringan dinding saluran terbuka (β) = 56o
Tinggi Jagaan saluran terbuka (w) = 0,419 meter
Ketinggian air (h) = 0,352 meter
Kedalaman saluran terbuka (d) = 0,771 meter
Panjang sisi saluran (a) = 0,9 meter
Lebar atas saluran terbuka (B) = 0,4 meter
Lebar saluran dasar bawah (b) = 0,2 meter
Jari – jari hidraulik (R) = 0,716 meter
Terali drainase = 0,50 meter
Berikut bentuk saluran draianse pada sekeliling bangunan TPS LB3 yang mengarah ke
draiase jalan tambang

12 | R i n t e k L B 3
1. Tampak Depan TPS Limbah B3

3,5 m

3m

5m

Gambar K. Tampak Depan Desain TPS Limbah B3

13 | R i n t e k L B 3
2. Tampak Samping TPS Limbah B3

3,5 m
3,5 m

5m

Gambar L. Tampak Samping Desain TPS Limbah B3


3. Potongan Tengah Dilihat Mengarah Ke Pintu Luar TPS Limbah B3

Gambar M. Potongan Tengah Dilihat Mengarah Ke Pintu Luar TPS Limbah B3

14 | R i n t e k L B 3
4. Tampak Belakang TPS Limbah B3

3,5 m

3m

5m

Gambar N. Tampak Belakang Desain TPS Limbah B3

3. Pengemasan Limbah B3
a. Contoh rujukan untuk pengemasan Limbah B3 berupa oli Bekas dan gomok

Gambar O. Contoh Pengemasan Limbah B3

15 | R i n t e k L B 3
b. Berikut Tampak dalam gedung penyimpaan Limbah B3 yang memiliki alat atau
fasilitas tanggap darurat.

Gambar P. Contoh Alat Tanggap Darurat Di dalam Gedung Tempat Penyimpanan


Sementara Limbah B3

Untuk pengguan alat tanggap darurat nantinya akan dilakukan pelatihan Komando
bersama unit Damkar kepada beberapa pekerja CV. Bujang Lambun di area kegiatan
penambangan batuan (Kerikil berpasir alami). Sehingga CV. Bujang Lambun akan
berkoordinasi dengan unit Damkar Kab. Pesisir Selatan untuk dilakukannya pelatihan
Komando kepada beberapa karyawan CV. Bujang Lambun yang akan ditunjuk nantinya.

a. Peralatan Penanggulangan Keadaan Darurat;


Peralatan penanggulangan keadaan darurat yang tersedia berupa APAR. Selain itu untuk
penanggulangan tanggap darurat terdapat SOP tanggap darurat yang harus dipahami oleh
tenaga kerja. Untuk mencegah terjadinya gangguan K3, telah disediakan APD dan kotak
P3K di lokasi TPS Limbah B3. Dokumentasi peralatan penanggulangan tanggap
daruratdan pencegahan terjadinya K3 disajikan pada gambar berikut.

16 | R i n t e k L B 3
No. Uraian Peralatan Tanggap Darurat Dokumentasi Peralatan
Tanggap Darurat
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2. Helm Safety

3. Sarung Tangan Safety

4. Kotak P3K

5. Alarm

6. Jalur Evakuasi / Titik Kumpul

17 | R i n t e k L B 3
7. Safety Line

b. Fasilitas Pendukung Tempat Pemyimpanan Limbah B3 berupa;

1. Bongkar muat
Kegiatan bongkar muat Limbah B3 berada di area luar TPS di depan pintu masuk
fasilitas penyimpanan Limbah B3. Ukuran fasilitas bongkar muat (3 m x 2 m).
pelaksanaan bongkar muat menggunakan hand truck sebagai alat handling dalam
pengangkutan dan penyusununan LB3, baik didalam TPS LB3 maupun di area
bongkar muat. Setiap Limbah B3 yang masuk ke TPS Limbah B3 dan keluar dari
TPS Limbah B3 untuk diserahkan ke pihak ketiga dari KLHK dilakukan
pencatatan di dalam logbook Limbah B3 sesuai dengan SOP Penyimpanan
Limbah B3 dan SOP Muat/Pengangkutan Limbah B3.

