2010
Ikatan Apoteker Indonesia 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................................
Lingkup ......................................................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................................................................
Ikatan Apoteker Indonesia 2
UCAPAN TERIMA KASIH
Dokumen penting ini tidak akan terwujud tanpa komitmen tim dan dukungan semua pihak yang tidak mungkin dapat disebutkan satu-per satu,
untuk itu perkenankan ucapan terima kasih ditujukan kepada :
Kontributor Utama :
1. TIM dgn SK
2. Drs. Totok Sudjianto, M.Kes., Apt
3. Dra. Ning Raswani, Apt.
4. Dra. Indah Budiarti, M.Kes.,Apt
Kontributor Pendukung:
1. Dra. Hidayati, MM., Psi., Apt
2. Dra. Edi Kusumastuti, Apt
3. Dra. Sri Haryanti, M.Si., Apt
4. Monica Viena, S.Si., Apt
5. Dra. AM Wara Kusharwanti, M.Si., Apt
Supporting :
1. PE Wardani, Apt., MAB
2. Yulianto, S.Farm., Apt.
3. Luh Komang Mela Dewi, S.Farm., M.Sc., Apt
4. Drs. I Made Wartana, Apt.
5. Aditya Nugraha A, S.Farm., Apt.
6. Anna Purwaning Rahayu, S.Si., Apt.
7. Pramudya Yudha R.A, S.Farm., Apt.
8. Singgih Prabowo Adi, S.Farm., Apt.
Ucapan Terima kasih khusunya kepada : Ketua IAI DIY atas dukungan penuh selama proses penyelenggaraan kerja tim
1 Absah Keabsahan meliputi ab·sah a sah: surat keterangan ini tidak Anonim, 2008, Kamus Besar Bahasa
kelengkapan resep --; Indonesia, Jakarta, Departemen
. Pendidikan Nasional Republik
Indonesia,
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/in
dex.php
Penerima
pesan
3 Membaca resep Untuk menjamin ba·ca v, mem·ba·ca v 1 melihat serta Anonim, 2008, Kamus Besar Bahasa
ketepatan, kelengkapan memahami isi dr apa yang Indonesia, Jakarta, Departemen
dan menggambarkan tertulis (dng melisankan atau Pendidikan Nasional Republik
kejelasan terapi yang hanya dl hati; 2 mengeja atau Indonesia,
diinginkan oleh dokter melafalkan apa yang tertulis; 3 http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/in
memperhitungkan; memahami. dex.php
obat n 1 Far bahan untuk mengurangi, Anonim, 2008, Kamus Besar Bahasa
menghilangkan penyakit, atau Indonesia, Jakarta, Departemen
menyembuhkan seseorang dr Pendidikan Nasional Republik
penyakit. Indonesia,
Obat yang menurut undang –undang http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/in
yang berlaku, digolongkan ke dalam dex.php
obat keras, obat keras tertentu dan oat
narkotika harus diserahkan kepada Lampiran Keputusan menteri
pasien oleh apoteker. Kesehatan epublik Indonesia no.
1197 tentang standar Pelayanan
farmasi di Rumah Sakit.
6 Care giver Caregiver: Pharmacists provide caring Wiedenmayer, Karin. Et all, 2006,
PENDAHULUAN
Kompetensi Apoteker Indonesia terdiri dari 7 (tujuh) lingkup kompetensi diikuti masing-masing eleman dan criteria kinerja. Kompetensi ini
diperuntukan bagi semua Apoteker lulusan baru. Dibedakan lingkup kompetensi antara apoteker di rumah sakit dan yang praktik di tempat lain
mengingat kompleksitas dan tantangan minimal yang harus dijalankan. Dalam dokumen ini ditandai dengan tanda * artinya khusus berlaku bagi
apoteker di rumah sakit.
Tujuh lingkup kompetensi menggambarkan tentang kontribusi Apoteker sebagai tenaga kesehatan dalam sistem kesehatan. Kompetensi tersebut
didasarkan pengetahuan yang dibangun sejak proses pendidikan di perguruan tinggi. Adapun urutan disusun berdasarkan pemikiran bahwa
sebagai tenaga professional wajib menjunjung kompetensi tertinggi dan kode etik untuk mewujudkan keselamatan pasien dan atau masyarakat.
Komunikasi menjadi kata kunci penting karena terbukti sebagai akar masalah ketidaksesuaian proses maupun hasil pelayanan dan komunikasi
diperlukan untuk menyampaikan secara nyata profesionalitas seseorang. Berbagai bukti menunjukkan bahwa kesalahan obat menduduki urutan
besar dalam laporan patient safety dan berbagai bukti juga ditunjukkan bahwa peran Apoteker sangat bermakna dalam menurunkan kejadian
kesalahan penggunaan obat sehinga wajar jika Apoteker harus kompeten dan aktif memberikan kontribusinya pada proses penggunaan obat.
Obat adalah senyawa kimia dan hanya orang dengan keahlian khusus mampu mengendalikan. Jika dihubungkan dengan keselamatan pasien
maka keahlian formulasi dan dispensing menjadi bentuk sediaan tertentu sehingga memenuhi target efektifitas dan terjadi perubahan besar dari
bahan kimia menjadi produk bermanfaat bagi keselamatan pasien disebut obat diperlukan proses sistematis dalam jenjang pendidikan. Agar
pelayanan bermutu sesuai dengan persyaratan mutu kesehatan pada umumnya, maka diperlukan pengelolaan yang baik dan ketrampilan tinggi
sehingga obat selalu tersedia (available, continuous, accessible) dengan legal, kualitas prima (quality, equity) saat diperlukan tanpa membebani
biaya pasien (affordable) dan biaya operasional (effective, efficient) manajemen terkait.
Untuk selanjutnya, tujuh lingkup kompetensi di terjemahkan dalam elemn dan kriteria kinerja seperti di bawah ini. Untuk mengukur kompetensi
tersebut dilakukan asignment unjuk kerja sesuai kompetensi terkait dijelaskan dalam BAB III.
BAB III
1. Pemahaman peraturan 1. Memahami peraturan perundang- Mampu menjelaskan peraturan perundangan yang
perundang-undangan dan undangan kefarmasian secara khusus berlaku
kode Etik yang berlaku dan peraturan perundangan kesehatan Mampu menjelaskan aplikasi dalam praktik sehari-
secara umum. hari
2. Memahami Kode Etik Apoteker Mampu menjelaskan Kode Etik Apoteker Indonesia
Indonesia. serta penjabarannya dalam pelaksanaan pekerjaan
kefarmasian
3. Memiliki sikap menghargai peraturan Mampu menerapkan pertimbangan profesional
perundang-undangan dan Kode Etik dalam pekerjaan kefarmasian pada sektor pengadaan,
Apoteker Indonesia. produksi, distribusi, pengembangan, dan pelayanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Unit Kompetensi 1.2 Penerapan Praktik Kefarmasian secara Legal dan Profesional sesuai Kode Etik Apoteker Indonesia
1. Perilaku profesional 1. Memiliki sikap menghargai dan Mampu menerapkan pertimbangan profesional
sesuai dengan Kode Etik menjadikan kesehatan pasien terkait pengadaan, pengelolaan obat dan alkes yang
Apoteker Indonesia sebagai fokus utama. digunakan pasien.
