Anda di halaman 1dari 155

Lampiran 12.

1
(Contoh)

FORMAT RENCANA INDUK VALIDASI


Halaman 1 dari 3

RENCANA INDUK VALIDASI

[ ..] = Isi dari Bagian di atas

I Halaman Depan

II Lembar Persetujuan
[Persetujuan dari Rencana Induk Validasi, lengkap dengan tanda tangan personil-
personil kunci yang bertanggung jawab / berkontribusi dalam penyusunan dan
pemeriksaan Dokumen].

III Daftar Isi

IV Tujuan
[contoh isi : Untuk mencakup kebijakan, pendekatan dan outline umum dari
prosedur-prosedur, jadwal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan validasi dan kualifikasi Perusahaan di .].

V Filosofi
[ 1. Kebijakan Perusahaan tentang validasi
2.Komitmen Perusahaan].

VI Cakupan
[ Pernyataan mengenai program validasi misalnya bahwa RIV tsb. meliputi:
program kualifikasi peralatan produksi dan laboratorium, validasi sarana
penunjang, sistem dan utilitas yang bersentuhan dengan produk dan validasi
proses, validasi metode analisis serta validasi pembersihan;
program validasi Prospektif, Konkuren dan Retroprospektif serta Revalidasi;
bahwa RIV masing-masing untuk Sistem Komputerisasi dan Proyek..
disusun terpisah sebagai Suplemen-suplemen dari RIV ini ].

VII Struktur Organisasi Tim Validasi


Halaman 2 dari 3
VIII Personalia
[1. Jumlah personil untuk kegiatan proses validasi
2. Kualifikasi dan pelatihan personil]
[Personil yang bertanggungung jawab untuk:
menyusun RIV;
menyusun Protokol untuk tiap proyek validasi;
pelaksanaan validasi;
penyusunan dan pengendalian Laporan dan Dokumentasi;
-
50750
persetujuan / pengesahan Protokol dan Laporan Validasi dari tiap tahap proses
validasi;
penelusuran sistem rujukan dan pemeriksaan;dan
kebutuhan akan pelatihan-pelatihan untuk menunjang kegiatan validasi.]

IX Uraian mengenai Pabrik / Proses / Produk


[Menyajikan rujukan silang kepada dokumen-dokumen lain. Merinci kerasionalan
untuk pencakupan atau penyampingan validasi, pendekatan validasi dan cakupan
validasi.
Catatan: Prinsip umum yang berlaku pada studi validasi adalah menantang proses, sistem dll..
Kerasionalan di balik tiap tantangan dan atau situasi kasus terburuk (worst case) ] dijelaskan.
Untuk tujuan validasi situasi kasus terburuk pertimbangan atas pengelompokan produk-produk dan
proses dapat disajikan. Bila situasi kasus terburuk tidak dapat disimulasikan, kerasionalan dari
pengelompokan akan ditetapkan].

X Pertimbangan Proses Spesifik


[Karakateristika spesifik / persyaratan pabrik / proses dll. yang sangat penting
untuk memeroleh produk yang memenuhi persyaratan mutu dan memerlukan
perhatian khusus dapat dijelaskan dengan singkat].

XI Indeks Produk / Proses / Sistem yang akan Divalidasi


[Semua kegiatan validasi yang dicakup dalam RIV dirangkum dan dikumpulkan
dalam format matriks. Matriks-matriks menyajikan rangkuman dan berisi:
semua yang dicakup dalam RIV untuk divalidasi yang menerangkan cakupan
validasi yang diperlukan (misal KI, KO dan atau KK). Matriks juga mencakup
validasi metode analisis yang harus digunakan untuk menentukan status
validasi dari proses atausistem lain;
pendekatan validasi, yaitu Prospektif, Retrospektif atau konkuren;
kegiatan Revalidasi;
status nyata dan rencana akan datang.
Catatan: Matriks biasanya berupa Lampiran; jadi di bawah judul tersebut di atas cukup disebut
lihat
Lampiran (-lampiran) ...................................... No.
.........]

XII Kriteria Keberterimaan Kunci


[Pernyataan umum mengenai kriteria keberterimaan kunci untuk hal-hal yang
ditampilkan pada matriks-matriks yang disebut pada Butir X. di atas]

XIII Format Dokumentasi


[Uraian mengenai atau rujukan bagi:
Format yang harus digunakan untuk menyajikan Protokol dan Laporan;
Sampul Depan (Dokumen Validasi);
Halaman 3 dari 3
Pengesahan Protokol
Penomoran Jenis
Protokol]

XIV Protap yang Diperlukan


[ Indeks dari Protap-protap di
tampilkan.
Catatan: Indeks biasanya berupa Lampiran; jadi di bawah judul tersebut di atas cukup disebut
lihat

-
50850
Lampiran ...................................... No.
.........].

