1
(Contoh)
I Halaman Depan
II Lembar Persetujuan
[Persetujuan dari Rencana Induk Validasi, lengkap dengan tanda tangan personil-
personil kunci yang bertanggung jawab / berkontribusi dalam penyusunan dan
pemeriksaan Dokumen].
IV Tujuan
[contoh isi : Untuk mencakup kebijakan, pendekatan dan outline umum dari
prosedur-prosedur, jadwal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan validasi dan kualifikasi Perusahaan di .].
V Filosofi
[ 1. Kebijakan Perusahaan tentang validasi
2.Komitmen Perusahaan].
VI Cakupan
[ Pernyataan mengenai program validasi misalnya bahwa RIV tsb. meliputi:
program kualifikasi peralatan produksi dan laboratorium, validasi sarana
penunjang, sistem dan utilitas yang bersentuhan dengan produk dan validasi
proses, validasi metode analisis serta validasi pembersihan;
program validasi Prospektif, Konkuren dan Retroprospektif serta Revalidasi;
bahwa RIV masing-masing untuk Sistem Komputerisasi dan Proyek..
disusun terpisah sebagai Suplemen-suplemen dari RIV ini ].
-
50850
Lampiran ...................................... No.
.........].
XVII Glosarium
[Istilah dan definisi yang digunakan baik dalam RIV maupun dalam dokumen-
dokumen validasi lain sehingga tidak perlu lagi ada bagian Glosarium atau
Definisi ditampilkan pada dokumen lain].
-
50950
Lampiran 12.1a
(Contoh)
SEDIAAN PADAT
SISTEM / PROTOKOL DAN LAPORAN PROSEDUR TETAP
PERALATAN
DQ IQ OQ PQ VP KAL OP PBS PRW KAL
BANGUNAN
Konstruksi X X X
bangunan
Saluran X X X X X X X
Pembuangan
SARANA
PENUNJANG
KRITIS
Pengolahan Air X X X X X X X X X
HVAC X X X X X X X X
Udara bertekanan X X X X X X
Listrik Darurat X X X X X
PERALATAN
Mesin Penghalus X X X X X X X X X X
Mesin Pengayak X X X X X X X X X X
Mesin granulasi X X X X X X X X X X
Mesin Pengering X X X X X X X X X X
Mesin Cetak Tablet X X X X X X X X X X
Mesin Kapsul X X X X X X X X X X
Mesin Blister X X X X X X X X X X
Mesin Label X X X X X X X X
-
51051
Lampiran 12.1b
(Contoh)
- * Konsep Teknik
51 * Peninjauan dan Persetujuan Pemastian Mutu
1- 10. Siapkan Protokol KK
* Konsep Pemastian Mutu
* Peninjauan dan Persetujuan Pemastian Mutu
11. Pelatihan Protap dan Protokol Pemastian Mutu
12. Siapkan Pelaksanaan Validasi Pemastian Mutu
13. Pembuatan Daftar Pelatihan dan Instrumen untuk Dikalibrasi Pengawasan Mutu
& Produksi
14. Pelaksanaan Kalibrasi Teknik
* Instrumen Laboratorium Pengawasan Mutu
* Peralatan Produksi Produksi
15. Siapkan Protap Pengendalian terhadap Perubahan Pemastian Mutu
16. Pelaksanaan KI Teknik
* Bangunan
* Perlengkapan
* Peralatan
17. Revisi KI Teknik
- 512 -
JADWAL PROGRAM KUALIFIKASI DAN VALIDASI
Penanggung Minggu
Program
Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
18. Pelaksanaan KO Teknik
* Perlengkapan
* Peralatan
19. Revisi KO Teknik
20. Pelaksanaan KK / Validasi Proses Produksi
* Peralatan / Sistem Plasebo
* Bets Produksi
Pemastian mutu
21. Revisi KK / Validasi Proses
& Produksi
22. Siapkan Laporan Validasi Pemastian Mutu
- 513 -
Lampiran 12.1c
(Contoh)
Sediaan
Semipadat
Sediaan
Cairan
Lain-lain
Sediaan
-
51351
Lampiran 12.5a
(Contoh)
No. Produk ..
Latar Belakang
Sebelum diproduksi secara komersial, proses pembuatan tablet Deksametason harus
divalidasi terlebih dahulu sesuai dengan standar internal maupun CPOB.
Hal ini juga untuk mendokumentasikan bukti-bukti bahwa proses pembuatan selalu
menghasilkan produk yang diinginkan, sesuai dengan spesifikasi dan kelengkapan kualitas.
Tujuan
Untuk memvalidasi pembuatan produk baru : Deksametason Tablet sesuai dengan hasil
pengembangan produk baru No.: . Tanggal. :
Pengawas Produksi
Pengawas Laboratorium
DAFTAR ISI
1. Ruang Lingkup .. 3
2. Tanggung Jawab ..... 3
3. Komposisi / Formula 3
4. Spesifikasi Bahan Awal 4
5. Perlengkapan dan Peralatan yang Digunakan 4
6. Sistem Penunjang Kritis . 6
7. Kondisi Ruangan yang Digunakan Saat Proses Pembuatan .. 6
8. Bagan Alur Proses 7
9. Proses Pembuatan dan Parameter Kritis . 8
10. Pola Pengambilan Sampel ....... 9
11. Dokumentasi ... 23
12. Pengemasan ............................................................................... ............................. 23
13. Stabilitas .. 23
14. Penggunaan Bets 24
15. Kesimpulan Validasi Proses.. 24
Halaman 3 dari 24
1. Ruang
Lingkup
Protokol ini merupakan panduan untuk melakukan validasi proses
pengolahan Tablet di Fasilitas . meliputi pengawasan parameter kritis
pembuatan, pengambilan sampel yang tepat dan pengujian selama pengolahan.
Validasi proses dilakukan terhadap tiga bets berurutan, dengan ukuran bets yang
sama yang digunakan untuk pembuatan bets produksi. Prosedur dan
dokumentasi
disesuaikan dengan CPOB yang berlaku dan standar
internal.
2. Tanggung Jawab
2.1 Bagian
Produksi
Bertanggung jawab untuk:
2.1.1 menyusun protokol dan laporan validasi.
2.1.2 memastikan bahwa:
peralatan terkait sudah terkualifikasi, tersimpan dengan benar dan
siap digunakan.
Protap yang digunakan untuk memproduksi bets validasi,
pengawasan selama-proses dan pengambilan sampel sudah sesuai
yang tercantum
dalam Protokol ini,
proses pembuatan dilaksanakan sesuai Prosedur Pengolahan Induk
yang berlaku.
2.2 Pemastian
Mutu
Pemastian Mutu bertanggung jawab:
2.2.1 mengkaji dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi,
2.2.2 mengevaluasi hasil uji stabilitas,
2.2.3 menangani kendala dan penyimpangan dalam validasi, dan
2.2.4 mengkaji dan memberikan persetujuan serta pelulusan atas bets validasi.
2.3 Pengawasan
Mutu
Pengawasan Mutu bertanggung jawab:
2.3.1 melaksanakan pengujian fisika dan kimia yang diperlukan untuk
meluluskan produk,
2.3.2 melakukan pengujian tambahan yang diminta dalam Protokol ini,
2.3.3 menangani Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS), dan
2.3.4 melakukan uji stabilitas.
3. Komposisi / Formula
Ukuran Bets: 128 kg (800.000 tablet)
Catatan Jumlah
Halaman 4 dariNyata
24
Langkah Per Bets Yang divalidasi
4. Spesifikasi Bahan AwalKomponen Tablet Bets (kg)
( mg ) Bets I Bets II Bets III
Daftar bahan awal yang digunakan pada proses
pembuatan.
Deksametason 0,5 .. .. .. ..
Laktosa mesh 80 .. .. .. .. ..
SPESIFIKASI / NO.
KOMPONEN NAMA DAGANG KODE MATERIAL .. PEMASOK
.. / PEMBUAT
.. ..
Selulosa Mikrokristalin METODE..
ANALISIS
PROSES .. .. .. .. ..
Amilum .
Deksametason .. .. .. ..
Magnesium Stearat .. .. .. .. ..
Laktosa mesh 80 .. .. ..
Bahan Penyalut . .. .. .. .. ..
Amilum. .. .. .. .. .. .. ..
..
Air Murni (sebagai pelarut)
Mg. Stearat .. .. ..
Bahan Penyalut:
- Methylcellulose .. ..
Type 630
- Diethylphthalate .. ..
- Titan Dioxxide
- FD&C Red No. 3. .. RUJUKAN..
Aluminium Lake
LANGKAH NO.
- Air Murni PERALATAN
- - KUALIFIKASI
- / ..
IDENTITAS TANGGAL
KALIBRASI
Polisihing Wax, .. .. .. ..
Type 103 Timbangan Merek .
Air Murni Tipe - - -
Timbangan Merek .
Penimbangan
5. PerlengkapanTipe danPeralatan yang Digunakan
Timbangan
Peralatan dan perlengkapan yang Merek .
digunakan pada proses pembuatan harus sudah
Tipe
dikualifikasi dan dikalibrasi sebelum produksi dimulai.
Prapencampuran Mixer Merek Tipe .. Halaman 5 dari 24
Pencampuran Mixer Merek Tipe ..
6. Sistem Penunjang
Granulasi Mixer Merek Tipe ..
Kritis Fluidized Bed Dryer
Pengeringan
PERALATAN Mesin PengayakNO.