Mampu memberikan alasan yang dapat diterima,
terkait alkes yang aman digunakan oleh pasien
Mampu mengenali diri sendiri akan keterbatasan
kemampuan profesi dan bersedia berkonsultasi dengan
sejawat seprofesi dan/atau profesional kesehatan
lainnya demi kepentingan terbaik pasien
Unit Kompetensi 1.3 Belajar Sepanjang Hayat dan Kontribusi Kemajuan Profesi
1. Kontribusi secara nyata 1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi Mampu menunjukkan bukti partisipasi aktif sebagai
terhadap kemajuan profesi. apoteker dalam kegiatan IAI untuk kemajuan profesi
LINGKUP 2. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
1. Menghargai pasien 1. Menggunakan sapaan yang benar Mampu menjelaskan sapaan untuk pasien secara
sesuai kondisi pasien umum (anak, geriatri, tuna rungu, tuna aksara)dan
khusus* (kronik, critical, comma, psikiatri, terminal)
Mampu menjelaskan hal-hal yang tidak seharusnya
dilakukan kepada pasien secara pribadi
2. Tahapan komunikasi 1. Melakukan komunikasi dengan Mampu menjelaskan tahapan komunikasi sesuai jenis
dengan pasien pasien sesuai kondisi pasien pasien (rawat jalan, rawat inap)
1. Rekam Medis (Medical 1. Mampu memahami rekam medis Mampu menjelaskan bagian dan ruang lingkup rekam
Record) medis
Mampu menjelaskan prinsip catatan medis
Mampu menjelaskan sistem pencatatan dalam rekam
medis
2. Melakukan komunikasi tertulis dalam Mampu menjelaskan persyaratan menulis di rekam
rekam medis secara benar medis
Mampu menunjukkan bentuk komunikasi tertulis
dalam rekam medis
Unit Kompetensi 2.6 Komunikasi dan Penyebaran Informasi dengan Mengindahkan Etika Profesi Kefarmasian
1. Menyediakan materi 1. Menjelaskan informasi obat yang Mampu menjelaskan informasi obat pada tenaga
informasi untuk telah disiapkan kesehatan lain maupun pasien dengan menggunakan
pelayanan pasien alat bantu (jika diperlukan) yang sesuai, dengan
mengindahkan etika profesi kefarmasian
2. Mengaitkan informasi yang Mampu menjelaskan penataan dosis, kondisi
disiapkan dengan kondisi khusus penyimpanan, peringatan yang mungkin
pasien atau dengan keadaan yang mempengaruhi keselamatan pasien, atau efektivitas
sedang terjadi obat pada kondisi tertentu, dengan mengindahkan
etika profesi kefarmasian
Mampu menjelaskan informasi obat pada tenaga
3. informasi atau dengan kedalaman
kesehatan lain atau pada pasien, sesuai level
yang cukup, sesuai level yang
pasien/komunikan dengan mengindahkan etika profesi
dibutuhkan pasien/komunikan
kefarmasian
2. Edukasi masyarakat 1. Menjelaskan dan atau Mampu menjelaskan dan menunjukkan secara tertulis
menunjukkan aspek farmakologi atau verbal, aspek farmakologi, aspek manfaat dalam
dan kegunaan obat dalam terapi, terapi, peringatan-peringatan, cara penyimpanan dan
dan meningkatkan pemahaman sebagainya untuk mencapai efektifitas dan keamanan
tentang cara penggunaan obat penggunaan
yang aman dan efektif Mampu menjelaskan kepada masyarakat informasi
dalam bentuk tulisan maupun verbal tanpa jargon
Ikatan Apoteker Indonesia 54
teknik medis/farmasetis
1. Penelusuran riwayat 1. Menelusuri riwayat pengobatan pasien Mampu mencari dan mendapatkan catatan
pengobatan pasien dari rekam medis. sehubungan dengan pengobatan pasien
(patient medication 2. Menelusuri riwayat pengobatan pasien Mampu komunikasi untuk mendapatkan informasi
history) berdasarkan informasi dari pasien atau terkait pasien (demografi, riwayat sosial, keluarga,
tenaga kesehatan yang terlibat. ekonomi, kebiasaan makan, rokok dan alkohol)
Mampu komunikasi untuk mendapatkan informasi
terkait riwayat penggunaan obat resep, non resep,
herbal, jamu,obat , riwayat alergi baik sekarang
maupun sebelumnya
Mampu komunikasi untuk mendapatkan informasi
terkait riwayat penyakit sebelumnya (keluhan yang
dialami , riwayat penyakit sekarang dan mampu
mengaitkan informasi-informasi yang berhubungan
dengan system review, hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, hasil X-ray, hasil imaging dan lain-lain)
Mampu mengumpulkan, menyusun, dan
kompilasi/integrasi informasi-informasi tentang
pasien, obat, dan penyakit pasien.
2. Tinjauan penggunaan 1. Mengetahui patofisiologi penyakit dan Mampu menjelaskan proses terjadinya penyakit
obat pasien pengaruhnya terhadap pemilihan obat. meliputi gejala, tanda-tanda dan epidemiologi dari
kelompok besar penyakit yang biasa terjadi pada
masyarakat dan kemungkinan masalah obat tinggi
(Pneumonia, ISK anak, Hipertensi geriatri, ISPA ibu
menyusui, trauma kepala dewasa, angina pectoris,
Gangguan Ginjal Akut dewasa, Hepatitis B, vaksinasi
Ikatan Apoteker Indonesia 56
anak, TBC, Keluarga Berencana, DM).
2. Melakukan interpretasi data Mampu menunjukkan nilai normal data laboratorium
laboratorium dan data pendukung dan data pendukung diagnostik lain terkait dengan
diagnostik lain terkait penggunaan pengguaan obat (contoh hematologi, fungsi hepar,
obat. fungsi renal, fungsi ginjal, kadar gula, elektrolit dan
lain-lain)
Mampu melakukan intrepretasi data laboratorium jika
mengalami penurunan atau kenaikan dari nilai normal
dan menjelaskan hubungannya dengan penggunaan
obat.
3. Pemahaman pedoman terapi dan Mampu menentukan prioritas pilihan obat berdasarkan
penerapannya sebagai referensi pedoman terapi
tinjauan pemilihan terapi obat.
4. Mengetahui farmakologi obat yang Mampu menjelaskan profil obat dari segi farmakologi
dipilih (mekanisme kerja, dosis, dan farmakokinetika dasar (LADME) serta kegunaan
indikasi, kontraindikasi, efek samping, secara terapetik sesuai dengan kondisi klinis pasien
interaksi obat). Mampu melakukan perhitungan dosis baik untuk bayi,
anak, dewasa dan usia lanjut.
5. Mempertimbangkan kesesuaian Mampu memutuskan kesesuaian pengobatan (pilihan
pilihan obat dengan kondisi penyakit obat dan rejimennya) dengan mempertimbangkan
pasien. kondisi penyakit, karakteristik pasien dan sifat obat.
6. Memahami pemeriksaan laboratorium Mampu menjelaskan fungsi dan keterbatasan
yang umumnya dilakukan dan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain yang
pemeriksaan lain yang bermakna bagi mempengaruhi terapi obat pasien tertentu.
pasien tertentu. Mampu melakukan interpretasi hasil laboratorium dan
pemeriksaan lain yang berhubungan dengan
manifestasi klinik akibat pengobatan pasien
7. Menerapkan pedoman terapi atau Mampu melakukan pengkajian ilmiah/literature atau
Evidence Based Medicine (EBM) berdasarkan Pedoman Terapi untuk evaluasi
dalam evaluasi penggunaan obat pengobatan kasus penyakit yang sesuai
Ikatan Apoteker Indonesia 57
pasien.
3. Analisis DTP (Drug 1. Analisis Drug Terapeutic Problem Mampu menjelaskan 8 masalah terapi obat :
Therapy Problem) (DTP) faktual maupun potensial pada Indikasi yang tidak diberi terapi
proses pengobatan yang sedang Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi
berlangsung. Pemilihan obat yang tidak tepat,
Dosis subterapi,
Dosis berlebihan,
Pasien tidak mendapatkan obat.(pasien tidak
menggunakan obat sesuai jadwal)
Pasien mengalami reaksi obat tidak dikehendaki
(ROTD),
Interaksi obat,
Mampu menetapkan DTP pasien dihubungkan dengan
luaran klinik (clinical outcome ).
2. Menunjukkan pendekatan yang logis Mampu identifikasi situasi ketika intervensi sangat
dalam mencegah, menyelesaikan atau diperlukan oleh pasien.
meminimalisir dampak DTP yang Mampu mengusulkan penyelesaian DTP dan atau hal-
teridentifikasi dengan hal yang terkait dengan kepatuhan pasien
mempertimbangkan kepatuhan.
3. Mengkaji dan memilih alternatif yang Mampu menghitung dosis obat untuk pasien yang
paling sesuai untuk mencapai luaran memerlukan penyesuaian dosis seperti berat badan,
klinik pasien. fungsi ginjal, fungsi hati, dan umur
Mampu melakukan komunikasi secara jelas, alasan
4. Memberikan usulan/rekomendasi yang
yang rasional dari rekomendasi yang diberikan kepada
sesuai kepada dokter atau tenaga
dokter atau tenaga kesehatan lain, baik dalam bentuk
kesehatan lain.
lisan maupun tertulis.
