A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Kegiatan Revitalisasi Sentra IKM Pengolahan Gambir didasarkan pada beberapa regulasi di
bidang perindustrian yang menjadi dasar dan acuan dalam kegiatan antara lain:
a. Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan
Perindustrian Nasional (RIPIN) 2015-2035.
c. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
d. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 14 Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Industri Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018-2038.
e. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2019-2039.
f. Surat Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia Nomor 817/IKMA.1/PR/VI/2022 Tanggal 14 Juni 2022 Perihal
Undangan Sosialisasi Pengusulan DAK Fisik Bidang IKM dan Non Fisik Bidang Penguatan
Kapasitas Kelembagaan Sentra IKM (PK2SIKM) Tahun Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
Gambir merupakan komoditi dunia yang terkenal sejak ratusan tahun yang lalu. Meskipun
demikian, dunia hanya tahu India sebagai penghasil gambir dan bahan murninya berupa
katekin dan tanin untuk bahan baku berbagai industri obat, kosmetik, dan makanan. Padahal,
kenyataannya India merupakan negara importir gambir asal Indonesia hingga saat ini. Dengan
kata lain, India telah menikmati nilai tambah produk gambir dan turunannya sejak ratusan
tahun lalu dan IKM (petani-produksi) gambir relatif tidak menikmati nilai tambah yang
memadai secara ekonomi. Dengan kata lain pula, penjajahan petani gambir Indonesia belum
lepas bahkan setelah Indonesia merdeka. Salah satu bukti kekalnya penjajahan ini adalah
adanya kartel India yang berusaha menguasai rantai pasok dan rantai nilai gambir ini dengan
cara mendirikan dapur produksi langsung dikantong-kantong penghasil gambir seperti di
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pesisir Selatan. Hal ini merupakan upaya pengokohan India
sebagai produsen gambir dunia, meskipun sebenarnya mereka hanya menguasai IKM gambir
Indonesia.
Adanya upaya nasional dan daerah untuk memperhatikan nasib petani gambir yang terjajah
ini sedang marak dilakukan. Berbagai program nasional dan lokal dilakukan untuk
mewujudkan tujuan ini yang salah satunya adalah mendirikan Sentra IKM Gambir sebagai
sarana bersatunya IKM Gambir untuk keluar dari bentuk penjajahan ini. Dalam Sentra IKM
Gambir ini para IKM Gambir bersatu untuk menciptakan kekuatan pasokan melalui standar
produk dan harga yang adil untuk kesejahteraan mereka. Dengan Sentra IKM ini, diharapkan
IKM Gambir dapat mengurai dominasi kekuatan yang ingin terus menikmati nilai tambah yang
tinggi tanpa peduli dengan kesejahteraan IKM Gambir.
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan penghasil sekitar 35% gambir dari Sumatera Barat dan
sisanya adalah dari Kabupaten Lima Puluh Kota (65%). Dimana, sekitar 77% gambir dari
Pesisir Selatan dihasilkan dari dua kecamatan yaitu Sutera 38,6% dan Koto XI Tarusan 39,1%.
Meskipun Kecamatan Sutera relatif baru sebagai lumbung gambir di Pesisir Selatan, namun
potensi lahannya masih sangat luas tersedia (data PEMDA tahun 2021 mengungkapkan ada
3855 hektar). Potensi lahan di Sutera tersebut salah satunya adalah di Nagari Koto Taratak
yang menurut tutur Wali Nagari setempat bisa mencapai lebih dari 1000 hektar.
Potensi gambir dari Sumatera Barat ini sudah dikenal dunia sejak 250 tahun yang lalu dimana
para pedagang India datang untuk membelinya dan membawanya ke India. Hingga sekarang,
Indonesia merupakan negara pemasok 80% gambir dunia dengan tujuan India, Jepang,
Pakistan, Filipina, Bangladesh, dan Malaysia. Sedangkan 50% gambir Indonesia berasal dari
Propinsi Sumatera Barat. Dimana, 35% gambir Sumatera Barat dihasilkan oleh Kabupaten
Pesisir Selatan dan 65% Kabupaten Lima Puluh Kota.