XV Rencana dan Jadwal


[Perkiraan kebutuhan akan personil (termasuk pelatihan yang diperlukan),
peralatan dan persyaratan spesifik lain yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan validasi. Jadwal proyek termasuk jadwal rinci untuk subproyek. Jadwal
dapat ditampilkan pada matriks-matriks yang disebut pada Butir X. di atas.
Jadwal memerlukan pemutakhiran berkala.
Catatan: rencana dan Jadwal biasanya berupa Lampiran; jadi di bawah judul tersebut di atas
cukup
disebut lihat Lampiran ...................................... No.
.........]

XVI Pengendalian Perubahan


[Pernyataan mengenai komitmen Perusahaan untuk mengendalikan perubahan-
perubahan terhadap bahan, sarana penunjang, peralatan atau proses (termasuk
metode analisis)].

XVII Glosarium
[Istilah dan definisi yang digunakan baik dalam RIV maupun dalam dokumen-
dokumen validasi lain sehingga tidak perlu lagi ada bagian Glosarium atau
Definisi ditampilkan pada dokumen lain].

XVIII Lampiran lampiran


[berupa
a.l.:
Indeks Sistem
Penunjang
Indeks Peralatan Laboratorium Pengawasan
Mutu
Indeks Peralatan
Produksi
Indeks Alat
Ukur
Indeks Metode
Analisis
Indeks Protap untuk / dari masing-masing
Bagian
Indeks
Pelatihan
Matriks Rencana & Jadwal (meliputi persiapan awal dan
pelaksanaan kalibrasi, kualifikasi, validasi dan pelatihan yang dicakup dalam
Indeks-indeks
di atas)]

-
50950
Lampiran 12.1a
(Contoh)

LEMBAR MONITORING, CAKUPAN KUALIFIKASI DAN VALIDASI

PENYIAPAN PROTOKOL DAN LAPORAN VALIDASI, DAN PROSEDUR TETAP

SEDIAAN PADAT
SISTEM / PROTOKOL DAN LAPORAN PROSEDUR TETAP
PERALATAN
DQ IQ OQ PQ VP KAL OP PBS PRW KAL
BANGUNAN
Konstruksi X X X
bangunan
Saluran X X X X X X X
Pembuangan
SARANA
PENUNJANG
KRITIS
Pengolahan Air X X X X X X X X X
HVAC X X X X X X X X
Udara bertekanan X X X X X X
Listrik Darurat X X X X X
PERALATAN
Mesin Penghalus X X X X X X X X X X
Mesin Pengayak X X X X X X X X X X
Mesin granulasi X X X X X X X X X X
Mesin Pengering X X X X X X X X X X
Mesin Cetak Tablet X X X X X X X X X X
Mesin Kapsul X X X X X X X X X X
Mesin Blister X X X X X X X X X X
Mesin Label X X X X X X X X

DQ = Kualifikasi desain OP = Operasional


IQ = Kualifikasi instalasi PBS = Pembersihan
OQ = Kualifikasi operasional PRW = Perawatan
PQ = Kualifikasi kinerja
VP = Validasi Pembersihan
KAL = Kalibrasi

Disusun oleh : Dikaji dan disetujui oleh :

Tim Validasi Manajer Validasi / Manajer QA

-
51051
Lampiran 12.1b
(Contoh)

JADWAL PROGRAM KUALIFIKASI DAN VALIDASI


Penanggung Minggu
Program
Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. Tentukan Cakupan Pemastian Mutu
2. Rujuk Ketentuan CPOB Pemastian Mutu
3. Siapkan Rencana Induk Validasi (RIV) Pemastian Mutu
4. Kalibrasi Instrumen di Laboratorium dan Produksi Teknik
5. Validasi Metode Analisis Pengawasan Mutu
6. Tunjuk Kontraktor luar untuk kalibrasi KI dan KO Manajer Pabrik
7. Kumpulkan dokumen (Bangunan, Perlengkapan, Sistem dsb.) Teknik
8. Siapkan Protokol KI
* Konsep Teknik
* Peninjauan dan Persetujuan Pemastian Mutu
9. Siapkan Protokol KO

- * Konsep Teknik
51 * Peninjauan dan Persetujuan Pemastian Mutu
1- 10. Siapkan Protokol KK
* Konsep Pemastian Mutu
* Peninjauan dan Persetujuan Pemastian Mutu
11. Pelatihan Protap dan Protokol Pemastian Mutu
12. Siapkan Pelaksanaan Validasi Pemastian Mutu
13. Pembuatan Daftar Pelatihan dan Instrumen untuk Dikalibrasi Pengawasan Mutu
& Produksi
14. Pelaksanaan Kalibrasi Teknik
* Instrumen Laboratorium Pengawasan Mutu
* Peralatan Produksi Produksi
15. Siapkan Protap Pengendalian terhadap Perubahan Pemastian Mutu
16. Pelaksanaan KI Teknik
* Bangunan
* Perlengkapan
* Peralatan
17. Revisi KI Teknik

- 512 -
JADWAL PROGRAM KUALIFIKASI DAN VALIDASI
Penanggung Minggu
Program
Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
18. Pelaksanaan KO Teknik
* Perlengkapan
* Peralatan
19. Revisi KO Teknik
20. Pelaksanaan KK / Validasi Proses Produksi
* Peralatan / Sistem Plasebo
* Bets Produksi
Pemastian mutu
21. Revisi KK / Validasi Proses
& Produksi
22. Siapkan Laporan Validasi Pemastian Mutu

