Disusun Oleh:
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dan mendistribusikan Obat, obat tradisonal dan kosmetik untuk dapat memenuhi
kebutuhan pasar dan masyarakat.Industri farmasi adalah salah satu lapangan kerja
bagi Ahli Madya Farmasi yang merupakan suatu badan usaha yang memiliki izin
dari Menteri kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan
obat.
tersebut diatur dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan
Agar dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal, maka kita dapat
memanfaatkan tanaman obat yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat
tradisional maupun disintesis menjadi suatu obat jadi sebagai solusi masalah
kesehatan. Oleh karena itu, industri obat tradisional selaku produsen obat
tradisional dituntut untuk menghasilkan obat tradisional yang aman (safe), manjur
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
beberapa tingkatan, yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Jamu
adalah obat tradisional Indonesia yang belum dilakukan uji pra klinik maupun
klinik, sedangkan obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan
bahan bakunya telah terstandarisasi dan Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra
klinik dan uji klinik, serta bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi.
tradisional
1. Tempat Pelaksanaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Tahun 1996 - Menempati lokasi yang lebih luas di Jl. Hasanudin No.
1Semarang.
3
8. 2012
9. 2016- Sertifikat Halal dari LPOM MUI untuk sediaan Tablet, Pil,
Visi
Misi
total 7.302 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 24.341 m2 dan terdiri atastiga
4
Lantai pertama terdiri dari beberapa area, yaitu :
1. Kantor (ruang direktur, ruang manager, ruang staff, ruang administrasi, ruang
2. Prasarana produksi :
WIP)
3. Prasarana pendukung :
a. Pengolahan limbah
b. Pengolahan air RO
c. Lapangan parker
d. Dapur
e. Kantin
f. Toilet
g. Ruang laundry
h. Ruang istirahat
i. Ruang ganti
j. Musholla
2. Prasarana produksi :
5
a. Kelas E : produksi serbuk seduhan, cairan obat luar, granul
kapsulmanual
1. Mastin
2. Tulak
3. Niran
4. Kenis
5. Bilon
6
2.1.5 Tahapan ekstraksi di PT. Industri Jamu Borobudur
obat tradisional, karena bagian inilah yang bewenang untuk meluluskan atau
menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk jadi. Sehingga
produk yang dihasilkan selalu dapat memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan
7
spesifikasi, identitas dan karakteristik yang telahditetapkan.
adalah pemeriksaan terhadap semua hal yang berpengaruh pada setiap tahap
Reverse Osmosis) dan pengujian air limbah. Kegiatan bagian QC secara umum
Inspeksi produkakhir
8
Inspeksi sampel dari pembelian, R&D atau sampellain
(viskositas)
Kalibrasi internal
awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi dengan menggunakan label
status “RELEASE QC” warna hijau jika lulus pengujian, label status “HOLD QC”
warna kuning jika masih dalam proses karantina dan label status “REJECT QC”
9
warna merah jika tidak sesuai spesifikasi. Tanggal pemberian status serta paraf
jaminan kualitas masing – masing produk sesuai dengan standart farmasi. Untuk
produk termasuk bahan mentah dan bahan jadi telah melalui proses Quality
Control sehingga aman dikonsumsi dan benar-benar telah diuji pada setiap
batchnya.
Kegiatan ini dilakukan oleh 3 orang analis, yaitu untuk kelas E dan 2
analis untuk kelas F. Uraian masing masing kegiatan dpat dilihat pada penjelasan
berikut ini.
1. Kelas E
Inspeksi IPC pada saat proses produksi di kelas E secara umum meliputi
kemasan, suhu dan kelembaban ruang pengolahan, kebersihan ruang dan alat
produksi, dll.Sarana pendukung yang digunakan dalam IPC yang berada di kelas
E antara lain alat uji kebocoran kemasan Multivac, alat uji kekerasan kaplet,
Pada saat proses produksi kapsul, suhu dan kelembaban ruangan harus
memenuhi standar. Suhu ruangan haruslah <28°C dan kelembaban 60% pada area
filling kapsul, area sortir kapsul dan area pengemasan primer kapsul. Hal ini
10
2. Kelas F
pengemasan sekunder dan tersier. Secara umum meliputi inspeksi posisi dan
kebenaran hasil coding kemasan, inspeksi kondisi fisik kemasan, inspeksi hasil
Bahan baku pada sediaan obat tradisional seperti jamu pada umumnya
mikroba dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang
Khamir (AKK) terhadap produk, air RO dan hasil Swab-test (pengujian sanitasi
dan higiene dari alat / mesin). Teknik yang digunakan untuk isolasi mikroba dari
Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk
menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji angka
bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan
11
waktu yang sesuai.
