Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN DISIPLIN DAN KODE ETIK APOTEKER

Pengurus cabang  aapoteker2 yang berada di area itu.


Pengurus daerah  anggotanya cabang2 yang ada di ddaerah itu
Pengurus pusat  anggotanya pengurus2 daerah yang ada di negara itu
Jadi kalau ada kebijakan dari pengurus pusat harus tau semuanya.
Harus jaadi anggota dulu baaru bisa akses informasi yang adda di pusat, cabaang, adaeraah

Kalau berbicara mengenaai pedoman disiplin tujuannya sbg profesi yang bekerja di bidangnya

Mengapa perlu pedoman disiplin dan kode etik:


- Perlu nyampe detil2nya. Peruuan blm nyammpe detil2 nya. Makanya dibuat aturan2
yang blm di cover oleh UU karena tingkatan tertinggi peraturan peruuan. Jadi kalau di
peraturan peruuan blh tpi kode etik ga boleh maka kode etik yang ditinggalkan.
- Sebagai profesi harus fair (ga blh memihak), adil, jujur, berbudi luhur
- Apoteker itu profesi: individu dan kelompok
Profesi itu biasanya autoregulasi (apotek online  apa dampaknya, apakah jujur atau
tidak pekerjaannya? Kita yang buat peraturan2nya), kompetensi & perubahan.
Individu dan kelompok memerlukan arah/standar/pedoman/map, dll
Kontak dengan nakes & masyarakat: ada tanggung jawab, pertanggung jawaban dan
mutu pelayanan/pekerjaan
Banyak kemungkinan pengambilan keputusan, apakah itu salah/benar atau konflik

Tujuan:
- Menjunjung tinggi martabat profesi
- Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota
- Meningkatkan pengabdian anggota
- Meningkatkan mutu profesi
- Meningkatkan layanan kepada pengguna jasa
- Untuk menentukan standar sendiri
Fungsi:
- Kalau mengikuti semua aturan maka kewibawaan profesi maakin tinggi. Kewibawaan
profesi  makin mantap substansi etis yang diatur dan prosedurnya, mmakin kredibel.
Apa gunanya kewibawaan profesi? Kalau profesi yang berwibawa  lebih
diperhitungkan oleh lingkungan yang ada hubungannya dengan profesinya.
Kapasitas dia daalam menangani masalah yang menjadi tanggung jawab dia  besar
secara profesi/organisasi.
- Parameter normatif  tolak ukur perlindungan etis klien/pasien  makin
altruis/deontologis makin luhur.
- Self regulating  self-disciplining untuk akubtabilitas profesi  berani memanggil,
menyidangkan & menjatuhkan sanksi
- Merupakan map/peta dalam berprofesi.
- Dnegan adanya disiplin dan etika maka kita harus dalam koridornnya
- Sebaagai sarana control bagi amsyarakat atas pelaksanaan profesi tersebut
- Mencegah campur tangan pihak luar organisasi tentang hubungan etika/disiplin dan
keanggotaan organisasi.
Misalnya masalah obat dumolit yang dijual secara online 

Profesi dicegah dari tuntutan yang tidaka profesional dan konsumen dicegah dari tindaakan
yang tidak benar

Praktik apoteker bertanggung jawab


- sesuai:
o Moral/etika, disiplin (mengikuti aturan dan ketentuaan yang ada), dan
legal(sesuai dengan hukum, misal apotek online legal atau ga? Karena dia
berhubungan dengan jual beli serta berhubungan dengan obat)
o Tugas/beban terukur yang dipikul
- Melaksanakan:
o Kepercayaan yang diberikan
o Kewajibaan yang dibebankan. Antara hak dan kewajiban kaitannya dg nurani
- Memelihara kompetensi : sertifikasi dan CPD (Continuing Professional Development).
Seseorang dianggap kompeten karena dia punya pengetahuannya, kemampuan/skill.
Sertifikat  kalau prakteknya benar akan diberikan tiap tahun(?) tapi kalau ga nanti
harus ikut ujian kompetensi lagi.
- Mengikuti perkembangan per-UU-an dan IPTEK

Pedoman disiplin dapat diklasifikasikan berdasarkan nomornya


CPD dan Practice Improvement
- CPD  pengemmbangan profesional yang berkelanjutan. Biar bisa tetap jadi aapoteker
yang kompeten haarus terus mengembangkan kompetensinya. Karena teknologi terus
berkembang sehingga kita harus terus berkembang. Oleh akrena itu eprlu adanya proses
pengembangan diri. Karena sifat apoteker sebagai profesi maka pengembangan diri
seperti apa yang direncanakan?
-

Anda mungkin juga menyukai