23. Persetujuan Pemastian mutu

- Disiapkan oleh : Diperiksa oleh Disahkan oleh No. :


51 Tanggal :
2- Pengganti No:
Tanggal :

- 513 -
Lampiran 12.1c
(Contoh)

JADWAL PROGRAM VALIDASI PROSES

PROGRAM VALIDASI PROSES TAHUN :

PRODUK PENDEKATAN J ADWAL KETERANGAN


VALIDASI * K-1 K-2 K-3 K-4 **
Sediaan
Padat

Sediaan
Semipadat

Sediaan
Cairan

Lain-lain
Sediaan

* Pendekatan Validasi : Prospektif / Konkuren / Retrospektif / Revalidasi


** Keterangan : Produk Baru, Peningkatan bets, Modifikasi alat, Perubahan prosedur, dll..
K: Kuartal (triwulan)

Disusun oleh : Dikaji dan disetujui oleh :

Tim Validasi Manajer Validasi / Manajer QA

-
51351
Lampiran 12.5a
(Contoh)

PROTOKOL VALIDASI PROSES UNTUK SEDIAAN TABLET


Halaman 1 dari 24
PROTOKOL VALIDASI PROSES
Tablet Deksametason

PROTOKOL NO. .. Tanggal :

Nama Produk .. Lokasi Pabrik :

No. Produk ..

Latar Belakang
Sebelum diproduksi secara komersial, proses pembuatan tablet Deksametason harus
divalidasi terlebih dahulu sesuai dengan standar internal maupun CPOB.
Hal ini juga untuk mendokumentasikan bukti-bukti bahwa proses pembuatan selalu
menghasilkan produk yang diinginkan, sesuai dengan spesifikasi dan kelengkapan kualitas.

Tujuan
Untuk memvalidasi pembuatan produk baru : Deksametason Tablet sesuai dengan hasil
pengembangan produk baru No.: . Tanggal. :

Disiapkan oleh :Tim Pelaksana Validasi


Nama / Fungsi Departemen Tanda Tangan Tanggal

Pengawas Produksi

Pengawas Laboratorium

Dokumentasi Pemastian Mutu

Diperiksa dan Disetujui oleh Tim Pengkaji Validasi


Tanda
Nama / Fungsi Departemen Tanggal
Tangan
Apoteker Penanggung Jawab
Produksi
Kepala Pabrik
Apoteker Penanggung Jawab
Mutu

Riwayat Perubahan Dokumen

No. Revisi Alasan Perubahan Tanggal Berlaku

00 Dokumen baru. hh/bb/tttt


01 hh/bb/tttt
Halaman
Halaman22dari
dari24
3

DAFTAR ISI

1. Ruang Lingkup .. 3
2. Tanggung Jawab ..... 3
3. Komposisi / Formula 3
4. Spesifikasi Bahan Awal 4
5. Perlengkapan dan Peralatan yang Digunakan 4
6. Sistem Penunjang Kritis . 6
7. Kondisi Ruangan yang Digunakan Saat Proses Pembuatan .. 6
8. Bagan Alur Proses 7
9. Proses Pembuatan dan Parameter Kritis . 8
10. Pola Pengambilan Sampel ....... 9
11. Dokumentasi ... 23
12. Pengemasan ............................................................................... ............................. 23
13. Stabilitas .. 23
14. Penggunaan Bets 24
15. Kesimpulan Validasi Proses.. 24
Halaman 3 dari 24

1. Ruang
Lingkup
Protokol ini merupakan panduan untuk melakukan validasi proses
pengolahan Tablet di Fasilitas . meliputi pengawasan parameter kritis
pembuatan, pengambilan sampel yang tepat dan pengujian selama pengolahan.
Validasi proses dilakukan terhadap tiga bets berurutan, dengan ukuran bets yang
sama yang digunakan untuk pembuatan bets produksi. Prosedur dan
dokumentasi
disesuaikan dengan CPOB yang berlaku dan standar
internal.

2. Tanggung Jawab
2.1 Bagian
Produksi
Bertanggung jawab untuk:
2.1.1 menyusun protokol dan laporan validasi.
2.1.2 memastikan bahwa:
peralatan terkait sudah terkualifikasi, tersimpan dengan benar dan
siap digunakan.
Protap yang digunakan untuk memproduksi bets validasi,
pengawasan selama-proses dan pengambilan sampel sudah sesuai
yang tercantum
dalam Protokol ini,
proses pembuatan dilaksanakan sesuai Prosedur Pengolahan Induk
yang berlaku.

2.2 Pemastian
Mutu
Pemastian Mutu bertanggung jawab:
2.2.1 mengkaji dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi,
2.2.2 mengevaluasi hasil uji stabilitas,
2.2.3 menangani kendala dan penyimpangan dalam validasi, dan
2.2.4 mengkaji dan memberikan persetujuan serta pelulusan atas bets validasi.