adanya cemaran jamur dalam sediaan yang diperiksa, sedangkan Angka Lempeng
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air suatu sampel yang berupa
kecil simplisia. Alat yang digunakan dalam pengujian LOD ini adalah moisture
balance MB45 dan Kern DLB. Pengukuran kadar air ini penting dilakukan karena
pencemaran mikroorganisme.
adalah mengambil sampel kapsul atau pil sebanyak 10 butir, ditimbang satu
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan sampel hancur dalam medium yang
sesuai hingga tidak ada bagian sampel yang tertinggal di atas kasa alat uji.Alat uji
12
suhu ± 37OC.Standar waktu hancur untuk sediaan kapsul adalah <15 menit,
sediaan pil <60 menit dan untuk sediaan kaplet <60 menit.
4.Uji Brix
digunakan mengukur glukosa pada pembuatan pil, glukosa ketika datang dan
untuk mengukur madu. Alat yang digunakan adalah hand refractometer. Standar
yang digunakan glukosa pada pembuatan pil adalah 75±1 brix, jikamasih terlalu
kocok dan lulur.Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah viscometer.
Standar viskositas untuk sediaan gel 108.000-162.000 cps, sediaan cream 80.000-
130.000 cps dan untuk lulur 40.000-90.000 cps (spindle 6; rpm 5). Sedangkan
standar viskositas untuk sediaan parem kocok adalah 70-100 cps (spindle 2; rpm5)
bahan baku dari supplier. Salah satu pengujiannya adalah KLT dan
maupun fragmen khas dari bahan yang disesuaikan dengan literatur untuk
Kromatografi Lapis Tipis, selanjutnya diamati pada UV 254 nm dan 366 UV-
Cabinet CAMAG.
13
7.Pengujian Air
sifat fisis air berupa pH, konduktivitas dan TDS (Total Dissolved Solid). Kadar
pH standar antara 6,5-8,5; daya hantar listrik / konduktivitas standar antara 50-
1500 µs dan TDS standar <500 ppm. Alat yang digunakan untuk mengukut ketiga
8.Pengujian Limbah
(Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), fenol dan pH. Standar
hasil pengujian ini mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah untuk Limbah Industri Jamu.
Chromatography) biasanya dilakukan untuk memeriksa kadar zat aktif yang ada
di dalam ekstrak atau produk secara kuantitatif. Sampel yang akan diuji dengan
HPLC sebelumnya diberi perlakuan agar gelembung gasnya hilang dan tidak
14
10.UV-Vis Spektofotometer
laboratorium biasanya untuk memeriksa kadar zat aktif ekstrak / produk dengan
PT. Industri Jamu Borobudur memiliki lebih dari 100 peralatan dan mesin
untuk keperluan produksi. Beberapa mesin yang dimiliki PT. Industri Jamu
Borobudur, misalnya :
1. Kelas E :
• Mesin pengisian kapsul : Chin Yi, Macofar, Bosch GKF 1500 &
700
15
2. Kelas F :
3. Laboratorium :
• Ultrasonik BRANSON
• Oven Memmert
• Ultrameter II ® yaitu alat uji pH, konduktivitas serta TDS dari air
Shimadzu
• UV Cabinet CAMAG
16
2.2.2 Pengolahan Limbah PT. Jamu Borobudur
dari dua macam, yaitu limbah cair dan limbah kering.Untuk limbah kering
dibedakan mejadi dua lagi, limbah organik dan anorganik. Sampah dikumpulkan
dalam tong sampah yang sudah disediakan, pengambilan sampah dilakukan setiap
akhir produksi, setelah itu sampah dibuang ke tempat penampungan sampah untuk
dapat dilihat pada alur gambar dibawah ini, dimana seperti yang terlihat,
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
jamur Borobudur dengan 3 tahap yaitu perkolasi, evaporasi dan vakum belt
Kadar zat aktif, Waktu Hancur, Kadar Air, Keseragaman Bobot, Viskositas,
18
DAFTAR PUSTAKA
19