Meskipun gambir sudah menjadi komoditi primadona dari Indonesia sejak 250 tahun yang
lalu, namun dunia hanya mengenal India sebagai negara penghasil gambir dan turunannya.
Sehingga India menikmati nilai tambah yang besar dari gambir hingga saat ini sedangkan IKM
gambir masih berkutat dengan produksi “gambir asalan” yang tidak standar dengan harga
murah serta nilai tambah yang rendah. Sudah selayaknya nilai tambah yang dihasilkan oleh
IKM gambir ini ditingkatkan dengan cara menyatukan mereka dalam suatu sentra IKM gambir
agar dapat bersama-sama menghasilkan “gambir berkualitas standar” dan meningkatkan nilai
tambahnya dengan pemurnian bahan gambir (katekin dan tanin) dan hilirisasi produk gambir
(teh gambir, masker katekin, pasta gigi gambir, dll).
Pesisir Selatan merupakan penghasil Gambir terbanyak kedua di Sumatera Barat setelah
Kabupaten Lima Puluh Kota, sebagaimana data Sumatera Barat Dalam Angka 2022 produksi
Gambir di Pesisir Selatan tahun 2021 sebesar 5875.41 ton dengan luas lahan 9991.50 ha
(sesuai data BPS). Masih dari data Sumatera Barat Dalam Angka 2022, Kecamatan Sutera
merupakan penghasil Gambir terbanyak kedua se-Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 794.64
ton dengan luas lahan 3855.00 ha (sesuai data BPS).
Keadaan pengolah Gambir di Kabupaten Pesisir Selatan umumnya berada dalam kendali
tengkulak. Dimana, kelompok IKM Gambir melakukan pengolahan daun Gambir menjadi
getah gambir asalan, yang mereka lakukan di pondok-pondok kempa di tengah-tengah
peladangan mereka. Sementara itu, pada RPIK 2019-2039, hasil pengolahan gambir
merupakan salah satu dari sepuluh industri perioritas kabupaten.
Bidang Perindustrian - Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan perlu
melakukan pemberdayaan kelompok IKM Gambir di Pesisir Selatan ini untuk menjadikan
mereka lebih mandiri dalam memasarkan ataupun memprosesnya agar tidak terlalu
termonopoli oleh para tengkulak, dan harga hasil pengolahan menjadi lebih stabil, serta
dapat mensejahterakan mereka sendiri. Sehingga pada tahap berikutnya bisa memperbaiki
perekenomian, dalam rangka percepatan pemulihan perekonomian masyarakat pasca
Pandemi Covid 19 ini.
Oleh karena itu, pemberdayaan kelompok IKM Gambir menjadi penting, dan mengelola
mereka kedalam suatu Sentra IKM Pengolahan Gambir, dengan tanpa mengganggu aktivitas
mereka di pondok-pondok kempa masing-masing.
Untuk tahun 2023, Sentra IKM Pengolahan Gambir diusulkan di Taratak, Kecamatan Sutera.
Lokasinya seluas 9000 m2 ini, berada diatas tanah aset Kenagarian (Pemerintah Desa) yang
diperoleh secara hibah dari masyarakat. Akses capaian ke lokasi ini melalui jalan yang juga
sudah menjadi milik/ aset Kenagarian. Lokasi ini dikelilingi Perkebunan Gambir aktif dengan
luas lebih kurang 127 Ha, berjarak lebih kurang 19,47 Km dari Lokasi DTW Air Terjun
Timbulun.
1. Output
Terselenggaranya sebuah Sentra IKM Pengolahan Gambir di Nagari Koto Taratak, Kecamatan
Sutera – Kabupaten Pesisir Selatan, yang dikelola secara terorganisir oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kedalam sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Unit Kegiatan
Layanan (UKL). Disamping itu, juga akan diproduksi Briket dari ampas daun gambir, yang akan
digunakan pengganti bahan bakar kayu.
2. Outcome
Memudahkan untuk pemberdayaan peningkatan hasil produk dan mutu, seiring peningkatan
kemampuan 20 (dua puluh) Kelompok IKM Gambir yang ada di Kanagarian Koto Taratak dan
sekitarnya, dan akan berpeluang untuk membentuk IKM Briket, serta mendukung program
pemerintah tentang Green Energy.
