KOTA TANGERANG
Muatan pada laporan ini meliputi Pendahuluan, Rencana Usaha dan atau Kegiatan, Dampak
Lingkungan yang akan Terjadi, Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Laporan Akhir ini merupakan Laporan yang disusun pihak Konsultan sebagai salah satu
bagian dari sistem pelaporan yang diisyaratkan oleh Pihak Pemberi Kerja.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang, Pihak Kecamatan Cipondoh dan Opihak
Kecamatan Pinang dalam kegiatan penyusunan UKL dan UPL Normalisasi Situ Cipondoh.
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air Kota tangerang dalam melaksanakan Program Normalisasi sebelum ditenderkan ke
kontraktor pelaksana.
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
1. Bagi Pemrakarsa:
a. Sebagai acuan dan pedoman serta dasar dalam melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan pada setiap tahap pelaksanaan normalisasi situ
Cipondoh
b. Memprediksi dan mengendalikan serta meminimalisasi dampak negatif yang
akan ditimbulkan akibat normalisasi situ Cipondoh
2. Bagi Pemerintah:
1.5.1 Pemrakarsa
1. Nama Instansi : Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang
2. Nama Pimpinan : dr. Hj. Liza Puspadewi, M.Kes
3. Jabatan : Kepala
4. Usaha dan/atau : Normalisasi Situ Cipondoh
Kegiatan
I-3
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
1.5.2 Penyusun
1. Nama Perusahaan : PT. Arenco Binatama
2. Alamat : Jl. Karang Arum VII No. A31 Bandung
3. Pimpinan : Deni Susiandani
4. Tim Penyusun
a. Ketua Tim/Ahli : H. Hari Pradiko, ST, MT
Lingkungan
b. Ahli T.Sipil : Iim Mulnadi, ST
c. Ahli Sosekbud : Berlianto Hadikusuma, S.Sos
I-4
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
BAB II
Orientasi lokasi dan lokasi rencana kegiatan selengkapnya ditunjukkan oleh gambar
II.1
II-1
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
II-2
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
II-3
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
II-4
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.1
Rencana Jadwal Kegiatan Normalisasi Situ Cipondoh
Waktu (Minggu)
Bulan ke - Bulan ke - Bulan ke - Bulan ke - Bulan ke - Bulan ke -
No Uraian Kerja
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan
1
Umum
Penyusunan
2
FS
Penyusunan
3 Studi
Lingkungan
Penyusunan
4
DED
Persiapan
peralatan dan
5
keamanan
lalu lintas
Mobilisasi
6
peralatan
Relokasi
7
utilitas
Pekerjaan
8
pengerukan
Pekerjaan
9 pengumpulan
lumpur
Pekerjaan
10 peletakan
lumpur
Pekerjaan
11 pengangkutan
lumpur
Pekerjaan
12
pembersihan
Pemeriksaan
13
akhir
Keterangan : jadwal tersebut bersifat tentatif, tidak termasuk jadwal pelaksanaan
pelelangan pekerjaan
II-5
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
kegiatan tenaga kerja akan diprioritaskan yang berasal dari daerah dilokasi studi
yaitu Kecamatan Cipondoh, Tangerang.
Tabel II.2
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah
No Kualifikasi
(orang)
1 Mandor 2
2 Kepala operator 2
3 Operator penyedot lumpur 2
4 Pembantu operator 2
5 Nakhoda kapal penyedot 2
6 ABK kapal 2
7 Mekanik Kapal 2
8 Sopir truk 5
9 Kernet 5
10 Operator Alat Berat 3
11 Pembantu Alat Berat 3
Jumlah 30
b. Mobilisasi Alat
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan akan dilakukan dengan menggunakan jalur
Jalan Hasyim Ashori. Jenis peralatan yang dibutuhkan untuk rencana kegiatan
terdiri dari berbagai macam peralatan berat dan ringan seperti ditunjukkan oleh
tabel B.3. Pekerjaan pengerukkan sedimen lumpur di situ cipondoh bertujuan untuk
memperdalam elevasi dasar situ. Pengerukkan menggunakan metode penyedotan
lumpur dengan menggunakan kapal atau rakit dilengkapi dengan pompa vacum
lumpur.
Tabel II.3
Rencana Kebutuhan Jenis Peralatan
No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
1 Kapal Keruk PMS-306/MD-315 380 m3/jam 3 unit
2 Excavator 1 unit
3 Dump Truck @ 12 m3 132 buah
4 Wheel loader 1 unit
5 Sludge Pump 1 unit
6 Peralatan Survei 1 Set
c. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dimaksudkan untuk mempersiapkan peralatan, base camp
tenaga kerja dan lahan parkir alat berat. Kegiatan persiapan ini meliputi mobilisasi
alat di lahan kosong sebelum dilakukan pengerukan yang direncanakan dekat
II-6
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
dengan pergudangan pabrik, pembuatan base camp tenaga kerja dan penyiapan
lahan parkir alat berat.
Beberapa pekerjaan persiapan sebelum pekerjaan pengerukkan lumpur akan
dilakukan perlakuan di pinggir situ cipondoh yaitu :
Membersihkan lahan untuk meletakkan alat berat
Melakukan rekayasa lalu lintas untuk mobilisasi alat berat
e. Pengerjaan Pengerukan
Alternatif pentahapan pengerukan situ
Rancangan pendalaman Situ Cipondoh perlu mempertimbangkan teknis dan
pendanaan pada pengerukan. Mengeruk situ dalam satu tahap hampir tidak mungkin
mengingat luas dan kedalaman tanah yang harus dikeruk akan menjadi kubikasi tanah
yang besar. Kalaupun dapat dikeruk pada satu tahap, pemikiran mengenai
pemanfaatan tanah hasil kerukan perlu dilakukan secara tuntas.
Pengerukan situ cipondoh akan dibagi dalam beberapa tahapan pekerjaan.
Pekerjaan pengerukan akan ditentukan titik per titik. Hal ini dilakukan karena
pengerukan lumpur tidak harus di lokasi yang sudah dalam elevasi dasarnya. Namun,
pengerukan akan dilakukan pada titik titik tertentu di Situ Cipondoh dengan kedalaman
elevasi kurang dari 1,5 meter. Pada data sekunder, lokasi pengerukan akan dilakukan
pada areal utara dan timur. Sebagian besar yang mengalami pendangkalan adalah
dasar situ cipondoh bagian timur berbatasan dengan kecamatan Pinang. Di lokasi
tersebut juga terdapat jalan lingkungan milik warga masyarakat yang harus
diperhitungkan supaya alat berat pengeruk tidak merusak jalan lingkungan yang telah
terbangun.
II-7
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
II-8
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
keruk 360 m3/jam, estimasi volume lumpur yang dapat dikeruk dapat dilihat pada
Tabel II.4.
Pengerukan situ dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung karakter area
yang akan dikeruk.
Pemasukan alat berat dilakukan pada sisi sebelah utara dari situ cipondoh
kemudian mengeruk dimulai dari arah aliran keluar situ cipondoh sampai menuju
ke dalam situ cipondoh dengan Luasan yang dikeruk adalah 31 Ha dengan
kedalaman kerukan mencapai 3 meter, adapun volume lumpur yang dikeruk
diperkirakan sebesar 480.060 m3.
II-10
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
f. Pengangkutan Lumpur/Sedimen
Pengerjaan pengangkutan lumpur sedimen dimaksudkan untuk mengangkut
lumpur yang disimpan dilahan penyimpanan sementara. Pengangkutan lumpur
dilakukan pada malam hari pukul 22.00 05.00 WIB menggunakan dump truck
dengan kapasitas 12 m3. Lumpur yang berada pada lahan penyimpanan sementara
akan digunakan untuk menjadi tanah urug. Salah satunya untuk tanah pelapis TPA
Rawa Kucing. Estimasi jumlah dump truck yang digunakan adalah 132 unit.
Perhitungan estimasi jumlah dump truck yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel
II.6, berikut :
Tabel II.6. Estimasi Jumlah Dump Truck Yang Diperlukan
Volume
Kapasitas
Jumlah dump Jumlah lumpur Total volume
dump truck Trip/day
truck (unit) hari (Hari) terangkut terangkut (m3)
(m3)
/hari (m3)
137 12 5 60 8220 480060
II-11
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
- Bagian Utara
Bagian utara Situ Cipondoh berbatasan dengan Jalan Hasyim Ashari. Beberapa
kegiatan yang ada di kawasan ini di antaranya adalah:
1. Perdagangan; terdiri dari rumah makan, toko, pedagang kaki lima dan
gerobak dorong yang sebagian besar menjajakan makanan.
