Anda di halaman 1dari 136

ii

RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU


Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

KATA PENGANTAR

PT Graha Tunas Selaras (PT GTS) akan merencanakan pembangunan


permukiman terpadu dengan status kepemilikan rumah susun milik dengan
bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan serta luas sebesar
563.065,56 m2 atau 56 ha yang berada di Desa Bojongnangka, Kecamatan
Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Status permodalan
pembangunan permukiman terpadu ini adalah 100% PMDN (Penanaman Modal
Dalam Negeri).

Dalam Peraturan Menteri Negeri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup menyebut bahwa pembangunan permukiman terpadu seluas
56 ha yang dilakukan oleh PT GTS harus wajib AMDAL karena luas
pembangunan lebih dari 50 ha untuk permukiman di kota besar. Ini sesuai juga
dengan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Oleh
sebab itu, kegiatan pembangunan permukiman terpadu ini merupakan kegiatan
yang harus memiliki dokumen AMDAL.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2008 tentang Tata
Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bahwa
Rencana usaha pembangunan permukiman terpadu ini dinilai oleh Komisi
Penilai Amdal (KPA) Provinsi dikarenakan pembangunan permukiman terpadu
ini terketak pada 2 wilayah administrasi yaitu Kebupaten Depok dan Kabupaten
Bogor dengan menggunakan pendekatan studi kawasan karena kegiatan lebih
dari satu usaha yang perencanaan dan pengelolaannya saling terkait terletak
dalam satu kesatuan rencana pengembangan kawasan yang pengelolaannya
dilakukan oleh pengelola kawasan.

Berhubngan dengan rencana pembangunan permukiman terpadu yang


dilakukan PT GTS di Kabupaten Bogor, maka dokumen RKL dan RPL yang
merupakan salah satu bagian dari studi AMDAL, disusun dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Dokumen RKL dan RPL ini merupakan salah satu rujukan bagi Komisi Penilai
AMDAL Provinsi Jawa Barat untuk mengevaluasi hasil studi AMDAL untuk
kegiatan pembangunan permukiman terpadi seperti yang dimaksud diatas,
maka saran, pendapat dan tanggapan dari pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyempurnakan rumusan lingkungan dan kedalam dari studi AMDAL
ini, maka pihak Pemrakarsa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Bogor, 20 Mei 2015


PT Graha Tunas Selaras

Ragil Satriyo
Direktur Utama

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
iii
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v

PENDAHULUAN...................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 6
1.2. Tujuan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ............... 8
1.2.1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ................................ 8
1.2.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup ............................... 8
1.3. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa ......................... 9

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ............................... 11


3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi .......... 13
3.1.1. Komponen Geofisikimia ........................................................ 13
3.1.1.1. Kenaikan Kualitas Udara................................................ 13
3.1.1.2. Peningkatan Kebisingan ................................................. 15
3.1.1.3. Longsor dan Sedimentasi ............................................... 16
3.1.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ............................... 18
3.1.1.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ........................... 19
3.1.2. Komponen Biologi ................................................................. 21
3.1.2.1. Penurunan kelimpahan vegetasi.................................... 21
3.1.2.2. Penurunan kelimpahan vegetasi ..................................... 22
3.1.2.3. Gangguan habitat satwa................................................. 24
3.1.2.4. Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa ................. 25
3.1.2.5. Perubahan tutupan lahan dan tipe ekosistem .......... Error!
Bookmark not defined.
3.1.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ...................................... 26
3.1.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja ............................................... 26
3.1.3.1.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha.. Error! Bookmark
not defined.
3.1.3.1.2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat .......... Error! Bookmark not
defined.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
iv
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.1.4. Komponen Ruang & Transportasi ......................................... 29


3.1.4.1. Gangguan Lalu lintas ..................................................... 29
3.1.5. Komponen Keslingmas ............ Error! Bookmark not defined.
3.1.5.1. Penurunan kesehatan Masyarakat ... Error! Bookmark not
defined.
3.1.6. Komponen Kamtibmas ............ Error! Bookmark not defined.
3.1.6.1. Pencurian .......................... Error! Bookmark not defined.
3.1.6.2. Aksi Unjuk Rasa ................ Error! Bookmark not defined.
3.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasi................. 34
3.2.1. Komponen Geofisikimia ........................................................ 34
3.2.1.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan ............................... 34
3.2.1.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ........................... 35
3.2.2. Komponen Biologi .................... Error! Bookmark not defined.
3.2.2.1. Gangguan habitat satwa.... Error! Bookmark not defined.
3.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ...................................... 37
3.2.3.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha ................ 37
3.2.3.2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ............................. 39
3.2.3.3. Perubahan Persepsi Masyarakat ..................................... 40
3.2.4. Komponen Ruang & Transportasi ......................................... 41
3.2.4.1. Aksesibilitas ................................................................... 32
3.2.5. Komponen Keslingmas ............ Error! Bookmark not defined.
3.2.5.1. Penurunan kesehatan Masyarakat ................................. 43
3.2.6. Komponen Kamtibmas ............ Error! Bookmark not defined.

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ................................... 83


3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra
Konstruksi ...................................................................................................... 83
3.2. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap
Konstruksi ...................................................................................................... 85
3.2.1. Penurunan Kualitas Udara ................................................. 85
3.2.2. Peningkatan Kebisingan ..................................................... 86
3.2.3. Peningkatan Longsor/Sedimentasi ..................................... 88
3.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ................................... 89
3.2.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ............................... 90

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
v
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.2.6. Penurunan Kelimpahan Vegetasi ........................................ 91


3.2.7. Penurunan Keragaman Dan Kelimpahan Satwa ................. 95
3.2.8. Gangguan Pertumbuhan Tanaman ....... Error! Bookmark not
defined.
3.2.9. Perubahan Tutupan Lahan Dan Tipe Ekosistem ........... Error!
Bookmark not defined.
3.2.10. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha ........................... 98
3.2.11. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ... Error! Bookmark not
defined.
3.2.12. Perubahan Persepsi Masyarakat ....................................... 100
3.2.13. Gangguan Lalu Lintas ...................................................... 101
3.2.14. Kerusakan Jalan .............................................................. 103
3.2.15. Penurunan Kesehatan Masyarakat (Perubahan Pola
Penyakit) ............................... Error! Bookmark not defined.
3.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasi ........... 106
3.3.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan ................................. 106
3.3.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan ............................. 107
3.3.3. Gangguan Pertumbuhan Tanaman ....... Error! Bookmark not
defined.
3.3.4. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha ......................... 108
3.3.5. Peningkatan Pendapatan Masyarakat ............................... 110
3.3.6. Perubahan Persepsi Masyarakat ....................................... 111
3.3.7. Peningkatan Tekanan Penduduk .......... Error! Bookmark not
defined.
3.3.8. Penurunan Sanitasi Lingkungan ...................................... 114
3.3.9. Aksesibilitas Jalan ............................................................ 104

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN ........................ 131


PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL .......................... 132
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 133

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Sesuai Permen LH No.


16 Tahun 2012 Lampiran III .................................................... 45
Tabel 2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Sesuai Permen LH No.
16 Tahun 2012 Lampiran III .................................................. 116

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
vi
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jalur Pengamatan Vegetasi Darat ....................................... 92


Gambar 2. Jalur Pengamatan Satwa Darat ........................................... 97

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
7
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang berada di


Provinsi Jawa Barat yang beribukota di Cibinong. Dari data Badan Pusat
Statistika (BPS) jumlah penduduk Kabupaten Bogor bertambah dari
tahun ke tahun. Ini dikarenakan banyaknya warga baru yang datang ke
Kabupaten Bogor dan selain itu Kabupaten Bogor sebagai peri-urban
Kota Jakarta memberikan pendorong peningkatan jumlah penduduk di
Kabupaten Bogor. Tingginya kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor
menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk permukiman semakin tinggi
juga. Oleh sebab itu diperlukan langkah untuk mengatasi persoalan
akan lahan untuk kebutuhan permukiman.

Salah satu upaya untuk mengatasi lahan yang semakin menipis dan
kebutuhan akan permukiman semakin tinggi, PT. GRAHA TUNAS
SELARAS (PT GTS) ingin membangun pemukiman terpadu.
Permukiman terpadu ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan
permukiman/perumahan yang semakin tinggi. PT. GTS ini adalah anak
perusahaan baru dari Agung Podomoro dengan tujuan pendiriaannya
adalah dalam rangka persiapan pengembangan usaha perseroan
kedepannya.

Rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu oleh PT. GTS


dilakukan sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Bupati Bogor No.
591.1/001/00091/BPT/2014 Tanggal 28 Agustus 2014, tentang
Pemberian Izin Lokasi kepada PT. GRAHA TUNAS SELARAS untuk
memperoleh tanah seluas ±930.000 m2 (93 Ha) yang terletak di Desa
Bojong Nangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Namun
berdasarkan pengukuran oleh BPN luas lahan yang potensial untuk
dikembangkan seluas 563.065,56 m2. Menurut Peraturan Pemerintah
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup pada jenis usaha pada bidang perumahan dan
kawasan permukiman kategori kota besar ≥ 50 ha, maka rencana proyek
PT. GTS termasuk usaha wajib melakukan AMDAL.

Kegiatan pembangunan permukiman terpadu sebagai bangunan dengan


kriteria kegiatan multisektor, maka sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012, Lampiran I, maka

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
8
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan (AMDAL). Adapun sistematika penyusunan
dokumen AMDAL pembangunan permukiman terpadu mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012 tentang
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Proses penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


(RKL) dan Rencana pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) mengacu
kepada kajian Dokumen Analisis Dampak Lingkungan. Dalam
penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
dan Rencana pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ini, berpedoman
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 tahun 2012
tentang Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
(Lampiran III).

Seperti telah disebutkan dalam dokumen ANDAL, bahwa pembangunan


permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS berpotensi
menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisik-kimia,
biologi, sosial-ekonomi budaya, kesehatan masyarakat serta keamanan
masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting rencana
kegiatan pembangunan permukiman terpadu tersebut terhadap
komponen lingkungan hidup diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Tahap prakonstruksi
(1) Perubahan sikap & Persepsi Masyarakat

b. Tahap kontruksi
(2) Penurunan Kualitas Udara
(3) Peningkatan Kebisingan
(4) Penurunan Kualitas Air Permukaan
(5) Peningkatan Limpasan Air Permukaan
(6) Peningkatan Erosi
(7) Penurunan Vegetasi
(8) Penurunan Keanekaragaman Satwa Liar
(9) Peningkatan Kesempatan Kerja
(10) Perubahan Sikap & Persepsi Masyarakat
(11) Gangguan Lalu Lintas
(12) Kerusakan Jalan
(13) Aksesibilitas

c. Tahap operasional
(14) Peningkatan limpasan air permukaan
(15) Penurunan Kualitas Air Permukaan
(16) PeningkatanKesempatan Kerja&Berusaha

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
9
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

(17) Peningkatan Perekonomian Lokal


(18) Perubahan Sikap & Persepsi Masyarakat
(19) Gangguan Lalu Lintas
(20) Penurunan Sanitasi Lingkungan

1.2. Tujuan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1.2.1. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pembangunan Kawasan
Permukiman Terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS dimaksudkan
untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup dan melaksanakan kebijakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan tujuan dari
penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Merumuskan berbagai upaya kebijakan penanggulangan,
pencegahan, dan pengendalian dampak lingkungan yang bersifat
negatif penting,
b. Meningkatkan dan mengembangkan dampak lingkungan yang
bersifat positif penting, sebagai bagian yang menyatu dalam
pelaksanaan rencana pembangunan pembangunan kawasan
permukiman terpadu.
c. Memberikan arahan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan, koordinasi, dan pengawasan pengelolaan
lingkungan hidup, dalam rangka pelaksanaan rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu.

1.2.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) pembangunan
kawasan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS antara
lain adalah:
a. Merumuskan mekanisme pengendalian pemantauan lingkungan
untuk membantu pengambilan kebijaksanaan dalam rangka
pengelolaan kegiatan;
b. Merupakan upaya pemantauan lingkungan yang akan
dilaksanakan untuk mendukung program pembangunan yang
lestari.
c. Untuk memantau komponen lingkungan yang mengalami
perubahan mendasar akibat kegiatan pembangunan kawasan
terpadu. Dalam hal ini meliputi pemantauan terhadap
efektivitas pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan.
d. Merupakan sistem peringatan dini terhadap dampak
lingkungan yang tidak terduga dan yang sudah diperkirakan
sebelumnya, sehingga tindakan pengelolaannya dapat segera

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
10
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

dirumuskan kembali sebelum dampaknya menimbulkan


kerugian.
e. Menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang
terkait melaluIi pertukaran informasi.

1.3. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa


PT. GRAHA TUNAS SELARAS sebagai perusahaan yang peduli terhadap
kelestarian lingkungan hidup, maka dalam perencanaan pembangunan
permukiman terpadu dilakukan penyusunan dokumen lingkungan yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5
tahun 2012, tentang Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yaitu
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup pembangunan permukiman
PT. GRAHA TUNAS SELARAS dilaksanakan dengan tujuan sebagai
berikut;

a. Mengidentifikasi dampak yang akan ditimbulkan dari rencana


pembangunan permukiman terpadu terhadap lingkungan.

b. Mengidentifikasi komponen lingkungan terutama yang akan


terkena dampak penting akibat kegiatan pembangunan
permukiman terpadu.

c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak penting yang


ditimbulkan oleh rencana kegiatan pembangunan permukiman
terpadu terhadap lingkungan.

Dengan teridentifikasinya potensi dampak penting tersebut, maka PT.


GRAHA TUNAS SELARAS dapat mengantisipasi dengan meminimalkan
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak postif. Minimalisasi
dampak negatif tersebut dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
lingkungan yang dilaksanakan secara bijaksana, terencana, dan
terkendali.
Penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup pembangunan permukiman
terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS didasarkan atas prakiraan dan
evaluasi dampak penting yang tertuang di dalam dokumen ANDAL, jika
dalam perkembangannya terjadi perubahan-perubahan ataupun
dampak yang berkembang dan belum teridentifikasi, maka PT. GRAHA
TUNAS SELARAS akan selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan dalam pengelolaan lingkungan secara teknis, teknologi

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
11
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

ataupun sistem. Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan


kehandalan pelaksana pengelolan lingkungan, perusahaan juga akan
melakukan pelatihan-pelatihan baik dalam internal perusahaan maupun
dengan mengirim ke balai pelatihan berupa seminar, kunjungan studi
banding, ataupun kursus-kursus yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan. Untuk mendukung perbaikan dan penyempurnaan
pengelolaan lingkungan, perusahaan juga akan menyediakan dana yang
cukup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, sehingga
memungkinkan perbaikan dalam sistem pengelolaan lingkungan.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
12
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 2
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Program pengelolaan lingkungan hidup terhadap komponen lingkungan


yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting), baik positif
maupun negatif sebagai akibat dari kegiatan permukiman terpadu PT.
GRAHA TUNAS SELARAS, dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu
pencegahan dan penanggulangan dampak. Pencegahan merupakan
upaya yang dilaksanakan agar dampak negatif dapat dicegah sebelum
terjadi. Upaya yang dilakukan dapat berupa penyesuaian desain proses
atau pemilihan peralatan yang ramah lingkungan. Sedangkan, upaya
penanggulangan dampak negatif merupakan tindakan penanganan
untuk memperkecil atau menghilangkan dampak pada saat dampak
timbul

Selain mencegah dan menanggulangi dampak negatif, program


pengelolaan lingkungan hidup juga mencakup pengembangan dampak
positif. Program pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan
ditinjau dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, sosial-
ekonomi-budaya dan kelembagaan. Seperti diketahui bersama bahwa
kegiatan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS merupakan
kegiatan yang berpotensi mengubah tatanan ekosistem yang telah ada,
baik geo-fisik-kimia, biologi serta sosekbudkesmas. Oleh karena itu,
perlu adanya telaahan segenap dampak penting terhadap lingkungan
hidup dan merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
ijin melaksanakan usaha atau kegiatan tersebut.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, khususnya dalam


Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) kegiatan kegiatan permukiman
terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS, merupakan dasar dalam sistem
manajemen lingkungan (Environmental Management System).

Untuk menghindari terjadinya ketidakjelasan penanggungjawab,


terutama dalam menanggulangi dampak negatif, maka dalam rencana
pengelolaan ini dilakukan pembatasan dan pembagian tugas yang jelas
berdasarkan batas teritorial yang ada, yaitu:
1. Lingkup wilayah studi, merupakan tanggung jawab pihak
pemrakarsa, dalam hal ini adalah PT. GRAHA TUNAS SELARAS.
2. Lingkup regional, pengelolaan dan pertanggungjawaban kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dilakukan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
13
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

bekerjasama dengan instansi terkait, baik di tingkat Kabupaten Bogor


dan Kota Depok.
Sistem pengelolaan lingkungan hidup ini merupakan kesatuan tindakan
yang terintegrasi dari berbagai komponen yang dimaksudkan untuk
menangani dampak penting yang muncul. Upaya tersebut merupakan
upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup
khususnya di wilayah studi AMDAL kegiatan permukiman terpadu PT.
GRAHA TUNAS SELARAS.
Untuk menangani dampak penting yang telah diprediksi dalam studi
AMDAL tersebut, dapat dilakukan pengelolaan lingkungan hidup melalui
pendekatan teknologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan (institusional).
Ringkasan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup (RKL) terhadap
dampak lingkungan hasil proses pelingkupan baik yang merupakan DPH
maupun dampak lainnya yang perlu dikelola disajikan dalam Tabel
Matrik Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Pra-Konstruksi


3.1.1. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi pada tahap
prakrontruksi kegiatan sosialisasi adalah perubahan Pola
Persepsi Masyarakat. Kegiatan sosialisasi diharapkan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat mengenai proyek
pembangunan dan dapat merubah persepsi masyarakat.

B. Tolak Ukur Dampak


- Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya
persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap
negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari
proyek permukiman terpadu
- Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran
perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi
masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi persepsi negatif masyarakat

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Sosial
Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan
pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik
dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan
kelompok, program CSR.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
14
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pendekatan Kelembagaan
Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa
(formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi
pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan selama tahap pra-konstruksi.

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS

3.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi


3.2.1. Komponen Geofisikimia
3.2.1.1. Kenaikan Kualitas Udara
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material, pembangunan fisik gedung, dan
pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan membuka berdampak
pada penurunan kualitas udara disaat aktivitas mobilisasi dengan
truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut
berpotensi pencemaran udara di sekitar areal pembangunan.

B. Tolak Ukur Dampak


Kualitas udara dengan dibandingkan baku mutu kualitas udara
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Mengendalikan kualitas udara di sekitar lokasi rencana kegiatan
dan daerah sebaran dampaknya, khususnya debu partikulat, agar
tidak melampaui baku mutu yang berlaku.
- Mengendalikan dan mencegah dampak turunan yang muncul,
akibat menurunnya kualitas udara dari kegiatan-kegiatan pada
tahap konstruksi.
- Mengendalikan dan melokalisir sebaran dampak menurunnya
kualitas udara, baik melalui media udara maupun air.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
15
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pendekatan Teknologi
- Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut
material dan alat.
- Penggunaan pelindung kepala (helm pengaman), pelindung
telinga (ear plug), safety shoes dan masker kepada karyawan
yang bekerja pada bagian dengan tingkat resiko pencemaran
udara dan kebisingan tinggi.
- Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas dan debu saat
kegiatan pengangkutan, maka perlu dilakukan penyiraman jalan
yang dilewati kendaraan pengangkut alat dan material dan areal
penambangan secara berkala, terutama pada saat intensitas
mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material.
- Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan
menyerap gas-gas beracun atau polutan (NOx, SOx, NH3, H2S,
dan logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd).
- Melakukan monitoring kualitas udara dan tingkat kebisingan di
lokasi rencana kegiatan secara berkala.