Pengayakan
merek..
DOKUMEN RUJUKAN TANGGAL
Tipe .
Desaglomerisasi Mixer Merek Tipe
KI .. - -
Lubrikasi Mixer
Sistem Tata Udara Merek Tipe
KO .. - -
Mesin Cetak Tablet
PENIMBANGAN
GRANULASI
- PENCETAKKAN
51
9- PENGEMASAN
519
Halaman 7 dari 24
Air Murni
Selulosa Mikrokristalin
PH 102
Penimbangan dan Pencampuran
Pencampuran
Deksametason
Granulasi Basah
Laktosa mesh 80
Pengeringan
Amilum
Pencetakan Tablet
Pemolesan
Penyortiran
Halaman 8 dari
24
9. Proses Pembuatan dan Parameter
Kritis
-
51951
- Deksametason Pencampuran II Mixer.. Pencampuran Keseragaman kadar
- Selulosa - Waktu campuran dalam pencampuran
Mikrokristalin PH - Kecepatan
102 pengaduk/
- Laktosa penyetelan
- Amilum - Kecepatan
- dsb. pengaduk
potong/penyetelan
- Volume masa granul
- Campuran serbuk Granulasi III Pengaduk Granulasi - Pemerian
dari langkah II Basah berkecepatan - Waktu pengadukan - Perolehan hasil
- Air Murni tinggi - Kecepatan pengolahan
pengaduk/
penyetelan
- Kecepatan
pengaduk
Oscillating potong/penyetelan
Granulator
Mesh Penyaring/Penghalus
- Ukuran penyaring
-
52052
Halaman 9 dari 24
Keseragaman Campuran
Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD 5%.
2) Bulk density :
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
Jumlah sampel : 100 g dari masing-masing lokasi.
3) Tap Density
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : menggunakan sampel dari bulk density.
4) Susut Pengeringan
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.
- 532 -
Halaman 13 dari 24
- 533 -
Halaman 14 dari 24
Evaluasi:
Disusun oleh : .. Dikaji oleh Keterangan
Tanggal : .. Tanggal:
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
-
52
7-
- 534 -
Halaman 15 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 535 -
Halaman 16 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh Keterangan
Tanggal : Tanggal: .
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 536 -
Halaman 17 dari 24
- 537 -
Halaman 18 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: .
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 538 -
Halaman 19 dari 24
- Min
53 Max
2- SD
RSD Syarat : 4 %
Keseragaman kadar dari 20 frekuensi : Syarat : 75 % -125%
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: .
- 539 -
Halaman 20 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
CP = centi Poise
- 540 -
Halaman 21 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 541 -
Halaman 22 dari 24
Mesin : Pemoles Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : = .% Penempatan : No. Ruangan : .
Bahan : Tablet Salut Selaput dari Langkah Produksi VIII, Polishing Wax
Ya Tidak Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1 Dokumentasi Pelatihan Karyawan , .. .
2 Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) , .. .
3 Dokumentasi Validasi Metoda Analisis , .. .
4 Prosedur Tetap ada untuk :
4.1. Pengoperasian mesin , .. .
4.2. Pengujian , .. .
5 Proses Pemolesan tercakup dalam Prosedur Pengolahan , .. .
- Induk
53
5- Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
Parameter Kritis
No. Bets Viskositas larutan Waktu pemolesan Bilangan kuman Hasil pegolahan Kualitas produk jadi
..
Spesifikasi ..C .. menit/jam maks. 100 UPK/g .. %
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional UPK = Unit Pembentuk Koloni
- 542 -
Halaman 23 dari 24
11. Dokumentasi
Seluruh langkah dalam proses pengolahan didokumentasikan dalam Catatan
Pengolahan Bets. Langkah-langkah lain dicakup dalam dokumen di bawah ini:
12. Pengemasan
Bets validasi akan dikemas dalam alu strip.
13. Stabilitas
Pada bets validasi akan dilakukan Uji Stabilitas untuk melanjutkan Uji Stabilitas yang
telah dilakukan sebelumnya. Untuk melakukan Uji Stabilitas diperlukan Protokol
terpisah.
Halaman 24 dari 24
14. Penggunaan
Bets
- 544
53553
Bets validasi dapat disetujui untuk dipasarkan apabila memenuhi persyaratan
spesifikasi.
- 545
53653
Lampiran 12.5b
(Contoh)
No. Produk ..
Pengawas Laboratorium
-
53853
LAPORAN VALIDASI
Produk : Deksametason
No. Bets :
Bentuk Sediaan : Tablet
Ukuran Bets : 800.000 tablet
Rangkuman :
Lampiran:
PT .....................
Bag
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
-
54054
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.
PT .....................
Bag
Maksud / Tujuan:
Uraikan tujuan
Parameter Kritis:
Sebutkan parameter kritis yang akan diperiksa selama Kualifikasi Kinerja atau Fase Validasi
Proses atau Kualifikasi.
Kapasitas:
Kapasitas sIstem / peralatan yang diperlukan: tablet per jam, blister per menit, dll.
Persyaratan Khusus:
Bila ada persyaratan khusus, misal: bahan / material dari mesin, model mesin seperti
desain exproof, dll
Lampiran:
Lampiran I
PT .....................
Bag
Spesifikasi Fungsional: -
Maksud / Tujuan:
Uraikan tujuan.
Diagram Alur: -
Persyaratan Fungsional:
Proses:
Sebutkan persyaratan proses yang mendukung UR, misal : metode pengolahan Air Murni,
metode sanitasi sistem sirkulasi Air Murni, kecepatan sistem sirkulasi, dll..
Pengendalian:
Sebutkan metode pengendalian termasuk interlock dan pengendalian khusus yang
diperlukan untuk menjalankan sistem / alat sehingga semua parameter mutu tercapai.
Alarm:
Termasuk daftar alarm yang diperlukan untuk menjalankan sistem / peralatan. Alarm harus
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Juga menyebutkan tindakan apa yang dilakukan pada
saat alarm berfungsi, misal: . Konduktivitas Air Murni lebih dari 1,3 S/cm pada suhu 250C.
Persyaratan Khusus:
Termasuk persyaratan khusus yang ada.
Semua persyaratan yang disebutkan di atas akan diperiksa selama Kualifikasi Operasional.
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.
PT .....................
Bag
Lampiran:
Lampiran I
Maksud / Tujuan:
Uraikan Tujuan.
Uraikan tiap bagian peralatan terkait dengan UR dan F (bila perlu gunakan lembar
terpisah)
Bahan / material mesin untuk semua produk yang kontak langsung dengan permukaan
peralatan
Semua produk yang kontak dengan lubrikan
PT .....................
Bag
Cooling Water:
Air Murni:
Penghisap Debu
Uap
Sebutkan persyaratan sarana penunjang yang diperlukan untuk tiap bagian peralatan
Sistem Pengendalian harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persyaratan yang
disebutkan pada Spesifikasi Fungsional
Gambar:
Lampirkan semua gambar yang ada dari Sistem, misal: Diagram alur, P & IDs, gambar
layout, perpipaan, diagram garis elektrisitas, katalog pemasok, dll.
Keterkaitan antar gambar harus dapat ditunjukkan sebagai bagian dari validasi sistem
setelah kualifikasi
Buat daftar persyaratan khusus yang diperlukan untuk instalasi, misal sinar X dan
endoskopi untuk pipa Air Murni.
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.
PT .....................
Bag
Lampiran:
Lampiran I
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
Lampiran 12.8b
(Contoh)
PT ..............
Bag..
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN
.
PT ..............
Bag..
Hasil
Kesimpulan
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
Lampiran 12.11a
(Contoh)
PT .................
Bag
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.
PT .................
Bag
Maksud / Tujuan:
Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi
sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat ybs. dan
pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Ruang Lingkup
Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi, modifikasi dan pemindahan lokasi alat
ybs..
Tanggung Jawab :
Personil yang bertanggung jawab pada instalasi peralatan melakukan kualifikasi dan
melakukan pencatatan.
Petugas Teknik bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi data dan laporan kualifikasi.
Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui Protokol dan
Laporan Kualifikasi Instalasi.
a. Uraian tentang sistem / alat yang sedang dipasang : uraian umum tentang fungsi dan
komponen utama alat.
PT .................
Bag
4 No. Kode
5 No. Kode
6 No. Kode
Prosedur:
1. Siapkan Daftar Periksa untuk semua komponen termasuk suku cadang sesuai dengan
spesifikasi pesanan dan pembuat alat.
2. Catat semua informasi dari tiap alat, komponen, alat dengan spesifikasi pabrik
pembuat alat.
3. Catat semua penyimpangan sistem dan peralatan.
4. Siapkan laporan tentang penyimpangan tersebut termasuk penyesuaian yang
dilakukan serta dampak yang timbul pada fungsi alat tersebut.
5. Siapkan laporan kualifikasi instalasi termasuk :
- tanggal mulai studi - kelengkapan informasi - lokasi data awal
- tanggal penyelesaian - ringkasan dari laporan - informasi lain yang
penyimpangan berhubungan
dengan studi
- pengamatan yang - hasil pemeriksaan - kesimpulan
dilakukan keabsahan
instalasi
- masalah yang timbul - data contoh (jika ada)
-
55055
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.
PT .................
Bag
Fungsi dari
komponen
PT .................
Bag
Laporan penyimpangan
Penyimpangan
PT ..............
Bag..
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI
.
PT ..............