4. Dukungan kemandirian 1. Memulai komunikasiasi dengan Mampu identifikasi kebutuhan pasien akan alat bantu
pasien dalam penggunaan dokter/tenaga kesehatan lain/pasien penggunaan obat seperti pemotong obat, inhaler,
obat mengenai hal-hal yang mempengaruhi modifikasi bentuk sediaan atau intervensi lain yang
kepatuhan dan atau memperbaiki dapat meningkatkan kepatuhan dan luaran klinik
Ikatan Apoteker Indonesia 58
luaran klinik pasien. pasien.
Mampu melakukan komunikasi dengan efektif kepada
pasien berkaitan dengan perubahan terapi yang
dilakukan..
2. Pemberian motivasi pasien untuk Mampu menjelaskan kepada pasien akan perlunya
melakukan perubahan gaya hidup yang sinergisitas antara terapi obat dengan perubahan gaya
dapat mempengaruhi terapi obat. hidup yang akan menunjang keberhasilan terapi
3. Pemberian motivasi supaya pasien Mampu menjelaskan pentingnya kepatuhan minum
patuh terhadap pengobatan untuk obat dan manfaatnya untuk keberlangsungan
menunjang keberhasilan terapi. pengobatan
4. Pemberian penjelasan obat kepada Mampu menjelaskan terkait nama obat, tujuan
pasien. pengobatan, jadwal pengobatan, cara penggunaan
obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-
tanda toksisitas, cara penyimpanan obat, dan
penggunaan obat-obat lain
5. Penggalian permasalahan yang ada Mampu melaksanakan konseling untuk mengatasi
pada pasien terkait penggunaan obat permasalahan pasien terkait obat
dan pemberian solusinya. Mampu menjelaskan kemungkinan efek samping atau
alergi yang dapat terjadi selama pengobatan
berlangsung dan cara mengatasinya
Membantu pasien agar paham akan pengobatan yang
dijalani dan mampu mengelola diri selama pengobatan
berlangsung.
6. Pemeriksaaan kembali pemahaman Mampu membuat pasien menjelaskan kembali apa
pasien setelah pemberian informasi yang dipahami dari penjelasan apoteker mengenai obat
obat.
5. Monitoring parameter 1. Penentuan parameter pemantauan Mampu menyusun daftar parameter pemantauan
keberhasilan pengobatan efektivitas obat (terapi dan toksisitas ) harian pasien yang dapat menunjukkan perkembangan
dan luaran klinik pasien terapi obat
1. Tindak lanjut hasil 1. Memastikan obat digunakan sesuai Mampu melakukan komunikasi efektif dengan pasien
monitoring pasien petunjuk. atau pendamping pasien untuk menilai apakah
tertentu penggunaan obat dilakukan dengan benar
2. Melakukan penelusuran efek klinik Mampu menjelaskan hubungan antara waktu dan
yang tidak diharapkan akibat obat. riwayat penggunaan obat dengan kejadian awal efek
klinik yang tidak diharapkan
3. Memastikan bahwa pasien toleran Mampu menjelaskan efek samping yang dapat
terhadap obat. diprediksi dan sering terjadi.
Mampu identifikasi dan menjelaskan tanda-tanda
toksisitas
Mampu mengakses informasi mengenai efek samping
obat dan toksisitas dalam waktu cepat.
4. Melakukan dokumentasi dan Mampu mengisi form MESO dan menjelaskan
pelaporan efek samping obat atau mekanisme pelaporan.
alergi.
2. Intervensi farmasi 1. Membantu pemahaman pasien Mampu melakukan komunikasi secara efektif kepada
mengenai terapi obat. pasien atau pendamping pengobatannya baik secara
tertulis maupun lisan tentang informasi yang relevan,
akurat dan lugas mengenai indikasi, rejimen, teknik
penggunaan, penyimpanan dan efek samping pada
Ikatan Apoteker Indonesia 60
umumnya
2. Penggalian kepatuhan pasien dalam Mampu mendapatkan kesimpulan apakah pasien patuh
minum obat dan modifikasi gaya atau tidak minum obat dan memperbaiki gaya
hidup. hidupnya selama menjalani terapi obat.
3. Mendorong kemandirian pasien. Mampu identifikasi kebutuhan pasien akan alat bantu
penggunaan obat yang dapat mengoptimalkan
penggunaan obat, tindakan yang perlu dilakukan bila
mengalami efek samping, toksisitas dan kondisi klinis
lain.
4. Pemahaman kondisi pasien dan Mampu menggali informasi dari pasien terkait
perkembangannya , fungsi terapetik perbaikan gejala penyakit dan efek yang dirasakan
obat yang diterima, dan dosis yang setelah meminum obat.
diminum untuk mengetahui efikasi dan
keamanan pengobatan.
5. Rekomendasi untuk dilakukan Mampu menjelaskan hubungan antara konsentrasi obat
Therapeutics Drug Monitoring (TDM) dalam darah dengan efek terapetik, toksik dan faktor
sesuai pedoman dan interpretasi hasil yang mempengaruhi indikator farmakokinetik ( steady
jika indikasi. state, loading dose, t-max)
Mampu identifikasi obat dengan indeks terapi sempit
yang memerlukan TDM
Mampu menjelaskan indikasi pasien memerlukan
TDM
Mampu menjelaskan dan mendapatkan informasi
tentang waktu dan frekuensi pengambilan sampel
darah yang tepat (t peak, t trough).
Mampu interpretasi validitas hasil untuk keperluan
penyesuaian dosis dan perubahan rejimen obat (dosis,
frekuensi, jarak waktu penggunaan obat) dan waktu
pengambilan monitoring
1. Kerjasama dengan tenaga 1. Kolaborasi ilmu pengetahuan antar Mampu bekerjasama dalam melakukan kegiatan
kesehatan lain dalam profesi untuk mengatasi masalah promosi kesehatan di masyarakat
menangani masalah kesehatan di masyarakat
kesehatan di masyarakat
2. Survey masalah obat di 1. Melakukan pengumpulan data yang Mampu membuat kesimpulan urutan masalah
masyarakat diperlukan untuk penentuan penyebab kesehatan masyarakat berdasarkan data yang
(penyakit), efek (obat) dan diperoleh (prevalensi, insidensi penyakit, efek
penyembuhan penyakit. samping obat, kepatuhan minum obat, biaya,
karakteristik peresepan, kesalahan dispensing,
pengobatan mandiri)
Ikatan Apoteker Indonesia 62
3. Identifikasi dan prioritas 1. Membuat alternatif penyelesaian Mampu melakukan penyelesaian masalah
masalah kesehatan di terhadap masalah kesehatan yang berdasarkan skala prioritas
masyarakat berdasar data muncul
1. Membuat program promosi kesehatan Mampu memberikan penjelasan kepada masyarakat
4. Promosi kesehatan
berdasar urutan prioritas kesehatan terkait masalah kesehatan yang muncul
masyarakat
yang ada
5. Evaluasi pelaksanaan 1. Membuat parameter keberhasilan Mampu merumuskan rekomendasi untuk pelaksanaan
program program promosi kesehatan
Mampu menyusun dokumentasi dan merunut
6. Dokumentasi 1. Melakukan dokumentasi pelaksanaan
pelaksanaan program promosi kesehatan di
pelaksanaan program program
masyarakat
1. Buat skala prioritas obat 1. Melakukan penyusunan skala prioritas Mampu menyusun skala prioritas obat yang akan
yang akan dievaluasi obat yang akan dievaluasi dievaluasi berdasarkan pertimbangan tertentu, misal :
obat -obat yang banyak digunakan, Indeks Terapi
sempit, sering menyebabkan ESO, obat mahal,obat
untuk penyakit kardiovaskular, obat gawat darurat,
analgetik narkotik, antibiotik profilaksis, dll
2. Buat indikator dan 1. Menyusun indikator dan kriteria Mampu menetapkan indikator dan kriteria evaluasi
kriteria evaluasi serta evaluasi serta penetapan standar penggunaan obat
penetapan standar pembanding
Ikatan Apoteker Indonesia 64
pembanding
3. Data pengobatan yang 1. Mengumpulkan data terkait Mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
dijalani pasien pengobatan yang dijalani pasien, untuk mengevaluasi penggunaan obat
penyakit yang diderita, dan kondisi
pasien sebelum dan sesudah terapi
4. Analisis penggunaan Mampu evaluasi data penggunaan obat (indikasi,
1. Menganalisis/evaluasi data yang telah
obat dari data yang telah frekuensi, durasi dan rute)
diperoleh terkait penggunaan obat
diperoleh
5. Kesimpulan dan 1. Menyimpulkan evaluasi pengunaan Mampu menyimpulkan hasil evaluasi penggunaan
rekomendasi alternatif obat dan menentukan intervensi yang obat.
intervensi harus dilakukan Mampu menentukan bentuk intervensi yang dapat
dilakukan, misal berupa penggantian obat, penaikan
/penurunan dosis, dll
6. Tindak lanjut dari 1. Menindaklanjuti hasil evaluasi Mampu melakukan tindak lanjut dari intervensi yang
rekomendasi penggunaan obat yang telah dilakukan diberikan
7. Dokumentasi evaluasi 1. Mendokumentasikan kegiatan evaluasi Mampu melakukan pendokumentasian kegiatan yang
penggunaan obat penggunaan obat yang telah dilakukan dilakukan dengan valid.