2. Tempat rekreasi; berupa kawasan rekreasi yang sudah tertata rapi. Kegiatan
yang ditawarkan di area ini adalah sepeda air (bebek-bebekan), perahu
wisata, taman bermain, dan warung jajanan. Lokasi parkir di tempat rekreasi
ini sudah terkelola baik.
3. Tempat pemancingan; berupa lahan kosong di tepian situ yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan memancing.
- Bagian Selatan
Bagian selatan situ didominasi oleh persawahan, perkebunan, dan lahan
kosong. Beberapa kegiatan yang ada di kawasan ini di antaranya adalah:
1. Jaring apung; dibuat dan dikelola oleh masyarakat sekitar, berjumlah sekitar
20 unit dengan ukuran yang beragam dan lokasi menyebar.
II-12
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
2. Tempat pemancingan; berupa lahan kosong yang ada di tepi situ dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing.
- Bagian Barat
Bagian barat situ ini terdapat Perumahan P&K. Kegiatan yang paling menonjol
dikawasan ini adalah:
1. Jaring Apung; kegiatan ternak ikan dalam jaring apung di kawasan ini sudah
teraglomerasi. Jumlah jaring apung di kawasan ini sekitar 80 unit yang terdiri
dari berbagai ukuran. Jaring apung ini dibangun dan dikelola oleh beberapa
orang yang sebagian besar bukan merupakan warga setempat.
2. Tempat Pemancingan, berupa lahan kosong yang ada di tepi situ dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing.
- Bagian Timur
Bagian timur situ merupakan kawasan permukiman dengan beberapa kegiatan
utama, seperti:
1. Perdagangan; terdiri dari warung-warung makanan, toko-toko peralatan
memancing, dan toko ikan hias.
2. Jaring Apung; berjumlah sekitar 10 unit tapi aktivitasnya tidak terlihat.
Dari hasil pengkajian diketahui bahwa luas Situ Cipondoh telah berubah. Sesuai
dengan data pada sertifikat Situ Cipondoh yang dikeluarkan pada tahun 1997, luas
Situ Cipondoh adalah sekitar 126 Ha. Pada pengkajian tahun 2008 lalu, diketahui luas
perairan situ dan lahan basah (rawa) di sekitamya hanya 103 Ha. Terjadinya
penurunan kondisi situ ini tidak terlepas dari permasalahan fisik seperti alih fungsi
lahan situ menjadi lahan terbangun dan pendangkalan situ karena proses sedimentasi
maupun permasalahan non fisik, seperti lemahnya peran kelembagaan Pemerintah
dan Pemerintah Provinsi Banten serta Pemerintah Kota Tangerang.
kondisi dan fungsi. Terjadinya penurunan kondisi situ ini tidak terlepas dari
permasalahan fisik seperti alih fungsi lahan situ menjadi lahan terbangun dan
pendangkalan situ karena proses sedimentasi maupun permasalahan non fisik.
Perkembangan area di sekitar Situ Cipondoh cenderung berkembang cepat dan
sporadis. Area pinggir situ kerap menjadi area pemasangan tangki septik, yang dalam
kondisi tertentu dapat menjadi sumber sekunder fosfor dalam air situ. Pemanfaatan
area Situ Cipondoh menjadi pertanian juga berpotensi untuk berkontribusi pada
peningkatan tingkat fosfor di perairan situ.
Gambar II.6 Pemanfaatan Area Pinggir Sungai Untuk Pertanian di Situ Cipondoh
II-14
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Berikut ini merupakan gambaran umum penyusutan wilayah basah daerah Situ
Cipondoh yang mengalami penurunan sejak tahun studi 2008.
Gambar B.2 Luas Areal Basah Situ Cipondoh pada Tahun 2008
Gambar II.7 Luas Areal Basah Situ Cipondoh pada Tahun 2008
Gambar II.8 Luas Areal Basah Situ Cipondoh pada Tahun 2015
II-15
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
A. Langkah-langkah Rehabilitasi
G AMBAR II.9 T ITIK PATOK PEMBATAS DELINEASI BADAN AIR S ITU CIPONDOH DAN
SEMPADAN 50 METERNYA
Berdasarkan analisis daya tampung Situ pada studi master plan Situ
Cipondoh pada tahun 2008. Faktor meningkat pesatnya perubahan tutupan lahan
menjadi perkerasan akan sangat berpengaruh terhadap daya tampung situ. Tutupan
lahan berupa perkerasan yang dilakukan tanpa kompensasi teknis, misalnya dengan
II-16
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
sumur resapan, akan mengakibatkan berkurang drastisnya volume air yang dapat
meresap ke dalam tanah dalam perjalanan menuju badan air situ.
Untuk memperhitungkan secara kasar kapasitas (volume) situ dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
qp = C x i x A
dimana C = koefisien air limpasan (lihat Tabel 5.2), i = intensitas hujan, dan
A adalah area yang akan ditampung. Perhitungan ini dapat menjadi indikator awal
apakah ada perubahan signifikan terhadap kebutuhan kapasitas situ yang diakibatkan
oleh perubahan guna lahan yang terjadi di sekitarnya. Perhitungan ini perlu diikuti
dengan perhitungan yang lebih rinci dengan unit-unit yang lebih lengkap.
II-17
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
II-18
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.8
Hasil Pengukuran Kualitas Air Situ Cipondoh dan Baku Mutu
(Air Permukaan Pulau Buatan)
Baku
Parameter Uji Hasil Uji Satuan Metode
Mutu
No.
Ref. Gov.
Parameters Result Unit Methode
Std.