Bag..
Hasil
Kesimpulan
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
-
554554
Lampiran 12.12
(Contoh)
PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL
PT .....................
Bag
Disusun oleh
Bagian Produksi
Diperiksa oleh
Bagian Teknik
Disetujui oleh
Judul
Tujuan
Untuk menetapkan bahwa sistem / peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan
untuk mencatat semua data informasi yang dapat menunjang bahwa alat tersebut berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan.
Cakupan
Tanggung jawab
- 556 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 3 dari 11
1. No. Kode
2. No. Kode
3. No. Kode
4. No. Kode
5. No. Kode
6. No. Kode
Protap dan lembar data untuk pengoperasian secara umum, sistem / alat yang sedang diperiksa
(Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)
2)
Prosedur
1. Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk melakukan kalibrasi
peralatan dan instrumen (Lihat Daftar Alat Kalibrasi yang diperlukan, Daftar 1).
2. Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm (Lihat Pemeriksaan Tombol
Kontrol dan Alarm, Daftar 3).
3. Periksa dan catat hasil pemeriksaan (Lihat Hasil Pemeriksaan, Daftar 4).
4. Buat daftar persyaratan kalibrasi untuk sistim yang akan diuji dan catat hasil kalibrasinya
(Lihat Kalibrasi Alat dan Sistem, Daftar 5).
5. Periksa dan catat hasil uji "Specific Challenge" terhadap sistem / alat pada kondisi
normal dan terburuk (Lihat Specific Challenge peralatan atau sistem, Daftar 6).
- 558 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 5 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Persiapan
- 559 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 6 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Hasil
- 560 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 7 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Hasil
- 561 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 8 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Daftar 5: Kalibrasi Alat dan Sistem
Protap Kalibrasi
(Judul dan No.) Hasil Tanggal
- 562 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 9 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Daftar 6: Specific Challenge peralatan atau sistem
- 563 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 1 0 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Catatan Laporan Penyimpangan:
Penyimpangan:
- 564 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 1 1 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Laporan Kualifikasi Operasional:
Hasil:
Kesimpulan:
- 565 -
Lampiran 12.14
(Contoh)
LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL
PT .....................
Bag
Disusun oleh
Bagian Teknik
Bagian Produksi /
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Bagian Teknik
Bagian Produksi/
Pengawasan Mutu
(Kepala) Bagian Produksi
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
- 566 -
Halaman 2 dari 2
Rangkuman :
Penyimpangan :
Kesimpulan :
- 567 -
Lampiran 12.16a
(Contoh)
PT ...
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian
(Supervisor) Pemastian Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
(Kepala) Pemastian Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
-
56856
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ...
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kualifikasi kinerja mesin cetak tablet tipe ........ Tablet press yang dilengkapi
dengan control console.
Mesin ini merupakan mesin cetak tablet dua sisi yang memiliki kemampuan memproduksi 2
tablet di setiap sisi set cetakan tablet dalam setiap putaran turret.
Mesin ini dilengkapi perangkat pengisi granul, unit penghisap debu dan alat pendeteksi
metal
Kapasitas:
Mesin ini dipakai dipakai untuk bobot tablet sekitar ....... sampai ........... mg
Protap:
XXXXXX tertanggal XXXXXX
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ...
Persyaratan khusus:
Pastikan katup pada hooper dalam kondisi tertutup setelah seluruh punches dan dies
terpasang.
Sistem dipastikan dengan kesengajaan mesin dijalankan di luar setting untuk menguji
kepekaan alarm memberikan tanda bahwa tablet yang dihasilkan di luar spesifikasi.
Tidak terdapat sistem komputerisasi dalam konteks validasinya. Data yang tersimpan di
mesin bukan merupakan data produksi, namun merupakan status penyetelan mesin sesuai
prosedur pembuatan yang diverifikasi pada saat awal (start up).
Sistem PLC diuji melalui pengujian sandi akses yang dilakukan oleh operator dan tidak bisa
mengubah penyetelan yang telah ditetapkan
Sarana Penunjang:
Sistem Udara Tekan memenuhi persyaratan cemaran mikroba, kadar air dan bebas oli.
Parameter Setting:
-
57057
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ...
Parameter kritis:
1. Keseragaman bobot dari start up ...... tablet dan selama pencetakan (setiap 30
menit diambil ...... tablet dan diukur bobot individunya) memberikan RSD rata rata
di bawah 2% (kriteria keberterimaan).
2. Ketebalan tablet dari start up ....... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ....... tablet dan diukur ketebalan tablet) memberikan RSD rata rata di
bawah 2% (kriteria keberterimaan).
PT ...
3. Kekerasan tablet dari start up ..... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil....... tablet dan diukur kekerasannya) memberikan RSD rata rata di bawah
2% (kriteria keberterimaan).
4. Waktu hancur tablet dari start up .... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ........ tablet dan diukur waktu hancurnya terhadap limit parameternya.
Bobot terrendah tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ..... detik maksimum
Bobot tertinggi tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ...... detik maksimum
PT ...
Bets tersebut dimasukkan dalam program uji stabilitas selama 3 tahun pengamatan
dan pengujian.
Lampiran 12.16b
(Contoh)
PT ...
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ...
Kualifikasi Kinerja mesin cetak tablet tipe Tablet press yang dilengkapi dengan control
console dilakukan melalui pengamatan kinerja untuk pencetakan tablet dengan bobot
terendah (xxxx mg) dan bobot tertinggi (xxxx mg) dengan variasi parameter kritis yang
ditetapkan dalam protokol memenuhi kriteria keberterimaan (RSD di bawah 2%) pada
setelan parameter yang ditetapkan.
Kesimpulan:
Mesin cetak tablet tipe xxxx memenuhi kriteria keberterimaan yang ditetapkan dalam
protokol Kualifikasi Kinerja dan tidak ditemukan adanya penyimpangan.
Aspek Tertunda:
Tidak Ada.
Rekomendasi:
Lakukan program pemeliharan dalam kurun waktu 6 bulan dan ikuti prosedur
penyimpangan bila ditemukan adanya perubahan atau merencanakan perubahan.
Lampiran:
PT ...
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian.
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kulifikasi kinerja mesin KCKT Unit XI dual Absorbance Detector ...............
dengan perangkat lunak ...........
Mesin ini merupakan mesin KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi) dengan dual dual
Absorbance Detector............ dan dilengkapi dengan dengan perangkat lunak ......................
Persyaratan khusus:
Saran Penunjang:
UPS (Uninterrupted Power Supply) dan suhu laboratorium untuk mendukung tercapainya
kesesuaian sistem.
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..
Keakuratan
Kecepatan alir
pompa
Uji Gradient
Proportioning
Valve (GPV)
Uji Akurasi
Panjang
Gelombang
Linieritas
Deteksi
Waktu retensi
(% RSD)
Area
Linearitas
injeksi
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor
XXXX untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik
memberikan hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding
dengan waktu retensi ....... menit yaitu RSD ...........%.
Lampiran 12.16d
(Contoh)
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian
-
58058
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..
Rentang
Parameter Hasil Pengamatan Kesimpulan
Keberterimaan
Uji Kebocoran - Baik, tidak ada kebocoran diterima
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor XXXX
untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik memberikan
hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding dengan waktu retensi
....... menit yaitu RSD ...........%.
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..
Larutan Contoh Hasil otomatis (mg/ tablet) Hasil Perhitungan manual (mg/ tablet)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran:
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Diperiksa oleh :
Supervisor Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu
Pemastian Mutu
Produksi
Teknik
Disetujui oleh :
Kepala Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu
Teknik
Produksi
Pemastian Mutu
Distribusi Dokumen:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
Kopi No. 2 : Laboratorium Fisika & Kimia
Kopi No. 3 : Departemen Produksi
Kopi No. 4 : Departemen Teknik
PT
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
1. TUJUAN
Menyediakan bukti bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa bahan
aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga dapat
mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.
2. RUANG LINGKUP
Protap ini berlaku untuk prosedur peralatan pengolahan dan pengemasan primer
yang dioperasikan di pabrik PT..... ini.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Supervisor Produksi
3.1.1 Memberikan pelatihan prosedur pembersihan peralatan kepada operator.
3.1.2 Menjamin bahwa peralatan dibersihkan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dan disetujui.
3.1.3 Mengoordinasikan jadwal aktivitas validasi prosedur pembersihannya
setelah pemakaian produksi atau pengemasan produk yang dijadikan
obyek penanda.
3.2. Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1. Memastikan tersedianya prosedur analisis tervalidasi
3.2.2. Memberikan pelatihan kepada analis yang ditugaskan
3.2.3. Memberikan tugas pengambilan dan melakukan pengujian contoh
dilakukan oleh oleh analis yang terlatih untuk pengujian fisika, kimia
maupun mikrobiologi untuk cemaran mikroba.
3.2.4. Menyiapkan laporan hasil pengujian bersama bagian Pemastian Mutu.
3.3. Supervisor Pemastian Mutu
3.3.1. Memantau jadwal sesuai matriks Kajian Risiko untuk menentukan penanda
cemaran sisa bahan aktif obat.
PT
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
4. PROSEDUR
4.1. Prinsip
Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan
pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang
sama.
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
b. Cara Bilas
Untuk memeroleh sampel bilasan (rinse sample) gunakan pelarut yang
diketahui jumlahnya.
Pelarut untuk sampel bilasan dapat digunakan pelarut organik seperti etanol
atau Air Murni.