Pendekatan Sosial Ekonomi


Menginstruksikan kepada pekerja untuk menjalankan peraturan
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat
melakukan pekerjaannya.

Pendekatan Kelembagaan
Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana
mobilisasi kendaraan angkut alat

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan
terkena dampak.Disekitar pemukiman terpadu

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi
berlangsung

G. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras
Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan Kabupaten
Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT
PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
16
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.1.2. Peningkatan Kebisingan


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material, pembangunan fisik gedung, dan
pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada
peningkatan kebisingan disaat aktivitas mobilisasi dengan truk-
truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut
berpotensi mengakibatkan kebisingan di sekitar areal
pembangunan.

B. Tolak Ukur Dampak


Pemantauan kebisingan dibandingkan dengan baku mutu
kualitas udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Mengendalikan kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan
dan daerah sebaran dampaknya, agar tidak melampaui baku
mutu yang berlaku.
- Mengendalikan dan mencegah dampak turunan yang muncul,
akibat peningkatan kebisingan dari kegiatan-kegiatan pada
tahap konstruksi.
- Mengendalikan dan melokalisir sebaran dampak menurunnya
kualitas udara dan meningkatnya kebisingan, baik melalui
media udara maupun

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut
material dan alat.
- Penggunaan pelindung kepala (helm pengaman), pelindung telinga
(ear plug), safety shoes dan masker kepada karyawan yang
bekerja pada bagian dengan tingkat resiko pencemaran udara dan
kebisingan tinggi.
- Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas dan debu saat
kegiatan pengangkutan, maka perlu dilakukan penyiraman jalan
yang dilewati kendaraan pengangkut alat dan material dan areal

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
17
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

penambangan secara berkala, terutama pada saat intensitas


mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material.
- Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki kemampuan
menyerap gas-gas beracun atau polutan (NOx, SOx, NH3, H2S, dan
logam berat seperti Pb, As, Zn dan Cd).
- Melakukan monitoring kualitas udara dan tingkat kebisingan di
lokasi rencana kegiatan secara berkala.

Pendekatan Sosial Ekonomi


Menginstruksikan kepada pekerja untuk menjalankan peraturan
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat
melakukan pekerjaannya.

Pendekatan Kelembagaan
Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait rencana
mobilisasi kendaraan angkut alat

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan
terkena dampak.Disekitar pemukiman terpadu

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan
konstruksi berlangsung

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.2.1.3. Erosi
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan
permukiman terpadu dengan salah satu kegiatan pembukaan
lahan, akan berdampak pada erosi yang berada disekitar proyek
permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan
erosi di sekitar areal pembangunan.
JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT
PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
18
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

B. Tolak Ukur Dampak


Pemantauan kebisingan dibandingkan dengan baku mutu
kualitas udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui kualitas udara di kawasan proyek masih dan
permukiman sekitar berada diambang batas baik dan aman
masyarakat yang berada disekitar kawasan proyek.

d. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Segera melakukan kegiatan pembukaan lahan apabila kegiatan
pemukiman telah selesai dilakukan, yang kegiatannya meliputi
persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan vegetasi.
- Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan pemukiman yang
sesuai denga`n peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini
berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air
permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahan-
lahan yang terbuka akan tertutup kembali, sehingga air
limpasan (run off) yang membawa partikulat tanah akan
tertahan pada vegetasi tersebut.
- Segera membuat sumur resapan.
- Memantau rutin berkala

Pendekatan Sosial Ekonomi


Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan pemukiaman

Pendekatan Kelembagaan
- Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi
terkait.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan di Tanggul sepanjang sungai Cikeas.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi
berlangsung

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
19
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.2.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan pembangunan fisik gedung dan pembangunann sarana
prasarana prasarana penunjang untuk pembangunan
permukiman terpadu, akan berdampak pada kualitas air
permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek
permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan
pencemaran air sungai yang dapat digunakan masyarakat.

B. Tolak Ukur Dampak


Sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Untuk menekan terjadinya penurunan kualitas air permukaan.
- Mencegah adanya keluhan dari masyarakat sebagai pengguna
sumber daya air yang ada disekitar lokasi rencana kegiatan.
- Mencegah timbulnya penyakit baru akibat terjadinya
penurunan kualitas air permukaan

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Melakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas dan
kuantitas air permukaan.
- Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara
berkala.
- Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan.

Pendekatan Sosial Ekonomi

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
20
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi


masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility
(CSR).
- Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga
keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan
Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.

Pendekatan Kelembagaan
- Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait
dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu,
Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi
berlangsung

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.2.1.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan
permukiman terpadu, akan berdampak pada peningkatan
limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar
proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman
sekitar proyek permukiman terpadu.

B. Tolak Ukur Dampak

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
21
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan
air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Menekan terjadinya banjir di areal rencana pemukiman terpadu
dan pemukiman sekitar.
- Menekan terjadinya over debit pada sungai-sungai yang berada
disekitar lokasi rencana kegiatan permukiman PT. Graha
Tunas Selaras

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan
pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya
meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan tanah
pucuk dan revegetasi.
- Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai dengan
peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini berkontribusi besar
terhadap peningkatan kualitas air permukaan, karena dengan
adanya penanaman, maka lahan-lahan bekas tambang yang
terbuka akan tertutup kembali, sehingga air limpasan (run off)
yang membawa partikulat tanah akan tertahan pada vegetasi
tersebut.
- Melakukan kegiatan monitoring kualitas air permukan sunagi
cikeas.
- Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan cara
penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah
menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media
perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan adalah
pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa lubang-lubang
atau saluran buntu yang dibuat diantara tanaman pokok untuk
menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah.
- Memantau rutin berkala

Pendekatan Sosial Ekonomi


Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan permukiman.

Pendekatan Kelembagaan
- Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait
dalam kegiatan pembangunan pemukiman

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
22
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu dan


Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan
konstruksi berlangsung

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.2.2. Komponen Biologi


3.2.2.1. Penurunan kelimpahan vegetasi
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Perubahan keragaman dan kelimpahan vegetasi dari kondisi
tutupan lahan yang bersifat homogen menjadi lahan yang
relatif terbangun diprakirakan akan menyebabkan hilangnya
berbagai jenis vegetasi namun berdasarkan data rona awal
lingkungan, vegetasi tersebut tidak memiliki nilai ekonomi
tinggi dan tidak termasuk dalam daftar tanaman dilindungi.
Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan
kelimpahan jenis vegetasi adalah kegiatan pembersihan lahan
pada tahap persiapan konstruksi bangunan yang termasuk
dalam jenis kegiatan konstruksi.

B. Tolak Ukur Dampak


Terjadinya perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi
rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha
Tunas Selaras.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi dampak perubahan kelimpahan jenis vegetasi di
lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas
Selaras sebagai akibat dari kegiatan pembersihan lahan pada
tahap konstruksi.

d. Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
23
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pendekatan Teknologi
- Melakukan kegiatan pembersihan lahan hanya pada lokasi
yang akan dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan secara bertahap, sesuai dengan
rencana pembangunan yang dilakukan dalam 4 tahap.
- Mempertahankan kawasan hijau di sepanjang sempadan
sungai (riparian buffer strips) yaitu Sungai Cikeas dan Sungai
Cileungsi yang berada di sekitar rencana pembangunan
- Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan
hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak
terbangun.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan di areal rencana kegiatan pembangunan PT.
Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah
studi

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi dan operasi.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.
Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

3.2.2.2. Penurunan kelimpahan vegetasi


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Perubahan kelimpahan vegetasi dari kondisi tutupan lahan
yang bersifat homogen menjadi lahan yang relatif terbangun
diprakirakan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis
vegetasi, namun berdasarkan data rona awal lingkungan,
vegetasi tersebut tidak memiliki nilai ekonomi tinggi dan tidak
termasuk dalam daftar tanaman dilindungi.
Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan
kelimpahan jenis vegetasi adalah kegiatan pematangan lahan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
24
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

pada tahap persiapan konstruksi bangunan yang termasuk


dalam jenis kegiatan konstruksi.

B. Tolak Ukur Dampak


Terjadinya perubahan kelimpahan jenis vegetasi di lokasi
rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT. Graha
Tunas Selaras.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi dampak perubahan kelimpahan jenis vegetasi di
lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas
Selaras sebagai akibat dari kegiatan pematangan lahan (cut and
fill) pada tahap konstruksi.

d. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Melakukan kegiatan cut and fill hanya pada lokasi yang akan
dibangun rumah susun dan ruko. Pelaksanaan kegiatan ini
dilakukan secara bertahap, sesuai dengan rencana
pembangunan yang dilakukan dalam 3 tahap.
- Menanam dan memelihara jenis-jenis pohon pada kawasan
hijau yang ada dalam lokasi rencana kegiatan yang tidak
terbangun.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan di areal rencana kegiatan pembangunan PT.
Graha Tunas Selaras yang telah dilingkup dalam batas wilayah
studi

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi dan operasi.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
25
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.


- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

3.2.2.3. Gangguan habitat satwa


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Gangguan habitat satwa merupakan dampak turunan dari
penurunan kelimpahan jenis flora dan merupakan dampak
langsung dari kebisingan dan pencemaran udara dari sekitar
600 kendaraan berat yang berlalu lalang setiap harinya.
Adanya gangguan terhadap kelimpahan jenis vegetasi, maka
akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa. Adanya
gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa
melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi
kelangsungan hidupnya.
Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan
kelimpahan jenis fauna adalah kegiatan mobilisasi material dan
alat pada tahap konstruksi.

B. Tolak Ukur Dampak


Terjadinya gangguan habiat satwa yang terindikasi dari
berkurangnya suara kicau burung di lokasi kegiatan.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi dampak gangguan habitat satwa sebagai akibat
dari kegiatan mobilisasi material dan alat pada tahap
konstruksi.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Pemasangan penutup ban pada kendaraan pengangkut
material dan alat
- Melakukan perawatan terhadap kendaraan sehingga
mengurangi kebisingan dan emisi kendaraan, hal ini
mengingat jumlah kendaraan yang melintas mencapai 549
hingga 679 per hari.
- Penanaman tanaman keras di sepanjang jalan utama menuju
gerbang

Pendekatan Lembaga:
- Merekrut penanggung jawab divisi lingkungan hidup.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan dilakukan pada areal rencana
pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
26
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi dan operasi.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

3.2.2.4. Perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Perubahan keragaman dan kelimpahan satwa merupakan
dampak turunan dari penurunan keragaman dan kelimpahan
jenis vegetasi. Bagi satwa, keberadaan berbagai jenis flora
sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena
merupakan tempat berlindung/habitat (covering), mencari
makan (feeding) dan berkembang biak (breeding). Adanya
gangguan terhadap keragaman dan kelimpahan jenis vegetasi,
maka akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa.
Adanya gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa
melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi
kelangsungan hidupnya.
Sumber dampak terhadap perubahan keragaman dan
kelimpahan jenis satwa adalah kegiatan pembersihan lahan
dan pematangan lahan pada tahap konstruksi.

B. Tolak Ukur Dampak


Terjadinya perubahan keragaman dan kelimpahan jenis satwa
di lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha
Tunas Selaras

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi dampak perubahan keragaman dan kelimpahan
jenis satwa di lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
27
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

terpadu PT. Graha Tunas Selaras sebagai akibat dari kegiatan


pembersihan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Pembersihan lahan hanya dilakukan pada wilayah yang akan
dibangun saja
- Mempersiapkan areal pengungsian atau menyediakan koridor
untuk memberikan kesempatan bagi satwa bermigrasi pada
areal lain yang sesuai
- Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang
sempadan sungai
- Menanam dan memelihara vegetasi sejenis dengan vegetasi
yang hilang akibat kegiatan pada spot-spot tertentu pada
lokasi yang akan dibangun

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan dilakukan pada areal rencana
pembangunan hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras yang
telah dilingkup dalam batas wilayah studi.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan PT. Graha Tunas Selaras sebagai pemrakarsa
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor.
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok.
- Dinas/Badan yang menangani perumahan di Propinsi Jawa
Barat.

3.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya


3.2.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang
menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
28
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

oleh para pencari kerja). Jadi dengan kata lain kesempatan kerja
merupakan permintaan atas tenaga kerja.

A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting


Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan
penerimaan tenaga kerja pada tahap prkonstruksi adalah
kesempatan kerja. Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang
dilakukan oleh Pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.
Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan
kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan
permukiman terpadu.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan menyerap
tenaga kerja dari penduduk usia produktif yang tersedia di
desa-desa/kelurahan sekitar lokasi proyek, dan secara
langsung atau tidak langsung akan mengurangi pengangguran
yang terdapat di area sekitar proyek

B. Tolak Ukur Dampak


- Untuk kesempatan bekerja yaitu terserapnya tenaga kerja
yang berasal dari desa dan kelurahan sekitar proyek
(Persentase tenaga kerja lokal yang diterima sebagai pekerja
harus lebih tinggi dari tenaga kerja pendatang yaitu sekitar
70%) dan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di
desa-desa sekitar proyek.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk
meningkatkan peluang kerja; serta mengurangi jumlah
pengangguran di areal proyek.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, pihak
perusahaan perlu melakukan pengumuman ke publik, baik
secara langsung mapun melalui media massa terkait
pengadaan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya perusahaan
juga perlu melapor kepada instansi terkait tentang
pengadaan tenaga kerja sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan.
Bagi para pencari kerja yang berminat, maka dapat
melayangkan surat lamaran pekerjaan kepihak
vendor/perusahaan. Setelah didapati sejumlah pelamar,
maka pihak vendor (bagian Personalia/Human Research
Development) akan melakukan proses seleksi secara
transparan. Bagi pelamar yang dianggap sesuai dengan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
29
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

kriteria kebutuhan perusahaan, maka akan diterima bekerja


sebagai tenaga kerja perusahaan.

Pendekatan Sosial Ekonomi


- Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
kualifikasi yang di inginkan maka dilakukan penerimaan
tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi
calon tenaga kerja.
- Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun
masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga
kerja ini, pihak perusahaan akan mensyaratkan kepada
vendor untuk memprioritaskan masyarakat lokal sebagai
tenaga kerja perusahaan. Apabila tidak tersedia sumber daya
yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat lokal
setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari
luar.

Pendekatan Kelembagaan
- Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa terkait
rencana penerimaan tenaga kerja.
- Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi
terkait mengenai ketenagakerjaan.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS.

3.2.3.2. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting berupa perubahan pola persepsi masyarakat
diprakirakan akan terjadi pada tahap konstruksi pada kegiatan
mobilisasi alat dan material, pembangunan fisik gedung dan
pembangunan sarana dan prasarana penunjang adalah.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
30
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

B. Tolak Ukur Dampak


- Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya
persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap
negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari
proyek permukiman terpadu
- Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran
perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi
masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi persepsi negatif masyarakat

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Sosial
Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan
pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik
dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan
kelompok, program CSR.
Pendekatan Kelembagaan
Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa
(formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi
pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan selama tahap pra-konstruksi.

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS

3.2.4. Komponen Ruang & Transportasi


3.2.4.1. Gangguan Lalu lintas
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan
bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman
terpadu, akan membuka aksesibilitas ke wilayah secara internal
dan eksternal dan terjadinya aktivitas mobilisasi dengan truk-

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
31
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal tersebut


berpotensi meningkatkan gangguan lalu lintas di sekitar areal
pembangunan.

B. Tolak Ukur Dampak


Kondisi jalan raya yang dijadikan sebagai lokasi pengelolaan
dilihat dari rona lingkungan awal hingga proses pembangunan
pemukiman terpadu telah selesai, aksesibilitas jalan semakin
mudah dan lancar, kapasitas jalan stabil dan arus kednaraan
lancar.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan
kapasitas jalan menjadi stabil, tidak terjadi antrian mobil dan
arus kendaraan lancar.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan teknologi yang
dilakukan adalah
a. Menempatkan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi kegiatan.
b. Pengaturan akses keluar masuk kendaraan.
c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang
mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada
mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan
d. Penataan parkir
e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas,
meliputi rambu dan marka jalan.
Pendekatan Kelembagaan
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan kelembagaan
yang dilakukan adalah melakukan Koordinasi dengan dinas Dishub,
DLLAJR, Polres Bojongnangka yang mengatur lalu lintas

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2,
Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana
kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas
Selaras

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan gangguan lalu lintas dilakukan selama
kegiatan konstruksi dilaksanakan

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
32
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Polres Kabupaten Bogor
- DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
- Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.4.2. Kerusakan Jalan


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diperkirakan akan terjadi akibat kegiatan
mobilisasi alat, material dan pembangunan sarana dan prasarana
penunjang pemukiman terpadu pada tahap kontruksi PT Graha
Tunas Selaras, terjadi mobilisasi dan demobilisasi kendaraan-
kendaraan pengangkut menuju areal lokasi pembangunan. Aktivitas
mobilisasi tersebut diperkirakan berdampak pada kerusakan jalan
karena kondisi eksisting jalan raya Tapos masih berupa tanah yang
dipadatkan yang dilapisi oleh batu kerikil.

Kegiatan mobilisasi alat berat dan bahan material dilakukan


sebanyak 752.841 kali dalam 5 tahun, dengan beban volume
transportasi yang tinggi, kapasitas jalur utama mobilisasi tidak
memadai untuk mobilisasi sebanyak 752.841 kali. Sehingga
diperkirakan akan merusak jalan raya Tapos yang dilakukan sebagai
jalan utama dalam mobilisasi alat dan bahan material untuk
konstruksi bangunan.

B. Tolak Ukur Dampak


Kondisi jalan raya Tapos dilihat dari rona lingkungan awal hingga
proses pembangunan pemukiman terpadu telah selesai, tidak
terdapat lagi jalan rusak, jalan bukan lagi merupakan tanah yag
dipadatkan dan kerikil, sehingga terwujud kelancaran transportasi
dan kenyamanan masyarakat berkendara mencapai hingga 90%.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan
kenyamanan pengendara, meningkatkan kelancaran bertransportasi,
mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
33
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pendekatan Teknologi
Pengelolaan lingkungan hdup dengan pendekatan teknologi yang
dilakukan adalah dengan melakukan pengerasan jalan dan
pemasangan beton pada lokasi jalan-jalan yang dilalui oleh
kendaraan proyek.