A. Fisika
Udara
1 Suhu (Insitu) *) 32,8 C SNI 06-6989.23-2005
3C
2 Zat padat terlarut (TDS) 1000 208 mg/L SNI 06-6989.27-2005
3 Zat padat tersuspensi (TSS) 50 88 mg/L SNI 06-6989.3-2004
B. Kimia
1 pH (Insitu) *) 6-9 7.99 - SNI 06-6989.11-2004
2 Air raksa (Hg) 0,002 < 0,0005 mg/L SNI 19-6989.78-2011
3 Arsen (As) 1 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.54-2005
4 Boron (B) 1 0.03 mg/L SNI 06-2481 - 1991
5 Oksigen terlarut (DO) (Insitu) 4 3.2 mg/L SNI 06-6969.14-2004
6 Fluorida (F) 1,5 0,10 mg/L SNI 06-6989.3-2004
7 Fenol 0,001 < 0,001 mg/L SNI 06-6989.21-2004
8 Fosfat total (PO-P) 0,2 0.07 mg/L SNI 06-6989.31-2004
9 Kadmium (Cd) 0,01 < 0,003 mg/L SNI 06-6989.16-2009
10 Khromium VI (Cr ) 0,05 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.53-2010
11 Kobalt (Co) 0,2 < 0,02 mg/L SNI 06-6989.68-2009
12 Khlorin bebas (Cl) 0,03 < 0,01 mg/L HACH
13 Minyak lemak 1 0.4 mg/L HACH
14 Nitrat (NON) 10 0.6 mg/L SNI 06-6989.79-2011
15 Nitrit (NON) *) 0,06 0.006 mg/L SNI 06-6989.9-2004
16 Selenium (Se) 0,05 < 0,002 mg/L Std. Method (Ed 21 ) 3500-Se
17 Seng (Zn) 0,05 0.02 mg/L SNI 06-6989.7-2009
18 Slanida (CN) 0,02 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.77-2011
19 Sulfida (HS) 0,002 < 0,002 mg/L SNI 06-6989.70-2009
20 Surfaktan anion (MBAS) 0,2 0.12 mg/L SNI 06-6989.51-2005
21 Tembaga (Cu) *) 0,02 < 0,013 mg/L SNI 06-6989.6-2009
22 Timbal (Pb) 0,03 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.8-2004
23 BOD 3 15 mg/L SNI 06-6989.72-2009
24 COD *) 25 44 mg/L SNI 06-6989.15-2004
C. Mikrobilologi
1 Fecal Coliform 1,000 930 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 E-2012
2 Total Coliform 5,000 1,500 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 B-2012
II-19
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.9
Hasil Pengukuran Kualitas Air Situ Cipondoh dan Baku Mutu
(Air Permukaan Area Danau Depan Kecamatan)
Parameter Uji Baku Mutu Hasil Uji Satuan Metode
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Result Unit Methode
A. Fisika
1 Suhu (Insitu) *) Udara 3C 32,3 C SNI 06-6989.23-2005
Zat padat terlarut
2 1000 213 mg/L SNI 06-6989.27-2005
(TDS)
Zat padat
3 50 82 mg/L SNI 06-6989.3-2004
tersuspensi (TSS)
B. Kimia
1 pH (Insitu) *) 9-Jun 8,76 - SNI 06-6989.11-2004
2 Air raksa (Hg) 0,002 < 0,0005 mg/L SNI 19-6989.78-2011
3 Arsen (As) 1 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.54-2005
4 Boron (B) 1 0,02 mg/L SNI 06-2481 - 1991
Oksigen terlarut
5 4 3,3 mg/L SNI 06-6969.14-2004
(DO) (Insitu)
6 Fluorida (F) 1,5 0,09 mg/L SNI 06-6989.3-2004
7 Fenol 0,001 < 0,001 mg/L SNI 06-6989.21-2004
Fosfat total (PO-
8 0,2 0,10 mg/L SNI 06-6989.31-2004
P)
9 Kadmium (Cd) 0,01 < 0,003 mg/L SNI 06-6989.16-2009
Khromium VI (Cr
10 0,05 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.53-2010
)
11 Kobalt (Co) 0,2 < 0,02 mg/L SNI 06-6989.68-2009
Khlorin bebas
12 0,03 < 0,01 mg/L HACH
(Cl)
13 Minyak lemak 1 0,2 mg/L HACH
14 Nitrat (NON) 10 0,4 mg/L SNI 06-6989.79-2011
15 Nitrit (NON) *) 0,06 0,007 mg/L SNI 06-6989.9-2004
16 Selenium (Se) 0,05 < 0,002 mg/L Std. Method (Ed 21 ) 3500-Se
17 Seng (Zn) 0,05 0,02 mg/L SNI 06-6989.7-2009
18 Slanida (CN) 0,02 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.77-2011
19 Sulfida (HS) 0,002 < 0,002 mg/L SNI 06-6989.70-2009
Surfaktan anion
20 0,2 0,13 mg/L SNI 06-6989.51-2005
(MBAS)
21 Tembaga (Cu) *) 0,02 < 0,013 mg/L SNI 06-6989.6-2009
22 Timbal (Pb) 0,03 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.8-2004
23 BOD 3 12 mg/L SNI 06-6989.72-2009
24 COD *) 25 38 mg/L SNI 06-6989.15-2004
C. Mikrobilologi
1 Fecal Coliform 1,000 1,500 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 E-2012
2 Total Coliform 5,000 2,100 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 B-2012
II-20
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.10
Hasil Pengukuran Kualitas Air Situ Cipondoh dan Baku Mutu
(Air Permukaan Area Tengah Danau)
Parameter Uji Baku Mutu Hasil Uji Satuan Metode
No. Ref. Gov.
Parameters Result Unit Methode
Std.
A. Fisika
Udara
1 Suhu (Insitu) *) 32,8 C SNI 06-6989.23-2005
3C
Zat padat terlarut
2 1000 195 mg/L SNI 06-6989.27-2005
(TDS)
Zat padat
3 50 77 mg/L SNI 06-6989.3-2004
tersuspensi (TSS)
B. Kimia
1 pH (Insitu) *) 9-Jun 8,46 - SNI 06-6989.11-2004
2 Air raksa (Hg) 0,002 < 0,0005 mg/L SNI 19-6989.78-2011
3 Arsen (As) 1 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.54-2005
4 Boron (B) 1 0,02 mg/L SNI 06-2481 - 1991
Oksigen terlarut
5 4 3,4 mg/L SNI 06-6969.14-2004
(DO) (Insitu)
6 Fluorida (F) 1,5 0,07 mg/L SNI 06-6989.3-2004
7 Fenol 0,001 < 0,001 mg/L SNI 06-6989.21-2004
8 Fosfat total (PO-P) 0,2 0,08 mg/L SNI 06-6989.31-2004
9 Kadmium (Cd) 0,01 < 0,003 mg/L SNI 06-6989.16-2009
10 Khromium VI (Cr ) 0,05 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.53-2010
11 Kobalt (Co) 0,2 < 0,02 mg/L SNI 06-6989.68-2009
12 Khlorin bebas (Cl) 0,03 < 0,01 mg/L HACH
13 Minyak lemak 1 0,2 mg/L HACH
14 Nitrat (NON) 10 0,5 mg/L SNI 06-6989.79-2011
15 Nitrit (NON) *) 0,06 0,007 mg/L SNI 06-6989.9-2004
Std. Method (Ed 21 ) 3500-
16 Selenium (Se) 0,05 < 0,002 mg/L
Se
17 Seng (Zn) 0,05 0,02 mg/L SNI 06-6989.7-2009
18 Slanida (CN) 0,02 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.77-2011
19 Sulfida (HS) 0,002 < 0,002 mg/L SNI 06-6989.70-2009
Surfaktan anion
20 0,2 0,11 mg/L SNI 06-6989.51-2005
(MBAS)
21 Tembaga (Cu) *) 0,02 < 0,013 mg/L SNI 06-6989.6-2009
22 Timbal (Pb) 0,03 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.8-2004
23 BOD 3 8 mg/L SNI 06-6989.72-2009
24 COD *) 25 31 mg/L SNI 06-6989.15-2004
C. Mikrobilologi
1 Fecal Coliform 1,000 930 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 E-2012
2 Total Coliform 5,000 1,500 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 B-2012
II-21
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.11
Hasil Pengukuran Kualitas Air Situ Cipondoh dan Baku Mutu
(Air Permukaan Pintu Air Outlet Utama)
Parameter Uji Baku Mutu Hasil Uji Satuan Metode
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Result Unit Methode
A. Fisika
1 Suhu (Insitu) *) Udara 3C 33,1 C SNI 06-6989.23-2005
Zat padat terlarut
2 1000 190 mg/L SNI 06-6989.27-2005
(TDS)
Zat padat tersuspensi
3 50 73 mg/L SNI 06-6989.3-2004
(TSS)
B. Kimia
1 pH (Insitu) *) 9-Jun 8,87 - SNI 06-6989.11-2004
2 Air raksa (Hg) 0,002 < 0,0005 mg/L SNI 19-6989.78-2011
