Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah pedoman yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI SK Menkes RI
No.34/Menkes/SK/II/2018 sebagai suatu persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri
farmasi untuk dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin
keamanannya dalam mengkonsumsi obat-obatan yang dihasilkan dan mendapatkan mutu
obat yang baik. Dalam makalah ini akan membahas tentang status kualifikasi peralatan
dan sarana yang relevan misal sistem tata udara (HVAC/AHU), tekanan udara,
kelembaban, temperatur, pengolahan air dalam industri farmasi.
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara - termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti 'vapors' dan
'fumes'). Sistem Tata Udara memegang peran penting dalam industri farmasi untuk
memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk, memastikan produksi
obat yang bermubr serta memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil. Sistem
Tata Udara juga dapat memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan
berbahaya melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan
tersebut.
Karena perannya yang penting, Sistem Tata Udara ini perlu didesain, dibuat, di-
commissroning dikualifikasi, dioperasikan dan dirawat dengan tepat sesuai tujuan
penggunaannya. Sistem Tata Udara mengonsumsi energi yang besar dalam
pengoperasiannya sehingga untuk menentukan efisiensi kinerja memerlukan pertimbangan
baik melalui Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) maupun melalui Good Engineering
Practice/ GEp (Cara Rekayasa yang Baik).
BAB II

ISI

Definisi
Air Handling Unit adalah suatu sistem peralatan yang berfungsi untuk mengkondisikan
”Ruang Bersih” suatu ruangan proses produksi dengan pengkondisian tertentu masalah partikel,
suhu udara, kelembaban udara, pola aliran udara dan jumlah cemaran. Jadi AHU merupakan salah
satu cara pengkondisian ruangan dalam produksi farmasi agar lebih terkontrol dan terjaga dari
kontaminasi baik itu dari jumlah cemaran mikroba dan partikel-partikel udara yang tidak sesuai,
dengan suhu udara, kelembaban, dan pola aliran udara terkontrol yang menyebabkan hasil
produksi berkualitas dan aman.

Spesifikasi AHU meliputi:


- Komponen utama dan penunjang sistem unit cooling (indoor dan outdoor)
Dalam komponen ini AHU memiliki dua unit yaitu cooling dan blower.Cooling berfungsi
untuk mengontrol suhu (temperatur/t) dan kelembaban relatif (relative humidity/RH) udara
yang akan didistribusikan ke ruangan produksi agar sesuai dengan yang diinginkan.
Sedangkan blower yang berfungsi menggerakkan udara di sepanjang sistem distribusi
udara yang terhubung dengannya.

- Komponen sistem filtrasi

Filtrasi digunakan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam sistem AHU agar
udara yang dihasilkan untuk ruangan dapat sesuai dengan yang diinginkan agar partkel-
partikel udara yang dapat menyebabkan kontaminasi produk dapat dihindarkan, terdapat 3
tahapan filtrasi yaitu :
a. Pre-filter, dengan efisiensi sebesar 30-40%
b. Medium-filter, efisiensi sebesar 90-95%
c. HEPA-filter, efisiensi sebesar 99,99%
Penggunaan 3 tahap filtrasi dengan efisiensi yang berbeda ini diharapkan dapat
membuat udara yang masuk kedalam ruang produksi dapat dikontrol dari kontaminasi.

- Komponen sistem ducting

Ducting merupakan saluran tertutup untuk mengalirkan udara. Pipa penghubung ini
harus mempunyai spesifikasi yang khusus agar dapat mengalirkan udara bersih dari filter
ke dalam setiap ruangan produksi tanpa mengalami pengaruh dari lingkungan luar seperti
panas dan kelembaban yang berbeda. Ducting memiliki dumper yang berfungsi mengatur
jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi agar sesuai dengan yang
diinginkan. Ada bagian untuk menyuplai udara yang masuk (supply) dan ada bagian yang
bertugas menarik udara yang keluar dan dibawa kembali ke filtrasi (return).