Berikut SOP Penyimpanan Limbah B3:


SOP Penyimpanan Limbah B3
a. Cek dokumen yang terkait (packing list Limbah B3) yang diterima sebelum
melakukan kegiatan penyimpanan Limbah B3
b. Cek Jenis Limbah B3 yang akan disimpan
c. Timbang Limbah B3 dan catat jumlah Limbah B3 yang akan disimpan
d. Catat Jenis Limbah B3 dan Jumlah berat (tonnase) Limbah B3 yang akan
disimpan pada log book TPS Limbah B3
e. Lakukan pengemasan Limbah B3 dan catat pada label Limbah B3 Jenis
Limbah B3, Kode Limbah B3, Jumlah Limbah B3 dan Tanggal Limbah B3
yang disimpan dalam TPS Limbah B3
f. Simpan pada lokasi TPS Limbah B3 yang mengacu pada tabel kompatibilitas
Limbah B3 dan pastikan Limbah B3 yang disimpan sudah menggunakan alas
berupa pallet.

18 | R i n t e k L B 3
SOP Muat (Loading) / Pengangkutan Limbah B3
a. Pastikan kendaraan yang akan melakukan pengangkutan sesuai (nomor
kendaraan, Kartu Pengawasan, Rekomendasi Pengangkutan, dan Izin
Pengangkutan Limbah B3) , sepesifikasi kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut Limbah B3 dari TPS LB3 CV. Bujang Lambun, mengikuti
kendaraan dari pihak ketiga yang mempunyai izin dari KLHK untuk
melakukan pengelolaan lanjutan.
b. Pastikan alat pengangkut LB3 yaitu Hand Truck Berfungsi dengan baik dan
dapat melakukan penganggukatan pada area TPS LB3 dan area bongkar muat.
c. Pastikan Kemasan Limbah B3 dalam kondisi baik serta dilengkapi simbol
Limbah B3 sesuai dengan karakteristiknya
d. Catat Jenis Limbah B3 yang akan dimuat
e. Timbang Limbah B3 yang akan dimuat pada kendaraan pengangkut Limbah
B3, Catat Jumlah (tonnase) Limbah B3 yang dimuat pada log book TPS
Limbah B3
f. Pastikan barang yang dimuat di dalam kendaraan menggunakan alas seperti
pallet dsb.
g. Pastikan Limbah B3 yang masuk kendaraan tidak terpapar hujan/sinar
matahari langsung untuk Limbah B3 kategori 1.

19 | R i n t e k L B 3
h. Jika Limbah B3 yang masuk kedalam kendaraan sudah sesuai dengan data
Festronik kendaraan siap untuk diberangkatkan.

2. Peralatan penanggulangan tumpahan


Di TPS LB3 terdapat bak penampung sehingga apabila terjadi ceceran Limbah
B3, maka ceceran tersebut akan mengalir ke saluran di dalam TPS LB3 karena
lantai TPS LB3 memiliki kemiringan 1% dan ceceran tersebut akan menuju ke
bak penampung. Kapasitas bak penampung 220 liter. layout area TPS LB3 yang
telah terdapat saluran tumpahan serta Bak Penampung Tumpahan LB3 dapat
dilihat pada Gambar I. Apabila bak tersebut penuh, oli tumpahan yang sudah
bercampur dengan pasir dikuras dan disimpan ke drum penyimpanan.

3. Fasilitas pertolongan pertama


Fasilitas pertolongan pertama yang tersedia berupa kotak P3K dan APD untuk
mencegah terjadinya gangguan K3 yang disesuaikan dengan SOP Tanggap
Darurat.
SOP Tanggap Darurat:
a. Tetap Tenang dan Jangan Panik ketika menghadapi keadaan kedaruratan
b. Periksa keadaan kedaruratan, dan pastikan bahwa kondisi dapat dikendalikan
c. Nyalakan Alarm kedaruratan dan segera melaporkan kepada
penanggungjawab Tim Tanggap Darurat melalui fasilitas komunikasi
kedaruratan
d. Apabila keadaan kedaruratan tidak normal, dapat segera menggunakan
peralatan yang sudah disediakan.
e. Apabila terjadi tumpahan Limbah B3 lakukan penanggulangan sesegera
mungkin antara lain sebagai berikut :
• Gunakan Alat Pelindung Diri yang tersedia sambil menjauhi dari sumber
tumpahan.
• Sebagai tindakan pencegahan, segera isolasi area tumpahan atau kebocoran
setidaknya sejauh 50 meter dari seluruh arah untuk Limbah cairan, dan
setidaknya sejauh 25 meter dari seluruh arah untuk limbah padatan.
• Jauhkan personil yang tidak berwenang
• Jangan berdiri menghadap kearah yang berlawanan dengan arah angina