3 Arsen (As) 1 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.54-2005
4 Boron (B) 1 0,02 mg/L SNI 06-2481 - 1991
Oksigen terlarut (DO)
5 4 3,8 mg/L SNI 06-6969.14-2004
(Insitu)
6 Fluorida (F) 1,5 0,07 mg/L SNI 06-6989.3-2004
7 Fenol 0,001 < 0,001 mg/L SNI 06-6989.21-2004
8 Fosfat total (PO-P) 0,2 0,09 mg/L SNI 06-6989.31-2004
9 Kadmium (Cd) 0,01 < 0,003 mg/L SNI 06-6989.16-2009
10 Khromium VI (Cr ) 0,05 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.53-2010
11 Kobalt (Co) 0,2 < 0,02 mg/L SNI 06-6989.68-2009
12 Khlorin bebas (Cl) 0,03 < 0,01 mg/L HACH
13 Minyak lemak 1 0,2 mg/L HACH
14 Nitrat (NON) 10 0,6 mg/L SNI 06-6989.79-2011
15 Nitrit (NON) *) 0,06 0,009 mg/L SNI 06-6989.9-2004
Std. Method (Ed 21 ) 3500-
16 Selenium (Se) 0,05 < 0,002 mg/L
Se
17 Seng (Zn) 0,05 0,02 mg/L SNI 06-6989.7-2009
18 Slanida (CN) 0,02 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.77-2011
19 Sulfida (HS) 0,002 < 0,002 mg/L SNI 06-6989.70-2009
Surfaktan anion
20 0,2 0,18 mg/L SNI 06-6989.51-2005
(MBAS)
21 Tembaga (Cu) *) 0,02 < 0,013 mg/L SNI 06-6989.6-2009
22 Timbal (Pb) 0,03 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.8-2004
23 BOD 3 12 mg/L SNI 06-6989.72-2009
24 COD *) 25 40 mg/L SNI 06-6989.15-2004
C. Mikrobilologi
1 Fecal Coliform 1,000 430 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 E-2012
2 Total Coliform 5,000 930 MPN/100ml APHA Ed.22nd9221 B-2012
II-22
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.12
Hasil Pengukuran Kualitas Air Situ Cipondoh dan Baku Mutu
(Air Permukaan Dekat Pemukiman)
Parameter Uji Baku Mutu Hasil Uji Satuan Metode
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Result Unit Methode
A. Fisika
1 Suhu (Insitu) *) Udara 3C 32,8 C SNI 06-6989.23-2005
Zat padat terlarut
2 1000 195 mg/L SNI 06-6989.27-2005
(TDS)
Zat padat tersuspensi
3 50 69 mg/L SNI 06-6989.3-2004
(TSS)
B. Kimia
1 pH (Insitu) *) 9-Jun 8,09 - SNI 06-6989.11-2004
2 Air raksa (Hg) 0,002 < 0,0005 mg/L SNI 19-6989.78-2011
3 Arsen (As) 1 < 0,0005 mg/L SNI 06-6989.54-2005
4 Boron (B) 1 0,02 mg/L SNI 06-2481 - 1991
Oksigen terlarut (DO)
5 4 3,6 mg/L SNI 06-6969.14-2004
(Insitu)
6 Fluorida (F) 1,5 0,08 mg/L SNI 06-6989.3-2004
7 Fenol 0,001 < 0,001 mg/L SNI 06-6989.21-2004
8 Fosfat total (PO-P) 0,2 0,11 mg/L SNI 06-6989.31-2004
9 Kadmium (Cd) 0,01 < 0,003 mg/L SNI 06-6989.16-2009
10 Khromium VI (Cr ) 0,05 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.53-2010
11 Kobalt (Co) 0,2 < 0,02 mg/L SNI 06-6989.68-2009
12 Khlorin bebas (Cl) 0,03 < 0,01 mg/L HACH
13 Minyak lemak 1 0,2 mg/L HACH
14 Nitrat (NON) 10 0,4 mg/L SNI 06-6989.79-2011
15 Nitrit (NON) *) 0,06 0,007 mg/L SNI 06-6989.9-2004
Std. Method (Ed 21 )
16 Selenium (Se) 0,05 < 0,002 mg/L
3500-Se
17 Seng (Zn) 0,05 0,02 mg/L SNI 06-6989.7-2009
18 Slanida (CN) 0,02 < 0,005 mg/L SNI 06-6989.77-2011
19 Sulfida (HS) 0,002 < 0,002 mg/L SNI 06-6989.70-2009
Surfaktan anion
20 0,2 0,16 mg/L SNI 06-6989.51-2005
(MBAS)
21 Tembaga (Cu) *) 0,02 < 0,013 mg/L SNI 06-6989.6-2009
22 Timbal (Pb) 0,03 < 0,01 mg/L SNI 06-6989.8-2004
23 BOD 3 10 mg/L SNI 06-6989.72-2009
24 COD *) 25 36 mg/L SNI 06-6989.15-2004
C. Mikrobilologi
APHA Ed.22nd9221
1 Fecal Coliform 1,000 1,500 MPN/100ml
E-2012
APHA Ed.22nd9221
2 Total Coliform 5,000 2,100 MPN/100ml
B-2012
II-23
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
B. Kualitas Udara
Kualitas udara dilokasi kegiatan diperoleh dengan cara melakukan pengakuran
secara langsung di lokasi kegiatan rencana pengerukan situ cipondoh. Parameter
kualitas udara yang diukur meliputi komposisi dan kosentrasi gas (SO2, NOx, NH3 dan
H2S) serta debu. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, sebagaimana terlihat pada
Tabel II.13. Dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di lokasi kegiatan rencana
pengerukan situ cipondoh di koridor Jalan Hasyim Ashari masih baik.
Tabel II.13
Pengukuran Udara Ambient Depan Kantor Kecamatan Cipondoh
Parameter Uji Baku Mutu Waktu Pengukuran Hasil Uji Satuan
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Measurement Time Result Unit
1 Sulfur Dioksida (SO2)*) 900 24 Jam 30 g/Nm3
2 Karbon Monoksida (CO) 30,000 24 Jam 2,437 g/Nm3
3 Nitrogen Dioksida (NO2)*) 400 24 Jam 25 g/Nm3
4 Oksidan (O3)*) 235 1 Jam 40 g/Nm3
5 Hidrokarbon (HC) 160 3 Jam 99 g/Nm3
6 Debu (TSP)*) - 24 Jam 79 g/Nm3
7 Timbal (Pb)*) - 24 Jam < 0,08 g/Nm3
Sumber: Pengukuran dan Analisa Laboratorium PT. Kehati Lab Indonesia 2015
Keterangan : Metode Sampling SNI 6989.57 - 2008
Baku Mutu : PP No 82 Tahun 2001
Tabel II.14
Pengukuran Udara Ambient Kawasan Wisata Danau Cipondoh
Parameter Uji Baku Mutu Waktu Pengukuran Hasil Uji Satuan
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Measurement Time Result Unit
1 Sulfur Dioksida (SO2)*) 900 24 Jam 29 g/Nm3
2 Karbon Monoksida (CO) 30,000 24 Jam 2,979 g/Nm3
3 Nitrogen Dioksida (NO2)*) 400 24 Jam 16 g/Nm3
4 Oksidan (O3)*) 235 1 Jam 36 g/Nm3
5 Hidrokarbon (HC) 160 3 Jam 138 g/Nm3
6 Debu (TSP)*) - 24 Jam 81 g/Nm3
7 Timbal (Pb)*) - 24 Jam < 0,08 g/Nm3
Sumber: Pengukuran dan Analisa Laboratorium PT. Kehati Lab Indonesia 2015
Keterangan : Metode Sampling SNI 6989.57 - 2008
Baku Mutu : PP No 82 Tahun 2001
II-24
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.15
Pengukuran Udara Ambient Pemukiman Penduduk
Parameter Uji Baku Mutu Waktu Pengukuran Hasil Uji Satuan
No.
Parameters Ref. Gov. Std. Measurement Time Result Unit
1 Sulfur Dioksida (SO2)*) 900 24 Jam 33 g/Nm3
2 Karbon Monoksida (CO) 30,000 24 Jam 3,551 g/Nm3
3 Nitrogen Dioksida (NO2)*) 400 24 Jam 26 g/Nm3
4 Oksidan (O3)*) 235 1 Jam 37 g/Nm3
5 Hidrokarbon (HC) 160 3 Jam 106 g/Nm3
6 Debu (TSP)*) - 24 Jam 86 g/Nm3
7 Timbal (Pb)*) - 24 Jam < 0,08 g/Nm3
Sumber: Pengukuran dan Analisa Laboratorium PT. Kehati Lab Indonesia 2015
Keterangan : Metode Sampling SNI 6989.57 - 2008
Baku Mutu : PP No 82 Tahun 2001
C. Kebisingan
Tingkat kebisingan dilokasi kegiatan diperoleh dengan cara melakukan pengakuran
secara langsung di lokasi kegiatan rencana pengerukan situ cipondoh. Berdasarkan
hasil analisis laboratorium tingkat kebisingan di beberapa titik lokasi sekitar
pengerukan situ cipondoh 62-70 dBA yang menunjukkan masih dibawah baku mutu
yang ditetapkan sebesar 70 dBA, sebagaimana terlihat pada Tabel II.16. Dapat
disimpulkan bahwa kualitas udara di lokasi kegiatan rencana pengerukan situ
cipondoh di kori-dor Jalan Hasyim Ashari masih baik.