1. Keterlibatan dalam 1. Melakukan pelayanan obat secara Mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat
pelayanan obat secara langsung kepada pasien untuk komunikasi secara langsung kepada Apoteker
langsung ke pasien
2. Peningkatan pemahaman 1. Melakukan berbagai kegiatan untuk Mampu menjelaskan contoh kegiatan pendidikan bagi
masyarakat terkait meningkatkan pemahaman masyarakat masyarakat dengan berbagai media baik secara
pengobatan mandiri terkait pengobatan mandiri individu ataupun kelompok mengenai obat-obat yang
bisa digunakan untuk pengobatan mandiri dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat
tersebut
3. Pelaksanaan pelayanan 1. Melakukan praktek pengobatan Mampu menilai kelayakan permintaan obat dari
pengobatan mandiri mandiri kepada pasien masyarakat dengan memperhatikan situasi dan
kepada masyarakat kondisi yang ada dan peraturan yang berlaku.
Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan
masyarakat yang ingin melakukan pengobatan
mandiri dengan memperhatikan hak-hak mereka
Mampu menjelaskan faktor-faktor yang menunjukkan
bahwa masyarakat baik individu maupun kelompok
Ikatan Apoteker Indonesia 67
telah memahami tentang pengobatan mandiri.
Mampu membuat materi pendidikan kepada
masyarakat mengenai penyimpanan obat yang aman
dan cara pemusnahannya.
4. Dokumentasi kegiatan 1. Melakukan dokumentasi obat yang Mampu melakukan dokumentasi obat yang
pengobatan mandiri digunakan dan kegiatan yang digunakan dalam pengobatan mandiri secara
dilakukan sistematis
Mampu melakukan dokumentasi seluruh kegiatan
pelayanan yang diberikan selama mendampingi
masyarakat yang melakukan pengobatan mandiri.
1. Penilaian kesesuaian 1. Melakukan penilaian tentang Mampu menjelaskan informasi yang diperlukan
pemakaian sitostastika kesesuaian penatalaksanaan untuk penggunaan obat sitostatika
pemakaian sitostaika Mampu melakukan analisa toleransi pasien
sehubungan efek samping sitostatika
Mampu melakukan rekalkulasi dosis sitostatika
Mampu melakukan analisis DRP regimen
pengobatan sitostatika
Mampu melakukan prioritas penyelesaian DRP aktual
maupun potensial
2. Pelaksanaan monitoring, 1. Melakukan monitoring , evaluasi dan Mampu menjelaskan indikator monitoring tanda dan
evaluasi dan tindak lanjut tindak lanjut pengobatan sitostatika gejala yang muncul sebagai respon pasien terhadap
pelaksanaan pengobatan terapi sitostatika yang diterimanya.
sitostatika
Mampu menganalisis kesesuaian antara gejala yang
Ikatan Apoteker Indonesia 68
muncul dengan tujuan terapi
2. Melakukan monitoring, evaluasi dan Mampu menjelaskan hal yang perlu dilakukan
tindak lanjut prosedur pemberian monitoring dan evaluasi petugas terhadap kepatuhan
prosedur kerja yang ditetapkan dan prosedur
pengamanan yang dilakukan
Mampu melakukan dokumentasi terhadap kegiatan
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
1. Persiapan sarana 1. Mempersiapkan sarana prasarana dan Mampu menjelaskan sarana prasarana termasuk
prasarana yang kelengkapan baik fisik maupun persiapan mental, sikap, tempat, serta prosedur tetap
diperlukan konseling individu yang akan terlibat dalan pelaksaan konsultasi
farmasi konseling Mampu menunjukan sikap empati, menunjukkan
ketertarikan, perhatian, bersahabat, asertif, dan
mentaati protap yang berlaku
Mampu mengenali dan mengatasi hambatan
komunikasi baik lingkungan, personal, pasien,
administratif, finansial maupun waktu
2. Pelaksanaan konseling 1. Melakukan identifikasi masalah Mampu menghargai privasi dan kerahasiaan pasien
farmasi kepatuhan obat pasien
Mampu memulai proses konsultasi dengan
mengucapkan salam dan menyebutkan nama pasien
diikuti dengan memperkenalkan diri
Mampu menggali informasi tentang sejarah
pengobatan pasien (medication -history review) baik
dari pasien langsung, keluarga pasien, medical
record, maupun dari sejawat dan tenaga kesehatan
Ikatan Apoteker Indonesia 69
lain
Mampu mendengarkan dengan seksama keluhan
pasien untuk memahami permasalahan pasien yang
sesungguhnya terutama berhubungan dengan
kepatuhan terapi obat pasien
2. Menjelaskan dan diskusi masalah Mampu membantu pasien menjelaskan masalah yang
kepatuhan obat dialami dalam terapi obat dengan mengajukan
pertanyaan secara fokus , faktual dan menghindari
penggunaan kata mengapa untuk menghindari bias
Mampu mengenali bahasa non verbal seperti ekspresi
wajah, kontak mata, posisi tubuh, suara, dll untuk
mengidentifikasi perhatian pasien (patient concern)
Mampu mendiskusikan bersama pasien penyelesaian
masalah terapi obatnya dengan cara yang jelas,
mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat
diterima pasien
Mampu menjelaskan dan memperagakan cara
penggunaan obat dan alat bantunya dengan baik dan
benar
3. Melakukan evaluasi pemahaman Mampu mengukur pemahaman pasien dengan
materi konseling oleh pasien melihat umpan balik yang diberikan oleh pasien
Mampu melakukan follow up rekomendasi
pengatasan masalah yang diberikan
4. Dokumentasi kegiatan 1. Membuat dokumentasi permasalahan Mampu mendokumentasikan secara sistematis semua
konseling penggunaan obat dan kegiatan yang permasalahan yang dialami pasien dalam penggunaan
dilakukan obat
Mampu mendokumentasikan seluruh kegiatan
konseling yang dijalankan
1. Keabsahan resep 1. Memeriksa keabsahan resep Mampu melakukan identifikasi keabsahan resep
Mampu melakukan identifikasi kelengkapan resep
Mampu melakukan identifikasi obat/ produk obat yang
sering disalahgunakan dan penggunaan yang salah
2. Konfirmasi keabsahan resep Mampu menjelaskan persyaratan keabsahan resep
berdasarkan peraturan perundangan
Mampu menjelaskan persyaratan keabsahan resep
berdasarkan pedoman peresepan (Good Prescribing
Practice) dan pedoman farmakoterapi
Mampu menunjukkan cara melakukan verifikasi
terhadap resep yang diterima lewat elektronik/telepon
atau teknologi lain.
3. Bertindak terhadap resep yang tidak Mampu melakukan identifikasi resep yang diduga
abash tidak absah
Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan yang
diperlukan bila resep yang diterima meragukan atau
diduga palsu
2. Klarifikasi Permintaan 1. Membaca resep Mampu melakukan identifikasi informasi yang kurang
Obat lengkap yang tertulis di resep.
Mampu melakukan identifikasi tentang obat dan
regimen obat
2. Melakukan komunikasi dengan Mampu memberikan penjelasan tentang cara
pasien atau dokter jika ada regimen komunikasi dengan pasien atau dokter untuk
klarifikasi tentang regimen obat
Ikatan Apoteker Indonesia 71
yang perlu diklarifikasi Mampu melakukan klarifikasi atas regimen obat
3. Melakukan identifikasi obat dengan Mampu menjelaskan perbedaan obat generik dan obat
nama generik dan nama dagang dengan berbagai nama dagang
4. Mengumpulkan informasi yang Mampu melakukan identifikasi informasi tambahan
diperlukan untuk meracik obat yang diperlukan untuk meracik obat
Mampu memutuskan apakah obat dapat diracik atau
tidak.