2.3 Pengawasan
Mutu
Pengawasan Mutu bertanggung jawab:
2.3.1 melaksanakan pengujian fisika dan kimia yang diperlukan untuk
meluluskan produk,
2.3.2 melakukan pengujian tambahan yang diminta dalam Protokol ini,
2.3.3 menangani Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS), dan
2.3.4 melakukan uji stabilitas.

3. Komposisi / Formula
Ukuran Bets: 128 kg (800.000 tablet)
Catatan Jumlah
Halaman 4 dariNyata
24
Langkah Per Bets Yang divalidasi
4. Spesifikasi Bahan AwalKomponen Tablet Bets (kg)
( mg ) Bets I Bets II Bets III
Daftar bahan awal yang digunakan pada proses
pembuatan.
Deksametason 0,5 .. .. .. ..
Laktosa mesh 80 .. .. .. .. ..
SPESIFIKASI / NO.
KOMPONEN NAMA DAGANG KODE MATERIAL .. PEMASOK
.. / PEMBUAT
.. ..
Selulosa Mikrokristalin METODE..
ANALISIS
PROSES .. .. .. .. ..
Amilum .
Deksametason .. .. .. ..
Magnesium Stearat .. .. .. .. ..
Laktosa mesh 80 .. .. ..
Bahan Penyalut . .. .. .. .. ..
Amilum. .. .. .. .. .. .. ..
..
Air Murni (sebagai pelarut)
Mg. Stearat .. .. ..
Bahan Penyalut:
- Methylcellulose .. ..
Type 630
- Diethylphthalate .. ..
- Titan Dioxxide
- FD&C Red No. 3. .. RUJUKAN..
Aluminium Lake
LANGKAH NO.
- Air Murni PERALATAN
- - KUALIFIKASI
- / ..
IDENTITAS TANGGAL
KALIBRASI
Polisihing Wax, .. .. .. ..
Type 103 Timbangan Merek .
Air Murni Tipe - - -
Timbangan Merek .
Penimbangan
5. PerlengkapanTipe danPeralatan yang Digunakan
Timbangan
Peralatan dan perlengkapan yang Merek .
digunakan pada proses pembuatan harus sudah
Tipe
dikualifikasi dan dikalibrasi sebelum produksi dimulai.
Prapencampuran Mixer Merek Tipe .. Halaman 5 dari 24
Pencampuran Mixer Merek Tipe ..
6. Sistem Penunjang
Granulasi Mixer Merek Tipe ..
Kritis Fluidized Bed Dryer
Pengeringan
PERALATAN Mesin PengayakNO.
Pengayakan
merek..
DOKUMEN RUJUKAN TANGGAL
Tipe .
Desaglomerisasi Mixer Merek Tipe
KI .. - -
Lubrikasi Mixer
Sistem Tata Udara Merek Tipe
KO .. - -
Mesin Cetak Tablet

Pencetakan Detektor Metal


Timbangan Merek .
Tipe
KK - -
KI - -
Sistem Udara
Bertekanan KO - -
KK - -
KI - -
Sistem Pengolahan
Air KO - -
KK - -
7. Kondisi Ruangan yang Digunakan Saat Proses Pembuatan Halaman 6 dari 24

Catat kondisi ruangan selama produksi berlangsung

KONDISI RUANGAN SELAMA VALIDASI


Metode Pemeriksaan : MP.1234
(NONOPERASIONAL)
RELATIVE SUHU CEMARAN BAKTERI DI UDARA CEMARAN BAKTERI
HUMUDITY
RUANGAN E : 30 60 % E : 19 25 o C SEDIMENTASI SAMPEL RODAK DIPERIKSA TGL
F : < 75 % F : 19 25 o C > 0.5 m: max 3.5x106 /m OLEH
CFU/petri/4 UDARA CFU/25
hours > 5.0m : max 2x104 /m
CFU/m Cm

PENIMBANGAN

GRANULASI

- PENCETAKKAN
51
9- PENGEMASAN

519
Halaman 7 dari 24

8. Bagan Alur Proses

Air Murni

Selulosa Mikrokristalin
PH 102
Penimbangan dan Pencampuran
Pencampuran
Deksametason

Granulasi Basah
Laktosa mesh 80

Pengeringan
Amilum

Amilum Pengayakan dan


Pencampuran Akhir

Magnesium Stearat Lubrikasi

Pencetakan Tablet

Cairan Penyalut Penyalutan Tablet

Pemolesan

Penyortiran
Halaman 8 dari
24
9. Proses Pembuatan dan Parameter
Kritis

LANGKAH PARAMETER PARAMETER


BAHAN AWAL PERALATAN
PRODUKSI KRITIS PENGUJIAN
- Deksametason Penimbangan I Timbangan.. Kebersihan Cemaran Mikroba
- Selulosa
Mikrokristalin PH
102
- Laktosa
- Amilum
- dsb.