II-25
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.16
Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Di sekitar Lokasi Normalisasi Situ
Cipondoh
Lokasi Contoh Kode Sampel Waktu Pengukuran Leq Hasil* Satuan
Sampling Location Sample No. Measurement Time Leq Result Unit
Pemukiman L1. 07.00
Penduduk L2. 10.00
Siang (Ls) 62
L3. 15.00
L4. 20.00
484 - 4/13 L5. 23.00 dB(A)
L6. 01.00 Malam (Lm) 53
S 06 11 40. 55 L7. 04.00
E 106 40 30. 08 24 jam Siang-Malam (Lsm) 57
Depan Kantor L1. 07.00
Kec.Cipondoh L2. 10.00
Siang (Ls) 70
L3. 15.00
L4. 20.00
S 06 11 40. 23 484 -5/13 L5. 23.00 dB(A)
E 106 40 35. 73 L6. 01.00 Malam (Lm) 60
L7. 04.00
24 jam Siang-Malam (Lsm) 65
Kawasan Wisata L1. 07.00
Danau Cipondoh L2. 10.00
Siang (Ls) 67
L3. 15.00
L4. 20.00
484 - 6/13 dB(A)
L5. 23.00
L6. 01.00 Malam (Lm) 57
S 06 11 41. 17 L7. 04.00
E 106 40 33. 71 24 jam Siang-Malam (Lsm) 62
II-26
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.17
Penduduk Kecamatan Situ Cipondoh
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Rasio (%)
1 Laki-laki 126.901 50,61 %
2 Perempuan 123.840 49,39 %
3 Jumlah 250.741 100
Sumber: Kantor Litbang dan Statistik Daerah Kota Tangerang,2014.
Tabel II.18
Penduduk Kecamatan Situ Cipinang
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Rasio (%)
1 Laki-laki 91.310 50,85 %
2 Perempuan 88.251 49,15 %
3 Jumlah 179.561 100
Berdasarkan data pada Tabel II.17 dan Tabel II.18 , dapat disimpulkan bahwa
rasio yang ada, masyarakat Kecamatan Cipondoh relatif berimbang antara
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan.
B. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Cipondoh didominasi oleh penduduk
dengan tingkat pendidikan Sarjana Magister (S-2) dengan jumlah 703 jiwa
sedangkan yang tamat SLTA hanya mencapai 67 jiwa dan tingkat pendidikan
Kecamatan Pinang didominasi penduduk dengan tingkat pendidikan Sarjana
Magister (S-2) dengan jumlah 697 jiwa dan SLTA dengan jumlah 54 jiwa.
Selengkapnya tingkat pendidikan di wilayah studi ditunjukkan pada Tabel II.19
berikut :
II-27
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel II.19
Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang
Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah
Tingkat Pendidikan
Kecamatan Cipondoh Kecamatan Pinang
Tidak Sekolah 37 35
SD 24 17
SLTP 25 21
SLTA 67 54
Diploma 6 5
S-1 12 10
S-2 703 697
S-3 46 44
Jumlah 920 883
Sumber : SLHD KotaTangerang Dalam angka 2014
II-28
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
BAB III
III-1
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel III.1
Tanggapan Masyarakat Terhadap Proyek
No Tanggapan Hasil
I Informasi Kegiatan
1 Mendengar & Memahami 83.3 %
Mendengar Tidak
2 16.7 %
Memahami
3 Tidak Tahu 0%
II Tingkat Persepsi
1 Setuju 80 %
2 Tidak Setuju 0%
3 Setuju Dengan Syarat 20 %
4 Tidak Mengerti 0%
Tolak ukur dari dampak kecemburuan sosial adalah adanya perselisihan antara
masyarakat dengan tenaga kerja diiringi dengan tindak kekerasan dan
pengrusakan terhadap mess/basecamp.
III-2
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Dampak dari terserapnya tenaga kerja tersebut akan membeikan dampak terusan
berupa pendapatan masyarakat dengan tolak ukur dan besaran dampak sebagai
berikut :
Total tenaga kerja/buruh : 30 orang
Asumsi total tenaga kerja lokal (80%) : 24 orang
Asumsi rata-rata upah : Rp. 50.000
Jumlah Upah per hari : Rp. 1.500.000
Jumlah Upah perbulan (24 hari) : Rp. 36.000.0000
Jumlah Upah selama proyek (6 bulan) : Rp. 216.000.0000
b. Mobilisasi Alat
Kegiatan mobilisasi alat dimana terdapat sejumlah alat berat yang akan dibebankan
pada koridor Jalan Hasyim Ashori yang memilliki lebar rata-rata 6 meter
diprakirakan akan terjadi dampak berupa bangkitan lalulintas dan antrian lalulintas.
Dampak ini bersifat insidentil dan tidak menerus. Tolak ukur dampak adalah
terjadinya bangkitan lalulintas sejumlah kendaraan yang dimobilisasi dan terjadinya
antrian kendaraan akibat terganggunya lajur lalulintas dan pelambatan kecepatan
kendaraan. Besaran dampak yang terjadi ditenggang berdasarkan hasil
pengamatan bahwa volume kendaraan yang melalui koridor jalan ini rata-rata
adalah 5-6 kendaraan per menit dengan rata-rata kecepatan 40 km/jam. Sehingga
jika terjadi pelambatan kecepatan kemungkinan akan terjadi antrian kendaraan
sebanyak 2 hingga 3 antrian kendaraan. Besaran dampak relatif kecil dan
ditenggang tidak berpotensi penting.
c. Pekerjaan Persiapan
Kegiatan persiapan ini meliputi mobilisasi alat di lahan kosong sebelum dilakukan
pengerukan yang direncanakan dekat dengan pergudangan pabrik, pembuatan
base camp tenaga kerja dan penyiapan lahan parkir alat berat. Besaran dampak
yang terjadi yaitu penurunan kualitas udara akibat mobilisasi alat di lahan kosong,
peningkatan limbah cair domestik dan limbah padat yang berasal dari pembuatan
basecamp.
III-3
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Dampak yang diprakirakan terjadi adalah adanya gangguan lalulintas dari kegiatan
pembersiahan lahan dimana dampak yang terjadi dalam bentuk antrian kendaraan
yang diakibatkan oleh :
Operasional alat berat dan pekerja (khusus pada bangunan yang berada
pada daerah pinggir jalan)
Material sedimen lumpur yang tercecer disepanjang Jalan Hasyim Ashari
Masyarakat yang menonton pengerukkan situ cipondoh termasuk
pengemudi kendaraan yang melalui ruas jalan pada pengerukkan situ
cipondoh.
e. Pengerjaan Pengerukan
Pengerjaan pengerukan sesuai dengan tujuan kegiatan adalah memperdalam
elevasi dasar situ cipondoh. Oleh karena itu dampak yang akan terjadi seara
langsung terhadap objek kegiatan yaitu hilangnya/musnahnya flora/tumbuhan/
pohon yang terdapat di dalam lingkungan air situ cipondoh kemudian diiringi
dengan terjadinya migrasi hewan-hewan yang semula berhabitasi di area tersebut.
Dampak terusan yang diprakirakan terjadi adalah menurunnya kualitas udara,
hilangnya flora dan fauna disekitar situ cipondoh, terjadinya kecelakaan kerja pada
kapal keruk saat beroperasi untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja
adalah: 1) memberikan penyuluhan kepada para pekerja tentang prosedur kerja
yang benar, termasuk bagaimana mengoperasikan alat-alat yang ada
2) memberikan kepada para pekerja alat alat yang terkait dengan keselamatan
III-4
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
pekerja, seperti helm, safety shoes, sarung tangan dan kacamata yang memenuhi
standar K3 3) menyiapkan kotak P3K yang berisi obat-obatan untuk keadaan
darurat seperti obat merah, perban, salep, dan lain-lain.
f. Pengangkutan Lumpur/Sedimen
Besaran dampak yang terjadi pada pengerjaan pengangkutan lumpur sedimen
dilahan penyimpanan sementara yang dilakukan pada malam hari pukul 22.00
05.00 WIB menggunakan dump truck dengan kapasitas 12 m3 adalah terjadinya
bangkitan lalu lintas pada malam hari yang disebabkan beroperasinya truk
pengangkut sedimen/lumpur, peningkatan kebisingan yang disebabkan oleh
beroperasinya alat berat dan truck pengangkut sedimen.