Pendekatan Sosial Budaya


Pendekatan sosial budaya yang dilakukan untuk perbaikan lokasi
jalan adalah Koordinasi dengan masyarakat sekitar

Pendekatan Institusi
Pada pengelolaan kerusakan jalan ini perlu dilakukan koordinasi
dengan Kapolsek setempat, Dinas Pekerja Umum, dan Dinas
Perhubungan

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2,
Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan dilakukan 1 tahun sekali dalam dengan periode
pantau 6 bulan sekali.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pihak PT Graha Tunas Selaras
- Dinas Pekerja Umum

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.4.3. Aksesibilitas
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diperkirakan akan terjadi akibat aktivitas
hunian akan mengakibatkan pembangunan prasarana jalan
selebar 18 m dan 3 buah jembatan untuk kelancaran operasional
pembangunan di jalan raya Tapos dan jalan Cikuda serta
pembuatan LRT untuk memudahkan aksesibilitas penghuni
pemukiman dan masyarakat. Pembangunan prasarana jalan dan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
34
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

jembatan ini sangat penting untuk menunjang kelancaran


operasional pembangunan permukiman terpadu PT. GTS.
Pembukaan akses jalan raya Tapos, jalan menuju pintu tol
Cimanggis dan jalan Cikuda – Kranggan, pembangunan jembatan
dan LRT diperkirakan akan membuka aksesibilitas menuju dan
keluar kawasan. Hal ini dapat memberikan dampak
meningkatnya kelancaran operasional di internal kawasan dan
eksternal kawasan yang akan memicu pertumbuhan wilayah.

B. Tolak Ukur Dampak


Kemudahan akses dan keamanan penghuni pemukiman terpadu
dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan, dan fasilitas
lain.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Untuk memudahkan akses dan keamanan penghuni pemukiman
terpadu dan masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan, dan
fasilitas lain

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
a. Menempatkan petugas jaga (security) di akses keluar masuk
lokasi kegiatan.
b. Penjagaan akses internal di dalam lokasi pemukiman terpadu

Pendekatan sosial
Pendekatan sosial dilakukan melalui koordinasi dengan penghuni
pemukiman dan masyarakat umum

Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan keelmbagaan dilakukan melalui koordinasi dengan
Kapolsek setempat, dan Dishub.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan aksesibilitas jalan adalaha Lokasi Pemukiman
terpadu dan jalan utama untuk keluar masuk lokasi pemukiman

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan aksesibilitas jalan dilakukan setiap 6 bulan
sekali.

G. Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Pihak PT Graha Tunas Selaras (security)

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
35
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kapolsek Setempat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kapolsek Setempat

3.3. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahap Operasi


3.3.1. Komponen Geofisikimia
3.3.1.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat
kegiatan aktivita hunian, aktivitas perdagangan dan jasa, dan
penanganan limbah untuk pembangunan permukiman terpadu ,
akan berdampak pada kualitas air permukaan di sungai cikeas
yang berada disekitar proyek permukiman terpadu. Hal tersebut
berpotensi mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat
digunakan masyarakat.

B. Tolak Ukur Dampak


Sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Untuk menekan terjadinya penurunan kualitas air permukaan.
- Mencegah adanya keluhan dari masyarakat sebagai pengguna
sumber daya air yang ada disekitar lokasi rencana kegiatan.
- Mencegah timbulnya penyakit baru akibat terjadinya
penurunan kualitas air permukaan

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Melakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas dan
kuantitas air permukaan.
- Melaksanakan monitoring terhadap kualitas air sungai secara
berkala.
- Membangun fasilitas sumber air bersih sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi
- Berpartisipasi dalam penyediaan fasilitas air bersih bagi
masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility
(CSR).

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
36
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga


keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai Cikeas dan
Taman Wisata Gunung Pancar disekitar lokasi rencana.
Pendekatan Kelembagaan
- Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait
dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu, Tengah
dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi
berlangsung

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.3.1.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat
kegiatan Aktivita Perdagangan dan Jasa,Pemeliharaan sarana dan
Prasarana dan Penanganan Limbah untuk pembangunan
permukiman terpadu , akan berdampak pada peningkatan
limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar
proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman
sekitar proyek permukiman terpadu.

B. Tolak Ukur Dampak


Tidak terjadinya run off dan sedimentasi di areal bekas dan badan
air yang berada di lokasi permukiman PT. Graha Tunas Selaras

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
37
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Menekan terjadinya banjir di areal rencana pemukiman terpadu


dan pemukiman sekitar.
- Menekan terjadinya over debit pada sungai-sungai yang berada
disekitar lokasi rencana kegiatan permukiman PT. Graha Tunas
Selaras
-
D. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi
- Segera melakukan kegiatan penghijauan apabila kegiatan
pembukaan lahan telah selesai dilakukan, yang kegiatannya
meliputi persiapan lahan, pengendalian erosi, pengolahan
tanah pucuk dan revegetasi.
- Menanam jenis-jenis tanaman pada kegiatan yang sesuai
dengan peruntukan lahan tersebut. Penanaman ini
berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas air
permukaan, karena dengan adanya penanaman, maka lahan-
lahan bekas tambang yang terbuka akan tertutup kembali,
sehingga air limpasan (run off) yang membawa partikulat tanah
akan tertahan pada vegetasi tersebut.
- Melakukan kegiatan monitoring kualitas air permukan sunagi
cikeas.
- Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), yaitu dengan
cara penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan,
tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai
media perakaran tanah. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah pembuatan rorak atau saluran buntu yang berupa
lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat diantara
tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke
dalam tanah.
- Memantau rutin berkala

Pendekatan Sosial Ekonomi


Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan permukiman.

Pendekatan Kelembagaan
- Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait
dalam kegiatan pembangunan pemukiman

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu dan
Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
38
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan konstruksi
berlangsung

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor
- BLHD Kabupaten Bogor dan
- BLH Propinsi Jawa Barat

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


-BLHD Kabupaten Bogor

3.3.2. Komponen Sosial Ekonomi Budaya


3.3.2.1. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Berusaha
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan
penerimaan tenaga kerja, aktivitas perdagangan dan jasa pada
tahap serta aktivitas hunian adalah kesempatan kerja dan
peluang berusaha. Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang
dilakukan oleh Pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT.
Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan
kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan permukiman terpadu.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan menyerap
tenaga kerja dari penduduk usia produktif yang tersedia di
desa-desa/kelurahan sekitar lokasi proyek, selain itu, peluang
berusaha bagi masyarakat juga akan berkembang, dan secara
langsung atau tidak langsung akan mengurangi pengangguran
yang terdapat di area sekitar proyek

B. Tolak Ukur Dampak


- Untuk kesempatan bekerja yaitu terserapnya tenaga kerja
yang berasal dari desa dan kelurahan sekitar proyek
(Persentase tenaga kerja lokal yang diterima sebagai pekerja
harus lebih tinggi dari tenaga kerja pendatang yaitu sekitar
70%) dan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di
desa-desa sekitar proyek.
- Berkembangnya usaha masyarakat secara bertahap yang
ditandai dengan munculnya jenis-jenis usaha baru sebagai
mata pencaharian masyarakat di dalam lokasi perdagangan
dan jasa maupun sekitar proyek.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
39
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

-
C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk
meningkatkan peluang kerja dan berusaha; serta mengurangi
jumlah pengangguran di sekita area proyek.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Kesempatan Kerja
Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, pihak
perusahaan perlu melakukan pengumuman ke publik, baik
secara langsung mapun melalui media massa terkait
pengadaan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya perusahaan
juga perlu melapor kepada instansi terkait tentang
pengadaan tenaga kerja sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan.
Bagi para pencari kerja yang berminat, maka dapat
melayangkan surat lamaran pekerjaan kepihak
vendor/perusahaan. Setelah didapati sejumlah pelamar,
maka pihak vendor (bagian Personalia/Human Research
Development) akan melakukan proses seleksi secara
transparan. Bagi pelamar yang dianggap sesuai dengan
kriteria kebutuhan perusahaan, maka akan diterima bekerja
sebagai tenaga kerja perusahaan.
- Peluang Berusaha
 Setiap pekerjaan borongan sebaiknya diberikan kepada
masyarakat, dan jika ternyata masyarakat kurang mampu
secara teknis, perusahaan dapat melakukan pembinaan.
 Melakukan kerjasama dengan masyarakat, terutama yang
memiliki usaha terkait pengadaan seluruh kebutuhan
rumah tangga (domestik) PT. GTS, seperti sembilan bahan
pokok, perabotan rumah tangga dan alat tulis kantor.

Pendekatan Sosial Ekonomi


- Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
kualifikasi yang di inginkan maka dilakukan penerimaan
tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi
calon tenaga kerja.
Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun
masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga
kerja ini, pihak perusahaan akan mensyaratkan kepada
vendor untuk memprioritaskan masyarakat lokal sebagai
tenaga kerja perusahaan. Apabila tidak tersedia sumber daya
yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat lokal

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
40
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari


luar.
- Melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam hal
pengembangan sumberdaya ekonomi lokal, seperti supply
material, supply domestic serta potensi-potensi ekonomi lokal
lainnya.

Pendekatan Kelembagaan
- Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa terkait
rencana penerimaan tenaga kerja.
- Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi
terkait mengenai ketenagakerjaan.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama tahap
konstruksi

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS.

3.3.3.2. Peningkatan Perekonomian Lokal


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan
aktivitas hunian dan aktivitas perdagangan barang dan jasa
pada tahap operasi adalah peningkatan pendapatan
masyarakat. Karena adanya peningkatan peluang usaha bagi
masyarakat, maka secara langsung atau tidak langsung
pendapatan masyarakat akan semakin meningkat.

B. Tolak Ukur Dampak


- Pendapatan minimal setara dengan Upah Minimum
Kab.Bogor bagi warga masyarakat yang diterima bekerja
sebagai tenaga kerja.
- Jumlah penduduk yang terkena dampak minimal 70% dari
jumlah penduduk mengalami peningkatan pendapatan.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
41
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk


meningkatkan pendapatan masyarakat.
- Agar masyarakat dapat memanfaatkan pendapatannya
dengan baik dan menghindari terjadinya penggunaan yang
negatif.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural
berdasarkan peraturan yang berlaku.
- Melaksanakan sistem pembayaran upah dengan mengacu
pada standar Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Pendekatan Sosial Ekonomi


- Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membangun
masyarakat lokal, maka dalam proses rekrutmen tenaga
kerja ini, pihak perusahaan akan memprioritaskan
masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan. Apabila
tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh
perusahaan dari masyarakat lokal setempat, maka
perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka,
Desa Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama perusahaan
beroperasi.

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS.

3.3.3.3. Perubahan Persepsi Masyarakat


A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan
proyek pada tahap operasi adalah perubahan Pola Persepsi
Masyarakat. Kegiatan rekrutmet tenaga diprakirakan akan
mempengaruhi persepsi positif masyarakat yang selanjutnya
dapat meningkatkan dukungan, penerimaan, dan kerjasama
masyarakat terhadap PT. GTS.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
42
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

B. Tolak Ukur Dampak


- Meningkatnya persepsi dan sikap positif dan berkurangnya
persepsi dan sikap negatif, merubah pandangan dan sikap
negatif masyarakat tentang adanya dampak negatif dari
proyek permukiman terpadu
- Adanya keyakinan pada masyarakat bahwa kehadiran
perusahaan akan memberikan manfaat terutama ekonomi
masyarakat, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengurangi persepsi negatif masyarakat

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Sosial
Sosialisasi tentang teknologi, untuk membantu menyampaikan
pesan bahwa dampak negatif akan dikelola dengan baik
dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Melalui berbagai kegiatan penguatan kapasitas individu dan
kelompok, program CSR.

Pendekatan Kelembagaan
Membangun jaringan kerjasama dengan kelembagaan desa
(formal dan informal), pemerintah kecamatan dan instansi
pemerintah terkait rencana usaha yang akan dilakukan.

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan ini dilakukan secara kontinyu selama perusahaan
beroperasi.

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dilaksanakan oleh pihak PT. GTS dan pihak ketiga yang
bekerjasama dengan PT.GTS

3.3.4. Komponen Ruang & Transportasi


3.3.4.1. Gangguan Lalu Lintas
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi dari kegiatan
aktivitas hunian pada tahap operasi adalah gangguan lalu
lintas. Total hunian sebanyak ±20.968 unit, dan diperkirakan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
43
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

80% memiliki kendaraan pribadi, maka volume kendaraan yang


melintas dan menggunakan jalan raya tapos; jalan cilangkap;
dan jalan arteri primer Jalan Raya Bogor akan meningkat dan
menyebabkan gangguan lalu lintas yang selanjutnya akan
terjadi juga setelah proyek selasai dan dihuni. Meningkatnya
volume lalu lintas dengan lebar ruas jalan hanya 5m maka
akan menyebabkan kemacetan pada masing-masing ruas jalan
tersebut.

B. Tolak Ukur Dampak


Kondisi jalan raya yang dijadikan sebagai lokasi pengelolaan
dilihat dari rona lingkungan awal hingga proses pembangunan
pemukiman terpadu telah selesai, aksesibilitas jalan semakin
mudah dan lancar, kapasitas jalan stabil dan arus kednaraan
lancar.

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan adalah meningkatkan
kapasitas jalan menjadi stabil, tidak terjadi antrian mobil dan
arus kendaraan lancar.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan teknologi yang
dilakukan adalah
a. Menempatkan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi
kegiatan.
b. Pengaturan akses keluar masuk kendaraan.
c. Mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal hanya yang
mampu ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada
mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan
d. Penataan parkir
e. Menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas,
meliputi rambu dan marka jalan.
Pendekatan Kelembagaan
Pengelolaan gangguan lalu lintas dengan pendekatan kelembagaan
yang dilakukan adalah melakukan Koordinasi dengan dinas Dishub,
DLLAJR, Polres Bojongnangka yang mengatur lalu lintas

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Jalan raya Tapos-Depok, Jalan Raya Bogor 1, Jalan Raya Bogor 2,
Jalan Raya Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana
kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas
Selaras

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
44
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan gangguan lalu lintas dilakukan selama
kegiatan operasi.

G. Institusi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Polres Kabupaten Bogor
- DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
- Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.3.5. Komponen lainnya


3.2.5.1. Penurunan Sanitasi Lingkungan
A. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Penurunan sanitasi lingkungan dapat terjadi dalam akibat
penanganan limbah yang kurang baik.

B. Tolak Ukur Dampak


Meningkatnya jumlah masyarakat yang sakit

C. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Menurunkan Prevalansi

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi
- Membangun fasilitas IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) dan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja).
- Menbangun fasilitas layanan kesehatan, (klinik,
puskemas)
- Menanam berbagai jenis tanaman yang memilki
kemampuan menyerap gas-gas beracun atau polutan
(NOx, SOx, NH3, H2S, dan logam berat seperti Pb, As, Zn
dan Cd) seperti jambu air (Psidium aquatica), jambu biji
(Psidium guajava), ketapang (Terminalia cattapa), bambu
(Bambusa sp.), tanjung (Mimosops elengi), kersen
(Mutingia calabura), damar (Agathis alba), angsana
(Pterocarpusindicus), akasia berdaun lebar (Accasia

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
45
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

mangium), nyatoh (Palaquium semaran) dan terap


(Artocarpus elasticus) di sekitar bangunan lainnya.

Pendekatan Sosial Ekonomi


Menginstruksikan kepada penghuni untuk menjalankan pola
hidup bersih dan pemilahan sampah serta terlibat dalam unit
pengelolaan sampah kawasan

Pendekatan Kelembagaan
- Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait
rencana penyediaan pelayanan kesehatan dasar penghuni
kawasan.
- Mengarahkan penghuni untuk ikut jasa asuransi
kesehatan ( BPJS dll)

E. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kawasan pemukiman terpadu.

F. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dilakukan secara kontinyu selama kegiatan operasi
berlangsung

G. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- PT. Graha Tunas Selaras.
- Kerukunan Mmasyrakat penghuni kawasan pemukiman
terpadu
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor
- Dinas/Badan yang menangani kesehatan Kabupaten Bogor
- Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Provinsi
Jawa Barat

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
46
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Tabel 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Sesuai Permen LH No. 16 Tahun 2012 Lampiran III

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1 Persepsi Kegiatan Jumlah anggota Pendekatan Sosial -Masyarakat Selama tahap PT. Graha
Masyarakat sosialisasi masyarakat Sosialisasi tentang teknologi, Desa pra- Tunas Selaras
yang dapat untuk membantu Bojongnangk konstruksi selaku
menerima menyampaikan pesan - Masyarakat pemrakarsa dan
kehadiran bahwa dampak negatif akan Desa pihak ketiga
permukiman dikelola dengan baik dengan Kranggen yang membuka
terpadu teknologi yang ramah - Masyarakat usaha di area
lingkungan. Kel Tapos perdagangan
- Masyarakat dan jasa
Kel Cimpaeun
TAHAP KONSTRUKSI
Komponen Geofisikimia
1 Penurunan Kegiatan - Peraturan Pendekatan Teknologi Pengelolaan Pengelolaan - PT. Graha
Kualitas Udara Mobilisasi Alat Pemerintah dilakukan di dilakukan Tunas Selaras
dan Peningkatan dan Material No. 41 Tahun - Mengatur waktu dan lokasi rencana secara kontinyu sebagai
1999 tentang volume mobilisasi selama perusahaan
Kebisingan konstruksi,
Pengendalian kendaraan angkut material kegiatan pemrakarsa
jalan dan
Pencemaran dan alat. konstruksi - Badan yang
- Penggunaan pelindung pemukiman
Udara dan berlangsung menangani
kepala (helm pengaman), penduduk
Emisi Tidak lingkungan
pelindung telinga (ear yang masuk
Bergerak (BLHD)
- Partikulat plug), safety shoes dan dalam batas Kabupaten
(PM10), CO, masker kepada karyawan wilayah studi. Bogor
SO2, dan yang bekerja pada bagian - Dinas/Badan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
47
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
NO2. sesuai dengan tingkat resiko yang
dengan pencemaran udara dan menangani
Keputusan kebisingan tinggi. Taman Wisata
Menteri - Memasang papan Alam Gunung
Negara pengumuman yang berisi Pancar
Lingkungan pemberitahuan tentang
Hidup Nomor : adanya mobilisasi
Kep- kendaraan pengangkut
45/MENLH/1 alat dan material di sekitar
0/1997, jalan keluar masuk areal
tentang Indeks rencana kegiatan.
Standart - Untuk mengurangi tingkat
Pencemaran pencemaran emisi gas dan
Udara (ISPU). debu saat kegiatan
- Keputusan pengangkutan, maka perlu
Menteri dilakukan penyiraman
Negara jalan yang dilewati
Lingkungan kendaraan pengangkut
Hidup Nomor : alat dan material dan areal
KEP- penambangan secara
48/MENLH/1 berkala, terutama pada
1/1996, saat intensitas mobilisasi
tentang Baku kendaraan pengangkut
Tingkat alat dan material.
Kebisingan - Menanam berbagai jenis
tanaman yang memilki
kemampuan menyerap
gas-gas beracun atau

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
48
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
polutan (NOx, SOx, NH3,
H2S, dan logam berat
seperti Pb, As, Zn dan Cd)
seperti jambu air (Psidium
aquatica), jambu biji
(Psidium guajava),
ketapang (Terminalia
cattapa), bambu (Bambusa
sp.), tanjung (Mimosops
elengi), kersen (Mutingia
calabura), damar (Agathis
alba), angsana
(Pterocarpus indicus),
akasia berdaun lebar
(Accasia mangium), nyatoh
(Palaquium semaran) dan
terap (Artocarpus elasticus)
pada jalan-jalan yang
dilalui kendaraan
pengangkut, camp dan di
sekitar bangunan lainnya.
- Melakukan monitoring
kualitas udara dan tingkat
kebisingan di lokasi
rencana kegiatan secara
berkala.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
49
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Pendekatan Sosial
Ekonomi

Menginstruksikan kepada
pekerja untuk menjalankan
peraturan tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada saat
melakukan pekerjaannya.
Pendekatan Kelembagaan

- Melakukan koordinasi
dengan instansi teknis
terkait rencana mobilisasi
kendaraan angkut alat dan
material
- Melakukan kerjasama
dengan instansi terkait
dalam pengelolaan dan
pemantauan terhadap
kualitas udara
2 Penurunan Persiapan Peraturan Pendekatan Teknologi Sungai Cikeas Selama tahap - PT. Graha
kualitas air Konstruksi Pemerintah konstruksi Tunas Selaras
permukaan Bangunan Nomor 82 - Melakukan monitoring sebagai
secara berkala terhadap perusahaan
Tahun 2001
kualitas dan kuantitas air pemrakarsa
tentang
permukaan. - Badan yang
Pengelolaan - Melaksanakan monitoring menangani

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
50
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Kualitas Air dan terhadap kualitas air lingkungan
Pengendalian sungai secara berkala. (BLHD)
Pencemaran Air - Membangun fasilitas Kabupaten
sumber air bersih sesuai Bogor
dengan kebutuhan - Dinas/Badan
masyarakat dan yang
kemampuan perusahaan. menangani
Pendekatan Sosial Taman Wisata
Ekonomi Alam Gunung
Pancar
- Berpartisipasi dalam
penyediaan fasilitas air
bersih bagi masyarakat
melalui program
Coorporate Social
Responsibility (CSR).
- Melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat dalam
menjaga keberadaan
kawasan hijau di
sempadan sungai Cikeas
dan Taman Wisata
Gunung Pancar disekitar
lokasi rencana.

Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
51
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
pemeliharaan sumber-
sumber air.
-
3 Peningkatan Persiapan Tidak terjadinya Pendekatan Teknologi Sungai Cikeas Selama tahap - PT. Graha
Limpasan Air Konstruksi run off dan konstruksi Tunas Selaras
Permukaan Bangunan sedimentasi di - Segera melakukan sebagai
kegiatan penghijauan perusahaan
areal bekas dan
apabila kegiatan pemrakarsa
badan air yang
pembukaan lahan telah - Badan yang
berada di lokasi selesai dilakukan, yang menangani
permukiman PT. kegiatannya meliputi lingkungan
Graha Tunas persiapan lahan, (BLHD)
Selaras pengendalian erosi, Kabupaten
pengolahan tanah pucuk Bogor
dan revegetasi. - Dinas/Badan
- Menanam jenis-jenis yang
tanaman pada kegiatan menangani
yang sesuai dengan Taman Wisata
peruntukan lahan Alam Gunung
tersebut. Penanaman ini Pancar
berkontribusi besar
terhadap peningkatan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
52
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
kualitas air permukaan,
karena dengan adanya
penanaman, maka lahan-
lahan bekas tambang yang
terbuka akan tertutup
kembali, sehingga air
limpasan (run off) yang
membawa partikulat tanah
akan tertahan pada
vegetasi tersebut.
- Melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan
pembukaan lahan.
- Mengoptimalkan fungsi
jebakan sedimen (sediment
trap) di sekitar lokasi
penambangan untuk
mengurangi jumlah bahan
tererosi yang mencapai ke
badan sungai.
- Meningkatkan infiltrasi
(peresapan air tanah),
yaitu dengan cara
penggaruan tanah searah
kontur. Akibat
penggaruan, tanah
menjadi gembur dan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
53
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
volume tanah meningkat
sebagai media perakaran
tanah. Cara lain yang
dapat dilakukan adalah
pembuatan rorak atau
saluran buntu yang
berupa lubang-lubang
atau saluran buntu yang
dibuat diantara tanaman
pokok untuk menampung
air dan meresapkannya ke
dalam tanah.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

Melibatkan partisipasi
masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan
pembangunan permukiman.
Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
Bekerja sama dengan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
54
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
kegiatan pembangunan
pemukiman

4 Erosi Persiapan Tidak terjadinya - Segera melakukan Pengelolaan Pengelolaan - PT. Graha
Konstruksi run off dan kegiatan pembukaan dilakukan di dilakukan Tunas Selaras
Bangunan sedimentasi di lahan apabila kegiatan lokasi rencana secara kontinyu sebagai
areal bekas dan konstruksi. selama perusahaan
pemukiman telah selesai
badan air yang kegiatan pemrakarsa
dilakukan, yang konstruksi - Badan yang
berada di lokasi kegiatannya meliputi berlangsung menangani
permukiman PT.
persiapan lahan, lingkungan
Graha Tunas
pengendalian erosi, (BLHD)
Selaras Kabupaten
pengolahan vegetasi.
- Menanam jenis-jenis Bogor
- Dinas/Badan
tanaman pada kegiatan
yang
pemukiman yang sesuai menangani
denga`n peruntukan Taman Wisata
lahan tersebut. Alam Gunung
Penanaman ini Pancar
berkontribusi besar
terhadap peningkatan
kualitas air permukaan,
karena dengan adanya
penanaman, maka

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
55
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
lahan-lahan yang
terbuka akan tertutup
kembali, sehingga air
limpasan (run off) yang
membawa partikulat
tanah akan tertahan
pada vegetasi tersebut.
- Segera membuat sumur
resapan.
- Memantau rutin berkala
5 Penurunan Pembangunan Peraturan Pendekatan Teknologi Pengelolaan Pengelolaan - PT. Graha
kualitas air Fisik gedung Pemerintah dilakukan di dilakukan Tunas Selaras
permukaan Nomor 82 - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai secara kontinyu sebagai
limbah ke kontruksi ke selama perusahaan
Tahun 2001 yang berada di
dalam badan air, sehingga kegiatan pemrakarsa
tentang lokasi rencana
tidak mencemari pembersihan - Badan yang
Pengelolaan lingkungan kegiatan
lahan menangani
Kualitas Air dan - Untuk mencegah (terlingkup
berlangsung lingkungan
Pengendalian terjadinya pendangkalan dalam wilayah
(BLHD)
Pencemaran Air sungai cikeas sebagai studi). Kabupaten
akibat adanya proses Bogor
konstruksii, maka akan - Dinas/Badan
dilakukan pegerukan yang
secara berkala pada sungai menangani
cikeas. Kegiatan ini Taman Wisata
dimaksudkan untuk Alam Gunung
menjaga daya dukung Pancar

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
56
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
sungai cikeas yang berada
di sampaing lokasi
pembangungan
pemukiman terpadu.
- Menjaga keberadaan
sumber mata air dengan
membuat zona penyangga
minimal 500 m.
- Melaksanakan monitoring
terhadap kualitas air
sungai secara berkala.
- Membangun fasilitas
sumber air bersih sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat dan
kemampuan perusahaan.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

- Berpartisipasi dalam
penyediaan fasilitas air
bersih bagi masyarakat
melalui program
Coorporate Social
Responsibility (CSR).
- Melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat dalam

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
57
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
menjaga keberadaan
kawasan hijau di
sempadan sungai Cikeas
dan Taman Wisata
Gunung Pancar disekitar
lokasi rencana.

Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
pemeliharaan sumber-
sumber air.
6 Erosi Pembangunan Tidak terjadinya - Segera melakukan Pengelolaan Pengelolaan - PT. Graha
fisik gedung run off dan kegiatan pembukaan dilakukan di dilakukan Tunas Selaras
sedimentasi di lahan apabila kegiatan lokasi rencana secara kontinyu sebagai
areal bekas dan konstruksi. selama perusahaan
pemukiman telah selesai
badan air yang kegiatan pemrakarsa
dilakukan, yang konstruksi - Badan yang
berada di lokasi kegiatannya meliputi berlangsung menangani
permukiman PT.
persiapan lahan, lingkungan
Graha Tunas
pengendalian erosi, (BLHD)
Selaras Kabupaten
pengolahan vegetasi.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
58
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
- Menanam jenis-jenis Bogor
tanaman pada kegiatan - Dinas/Badan
pemukiman yang sesuai yang
menangani
denga`n peruntukan
Taman Wisata
lahan tersebut. Alam Gunung
Penanaman ini Pancar
berkontribusi besar
terhadap peningkatan
kualitas air permukaan,
karena dengan adanya
penanaman, maka
lahan-lahan yang
terbuka akan tertutup
kembali, sehingga air
limpasan (run off) yang
membawa partikulat
tanah akan tertahan
pada vegetasi tersebut.
- Segera membuat sumur
resapan.
- Memantau rutin berkala
7 Penurunan Pembangunan Peraturan Pendekatan Teknologi Pengelolaan Pengelolaan - PT. Graha
kualitas air sarana dan Pemerintah dilakukan di dilakukan Tunas Selaras
permukaan prasarana Nomor 82 - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai secara kontinyu sebagai
limbah ke kontruksi ke selama perusahaan
Tahun 2001 yang berada di

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
59
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
penunjang tentang dalam badan air, sehingga lokasi rencana kegiatan pemrakarsa
Pengelolaan tidak mencemari kegiatan pembersihan - Badan yang
Kualitas Air dan lingkungan (terlingkup lahan menangani
Pengendalian - Untuk mencegah dalam wilayah berlangsung lingkungan
Pencemaran Air terjadinya pendangkalan studi). (BLHD)
sungai cikeas sebagai Kabupaten
akibat adanya proses Bogor
konstruksii, maka akan - Dinas/Badan
dilakukan pegerukan yang
secara berkala pada sungai menangani
cikeas. Kegiatan ini Taman Wisata
dimaksudkan untuk Alam Gunung
menjaga daya dukung Pancar
sungai cikeas yang berada
di sampaing lokasi
pembangungan
pemukiman terpadu.
- Menjaga keberadaan
sumber mata air dengan
membuat zona penyangga
minimal 500 m.
- Melaksanakan monitoring
terhadap kualitas air
sungai secara berkala.
- Membangun fasilitas
sumber air bersih sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat dan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
60
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
kemampuan perusahaan.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

- Berpartisipasi dalam
penyediaan fasilitas air
bersih bagi masyarakat
melalui program
Coorporate Social
Responsibility (CSR).
- Melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat dalam
menjaga keberadaan
kawasan hijau di
sempadan sungai Cikeas
dan Taman Wisata
Gunung Pancar disekitar
lokasi rencana.

Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
61
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
instansi terkait dalam
pemeliharaan sumber-
sumber air.
8 Peningkatan Pembangunan Tidak terjadinya Pendekatan Teknologi Sungai Cikeas Selama tahap - PT. Graha
Limpasan Air sarana dan run off dan konstruksi Tunas Selaras
Permukaan prasarana sedimentasi di - Segera melakukan sebagai
kegiatan penghijauan perusahaan
penunjang areal bekas dan
apabila kegiatan pemrakarsa
badan air yang
pembukaan lahan telah - Badan yang
berada di lokasi selesai dilakukan, yang menangani
permukiman PT. kegiatannya meliputi lingkungan
Graha Tunas persiapan lahan, (BLHD)
Selaras pengendalian erosi, Kabupaten
pengolahan tanah pucuk Bogor
dan revegetasi. - Dinas/Badan
- Menanam jenis-jenis yang
tanaman pada kegiatan menangani
yang sesuai dengan Taman Wisata
peruntukan lahan Alam Gunung
tersebut. Penanaman ini Pancar
berkontribusi besar
terhadap peningkatan
kualitas air permukaan,
karena dengan adanya
penanaman, maka lahan-
lahan bekas tambang yang
terbuka akan tertutup
kembali, sehingga air

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
62
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
limpasan (run off) yang
membawa partikulat tanah
akan tertahan pada
vegetasi tersebut.
- Melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan
pembukaan lahan.
- Mengoptimalkan fungsi
jebakan sedimen (sediment
trap) di sekitar lokasi
penambangan untuk
mengurangi jumlah bahan
tererosi yang mencapai ke
badan sungai.
- Meningkatkan infiltrasi
(peresapan air tanah),
yaitu dengan cara
penggaruan tanah searah
kontur. Akibat
penggaruan, tanah
menjadi gembur dan
volume tanah meningkat
sebagai media perakaran
tanah. Cara lain yang
dapat dilakukan adalah
pembuatan rorak atau
saluran buntu yang

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
63
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
berupa lubang-lubang
atau saluran buntu yang
dibuat diantara tanaman
pokok untuk menampung
air dan meresapkannya ke
dalam tanah.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

Melibatkan partisipasi
masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan
pembangunan permukiman.
Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
kegiatan pembangunan
pemukiman

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
64
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Komponen Biologi
1 Penurunan Kegiatan Keragaman dan Pendekatan Teknologi Dilakukan di Selama tahap PT. Graha
kelimpahan pembersihan kelimpahan - Melakukan kegiatan areal rencana konstruksi Tunas Selaras
vegetasi (bukan lahan pada vegetasi di pembersihan lahan hanya kegiatan PT. dan operasi sebagai
vegetasi bernilai tahap persiapan lokasi rencan pada lokasi yang akan Graha Tunas perusahaan
konservasi) konstruksi kegiatan dibangun rumah susun Selaras yang pemrakarsa
bangunan dan pembangunan dan ruko. Pelaksanaan telah dilingkup
kegiatan hunian terpadu kegiatan ini dilakukan dalam batas
penghijauan tidak menurun secara bertahap, sesuai wilayah studi.
pada tahap dengan rencana
pembangunan pembangunan yang
sarana dan dilakukan dalam 4 tahap.
prasarana - Mempertahankan kawasan
penunjang hijau di sepanjang
sempadan sungai (riparian
buffer strips) yaitu Sungai
Cikeas dan Sungai
Cileungsi yang berada di
sekitar rencana
pembangunan
- Menanam dan memelihara
jenis-jenis pohon pada
kawasan hijau yang ada
dalam lokasi rencana
kegiatan yang tidak
terbangun.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
65
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Kegiatan Keragaman dan Pendekatan Teknologi Dilakukan di Selama tahap PT. Graha
pematangan kelimpahan - Melakukan kegiatan cut areal rencana konstruksi Tunas Selaras
lahan (cut and vegetasi di and fill hanya pada lokasi kegiatan PT. dan operasi sebagai
fill) pada lokasi rencan yang akan dibangun Graha Tunas perusahaan
pembangunan kegiatan rumah susun dan ruko. Selaras yang pemrakarsa
fisik gedung pembangunan Pelaksanaan kegiatan ini telah dilingkup
dan sarana hunian terpadu dilakukan secara dalam batas
prasarana tidak menurun bertahap, sesuai dengan wilayah studi.
pendukung rencana pembangunan
yang dilakukan dalam 3
tahap.
- Menanam dan memelihara
jenis-jenis pohon pada
kawasan hijau yang ada
dalam lokasi rencana
kegiatan yang tidak
terbangun.

2 Perubahan Kegiatan Keragaman dan Pendekatan Teknologi : Di areal Pengelolaan PT. Graha
keragaman dan pembersihan kelimpahan - Pembersihan lahan hanya rencana kontinyu Tunas Selaras
kelimpahan jenis lahan pada jenis satwa dilakukan pada wilayah pembangunan selama tahap sebagai
satwa di lokasi tahap persiapan tidak mengalami yang akan dibangun saja yang telah konstruksi perusahaan
rencana konstruksi penurunan - Mempersiapkan areal dilingkup pemrakarsa
pembangunan bangunan dan pengungsian atau dalam batas
kegiatan menyediakan koridor wilayah studi
penghijauan untuk memberikan
pada tahap kesempatan bagi satwa
pembangunan bermigrasi pada areal lain

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
66
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
sarana dan yang sesuai
prasarana - Mempertahankan
penunjang keberadaan kawasan hijau
di sepanjang sempadan
sungai
- Menanam dan memelihara
vegetasi sejenis dengan
vegetasi yang hilang akibat
kegiatan pada spot-spot
tertentu pada lokasi yang
akan dibangun
Komponen Sosekbud
1 Terbukanya Kegiatan Jumlah dan Pendekatan Sosial Areal lokasi Selama tahap a dan b.
kesempatan kerja Rekrutmen 500 presentase a. Mensyaratkan kepada kerja konstruksi Instansi
dan berusaha orang pekerja di penyerapan kontraktor untuk pelaksana
tahap tenaga kerja merekrut minimal 70% adalah PT Graha
konstruksi yang berasal tenaga kerja dari Tunas Selaras
bangunan dari masyarakat penduduk sekitar, namun selaku
yang terkena harus sesuai dengan dan pemrakarsa dan
dampak kualifikasi kontrakor
b. Melakukan kerjasama pelaksana
dan koordinasi dengan kegiatan
Dinas Tenaga Kerja,
pimpinan pemerintah
daerah (camat, lurah),
tokoh-tokoh masyarakat,
dan pihak terkait dalam
proses penerimaan tenaga

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
67
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
kerja.
c. Melakukan sosialisasi
kepada calon pekerja
mengenai ketentuan-
ketentuan perusahaan,
khususnya tenaga kerja
untuk konstruksi
(kontrak) jika kegiatan
konstruksi berakhir tidak
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
d. Memperhatikan hak-hak
tenaga kerja sesuai
ketentuan perundangan
yang berlaku (UU No. 13
tahun 2003 tentang
Ketenaga-kerjaan).
3 Persepsi Kegiatan Jumlah anggota Pendekatan Sosial -Masyarakat Selama tahap PT. Graha
Masyarakat turunan masyarakat Mengelola sumber baik Desa operasional Tunas Selaras
dampak primer, yang dapat sumber dampak promer, Bojongnangk selaku
sekunder, menerima sekunder, tersier maupun - Masyarakat pemrakarsa dan
tersier dan kehadiran kuarter. Umumnya dampak Desa pihak ketiga
seterusnya atas permukiman berupa persepsi masyarakat Kranggen yang membuka
keberadaan terpadu adalah merupakan dampak - Masyarakat usaha di area
permukiman turunan dari dampak lain Kel Tapos perdagangan
terpadu yang terjadi dan tidak - Masyarakat dan jasa
dikelola dengan baik, Kel Cimpaeun
sehingga timbul persepsi

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
68
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
atas keberadaan proyek.