D. PENERIMA MANFAAT
IKM Pengolah Gambir di Kanagarian Koto Taratak, di Kecamatan setempat dan di Kabupaten
Pesisir Selatan umumnya, demi peningkatan kesejahteraan perekonomian, sekaligus untuk
menunjang DTW Air Terjun Timbulun. Saat ini berjumlah 20 IKM.
E. INDIKASI KEBUTUHAN DANA DAN LOKASI KEGIATAN
Menu Kegiatan : Revitalisasi Sentra IKM
Wilayah – Kecamatan : Sutera
Detail Desa : Koto Taratak
Geolocation Coordinat : -1.519751, 100.627881
-1.518408, 100.627766
-1.519227, 100.628600
-1.519490, 100.629119
Volume 2023 : 1 Paket
F. PENGEMBANGAN SENTRA
Strategi dan Arah Fokus Program Pengembangan Industri Pengolahan Gambir adalah sebagai
berikut:
No. Strategi Arah Fokus Program
1. Membangun struktur industri pengolahan a. Pendirian kajian dan pusat perancangan produk
gambir yang berbasis sumber daya daerah unggulan olahan gambir yang berbasis sumberdaya
dan penciptaan lapangan kerja. lokal.
b. Penciptaan atmosfir kerjasama industri dalam dan
luar negeri dalam rangka alih teknologi,
peningkatan investasi, dan penguasaan pasar ekspor
olahan gambir
c. Akselerasi penerapan teknologi enterprise
resource planning untuk memperkuat supply chain
dan value chain industri pengolahan gambir.
2. Membangun sistem layanan urusan industri a. Pembangunan sistem informasi terpadu layanan
pengolahan gambir berbasis teknologi urusan industri pengolahan gambir.
informasi. b. Pembuatan data spasial kawasan industri
pengolahan gambir .
3. Menerapkan sistem pembinaan industri a. Peningkatan kapasitas aparatur urusan layanan
kecil menengah pengolahan gambir melalui dan pembinaan industri pengolahan gambir.
peningkatan kompetensi sumber daya b. Peningkatan kapasitas pelaku usaha pengolahan
manusia. gambir dalam penguasaan teknologi produksi dan
pemasaran digital.
c. Pembinaan melalui pendampingan dan mentoring
pelaku usaha dalam rangka sertifikasi produk hasil
olahan gambir.
No. Strategi Arah Fokus Program
4. Menjamin ketersediaan pasokan bahan a. Penguatan koordinasi lintas sektor untuk
baku gambir yang bermutu dengan prioritas menjamin kontinuitas ketersediaan bahan baku
sumber dari dalam negeri. industri pengolahan gambir yang berkelanjutan
b. Pembuatan data spasial sumber bahan baku
industri pengolahan gambir.
5. Meningkatkan arus investasi dan a. Penyediaan lahan untuk pembangunan industri
pembiayaan industri pengolahan gambir pengolahan gambir.
untuk penciptaan jumlah wirausaha industri b. Penyediaan jaringan listrik, air, dan
baru. telekomunikasi.
c. Pembangunan dan rehabilitasi transportasi.
d. Pengelolaan lingkungan industri.
e. Penguatan kelembagaan dan regulasi industri.
3. Kelembagaan
Kemampuan pengelolaan Sentra IKM Gambir sangat ditentukan struktur kelembagaannya.
Perlu didudukkan struktur kelembagaan yang mampu mengakomodir kepentingan berbagai
pemangku kepentingan (stakeholders) dengan baik tanpa kehilangan kemampuan pengelola
untuk beraktifitas secara profesional. Selain untuk kelangsungan hidup, pengelolaan Sentra
IKM Gambir yang profesional akan mudah menarik investor bekerjasama dalam produksi,
bisnis, dan pemasaran secara adil profesional dengan prinsip win-win solution. Pentingnya
keberadaan Sentra IKM Gambir ini untuk bersinergi melepaskan penjajahan pada komoditi
gambir ini dan berbagi dalam menikmati nilai tambahnya. Seluruh pihak pengelola,
kelembagaan, dan swasta dapat berpartisipasi bersinergi dalam proyek kebangkitan ini secara
adil dan mengenyamping kerakusan ego kepentingan pribadi. Dengan pendek kata,
pengelolaan dan kelembagaan harus ditetapkan dengan prinsip agar pengelolaan berjalan
profesional agar mampu menarik investor bekerjasama dalam rangka tercapainya cita-cita
luhur dibalik berdirinya Sentra IKM Gambir Kabupaten Pesisir Selatan ini.