-
51951
- Deksametason Pencampuran II Mixer.. Pencampuran Keseragaman kadar
- Selulosa - Waktu campuran dalam pencampuran
Mikrokristalin PH - Kecepatan
102 pengaduk/
- Laktosa penyetelan
- Amilum - Kecepatan
- dsb. pengaduk
potong/penyetelan
- Volume masa granul
- Campuran serbuk Granulasi III Pengaduk Granulasi - Pemerian
dari langkah II Basah berkecepatan - Waktu pengadukan - Perolehan hasil
- Air Murni tinggi - Kecepatan pengolahan
pengaduk/
penyetelan
- Kecepatan
pengaduk
Oscillating potong/penyetelan
Granulator
Mesh Penyaring/Penghalus
- Ukuran penyaring

- Granul basah dari Pengeringan IV Alat - Waktu - Bilangan kuman


langkah III pengeringan - Suhu aliran udara - Perolehan hasil
Fluidizedbed masuk/keluar pengolahan
Dryer. - Susut pengeringan
- Granul kering dari Pengayakan V Oscilating - Ukuran penyaringan - Produk degradasi
langkah IV Granul Granulator, - Penyetelan - Ukuran partikel
Mesh . - Kecepatan - Bulk density
- Tap density
- Perolehan hasil
pengolahan
- Granul saringan Lubrikasi, VI Pengaduk - Waktu - Keseragaman
dari langkah V Pencampuran - Kecepatan kadar dalam
- Magnesium Akhir pengadukan granul
Stearat - Volume masa granul - Ukuran partikel
- Bulk density
- Tap density
- Perolehan hasil
pengolahan
- Granul Tablet dari Pencetakan VI Mesin pencetak - Kecepatan - Pemerian
langkah VI I Tablet pencetakan tablet - Dimensi Tablet
- Gaya tekanan - Keseragaman
pencetakan bobot tablet
- Keseragaman
kadar tablet

-
52052
Halaman 9 dari 24

LANGKAH PARAMETER PARAMETER


BAHAN AWAL PERALATAN
PRODUKSI KRITIS PENGUJIAN
- Kekerasan
- Keregasan
- Kecepatan disolusi
- Produk degradasi
- Perolehan hasil
pencetakan
- Methylcellulose Pembuatan VIII Mixer - Suhu air - Viskositas larutan
Type 630 Cairan - Lama pengadukan
- Diethylphthalate Penyalut
- Titan Dioxide
- FD&C Red No. 3.
Aluminium Lake
- Air murni
- Tablet inti dari Penyalutan IX Mesin Penyalut - Suhu aliran udara - Suhu masa tablet
langkah VII Tablet masuk / udara keluar - Bobot tablet salut
- Larutan penyalut - Suhu masa tablet - Bobot salut
dari langkah VIII - Aliran udara - Susut pengeringan
- Kecepatan - Kelembaban nisbi
semprotan - Keseragaman
- Frekuensi penyem- bobot tablet
protan/pengeringan - Kecepatan disolusi
- Waktu - Waktu hancur
penyemprotan / - Produk degradasi
pengeringan - Dimensi tablet
- Lubang pipa - Pemerian
semprot
Larutan Penyalut
- Kualitas
- Kuantitas
- Polisihing Wax, Pemolesan X Panci pemoles Pemolesan dan - Bilangan mikroba
Type 103 pengeringan - Perolehan hasil
- Suhu pengeringan penyalutan
- Waktu pengeringan
- Tablet salut Penyortiran XI Mesin Sortir - Kecepatan - Bilangan mikroba
- Ketelitian - Perolehan hasil
penyalutan

10. Pola Pengambilan Sampel

10.1 Langkah I : Penimbangan


Sampel diambil dari atas, tengah, dan dasar dari masing- masing tempat
penyimpanan bahan baku.
Banyaknya sampel masing-masing 10 gram.

10.2 Langkah II : Pencampuran


Sampel diambil dari 10 tempat di dalam pengaduk sebagaimana gambar di
bawah dengan jumlah dari masing-masing tempat maksimum (3 x berat 1
tablet).
Halaman 10 dari 24

Lokasi pengambilan sampel:


Tampak dari atas Tampak dari samping

S1, S2, S3 = Posisi atas pengaduk


S4, S5, S6 = Posisi tengah pengaduk
S7, S8, S9 = Posisi dasar / bawah pengaduk
S10 = Posisi bawah tengah pengaduk
D = Diameter
T = Tinggi

10.3 Langkah III : Granulasi basah


Kriteria yang dapat diterima: Hanya sebagai tambahan data.

10.4 Langkah IV: Pengeringan


Sampel diambil dari sisi-sisi bawah, tengah dan atas alat pengering
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi untuk pemeriksaan susut
pengeringan.

10.5 Langkah V : Pengayakan Granul


Sampel diambil dari awal, tengah, dan akhir pengayakan.
Jumlah sampel 15 g dari masing-masing periode pengambilan.