5. Melakukan dokumentasi atas Mampu melakukan dokumentasi terhadap perubahan
tindakan dan atau perubahan resep yang dilakukan pada resep meliputi intervensi,
keputusan atas resep, hasil komunikasi dengan tenaga
kesehatan dan atau pasien
3. Ketersediaan Obat 1. Melakukan identifikasi ketersediaan Mampu menggunakan sumber rujukan lain untuk
obat klarifikasi ketersediaan obat
2. Menetapkan obat yang memerlukan Mampu menjelaskan cara pengadaan yang
pengadaan khusus dan akan berpengaruh terhadap ketersediaan obat sesuai
berpengaruh pada ketersediaan obat peraturan perundangan yang berlaku
3. Melakukan kerja sama dengan dokter Mampu melakukan identifikasi, komunikasi, usulan
bila mengalami kesulitan dan merekomendasikan alternatif obat yang
mendapatkan obat yang diperlukan diresepkan
pasien
4. Bertanggung jawab untuk Mampu menjelaskan kepada dokter maupun pasien
menjelaskan kepada pasien atas mengenai keterlambatan pelayanan karena
keterlambatan pelayanan karena ketersediaan secara professional.
ketersediaan Mampu menetapkan waktu yang tepat dan penyalur
atau tempat lain yang dapat memenuhi kebutuhan obat
kapan dan dimana disaat persediaan obat tidak ada
1. Pertimbangan Obat yang 1. Memahami kemanfaatan terapeutik Mampu menjelaskan kegunaan obat dalam terapi,
diresepkan atau farmakologi obat yang atau segera mencari informasi terkait obat
diresepkan Mampu menjelaskan alasan obat yang diresepkan
untuk pasien.
2. Mempertimbangkan data umum Mampu menjelaskan data umum pasien,( umur,
pasien, obat dan bentuk sediaan yang kondisi sakit , berat badan, alergi,hamil/menyusui dan
berpengaruh terhadap efektifitas dan sebagainya), aspek formulasi (penggunaan pengawet ,
keamanan terapi obat stabilitas, sterilitas dsb) dan aspek obat
(bioavailabilitas, farmakokinetik, toksisitas dsb)
yang berpengaruh terhadap efektifitas dan keamanan
terapi obat
2. Telaah obat yang 1. Melakukan pendekatan sistematik Mampu mendapatkan (akses) riwayat pengobatan
diresepkan kaitannya untuk akses dan telaah riwayat pasien (termasuk yang tersimpan dalam elektronik)
dengan riwayat pengobatan yang telah dan sedang untuk menilai perubahan terapi, pola penggunaan dan
pengobatan dan terapi dijalani pasien kepatuhan, alergi dan efek samping obat yang pernah
terakhir yang dialami dialami, interaksi obat maupun kontraindikasi
pasien 2. Mengumpulan informasi tambahan Mampu mengidentifikasi informasi tambahan yang
yang dibutuhkan terkait dengan diperlukan untuk memastikan keamanan dan atau
farmakoterapi pasien ketepatan obat
Mampu menetapkan keputusan profesional pada saat
mencari informasi tambahan yang dibutuhkan
3. Menggunakan sumber informasi yang Mampu menyadari keterbatasan pengetahuan diri
yang tersedia sesuai kebutuhan dalam penggunaan sumber informasi yang
direkomendasikan
Mampu melakukan identifikasi berbagai sumber
informasi relevan
1. Menerapkan standar 1. Menggunakan keputusan profesional Mampu membuat keputusan profesional urutan
prosedur operasional untuk menentukan prioritas resep prioritas resep yang harus disiapkan dan diserahkan
penyiapan dan yang harus disiapkan dan diserahkan terlebih dahulu dengan memperhatikan kebutuhan
penyerahan obat klinik yang mendesak, terkait keselamatan pasien dan
peryaratan legalitas.
2. Mengendalikan agar penyiapan obat Mampu melakukan dokumentasik proses dispensing,
berjalan sesuai dengan SPO pengemasan obat dan profil pengobatan pasien
dengan menggunakan komputer
Mampu menjelaskan proses dispensing sesuai dengan
SPO setempat.
Mampu menjelaskan proses dispensing yang benar
dengan menunjukkan bukti tertulis telah
menjalankan pemeriksaan secara berurutan
(sequential check) dan akurat
Mampu melakukan seleksi obat, bentuk sediaan dan
menghitung jumlah yang dibutuhkan secara akurat
Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi
3. Mempertimbangkan faktor yang
stabilitas produk pada saat di-kemas ulang
mempengaruhi efektifitas, keamanan
(repacking).
dan stabilitas obat bila dikeluarkan
dari kemasan aslinya Mampu memilih kemasan yang menjamin efikasi dan
stabilitas obat yang di- kemas ulang repacking
4. Membuat dan menempatkan Mampu menjelaskan persyaratan label/etiket obat
label/Etiket dengan benar, jelas dan (misal jenis dan ukuran huruf, bahasa dan pesyaratan
lengkap legal) untuk memenuhi kebutuhan pasien (termasuk
kebutuhan khusus pasien)
Mampu menempatkan label/etiket pada bagian yang
tidak menutupi informasi penting lain seperti waktu
Ikatan Apoteker Indonesia 75
kadaluarsa, no batch, persyaratan penyimpanan atau
informasi dosis)
5. Menambah informasi lain pada Mampu menggunakan label/etiket tambahan yang
label/Etiket obat, selama tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
bertentangan dengan peraturan dan kebutuhan pasien.
perundangan dan ketentuan profesi
6. Menjamin obat yang disiapkan dan Mampu menggunakan resep sebagai sumber utama
diserahkan diberi Etiket/label sesuai untuk memeriksa kesesuaian antara obat dengan
dengan resep dan rejimennya. lebel/etiketnya.
7. Bertanggung jawab dalam Mampu memeriksa data pasien secara rinci meliputi
memastikan bahwa obat diserahkan nama dan alamat pada saat menyerahkan obat.
kepada pasien yang tepat
2. Melaksanakan 1. Melaksanakan dokumentasi atas Mampu menjelaskan persyaratan dokumentasi resep
dokumentasi resep sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan pedoman profesi
2. Melaksanakan dokumentasi Mampu menjelaskan dokumentasi medication error
medication error yang sesuai dan tindak lanjutnya
3. Kemandirian pasien 1. Melakukan identifikasi kebutuhan Mampu berkomunikasi dengan pasien untuk
terkait dengan informasi yang spesifik dan kondisi mengkonfirmasi pengetahuan dan pemahaman pasien
kepatuhan penggunaan yang dimungkinkan mempengaruhi terkait dengan penyakit dan obat yang diterima.
obat kepatuhan pasien
2. Mengklarifikasi perubahan terapi Mampu identifikasi perubahan terapi, bentuk dan
obat, bentuk obat dan kemasannya kemasan obat serta mengkomunikasikannya dengan
tenaga kesehatan lain atau pasien.
3. Menjelaskan indikasi penggunaan Mampu menjelaskan indikasi terapi, efek farmakologi
obat, kemanfaatan dan hal-hal yang dan hal-hal yang harus diwaspadai pasien pada saat
harus diwaspadai pada saat menggunakan obat
penggunaan obat. Mampu menggunakan teknik komunikasi yang sesuai
dalam rangka memberikan informasi obat
Mampu menggunakan sumber informasi tertulis yang
1. Klarifikasi ketersediaan 1. Mengenali lingkungan kerja yang Mampu identifikasi obat yang dapat diracik di ruang
peralatan peracikan sesuai untuk tiap jenis obat. produksi yang membutuhkan kondisi non
aseptic/aseptic dalam ruang bersih (clean room),
(contoh tetes mata, nutrisi parenteral)
Mampu identifikasi sediaan sitotoksik yang harus
diracik pada isolator sitotoksik atau unit preparasi
setara (cytogard, BSC =basic safety cabinet)
2. Identifikasi peralatan yang Mampu memilih peralatan yang sesuai untuk
dibutuhkan untuk peracikan obat. peracikan obat dengan metode tertentu dan
mendukung akurasinya (contoh: pemilihan timbangan,
anak timbang, minimal jumlah yang ditimbang,
ukuran pengukuran yang optimal).