Kualifikasi Kinerja HVAC (KKHVAC) di Industri Farmasi dilakukan setelah


Kualifikasi Desain, Instalasi, Operasional selesai dan memenuhi syarat. Hal pertama yang
dilakukan untuk kualifikasi kinerja HVAC adalah menentukan parameter kritis dan non
kritis pada kualifikasi kinerja. Penentuan parameter kritis dan non kritis menggunakan
analisis resiko/kajian resiko semua komponen, subsistem dan pengendalian dari sistem
HVAC.
Parameter Kritis adalah semua parameter yang akan mempengaruhi mutu produk,
atau komponen yang berdampak langsung pada mutu produk. Semua parameter kritis
tersebut hendaklah dicakup dalam kualifikasi.

Parameter kritis dalam Kualifikasi Kinerja HVAC pada umumnya adalah


1. Jumlah partikel
sesuai dengan kelas kebersihan yang didukung oleh HVAC. Dalam KK HVAC
sebaiknya ditentukan letak dan jumlah sampling atau dituangkan dalam kajian
resiko. Perhitungan jumlah lokasi titik pengukuran partikel diukur dengan akar luas
ruangan. Misalnya luas ruangan 32 m2, maka jumlah minimum titik lokasi
pengukuran ruangan tersebut adalah 5,65 dibulatkan menjadi 6 titik lokasi. Akan
tetapi mulai ISO/FDIS 14644-1: 2015 jumlah perhitungan dengan akar luas
ruangan sudah tidak dipergunakan lagi.
2. Suhu-RH
suhu dan RH (relative humidity) merupakan parameter yang sangat berkaitan dan
biasanya diukur bersamaan dalam satu unit alat. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu dan RH adalah thermohygrometer. Thermohygrometer ini biasanya
telah dipasang pada masing-masing ruangan pada area produksi. Pencatatan secara
manual dalam interval waktu tertentu(30, 60 menit).Dapat juga menggunakan
thermohygrometer yang dilengkapi dengan data logger sehingga pencatatan
otomatis dan langsung bisa ditransfer data ke komputer.
3. Jumlah pertukaran udara
dalam ruangan perjam atau ACH (Air Change Hour). Cara perhitungan dapat
dibaca disini. khusus untuk kelas kebersihan A diukur juga kecepatan udara
dibawah terminal dengan syarat 0,36-0,54 m/s. Pertukaran udara dapat
menggunakan alat anemometer atau balometer.
4. Perbedaan tekanan antar ruangan
Perbedaan tekanan udara antar kelas ruangan menurut CPOB sebesar 10-15 Pa
(CPOB 2012 halaman 142) dan menurut ISO 14644-3 Aneks B5
direkomendasikan 15 Pa. Untuk kelas kebersihan yang sama secara umum
disepakati 5 Pa. Pengukuran beda tekanan dapat diukur dengan melihat manometer
yang terpasang pada ruangan atau dengan alat pengukur perbedaan tekanan
portable. Biasanya manometer terpasang pada masing-masing pintu ruangan.
Pencatatan secara manual dalam interval waktu tertentu Untuk gedung yang sudah
menerapkan BAS, pencatatan secara realtime dan dibaca di komputer.
5. Recovery times
Sebaiknya juga dalam kualifikasi kinerja HVAC mengukur recovery time /clean-
up times HVAC, terutama untuk ruangan steril dengan kelas kebersihan A,B,C dan
D. Recovery time adalah waktu yang diperlukan bagi sistem HVAC
untuk membersihkan ruangan yang disuplai sehingga memenuhi semua parameter
kritis dalam ruangan. Recovery time ini sangat penting diukur karena sangat
mungkin HVAC mengalami kegagalan operasi, misal mati listrik. Dengan
mengetahui recovery time bisa diketahui waktu dimana ruangan memenuhi syarat
sehingga kegiatan produksi dapat dilanjutkan. Menurut CPOB kegiatan produksi
harus dilakukan pada ruangan yang telah memenuhi syarat sesuai dengan kelas
kebersihannnya. Tidak ada regulasi internasional yang mengatur berapa lama
recovery time seharusnya, akan tetapi secara umum disepakati recovery times
adalah kurang dari 15 menit. Menurut CPOB recovery times operasional 15-20
menit (Angka acuan).
6. Jumlah Mikroba
Batas mikroba sebaiknya ditetapkan terutama untuk kelas kebersihan A,B,C dan D
sesuai dengan CPOB :
Untuk kelas kebersihan E, batas mikroba ditentukan sendiri oleh industri farmasi.
Akan lebih baik lagi terdapat pengukuran tes kebocoran HEPA dan Visualisasi aliran
udara dalam ruangan.
KK HVAC dilakukan pada kondisi Non Operasional dan Kondisi Operasional pada
kelas ruangan ABC. Untuk kelas D dan E hanya dilakukan pada kondisi Non Operasional.
Sesuai dengan CPOB halaman 23:

Kualifikasi Kinerja HVAC dilakukan selama 5 hari berturut-turut menurut POPP


CPOB 2012 halaman 663 :“Ruang bersih dan sarana udara bersih dinyatakan
terkualifikasi setelah diperoleh hasil yang stabil dan memenuhi persyaratan selama 5 hari
berturut-turut pada kondisi nonoperasional.” Lima hari berturut-turut diatas disyaratkan
dalam konteks pembuatan produk steril sehingga ruangan yang disuplai HVAC adalah
ruangan kelas kebersihan ABC dan D. Untuk kelas kebersihan E tidak diatur berapa hari
untuuk dilakukan kualifikasi ruangannya, ada baiknya mengikuti 5 hari secara berturut-
turut.

Kualifikasi AHU
Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem
yang digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria yang
diinginkan dan konsisten.
Secara umum, jenis kualifikasi yang dilakukan ada 4 tahapan, yaitu :

A. Kualifikasi Desain
adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau
peralatan baru. Kualifikasi Desain (KD) diartikan sebagai dokumen yang
memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan sesuai untuk tujuan
yang diinginkan.
Kualifikasi Desain bertujuan menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem
atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam CPOB yang berlaku. Jadi KD dilakuakan sebelum sistem AHU ini
dibeli/dipasang/dibangun. Dalam skala industri, KD tidak dilakukan dikarenakan sudah
ada User Requirement Specification sebelum dibangun kepada pihak kontraktor sehingga
jika pada USR terdapat ketidaksesuaian, dapat dilakukan pergantian dan perbaikan.
Sasaran/target dari pelaksanaan DQ adalah:
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun
(rancang bangun) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam CPOB (GMP
complience).
2. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun
(rancang bangun) memperhatikan aspek aspek keamanan dan kemudahan operasional
(HAZOPs – Hazard and Operation Studies).
3. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan, telah dilengkapi dengan modul
desain, gambar teknis dan spesifikasi produk secara lengkap.
4. Khusus untuk bangunan industri farmasi, rancang bangun/Rencana Induk Pembangunan
(RIP) sudah mendapat persetujuan dari Badan POM.

B. Kualifikasi Instalasi
adalah dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh aspek kunci dari
instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan tujuan desainnya dan mengikuti
rekomendasi yang diberikan oleh industri pembuat. Kualifikasi Instalasi (KI) dilakukan
terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi.
Tujuan Kualifikasi Instalasi ini menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem
atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam dokumen
pembelian, manual alat yang bersangkutan dan pemasangannya dilakukan memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadi KI dilakukan pada saat pemasangan atau instalasi
mesin atau peralatan produksi atau sarana penunjang.
Untuk mendokumentasikan kualifikasi instalasi tersebut dibuat Protokol
Kualifikasi Instalasi AHU non betalaktam. Selanjutnya hasil dari kualifikasi instalasi
tersebut dilaporkan dalam bentuk Laporan Kualifikasi Instalasi AHU Non-Betalaktam.
Metode dalam kualifikasi instalasi Sistem AHU dengan cara diperiksa berdasarkan
pemeriksaan visual dari alat yang dipasang sesuai dengan protokol yang
ditetapkan.Kemudian Protokol tersebut akan mendokumentasikan instalasi yang benar
dari Air Handling Unit Non Betalaktam serta memastikan bahwa instalasi tersebut sesuai
dengan spesifikasi desain. Setiap penyimpangan atau kejanggalan yang terjadi selama
pengerjaan akan didokumentasikan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi identitas, konstruksi, komponen
dan assesoris yang ada pada Air handling Unit dan hasil dicatat dalam daftar periksa
kualifikasi instalasi.
Laporan akan menjelaskan bahwa semua kriteria instalasi telah dilakukan dengan
benar. Jika semua spesifikasi yang dilakukan sesuai dengan apa yang ada didalam
dokumen pembelian, buku manual dan User Requirement Spesification maka telah
memenuhi kualifikasi instalasi. Akan tetapi jika tidak memenuhi salah satu spesifikasi
maka perlu dilakukan kualifikasi ulang ataupun pengembalian alat tersebut ke produsen.
Sasaran/target dari pelaksanaan IQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana desain yang telah
ditentukan (GMP complience).
2. Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan pembersihan, dan lain-lain).
3. Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan pemantauan
(monitor) sesuai dengan penggunaannya.
4. Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem atau peralatan
pengaman yang sesuai.
5. Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dan lain-lain telah
tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan penggunaannya.
Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia dan terpasang
dengan benar.