Komponen Ruang dan Transportasi


1 Gangguan Lalu Kegiatan Kapasitas jalan Pendekatan teknologi Jl. Raya Selama a. Instansi
Lintas mobilisasi alat stabil dan arus a. Menempatkan petugas Tapos, Jl. kegiatan pelaksana
material dan kendaraan jaga di akses keluar Cilangkap, Jl konstruksi adalah PT
pembangunan lancar masuk lokasi kegiatan. Bogor 1, Jl Graha Tunas
pada tahap b. Pengaturan akses keluar Bogor 2, Jl Selaras
konstruksi masuk kendaraan. Bogor 3 selaku
c. Mengatur jumlah pemrakarsa
angkutan kendaraan dan
maksimal hanya yang kontrakor
mampu ditampung di pelaksana
dalam areal proyek, kegiatan
sehingga tidak ada mobil b. Dishub
yang diparkir di luar Kabupaten
proyek atau jalan Bogor dan
d. Penataan parkir Kota Depok
e. Menyediakan c. Polres
kelengkapan penunjang Kabupaten
prasarana lalulintas, Bogor
meliputi rambu dan d. DLLAJR
marka jalan. Kabupaten
Pendekatan kelembagaan Bogor dan
a. Koordinasi dengan dinas Kota Depok
Dishub, DLLAJR, Polres e. Kecamatan
Bojongnangka yang Bojongnangk

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
69
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
mengatur lalu lintas a
f. Bappeda
Kabupaten
Bogor dan
Kota Depok

2 Kerusakan Jalan Kegiatan Aktifitas jalan Pendekatan teknologi Jl. Raya Periode - Pihak PT
mobilisasi alat lancar, tidak Melakukan pengerasan jalan Tapos, Jl. pengelolaan Graha Tunas
dan material terdapat jalan dan pemasangan beton pada Cilangkap, Jl dilakukan 1 Selaras
pada tahap rusak, tidak lokasi jalan-jalan yang Bogor 1, Jl tahun sekali - Dinas
konstruksi menimbulkan dilalui oleh kendaraan Bogor 2, Jl dalam dengan Pekerjaan
kemacetan lalu proyek Bogor 3 periode pantau Umum
lintas, dan 6 bulan sekali - Dinas
menimbulkan Pendekatan sosial budaya Perhubungan
kenyamanan Koordinasi dengan Kabupaten
pengendara msayarakat sekitar
Bogor dan
Pendekatan Institusi Kota Depok
Koordinasi dengan Kapolsek - BLHD
setempat, Dinas Pekerja Kabupaten
Umum, dan Dinas Bogor
Perhubungan

3 Aksesibilitas Pembangunan Kemudahan Pendekatan Teknologi Lokasi Periode - Pihak PT


sarana dan akses dan Menempatkan petugas Pemukiman pengelolaan Graha Tunas
prasarana keamanan
penunjang jaga (security) di akses terpadu dan aksesibilitas Selaras
penghuni jalan
keluar masuk lokasi jalan utama (security)

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
70
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
pemukiman kegiatan. untuk keluar dilakukan - Dinas
terpadu dan Penjagaan akses internal masuk lokasi setiap 6 Perhubungan
masyarakat di dalam lokasi pemukiman bulan sekali. Kabupaten
umum untuk
pemukiman terpadu Bogor dan
memanfaatkan
Kota Depok
jalan, dan
Pendekatan sosial - Kapolsek
fasilitas lain.
Pendekatan sosial Setempat
dilakukan melalui - Dinas
koordinasi dengan Perhubungan
penghuni pemukiman dan Kabupaten
masyarakat umum Bogor dan
Kota Depok
Pendekatan - Kapolsek
Kelembagaan Setempat
Pendekatan keelmbagaan
dilakukan melalui
koordinasi dengan
Kapolsek setempat, dan
Dishub.

TAHAP OPERASI
Komponen Geofisika

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
71
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
1 Penurunan Aktivitas Peraturan Pendekatan Teknologi Pengelolaan Kegiatan - PT. Graha
kualitas air Hunian Pemerintah dilakukan di berlangsung Tunas Selaras
permukaan Nomor 82 - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai kontinyu sebagai
Tahun 2001 limbah cair maupun selama perusahaan
yang berada di
tentang padahasil aktivitas berlangsungnya pemrakarsa
lokasi rencana
Pengelolaan masyarakat ke dalam aktivitas - Badan yang
badan air, sehingga tidak kegiatan
Kualitas Air dan hunian dan menangani
mencemari lingkungan (terlingkup
Pengendalian perdagangan lingkungan
- Pemeliharaan saluran dalam wilayah
Pencemaran Air dan jasa (BLHD)
drainase agar kekuatan air studi). berlangsung. Kabupaten
aliran permukaan tidak Bogor
merusak, dan mampu - Dinas/Badan
mengendapkan sedimen yang
tanah yang terangkut. menangani
- Membuat gudang Taman Wisata
penyimpanan limbah B3 Alam Gunung
dan kemudian limbah Pancar
tersebut diserahkan
kepada
pihak ketiga yang memiliki
ijin pengelolaan.
- Menjaga dan memeliharan
kinerja unit IPAL
terpadu agar bekerja
secara maskimal dan
selalu
memperbaiki atau
melakukan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
72
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
penyempurnaan
dalam program
pengelolaan limbah
terpadu.
- Untuk mencegah
terjadinya pendangkalan
sungai cikeas sebagai
akibat adanya proses
konstruksii, maka akan
dilakukan pegerukan
secara berkala pada sungai
cikeas. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk
menjaga daya dukung
sungai cikeas yang berada
di sampaing lokasi
pembangungan
pemukiman terpadu.
- Melaksanakan monitoring
terhadap kualitas air
sungai secara berkala.
- Membangun fasilitas
sumber air bersih sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat dan
kemampuan perusahaan.
Pendekatan Sosial

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
73
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Ekonomi

- Berpartisipasi dalam
penyediaan fasilitas air
bersih bagi masyarakat
melalui program
Coorporate Social
Responsibility (CSR).
- Melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat dalam
menjaga keberadaan
kawasan hijau di
sempadan sungai Cikeas
dan Taman Wisata
Gunung Pancar disekitar
lokasi rencana.

Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
pemeliharaan sumber-

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
74
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
sumber air.

2 Peningkatan Aktivitas Tidak terjadinya Pendekatan Teknologi Pengelolaan Kegiatan - PT. Graha
Limpasan Air Hunian run off dan dilakukan di berlangsung Tunas Selaras
Permukaan sedimentasi di - Segera melakukan sungai-sungai kontinyu sebagai
areal bekas dan kegiatan penghijauan selama perusahaan
yang berada di
badan air yang apabila kegiatan berlangsungnya pemrakarsa
lokasi rencana
berada di lokasi pembukaan lahan telah aktivitas - Badan yang
selesai dilakukan, yang kegiatan
permukiman PT. hunian dan menangani
kegiatannya meliputi (terlingkup
Graha Tunas perdagangan lingkungan
persiapan lahan, dalam wilayah
Selaras dan jasa (BLHD)
pengendalian erosi, studi). berlangsung. Kabupaten
pengolahan tanah pucuk Bogor
dan revegetasi. - Dinas/Badan
- Menanam jenis-jenis yang
tanaman pada kegiatan menangani
yang sesuai dengan Taman Wisata
peruntukan lahan Alam Gunung
tersebut. Penanaman ini Pancar
berkontribusi besar
terhadap peningkatan
kualitas air permukaan,
karena dengan adanya
penanaman, maka lahan-
lahan bekas tambang yang
terbuka akan tertutup
kembali, sehingga air
limpasan (run off) yang
membawa partikulat tanah

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
75
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
akan tertahan pada
vegetasi tersebut.
- Melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan
pembukaan lahan.
- Mengoptimalkan fungsi
jebakan sedimen (sediment
trap) di sekitar lokasi
penambangan untuk
mengurangi jumlah bahan
tererosi yang mencapai ke
badan sungai.
- Meningkatkan infiltrasi
(peresapan air tanah),
yaitu dengan cara
penggaruan tanah searah
kontur. Akibat
penggaruan, tanah
menjadi gembur dan
volume tanah meningkat
sebagai media perakaran
tanah. Cara lain yang
dapat dilakukan adalah
pembuatan rorak atau
saluran buntu yang
berupa lubang-lubang
atau saluran buntu yang

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
76
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
dibuat diantara tanaman
pokok untuk menampung
air dan meresapkannya ke
dalam tanah.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

Melibatkan partisipasi
masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan
pembangunan permukiman.
Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
kegiatan pembangunan
pemukiman
3 Penurunan Penanganan Peraturan Pendekatan Teknologi Pengelolaan Kegiatan - PT. Graha
kualitas air Limbah Pemerintah dilakukan di berlangsung Tunas Selaras
permukaan Nomor 82 - Tidak membuang sisa hasil sungai-sungai kontinyu sebagai
limbah cair maupun selama perusahaan
Tahun 2001 yang berada di

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
77
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
tentang padahasil aktivitas lokasi rencana berlangsungnya pemrakarsa
Pengelolaan masyarakat ke dalam kegiatan ktivitas hunian - Unit yang
Kualitas Air dan badan air, sehingga tidak (terlingkup dan menangani
Pengendalian mencemari lingkungan dalam wilayah perdagangan lingkungan
Pencemaran Air - Memelihara tempat studi). dan jasa hidup
pembungan limbah cair berlangsung. Kabupaten
maupun limbah padat Bogor
- Melaksanakan pengolahan - Dinas/ Badan
limbah secara tepat dan yang
mengikuti waktu yang menangani
telah direncanakan. Perumahan di
- Membuat gudang Kabupaten
penyimpanan limbah B3 Bogor
dan kemudian limbah - Badan yang
tersebut diserahkan menangani
kepadapihak ketiga yang lingkungan
memiliki ijin pengelolaan. hidup (BLHD)
- Menjaga dan memeliharan Provinsi Jawa
kinerja unit IPAL Barat
terpadu agar bekerja
secara maskimal dan
selalu
memperbaiki atau
melakukan
penyempurnaan
dalam program
pengelolaan limbah
terpadu.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
78
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
- Melaksanakan monitoring
terhadap kualitas air
sungai secara berkala.
- Membangun fasilitas
sumber air bersih sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat dan
kemampuan perusahaan.

Pendekatan Sosial
Ekonomi

- Berpartisipasi dalam
penyediaan fasilitas air
bersih bagi masyarakat
melalui program
Coorporate Social
Responsibility (CSR).
- Melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat dalam
menjaga keberadaan
kawasan hijau di
sempadan sungai Cikeas
dan Taman Wisata
Gunung Pancar disekitar
lokasi rencana.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
79
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
Pendekatan Kelembagaan

- Mengoptimalkan peran
divisi pengelolaan
lingkungan struktur
organisasi perusahaan.
- Bekerja sama dengan
masyarakat setempat dan
instansi terkait dalam
pemeliharaan sumber-
sumber air.
Komponen Keslingmas
1 Penurunan Kegiatan Tingkat Pendekatan teknologi Kawasan Selama operasi Instansi
sanitasi penanganan kesehatan a. Penyediaan fasilitas pemukiman pemukiman pelaksana
lingkungan limbah masyarakat, pelayanan kesehatan terpadu adalah PT Graha
dan pengelolaan masyarakat seperti Tunas dan
limbah berjalan puskesmas, posyandu, dan masyarakat
baik balai pengobatan. Penghuni
b. Penyediaan IPAL dan IPLT perumahan,
c. Penyediaan sarana BLH, Dinas
prasarana penunjang kebersihan dan
pengelolaan sampah pertaman
Komponen Ruang dan Transportasi
1 Gangguan Lalu Aktivitas Kapasitas jalan Pendekatan teknologi Jl. Raya Selama operasi Instansi
Lintas Hunian stabil dan arus a.Menempatkan petugas jaga Tapos, Jl. pemukiman pelaksana
kendaraan di akses keluar masuk Cilangkap, Jl adalah PT Graha
lancar lokasi kegiatan. Bogor 1, Jl Tunas Selaras
b. Pengaturan akses keluar Bogor 2, Jl selaku

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
80
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
masuk kendaraan. Bogor 3 pemrakarsa dan
c. Mengatur jumlah kontrakor
angkutan kendaraan pelaksana
maksimal hanya yang kegiatan
mampu ditampung di a. Dishub
dalam areal proyek, Kabupaten
sehingga tidak ada mobil Bogor dan
yang diparkir di luar Kota Depok
proyek atau jalan b. Polres
d. Penataan parkir Kabupaten
e. Menyediakan Bogor
kelengkapan penunjang c. DLLAJR
prasarana lalulintas, Kabupaten
meliputi rambu dan Bogor dan
marka jalan. Kota Depok
d. Kecamatan
Pendekatan kelembagaan Bojongnangk
Koordinasi dengan dinas a
Dishub, DLLAJR, Polres e. Bappeda
Bojongnangka yang Kabupaten
mengatur lalu lintas Bogor dan
Kota Depok

SosekBud
1 Terbukanya Kegiatan Jumlah dan a. Merekrut Tenaga Kerja Areal lokasi Selama tahap a dan b.
kesempatan kerja Rekrutmen presentase pengelola minimal 70% kerja konstruksi Instansi
dan berusaha orang pekerja di penyerapan tenaga kerja dari pelaksana
tahap operasi tenaga kerja penduduk sekitar, namun adalah PT Graha

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
81
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
permukiman yang berasal harus sesuai dengan dan Tunas Selaras
terpadu dari masyarakat kualifikasi selaku
yang terkena b. Mensyaratkan kepada pemrakarsa dan
dampak pengusaha untuk pihak ketiga
merekrut minimal 70% yang membuka
tenaga kerja dari usaha di area
penduduk sekitar, namun perdagangan
harus sesuai dengan dan dan jasa
kualifikasi
c. Melakukan kerjasama
dan koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja,
pimpinan pemerintah
daerah (camat, lurah),
tokoh-tokoh masyarakat,
dan pihak terkait dalam
proses penerimaan tenaga
kerja.
d. Melakukan sosialisasi
kepada calon pekerja
mengenai ketentuan-
ketentuan perusahaan,
khususnya tenaga kerja
untuk konstruksi
(kontrak) jika kegiatan
konstruksi berakhir tidak
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
82
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
e. Memperhatikan hak-hak
tenaga kerja sesuai
ketentuan perundangan
yang berlaku (UU No. 13
tahun 2003 tentang
Ketenaga-kerjaan).
2 Peningkatan Biaya Gaji atau upah a. Pembayaran gaji/upah Area lokasi Selama tahap a dan b.
perekonomian pembayaran yang diterima para pekerja sesuai proyek Operasi Instansi
lokal gaji/upah para para pekeja, dengan ketentuan yang pelaksana
pekerja minimal sesuai berlaku/UMR. adalah PT Graha
dengan UMR b. Bekerja sama dengan Tunas Selaras
Kab Bogor. Dinas Tenaga Kerja dan selaku
Sosial dalam penentuan pemrakarsa dan
pembayaran gaji/upah pihak ketiga
dan biaya penyedia jasa yang membuka
tenaga kerja yang wajar. usaha di area
perdagangan
dan jasa
3 Persepsi Kegiatan Jumlah anggota Mengelola sumber baik -Masyarakat Selama tahap a dan b.
Masyarakat turunan masyarakat sumber dampak promer, Desa operasional Instansi
dampak primer, yang dapat sekunder, tersier maupun Bojongnangk pelaksana
sekunder, menerima kuarter. Umumnya dampak - Masyarakat adalah PT Graha
tersier dan kehadiran berupa persepsi masyarakat Desa Tunas Selaras
seterusnya atas permukiman adalah merupakan dampak Kranggen selaku
keberadaan terpadu turunan dari dampak lain - Masyarakat pemrakarsa dan
permukiman yang terjadi dan tidak Kel Tapos pihak ketiga
terpadu dikelola dengan baik, - Masyarakat yang membuka
sehingga timbul persepsi Kel Cimpaeun usaha di area

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
83
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Indikator
Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelolaan
No. Lingkungan yang pengelolaan
Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan
dikelola lingkungan
hidup hidup hidup
hidup
atas keberadaan proyek. perdagangan
dan jasa

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
84
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 3
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Kegiatan pemantauan lingkungan hidup diperlukan untuk mengetahui


efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh
PT. GRAHA TUNAS SELARAS terhadap dampak-dampak penting yang
diprakirakan akan terjadi sesuai dengan hasil analisis dampak
lingkungan.

Dengan melihat hasil pemantauan lingkungan hidup, maka


kemungkinan pengelolaan yang sudah ada dapat disempurnakan.
Demikian pula, dari hasil pemantauan ini dapat dipakai sebagai bahan
perbaikan terhadap kondisi lingkungan di luar kegiatan permukiman
terpadu.

Hasil pemantauan lingkungan hidup dapat pula digunakan sebagai


salah satu indikator terhadap kualitas lingkungan di areal permukiman
terpadu yang bersangkutan dan daerah sekitarnya. Demikian pula
dengan adanya data hasil pemantauan tersebut maka rencana kegiatan
pembangunan di sekitarnya dapat disesuaikan, sehingga tetap
terjaminnya pembangunan yang berkesinambungan yang berwawasan
lingkungan.

Untuk melaksanakan kegiatan usaha permukiman terpadu yang


berkelanjutan dan agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka setiap
kegiatan yang menimbulkan dampak positif penting/kurang penting
perlu untuk dikembangkan dan menekan dampak negatif penting.
Pemantauan lingkungan hidup perkerjaan PT. GRAHA TUNAS SELARAS
ini dilakukan, baik sebagai sumber penyebab dampak maupun
komponen/sub komponen/ parameter lingkungan yang diprakirakan
terkena dampak.

Untuk menangani dampak penting yang telah diprediksi dalam studi


AMDAL tersebut, dapat dilakukan pengelolaan lingkungan hidup melalui
pendekatan teknologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan (institusional).

Ringkasan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup (RKL) terhadap


dampak lingkungan hasil proses pelingkupan baik yang merupakan DPH
maupun dampak lainnya yang perlu dikelola disajikan dalam Tabel
Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Pra Konstruksi

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
85
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.1.1. Perubahan Persepsi Masyarakat


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan
masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi
persepsi masyarakat menjadi lebih positif.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah
pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara
positif.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan
kehadiran proyek permukiman terpadu.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat
dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
86
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- BLHD Kabupaten Bogor


- BLHD Provinsi Jabar

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar
-
3.2. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Konstruksi
3.2.1. Penurunan Kualitas Udara
1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material, persiapan pembangunan, dan
pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan membuka
berdampak pada penurunan kualitas udara disaat aktivitas
mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi
pembangunan. Hal tersebut berpotensi pencemaran udara di
sekitar areal pembangunan.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
pemantauan kualitas udara dengan dibandingkan baku mutu
kualitas udara Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak
Bergerak. Partikulat (PM10), CO, SO2, dan NO2. sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
45/MENLH/10/1997, tentang Indeks Standart Pencemaran
Udara (ISPU).

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas
alat, material, persiapan konstruksi bangunan, dan
pembangunan sarana dan bangunan penunjang pada tahap
konstruksi.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Parameter yang dipantau yaitu partikulat (PM10), CO, SO2, dan
NO2.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui kualitas udara di kawasan proyek masih
dan permukiman sekitar berada diambang batas baik dan
aman masyarakat yang berada disekitar kawasan proyek.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
87
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Inpinger, Gas Air sampler, High Volume Air Sampler.
Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sample di
lapangan. Analisis data menggunakan perbandingan baku
mutu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun
1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan
terkena dampak. Area terkena dampak diperkirakan searah
dengan arah mata angin dominan yang mengarah ke timur
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material,
pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali .

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.2. Peningkatan Kebisingan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material, serta persiapan konstruksi
bangunan, akan berdampak pada peningkatan kebisingan
disaat aktivitas mobilisasi dengan truk-truk pengangkut di
areal lokasi pembangunan. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan kebisingan di sekitar areal pembangunan.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
pemantauan kebisingan dan dibandingkan baku mutu kualitas
udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
KEP-48/MENLH/11/1996 selanjutnya

2. Sumber Dampak

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
88
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas


alat, material, serta persiapan konstruksi bangunan pada tahap
konstruksi.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Parameter yang dilihat berdasarakan dBA.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui tingkat kebisingan di kawasan proyek dan
daerah permukiman sekitar masih berada diambang batas
baik dan aman masyarakat yang berada disekitar kawasan
proyek.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Dengan menggunakan sound level meter. Pemantauan
dilakukan dengan pengambilan sampel dan analisis data
dilakukan dengan perbadingan baku mutu KepMenLH No. 48
tahun 1996.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel pada area yang diperkirakan akan
terkena dampak disekitar pemukiman terpadu.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material,
pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali .

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
89
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.2.3. Peningkatan Erosi


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan
permukiman terpadu dengan salah satu kegiatan pembukaan
lahan, akan berdampak pada kemungkinan terjadinya erosi
disekitar proyek permukiman terpadu. Selain itu,
pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana dan
prasarana juga meningkatkan potensi erosi. Pada areal rencana
pembangunan dipantau melalui pemantauan agar tanggul yang
telah dibangun tidak mengalami erosi sehingga tidak
berdampak kepada sungai Cikeas.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari tejadi pada persiapan kontruksi
bangunan, pembangunan fisik gedung, serta pembangunan
sarana dan prasarana penunjang.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Tidak terjadi erosi.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Agar tidak terjadi erosi yang berdampak kepada masyarakat
sekitar permukiman terpadu.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis
data dilakukan dengan metode deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Tanggul sepanjang sungai Cikeas.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material,
pembangunan fisik gedung, dan pembangunan sarana dan
prasarana penunjang yaitu 1 tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
90
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan


Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor
- BPDAS Propinsi Jawa Barat
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan persiapan konstruksi, pembangunan fisik gedung dan
pembangunan sarana prasarana prasarana penunjang untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada
kualitas air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar
proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan
masyarakat.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
pengambilan sampel dan uji lab, kemudian hasil dibandingkan
dengan baku mutu kualitas air pada Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terjadi pada persiapan konstruksi,
pembangunan fisik gedung dan pembangunan sarana
prasarana prasarana penunjang untuk pembangunan
permukiman terpadu.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Kualitas air sesuasi dengan baku mutu Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dengan parameter berupa TSS,
COD, BOD, dan DO.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Sungai cikeas yang dipergunakan oleh masyarakat tidak
tercemar, sehingga sungai dapat dipergunakan sebagai bahan
baku air minum pdam.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
91
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data


diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82
tahun 2001.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu,
Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan. Untuk
mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor
- BPDAS Propinsi Jawa Barat
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.5. Peningkatan Limpasan Air Permukaan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan persiapan kontruksi bangunan untuk pembangunan
permukiman terpadu serta pembangunan sarana dan
prasarana, akan berdampak pada peningkatan limpasan air
permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar proyek
permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan
banjir dipermukiman proyek dan pemukiman sekitar proyek
permukiman terpadu.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui melihat
debit dan volume sungai cikeas kemudian hasil dianalisis
menggunakan metode rasional.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terjadi pada persiapan konstruksi
bangunan, diamana terdapat kegiatan pembukaan lahan serta

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
92
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

pembangunan sarana dan prasarana penunjang pada


pembangunan jalan.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Parameter yang dipantau berupa Volume dan Debit air sungai.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan pemantauan yaitu agar sekitar pemukiman tidak terjadi
banjir

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis
data dilakukan dengan metode “Rasional”.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang. Analisis
data dilakukan dengan metode “Rasional”.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Setiap hari pemantauan debit dan volume air

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor
- BPDAS Propinsi Jawa Barat
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.2.6. Penurunan Kelimpahan Vegetasi


1. Dampak Penting yang Dipantau
Penurunan kelimpahan vegetasi dari kondisi tutupan lahan
yang bersifat heterogen menjadi lahan yang relatif terbuka
diprakirakan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis flora,
namun vegetasi yang teridentifikasi pada daerah ini (rona awal

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
93
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

lingkungan) tidak memiliki nilai komersial tinggi dan tidak


termasuk dalam daftar tanaman dilindungi.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap penurunan kelimpahan vegetasi
adalah kegiatan pembersihan lahan pada tahap konstruksi.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Keragaman jenis vegetasi pada lokasi pembangunan hunian
terpadu PT. Graha Tunas Selaras

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


- Memonitor dan mengetahui populasi dan kondisi vegetasi di
lokasi rencana kegiatan pembangunan hunian terpadu PT.
Graha Tunas Selaras
- Mengetahui efektivitas kegiatan pengelolaan keragaman dan
kelimpahan flora yang telah dilakukan oleh PT. Graha Tunas
Selaras.
-
5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode yang digunakan adalah “Metode Jalur Berpetak”, cara
ini sebagai modifikasi cara petak ganda atau cara jalur. Dalam
studi ini dilakukan kombinasi antara cara jalur dan cara garis
berpetak, yaitu untuk pohon dilakukan cara jalur, sedangkan
untuk semai, pancang, dan tiang dengan cara garis berpetak.
Jalur pengamatan diletakkan dengan posisi memotong tegak
lurus garis kontur, panjang jalur adalah 1.000 m dengan jarak
antara jalur adalah 500 m. Lokasi pengambilan sampel dicatan
koordinatnya menggunakan GPS.

Gambar 1. Jalur Pengamatan Vegetasi Darat

Keterangan :
Petak A = petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 m x 2 m
Petak B = petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 m x 5 m

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
94
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Petak C = petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 m x 10 m


Petak D = petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 m x 20
m

Semua tumbuhan pada berbagai tingkat pertumbuhan


diidentifikasi jenisnya, dengan ketentuan :
- Tingkat pohon, dengan diameter > 20 cm. Dilakukan
pengukuran terhadap diameter dan tinggi
- Tingkat tiang, dengan diameter 10 - 20 cm. Dilakukan
pengukuran terhadap diameter dan tinggi.
- Tingkat pancang, dengan diameter kurang dari 10 cm.
Dilakukan pengukuran terhadap jumlah dan jenisnya
- Tingkat semai, dengan tinggi < 1,5 m. Dilakukan
pengukuran terhadap jumlah dan jenisnya.
Letak petak ukur masing-masing tingkat pertumbuhan disusun
berselang-selang digunakan untuk mengetahui keadaan
vegetasi di dalam dan di sekitar rencana lokasi pertambangan
bauksit, di samping penghitungan dan pengamatan terhadap
plot-plot pengambilan contoh, juga dilakukan inventarisasi
kualitatif terhadap flora/vegetasi yang ada.
Metode analisa data :
Dari hasil pengukuran/pengamatan terhadap petak-petak
contoh di lokasi kegiatan pertambangan bauksit, selanjutnya
dihitung dengan rumus-rumus menurut Mueller-Dombois dan
Ellenberg, (1974) sebagai berikut:
Jumlah Individu Suatu Jenis
KR  Kerapatan Relatif  x100%
Luas Petak Sampel

Jumlah Individu Suatu Jenis


Kerapatan Jenis 
Luas Petak Sampel
Jumlah Bidang Dasar Suatu Jenis
Dominansi Jenis 
Luas Petak Sampel
Dominansi Suatu Jenis
Dominansi Relatif Suatu Jenis  x100 %
Dominansi Seluruh Jenis
Jumlah Petak Suatu Jenis
Frekuensi Jenis 
Jumlah Seluruh Petak sampel
Frekuensi Suatu Jenis
Frekuensi Relatif Jenis  x 100%
Frekuensi Seluruh Jenis
 Vegetasi Tingkat Tiang dan Pohon
Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Dominasi Relatif +
Frekuensi Relatif
 Vegetasi Tingkat Semai dan Pancang
Nilai Penting = Kerapatan Relati + Frekuensi Relatif
 Keanekaragaman Jenis (Index of Diversity)

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
95
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Menurut Odum (1971) rumus untuk Indeks


keanekaragaman jenis dari Shannon-Wienner (1963) adalah :
s
ni
H '   pi log pi dimana pi 
i 1 N
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
ni = Jumlah individu dari suatu jenis spesies
N = Jumlah total individu seluruh jenis
 Kemerataan Jenis (Epenness Index)
H'
e
Log S
Keterangan :
e = Indeks Kemerataan
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon
S = Jumlah jenis
 Indeks kesamaan (Index of Similarity)
2C
Iss  x100 %
A B
Keterangan :
Iss = Indeks Kesamaan Jenis Sorensen
A = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 1
B = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 2
C = Jumlah Jenis tumbuhan yang sama di kedua daerah
1 dan 2
 Potensi Tegakan
1 . .D 2 .T .0,7
v 4
10 .000
Keterangan :
v = volume (m3)
D = diameter yang diukur setinggi dada; 1,3 m (DBH) atau
20 cm di atas Banjir (DAB)
T = tinggi pohon

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pemantauan dilakukan pada areal pembangunan
hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan dilakukan 1 (satu)
tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
96
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok
- Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi
Jawa Barat
- Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di
Kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok
- Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi
Jawa Barat
- Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di
Kota Depok
-
3.2.7. Penurunan Keragaman Dan Kelimpahan Satwa
1. Dampak Penting yang Dipantau
Penurunan keragaman dan kelimpahan satwa merupakan
dampak turunan dari penurunan keragaman dan kelimpahan
jenis vegetasi. Bagi satwa, keberadaan berbagai jenis vegetasi
sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena
merupakan tempat berlindung/habitat (covering), mencari
makan (feeding) dan berkembang biak (breeding). Adanya
gangguan terhadap keragaman dan kelimpahan jenis flora,
maka akan mengganggu juga kelangsungan hidup satwa.
Adanya gangguan tersebut menyebabkan berbagai jenis satwa
melakukan migrasi ke wilayah lain yang relatif lebih aman bagi
kelangsungan hidupnya.

2. Sumber Dampak
Kegiatan pembersihan lahan dan pematangan lahan pada
persiapan konstruksi dan pembanguan (Tahap: Konstruksi)

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Keragaman dan kelimpahan jenis satwa, terutama jenis satwa
yang dilindungi di lokasi rencana pembangunan hunian
terpadu PT. Graha Tunas Selaras

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


- Memonitor dan mengetahui populasi dan kondisi satwa di
lokasi rencana pembangunan hunian terpadu PT. Graha
Tunas Selaras

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
97
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Mengetahui efektivitas kegiatan pengelolaan keragaman dan


kelimpahan satwa yang telah dilakukan oleh PT. Graha
Tunas Selaras.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
- Pola penyebaran populasi satwa terestrial yang bersifat
random, maka pengamatan mamalia, reptilia dan amfibia
sebagai data primernya, dilakukan dengan Metode
Penjelajahan (Fandelli, 1992) dan Line Transect Methods
(Operton, 1971 dalam Suripto, 2000). Pengamatan
menggunakan metode jalur/transek dengan lebar jalur tetap
kanan kiri 30 m. Jarak antar jalur 200 meter dengan
panjang jalur sepanjang 2.000 m. Bentuk jalur pengamatan
tersaji pada Gambar 2.3.
- Pengamatan mencatat jumlah satwa atau satwa liar yang
ditemukan di dalam jalur pengamatan atau jalur contoh,
baik satwa yang terbang, bertengger atau berada di pohon
maupun yang berada/berjalan atau hidup di atas tanah.
Satwa atau satwa liar yang terlihat diidentifikasi dengan
melihat ciri-cirinya dengan menggunakan buku panduan
lapangan dan bantuan pengenal satwa liar setempat.
- Pengamatan komunitas aves, menggunakan metode
perjumpaan langsung dan point count. Untuk pengambilan
data aves dilakukan pagi hari antara pukul 06.00 – 11.00.
Tiap plot dilakukan pencatatan selama 20 menit, setelah 20
menit pencatatan dipindahkan pada lokasi baru dan
dilakukan pencatatan dengan waktu yang sama (selama 20
menit), demikian seterusnya sampai seluruh area terwakili
(Fachrul, 2007).
- Untuk amfibia, karena merupakan hewan nocturnal, maka
pengumpulan data dilakukan pada malam hari mulai pukul
19.00 – 24.00. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode transek dengan panjang jalur 2.000 m
untuk area perairan dan 800 m untuk terestrial.
- Untuk jenis satwa langka dan dilindungi (jika ada),
dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari
wawancara dengan masyarakat desa setempat dan instansi
terkait yang disertai dengan buku identifikasi untuk
mempermudah masyarakat mengenalinya.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
98
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Gambar 2. Jalur Pengamatan Satwa Darat

Pada analisis satwa darat yaitu keanekaragaman jenis


dilakukan dengan menyatakan Indeks Keanekaragaman
(Odum, 1996) :
- Indeks Dominansi ( C) Simsons Index
C = (ni/N)2
Keterangan :
C = Indeks Dominansi
ni = Jumlah individu suatu jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
- Indeks Keanekaragaman Umum (Shannon Index)
ni
 N log N
ni
H'  -

Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
Ni = jumlah individu dari suatu jenis ispesies
N = Jumlah total individu seluruh jenis
- Indeks Kemerataan (Epenness Index)
H'
e
Log S
Keterangan :
e = Indeks Kemerataan
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon
S = Jumlah jenis
- Indeks kesamaan (Index of Similarity)

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
99
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

2C
Iss  x100 %
A B
Keterangan :
Iss = Indeks Kesamaan Jenis Sorensen
A = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 1
B = Jumlah jenis tumbuhan di daerah 2
C = Jumlah Jenis tumbuhan yang sama di kedua daerah
1 dan 2

Hasil perhitungan tersebut diatas kemudian dianalisa secara


deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pemantauan dilakukan pada areal pembangunan
hunian terpadu PT. Graha Tunas Selaras

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan dilakukan 1 (satu)
tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok
- Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi
Jawa Barat
- Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di
Kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Unit yang menangani lingkungan hidup Kabupaten Bogor
- Unit yang menangani lingkungan hidup Kota Depok
- Badan yang menangani lingkungan hidup (BLHD) Propinsi
Jawa Barat
- Unit yang menangani perumahan di Kabupaten Bogor dan di
Kota Depok
-
3.2.8. Adanya Kesempatan Kerja
1. Dampak Penting yang Dipantau

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
100
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT.


Graha Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan
kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi
permukiman.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja dan berusaha
adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


- Terserapnya penduduk usia produktif menjadi tenaga kerja
langsung untuk bekerja pada perusahaan.
- Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa
sekitar lokasi kegiatan proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk
meningkatkan peluang kerja dan berusaha.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat
dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini
dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan
dengan komunikasi dua arah.
Metode Analisis Data :
- Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif
- Penera yang digunakan untuk mengetahui Kesempatan
Kerja:
KKLK = (TKLK : PLK) x 100%
KKLK : Kesempatan Kerja yang tercipta untuk masyarakat
lokal (%)
TKLK : Tenaga Kerja yang direkrut dari masyarakat lokal
(jiwa)
PLK : Jumlah pengangguran di tingkat lokal (jiwa)

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
101
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa


Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten
- Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar
-
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
- Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten
- Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

3.2.9. Perubahan Persepsi Masyarakat


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan
masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi
persepsi masyarakat menjadi lebih positif.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah
pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara
positif.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan
kehadiran proyek permukiman terpadu.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat
dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
102
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

3.2.10. Gangguan Lalu Lintas


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan
bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman
terpadu, akan membuka aksesibilitas ke wilayah secara
internal dan eksternal dan terjadinya aktivitas mobilisasi
dengan truk-truk pengangkut di areal lokasi pembangunan. Hal
tersebut berpotensi meningkatkan gangguan lalu lintas di
sekitar areal pembangunan.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
penempatan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi
kegiatan, pengaturan akses keluar masuk kendaraan,

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
103
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal yang mampu


ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil
yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir hingga
menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas,
meliputi rambu dan marka jalan.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas
alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan
penunjang pada tahap konstruksi.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di
areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras
yang dipatau berupa tidak terjadi antrian mobil, kapasitas jalan
lancar dan stabil.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap gangguan
lalu lintas di kawasan proyek.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan
melakukan survey di lokasi kegiatan khususnya pada Jl Raya
Tapos, Jl. Cilangkap, Jl. Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana
kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas
Selaras, kemudian data dianalisa secara deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya
Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan
pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani lalu lintas Kabupaten Bogor

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
104
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok


- Polres Kabupaten Bogor
- DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka
- Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok

3.2.11. Kerusakan Jalan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat
kegiatan mobilitas alat, material dan pembangunan sarana dan
bangunan penunjang untuk pembangunan permukiman
terpadu, akan terjadi aktivitas mobilisasi dengan truk-truk
pengangkut di areal lokasi pembangunan. Dengan aktivitas
tersebut diperkirakan akan berdampak pada kerusakan jalan
karena kondisi eksisting masih berupa tanah yang dipadatkan
yang dilapisi oleh batu kerikil. Dengan beban volume moda
transportasi proyek yang tinggi, kapasitas peralatan berat dan
kendaraan proyek yang menyebabkan beban gandar yang tidak
sesuai kapasitas jalan.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
penempatan petugas jaga di akses keluar masuk lokasi
kegiatan, pengaturan akses keluar masuk kendaraan,
mengatur jumlah angkutan kendaraan maksimal yang mampu
ditampung di dalam areal proyek, sehingga tidak ada mobil
yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir hingga
menyediakan kelengkapan penunjang prasarana lalulintas,
meliputi rambu dan marka jalan.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan mobilitas
alat, material dan pembangunan sarana dan bangunan
penunjang pada tahap konstruksi.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di
areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras
yang dipatau berupa tidak terdapat jalan rusak sehingga jalan
mudah dilalui.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap kerusakan
jalan di kawasan proyek.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
105
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan
melakukan survey kapasitas jalan dan persimpangan di lokasi
kegiatan khususnya pada Jl Raya Tapos, Jl. Cilangkap, Jl.
Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana kegiatan pembangunan
permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras, kemudian data
dianalisa secara deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya
Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan 6 bulan sekali dan sesuai
dalam tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material
dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok
-
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok

3.2.12. Aksesibilitas Jalan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Pembangunan prasarana jalan dan jembatan ini sangat penting
untuk menunjang kelancaran operasional pembangunan
permukiman terpadu PT. GTS. Pembukaan akses jalan raya
Tapos, jalan menuju pintu tol Cimanggis dan jalan Cikuda –
Kranggan, pembangunan jembatan dan LRT diperkirakan akan
membuka aksesibilitas menuju dan keluar kawasan. Hal ini
dapat memberikan dampak meningkatnya kelancaran
operasional di internal kawasan dan eksternal kawasan yang
akan memicu pertumbuhan wilayah.