10.6 Langkah VI : Lubrikasi dan Pencampuran akhir


1) Saat pencampuran :
Sampel diambil dari 10 tempat pada mesin pencampur.
Jumlah sampel : 3 x berat 1 tablet dari masing-masing lokasi dan
dianalisis keseluruhan.
Lokasi pengambilan sampel :
S1, S2, S3 = Sisi atas pengaduk
S4, S5, S6 = Sisi tengah pengaduk
S7, S8, S9 = Sisi dasar / bawah pengaduk
S10 = Sisi bawah tengah pengaduk
Halaman 11 dari 24

Keseragaman Campuran
Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD 5%.

2) Bulk density :
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
Jumlah sampel : 100 g dari masing-masing lokasi.

3) Tap Density
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : menggunakan sampel dari bulk density.

4) Susut Pengeringan
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.

10.7 Langkah VII : Pencetakan


1) Pengujian Fisika dan Kimia
Sampel diambil dari pencetakan awal, tengah, dan akhir
Pemerian : 1250 tablet dari seluruh period
Penimbangan : 200 tablet dari periode di atas (diambil
dari sampel AQL= Acceptable Quality
Limit )
Keseragaman kandungan : 7 tablet dari tiap interval
(frekuensi pengambilan sampel minimum dilakukan dalam 20
interval selama waktu pencetakan)
Disolusi : 8 tablet masing-masing
dari awal, tengah dan akhir pencetakan
Kekerasan : 10 tablet dari tiap interval
Ketebalan : 10 tablet dari tiap interval
Keregasan : 20 tablet dari tiap interval
Waktu Disintegrasi : 10 tablet dari tiap jam
Kriteria keberterimaan untuk pengujian fisika dan kimia :
Keseragaman Kandungan :
Kriteria keberterimaan mengikuti USP <905>

10.8 Langkah VIII : Penyalutan


................................................................................................. .............................
.............................................................................................. ...............................

10.9 Langkah IX : Pemolesan


............................................................................. .................................................
.............................................................................................. ...............................

10.10 Langkah X : Penyortiran


..............................................................................................................................
.............................................................................................. ...............................
VALIDASI
Parameter Kritis dan Jenis Pemeriksaan Halaman 12 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap II Pencampuran
Pengolahan
Dokumentasi Produksi Induk No. . Tanggal
Mesin: Pengaduk Berkecepatan Tinggi Tipe: Kapasitas : . Kg Beban Mesin: kg = % Penempatan: No.
Ruangan:
Bahan : Deksametason, Laktosa 80 Mesh, Amilum.., Selulosa Mikrokristalin PH 102
Diperiksa oleh,
No. Dokumen YA TIDAK Tanggal Keterangan
1. Catatan Pelatihan Karyawan ., .
2. Dokumen Kualifikasi (KI, KO) ., .
3. Dokumen Validasi Metode Analisis ., .
4. Protap-protap terkait antara lain:
4.1. Pengoperasian Mesin ., .
4.2. Lokasi Pengambilan Sampel ., .
-
52 4.3. Pengujian ., .
5- 5. Proses Pengadukan dicakup dalam Prosedur Pengolahan
Induk
Parameter Kritis Parameter Pengujian dan
Kriteria Keberterimaan
No. Bets : Waktu pengadukan Kecepatan pengadukan Kecepatan Kadar Relative Standard
.. tanpa pengaduk chopper pengaduk dengan Deviation (RSD)
chopper
Spesifikasi menit PTM PTM mg/g . (<5%)
1. 4. 7.
2. 5. 8.
3. 6. 9.
10.
Evaluasi :
Disusun Oleh : . Dikaji oleh : . Keterangan
Tanggal: .. Tanggal : .
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 532 -
Halaman 13 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan III Ganulasi Basah
Dokumentasi Produksi Induk No. . Tanggal
Lokasi : No. Ruangan : .
Mesin-mesin :
1. Pembuatan Larutan Granulasi : Wadah Tipe . Beban Mesin: .. kg = .%
2. Pengaduk Granul : Pengaduk berkecepatan tinggi Tipe . Beban Mesin: .. kg = .%
3. Penyaringan dan Penghalusan : Pengayak / Penghalus (Oscillating granulator) Tipe .
Bahan : Adukan serbuk dari Tahap Produksi II, Air murni

No Dokumen YA TIDAK Diperiksa Oleh, Tanggal Keterangan


1. Dokumen Pelatihan Karyawan ., ..
2. Dokumen Kualifikasi (KI, KO) .,
3. Dokumen Validasi Metode Analisis ., ..
- 4. Protap-protap terkait antara lain:
52 4.1. Pengoperasian mesin ., ..
6- 4.2. Pengujian ., ..
5. Proses Pengadukan dan Proses Granulasi tercakup dalam ., ..
Prosedur Pengolahan Induk
Parameter Pengujian dan
Parameter Kritis Kriteria Keberterimaan
No. Bets Larutan granulasi Pengaduk berkecepatan tinggi Pengayak / Konsumsi Hasil Pemeri-
penghalus energi perolehan an
pengaduk pengolah-
berkecepat- an
an tinggi
Viskositas Suhu Kuantitas Waktu Waktu Kecepatan Setelan Ukuran
disolusi granulasi / Setelan pengaduk pengayak
dengan chopper
Spesifikasi = .. .% .
. 30C ml ...menit .menit PTM PTM mesh KW

- 533 -
Halaman 14 dari 24

Evaluasi:
Disusun oleh : .. Dikaji oleh Keterangan
Tanggal : .. Tanggal:
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

-
52
7-

- 534 -
Halaman 15 dari 24

Produk : Deksametason Tablet


Tahap Pengolahan IV Pengeringan
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal
Mesin : Pengering Pusar Beliung Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : = .% Penempatan : No. Ruangan : .