20 | R i n t e k L B 3
• Apabila telah menggunakan APD, Lihatlah MSDS lakukan
penanggulangan sesuai dengan MSDS dan sumbatlah lubang/bocoran yang
menjadi sumber tumpahan
• Lakukan isolasi area agar tidak menyebar dan beri peringatan kepada
orang lain sekitar dengan menggunakan safety line untuk tidak mendekat
pada lokasi tumpahan.
• Cegah agar tidak masuk ke saluran air, selokan, ruang bawah tanah atau
area tertutup.
• Bersihkan tumpahan Limbah B3 tersebut dengan menggunakan sekop,
sapu dan alat penyerap (kain majun) yang sesuai dan lakukan terus-
menerus sampai tidak ada tumpahan Limbah B3.
• Kemas ceceran Limbah B3 dan lakukan penyimpanan tumpahan Limbah
B3 tersebut ke dalam TPS LB3.

4. Volume Limbah B3
Adapun volume limbah B3 yang dihasilkan dari Alat tambang yang digunakan selama
proses tambang merujuk kepada alat tambang yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut alat
tambang yang digunakan selama proses penambangan:

Tabel D. Spesifikasi Alat Tambang CV. Bujang Lambun


No Jenis Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Operasi Produksi
a. Alat Gali
Excavator Kobelco 0,9-1 m3 1
PC200
Peralatan Penunjang :
-
b. Alat Angkut 20
Dumptruck 4.5 m3 50 rit/hari Free On Board

2 Reklamasi
Excavator Kobelco 1 Mekanik
SK200
Dumptruck 4.5 m3 1 Mekanik
Cangkul 5 Manual

21 | R i n t e k L B 3
Gerobak Dorong 5 Manual
Spesifikasi Alat
Excavator Kobelco PC200
Bucket Size 0.93m3 Engine oil 20.5 L
Digging Depth (mm) 6.7 m Ov. Length (mm) 4,170 m
Digging reach (mm) 9.9 m Ov.Widht (mm) 2,710 m
Swing Radius (mm) 3.55 m Ov. Height (mm) 2,980 m
Swing speed 13.3rpm
Fuel capacity 320 L
Hydraulic Capacity 140 L

Alat tambang yang digunakan selama proses penambangan terdiri atas alat berat atau
excavator yang dimiliki oleh perusahaan, dan alat angkut yaitu dump truck yang disewa oleh
perusahaan. Sehingga untuk pengelolaan alat tambang tersebut, perusaahaan hanya
melakukan service ringan untuk alat tambang yang dimiliki oleh perusahaan yaitu excavator.

Berikut Kebutuhan Oli dan Bahan bakar Excavator Kobelco PC200:


a. Bahan Bakar 400 L
b. Coolant 15,5 L
c. Oli Mesin 18,0 L
d. Oli Final Drive 3,3 L
e. Oli Swing Drive 5,3 L
f. Oli Hydraulic 135 L

Berikut table service preventive untuk pergantian oli unit Excavator Komatsu PC 200
:
Tabel E. Service Preventive Pergantian Oli Unit Excavator Komatsu PC 200

22 | R i n t e k L B 3
Berdasarkan tabel preventive Excavator diatas, untuk jam operasional kegiatan
tambang sendiri yaitu 08.00 – 17.00 total 9 jam kerja / hari, sehingga perhitungan pergantian
masing – masing oil untuk service ringan dilakukan pada masing – masing jenis oli adalah
sebagai berikut:

a. Pergantian Coolant 500 Jam


500 𝐽𝑎𝑚
Pergantian Coolant = 9 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 55,5 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ≈ 1.5 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

b. Oli Mesin 500 Jam


500 𝐽𝑎𝑚
Pergantian Oli Mesin = 9 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 55,5 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 1.5 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

c. Oli Final Drive 2000 Jam


2000 𝐽𝑎𝑚
Pergantian Oli Mesin = 9 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 222,22 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 7.5 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

d. Oli Swing Drive 1000 Jam


1000 𝐽𝑎𝑚
Pergantian Oli Drive = 9 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 111,11 ℎ𝑎𝑟𝑖 ≈ 3,5 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Untuk pergantian bahan bakar menggunakan solar, dimana pengisian bahan bakar
kembali sebagai berikut :

