PENDAHULUAN
CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah pedoman yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI SK Menkes RI
No.34/Menkes/SK/II/2018 sebagai suatu persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri
farmasi untuk dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin
keamanannya dalam mengkonsumsi obat-obatan yang dihasilkan dan mendapatkan mutu
obat yang baik. Dalam makalah ini akan membahas tentang status kualifikasi peralatan
dan sarana yang relevan misal sistem tata udara (HVAC/AHU), tekanan udara,
kelembaban, temperatur, pengolahan air dalam industri farmasi.
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara - termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti 'vapors' dan
'fumes'). Sistem Tata Udara memegang peran penting dalam industri farmasi untuk
memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk, memastikan produksi
obat yang bermubr serta memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil. Sistem
Tata Udara juga dapat memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan
berbahaya melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan
tersebut.
Karena perannya yang penting, Sistem Tata Udara ini perlu didesain, dibuat, di-
commissroning dikualifikasi, dioperasikan dan dirawat dengan tepat sesuai tujuan
penggunaannya. Sistem Tata Udara mengonsumsi energi yang besar dalam
pengoperasiannya sehingga untuk menentukan efisiensi kinerja memerlukan pertimbangan
baik melalui Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) maupun melalui Good Engineering
Practice/ GEp (Cara Rekayasa yang Baik).
BAB II
ISI
Definisi
Air Handling Unit adalah suatu sistem peralatan yang berfungsi untuk mengkondisikan
”Ruang Bersih” suatu ruangan proses produksi dengan pengkondisian tertentu masalah partikel,
suhu udara, kelembaban udara, pola aliran udara dan jumlah cemaran. Jadi AHU merupakan salah
satu cara pengkondisian ruangan dalam produksi farmasi agar lebih terkontrol dan terjaga dari
kontaminasi baik itu dari jumlah cemaran mikroba dan partikel-partikel udara yang tidak sesuai,
dengan suhu udara, kelembaban, dan pola aliran udara terkontrol yang menyebabkan hasil
produksi berkualitas dan aman.
Filtrasi digunakan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam sistem AHU agar
udara yang dihasilkan untuk ruangan dapat sesuai dengan yang diinginkan agar partkel-
partikel udara yang dapat menyebabkan kontaminasi produk dapat dihindarkan, terdapat 3
tahapan filtrasi yaitu :
a. Pre-filter, dengan efisiensi sebesar 30-40%
b. Medium-filter, efisiensi sebesar 90-95%
c. HEPA-filter, efisiensi sebesar 99,99%
Penggunaan 3 tahap filtrasi dengan efisiensi yang berbeda ini diharapkan dapat
membuat udara yang masuk kedalam ruang produksi dapat dikontrol dari kontaminasi.
Ducting merupakan saluran tertutup untuk mengalirkan udara. Pipa penghubung ini
harus mempunyai spesifikasi yang khusus agar dapat mengalirkan udara bersih dari filter
ke dalam setiap ruangan produksi tanpa mengalami pengaruh dari lingkungan luar seperti
panas dan kelembaban yang berbeda. Ducting memiliki dumper yang berfungsi mengatur
jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi agar sesuai dengan yang
diinginkan. Ada bagian untuk menyuplai udara yang masuk (supply) dan ada bagian yang
bertugas menarik udara yang keluar dan dibawa kembali ke filtrasi (return).
Kualifikasi AHU
Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem
yang digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria yang
diinginkan dan konsisten.
Secara umum, jenis kualifikasi yang dilakukan ada 4 tahapan, yaitu :
A. Kualifikasi Desain
adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau
peralatan baru. Kualifikasi Desain (KD) diartikan sebagai dokumen yang
memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan sesuai untuk tujuan
yang diinginkan.
Kualifikasi Desain bertujuan menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem
atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam CPOB yang berlaku. Jadi KD dilakuakan sebelum sistem AHU ini
dibeli/dipasang/dibangun. Dalam skala industri, KD tidak dilakukan dikarenakan sudah
ada User Requirement Specification sebelum dibangun kepada pihak kontraktor sehingga
jika pada USR terdapat ketidaksesuaian, dapat dilakukan pergantian dan perbaikan.