PT
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Kelebihan dari metode ini adalah bila dikerjakan dengan benar, hasil
pengujiannya mencerminkan kondisi seluruh permukaan alat. Kekurangannya
adalah ada kemungkinan tidak seluruh bahan larut dalam pelarut yang
digunakan sehingga tidak terdeteksi seluruhnya.
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2. Data toksisitas
Catatan Umum: menghasilkan angka carry over yang sangat tinggi dan
tidak dapat diterima, MACO dibatasi pada 1000 mg/kg.
Data toksisitas dapat digunakan untuk menghitung MACO jika dosis
terapetik tidak tersedia (misal untuk bahan antara atau prekursor).
Dihitung dengan persamaan berikut:
6
ADI ( X ) x 10 mg
MACOTox
MDD(Y ) kg
1
ADI x NOEL (mg)
SF
ADI : : Acceptable Daily Intake dari produk (X) yang akan dihilangkan (mg)
NOEL : No Observable Effect Level (mg)
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
5. PELAKSANAAN
a. Validasi pembersihan dilakukan sebanyak tiga kali berurutan untuk produk dengan
bahan aktif obat penanda sesuai jadwal yang ditentukan pada rencana induk
validasi pembersihan dan mengikuti protokol.
b. Lakukan pencatatan dan penentuan terhadap beberapa waktu tunggu / hold time
seperti :
i. Waktu tunggu kotor (dirty hold time) adalah waktu tunggu mesin dibiarkan
dalam keadan kotor
ii. Waktu tunggu bersih (clean hold time) adalah waktu keabsahan dari status
bersih. Waktu mulai mesin dalam keadaan bersih sampai waktu
pembersihan selanjutnya.
-
59059
PT
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
5cm
5cm
Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.
d. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi.
PT
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2. Cara Bilas
Sampel air bilasan:
Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji
cemaran mikroba.
Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai
pembanding.
Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
3. Cemaran mikroba di permukaan alat.
Pemakaian Rodac plates berisi media yang sesuai (misal SBDC) atau teknik
usap yang direkomendasikan untuk mengevaluasi tingkat cemaran mikroba
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
8. PENGENDALIAN PERUBAHAN
Setiap perubahan prosedur pembersihan pencucian alat dikelola melalui
mekanisme perubahan terkendali.
9. RIWAYAT PERUBAHAN
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx Yang pertama
02 yyyyyyyyyy Tambahan:
Lampiran 12.35b
(Contoh)
Diperiksa oleh
Nama :
Kepala Bagian Produksi
Nama :
Kepala Bagian Teknik
Nama :
Kepala Pabrik
Disetujui oleh
Nama : Kepala
Bagian
Pemastian Mutu
DAFTAR ISI
1. Tujuan 1
2. Ruang Lingkup 1
3. Tanggung Jawab 1
4. Kriteria Keberterimaan 2
5. Metode Analisis 2
6. Prosedur 2
8. Lampiran 3
- 595 -
Halaman 1 dari 3
1. Tujuan
1.1 Untuk membuat bukti tertulis efektifitas pembersihan dari prosedur pembersihan
untuk mencapai batas residu yang telah ditetapkan.
1.2 Untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut dapat diterapkan
secara konsisten akan memberi hasil yang sama.
1.3 Untuk membuktikan dan mendokumentasi bahwa prosedur pembersihan
Fluidized bed dryer Tipe XYZ no. 123 setelah digunakan untuk mengeringkan
granul Tablet Glibenklamida, efektif untuk mengurangi residu Glibenklamida
serta sisa deterjen dan cemaran mikroba hingga batas yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Validasi ini hanya mencakup validasi untuk proses pembersihan sesuai prosedur
pembersihan Protap No. yang digunakan untuk produk A,B,C,D, Furosemida dan
Glibenklamida.
Berdasarkan hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer No..
dinyatakan bahwa Glibenklamida merupakan produk yang paling tinggi risikonya.
3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Produk Padat
3.1.1 Memastikan bahwa Fluidized bed dryer Tipe XYZ No. 123 telah
dibersihkan sesuai dengan Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No
3.1.2 Memberikan pelatihan dan mengawasi cara pengambilan sampel bilasan
maupun cara usap bagi tiap alat sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3 Mengambil sampel dan mengirimkannya ke Laboratorium Pengawasan
Mutu
3.2 Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pengujian yang
digunakan untuk menguji residu bahan aktif obat dan deterjen.
3.2.2 Menguji semua sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.2.3 Mengambil sampel untuk pengujian mikrobiologis.
3.3 Teknisi Bagian Teknik
3.3.1 Bertanggung jawab untuk membantu karyawan / operator produksi dalam
melaksanakan validasi pembersihan.
3.4 Supervisor Laboratorium Mikrobiologi
3.4.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan dan penghitungan kontaminasi mikroba.
3.4.2 Memeriksa sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.5 Supervisor Pemastian Mutu
3.5.1 Bertanggung jawab untuk menyusun protokol dan laporan validasi
pembersihan.
3.5.2 Mengawasi pelaksanaan validasi sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada protokol.
3.6 Manajer Produksi, Manajer Teknik dan Manajer Pengawasan Mutu / Pemastian
Mutu
3.6.1 Bertanggung jawab untuk memeriksa protokol dan laporan validasi.
3.6.2 Bertanggung jawab untuk menerapkan semua rekomendasi yang diperoleh
dari hasil validasi pembersihan tersebut.
Halaman 2 dari 3
4. Kriteria Keberterimaan
Sesuai dengan perhitungan MACO.
-
59659
5. Metode Analisis
Pengujian sampel menggunakan metode analisis Tablet Glibenklamida No. ....
telah divalidasi.
6. Prosedur
6.1 Lakukan pembersihan alat, sesuai Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No setelah alat tersebut digunakan untuk mengeringkan granul Tablet
Glibenklamida.
6.2 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap dinding bagian dalam, kantung filter
debu dan komponen lain yang bersentuhan dengan produk menggunakan dan
mengisi daftar periksa yang tersedia (lihat Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan
Kebersihan Alat Secara Visual).
6.3 Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan residu Glibenklamida sebagai
berikut:
6.3.1 Usapkan batang usap yang telah dibasahi dengan metanol pada dinding
bagian dalam alat (pada sela-sela yang sulit dibersihkan) dan (apabila
tidak menggunakan kantung filter debu terpisah) permukaan dalam
kantung filter debu dari alat yang sudah dibersihkan (lihat Lampiran 2.
Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap dan Gambar Titik
Pengambilan Sampel).
6.3.2 Masukkan batang usap ke dalam vial atau tabung reaksi, tutup rapat
dengan penutup plastik atau karet.
6.3.3 Kirim sampel ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.4 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sisa deterjen dilakukan sebagai berikut:
6.4.1 Bilas dengan Air Murni dinding bagian dalam alat dan kantung penyaring
debu yang telah dibersihkan.
6.4.2 Ambil dan tampung air bilasan tersebut sebanyak 500 ml dan masukkan ke
dalam botol yang telah disediakan. (Lihat Lampiran 3. Formulir
Pengambilan Sampel Bilasan Akhir). Tutup rapat dengan penutup plastik
atau karet.
6.4.3 Kirimkan sampel segera ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.5 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologis dilakukan sebagai berikut:
6.5.1 Buka tutup "Rodac plate".
6.5.2 Tempelkan permukaan agar "Rodac plate" pada dinding bagian dalam
kantong, selama 2 menit (lihat Lampiran 2. Blanko Pengambilan Sampel
dengan Cara Usap).
6.5.3 Tutup segera "Rodac plate" tersebut.
6.5.4 Kirim "Rodac plate" ke Laboratorium Mikrobiologi.
-
59759
Halaman 3 dari 3
8. Lampiran
8.1 Lampiran 1. Hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer
8.2 Lampiran 2. Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap
8.3 Lampiran 3. Formulir Pengambilan Sampel Bilasan Akhir
8.4 Lampiran 4. Monitoring Pemantauan Validasi Pembersihan
8.5 Lampiran 5. Formulir Pemeriksaan Kebersihan Alat Secara Visual
8.6 Lampiran 6. Lembar Kerja Matriks Lokasi Sampel dan Hasil Pengujian
8.7 Lampiran 7. Gambar Titik Pengambilan Sampel
S1-
- 1
59
9- FDI (Wadah Produk) = (r1 + r2) s 18189.8 usap S1-2
= x(60+36.5)x60
= 18189.8 cm
S1-
2
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat (cm) metode kode area (cm)
Luas kontak Area usap S1-3
= (r1 - r2)
S1-3 = (9.5 - 6.5)
= 150.8 cm
(lubang inspeksi) d1=19 cm d2 = 13 cm
S1-5
usap S1-6
S1-
6
S1-
12
Lampiran 12.38
(Contoh)
Kekuatan
Produk
Kesimpulan:
Dari matriks pengelompokan validasi prosedur pembersihan menurut nilai risiko diperoleh
produk ..... memiliki nilai RPN tertinggi dan akan digunakan sebagai produk uji untuk
validasi proses pembersihan.
Keterangan
Aktivitas Biologik Dosis kecil (poten dan zat aktif dengan toksisitas tingi (LD50
(Dosis terapetik masuk peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
terkecil) dan LD50 rendah).