III-5
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
BAB IV
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kegiatan normalisasi (pengerukan) situ
Cipondoh dijelaskan dalam tabel pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai tahapan
pekerjaan sebagai berikut :
IV-1
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Tabel IV.1
PROGRAM PENGELOLAAN dan PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
Sumber PENGELOLAAN
No Jenis Dampak Besaran Dampak
Dampak LOKASI PERIODE METODE LOKASI PERIODE DAN
UPAYA PENGELOLAAN PEMANTAUAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
I TAHAP PRAKONTRUKSI
- Observasi - Masyarakat di
1. Persepsi Kecamatan Cipondoh Selama Pelaksana :
- Setuju - Konsultasi Masyarakat langsung di koridor Jalan Selama Prakontruksi
Masyarakat dan Kecamatan Pinang Prakontruksi PT.Arenco Binatama
lapangan Hasyim Ashari
- Penerapan pertimbangan - Surat tanggapan/ Pengawas : - Camat
2. Keresahan
- Tidak Setuju lingkungan dalam proses keluhan dan Kepala Desa
Studi, Survey Masyarakat
perencanaan masyarakat Cipondoh
A Penelitian dan
Perencanaan - Setuju bersyarat Pelaporan :
IV-2
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
Pembuatan
- Peningkatan limbah
Base Pelaksana :
cair domestik dan
camp/Mess PT.Arenco Binatama
limbah padat
Pekerja
Pengawas : - Camat
Mobilisasi alat
- Penurunan kualitas dan Kepala Desa
berat di lahan
udara Cipondoh dan
kosong
Pekerjaan Pinang
C
Persiapan
Pelaporan :
- Dinas
Perhubungan Kota
Tangerang
- Badan Lingkungan
Hidup Kota
Tangerang
- Pengaturan Lalulintas dengan
Pada tahap
menempatkan petugas pengatur Sepanjang koridor jalan - Pencatatan
pekerjaan
Gangguan lalulintas untuk 2 jalur dilengkapi situ cipondoh frekuensi dan Pelaksana :
Antrian kendaraan Selama kontruksi pembersihan & Tanah warga
Lalulintas dengan peralatan /seragam yang kecamatan cipondoh intensitas antrian PT.Arenco Binatama
penimbunan
bercahaya / memantulkan cahaya dan kecamatan pinang kendaraan
lumpur
dan memasang rambu lalu lintas
Timbunan limbah
Hilangnya Flora - Melakukan koordinasi dengan Pengawas : - Camat
padat berupa - Pengukuran
Pembersihan dan migrasinya dinas/ instansi kebersihan untuk dan Kepala Desa
timbunan lumpur volume lumpur
dan fauna pembuangan limbah padat Cipondoh
sementara
Penyiapan
D Penurunan Peningkatan - Visualisasi
Penyimpanan - Penghijauan Vegetasi Pelaporan :
kualitas udara kosentrasi debu Tingkat kekeruhan
Sementara
- Pengukuran
Sedimen - Dinas
Peningktan - Pelaksanaan SOP Penanganan kedalaman situ
Perhubungan Kota
limbah padat Kemacetan Lalulintas setelah
Tangerang
pengerukan
- Badan Lingkungan
Hidup Kota
Tangerang
- Dinas Bina Marga
dan Sumber daya air
- Lalu lintas dengan
Sepanjang koridor jalan Pada waktu
menempatkan petugas pengatur Selama
1. Gangguan 1. Antrian situ cipondoh - Observasi - Jalan Hasyim pelaksanaan Pelaksana :
lalulintas untuk 2 jalur dilengkapi pengerukan situ
Lalulintas kendaraan ; kecamatan cipondoh lapangan Ashari pengerukan situ PT.Arenco Binatama
dengan peralatan/ seragam yang Cipondoh
dan kecamatan pinang Cipondoh
memantulkan cahaya
- Pengukuran Pengawas : - Camat
2. Penurunan 2. Peningkatan - Di tengah-
- Pemasangan rambu lalu lintas kualitas udara & dan Kepala Desa
Kualitas Udara Emisi : tengah situ
kebisingan : Cipondoh
Pengerjaan
E 3. Peningkatan
Pengerukan - Debu = - Pelaksanaan SOP Penanganan
Tingkat Debu : Gravimetri - Outlet Situ Pelaporan :
105g/Nm3 Penurunan Kualitas Udara
Kebisingan
- Dinas
4. Kerusakan Kekeruhan :
- SO2 = 52 g/Nm3 - Pemulihan vegetasi SO2 ; pararosalline Perhubungan Kota
vegetasi biota air Situ
Tangerang
- Badan Lingkungan
5. Kecelakaan - CO = 4124 - Pelaksanaan SOP penggunaan
NOx ; Saltzman Hidup Kota
kerja g/Nm3 kapal keruk
Tangerang
IV-3
UKL-UPL NORMALISASI SITU CIPONDOH
IV-4
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di awal
pembangunan proyek dan saat dimulainya mobilisasi tenaga kerja pendatang
dari luar lokasi proyek.
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengantisipasi keresahan masyarakat di sekitar
lokasi proyek yang mungkin terjadi baik konflik dengan pekerja proyek yang
berasal dari sekitar lokasi proyek maupun dari luar lokasi proyek. Konflik ini
dapat terjadi karena kecemburuan masyarakat terhadap pekerja pendatang
yang memperoleh kesempatan kerja lebih besar dibanding masyarakat
setempat, maupun karena perbedayaan budaya (adat dan kebiasaan) antara
pekerja pendatang dan masyarakat.
III. DEFINISI
Tokoh Formal yang dimaksud adalah kepala pemerintahan atau ketua
masyarakat setempat, seperti RT, RW/RK, Dusun, Desa / Kelurahan.
Tokoh Informal yang dimaksud adalah pemuka masyarakat, adat, atau
agama yang secara informal diakui kepemimpinannya oleh masyarakat di
sekitar lokasi proyek.
Manfaat Proyek yang dimaksud adalah manfaat bagi yang dapat menikmati
masyarakat sekitar lokasi proyek, baik selama pembangunan proyek
(seperti kesempatan kerja dan kesempatan berniaga/memasok kebutuhan
pekerja dan kebutuhan proyek) maupun setelah proyek selesai.
IV. REFERENSI
Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
Panduan Konsultasi Masyarakat Dalam AMDAL
YA
MASIH TERJADI
KERESAHAN/ MUSYAWARAH
PENOLAKAN
TIDAK
MASIH TERJADI YA
KONFLIK ANTARA
MUSYAWARAH
PEKERJA &
MASYARAKAT
TIDAK
LANJUTKAN PEKERJAAN
GAMBAR 1.
PROSEDUR PENANGANAN KERESAHAN DAN KECEMBURUAN SOSIAL
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup seluruh tahapan kontruksi yang berpotensi
menimbulkan dampak berupa kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh
kegiatan pengangkutan dan pekerjaan kontruksi
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan dampak kemacetan lalu lintas baik
disekitar lokasi proyek maupun lokasi kemacetan pada jalan yang dilalui
kendaraan saja
III. DEFINISI
Lokasi Proyek yang dimaksud adalah lokasi di sekitar kontruksi yang
bersangkutan dilaksanakan
Lokasi kemacetan pada jalan yang dilalui kendaraan kerja, yang
dimaksud adalah lokasi di jalan umum yang sudah ada dan dimanfaatkan
pengguna jalan yang mengalami kemacetan akibat kegiatan kendaraan
kerja dari proyek normalisasi (pengerukan situ).
IV. REFERENSI
Undang-undang No. 13 Tahun 1980 tentang jalan
Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 1985 tentang jalan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Normalisasi (Pengerukan) Situ Cipondoh
V. PIHAK TERKAIT
Dinas LLAJ/ Perhubungan setempat
Unit Lalu lintas dari kepolisian setempat
Direksi Proyek
Kontraktor
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup upaya meminimalkan probabilitas terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan menanggulai dampak bila terjadi kecelakaan lalu
lintas pada pengguna jalan di sekitar lokasi proyek dan di jalan umum yang
dilalui kendaraan kerja / pengangkut material dan peralatan proyek yang dapat
disebabkan oleh kegatan :
a. Pengoperasian Peralatan
b. Pengangkutan Material
c. Penumpukkan Barang/Material
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan dampak kecelakaan lalu lintas yang dapat tejadi
pada pengguna jalan selama nasa kontruksi
III. DEFINISI
Peralatan yang dimaksud adalah semua alat berat/peralatan kontruksi dan
kendaraan kerja yang digunakan selama masa kontruksi
Ceceran Material yang dimaksud adalah tumpahan material proyek dari
kendaraan pengangkut menuju atau dari lokasi proyek, lokasi
penyimpanan atau penumpukkan material.