2. Sumber Dampak

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
106
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Sumber dampak dari pembangunan pemukiman terpadu ini


adalah aktivitas penghuni pemukiman dan masyarakat umum.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Paramater lingkungan atas aksesibilitas jalan ini adalah
Kemudahan akses dan keamanan penghuni pemukiman dan
masyarakat umum untuk memanfaatkan jalan

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap aksesibilitas
sarana dan prasarana yang dibangun.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metoda yang digunakan untuk pengambilan data adalah
dengan pemantauan secara langsung di lokasi kegiatan
Pemukiman lokasi PT GTS, dan lokasi jalan utama keluar
masuk lokasi pemukiman.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pemantauan lingkunan hidup dilaksanakan di
Pemukiman lokasi PT GTS, dan lokasi jalan utama keluar
masuk lokasi pemukiman

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan 6 bulan sekali dan sesuai
dalam tahap pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material
dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
- PT Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Kapolsek setempat
- Security
- Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Kapolsek setempat
- Security
- Dishub Kabupaten Bogor dan kota Depok

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
107
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasi


3.3.1. Penurunan Kualitas Air Permukaan
1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat
kegiatan aktivita hunian, dan penanganan limbah untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan berdampak pada
kualitas air permukaan di sungai Cikeas yang berada disekitar
proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan pencemaran air sungai yang dapat digunakan
masyarakat.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
pengambilan sampel dan uji lab, kemudian hasil dibandingkan
dengan baku mutu kualitas air pada Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terjadi pada Aktivita Hunian dan
Penanganan Limbah.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Kualitas air sesuasi dengan baku mutu Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dengan parameter berupa TSS,
COD, BOD, dan DO.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Sungai cikeas yang dipergunakan oleh masyarakat tidak
tercemar, sehingga sungai dapat dipergunakan sebagai bahan
baku air minum pdam.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel di sungai cikeas. Analisis data
diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air III PPRI No. 82
tahun 2001.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi pengambilan sampel air permukaan di bagian Hulu,
Tengah dan Hilir sepanjang lokasi kegiatan Sungai Cikeas.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


6 bulan sekali disaat musim kemarau dan musim hujan. Untuk
mengetahui kualitas air disaat debit air dalam jumlah berbeda.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
108
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor
- BPDAS Propinsi Jawa Barat
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor
-
Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
- BLHD Kabupaten Bogor

3.3.2. Peningkatan Limpasan Air Permukaan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan operasi yang didalamnya terdapat
kegiatan aktivitas hunian, akan berdampak pada peningkatan
limpasan air permukaan di sungai cikeas yang berada disekitar
proyek permukiman terpadu. Hal tersebut berpotensi
mengakibatkan banjir dipermukiman proyek dan pemukiman
sekitar proyek permukiman terpadu.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui melihat
debit dan volume sungai cikeas kemudian hasil dianalisis
menggunakan metode rasional.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terjadi pada aktivitas hunian.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Parameter yang dipantau berupa Volume dan Debit air sungai.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan pemantauan yaitu agar sekitar pemukiman tidak terjadi
banjir

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis
data dilakukan dengan metode “Rasional”.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapang .Analisis
data dilakukan dengan metode “Rasional”.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
109
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Setiap hari pemantauan debit dan volume air

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani pencemaran lingkungan
Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor
- BPDAS Propinsi Jawa Barat
- Kecamatan Bojongnangka
- BLHD propinsi Bogor

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor

3.3.3. Adanya Kesempatan Kerja Dan Berusaha


1. Dampak Penting yang Dipantau
Kegiatan penerimaan tenaga kerja, aktivitas hunian serta
aktivitas perdagangan dan jasa yang dilakukan oleh PT. Graha
Tunas Selaras diprakirakan akan meningkatkan kesempatan
kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat di sekitar lokasi
permukiman.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja dan berusaha
adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja,
aktivitas hunian serta aktivitas perdagangan dan jasa.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


- Terserapnya penduduk usia produktif menjadi tenaga kerja
langsung untuk bekerja pada perusahaan.
- Berkurangnya jumlah pengangguran berasal dari desa-desa
sekitar lokasi kegiatan proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk
meningkatkan peluang kerja dan berusaha.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
110
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat


dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan. Wawancara ini
dilakukan secara santai dalam suasana penuh kekeluargaan
dengan komunikasi dua arah.
Metode Analisis Data:
- Kuantitatif dan Deskriptif Kualitatif
- Penera yang digunakan untuk mengetahui Kesempatan
Kerja:
KKLK = (TKLK : PLK) x 100%
KKLK : Kesempatan Kerja yang tercipta untuk masyarakat
lokal (%)
TKLK : Tenaga Kerja yang direkrut dari masyarakat lokal
(jiwa)
PLK : Jumlah pengangguran di tingkat lokal (jiwa)

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten
- Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas ketenaga kerjaan Kabupaten
- Dinas ketenaga kerjaan Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
111
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

3.3.4. Peningkatan Perekonomian Lokal


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan penyerapan tenaga kerja dan peluang usaha, maka
masyarakat akan mempunyai pekerjaan tetap dan tambahan.
Selain itu, peluang berusaha bagi masyarakat juga akan
berkembang, dan secara langsung atau tidak langsung
pendapatan masyarakat akan semakin meningkat.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat
adalah pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja,
aktivitas hunian serta aktivitas perdagangan dan jasa.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Pendapatan tenaga kerja minimal sesuai standar UMK
Kabupaten Bogor

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


- Mengoptimalkan kegiatan penerimaan tenaga kerja pada
tahap konstruksi untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat
dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang
berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
112
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor
- Dinas Pencatatan Sipil Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor
- Dinas Pencatatan Sipil Provinsi Jabar
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

3.3.5. Perubahan Persepsi Masyarakat


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan
masyarakat, secara tidak langsung akan mempengaruhi
persepsi masyarakat menjadi lebih positif.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari perubahan persepsi masyarakat adalah
pelaksanaan kegiatan penerimaan tenaga kerja.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Sebanyak 70% masyarakat menerima kehadiran proyek secara
positif.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Meningkatkan sikap dan persepsi positif terhadap dengan
kehadiran proyek permukiman terpadu.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Alat dan Bahan
Peta, panduan diskusi, form isian atau kuisioner; alat
dokumentasi : kamera, tape recorder; kertas dan alat tulis.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Wawancara, merupakan alat penggalian informasi berupa
tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok
bahasan/topik tertentu yang telah dirumuskan.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
113
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa/kelurahan yang


berada di dalam dan/atau di sekitar lokasi rencana kegiatan
permukiman terpadu PT. GTS, yaitu Desa Bojongnangka, Desa
Kranggen, Kel Tapos dan Kel Cimpaeun.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) tahun sekali.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras.

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- Pemerintah Kabupaten Bogor
- Pemerintah Kota Depok
- BLHD Kabupaten Bogor
- BLHD Provinsi Jabar
-
3.3.6. Gangguan Lalu Lintas
1. Dampak Penting Yang Dipantau
Dengan adanya kegiatan operasi yaitu aktivitas hunian yang
didalamnya terdapat kegiatan mobilitas alat, material dan
pembangunan sarana dan bangunan penunjang untuk
pembangunan permukiman terpadu, akan berpotensi
mengganggu lalu lintas. Total hunian sebanyak ±20.968 unit,
dan diperkirakan 80% memiliki kendaraan pribadi, maka
volume kendaraan yang melintas dan menggunakan jalan raya
tapos; jalan cilangkap; dan jalan arteri primer Jalan Raya Bogor
akan meningkat dan menyebabkan gangguan lalu lintas yang
selanjutnya akan terjadi juga setelah proyek selasai dan dihuni.
Meningkatnya volume lalu lintas dengan lebar ruas jalan hanya
5m maka akan menyebabkan kemcetan pada masing-masing
ruas jalan tersebut.
Pada areal rencana pembangunan dipantau melalui
penempatan petugas jaga di akses keluar masuk pemukiman,
pengaturan akses keluar masuk kendaraan, sehingga tidak ada
mobil yang diparkir di luar proyek atau jalan, penataan parkir

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
114
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

hingga menyediakan kelengkapan penunjang prasarana


lalulintas, meliputi rambu dan marka jalan.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terganggunya adalah kegiatan aktivitas
hunian.

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Paramater lingkungan atas dampak gangguan lalu lintas di
areal rencana kegiatan pembangunan PT. Graha Tunas Selaras
yang dipatau berupa tidak terjadi antrian mobil, kapasitas jalan
lancar dan stabil.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap gangguan
lalu lintas di kawasan proyek.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metoda yang digunakan untuk pengambilan data dengan
melakukan survey di lokasi kegiatan khususnya pada Jl Raya
Tapos, Jl. Cilangkap, Jl. Bogor 1, Bogor 2, Bogor 3 rencana
kegiatan pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas
Selaras, kemudian data dianalisa secara deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Jl. Raya Tapos, Jl. Raya Bogor 1, Jl. Raya Bogor 2, Jl Raya
Bogor 3 dan Jl Cilangkap pada lokasi rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu PT. Graha Tunas Selaras.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dan
pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT. Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani lalu lintas Kabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Polres Kabupaten Bogor
- DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Kecamatan Bojongnangka

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
115
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok

3.3.7. Penurunan Sanitasi Lingkungan


1. Dampak Penting Yang Dipantau
Apabila penanganan limbah tidak terlaksana dengan baik,
maka akan berpengaruh pada sanitasi lingkungan.

2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari terganggunya adalah penanganan limbah

3. Parameter Lingkungan yang Dipantau


Paramater lingkungan atas dampak penurunan sanitasi
lingkungan di PT. Graha Tunas Selaras yang dipatau berupa
tidak terdapat penyebaran pola penyakit baru.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap kerusakan
jalan di kawasan proyek.
Pengamatan lapangan, FGD dan wawancara kuantitatif-
kualitatif dengan masyarakat di desa-desa
- Pengumpulan data sekunder dari puskesmas setempat.
- Hasil pemantauan selanjutnya disajikan dalam suatu
laporan yang memuat data-data dalam bentuk tabulasi
silang dan prosentase, dilengkapi dengan uraian deskriptif.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu
PT Graha Tunas Selaras.

Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan


Pemantauan lingkungan dilakukan selama perusahaan
beroperasi dengan frekuensi pemantauan satu (1) tahun sekali
atau adanya keluhan dari masyarakat dan tenaga kerja.

7. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilaksanakan oleh pihak PT Graha Tunas Selaras

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan yang menangani lalu lintasKabupaten Bogor
- Dishub Kabupaten Bogor dan Kota Depok
- Polres Kabupaten Bogor

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
116
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

- DLLAJR Kabupaten Bogor dan Kota Depok


- Kecamatan Bojongnangka
- Bappeda Kabupaten Bogor dan Kota Depok

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup


- BLHD Kabupaten Bogor dan Kota Depok

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
117
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Tabel 2. Rencana Pemantauan Lingkungan (Rpl) Sesuai Permen Lh No. 16 Tahun 2012 Lampiran III
Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
3.1 Tahap Prakonstruksi
3.1.1 Perubahan sikap Sebanyak 70% Kegiatan Wawancara, Pengelolaan Pemantauan PT. Graha - Pemerintah - Pemerintah
dan persepsi masyarakat menerima sosialisasi merupakan alat lingkungan lingkungan Tunas Kabupaten Kabupaten
masyarakat kehadiran proyek secara penggalian dilakukan di dilakukan Selaras. Bogor Bogor
selama
positif. informasi berupa desa/kelurahan - - Pemerintah - Pemerintah
perusahaan
tanya jawab yang yang berada di beroperasi Kota Depok Kota Depok
sistematis tentang dalam dan/atau dengan - BLHD - BLHD
pokok-pokok di sekitar lokasi frekuensi Kabupaten Kabupaten
bahasan/topik rencana kegiatan pemantauan 1 Bogor Bogor
tertentu yang telah permukiman (satu) tahun
sekali - BLHD - BLHD
dirumuskan. terpadu PT. GTS, Provinsi Provinsi
yaitu Desa Jabar Jabar
Bojongnangka,
Desa Kranggen,
Kel Tapos dan Kel
Cimpaeun.

3.2 Tahap Konstruksi


3.2.1 Penurunan Kualitas - Peraturan Pemerintah - Mobilisasi Pemantauan Lokasi 1 tahun sekali PT. Graha - Dishub - Dishub
Udara No. 41 Tahun 1999 Alat dan dilakukan dengan pengambilan dan dalam Tunas Kabupaten Kabupaten
tentang Pengendalian Material pengambilan sample sampel pada area tahap Selaras Bogor Bogor dan
Pencemaran Udara - Persiapan di lapangan. yang pelaksanaan - BLHD - BLHD
dan Emisi Tidak konstruksi Analisis data diperkirakan kegiatan Kabupaten Kabupaten
Bergerak - Pembanguna menggunakan akan terkena mobilisasi Bogor dan Bogor dan
- Partikulat (PM10), CO, n Sarana perbandingan baku dampak. Area alat dan - BLH Propinsi - BLH Propinsi
SO2, dan NO2. sesuai Prasarana mutu Peraturan terkena dampak material, Jawa Barat Jawa Barat

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
118
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
dengan Keputusan Penunjang Pemerintah diperkirakan pembangunan
Menteri Negara Republik Indonesia searah dengan fisik gedung,
Lingkungan Hidup No. 41 tahun 1999, arah mata angin dan
Nomor : Kep- tentang dominan yang pembangunan
45/MENLH/10/1997, Pengendalian mengarah ke sarana
tentang Indeks Pencemaran Udara. timur prasarana
Standart Pencemaran penunjang.
Udara (ISPU).

3.2.2 Peningkatan - Keputusan Menteri - Mobilisasi Pemantauan Lokasi 1 tahun sekali PT. Graha - Dishub - Dishub
Kebisingan Negara Lingkungan Alat dan dilakukan dengan pengambilan dan dalam Tunas Kabupaten Kabupaten
Hidup Nomor : KEP- Material pengambilan sampel sampel pada area tahap Selaras Bogor Bogor
48/MENLH/11/1996, - Persiapan dan analisis data yang pelaksanaan - BLHD - BLHD
tentang Baku Tingkat Kontruksi dilakukan dengan diperkirakan kegiatan Kabupaten Kabupaten
Kebisingan Bangunan perbadingan baku akan terkena mobilisasi Bogor dan Bogor dan
mutu KepMenLH dampak.Disekitar alat dan - BLH Propinsi - BLH Propinsi
No. 48 tahun 1996. pemukiman material, Jawa Barat Jawa Barat
terpadu pembangunan
fisik gedung,
dan
pembangunan
sarana
prasarana
penunjang.
3.2.3 Erosi Tidak terjadinya run off - Persiapan Pemantauan Tanggul 1 tahun sekali PT. Graha - BPDAS - BPDAS
dan longsor di areal Kontruksi dilakukan dengan sepanjang sungai pemantauan Tunas Propinsi Jawa Propinsi Jawa
sungai yang berada di Bangunan pengamatan lapang. cikeas. tanggul. Selaras Barat Barat
sekitar lokasi Analisis data - BLHD - BLHD
permukiman PT. Graha dilakukan dengan Kabupaten Kabupaten
Tunas Selaras metode deskriptif Bogor dan Bogor dan
- BLH Propinsi - BLH Propinsi

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
119
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
Jawa Barat Jawa Barat
3.2.4 Penurunan Kualitas Peraturan Pemerintah - Persiapan Pengambilan sampel Lokasi 6 bulan sekali PT. Graha - BLHD - BLHD
Air Permukaan Nomor 82 Tahun 2001 konstruksi di sungai cikeas. pengambilan disaat musim Tunas Kabupaten Kabupaten
tentang Pengelolaan - Pembanguna Analisis data sampel air kemarau dan Selaras Bogor dan Bogor dan
Kualitas Air dan n Fisik diperbandingkan permukaan di musim hujan. - BLH Propinsi - BLH Propinsi
Pengendalian Gedung dengan baku mutu bagian Hulu, Untuk Jawa Barat Jawa Barat
Pencemaran Air - Pembanguna kualitas air III PPRI Tengah dan Hilir mengetahui
n Sarana No. 82 tahun 2001 sepanjang lokasi kualitas air
Prasarana kegiatan Sungai disaat debit
Penunjang Cikeas. air dalam
jumlah
berbeda.
3.2.5 Peningkatan Tidak terjadinya run off Persiapan Pemantauan Pemantauan Setiap hari PT. Graha - BPDAS - BPDAS
Limpasan Air dan sedimentasi di areal Kontruksi dilakukan dengan dilakukan pemantauan Tunas Propinsi Jawa Propinsi Jawa
Permukaan bekas dan badan air Bangunan pengamatan lapang dengan debit dan Selaras Barat Barat
yang berada di lokasi Pembangunan .Analisis data pengamatan volume air. - BLHD - BLHD
permukiman PT. Graha sarana dan dilakukan dengan lapang .Analisis Kabupaten Kabupaten
Tunas Selaras prasarana metode “Rasional”. data dilakukan Bogor dan Bogor dan
penunjang dengan metode - BLH Propinsi - BLH Propinsi
“Rasional”. Jawa Barat Jawa Barat
3.2.6 Penurunan Kelimpahan vegetasi di Kegiatan - Metode yang Area rencana Pemantauan PT. Graha - Unit yang - Unit yang
kelimpahan vegetasi lokasi pembangunan pembersihan digunakan adalah pembangunan satu tahun Tunas menangani menangani
hunian terpadu PT. lahan pada “Metode Jalur Hunian Terpadu sekali selama Selaras lingkungan lingkungan
Graha Tunas Selaras tahap persiapa Berpetak”, cara ini tahap hidup hidup
konstruksi sebagai modifikasi konstruksi Kabupaten Kabupaten
bangunan cara petak ganda Bogor Bogor
(Tahap : atau cara jalur. - Unit yang - Unit yang
Konstruksi) Dalam studi ini menangani menangani
dilakukan lingkungan lingkungan
kombinasi antara hidup Kota hidup Kota

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
120
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
cara jalur dan Depok Depok
cara garis - Badan yang - Badan yang
berpetak, yaitu menangani menangani
untuk pohon lingkungan lingkungan
dilakukan cara hidup hidup
jalur, sedangkan (BLHD) (BLHD)
untuk semakdan Propinsi Propinsi
perdu dengan cara Jawa Barat Jawa Barat
garis berpetak. - Unit yang - Unit yang
Jalur pengamatan menangani menangani
diletakkan dengan perumahan perumahan
posisi memotong di di
tegak lurus garis Kabupaten Kabupaten
kontur, panjang Bogor dan Bogor dan
jalur adalah 1.000 di Kota di Kota
m dengan jarak Depok Depok
antara jalur
adalah 500 m.
Lokasi
pengambilan
sampel dicatan
koordinatnya
menggunakan
GPS.
Letak petak ukur
masing-masing
tingkat
pertumbuhan
disusun
berselang-selang
digunakan untuk

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
121
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
mengetahui
keadaan vegetasi
di dalam dan di
sekitar rencana
lokasi
pembangunan
hunian terpadu, di
samping
penghitungan dan
pengamatan
terhadap plot-plot
pengambilan
contoh, juga
dilakukan
inventarisasi
kualitatif terhadap
flora/vegetasi
yang ada.
- Analisa data akan
dilakukan secara
kualitatif dan
kuantitatif
(kerapatan, nilai
penting,
keanekaragaman
jenis, kemerataan
jenis, index
kesamaan, potensi
tegakan dan
volume pohon
perhektar).