Kelarutan zat aktif Zat aktif yang paling kecil kelarutannya dalam air masuk peringkat
dalam air dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
Kelarutan zat aktif Bila zat kecil kelarutannya dalam air dan paling kecil pula
dalam alkohol kelarutannya dalam alkohol dijustifikasi sulit dibersihkan dan masuk
peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
- 602 -
Lampiran 12.42a
(Contoh)
PROTAP VALIDASI METODE ANALISIS
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 1 dari 11
1. TUJUAN
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang
dapat dipercaya.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan nonkompendial
yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di Pabrik ,.
Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan dalam menetapkan
residu zat aktif pada validasi prosedur pembersihan.
Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal dalam kasus
berikut ini :
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai
terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi
hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum digunakan untuk
pengujian rutin.
Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan menyusun Laporan
Validasi berdasarkan protokol tersebut.
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol Validasi sebelum
validasi dilakukan.
Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan menjamin
kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk validasi telah diperbaharui.
- 603 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 11
4. PROSEDUR
4.1 Buat protokol validasi metode analisis dengan format seperti Lampiran 5.1.
Protokol validasi harus mencakup :
Tujuan
Ruang Lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metode untuk evaluasi
Kriteria keberterimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi
4.2 Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode
analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Parameter validasi Identifikasi Pengujian Impuritas Penetapan Kadar
Kuantitatif Batas - Disolusi*
- Kandungan/potensi
Akurasi - + - +
Presisi
Ripitabilitas - + - +
Presisi Intermediat - + - + (1)
Spesifisitas (2) + + + +
Limit Deteksi - - (3) + -
Limit Kuantitasi - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan
- 604 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 3 dari 11
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu
- 605 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 4 dari 11
Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan
4.2.1 Spesifisitas
Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis.
Spesifitas metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu
(plasebo), pelarut, impuritas dan produk jadi
Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau
sesuai persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar
(overlaid)
4.2.2 Linearitas
Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap kadar
senyawa uji dalam sampel
Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi : penimbangan terpisah sesuai rentang
Data yang disajikan Persyaratan (misal)
Kurva signal vs konsentrasi analit Linear secara visual
Koefisien korelasi > 0,98
Persamaan regresi -
Confidence interval -
Residu jumlah kuadrat (residual sum of -
squares)
4.2.3 Rentang
Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji
- 606 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 5 dari 11
4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara
penentuan metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam
bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam
bahan aktif obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal
pembanding sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui
ditambahkan kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan
untuk penetapan kadar bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat
dilakukan dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan
sejumlah tertentu analit ke dalam produk obat yang telah diketahui
kadarnya. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar bahan
aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif /
produk obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar
cemaran dalam bahan aktif obat dan produk obat.
- 607 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 6 dari 11
4.2.5 Presisi
Dikenal tiga tipe presisi :
4.2.5.1 Keberulangan (Repeatability)
Keberulangan dinilai terhadap :
Keberulangan SISTEM
minimum 6 penentuan pada konsentrasi 100% kadar analit
Keberulangan METODE
minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metode
analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi yang berbeda,
masing-masing 3 replikasi ), atau
4.2.5.2 Presisi Antara
Dapat menggunakan beberapa operator dengan alat dan hari yang
berbeda.
4.2.5.3 Reprodusibilitas
Menggunakan minimal 2 laboratorium untuk validasi metode analisis,
agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja
metode analisis.
- 608 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 7 dari 11
- 609 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 8 dari 11
Keterangan rumus :
DL = Batas deteksi
= simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
mempunyai rentang di sekitar Batas Deteksi. Residu
simpangan baku (residual standard deviation) atau
simpangan baku dari y-intercepts dari garis regresi
adalah (simpangan baku)
- 610 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 9 dari 11
4.2.7.3 Simpangan baku dari respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai :
10
LOQ = ---------
S
Keterangan rumus :
LOQ = batas kuantitasi
= Simpangan baku respon
S = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
memnpunya rentang di sekitar Batas Deteksi.
Residu simpangan baku (residual standard
deviation) atau simpangan baku dari y-intercepts dari
garis regresi adalah (simpangan baku)
4.2.8 Ketangguhan (Robustness)
Ketangguhan ditentukan pada saat tahap pengembangan dan tergantung dari
kebutuhan. Metode hendaklah handal terhadap variasi parameter yang
ditetapkan
Misal : stabilitas larutan analit
- 611 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 10 dari 11
4.3 Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk justifikasi sesuai Protap
Penanganan Hasil Uji di Luar Spesifikasi No.
- 612 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 11 dari 11
5. Lampiran
5.1 Format Protokol Validasi Metode Analisis*
5.2 Format Laporan Validasi *
Dalam Contoh ini, tidak dilengkapi
6. Dokumen Rujukan
............................................................Tanggal ...........................
7. Riwayat
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx Yang pertama
02 yyyyyyyyyy Tambahan:
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 613 -
Lampiran 12.42b
(Contoh)
-
61461
1. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.
2. Ruang Lingkup :
Validasi metode analisis dilakukan terhadap metoda analisis tablet Parasetamol
no...........dengan alat KCKT
3. Referensi :
No. Protap validasi Metode Analisis............
No. Metode Analisis Parasetamol Tablet...............
4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Akurasi
3. Ripitabilitas
4. Presisi Antara
5. Spesifisitas
6. Linearitas dan Rentang
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Verifikasi :
Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan yang
dipakai.
Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan validasi
5.2. Pembuatan larutan :
5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama + 160 mg Parasetamol standar dalam labu takar 500 ml lalu
encerkan dengan HCl 0,1N hingga 500 ml.
5.2.2. Larutan standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml
5.2.3. Larutan sampel :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0,1N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya. Pipet 10 ml
dalam labu takar 200 ml, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml.
5.2.4. Larutan plasebo :
Campur semua eksipien Parasetamol Tablet, aduk rata dan gerus halus.
Timbang 225 mg campuran serbuk ke dalam labu ukur 200 ml, tambahkan 100
ml HCl 0,1N sonikasi selama 5 menit, dan tambahkan HCl 0,1N sampai 200
ml.
5.3. Uji Kesesuaian Sistem :
5.3.1. Suntikkan larutan standar ke sistem KCKT 6 kali, amati respons pada panjang
gelombang 276 nm dan hitung RSD dari hasil perhitungan alat.
Kriteria keberterimaan : RSD maksimal 2%
5.3.2. Hitung angka lempeng teoritis dari kolom
Kriteria keberterimaan : minimal 750
5.3.3. Amati waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
5.3.4. Hitung faktor ikutan (tailing faktor)
Kriteria keberterimaan : maksimum 2
5.4. Selektivitas atau Spesifisitas :
5.4.1. Suntikkan ke sistem KCKT
o larutan plasebo
o fasa gerak
o larutan standar
o larutan sampel
Larutan plasebo tidak boleh memberikan respon pada waktu yang bersamaan
dengan waktu retensi relatif dari parasetamol.
5.5. Akurasi :
5.5.1. Pembuatan larutan :
Tambahkan sejumlah parasetamol standar yang ditimbang seksama ke
campuran plasebo sehingga menghasilkan campuran dengan kadar 80%,
100% dan 120% dari formula Parasetamol Tablet, dan campur. Buat larutan
spike seperti pada pembuatan larutan sampel.
5.5.2. Suntikkan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan catat respons pada
panjang gelombang 276 nm.
Kriteria keberterimaan :
Perolehan kembali : 98 102%
RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%
5.6. Presisi :
5.6.1. Keberulangan (Ripitabilitas)
Buat larutan uji dari sampel produk untuk uji persisi :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0.1 N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya.
Pipet 10 ml dalam labu takar 200 ml, encerkan hingga 200 ml. Periksa larutan
uji dengan KCKT pada panjang gelombang 276 nm. Lakukan duplo untuk tiap
pengujian.
Kriteria keberterimaan : RSD harus < 2%
5.6.2. Presisi Antara:
Lakukan pengujian di atas oleh 2 analis yang berbeda dan / atau menggunakan
alat yang berbeda.
RSD maksimal dari 2 pengujian harus < 2%
Ukur 5 seri larutan dengan konsentrasi yang berbeda tersebut dengan KCKT, panjang
gelombang 276 nm. Kemudian buat garis linearitasnya, hitung "Slope" dan Regresi
linearnya. Kriteria keberterimaan : r2 > 0.999.
Halaman 1 dari 7
4. Peralatan
KCKT no 1.
6. Hasil :
6.1 Parameter validasi : Uji Kesesuaian Sistem
1. 21087640
2. 21081658
3. 21005818
4. 21159472
5. 21192960
6. 20999592
Rata-rata : 21 087856,67
Standard Deviation : 50491,05
RSD : 0,24%
Angka lempeng teoritis dari kolom : 1201
Waktu retensi relative : 2,25 menit
Faktor ikutan (Tailing factor) : 0,8
Kriteria keberterimaan :
RSD maksimal 2%
Angka lempeng teoritis dari kolom : minimal : 750
Waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
Faktor ikutan (tailing faktor) : maksimum 2
Kesimpulan :
Metoda cukup spesifik dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan
-
62062
Halaman 4 dari 7
6.4 Parameter validasi : Presisi
6.4.1 Parameter Ripitabilitas
Pengujian dilakukan pada 10 sampel @ 20 tablet Parasetamol.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Konsentrasi
No.Sampel Area terdeteksi
(%)
1. 20038460 99,04
2. 19940099 98,54
3. 20147869 99,57
4. 20127910 99,47
5. 20014939 98,90
6. 19896307 98,31
7. 19972009 98,72
8. 20168155 99,68
9. 20081167 99,26
10. 19842464 98,09
Rata-rata : 98,96
Standard Deviation : 0,544
RSD : 0,55%
Kriteria keberterimaan : RSD < 2,0%
Kesimpulan :
Dari hasil pengujian Presisi (Ripitabilitas dan Presisi Antara) di atas, metode analisis
tersebut dinyatakan tepat untuk pengujian Parasetamol tablet.
