Kelompok 2 :
Mutiara Dita Putri (2905002)
Liza Efni Haryani (2905003)
Aulia Maizora (2905006)
Sylda Rakmah Syarti (2905012)
Dede Rizki Wahyuda (2905017)
Yellsa Arwila (2905018)
Betri Novita (2905024)
Frizka Khairunnisa (2905028)
Maisandra (2905039)
Rizki Damayanti (2905040)
Diagnosis Banding
1. Rhinitisalergi pada serangan akut
2. Rhinitis vasomotor pada serangan akut
Penatalaksanaan Farmakologi
Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara spontan
setelah kurang lebih 1 - 2 minggu. Karena itu umumnya terapi yang
diberikan lebih bersifat simptomatik, seperti analgetik, antipiretik, dan
nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang cukup. Terapi khusus
tidak diperlukan kecuali bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder
bakteri, maka antibiotik perlu diberikan.
Antipiretik dapat diberikan paracetamol.
Dekongestan oral mengurangi sekret hidung yang banyak, membuat
pasien merasa lebih nyaman. Dapat diberikan pseudoefedrin,
fenilpropanolamin, fenilefrin.
Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, dapat diberikan
amoxicillin, eritromisin, cefadroxil.
Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik,
dan antitoksin difteri.
2. ASMA
Pengertian (Anonim, 2013)
Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi
kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak,
rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan variasi
keterbatasan aliran udara ekspirasi.
Penatalaksaan Farmakologi
Konseling & Edukasi (Anonim, 2013)
Memberikan informasi kepada individu dan keluarga
mengenaiselukbelukpenyakit, sifatpenyakit, perubahanpenyakit
(apakahmembaikataumemburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan
mengetahui kapanharusmemintapertolongandokter.
Kontrolsecarateratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara
berkala (asma control test/ ACT)
Polahidupsehat.
Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
Menghindarisetiappencetus.
Menggunakanbronkodilator/steroid inhalasisebelummelakukan exercise
untukmencegahexercise induced asthma.
Penatalaksanaan Farmakologi
1. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan
mempertahankan keadaan stabil.
2. Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis
(salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-
masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya
penyakit. Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin100-150 mg
kombinasi dengn salbutamol 1 mg.
3. Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.
4. Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)
5. Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum mukoid.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer Edisi 1.
Jakarta: KEMESKES RI.
Anonim. (2015). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. Jakarta: KEMENKES RI.