Ceceran oli / minyak yang dimaksud adalah pelumas atau bahan bakar
yang digunakan peralatan operasional di badan situ cipondoh
Penumpukan barang / material yang dimaksud adalah tempat
penyimpanan sementara material disekitar lokasi proyek, pada saat
normalisasi (pengerukan) situ cipondoh
Alat bantu komunikasi dan visual yang dimaksud mencakup peralatan
telekomunikasi dan visual (cermin, lampu) yang diperlukan dalam
pengoperasian perlatan normalisasi (pengerukan) situ cipondoh.
Hamparan batu pecah yang dimaksud adalah lintasan kendaraan yang
dibuat di lokasi penyimpanan / pengambilan material dan AMP, yang diberi
IV. REFERENSI
Undang Undang No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
V. PIHAK TERKAIT
Dinas DLLAJ / Perhubungan setempat.
Unit Lalu lintas dari Kepolisian setempat.
Direksi Proyek.
Kontraktor.
YA
MELEWATKAN KENDARAAN
PADA HAMPARAN BATU
PECAH 50 CM
MENYEMPROTKAN DENGAN
AIR/UDARA BERTEKANAN
YA
MASIH
BERCECERAN
TIDAK
PEMBERSIHAN LOKASI
PEMANTAUAN
MASIH TERJADI KECELAKAAN LALU
KECELAKAAN LINTAS DI SEKITAR
LALU LINTAS LOKASI PROYEK
TIDAK
YA
GAMBAR 3.
PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS
I. RUANGAN LINGKUP
Prosedur ini mencakup antisiasi terhadap kebisingan dan getaran yang terjadi
sebagai akibat pengoperasian alat berat dan kapal penyedot lumpur.
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan dampak dari kebisingan atau
getaran sebagai akibat aktvitas alat berat dan kapal penyedot lumpur.
III. DEFINISI
Bangunan di sekitar lokasi proyek yang dimaksud adalah bangunan
eksisting yang sudah ada sebelum kontruksi dilaksanakan, dan secara
teknis berpotensi untuk mengalami kerusakan akibat getaran dari aktivitas
normalisasi (pengerukan) dan penyedotan lumpur.
Area sensitif yang dimaksud terdiri atas pemukiman, rumah sakit, sekolah
dan tempat ibadah di sekitar lokasi proyek.
Tumbuhan penahan kebisingan yang dimaksud adalah tumbuhan ditanam
untuk meredam getaran dan kebisingan akibat aktivitas normalisasi
(pengerukan) dan penyedotan lumpur.
IV. REFERENSI
Dokumen Kontrak Pekerjaan Jalan/Jembatan Yang Bersangkutan
V. PIHAK TERKAIT
Pemilik / penghuni / pengelolaan bangunan di sekitar lokasi proyek.
Direksi Proyek.
Kontraktor.
KAPAL PENYEDOT
LUMPUR
PENGATURAN PENANAMAN
WAKTU KERJA TUMBUHAN
PENAHAN
KEBISINGAN
LANJUTKAN
PEKERJAAN
GAMBAR 4
PROSEDUR PENANGANAN PENURUNAN KEBISINGAN
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup upaya antisipasi penurunan kualitas udara di lokasi
proyek normalisasi (pengerukan) situ cipondoh.
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan meminimalkan dampak penurunan kualitas udara
sebagai konsekuensi kegiatan normalisasi (pengerukan) situ yaitu
pengoperasian alat berat, kapal penyedot lumpur, pengangkutan material.
III. DEFINSI
Tumbuhan pelindung yang dimaksud adalah tumbuhan yang ditanam
untuk menahan penyebaran debu akibat aktivitas normalisasi (pengerukan)
situ dan pengangkutan material, disarankan yang mudah tumbuh dan
berdaun lebat / banyak.
Dust collector yang dimaksud adalah perangkat / alat penangkap /
pemyaring debu / yang dipasang di tempat sumber penyebaran debu
Penyiraman yang disetujui Direksi yang dimaksud adalah tindakan yang
meminimalkan debu lepas pada material dengan penyiraman dengan air,
selama tidak melampaui batas kadar air aggregat atau material yang
diizinkan dalam desain
IV. REFERENSI
Dokumen Kontrak Pekerjaan Normalisasi (Pengerukan) Situ Cipondoh
Yang Bersangkutan
V. PIHAK TERKAIT
Direksi Proyek
Kontraktor
TRUK PENGANGKUT
MATERIAL
LANJUTKAN PEKERJAAN
GAMBAR 5
PROSEDUR PENANGANAN PENURUNAN
KUALITAS UDARA (DEBU)
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup upaya antisipasi penurunan kualitas air dan
pencemaran tanah akibat material lumpur yang ditimbun di lokasi penimbunan
lumpur sementara
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan dampak penurunan kualitas air
(pencemaran air) dan pencemaran tanah akibat aktivitas normalisasi
(pengerukan) situ Cipondoh.
III. DEFINISI
Tempat penyimpanan lumpur sementara yang dimaksud adalah lahan
yang dipinjam dari warga untuk menampung sementara lumpur hasil
pengerukan.
IV. REFERENSI
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
V. PIHAK TERKAIT
Direksi Proyek.
Kontraktor.
PEKERJAAN PENGERUKAN
LONGSORAN MOBILISASI
PENUMPUKAN
TIMBUNAN TRUK
MATERIAL
LUMPUR PENGANGKUT
LUMPUR
PENCEGAHAN MATERIAL
MASUK KE SALURAN
DENGAN PEMASANGAN
TURAP JARING
LANJUTKAN
PEKERJAAN
GAMBAR 6.
PROSEDUR PENANGANAN PENURUNAN KUALITAS AIR
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup gangguan terhadap segala utilitas eksisting yang telah
ada di lokasi kerja sebelum aktivitas normalisasi, mobilisasi peralatan dan
kegiatan kontruksi lainnya
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kerusakan atau gangguan terhadap fungsi utlitas yangn telah ada dilokasi
proyek akibat normalisasi (pengerukan), mobilisasi peralatan dan kegiatab
kontruksi lainnya.
III. DEFINISI
Utilitas yang dimaksud adalah semua prasarana umum (air,
telekomunikasi, listrik, gas, sbb) yang berada di bawah tanah maupun
diatas tanah pada lokasi kerja proyek.
Kawasan Spesifik yang dimaksud adalah daerah tertentu yang dikelola
secara khusus oleh suatu instansi / pihak, dan memiliki jaringan utilitas
tersendiri yang dikelola oleh instansi tersebut (seperti Pelabuhan,
Pangkalan Udara, Stasiun Kereta Api, Depo Bahan Bakar, Industri, dsb).
IV. REFERENSI
Dokumen Kontrak Pekerjaan Normalisasi (Pengerukan) Situ Cipondoh yang
Bersangkutan.
V. PIHAK TERKAIT
Dinas LLAJ / Perhubungan setempat.
Perwakilan PT. TELKOM setempat.
Perwakilan PDAM setempat.
Perwakilan PGN setempat.
Perwakilan PLN Setempat.
YA
YA
APAKAH
MEMUNGKINKAN YA
UNTUK DIPINDAH ?
ADA
ALTERNATIF
YA
GUNAKAN
PINDAHKAN UTILITAS KE
RUTE
LOKASI YANG AMAN
ALTERNATIF
TIDAK
TIDAK
LAKUKAN PPEMINDAHAN MASIH
TEMPAT PENIMBUNAN TERJADI
LUMPUR SEMENTARA KERUSAKA
N
YA
PERBAIKAN SESUAI
BUKTI / DOKUMENTASI
GAMBAR 7
PROSEDUR PENANGANAN KERUSAKAN/GANGGUAN TERHADAP UTILITAS
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup penanganan lumpur yang diperoleh dari pekerjaan
normalisasi (pengerukan) lumpur di lokasi proyek dan penimbunan lumpur
sementara di tanah warga.