3. Konfirmasi peralatan yang Mampu untuk melakukan konfirmasi bahwa peralatan
dibutuhkan sudah sesuai dengan yang dibutuhkan telah bersih dan terkalibrasi dan
kebutuhan. sertifikasi).
2. Penilaian ulang 1. Memilih standar formulasi yang Mampu untuk mendapatkan formulasi atau referensi
formulasi berhubungan dengan spesifikasi obat. yang digunakan di tempat kerja
2. Mengembangakan formulasi yang Mampu mengembangkan formulasi untuk pasien
belum ada standarnya. secara individual berdasarkan referensi dan sumber
informasi lain atau konsultan/pakar
Mampu berkonsultasi dengan pakar di bidang
formulasi dan sumber informasi formulasi non standar
3. Memahami instruksi formulasi, Mampu melakukan interpretasi tehadap terminologi
termasuk metode peracikan. dan singkatan dari formulasi yang spesifik (contoh :
ingredient, instruction, dosage forms, quantities)
Ikatan Apoteker Indonesia 78
Mampu untuk identifikasi nama dagang, generik, dan
nama umum dari kandungan aktif
4. Memahami kebutuhan teknik Mampu untuk menjelaskan dan menunjukkan teknik
penanganan terhadap bahan obat penanganan yang aman untuk bahan obat yang
yang potensial mengakibatkan potensial membahayakan/mengakibatkan cedera.
cedera.
5. Membedakan antara bahan aktif dan Mampu membedakan antara bahan aktif dan bahan
bahan penolong. penolong (contoh : bahan aktif, pembawa/vehicle,
flavouring, preservative) dan menjelaskan tujuan dari
penggunaan tiap bahan dalam formulasi
1. Pertimbangan 1. Mematuhi SPO peracikan dan standar Mampu menjelaskan peracikan SPO di tempat kerja
persyaratan kebijakan profesi yang berlaku di tempat kerja
dan peraturan peracikan untuk peracikan obat
dan formulasi
2. Persiapan dan menjaga 1. Memahami nilai pentingnya Mampu menyebutkan kelengkapan kertas kerja dan
dokumentasi obat menggunakan lembar kerja. alasan-alasannya (pelacakan batch, memeriksa
jumlah, dan beberapa kasus keluhan pasien atau
kejadian yang tidak lazim)
2. Menghitung jumlah/kuantitas, Mampu menghitung jumlah kebutuhan kuantitas
pengenceran, persentase yang bahan formula, pelarut atau persentasenya secara
dibutuhkan tiap bahan tepat
formula(kandungan aktif dll) yang Mampu menghitung jumlah kebutuhan bahan
dibutuhkan dalam obat. formula untuk meracik dengan satuan jumlah yang
berbeda
1. Klarifikasi: ruang kerja 1. Mengenali lingkungan kerja yang Mampu identifikasi tahapan kegiatan sterilisasi yang
dan peralatan sesuai untuk tahapan kegiatan membutuhkan area kotor,bersih dan steril.
sterilisasi. Mampu identifikasi persyaratan area yang berbeda
(contoh : area kotor tekanan udara negatip, area bersih
tekanan udara positif, area steril ; tekanan udara positif
dan jumlah mikroba terkendali ).
2. Melakukan identifikasi peralatan Mempu memilih peralatan yang sesuai untuk masing 2
yang dibutuhkan untuk kegiatan tahapan , metoda yang digunakan yang mendukung
sterilisasi. akurasinya ( contoh ; pemilihan mesin cuci instrument,
mesin sterilisasi).
3. Konfirmasi peralatan yang Mampu melakukan konfirmasi bahwa peralatan yang
dibutuhkan sudah sesuai dengan dibutuhkan telah tervalidasi dan terkalibrasi (sertifikat)
ketentuan.
4. Melakukan kontrol kesiapan alat Mampu menunjukkan cara menggunakan indikator
sterilisasi. Bowie-Dick.
Ikatan Apoteker Indonesia 84
5. Konfirmasi alat kesehatan yang Mampu melakukan konfirmasi bahwa alat kesehatan
dibutuhkan sudah sesuai dengan yang dibutuhkan telah sesuai dengan jenis dan jumlah
ketentuan. nya
2. Tinjauan bahan dasar 1. Memilih metode tahapan kegiatan Mampu menyebutkan alat kesehatan yang
alat kesehatan yang akan sterilisasi yang sesuai. memerlukan kondisi steril.
disterilkan Mampu menjelaskan jenis bahan alat kesehatan yang
memerlukan metode sterilisasi spesifik. (contoh :
laparascopy).
Mampu menentukan metoda sterilisasi berdasarkan
jenis bahan dasar (contoh : alat kesehatan berbahan
dasar plastik, berbahan dasar logam)
3. Kualitas pemilihan 1. Membedakan antara jenis kandungan Mampu membedakan antara jenis kandungan dalam
bahan sterilisasi bahan dan alat kesehatan. alat kesehatan (contoh : jenis kandungan bahan baku
dalam kassa, kapas, instrument) dan menjelaskan
tujuan dari penggunaan tiap jenis kandungannya.
4. Pengelolaan 1. Memahami sifat-sifat desinfektan dan Mampu untuk identifikasi nama dagang, generik dan
desinfektan antiseptik. nama umum dari kandungan aktif bahan yang
digunakan
Mampu menjelaskan fungsi, batasan, dampak
desinfektan mapun antiseptik .
2. Memahami kebutuhan teknik Mampu menjelaskan dan menunjukkan teknik
compounding, penyimpanan, compounding, syarat penyimpanan, penandaan
penandaan terhadap kandungan yang kandungan yang potensial
potensial mengakibatkan cidera. membahayakan/mengakibatkan cidera.
1. Pertimbangan 1. Mematuhi standar prosedur Mampu menjelaskan SPO tahapan kegiatan sterilisasi
persyaratan dan operasional dan standar profesi yang di tempat kerja ( SPO Dekontaminasi, SPO
prosedur kerja sterilisasi berlaku di tempat kerja untuk tahapan Pengemasan, SPO Sterilisasi, SPO Penyimpanan,
kegiatan sterilisasi. SPO Distribusi).
2. Dokumentasi sterilisasi 1. Memahami nilai pentingnya Mampu menyebutkan kelengkapan kertas kerja dan
alat kesehatan menggunakan lembar kerja. alasan-alasannya (pelacakan batch, memeriksa
jumlah, beberapa kasus keluhan pengguna jasa dan
perubahan indikator tidak maksimal).
2. Menghitung jumlah/kuantitas, Mampu menghitung jumlah kebutuhan kuantitas
pengenceran, persentase yang bahan formula, pelarut atau persentasenya secara
dibutuhkan tiap bahan formula tepat
(kandungan aktif dan lain-lain) yang Mampu menghitung jumlah kebutuhan bahan
dibutuhkan dalam tahapan kegiatan formula untuk disiapkan dengan satuan jumlah yang
sterilisasi. berbeda
3. Menyiapkan label alat kesehatan Mampu menyiapkan label yang benar dan jelas
sesuai dengan rincian kertas kerja, konsisten dengan yang tertulis rinci pada kertas
kebutuhan legal dan standar profesi. kerja, kebutuhan legal dan standar praktek profesi
3. Menyiapkan set alat 1. Memilih alat kesehatan utama dan Mampu memilih bentuk dan ukuran alat kesehatan
kesehatan steril utama alat kesehatan penunjangnya secara utama (instrument, jarum, benang bedah, plat screw ,
dan alat kesehatan tepat. catheter jantung/non jantung) dan alat kesehatan
penunjangnya penunjangnya (slang, kassa, kapas) sesuai dengan
yang tertulis pada kertas kerja .
2. Memahami pentingnya teknik setting Mampu menjelaskan pengaruh suhu, kelembaban,
dan memilih wadah dan pengemas tekanan, oksigenasi, cahaya, panas, dan kontaminasi
yang menjadi faktor penting untuk mikrobiologi pada sterilitas dan umur/masa
efikasi alat kesehatan steril. kadaluwarsa alat kesehatan steril.
5. Aplikasi prinsip-prinsip 1. Mengukur jumlah kebutuhan di Mampu menghitung dan mengambil alat kesehatan
dan teknik-teknik dalam kertas kerja. dengan jumlah, jenis dan ukuran yang akurat.
penyiapan alat 2. Menggunakan proses secara Mampu menunjukkan teknik penyiapan, penataan,
kesehatan steril sistematik dalam melakukan penataan penambahan secara sistematis dan dengan
alat kesehatan sesuai dengan praktik menggunakan wadah dan bahan pengemas yang
setting. sesuai.