Halaman 5 dari 7
Regression : Y = aX + b
a = 0,285356949
b = 0,000004732320
r2 = 0,999735918
Kesimpulan :
Kriteria Linearitas dan Rentang telah terpenuhi.
Halaman 6 dari 7
6.6 Parameter Pengujian : Robustness
Larutan Standar disimpan dalam ruangan laboratorium dan dianalisis berulang setiap
hari sampai hari ke-5 untuk menentukan robustness, dalam hal ini stabilitas larutan
dan sistem yang digunakan.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Hari ke Konsentrasi
Parasetamol
1 99,34
99,71
2 -
-
3 96,86
95,83
4 96,17
94,53
5 90,08
89,29
RSD (5 hari) : 3.59%
RSD (4 hari) : 1,87%
7. Laporan Deviasi :
Pada Uji Robustness untuk menentukan stabilitas larutan Parasetamol : tidak dilakukan
penetapan/pengamatan pada larutan yang disimpan selama 2 hari.
Hal tersebut disebabkan pada hari tersebut alat KCKT digunakan untuk melakukan uji
produk lain yang menjadi prioritas.
8. Pembahasan :
Hasil uji Kesesuaian Sistem menunjukkan bahwa sistem KCKT yang dipakai termasuk
kolom, komposisi fase gerak, kecepatan alir telah sesuai untuk melakukan pengujian
kadar parasetamol dengan alat KCKT. Dengan menggunakan sistem ini waktu retensi dari
parasetamol adalah 2,25 menit.
Hasil uji Spesifisitas / Selektivitas menunjukkan bahwa metode yang dipakai cukup spesifik
dan dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan, l.
Uji Akurasi memberikan hasil perolehan kembali rata-rata 100,22% dan RSD = 0,78%
(Kriteria keberterimaan : perolehan kembali 98 102% dan RSD maksimal 2% ) dapat
membuktikan banwa metode cukup akurat.
Halaman 7 dari 7
Ketepatan metode pengujian dibuktikan dengan uji Presisi yang diperoleh dari 2 jenis
pengujian yaitu Ripitabilitas dan Presisi Antara.
Ripitabilitas membuktikan keterulangan metode yang dilakukan untuk menguji 10 sampel
yang berbeda, hasil menunjukkan bahwa ripitabilitas sangat baik yaitu hasil 10 pengujian
menunjukan RSD = 0,55% dibandingkan dengan Kriteria keberterimaan < 2%.
Pengujian Presisi Antara yang digunakan untuk membuktikan keterulangan metode yang
digunakan untuk pengujian bila dilakukan oleh 2 analis yang berbeda menunjukkan hasil
yang baik yaitu RSD dari hasil pengujian 2 analis = 0,38%.
Dua hasil parameter di atas menunjukkan bahwa metode yang dipakai tepat untuk
penetapan kadar parasetamol.
Hasil pengujian linearitas dan rentang membuktikan hasil yang linear (r2 = 0,999) pada
rentang kadar 80 120%.
Pada uji Robustness diketahui bahwa walaupun RSD hasil pengujian 4 hari = 1,87% masih
di bawah Kriteria keberterimaan <2% tetapi telah terjadi penurunan kadar dari parasetamol
sebesar 3% pada hari ke-3. Karena tidak diketahui apakah terjadi penurunan kadar pada
hari ke 2, maka sebaiknya larutan parasetamol tidak disimpan.
11. Lampiran :
11.1 Verifikasi pelatihan dan kualifikasi analis *
11.2 Kromatogram hasil pengujian*
11.3 Laporan Analisis termasuk perhitungan*
* dalam contoh ini tidak dilampirkan
Lampiran 12.45
(Contoh)
Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat
glibenklamida dinyatakan telah diverifikasi.
Penetapan kadar glibenklamida dalam Tablet Glibenklamida No. bets 007 VAMC telah
dilakukan 7 kali sesuai dengan metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP .
Rata-rata : 1911542,33
Standard Deviation : 10617, 22
Relative Standard Deviation : 0,555 %
Kriteria Keberterimaan :
Relative Standard Deviation tidak lebih dari 2 % (p 0,05).
- 626 -
Parameter Verifikasi : Akurasi Halaman 3 dari 5
Telah dilakukan penetapan kadar glibenklamida dari Tablet Glibenklamida no. bets 007
VAMC dalam 3 konsentrasi berbeda masing-masing 3 kali penetapan sesuai dengan
metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP.
Hasil sebagai berikut:
Konsentrasi Glibenklamida
Perolehan (Recovery)
Luas puncak
mg/ml % (%)
- 627 -
Kromatogram Glibenklamida Baku Pembanding Halaman : 4 dari 5
- 628 -
Kromatogram Glibenklamida (Sampel 1 dari 9) Halaman : 5 dari 5
Sampel
- 629 -
GLOSARIUM
Dalam Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB ini digunakan definisi berikut;
dalam konteks lain terminologi ini dapat mempunyai makna yang berbeda.
Akurasi
Kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau
analisis. Bias adalah penyimpangan sistematis dari nilai sesungguhnya.
Analisis Risiko
Estimasi risiko yang berkaitan dengan bahaya yang sudah diidentifikasi.
Analisis Tren
suatu metode analisis statitiska yang hasilnya ditujukan untuk melakukan estimasi pada
masa yang akan datang.
Area Pendukung
Area pendukung dalam pabrik di luar area produksi, laboratorium pengawasan mutu,
penyimpanan dan kantor administrasi, misalnya kantin, fasilitas penyimpanan pakaian,
ruang ganti pakaian, bengkel, ruang pemeliharaan hewan dan pencucian pakaian.
Area Terkendali
Area yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat diupayakan
pengendalian dari masuknya udara yang berpotensi mengakibatkan pencemaran dan
mikroba keluar secara tidak sengaja.
Area Terkungkung
Area yang dibangun dan dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran ke lingkungan luar oleh
bahan aktif obat berbahaya, radiofarmaka atau agen biologi yang berasal dari dalam
area.
-
63063
Arsip Spesifikasi Produk (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Arsip referensi yang mengandung, atau merujuk pada arsip yang mengandung seluruh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan konsep rincian instruksi tertulis
untuk pengolahan, pengemasan, uji pengawasan mutu, pelulusan bets dan pengiriman
obat investigasi.
Audit Mutu
Suatu inspeksi dan penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem
mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut.
Bahan
Istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan bahan awal (bahan aktif obat dan
eksipien), bahan pengemas, bahan pembantu proses, reagensia dan pelarut.
Bahan Awal
Semua bahan, baik bahan aktif obat dan eksipien, yang berubah atau tidak berubah,
yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan.
Bahan Pengemas
Tiap bahan, termasuk bahan kemas cetak, yang digunakan dalam proses pengemasan
produk jadi, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
keperluan pengiriman ke luar pabrik. Bahan pengemas terdiri dari bahan pengemas
primer (bersentuhan langsung dengan produk) dan sekunder.
Bahaya
Sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan (pada kesehatan atau produk).
Baku Kerja
Bahan aktif obat dengan kualitas dan kemurnian yang telah ditetapkan dan dibuktikan
dengan cara membandingkan terhadap Baku Pembanding Primer atau Sekunder,
digunakan sebagai bahan pembanding untuk pengujian rutin di laboratorium misalnya
untuk analisis bets produksi bahan aktif obat.
Baku Pembanding
Suatu bahan seragam yang otentik untuk digunakan dalam pengujian kimia dan fisika
tertentu, di mana dibandingkan dengan sifat suatu produk yang diuji, dan memiliki tingkat
kemurnian yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Baku Pembanding dikelompokkan menjadi Baku Pembanding Primer dan Baku
Pembanding Sekunder atau Baku Kerja.
Bapeten
Badan Pengawas Tenaga Nuklir adalah suatu lembaga Pemerintah nonkementerian
(LPNK) yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan, perizinan dan
inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Batas Bertindak
Kriteria yang ditetapkan, yang apabila terlewati harus segera dilakukan tindakan korektif
dan tindak lanjut.
Batas Waspada
Kriteria yang ditetapkan, yang memberi peringatan dini terhadap potensi kecenderungan
penyimpangan dari kondisi normal; tidak menjadi keharusan untuk mengambil tindakan
korektif tetapi memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian mutu yang
secara konsisten memastikan bahwa produk diproduksi dan dikendalikan untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan pemenuhan ketentuan izin
edar. Tujuan utama dari CPOB adalah menghilangkan risiko yang selalu ada pada saat
pembuatan produk.
Dispensing
Kegiatan menimbang, menghitung dan menyerahkan bahan untuk digunakan dalam
produksi.
Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
Dokumen Perintah (khusus dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)
Dokumen berisikan instruksi untuk membuat, mengemas dan/atau mengirim suatu jumlah
tertentu unit obat investigasi.
Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat.