Bahan : Granulasi basah dari Tahap Produksi III


Diperiksa Oleh,
No. Dokumen Ya Tidak Tanggal Keterangan
1 Dokumentasi Pelatihan Karyawan , .. .
2 Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) , .. .
3 Dokumentasi Validasi Metoda Analisis , .. .
4 Protap-protap terkait antara lain:
4.1. Pengoperasian mesin , .. .
- 4.2. Pengujian , .. .
52
8- 5. Proses Pengeringan tercakup dalam Prosedur Pengolahan Induk , .. .
Parameter Pengujian dan
Parameter Kritis
Kriteria Keberterimaan
No. Bets Waktu Suhu aliran Kecepatan Suhu aliran Waktu Frekuensi Suhu Susut Kelembaban Hasil
Pengeringan udara masuk aliran udara udara keluar vibrasi vibrasi produk Pengeringan nisbi perolehan
penyaring penyaring pengolahan
Spesifikasi 45 menit 40C m3/jam 45C detik menit C .... % % %
atas:
tengah
bawah

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 535 -
Halaman 16 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan V Pengayakan Granul
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal
Mesin : . Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : kg = .% Penempatan : No. Ruangan : .
Bahan: Granulasi kering dari Tahap Produksi III
No. Ya Tidak Diperiksa Oleh, Keterangan
Dokumen Tanggal
1. Dokumentasi Pelatihan Karyawan , .. .
2. Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) , .. .
3. Dokumentasi Validasi Metoda Analisis , .. .
4. Protap-protap terkait antara lain:
4.1. Pengoperasian mesin , .. .
4.2. Pengujian , .. .
5. Proses Pengayakan tercakup dalam Prosedur Pengolahan , .. .
-
Induk
52
9- Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Ukuran Setelan Kecepatan Susut Produk Ukuran Bulk Tap Hasil
pori Pengeringan degradsi partikel Density Density perolehan
penyaring pengolahan
Spesifikasi 1 mm kg/jam % % um ..%

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh Keterangan
Tanggal : Tanggal: .
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 536 -
Halaman 17 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan VI Lubrikasi
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal
Mesin : Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : kg = .% Penempatan : No. Ruangan : .

Bahan : Saringan Granulasi dari Langkah Produksi V, Magnesium Stearat


Ya Tidak Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1 Dokumentasi pelatihan karyawan , .. .
2 Dokumentasi kualifikasi (KI, KO) , .. .
3 Dokumentasi metoda validasi , .. .
4 Protap-protap terkait, antara lain:
4.1. Pengoperasian mesin , .. .
4.2. Pengujian , .. .
- 5. Proses Penyaringan tercakup dalam Prosedur Pengolahan , .. .
53 Induk
0- Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Waktu proses Setelan Kadar RSD kadar Ukuran Bulk Tap Hasil perolehan
pengadukan kecepatan partikel Density Density pengolahan

Spesifikasi Detik; menit PTM mg/g um %


1. 5%6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 537 -
Halaman 18 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan VII Pencetakan Tablet
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal
Mesin : . Tipe : Kapasitas :.. Kode Alu / Lesung tablet : Penempatan : No. Ruangan : .
Bahan : Granul dari Langkah Produksi VI
Ya Tidak Diperiksa Keterangan
1 Dokumentasi Pelatihan Karyawan , ..
2 Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) , ..
3 Dokumentasi Validasi Metoda Analisis , ..
4 Protap-protap terkait, antara lain:
4.1. Pengoperasian mesin , ..
4.2. Pengujian
5 Proses Pencetakan tercakup dalam Prosedur Pengolahan , ..
- Induk
53
1- Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Kecepat- Gaya RSD bobot Kekerasan Kerenyah- Kecepat- Waktu Produk Hasil Dimensi Pemeri-
an tekanan tablet tablet an tablet an hancur degradasi Perolehan tablet an
kompresi kompresi disolusi tablet pencetakan tablet
Spesifikasi tab/jam
kN % N % % % ..%

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: .
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 538 -
Halaman 19 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan VII Pencetakan Tablet
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal
Mesin : . Tipe : Kapasitas :.. Kode Alu / Lesung tablet : Penempatan : No. Ruangan : .
No Bets Keseragaman Kadar
Test Frekuensi pengambilan sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.
2.
3.
Rata2
Syarat 90%-110% untuk tiap frekuensi

- Min
53 Max
2- SD
RSD Syarat : 4 %
Keseragaman kadar dari 20 frekuensi : Syarat : 75 % -125%

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: .