C. Kualifikasi Operasional
Diartikan sebagai dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas,
sistem dan peralatan yang telah diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan
pada rentang operasional yang diantisipasi.
Menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi
bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan merupakan tujuan dari
Kualifikasi Operasional. Jadi KO dilaksanakan setelah pemasangan atau instalasi mesin
atau peralatan produksi atau sarana penunjang dan digunakan sebagai test mesin/peralatan.
Dalam kualifikasi operasional, AHU akan dioperasikan sesuai protap Cara
Pengoperasian Air Handling Unit Non Betalaktam dan hasilnya dicatat pada daftar periksa
kualifikasi operasional. Proses kualifikasi dianggap valid (kualifikasi lulus) apabila seluruh
parameter pada metode pengujian telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi spesifikasi.
Kualifikasi Operasional dilakukan setelah Kualifikasi Instalasi selesai
dilaksanakan, dikaji dan disetujui. KO mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
1. Pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, sistem dan
peralatan; dan
2. Pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional
atas dan bawah, sering dikenal sebagai kondisi terburuk (worst case).
Sasaran/target dari pelaksanaan OQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan bekerja sesuai rencana desain dan
spesifikasi.
2. Memastikan bahwa kapasitas mesin atau peralatan secara actual dan operasional telah
sesuai dengan rencana design yang telah ditentukan.
3. Memastikan bahwa parameter operasi yang berdampak terhadap kualitas produk akhir
telah bekerja sesuai dengan rancangan design yang telah ditentukan.
4. Memastikan bahwa langkah operasi (urutan tata cara kerja) berdasarkan petunjuk
operasional, telah sesuai dengan waktu dan peristiwa dalam operasi secara berurutan.
D. Kualifikasi Kinerja
Merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem dan
peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan, dapat bekerja secara efektif dan memberi
hasil yang dapat terulang, berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui.
Tujuan dari kualifikasi terakhir yaitu untuk menjamin dan mendokumentasikan
bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan dengan cara menjalanakan sistem sesuai dengan tujuan penggunaan.
KK dilakukan setelah KI dan KO selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. KK
mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
1. Pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi
atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, fasilitas,
sistem dan peralatan;
2. Uji yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan
bawah.
Sasaran/target dari pelaksanaan PQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunakan bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan Placebo (kondisi ini dilakukan pada saat
pelaksanaan Kualifikasi Operasional/KO)
3. Selanjutnya dengan menggunakan produk (obat) dan pada kondisi produksi normal.
Penilaian Kualifikasi Kinerja (PQ) AHU dilakukan dengan mengoperasikan AHU
sesuai dengan Protap Pengoperasian AHU. Pengujian dilakukan selama 3 hari berturut
turut dengan 3 kali pengamatan. Evaluasi dilakukan terhadap parameter-parameter kritis :
Suhu
Suhu untuk ruangan berkisar antara 20-270C agar memenuhi syarat yang berlaku.
Kelembaban
Maksimal kelembaban untuk ruangan produksi yaitu 70%RH agar memenuhi syarat.
Kecepatan Aliran Udara Kapasitas dalam ruangan
Kecepatan aliran udara yang didistribusikan kedalam ruangan dimonitor dan diketahui
apakah arah aliran udara sesuai dengan yang diinginkan atau tidak dengan menggunakan
pita.
Kecepatan Aliran Udara Kapasitas Udara Yang dihisap
Udara yang dihisap dari ruangan dimonitor diketahui arah alirannya apakah sesuai atau
tidak dengan yang ditetapkan dengan cara memasang pita.
Pertukaran udara perjam
Pertukaran udara perjam untuk tiap ruangan antara range 5-20x perjam agar memenuhi
persyaratan.
Jumlah Partikel
Batas maksimum jumlah partikel ukuran 0,5 mikron yang diijinkan 3,5 x 10 6. Sedangkan
jumlah partikel ukuran 5 mikron criteria penerimaan maksimum adalah 20000.
Pengukuran mikrobiologis ruangan
Pemantauan mikrobiologis dilakukan dengan penghitungan angka lempeng total dengan
persyaratan yang ditentukan adalah kurang dari 100 UPK/4 jam.
Perbedaan tekanan udara
Pemantauan perbedaan tekanan antara ruangan dengan koridor antara ruangan grey area
dengan black area yaitu 5-20 Pa dengan kondisi tekanan udara koridor lebih besar
dibanding tekanan udara didalam ruangan (koridor bersih).