Eksipien
Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi dengan benar keamanannya
dan termasuk dalam sistem pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama pembuatan
obat
tersebut;
melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat, ketersediaan
hayati
(bioavailability), atau akseptabilitas pasien;
membantu identifikasi produk;
atau
meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan efektifitas
obat selama penyimpanan atau penggunaan.
Endotoksin
Bagian dari membran luar dinding sel bakteri Gram negatif, dan suatu molekul kompleks
dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari lipid A, inti polisakarida (lipopolisakarida) dan
rantai antigenik spesifik-O, yang menimbulkan demam apabila diinjeksikan ke dalam
tubuh manusia atau mamalia lain. Lihat juga Pirogen.
Fasilitas Terdedikasi
Ruang yang dilengkapi peralatan dan fasilitas penunjang yang diperlukan, termasuk
pengendali udara, yang digunakan untuk pembuatan hanya satu produk atau sekelompok
produk yang sejenis.
Gas Medisinal
Gas atau campuran gas yang diberikan secara medis kepada pasien untuk kebutuhan
terapetis, diagnostis atau profilaksis melalui tindakan farmakologi dan diklasifikasikan
sebagai obat.
(2) Enclosure yang digunakan untuk mengungkung bahan berbahaya dan dapat diakses
operator melalui portal sarung tangan atau lubang terbatas lain.
Hasil Nyata
Jumlah sebenarnya yang dihasilkan pada tiap tahap produksi obat dari sejumlah tertentu
bahan awal yang digunakan.
Hasil Standar
Jumlah yang telah ditetapkan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap
produksi suatu produk obat tertentu.
Hasil Teoritis
Jumlah yang seharusnya dihasilkan pada tiap tahap produksi obat tertentu, dihitung
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau
kekeliruan selama produksi.
Higiene Perorangan
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan mengenai kesehatan kerja, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan personil, demikian pula pengawasan higiene terhadap
proses pembuatan obat yang harus diterapkan oleh personil.
Industri / Importir Obat Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Industri atau importir yang mendapatkan otorisasi dari pemerintah untuk membuat atau
mengimpor obat investigasi untuk uji klinis.
Inspeksi Diri
Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk memastikan pemenuhan
terhadap CPOB dan peraturan pemerintah.
Izin Edar
Bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
Kalibrasi
Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai
yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai yang direpresentasikan dari
pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu
acuan standar.
Karantina
Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu,
sementara menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau
disetujui penggunaannya untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi.
Kasus Terburuk
1. Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi pada pembuatan produk jadi.
2. Suatu kondisi atau kesatuan kondisi yang di luar batas atas dan bawah dari proses
dan kondisi kerja, yang tertuang dalam prosedur tetap yang memberikan kemungkinan
kegagalan pada produk atau proses apabila dibandingkan dengan kondisi ideal.
Namun kondisi ini tidak harus mengakibatkan kegagalan produk atau proses.
Kemasan Luar
Kemasan yang di dalamnya terdapat wadah berisi obat (wadah primer).
Kepekaan (Sensitivitas)
Suatu istilah yang menjelaskan batas deteksi dari reaksi spesifik yang menggunakan
bahan pereaksi atau sistem tes. Dokumen menetapkan tingkat kepekaan yang harus
dicapai.
Kit Radiofarmaka
Pada umumnya berupa suatu vial yang berisi komponen nonradionuklida dari sediaan
radiofarmaka, biasanya dalam bentuk produk steril tervalidasi dan kepada produk
tersebut ditambahkan radionuklida yang dikehendaki atau di mana radionuklida tersebut
diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan secara medis.
Kontaminasi Silang
Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produk lain.
Kualifikasi Desain (KD)
Dokumen yang memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan
sesuai untuk tujuan yang diinginkan.
Lot
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas
yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk diproduksi dengan proses terus-menerus, lot
berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan
jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang
seragam dalam batas yang telah ditetapkan.
Manajemen Mutu
Semua aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu,
sasaran, dan tanggung jawab serta penerapannya melalui antara lain perencanaan mutu,
pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.
Manajemen Risiko
Aplikasi sistematis terhadap kebijakan manajemen mutu, prosedur, serta penerapan
sampai tugas penilaian, pengendalian, komunikasi, dan peninjauan risiko.
Mutu
1. Totalitas karakteristik suatu entitas yang menyatakan kemampuannya memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan dibutuhkan. Kinerja yang handal dan konsisten dari
suatu produk atau layanan sesuai standar yang ditetapkan.
2. Derajat rangkaian sifat yang melekat pada produk, sistem atau proses yang
memenuhi persyaratan (lihat pengertian khusus untuk mutu bahan aktif obat dan
obat).
Obat
Semua sediaan untuk penggunaan manusia dengan tujuan memulihkan atau mengetahui
kondisi fisiologis atau patologis untuk kebaikan pengguna sediaan.
Obat Kembalian
Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur.
Obat Untuk Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Bahan aktif atau plasebo dalam bentuk obat untuk pengujian atau penggunaan sebagai
pembanding dalam suatu uji klinis, termasuk produk yang telah memperoleh izin edar
yang digunakan atau dibentuk (diformulasi atau dikemas) dengan cara berbeda dari
-
64064
bentuk yang telah diotorisasi, atau apabila digunakan untuk indikasi yang tidak diotorisasi
atau untuk mendapatkan informasi tambahan tentang bentuk yang telah diotorisasi.
Pelulusan Produk
Proses yang memungkinkan suatu produk dikeluarkan dari status karantina dengan
menggunakan sistem dan prosedur untuk menjamin produk jadi tersebut memenuhi
spesifikasi pelulusannya.
Pemangku Kepentingan
Individu, kelompok, atau organisasi yang dapat memengaruhi, dipengaruhi atau
menerima risiko. Pembuat keputusan mungkin pemangku kepentingan juga. Pemangku
kepentingan utama yang dimaksud dalam pedoman ini adalah pasien, tenaga profesi
kesehatan, Badan POM, dan industri.
Pemantauan Mutu
Bagian dari program pemastian mutu yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
peningkatan mutu khususnya mengenai pelaksanaan identifikasi dan penggunaan
indikator untuk mendeteksi variasi dari standar atau spesifikasi.
Pemasok
Agen, perantara, distributor, industri atau pedagang yang menyediakan obat dan bahan
atas permintaan. Apabila memungkinkan, para pemasok harus mempunyai izin dari
instansi yang berwenang.
Pemastian Mutu
Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan dalam sistem mutu dan
dilakukan sesuai kebutuhan untuk meyakinkan bahwa suatu barang akan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan.
Pelulusan Parametris
Sistem pelulusan yang dapat memberikan kepastian bahwa mutu produk sudah sesuai
dengan yang diinginkan berdasarkan informasi yang terkumpul selama proses
pembuatan dan pemenuhan persyaratan CPOB yang khusus terkait dengan Pelulusan
Parametris.
Pembuatan
Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan
pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, proses
pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk didistribusi.
Penandaan Radioaktif
1. Inkorporasi unsur radioaktif ke dalam suatu senyawa dengan tujuan untuk meneliti
metabolisme, nasib dan pemanfaatannya.
2. Menandai (hormon, enzim atau zat lain) dengan perunut radioaktif (isotop radioaktif
digunakan sebagai perunut).
Pencemaran
Kemasukan cemaran kimiawi atau mikrobiologis, atau benda asing yang tidak diinginkan
kepada atau terhadap bahan awal atau produk antara atau produk jadi selama produksi,
pengambilan sampel, pengemasan atau pengemasan ulang, penyimpanan atau
pengangkutan.
Pengawasan Mutu
Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan produk dan dirancang
untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan,
kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan.
Pengawasan Selama-Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan dilaksanakan selama proses
pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan
peralatan.
Pengemasan
Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
Catatan: Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari
pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam
kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir.
Pengendalian Perubahan
Sistem formal yang digunakan untuk mengkaji suatu usul perubahan atau perubahan
yang terjadi yang mungkin memengaruhi status validasi suatu fasilitas, sistem, peralatan
atau proses. Tujuannya adalah untuk menetapkan tindakan yang akan memastikan dan
mendokumentasikan bahwa sistem tetap terjaga dalam keadaan tervalidasi.
Pengolahan
Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan awal sampai menghasilkan
produk ruahan.
Pengolahan Ulang
Pengerjaan ulang seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas
pada suatu langkah tertentu dari proses produksi agar mutunya dapat diterima sesudah
melalui satu atau lebih proses tambahan.
Pengujian Tambahan (dalam Pembuatan Produk Darah)
Pengujian tambahan yang dilakukan untuk untuk memperjelas status serologi sampel
yang reaktif berulang pada suatu pengujian penyaringan utama.
menyembur tabung gas dengan gas yang akan diisi sehingga sedikit bertekanan,
setelah itu kelebihan tekanan gas dikeluarkan.
Penyimpanan
Penyimpanan obat dan bahan sampai pada saat digunakan.
Penyimpangan
Perubahan tidak terencana yang terjadi karena berbagai sebab selama kegiatan
berlangsung atau yang terdeteksi setelah kegiatan.
Penyimpangan Bets
Suatu penyimpangan dari proses yang dirinci dalam Catatan Pengolahan / Pengemasan
Bets.
Permukaan Bersih
Permukaan tertentu yang memerlukan pembersihan teratur dan digunakan selama
pembuatan produk.
Perolehan Kembali
Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi
kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses
produksi.
Personil Penanggung jawab
Seseorang yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman yang relevan dengan ruang
lingkup aktivitas yang dilaksanakannya.