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
122
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
3.2.7 Perubahan Keragaman dan Kegiatan - Pola penyebaran Lokasi Dilakukan PT. Graha - Unit yang - Unit yang
keragaman dan kelimpahan satwa di pembersihan populasi satwa pemantauan selama tahap Tunas menangani menangani
kelimpahan jenis lokasi rencana kegiatan dan terestrial yang dilakukan pada konstruksi Selaras lingkungan lingkungan
satwa pembangunan hunian pematangan bersifat random, areal dan operasi hidup hidup
terpadu PT. Graha lahan pada maka pengamatan pembanguan dengan Kabupaten Kabupaten
Tunas Selaras persiapan mamalia, reptilia hunian terpadu frekuensi Bogor Bogor
konstruksi dan dan amphibia PT Graha Tunas pemantauan - Unit yang - Unit yang
pembangunan sebagai data Selaras satu tahun menangani menangani
(tahap : primernya, sekali lingkungan lingkungan
konstruksi) dilakukan dengan hidup Kota hidup Kota
Metode Depok Depok
Penjelajahan - Badan yang - Badan yang
(Fandelli, 1992) menangani menangani
dan Line Transect lingkungan lingkungan
Methods (Operton, hidup hidup
1971 dalam (BLHD) (BLHD)
Suripto, 2000). Propinsi Propinsi
Pengamatan Jawa Barat Jawa Barat
menggunakan - Unit yang - Unit yang
metode menangani menangani
jalur/transek perumahan perumahan
dengan lebar jalur di di
tetap kanan kiri Kabupaten Kabupaten
30 m. Jarak antar Bogor dan Bogor dan
jalur 200 meter di Kota di Kota
dengan panjang Depok Depok
jalur sepanjang
2.000 m.
- Pengamatan
mencatat jumlah
satwa yang

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
123
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
ditemukan di
dalam jalur
pengamatan atau
jalur contoh, baik
satwa yang
terbang,
bertengger atau
berada di pohon
maupun yang
berada/berjalan
atau hidup di atas
tanah. Satwa liar
yang terlihat
diidentifikasi
dengan melihat
ciri-cirinya dengan
menggunakan
buku panduan
lapangan dan
bantuan pengenal
satwa liar
setempat.
- Pengamatan
komunitas aves,
menggunakan
metode
perjumpaan
langsung dan
point count.
Untuk
pengambilan data

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
124
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
aves dilakukan
pagi hari antara
pukul 06.00 –
11.00. Tiap plot
dilakukan
pencatatan selama
20 menit, setelah
20 menit
pencatatan
dipindahkan pada
lokasi baru dan
dilakukan
pencatatan
dengan waktu
yang sama
(selama 20 menit),
demikian
seterusnya sampai
seluruh area
terwakili (Fachrul,
2007).
- Untuk amfibia,
karena
merupakan hewan
nocturnal, maka
pengumpulan
data dilakukan
pada malam hari
mulai pukul 19.00
– 24.00.
Pengumpulan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
125
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
data dilakukan
dengan
menggunakan
metode transek
dengan panjang
jalur 2.000 m
untuk area
perairan dan 800
m untuk
terestrial.
- Untuk jenis satwa
langka dan
dilindungi,
dilakukan dengan
menghimpun data
sekunder dari
wawancara
dengan
masyarakat desa
setempat dan
instansi terkait
yang disertai
dengan buku
identifikasi untuk
mempermudah
masyarakat
mengenalinya

Analisa data akan


dilakukan secara
kualitatif dan

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
126
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
kuantitatif (seperti :
keanekaragaman
jenis, indeks
dominansi,
kemerataan jenis
dan index
kesamaan)
3.2.7 Terbukannya - Terserapnya Rekrutmen Wawancara dan -Desa 1 tahun sekali PT. Graha - Disnaker - Disnaker
kesempatan kerja penduduk usia Tenaga Kerja Kuesioner Bojongnangka selama masa Tunas Kab. Depok Kab. Depok
produktif menjadi merupakan alat -Desa Kranggen kontruksi Selaras - Disnaker - Disnaker
tenaga kerja langsung penggalian informasi -Kel Tapos Provinsi Provinsi
di perusahaan. berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun Jabar Jabar
- Berkurangnya jumlah yang sistematis - BLHD - BLHD
pengangguran berasal tentang pokok- Kabupaten Kabupaten
dari desa-desa sekitar pokok Bogor Bogor
lokasi kegiatan bahasan/topik - BLHD - BLHD
proyek. tertentu yang telah Provinsi Provinsi
dirumuskan. Jabar Jabar
Wawancara ini
dilakukan secara
santai dalam
suasana penuh
kekeluargaan
dengan komunikasi
dua arah.

3.2.8 Perubahan persepsi Persepsi positif Rekrutmen Wawancara dan -Desa 1 tahun sekali PT. Graha - Pemerintah - Pemerintah
masyarakat masyarakat Tenaga Kerja Kuesioner Bojongnangka Tunas Kabupaten Kabupaten
merupakan alat -Desa Kranggen Selaras Bogor Bogor
penggalian informasi -Kel Tapos - Pemerintah - Pemerintah
berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun Kota Depok Kota Depok

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
127
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
yang sistematis - BLHD - BLHD
tentang pokok- Kabupaten Kabupaten
pokok Bogor Bogor
bahasan/topik - BLHD - BLHD
tertentu yang telah Provinsi Provinsi
dirumuskan. Jabar Jabar
Wawancara ini
dilakukan secara
santai dalam
suasana penuh
kekeluargaan
dengan komunikasi
dua arah.
3.2.9 Gangguan Lalu Tidak terjadi antrian Kegiatan Pemantauan Jl. Raya Tapos, 6 bulan sekali PT. Graha - Dinas/Badan - BLHD
lintas mobil, kapasitas jalan Mobilisasi Alat dilakukan dengan Jl. Cilangkap dan dalam Tunas yang Kabupaten
lancar dan stabil. dan Material pengamatan lapang yang berada di tahap Selaras menangani Bogor
dan dan juga hasil dari sekitar lokasi pelaksanaan lalu lintas - BLHD
Pembangunan wawancara. Analisis rencana kegiatan kegiatan Kabupaten Provinsi
Sarana dan data dilakukan permukiman mobilisasi Bogor Jabar
Prasarana dengan metode terpadu PT.GTS. alat dan - Dishub
Penunjang deskriptif. material dan Kabupaten
pembangunan Bogor dan
sarana dan Kota Depok
prasarana - Polres
penunjang Kabupaten
Bogor
- DLLAJR
Kabupaten
Bogor dan
Kota Depok

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
128
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
- BLHD
Kabupaten
Bogor
- BLHD Prov
Jabar
3.2.10 Kerusakan Jalan Tidak terdapat jalan Kegiatan Pemantauan - Jalan raya 6 bulan sekali PT. Graha - Dishub - Dishub
rusak sehingga jalan mobilisasi alat dilakukan dengan Tapos-Depok dan dalam Tunas Kabupaten Kabupaten
mudah dilalui dan material pengamatan lapang - Jalan menuju tahap Selaras Bogor dan Bogor dan
dan dan juga hasil dari pintu tol pelaksanaan Kota Depok Kota Depok
pembangunan wawancara. Analisis Cimanggis kegiatan - BLHD - BLHD
sarana dan data dilakukan - Jalan mobilisasi Kabupaten Kabupaten
prasarana dengan metode Kranggan alat dan Bogor Bogor
penunjang deskriptif. material dan - BLHD - BLHD
pembangunan Provinsi Provinsi
sarana dan Jabar Jabar
prasarana
penunjang

3.2.11 Aksesibilitas Jalan Kemudahan akses dan Aktivitas Pemantauan Pemukiman 6 bulan sekali PT Graha - Kapolsek - Kapolsek
keamanan untuk masyarakat langsung lokasi PT GTS, Tunas setempat setempat
memanfaatkan jalan dan penghuni dan lokasi jalan Selaras - Security - Security
pemukiman utama keluar - Dishub - Dishub
masuk lokasi Kabupaten Kabupaten
pemukiman Bogor dan Bogor dan
kota Depok kota Depok
3.3 Tahap Operasi
3.3.1 Penurunan Kualitas Peraturan Pemerintah - Aktivitas Pengambilan sampel Lokasi 6 bulan sekali PT. Graha - BLHD - BLHD
Air Permukaan Nomor 82 Tahun 2001 Hunian di sungai cikeas. pengambilan disaat musim Tunas Kabupaten Kabupaten
tentang Pengelolaan - Penanganan Analisis data sampel air kemarau dan Selaras Bogor dan Bogor dan
Kualitas Air dan Limbah diperbandingkan permukaan di musim hujan. - BLH Propinsi - BLH Propinsi

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
129
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
Pengendalian dengan baku mutu bagian Hulu, Untuk Jawa Barat Jawa Barat
Pencemaran Air kualitas air III PPRI Tengah dan Hilir mengetahui
No. 82 tahun 2001 sepanjang lokasi kualitas air
kegiatan Sungai disaat debit
Cikeas. air dalam
jumlah
berbeda.
3.3.2 Peningkatan Tidak terjadinya run off - Aktivitas Pemantauan Lokasi Setiap hari PT. Graha - BPDAS - BPDAS
Limpasan Air dan sedimentasi di areal Hunian dilakukan dengan pengambilan pemantauan Tunas Propinsi Jawa Propinsi Jawa
Permukaan bekas dan badan air - pengamatan lapang sampel air debit dan Selaras Barat Barat
yang berada di lokasi dan juga hasil dari permukaan di volume air. - BLHD - BLHD
permukiman PT. Graha wawancara. Analisis bagian Hulu, Kabupaten Kabupaten
Tunas Selaras data dilakukan Tengah dan Hilir Bogor dan Bogor dan
dengan metode sepanjang lokasi - BLH Propinsi - BLH Propinsi
“Rasional”. kegiatan Sungai Jawa Barat Jawa Barat
Cikeas.
3.3.3 Terbukannya - Terserapnya - Rekrutmen Wawancara dan -Desa 1 tahun sekali PT. Graha - Disnaker - Disnaker
kesempatan kerja penduduk usia Tenaga Kuesioner Bojongnangka selama masa Tunas Kab. Depok Kab. Depok
dan usaha produktif menjadi Kerja merupakan alat -Desa Kranggen operasi Selaras - Disnaker - Disnaker
tenaga kerja langsung - Aktivitas penggalian informasi -Kel Tapos Provinsi Provinsi
di perusahaan. hunian berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun Jabar Jabar
- Berkurangnya jumlah - Aktivitas yang sistematis - BLHD - BLHD
pengangguran berasal perdaganga tentang pokok- Kabupaten Kabupaten
dari desa-desa sekitar n dan jasa pokok Bogor Bogor
lokasi kegiatan bahasan/topik - BLHD - BLHD
proyek. tertentu yang telah Provinsi Provinsi
dirumuskan. Jabar Jabar
Wawancara ini
dilakukan secara
santai dalam
suasana penuh

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
130
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
kekeluargaan
dengan komunikasi
dua arah.

3.3.4 Peningkatan - Meningkatnya - Aktivitas Wawancara dan -Desa 1 tahun sekali PT. Graha - Disnaker - Disnaker
Penrekonomian pendapat masyarakat hunian Kuesioner Bojongnangka selama masa Tunas Kab. Depok Kab. Depok
Lokal paling sedikit sebesar Aktivitas merupakan alat -Desa Kranggen operasi Selaras - Disnaker - Disnaker
UMK Bogor perdagangan penggalian informasi -Kel Tapos Provinsi Provinsi
dan jasa berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun Jabar Jabar
yang sistematis - BLHD - BLHD
tentang pokok- Kabupaten Kabupaten
pokok Bogor Bogor
bahasan/topik - BLHD - BLHD
tertentu yang telah Provinsi Provinsi
dirumuskan. Jabar Jabar
Wawancara ini
dilakukan secara
santai dalam
suasana penuh
kekeluargaan
dengan komunikasi
dua arah.
3.3.5 Perubahan persepsi Persepsi positif Rekrutmen Wawancara dan -Desa 1 tahun sekali PT. Graha - Pemerintah - Pemerintah
masyarakat masyarakat Tenaga Kerja Kuesioner Bojongnangka Tunas Kabupaten Kabupaten
merupakan alat -Desa Kranggen Selaras Bogor Bogor
penggalian informasi -Kel Tapos - Pemerintah - Pemerintah
berupa tanya jawab -Kel Cimpaeun Kota Depok Kota Depok
yang sistematis - BLHD - BLHD
tentang pokok- Kabupaten Kabupaten
pokok

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
131
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Dampak Lingkungan Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak yang


No Timbul (bisa di
Metode Pengumpulan Waktu & Penerima
ambien Indikator / paramater Sumber dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
& Analisa Data Frekuensi Laporan
dan bisa di
sumbernya)
bahasan/topik Bogor Bogor
tertentu yang telah - BLHD - BLHD
dirumuskan. Provinsi Provinsi
Wawancara ini Jabar Jabar
dilakukan secara
santai dalam
suasana penuh
kekeluargaan
dengan komunikasi
dua arah.
3.3.6 Penurunan sanitasi Meningkatnya kondisi Kegiatan Pemantauan Penghuni 1 tahun sekali PT. Graha - Unit yang - Unit yang
lingkungan sanitasi lingkungan Aktivitas dilakukan dengan kawasan Tunas menangani menangani
Masyarakat akibat Hunian pengamatan lapang pemukiman Selaras lingkungan lingkungan
adanya kegiatan sebanyak 20 dan juga hasil dari terpadu hidup hidup
pemberdayaan ribu unit wawancara. Analisis Kabupaten Kabupaten
masyarakat dan apartemen data dilakukan Bogor Bogor
Tersedianya sarana dengan metode - Dinas/Badan - Dinas/Badan
penunjang seperti deskriptif. yang yang
tempat pengolahan menangani menangani
sampah, IPAL dan balai kesehatan kesehatan
pengobatan/puskesmas. Kabupaten Kabupaten
Bogor Bogor
- Badan yang - Badan yang
menangani menangani
lingkungan lingkungan
hidup (BLHD) hidup (BLHD)
Provinsi Jawa Provinsi Jawa
Barat Barat

PT GRAHA TUNAS SELARAS JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT 1140
132
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 4
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Seperti yang telah disebutkan dalam dokumen ANDAL, bahwa


pembangunan permukiman terpadu PT. GRAHA TUNAS SELARAS
berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisik-
kimia, biologi, sosial-ekonomi budaya, kesehatan masyarakat serta
keamanan masyarakat. Dan dalam rangka menghindari, mencegah,
meminimalisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif, dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan, dan dalam melihat optimalisasi bentuk pengelolaan tersebut
dilakukanlah pemantauan lingkungan. Berdasarkan hasil rencana
pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak yang ditimbulkan dari
rencana kegiatan pembangunan permukiman terpadu tersebut maka
diperlukanlah ijin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu
sebagai berikut:
1. Ijin pembuangan limbah cair

2. Ijin penyimpanan sementara limbah B3

3. Ijin sertifikasi layak fungsi

4. Ijin mendirikan bangunan

5. Ijin sertifikasi layak huni

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
133
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 5
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL
PT GRAHA TUNAS SELARAS
Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28
Jakarta Barat 11470

T +62 21 569 48888

SURAT PERNYATAAN
No. 500/GTS-IIA/V/2015

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ragil Satriyo
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28
Jakarta Barat 11470
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Nama Instansi : PT Graha Tunas Selaras
Alamat : Jalan Let. Jend. S. Parman Kav. 28
Jakarta Barat 11470

Sehubungan dengan pelaksanaan proses AMDAL pada Badan


Lingkungan Hidup Povinsi Jawa Barat atas pembangunan permukiman
terpadu yang terletak di Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunungputri,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dengan ini kami menyatakan sebagai
berikut:
1. Bersedia melaksanakan komitmen pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RKL-RPL) Proyek Pembangunan Permukiman Terpadu di Desa
Bojongnangka, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat.
2. Bersedia melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
sebagai mana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 20 Mei 2015


PT Graha Tunas Selaras

Ragil Satriyo
Direktur Utama

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
134
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita HR. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu :
Yogyakarta

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Arsyad S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Baku mutu kebisingan KepMenLH No. 48 tahun 1996

[BPS] Badan Pusat Statistik.2014. Data Statistik Kabupaten Bogor. BPS.


Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik.2014. Data Statistik Kota Depok. BPS.
Depok.
[BPS] Badan Pusat Statistik.2015. Data Statistik Kota Depok. BPS.
Depok.
Canter LW. 1979. Environmental Impact Assessment, Mc Graw Hill Series
in Water Resources and Environmental Engineering. USA: Mc
Graw Hill
Chow. 1988. Applied Hydrology. United Kingdom: McGraw-Hill Publish
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga
[Dishub] Dinas Perhubungan.2010. Data Lalu Lintas Kota Depok Tahun
2010. Kota Depok.
[Dishub] Dinas Perhubungan.2014. Kajian Kinerja Jalan Kota Depok
Tahun 2014. Kota Depok.
Hadi S P. 2009. Aspek Sosial AMDAL : Sejarah, Teori dan Metode. UGM
Press. Yogyakarta.
Kertapati E K.2001.Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi
Indonesia.P3G Bandung.
[KemenLH] Kementrian Negara Lingkungan Hidup.2007. Panduan
Pelingkupan dalam AMDAL. Deputi Bidang Tata Lingkungan.
Jakarta.
Metoda sampling kualitas air mengacu pada SNI 06-2412-1991

Parameter kualitas air bersih mengacu pada Permenkes RI


No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air
Bersih.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
135
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

Pengambilan sampel kualitas udara mengacu pada SNI No. 19-7119.6-


2005

Pengukuran kebisingan mengacu pada SNI No. 7231-2009

Pengukuran kualitas air permukaan mengacu pada SNI 6989.57-2008

Penilaian Kelas Lereng dilakukan menggunakan kriteria Ls yang


dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia
Tahun 1997.

PPRI No.82 tahun 2001 tentang kualitas air

Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kriteria Baku


Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2013 tentang Tata


laksana penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
[PP] Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
[Puskesmas] Pusat Kesehatan Masyarakat. 2015. Laporan Bulanan
Puskesmas Gunung Putri Tahun 2015. Kecamatan Gunung
Putri.
[Puskesmas] Pusat Kesehatan Masyarakat. 2015. Laporan Bulanan
Puskesmas Tapos Tahun 2015. Kecamatan Tapos.
[Perda] Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No 19 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor. Kabupaten
Bogor.
Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral.
Soemarwoto O. 2014. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. Stasiun Pengamatan Klapanunggal
tahun 2005-2014.
[SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2834-2002 tentang Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. PU. Jakarta.
[SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2845-1992 tentang Tata Cara
Perencanaan Rumah Susun Modular. PU. Jakarta.
[SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-2846-1992 tentang Tata Cara
Perencanaan Kepadatan Bangunan Lingkungan. PU. Jakarta.

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140
136
RENCANA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TERPADU
Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kota Bogor

[SNI] Standar Nasional Indonesia No 03-6573-2001 tentang Transportasi


Vertikal. PU. Jakarta.
[SNI] Standar Nasional Indonesia SNI No 03-7065-2005. Tata Cara
Perencanaan Sistem Plumbing. PU. Jakarta.
UU No. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup
Wark, Warner. 1981. Air Pollution, Its Origin and Control. New York:
Horper and Row Publisher

JL. LET. JEND. S PARMAN KAV. 28 JAKARTA BARAT


PT GRAHA TUNAS SELARAS
1140

Anda mungkin juga menyukai