Sasaran/target dari pelaksanaan DQ adalah:
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun
(rancang bangun) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam CPOB (GMP
complience).
2. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun
(rancang bangun) memperhatikan aspek aspek keamanan dan kemudahan operasional
(HAZOPs – Hazard and Operation Studies).
3. Memastikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan, telah dilengkapi dengan modul
desain, gambar teknis dan spesifikasi produk secara lengkap.
4. Khusus untuk bangunan industri farmasi, rancang bangun/Rencana Induk Pembangunan
(RIP) sudah mendapat persetujuan dari Badan POM.
B. Kualifikasi Instalasi
adalah dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh aspek kunci dari
instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan tujuan desainnya dan mengikuti
rekomendasi yang diberikan oleh industri pembuat. Kualifikasi Instalasi (KI) dilakukan
terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi.
Tujuan Kualifikasi Instalasi ini menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem
atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam dokumen
pembelian, manual alat yang bersangkutan dan pemasangannya dilakukan memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadi KI dilakukan pada saat pemasangan atau instalasi
mesin atau peralatan produksi atau sarana penunjang.
Untuk mendokumentasikan kualifikasi instalasi tersebut dibuat Protokol
Kualifikasi Instalasi AHU non betalaktam. Selanjutnya hasil dari kualifikasi instalasi
tersebut dilaporkan dalam bentuk Laporan Kualifikasi Instalasi AHU Non-Betalaktam.
Metode dalam kualifikasi instalasi Sistem AHU dengan cara diperiksa berdasarkan
pemeriksaan visual dari alat yang dipasang sesuai dengan protokol yang
ditetapkan.Kemudian Protokol tersebut akan mendokumentasikan instalasi yang benar
dari Air Handling Unit Non Betalaktam serta memastikan bahwa instalasi tersebut sesuai
dengan spesifikasi desain. Setiap penyimpangan atau kejanggalan yang terjadi selama
pengerjaan akan didokumentasikan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi identitas, konstruksi, komponen
dan assesoris yang ada pada Air handling Unit dan hasil dicatat dalam daftar periksa
kualifikasi instalasi.
Laporan akan menjelaskan bahwa semua kriteria instalasi telah dilakukan dengan
benar. Jika semua spesifikasi yang dilakukan sesuai dengan apa yang ada didalam
dokumen pembelian, buku manual dan User Requirement Spesification maka telah
memenuhi kualifikasi instalasi. Akan tetapi jika tidak memenuhi salah satu spesifikasi
maka perlu dilakukan kualifikasi ulang ataupun pengembalian alat tersebut ke produsen.
Sasaran/target dari pelaksanaan IQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana desain yang telah
ditentukan (GMP complience).
2. Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan pembersihan, dan lain-lain).
3. Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan pemantauan
(monitor) sesuai dengan penggunaannya.
4. Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem atau peralatan
pengaman yang sesuai.
5. Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dan lain-lain telah
tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan penggunaannya.
Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia dan terpasang
dengan benar.
C. Kualifikasi Operasional
Diartikan sebagai dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas,
sistem dan peralatan yang telah diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan
pada rentang operasional yang diantisipasi.
Menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi
bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan merupakan tujuan dari
Kualifikasi Operasional. Jadi KO dilaksanakan setelah pemasangan atau instalasi mesin
atau peralatan produksi atau sarana penunjang dan digunakan sebagai test mesin/peralatan.
Dalam kualifikasi operasional, AHU akan dioperasikan sesuai protap Cara
Pengoperasian Air Handling Unit Non Betalaktam dan hasilnya dicatat pada daftar periksa
kualifikasi operasional. Proses kualifikasi dianggap valid (kualifikasi lulus) apabila seluruh
parameter pada metode pengujian telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi spesifikasi.
Kualifikasi Operasional dilakukan setelah Kualifikasi Instalasi selesai
dilaksanakan, dikaji dan disetujui. KO mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
1. Pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, sistem dan
peralatan; dan
2. Pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional
atas dan bawah, sering dikenal sebagai kondisi terburuk (worst case).