Persyaratan
Kebutuhan eksplisit atau implisit atau harapan pasien atau yang berkepentingan (misal,
tenaga profesi kesehatan, Badan POM dan Kemenkes). Dalam dokumen tersebut,
persyaratan tidak hanya mengacu ke undang-undang, peraturan atau persyaratan
pemerintah, tetapi juga kebutuhan dan harapan tersebut.
Perubahan
Tiap penambahan pada, atau modifikasi suatu formula, proses, bahan, produk, sistem
atau prosedur dsb..
Pirogen
Zat yang mengakibatkan reaksi demam apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Sumber utama pirogen adalah endotoksin. Lihat juga Endotoksin.
Produk Antara
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.
Produk Jadi
Produk (Obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
Produk Kembalian
Obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena
keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau
kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan
obat yang bersangkutan.
Produk Ruahan
Bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan untuk
menjadi obat jadi.
Produk Simulasi
Bahan yang hampir sama secara fisik dan, apabila memungkinkan, karakteristik
kimiawinya (seperti viskositas, ukuran partikel, pH, dan lain-lain) dengan produk yang
sedang divalidasi. Dalam banyak kasus, karakteristik tersebut terpenuhi dengan cara
menggunakan suatu bets produk plasebo.
Produksi
Seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan
dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan dan penandaan
ulang sampai menghasilkan produk jadi.
Rekonsiliasi
Perbandingan nilai ketidakcocokan jumlah bahan-bahan masuk dan keluar sesudah
selesai suatu proses atau serangkaian proses produksi.
Revalidasi
Suatu pengulangan validasi proses untuk memastikan bahwa perubahan proses /
peralatan dilakukan sesuai prosedur pengendalian perubahan dan tidak memengaruhi
karakteristik proses dan mutu produk.
Ruang Bersih
Ruang atau area di bawah pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstruksi dan penggunaan
area ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaran dalam ruang atau area.
Sampel Representatif
Sampel yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan
yang diambil sampel.
Sanitasi
Pengendalian higiene terhadap proses produksi, termasuk bangunan, peralatan dan
penanganan bahan.
Serum
Bagian cairan dari darah atau plasma yang dikoagulasi.
Siklus-hidup Produk
Seluruh tahap dalam usia produk mulai dari pengembangan awal melalui pemasaran,
sampai produk tersebut tidak diedarkan lagi.
Sistem
Suatu kelompok peralatan dengan suatu maksud / tujuan yang sama.
Sistem Mutu
Gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang melaksanakan kebijakan mutu serta
memastikan sasaran mutu terpenuhi.
Spesifikasi Bahan
Deskripsi suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat
kimiawi, fisis dan biologis jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi
yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numeris.
Status
Penggolongan bahan atau produk dalam hubungan dengan diterima (atau tidak diterima)
untuk penggunaan, pengolahan lanjut atau distribusi. Terminologi yang digunakan dapat
berupa " Karantina", Diluluskan", Ditahan, atau " Ditolak".
Steril
Bebas dari mikroorganisme viabel.
Sterilitas
Konsep ketiadaan mutlak dari mikroorganisme hidup.
Sterilisasi
Inaktivasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang
dilakukan dengan cara yang sesuai.
Studi Stabilitas
Serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan jaminan stabilitas suatu produk, yaitu
pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang dikemas dalam bahan pengemas yang telah
ditentukan dan disimpan dalam kondisi penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang
waktu tertentu.
Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang diberikan pada tiap wadah produk (umumnya pada label) yang
menyatakan sampai tanggal tersebut produk diharapkan masih tetap memenuhi
spesifikasinya, bila disimpan dengan benar. Ditetapkan untuk tiap bets dengan cara
menambahkan masa simpan pada tanggal pembuatan.
Tanggal Pembuatan
Tanggal yang ditentukan untuk suatu bets yang menunjukkan tanggal penyelesaian
pembuatannya.
Teknik Aseptis
Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menghindarkan kontaminasi produk oleh
mikroorganisme.
Tren
Istilah statistika yang merujuk kepada petunjuk atau nilai perubahan variabel.
-
65065
kadar, untuk mengonfirmasikan atau mengesampingkan keberadaan penanda viral (viral
marker) yang spesifik.
Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.
Validasi Konkuren
Validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk dijual.
Validasi Pembersihan
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan yang
disetujui akan senantiasa menghasilkan peralatan bersih yang sesuai untuk pengolahan
obat.
Validasi Proses
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan dalam batas
parameter yang ditetapkan dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat
terulang untuk menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu
yang ditetapkan sebelumnya.
Validasi Prospektif
Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan produksi rutin dari produk yang akan
dipasarkan.
Validasi Retrospektif
Validasi dari suatu proses untuk suatu produk yang telah dipasarkan berdasarkan
akumulasi data produksi, pengujian dan pengendalian bets.
INDEKS LAMPIRAN
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 2 PERSONALIA
(Contoh) Struktur Organisasi - Model A 2.4a 48
- 652 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Jadwal Pelatihan Individual 2.10c 66
(Contoh) Catatan Pelatihan Personil 2.10d 67
BAB 4 PERALATAN
(Contoh) Perlengkapan Elektris Kedap Eksplosi 4.8a 101
(Contoh) Pembumian Wadah 4.8b 103
(Contoh) Sistem Pembumian untuk Penanganan 4.8c 104
Pelarut Mudah Terbakar Volume Kecil
(Contoh) Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi 4.10a 105
Timbangan
- 653 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
- Data Batu Timbang Standar untuk 109
Verifikasi Harian
- Format Laporan Kalibrasi Timbangan 110
Internal
(Contoh) Laporan Kalibrasi Timbangan Internal 4.10b 112
(Contoh) Label Status Kalibrasi Alat Ukur 4.10c 114
(Contoh) Label Status Alat 4.10d 115
(Contoh) Penandaan Pipa 4.16 116
(Contoh) Program Perawatan Peralatan 4.19a 117
- 654 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi 5.20b 166
Daftar Beberapa Bahan Pembersih untuk 5.20c 171
Sanitasi
(Contoh) Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet 5.27 172
BAB 6 PRODUKSI
(Contoh) Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan 6.2a 192
Awal dan Bahan Pengemas
(Contoh) Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan 6.2b 194
Awal untuk Produksi
(Contoh) Protap Pengolahan dan Pengemasan 6.9 197
(Contoh) Protap Penandaan 6.13 199
- Label Status Bahan Awal dan Produk 206
- Label Sampel telah Diambil 209
- Label Identitas Bahan dan Produk 210
- Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin 212
/ Alat
- Label Kegiatan Ruangan / Jalur Produks 214
- Label Perbaikan Mesin / Alat 215
- Label Limbah / Sampah Industri Farmasi 216
- Label untuk Bahan Berbahaya 217
- Label Pereaksi di Laboratorium 218
- Label untuk Retained Sampel Pertinggal 219
QA / QC
(Contoh) Daftar Pemasok 6.19 220
(Contoh) Protap Penyimpanan Bahan Awal 6.34 221
(Contoh) Sistem Penomoran Bets / Lot 6.49 223
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruang Timbang 6.58 224
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Area Pencampuran 6.69 225
Serbuk
(Contoh) Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara 6.79 227
dan Produk Ruahan
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruangan Pencetakan 6.90 229
Tablet
Persyaratan Air untuk Produksi 6.107a 230
- 655 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Protap Sanitasi Sistem Penyimpanan dan 6.107b 233
Sanitasi Purified Water (Air Murni)
- Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni 235
- 656 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium 7.7.3 288
(Contoh) Protap Kalibrasi Polarimeter 7.7.4 290
(Contoh) Pancuran Air Darurat (Safety Shower) 7.7.5 291
(Contoh) Pembasuh Mata Darurat 7.7.6 293
(Contoh) Protap Penggunaan dan Pemeliharaan Alat 7.7.7 294
Pembasuh Mata Darurat
(Contoh) Catatan Pembuatan Larutan Pereaksi dan 7.8b.1 296
Media Perbenihan
(Contoh) Label Wadah Larutan Peniter 7.8b.2 297
- 657 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 8 INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU
(Contoh) Protap Inspeksi Diri 8.1 342
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.1 345
Penerimaan, Karantina dan Penyimpanan
Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Gudang 8.1.2 349
Produk Jadi)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.3 352
Pengawasan Mutu Sampling)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.4 355
Pengawasan Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.5 360
Pemastian Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.6 362
Penimbangan Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.7 365
Kelas E Proses [Granulasi, Tablet Kapsul,
Penyalutan, Kemas Primer])
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.8 369
Kemas Sekunder)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Teknik 8.1.9 373
dan Sistem Penunjang Kritis)
(Contoh) Program Inspeksi Diri 8.3.1 377
(Contoh) Rencana Inspeksi Diri 8.3.2 378
(Contoh) Laporan Inspeksi Diri 8.4 379
(Contoh) Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu 8.6 385
(Contoh) Pre-Audit Questionnaire for Manufacturer of 8.9 390
Starting Material
- 658 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 10 DOKUMENTASI
Daftar Dokumen Yang Diperlukan 10.1 413
(Contoh) Spesifikasi Bahan Awal 10.10 415
- 659 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 12 KUALIFIKASI DAN VALIDASI
(Contoh) Format Rencana Induk Validasi 12.1 507
- 660 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Laporan Verifikasi Penetapan Kadar 12.45 625
GLOSSA- 630
RIUM
- 661 -