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan dampak dari lumpur baik dilokasi
proyek maupun di lokasi penimbunan lumpur sementara di tanah warga.
III. DEFINISI
Lumpur yang dimaksud adalah campuran cair atau semi cair antara air dan
tanah
IV. REFERENSI
Dokumen Kontrak Pekerjaan Normalisasi (Pengerukan) Situ Cipondoh yang
Bersangkutan.
V. PIHAK TERKAIT
Direksi Proyek.
Kontraktor.
YA MUNGKIN /
DIIZINKAN UNTUK
DIPINDAHKAN
LOKASINYA
DILAKUKAN PEMBONGKARAN /
PEMINDAHAN & PENYERAHAN
KEPADA PEMERINTAH TIDAK
YA MUNGKIN /
DIIZINKAN UNTUK
DIPINDAHKAN
LOKASINYA
AJUKAN PEMERINTAH
PERUBAHAN DESAIN / TIDAK
KONTRAK
LANJUTKAN
PEKERJAAN
GAMBAR 8
PROSEDUR STANDAR PENANGANAN LUMPUR
I. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup penanganan flora dan fauna baik yang dilindungi
maupun yang tidak dilindungi di area lokasi proyek dan sekitarnya yang
diperkirakan akan terganggu oleh adanya kegiatan proyek.
II. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk meminimalkan pengurangan jenis dan populasi
flora dan fauna di lokasi proyek dan sekitarnya
III. DEFINISI
Flora dan fauna yang dilindungi yang dimaksud adalah flora dan fauna
yang jumlah / populasinya dinilai langka atau terancam punah dan tidak
ditemukan keberadaannya di tempat lain.
IV. REFERENSI
Kepetusuan Presiden N0. 27 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
Dokumen Kontrak Pekerjaan Normalisasi (Pengerukan) Situ Cipondoh
yang Bersangkutan.
V. PIHAK TERKAIT
Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian setempat.
Direksi Proyek.
Kontraktor.
PEMBERSIHAN DAN
PENYIAPAN LAHAN
MENGGANGGU FLORA
DAN FAUNA YANG
DILINDUNGI
PENGAMANAN ATAU
PEMINDAHAN SEMENTARA KE
LOKASI LAIN
LANJUTKAN
PEKERJAAN
GAMBAR 9
PROSEDUR STANDAR PENANGANAN TERGANGGUNYA FLORA / FAUNA
40 g/Nm3 dari
11 Flour Indeks 30 Hari Colourimetric Lime Filter Paper
kertas lime filter
Sumber : Peraturan Pemerintah No: 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran udara
Tabel 8.1
Baku Tingkat Getaran Untuk Kenyamanan dan Kesehatan
Tabel 8.2
Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan
Getaran Batas Getaran, Peak (mm/detik)
Frekuensi
(Hz) Kategori Kategori Kategori
Parameter Satuan Kategori C
A B D
4 < 20 2,27 > 2,27 - 140 > 140
- Kecepatan
mm/detik 5 < 7,5 < 7,5 -25 > 25 -130 > 130
Getaran
6,3 < 70 < 7 -21 > 21 -110 > 110
-Frekuenzi Hz 8 < 6,0 < 6 -19 > 19 -100 > 100
10 < 5,2 < 5,2 -16 > 16 -90 > 90
12,5 < 4,8 < 4,8 -15 > 15 -80 > 80
16 < 4,0 < 4 -14 > 14 -70 > 70
20 < 3,8 < 3,8 -12 > 12 -67 > 67
25 < 3,2 < 3,2- 10 > 10 -60 > 60
31,5 < 3,0 < 3,0 -9 > 9 -53 > 53
40 < 2,0 < 2,0 -8 > 8 -50 > 50
50 < 1,0 < 1,0 -7 > 7 -42 > 42
Sumber : Lampiran II Kepmen LH No : KEP-49/MENLH/11/1996
Keterangan:
Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul
beban pada kasus khusus)
Kategori C : Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D : Rusak dinding pemikul beban
LAMPIRAN 9
Tabel 8.3
Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan
Kecepatan Getaran
Pada Bidang
Pada Fondasi datar di lantai
Kelas Tipe Bangunan paling atas
Frekuensi
Campuran
50 -100 Frekuensi
< 10 Hz 10 -50 Hz
Hz *)
Bangunan untuk keperluan
1 niaga, bangunan industri dan < 10 20 -40 40 -50 40
bangunan sejenis
Perumahan dan Bangunan
2 dengan rancangan dan <5 5 -15 15 -20 15
kegunaan sejenis
Struktur yang karena sifatnya
peka terhadap getaran, tidak
seperti tersebut pada No.1
3 <3 3 -8 8 -10 8,5
dan 2 dan mempunyai nilai
budaya tinggi, seperti
bangunan yang dilestarikan
Sumber: Lampiran III Kepmen LH No: KEP-49/MENLH/11/1996
*)Catatan: Untuk frekuensi > 100 HZ, sekurang-kurangnya nilai yang tersebut dalam kolom harus
dipenuhi
Tabel 8.4
Baku Tingkat Getaran Kejut
Kecepatan Getaran
Kelas Jenis Bangunan Maksimum
(mm/detik)
Peruntukan dan bangunan kun yang
1 2
mempunyai nilai sejarah tinggi
Bangunan dengan kerusakan yang sudah
2 5
ada, tampak keretak-retakan pada tembok
Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang
3 baik, ada kerusakan-kerusakan kecil seperti 10
plesteran yang retak
Bangunan "kuat" (misalnya bangunan
4 10 -40
industri terbuat dari beton atau baja
Sumber : Lampiran IV Kepmen LH No: KEP-49/MENLH/11/1996
LAMPIRAN 10
TABEL 9
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Ambang Batas
No Jenis Kendaraan
CO (%) HC (ppm) Ketebalan Asap
Sepeda motor 2 (dua) langkah
1 dengan bahan bakar bensin 4,5 3000
dengan bilangan oktan 87
Sepeda motor 4 (dua) langkah
2 dengan bahan bakar bensin 4,5 2400
dengan bilangan oktan 87
Kendaraan bermotor selain sepeda
3 motor dengan bahan bakar bensin 4,5 1200
dengan bilangan oktan 87
Kendaraan bermotor selain sepeda Ekivalen 50%
motor dengan bahan bakar solar/ Bosch pada
4 - -
diesel dengan bilangan sentana diameter 102 mm
45 atau opasiti 25%
Sumber : Kepmen LH No: KEP-35/MENLH/10/1993
LAMPIRAN 11
Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Dataran
Peruntukan
Aspek / Sifat Fisik dan
Hayati Lingkungan Pemukiman dan Daerah Tanaman Pangan Lahan Tanaman Pangan Lahan
Tanaman Tahunan
Industri Basah Kering dan Peternakan
1. Topografi
1.1 Lubang galian
> 1 m di atas muka air tanah Melebihi muka air tanah > 10 cm di bawah muka air Melebihi muka air tanah
a. Kedalaman
pada musim hujan pada musim hujan tanah pada musim hujan pada musim hujan
b. Jarak < 5 m dari batas SIPD <5m <5m <5m
1.2 Dasar Galian
a. Perbedaan relief
>1m >1m >1m >1m
dasar galian
b. Kemiringan dasar
>8% >8% >3% >8%
galian
1.3 Dinding galian
a. Tebing teras Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m Tinggi > 3 m
b. Dasar teras Lebar < 6m Lebar < 6m Lebar < 6m Lebar < 6m
2. Tanah
Tanah yang
dikembalikan sebagai < 25 cm < 50 cm < 25 cm < 25 cm
tanah penutup
3. Vegetasi
3.1 Tutupan tanaman < 20 % tanaman tumbuh di
budidaya seluruh lahan penambangan
< 50 % tanaman tumbuh
3.2 Tutupan tanaman
di seluruh lahan
tahunan
penambangan
< 50 % tanaman tumbuh di
3.3 Tutupan tanaman lahan
seluruh lahan
basah
penambangan
3.4 Tutupan tanaman lahan < 50 % tanaman tumbuh di
kering / tumpul seluruh lahan penambangan
Sumber: Lampiran I Kepmen LH No: KEP-43/MENLH/10/1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan
Galian Golongan C Jenis Lepas di Dataran
TABEL II.1 PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH SITU CIPONDOH