Pengelola dan kelembagaan Sentra IKM Gambir harus mampu menjamin jalannya
manajemen Sentra IKM Gambir yang profesional dalam mencapai Visi dan Misi
keberadaannya. Selain itu, pengelola dan kelembagaan Sentra IKM Gambir juga harus mampu
menyelesaikan berbagai persoalan IKM gambir saat ini dan menciptakan nilai tambah baru
sehingga berkontribusi kepada seluruh pemangku kepentingan dan sosial-ekonomi
lingkungan seperti diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Berikut ini adalah salah satu bentuk struktur kelembagaan dan pengelola Sentra IKM Gambir
yang diusulkan. Dimana, struktur kelembagaan terdiri dari Dewan Pembina yang antara lain;
Bupati, Kepala Dinas, Camat dan Wali Nagari setempat, dan lembaga pendukung strategis
seperti Universitas Andalas. Dimana dewan ini berfungsi membina Sentra IKM Gambir agar
tetap bertumbuh secara berkelanjutan (Sustainable Development). Selanjutnya, dibawah
Dewan Pembina ada Dewan Pengawas yang berkepentingan menjaga Sentra IKM Gambir
berjalan secara profesional dan memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan dengan
baik. Berdasarkan arahan pembina dan dalam pengawasan seluruh pemangku kepentingan,
organisasi Sentra IKM Gambir haru mampu berjalan profesional dan effisien dalam
mewujudkan Visi dan Misinya.
Kelembagaan Sentra IKM secara operasional akan dikelola dengan profesional melalui
Pelatihan dan Pendampingan serta tersertifikasi, dibawah binaan dan pengawasan semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder) terkait, dan secara pemerintahan telah
merencanakan untuk membentuk sebuah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dibawah
koordinasi Bidang Perindustrian - Dinas Perdagangan dan Transmigrasi. Namun hingga UPTD
tersebut dapat terbentuk, kelembagaan akan dikelola oleh Unit Kerja Layanan (UKL) yang
juga berada di dibawah koordinasi Bidang Perindustrian - Dinas Perdagangan dan
Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan.
G. KEBUTUHAN DANA
1. Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (JUMLAH +PPN11%)
JUMLAH Rp 13.842.234.000
2. Dukungan APBD NON-DAK
Didapatkan pada APBD Perubahan 2022 Kabupaten Pesisir Selatan untuk Belanja Operasional,
sebesar:
Feasibility Study (FS) Sentra IKM Pengolahan Gambir Rp. 85.000.000,-
Perencanaan Gedung Sentra IKM Pengolahan Gambir Rp. 100.000.000,-
Perencanaan Peralatan/ Mesin Produksi Gambir dan Katechin. Rp. 92.000.000,-
Metode Tahapan
Rincian Volume Satuan
Pelaksanaan Penyaluran
Pembangunan Sarana Produksi 1 Paket Penyedia Februari 2023
Gedung/Sarana Produksi Gedung/
A 1
Bersama unit
B IPAB 1 Paket
Pembangunan Unit Layanan 1 Paket Penyedia Februari 2023
A Unit Administrasi 1 Unit
Pengadaan Mesin dan Peralatan
1 Paket Penyedia Maret 2023
Pembangunan Infrastruktur
1 Paket Penyedia Februari 2023
Penunjang di dalam Sentra IKM
A Jalan di dalam Sentra IKM 100 Meter
B Landscape 1 Paket
Pagar Keliling dan Sarana
C 400 Meter
Pengamanan
D Jaringan Listrik 1 Paket
E Jaringan Komunikasi 1 Paket