Kabel power Indoor Fan


OUTDOOR AC Pipa Refrigerant
Kabel Kontrol Indoor AC ke Outdoor AC
Kabel power supply
ke Outdoor Unit AC
Volume Damper
Copper tube 3/8" Heater Boster Fan
Kabel power Heater 20 % Fresh-air intake

Pre Filter
Eff. 35%

Return Plenum Box


Kabel power supply
ke Booster Fan Pre Filter
Eff. 35%
Medium Filter INDOOR AC
Eff. 80%
Hepa Filter
Eff. 99.95% ( H13 )

80 % Circulated

Supply Air Diffuser Volume Damper


Panel AC Perforated Kabel Thermostat
Pre Filter
Press. Gauge u/ monitor filter Eff. 35%

Inverter dipasang dalam R. Indoor Unit


Thermostat

Press. Differential Transmitter Dwyer Magnehelic u/ monitor Return Air


( dipasang di dalam Panel ) tekanan udara dlm ruang

DESIGNED & PROPOSED BY :


SKEMATIK SISTEM HVAC  
Gambar Sistem Tata Udara dan Komponennya(CPOB,2013)   
Central Air Conditioner Division NTS
PROYEK : KIMIA FARMA ( Persero ) Tbk. PLANT MEDAN Jl KL. Yos Sudarso No.09 KM.7,2 Medan
Telp. (061) 6611500 line 4 Fax. (061) 6615911
Tabel Komponen HVAC
Komponen Fungsi

Mencegah masuknya serangga, daun dan


Weather louvre
kotoran

Silencer Meminimalkan bising dari sirkulasi udara

Penyesuaian otomatis volume udara,


Flow rate control
mengontrol tekanan

Control damper Penyesuaian volume udara (tekanan)

Heating unit Memanaskan udara ke suhu yang sesuai

Cooling Memnidingkan udara ke suhu yang sesuai atau


unit/dehumidifier menghulangkan uap air dari udara

Menyesuaikan kelembapan udara yang sesuai


Humidifier
bila terlalu rendah

Mengeliminasi partikel dengan dimensi tertentu


Filter
dan/atau mikroba

Ducts Wadah jalannya udara

Diffuser Lubang/device untuk aliran udara ke ruangan


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fauzan. 2014. Sistem HVAC. http://www.slideshare.net/drivenbyzan/sistem-hvac

BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI

Badan POM RI, 2013. Petunjuk Teknis Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi, Jakarta.

BPOM RI. 2013. Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi. Badan POM RI
Jakarta.

file:///D:/FF/MFI/itheng_cemani_%20WATER%20TREATMENT%20IN%20PH
ARMACEUTICAL%20INDUSTRI_%20PENGOLAHAN%20AIR%20DI
%20INDUSTRI%20FARMASI.html

https://www.academia.edu/5181100/PROSES_PENGOLAHAN_AIR_INDUSTR I_FARMASI

Muchammad, 2006. Pengaruh Temperatur Regenerasi terhadap Penurunan


Kelembaban Relatif dan Efektifitas Penyerapan Uap Air pada Alat Uji dehumidifier
dengan desiccant Silica Gel, Jurnal Momentum, Vol. 2 (2).

Priyambodo, B. 2007 . Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama;


Yogyakarta.

Priyambodo, Bambang. 2014. Sistem Tata Udara (AHU/HVAC).

https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-industri-
farmasi/sistemtata-udara-ahuhvac/.

Schrader, Michael. 2012. EngineeringComponets .http://www. coroflot.


com/michaelschrader/engineering-componets.

Anda mungkin juga menyukai