Sasaran/target dari pelaksanaan OQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan bekerja sesuai rencana desain dan
spesifikasi.
2. Memastikan bahwa kapasitas mesin atau peralatan secara actual dan operasional telah
sesuai dengan rencana design yang telah ditentukan.
3. Memastikan bahwa parameter operasi yang berdampak terhadap kualitas produk akhir
telah bekerja sesuai dengan rancangan design yang telah ditentukan.
4. Memastikan bahwa langkah operasi (urutan tata cara kerja) berdasarkan petunjuk
operasional, telah sesuai dengan waktu dan peristiwa dalam operasi secara berurutan.
D. Kualifikasi Kinerja
Merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem dan
peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan, dapat bekerja secara efektif dan memberi
hasil yang dapat terulang, berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui.
Tujuan dari kualifikasi terakhir yaitu untuk menjamin dan mendokumentasikan
bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan dengan cara menjalanakan sistem sesuai dengan tujuan penggunaan.
KK dilakukan setelah KI dan KO selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. KK
mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
1. Pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi
atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, fasilitas,
sistem dan peralatan;
2. Uji yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan
bawah.
Sasaran/target dari pelaksanaan PQ adalah :
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunakan bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan Placebo (kondisi ini dilakukan pada saat
pelaksanaan Kualifikasi Operasional/KO)
3. Selanjutnya dengan menggunakan produk (obat) dan pada kondisi produksi normal.
Penilaian Kualifikasi Kinerja (PQ) AHU dilakukan dengan mengoperasikan AHU
sesuai dengan Protap Pengoperasian AHU. Pengujian dilakukan selama 3 hari berturut
turut dengan 3 kali pengamatan. Evaluasi dilakukan terhadap parameter-parameter kritis :
Suhu
Suhu untuk ruangan berkisar antara 20-270C agar memenuhi syarat yang berlaku.
Kelembaban
Maksimal kelembaban untuk ruangan produksi yaitu 70%RH agar memenuhi syarat.
Kecepatan Aliran Udara Kapasitas dalam ruangan
Kecepatan aliran udara yang didistribusikan kedalam ruangan dimonitor dan diketahui
apakah arah aliran udara sesuai dengan yang diinginkan atau tidak dengan menggunakan
pita.
Kecepatan Aliran Udara Kapasitas Udara Yang dihisap
Udara yang dihisap dari ruangan dimonitor diketahui arah alirannya apakah sesuai atau
tidak dengan yang ditetapkan dengan cara memasang pita.
Pertukaran udara perjam
Pertukaran udara perjam untuk tiap ruangan antara range 5-20x perjam agar memenuhi
persyaratan.
Jumlah Partikel
Batas maksimum jumlah partikel ukuran 0,5 mikron yang diijinkan 3,5 x 10 6. Sedangkan
jumlah partikel ukuran 5 mikron criteria penerimaan maksimum adalah 20000.
Pengukuran mikrobiologis ruangan
Pemantauan mikrobiologis dilakukan dengan penghitungan angka lempeng total dengan
persyaratan yang ditentukan adalah kurang dari 100 UPK/4 jam.
Perbedaan tekanan udara
Pemantauan perbedaan tekanan antara ruangan dengan koridor antara ruangan grey area
dengan black area yaitu 5-20 Pa dengan kondisi tekanan udara koridor lebih besar
dibanding tekanan udara didalam ruangan (koridor bersih).
Pre Filter
Eff. 35%
80 % Circulated
BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI
Badan POM RI, 2013. Petunjuk Teknis Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi, Jakarta.
BPOM RI. 2013. Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi. Badan POM RI
Jakarta.
file:///D:/FF/MFI/itheng_cemani_%20WATER%20TREATMENT%20IN%20PH
ARMACEUTICAL%20INDUSTRI_%20PENGOLAHAN%20AIR%20DI
%20INDUSTRI%20FARMASI.html
https://www.academia.edu/5181100/PROSES_PENGOLAHAN_AIR_INDUSTR I_FARMASI
https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-industri-
farmasi/sistemtata-udara-ahuhvac/.