3. Menggunakan teknik yang Mampu menunjukkan teknik dan kebersihan
menghindarkan kontaminasi pada alat peralatan yang meminimalkan kemungkinan
kesehatan. terjadinya kontaminasi.
4. Menguji hasil akhir dalam hal Melakukan cek akhir secara visual terhadap kemasan
kontaminasi. sebelum dilakukan sterilisasi.
6. Pengemasan, 1. Membuat label/penandaan pada alat Mampu menjelaskan kebutuhan tambahan informasi
1. Penatalaksanaan 1. Melakukan penanganan jika terjadi Mampu menjelaskan SPO jika terjadi kecelakaan
Peralatan dan sediaan kecelakaan. (kebakaran, ledakan, keracunan)
farmasi Mampu menjelaskan penanganan sementara jika
terjadi kecelakaan. (pemilihan dan penggunaan
antidotum)
Mampu menunjukkan teknik penanganan limbah
medis dengan “spill kit”
Mampu melakukan dokumentasi setiap kali terjadi
kecelakaan
2. Panatalaksanaan Alat 1. Menyusun tata cara penggunaan Alat Mampu menjelaskan teknik penggunaan APD dengan
Pelindung Diri (APD) Pelindung Diri (APD). tepat
Mampu memilih dan menentukan jenis dan jumlah
1. Kriteria seleksi 1. Memahami faktor yang berpengaruh Mampu melakukan analisis masalah kesehatan yang
terhadap proses seleksi sedang dan sering terjadi
Unit Kompetensi 6.3 Penyimpanan dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
1. Pelaksanaan 1. Melaksanakan good storage practice Mampu merancang tempat penyimpanan sesuai
penyimpanan sediaan (cara penyimpanan sediaan farmasi peraturan perundangan untuk menjamin sediaan farmasi
farmasi dan alat dan alat kesehatan yang baik) dan alat kesehatan
kesehatan yang tepat
Mampu melakukan penerimaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang baik dan benar
3. Pengawasan mutu 1. Memahami faktor-faktor yang Mampu melakukan pengawasan mutu terhadap sediaan
penyimpanan sediaan berpengaruh terhadap penurunan farmasi dan alat kesehatan yang diterima dan disimpan
farmasi dan alat mutu, keamanan dan kemanfaatan sehingga terjamin mutu, keamanan dan kemanfataan
kesehatan sedia an farmasi dan alat kesehatan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
1. Pemusnahan sediaan 1. Memahami ketentuan peraturan Mampu menjelaskan ketentuan peraturan perundang-
Ikatan Apoteker Indonesia 93
farmasi perundang-undangan dan persyaratan undangan dan persyaratan keamanan berkaitan dengan
keamanan berkaitan dengan pelaksanaan pemusnahan obat.
pemusnahan obat
2. Memahami kriteria obat yang harus Mampu menjelaskan kriteria obat harus dimusnahkan
dimusnahkan (obat rusak, kadaluwarsa (obat rusak, kadaluwarsa dsb).
dsb) Mampu melaksanakan pemusnahan sediaan farmasi
sesuai peraturan perundang-undangan, sifat bahan dan
dampak lingkungan.
Mampu membuat dokumentasi pemusnahan sediaan
farmasi
1. Informasi tentang 1. Mendapatkan informasi yang dipercaya Mampu menjelaskan alasan penarikan obat
penarikan obat tentang penarikan obat
2. Memahami perbedaan penyebab Mampu menjelaskan perbedaan penyebab penarikan
penarikan produk obat obat
3. Memahami metode komunikasi risiko
Mampu menjelaskan komunikasi risiko yang
yang digunakan oleh instansi yang
digunakan oleh instansi yang berwenang
berwenang
2. Perencanaan dan 1. Menilai pengaruh dan eskalasi dari Mampu menjelaskan cara pengambilan data distribusi
pelaksanaan penarikan penarikan produk obat obat (nama pasien, rincian yang dapat dihubungi,
produk obat tanggal pembelian, jumlah yang dibeli)
Mampu menilai pengaruh dan akibat eskalasi
penarikan produk obat
2. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan Mampu melakukan identifikasi tenaga kesehatan
lain untuk merencanakan strategi terkait untuk merencanakan strategi penarikan produk
penarikan obat obat.
Ikatan Apoteker Indonesia 94
3. Memahami tata laksana penanganan Mampu menjelaskan tata laksana (daftar distribusi,
penarikan obat dokumentasi pengembalian produk obat obat)
penarikan produk obat obat (wajib atau sukarela)
3. Komunikasi efektif 1. Menentukan dan menyusun informasi Mampu menjelaskan informasi penting yang akan
dengan pihak terkait kritis untuk disebarkan kepada pihak disosialisasikan kepada pihak terkait
terkait
2. Menerapkan metoda yang sesuai untuk Mampu melakukan sosialisasi yang tepat sesuai
sosialisasi kebutuhan
1. Identifikasi pola 1. Mengenal obat-obat yang berpotensial Mampu mengenali obat-obat yang berpotensial tinggi
penggunaan obat yang tinggi untuk digunakan secara tidak untuk digunakan secara tidak tepat
tidak tepat tepat
2. Melaporkan temuan menggunakan Mampu menjelaskan tanggung jawab Apoteker dalam
mekanisme yang sesuai menjamin penggunaan obat yang tepat
Mampu menjelaskan mekanisme pelaporan
penggunaan obat yang tidak tepat
Mampu mengidentifikasi pihak-pihak yang relevan
dalam bekerjasama menyelesaikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan penggunaan obat yang tidak
tepat.
1. Pemanfaatan Sistem dan 1. Memahami jenis data yang berperan Mampu menjelaskan proses analisis data menjadi
Teknologi Informasi dalam informasi pengendalian informasi yang diperlukan dalam pengendalian
dalam pengelolaan persediaan sediaan farmasi dan alat persediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
sediaan farmasi dan alat kesehatan Mampu menjelaskan manfaat teknologi informasi
kesehatan dalam pengendalian persediaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
2. Penyusunan struktur 1. Menyusun struktur organisasi Mampu menjelaskan hubungan antara posisi dalam
organisasi pelayanan farmasi. struktur organisasi dengan fungsi pelayanan farmasi
2. Menyusun tugas, tanggung jawab dan Mampu menyusun dan menjelaskan tugas, tanggung
kewenangan yang jelas dari masing- jawab dan kewenangan yang jelas dari masing-masing
masing posisi dalam struktur organisasi posisi dalam struktur organisasi
3. Menempatkan sumber daya manusia Mampu menjelaskan kualifikasi SDM yang diperlukan
yang memiliki kualifikasi yang sesuai untuk posisi tertentu dalam struktur organisasi
untuk posisi tertentu dalam struktur
organisasi
3. Optimalisasi Sumber 1. Memanfaatkan SDM yang tersedia Mampu menjelaskan jenis SDM yang diperlukan
Daya Manusia secara optimal
2. Memastikan bahwa SDM yang ada Mampu menghitung kebutuhan SDM berdasarkan
memadai untuk jenis dan volume jenis dan volume pekerjaan
pekerjaan rutin
3. Memastikan SDM memahami tugas Mampu menjelaskan cara menilai pemahaman SDM
dan tanggung jawab sesuai dengan terhadap tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.
posisinya
4. Memastikan SDM peduli terhadap Mampu menjelaskan cara menilai pemahaman SDM
peraturan ketenagakerjaan dan kondisi terhadap peraturan ketenagakerjaan dan kondisi yang
yang mempengaruhi kebijakan dan mempengaruhi kebijakan dan kegiatan di tempat kerja
kegiatan di tempat kerja
1. Berbagi informasi yang 1. Menggunakan jalur komunikasi formal Mampu menjelaskan kontribusi diri dalam proses
relevan untuk memberikan umpan balik umpan balik yang wajar dilakukan.
berkaitan dengan sasaran dan langkah Mampu menggunakan buku harian untuk komunikasi
yang disepakati. hal-hal penting sebagai tindak lanjut dan atau
memberikan informasi ke staf atau petugas.
2. Memastikan bahwa orang lain Mampu menjelaskan tugas sehubungan dengan
menerima informasi tentang hal-hal informasi bagi setiap orang yang terkait tipe
yang relevan. pekerjaannya.