Bahan Bakar Solar 400L / 20 Jam


20 𝐽𝑎𝑚
Pengisian Bahan Bakar = 9 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 2,2 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

• Perhitungan Kemasan oli bekas dilihat dari jenis oli yang dibutuhkan yaitu terdapat 5
jenis oli, sehingga timbulan limbah B3 yang dihasilkan nantinya ± 5-10 Kemasan /
Bulan.
Untuk lama penyimpanan kemasan oli bekas pakai pada bak penampunganya ± 1
bulan, dilihat dari kapasitas penampung 600 L dan total dimensi 5 kemasan oli adalah
580 L
• Perhitungan timbulan kain majun bekas diperkirakan ± 1 – 2 Kg / Bulan per bulan.
Hal ini dikarenakan jumlah excavator yang digunakan sebagai alat tambang berjumlah
1 unit. Dan kegiatan service yang dilakukan hanya service ringan untuk pergantian oli
yang berjumlah 5 jenis oli, Sehingga perkiraan majun bekas yang terpakai akibat

23 | R i n t e k L B 3
timbulan limbah B3 dari tumpahan oli adalah ± 1 – 2 Kg / Bulan. Untuk lama
penyimpanan majun bekas pakai pada bak penampunganya ± 1 bulan.

Perhitungan pergantian oli dan bahan bakar untuk alat tambang diatas merupakan
jumlah total volume Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan service ringan di lokasi
kegiatan penambangan batuan (Kerikil berpasir alami). Limbah B3 yang dihasilkan dengan
penyimpanan paling sebentar dengan waktu 1,5 bulan penyimpanan. Dimana penyimpanan
ini didapat dari limbah B3 akibat pergantian oli dan gomok mesin yang merupakan
preventive bulanan untuk setiap alat tambang yang digunakan selama kegiatan berlangsung.
Untuk pengelolaan limbah B3 dari oli dan gomok nantinya akan diserahkan kepada pihak
ketiga yang telah bersertifikasi dalam pengelolaan limbah B3. Sedangkan untuk kemasan dari
oli akan ditempatkan pada bak penampungan kemasan oli.
Untuk limbah majun yang digunakan sebagai sarana pembersihkan area yang terkena
tumpahan oli. Majun akan disimpan pada TPS Limbah B3 dengan menggunakan bak
penampung kosong khusus. Majun yang berasal dari hasil pemakaian akibat tumpahan oli
dari service ringan alat tambang akan dilakukan penyimpanan sementara pada TPS Limbah
B3 hingga nanti diangkut oleh pihak ketiga dari KLHK sebagai pengelola limbah B3 yang
telah tersertifikasi. Sehingga limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan usaha ini apabila
terkelola dengan penyimpanan yang baik akan dapat meminimalkan timbulnya dampak
negative dari masyarakat sekitar.
Semua limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan ini akan dicatat pada logbook seperti
contoh sebelumnya sesuai logbook yang telah dijelaskan pada PermenLHK No. 6 Tahun
2021. Hasil dari pencatatan limbah B3 akan dilaporkan kepada instansi penerbit persetujuan
lingkungan minimal 1 x 6 bulan dan disampaikan ke website https://plb3.menlhk.go.id.
Sedangkan, untuk sampah domestic akibat kegiatan harian para pekerja seharusnya
tidak ada di area kerja tambang, dikarenakan aktifitas harian para pekerja terdapat di rumah
warga yang disewa oleh CV. Bujang Lambun. Namun, untuk menaggulangi adanya sampah
yang tidak sengaja terbawa ke area tambang oleh para pekerja, maka akan disediakan wadah
atau bak penampungan sementara sampah domestic yang terdaat di area kerja. Dikarenakan
sampah domestic timbulannya tidak akan banyak, maka pembuangannya akan dibuang pada
tempat penampungan sampah yg berada di Kantor Kecamatan Koto XI Tarusan yang
mempunyai Bak Penampungan Sementara dari Pemerintah setempat. Berikut wadah atau bak
penampungan sementara untuk sampah domestic tidak disengaja terbawa ke area tambang .

24 | R i n t e k L B 3
Gambar R. Bak Penampungan Sementara Untuk Sampah Domestic Yang Tidak Sengaja
Terbawa Ke Area Tambang

25 | R i n t e k L B 3

Anda mungkin juga menyukai