Kualifikasi Kinerja HVAC (KKHVAC) di Industri Farmasi dilakukan
setelah Kualifikasi Desain, Instalasi, Operasional selesai dan memenuhi syarat. Hal pertama yang dilakukan untuk kualifikasi kinerja HVAC adalah menentukan parameter kritis dan non kritis pada kualifikasi kinerja. Penentuan parameter kritis dan non kritis menggunakan analisis resiko/kajian resiko semua komponen, subsistem dan pengendalian dari sistem HVAC.
Parameter Kritis adalah semua parameter yang akan mempengaruhi
mutu produk, atau komponen yang berdampak langsung pada mutu produk. Semua parameter kritis tersebut hendaklah dicakup dalam kualifikasi.
Parameter kritis dalam Kualifikasi Kinerja HVAC pada umumnya
adalah
1. Jumlah partikel : sesuai dengan kelas kebersihan yang
didukung oleh HVAC. Untuk detail mengenai kelas kebersihan dapat dibaca disini. Proses Pengukuran Particle menggunakan Particle Counter HandHeld
dalam KK HVAC sebaiknya ditentukan letak dan jumlah sampling atau
dituangkan dalam kajian resiko. Perhitungan jumlah lokasi titik pengukuran partikel diukur dengan akar luas ruangan. Misalnya luas ruangan 32 m2, maka jumlah minimum titik lokasi pengukuran ruangan tersebut adalah 5,65 dibulatkan menjadi 6 titik lokasi. Akan tetapi mulai ISO/FDIS 14644-1: 2015 jumlah perhitungan dengan akar luas ruangan sudah tidak dipergunakan lagi. Minimum jumlah lokasi sampling (NL) didasarkan pada tabel A.1 2. Suhu-RH : suhu dan RH (relative humidity) merupakan parameter yang sangat berkaitan dan biasanya diukur bersamaan dalam satu unit alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan RH adalah thermohygrometer. Thermohygrometer ini biasanya telah dipasang pada masing-masing ruangan pada area produksi. Pencatatan secara manual dalam interval waktu tertentu(30, 60 menit).Dapat juga menggunakan thermohygrometer yang dilengkapi dengan data logger sehingga pencatatan otomatis dan langsung bisa ditransfer data ke komputer. Thermohygrometer digital yang terpasang pada ruangan
3. Jumlah pertukaran udara dalam ruangan perjam atau ACH (Air
Change Hour). Cara perhitungan dapat dibaca disini. khusus untuk kelas kebersihan A diukur juga kecepatan udara dibawah terminal dengan syarat 0,36-0,54 m/s. Pertukaran udara dapat menggunakan alat anemometer atau balometer. Perhitungan dapat dibaca disini. Pengukuran Pertukaran Udara dengan alat Balometer
4. Perbedaan tekanan antar ruangan.
Perbedaan tekanan udara antar kelas ruangan menurut CPOB sebesar
10-15 Pa (CPOB 2012 halaman 142) dan menurut ISO 14644-3 Aneks B5 direkomendasikan 15 Pa. Untuk kelas kebersihan yang sama secara umum disepakati 5 Pa.
Pengukuran beda tekanan dapat diukur dengan melihat manometer
yang terpasang pada ruangan atau dengan alat pengukur perbedaan tekanan portable. Biasanya manometer terpasang pada masing- masing pintu ruangan. Pencatatan secara manual dalam interval waktu tertentu Untuk gedung yang sudah menerapkan BAS, pencatatan secara realtime dan dibaca di komputer. Manometer yang terpasang pada masing-masing ruangan
5. Recovery times:
Sebaiknya juga dalam kualifikasi kinerja HVAC mengukur recovery
time /clean-up times HVAC, terutama untuk ruangan steril dengan kelas kebersihan A,B,C dan D. Recovery time adalah waktu yang diperlukanbagi sistem HVAC untuk membersihkan ruangan yang disuplai sehingga memenuhi semua parameter kritis dalam ruangan. Recovery time ini sangat penting diukur karena sangat mungkin HVAC mengalami kegagalan operasi, misal mati listrik. Dengan mengetahui recovery time bisa diketahui waktu dimana ruangan memenuhi syarat sehingga kegiatan produksi dapat dilanjutkan. Menurut CPOB kegiatan produksi harus dilakukan pada ruangan yang telah memenuhi syarat sesuai dengan kelas kebersihannnya. Tidak ada regulasi internasional yang mengatur berapa lama recovery time seharusnya, akan tetapi secara umum disepakati recovery times adalah kurang dari 15 menit. Menurut CPOB recovery times operasional 15-20 menit (Angka acuan).
6. Jumlah Mikroba.
Batas mikroba sebaiknya ditetapkan terutama untuk kelas kebersihan
A,B,C dan D sesuai dengan CPOB : untuk kelas kebersihan E, batas mikroba ditentukan sendiri oleh industri farmasi.
Akan lebih baik lagi terdapat pengukuran tes kebocoran
HEPA dan Visualisasi aliran udara dalam ruangan.
KK HVAC dilakukan pada kondisi Non Operasional dan Kondisi
Operasional pada kelas ruangan ABC. Untuk kelas D dan E hanya dilakukan pada kondisi Non Operasional. Sesuai dengan CPOB halaman 23: Kualifikasi Kinerja HVAC dilakukan selama 5 hari berturut-turut menurut POPP CPOB 2012 halaman 663 :“Ruang bersih dan sarana udara bersih dinyatakan terkualifikasi setelah diperoleh hasil yang stabil dan memenuhi persyaratan selama 5 hari berturut-turut pada kondisi nonoperasional.” Lima hari berturut-turut diatas disyaratkan dalam konteks pembuatan produk steril sehingga ruangan yang disuplai HVAC adalah ruangan kelas kebersihan ABC dan D. Untuk kelas kebersihan E tidak diatur berapa hari untuuk dilakukan kualifikasi ruangannya, ada baiknya mengikuti 5 hari secara berturut-turut.