3. Menjelaskan dampak pekerjaan Mampu identifikasi dan atau menjelaskan situasi
seseorang pada orang lain. dimana pekerjaan seseorang berpengaruh pada orang
lain di tempat kerja.
2. Partisipasi dan kerjasama 1. Memahami tugas dan tanggung jawab Mampu menjelaskan tugas dan tanggung jawab
tim dalam pelayanan orang lain dalam tim. orang lain.
Mampu menunjukkan perilaku positif pada saat
2. Memahami nilai-nilai kerjasama kolaborasi dengan orang lain dalam tim.
dalam tim. Mampu mendorong untuk menimbulkan kerjasama
tim di tempat kerja.
Ikatan Apoteker Indonesia 100
3. Bekerjasama dengan orang lain dalam Mampu meberi contoh pendampingan sejawat dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. pelaksanaan tugas.
Mampu untuk menjaga hubungan kolaboratif, saling
menghargai dengan tenaga profesional lain dan
keluarga/pendamping penggunaan obat dalam rangka
memberikan pelayanan pasien secara spesifik.
1. Pengenalan terhadap 1. Menjalankan standar profesi secara Mampu untuk identifikasi dan menyetujui atau
standar profesi konsisten. menolak atas permintaan obat dan alat kesehatan
yang tidak layak.
2. Mengenali standar profesi tenaga Mampu untuk menjelaskan ketidaklayakan
kesehatan dan profesi lain. permintaan obat dan alat kesehatan.
Mampu untuk menjamin permintaan obat dan alat
kesehatan yang layak.
2. Penetapan peran profesi 1. Menjelaskan peran masing-masing Mampu menjelaskan posisi dan peran masing-masing
apoteker. apoteker dengan jelas, ringkas dan rahasia.
2. Menyampaikan sasaran kerja dan Mampu untuk membuat pilihan jalan mana yang
aktivitas masing-masing apoteker. harus diambil untuk mencapai tujuan.
Mampu untuk membuat perubahan perilaku orang
lain.
1. Penggalian masalah atau 1. Menerima tanggung jawab untuk Mampu untuk menunjukkan permasalahan yang
masalah yang potensial menyelesaikan masalah. muncul pada saat itu.
2. Mengenali masalah utama dan Mampu untuk identifikasi dan menerangkan terjadinya
masalah potensial. masalah atau potensial masalah.
Mampu untuk menerangkan dengan jelas penyebab
3. Menjelaskan akar masalah.
masalah atau faktor-faktor penyebab masalah.
4. Melakukan identifikasi pendekatan Mampu melakukan dokumentasi masalah-masalah,
yang tepat untuk menyelesaikan faktor-faktor penyebab dan alternatif pilihan untuk
masalah. menyelesaikan masalah.
Mampu identifikasi siapa yang berminat terhadap
5. Menggunakan pendekatan kolaboratif
masalah ini (individual atau kelompok)
untuk identifikasi penyelesaian
masalah. Mampu untuk mendorong dan menerima masukan dari
orang lain untuk menyelesaikan masalah.
Mampu untuk menerangkan penggunaan bermacam-
6. Menggunakan alternatif pendekatan
macam teknik (misal daftar tilik, diagram sebab
atau kegiatan untuk membantu
akibat, pareto ) untuk membantu menyelesaikan
menyelesaikan masalah.
masalah.
2. Penyelesaian masalah 1. Menyusun perencanaan untuk Mampu menerangkan bahwa lebih disukai untuk
menyelesaikan masalah. melakukan pendekatan dalam menyelesaikan masalah
dan memutuskan pilihan atas sebab-sebab dan
keluaran yang diharapkan.
2. Menyampaikan perencanaan Mampu menjelaskan perencanaan untuk
penyelesaian masalah. menyelesaikan masalah.
3. Melaksanakan perencanaan yang telah Mampu untuk mengajak orang terkait yang kooperatif
disetujui oleh masing-masing pihak. untuk menerapkan perencanaan penyelesaian masalah.
4. Mengenali kebutuhan untuk evaluasi Mampu untuk mendiskusikan kepentingan evaluasi
Ikatan Apoteker Indonesia 102
pelaksanaan yang direncanakan. pencapaian tujuan dengan mengkaji ulang hasil yang
sudah dicapai (misal penyelesaian yang tidak lengkap,
masalah lain yang muncul).
5. Menetapkan prosedur monitoring Mampu untuk menerangkan proses monitoring dengan
untuk menilai keberhasilan tolak ukur yang jelas bahwa telah dilakukan
perencanaan. penyelesaian masalah.
6. Menggunakan hasil monitoring untuk Mampu menunjukkan atau menerangkan bagaimana
kegiatan berikutnya bila diperlukan. monitoring hasil sudah digunakan untuk melihat
kegiatan selanjutnya.
1. Klarifikasi keadaan 1. Mengenali tanda-tanda adanya konflik. Mampu untuk menerangkan tanda-tanda (misal
konflik perilaku tidak kooperaif, atau tekanan) yang ada
hubungan dengan keberadaan konflik.
2. Memposisikan konflik di tempat kerja Mampu melakukan identifikasi keberadan konflik
pada saat yang tepat. sebelum hal ini menyebabkan efek samping (misal,
moral rendah, ketidakhadiran, kesalahan sistem atau
pelayanan, perilaku agresif) di tempat kerja.
3. Mengumpulkan informasi yang Mampu identifikasi penyebab utama atas isu yang
relevan untuk melakukan klarifikasi terjadi dan siapa yang berpartisipasi dalam konflik
sumber-sumber dan kewajaran konflik. tersebut.
4. Menjelaskan kewajaran konflik secara Mampu untuk menerangkan kejadian dan sumber-
objektif. sumber konflik tanpa menyalahkan pihak terkait.
2. Tindakan Penyelesaian 1. Identifikasi alternatif pendekatan yang Mampu menerangkan jarak antara strategi pendekatan
konflik dapat digunakan untuk menyelesaikan yang efektif untuk menyelesaikan konflik ditempat
masalah. kerja (penyelesaian masalah secara kolaboratif,
menggunakan sistem mediasi, negosiasi menang-
Ikatan Apoteker Indonesia 103
menang, identifikasi keluaran sesuai kesepakatan).
2. Bekerjasama dengan orang lain untuk Mampu untuk menjelaskan dan memutuskan metode
konfirmasi pendekatan dengan yang terbaik untuk menyelesiakan masalah.
persetujuan satu sama lain.
3. Menerapkan keterampilan komunikasi Mampu untuk menggunakan keterampilan komunikasi
yang memadai untuk menyelesaikan verbal maupun non-verbal dan keterampilan lain
masalah. selama proses berlangsung dengan percaya diri.
Anonim, 1996, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 tentang Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1997, Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1997, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1997, Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1999, Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2003, Competency Standards for Pharmacist in Australia 2003, Pharmaceutical Society of Australia
Anonim, 2003, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No HK.00.05.3.2522 tahun 2003 tentang Penerapan Pedoman Cara
Distribusi Obat Yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Anonim, 2004, Kepmenkes Nomor 1027 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2004, Kepmenkes Nomor 1197 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit , Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2004, Standar Kompetensi Farmasis Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta
Ikatan Apoteker Indonesia 106
Anonim, 2004, Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2006, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No HK.00.05.3.0027 tahun 2006 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Anonim, 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2009, SK Kongres ISFI No.006/KONGRES XVIII/ISFI/2009 tentang Kode Etik Apoteker Indonesia, Konggres Nasional Jakarta
Anonim, 2009, Sistem Kesehatan Nasional ; Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2009, Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2010, Competency Standard for Pharmacist in Singapore, Singapore Pharmacy Council
Apsden, Philip et al, 2007, Preventing Medication Error, National Academies Press, Washington DC
Cipolle, R. J., Strand, L. M., Morley, P. C., 2004, Pharmaceutical Care Practice : The Clinician’s Guide, second edition, McGraw Hill
Companies, Inc
Kohn, Linda T., Corrrigan, Janet M., Donaldson, Molla S, 2000, To Err Is Human, Building a Safer Health System, National Academy Press,
Washington DC
Quick, J. D., et al., 1997, Managing Drug Supply second edition, revised and expanded Kumarian Press, Conecticut, USA
WHO, 1996, Good Pharmacy Practice (GPP) in Community and Hospital Pharmacy Setting, World Health Organization