- 539 -
Halaman 20 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan VIII Pembuatan Cairan Penyalut
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal ..
Mesin : Penyalut Tablet Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : kg = .% Penempatan : No.Ruangan : .
Alat untuk pembuat cairan penyalut : Wadah homogenizer

Tipe : . Kapasitas . kg Beban Mesin : kg = % Penempatan : No. Ruangan :


Bahan : Methylcellulose Type 630, Diethylphthalate, Titan Dioxide, FD&C Red No. 3. Aluminium Lake, Air murni
No Dokumen YA TIDAK Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1. Dokumen Pelatihan Karyawan ., ..
2. Dokumen Kualifikasi (KI, KO) ., ..
- 3. Dokumen Validasi Metode Analisis ., ..
53 4. Protap-protap terkait, antara lain:
3- 4.1. Pengoperasian mesin ., ..
4.2. Pengujian
5 Proses Pembuatan cairan penyalut tercakup dalam ., ..
Prosedur Pengolahan Induk
Parameter Kritis Parameter Pengujian dan
Kriteria Keberterimaan
No. Bets Suhu cairan Lama pengadukan Viskositas larutan

Spesifikasi c menit .cP

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..

CP = centi Poise

- 540 -
Halaman 21 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap Pengolahan IX Penyalutan Tablet
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal ..
Mesin : Penyalut Tablet Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : kg = .% Penempatan : No.Ruangan : .
Alat untuk pembuat larutan salut : Wadah homogenizer

Tipe : . Kapasitas . kg Beban Mesin : kg = % Penempatan : No. Ruangan :


Bahan : Tablet inti dari Tahap Produksi VI, Metyl cellulose Type 630, Diethylphtalate, Titan Dioxide, FD&C Red 3
No Dokumen YA TIDAK Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1. Dokumen Pelatihan Karyawan ., ..
2. Dokumen Kualifikasi (KI, KO) ., ..
3. Dokumen Validasi Metode Analisis ., ..
- 4. Protap-protap terkait, antara lain:
53 4.1. Pengoperasian mesin ., ..
4- 4.2. Pengujian
5 Proses Penyalutan tercakup dalam Prosedur ., ..
Pengolahan Induk
Parameter Kritis
No. Bets Suhu Kecepatan Suhu Suhu Kecepatan Frekuensi Waktu Lubang Kecepat- Larutan penyalut
aliran aliran udara aliran produk Penyemprotan penyemprot pipa an pancI
udara udara semprotan / pengeringan an/pengerin semprot penyalut Kualitas Kuantitas
masuk keluar gan
Spesifikasi c m3/jam C C L/jam detik/jam detik/jam mm PTM Liter

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh .. Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional

- 541 -
Halaman 22 dari 24

Produk : Tablet Deksametason


Tahap pengolahan X Pemolesan
Dokumen Produksi Induk No. Tanggal

Mesin : Pemoles Tipe : Kapasitas :.. kg Beban Mesin : = .% Penempatan : No. Ruangan : .
Bahan : Tablet Salut Selaput dari Langkah Produksi VIII, Polishing Wax
Ya Tidak Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1 Dokumentasi Pelatihan Karyawan , .. .
2 Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) , .. .
3 Dokumentasi Validasi Metoda Analisis , .. .
4 Prosedur Tetap ada untuk :
4.1. Pengoperasian mesin , .. .
4.2. Pengujian , .. .
5 Proses Pemolesan tercakup dalam Prosedur Pengolahan , .. .
- Induk
53
5- Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
Parameter Kritis
No. Bets Viskositas larutan Waktu pemolesan Bilangan kuman Hasil pegolahan Kualitas produk jadi
..
Spesifikasi ..C .. menit/jam maks. 100 UPK/g .. %

Evaluasi :
Disusun oleh : Dikaji Oleh Keterangan
Tanggal : Tanggal: ..
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional UPK = Unit Pembentuk Koloni

- 542 -
Halaman 23 dari 24

11. Dokumentasi
Seluruh langkah dalam proses pengolahan didokumentasikan dalam Catatan
Pengolahan Bets. Langkah-langkah lain dicakup dalam dokumen di bawah ini:

No. No. Tanggal


Urut Judul Dokumen
Dokumen Berlaku
Keluar Masuk Ruang Produksi
Kalibrasi
Kualifikasi Peralatan
Penanganan Buku Log
Pengoperasian Mixer Merek..Tipe ..
Pengoperasian Pengayak / Granulasi
Merek..Tipe ..
Pengoperasian Mesin Cetak Tablet
Merek..Tipe ..
Pengoperasian Fluidized Bed Dryer
Merek..Tipe ..
Pembersihan Mixer Merek. Tipe
..
Pembersihan Granulator / Siever Merek.
Tipe ..
Pembersihan Mesin Pencetak Tablet
Merek. Tipe ..
Pembersihan Fluidized Bed Dryer Merek.
Tipe ..
Cara Menimbang yang Benar
Pengawasan selama-proses
AccAQL untuk Sediaan Padat
Pemeriksaan Produk Jadi
Pembersihan Peralatan Laboratorium
Pembersihan Ruangan Laboratorium
Pembersihan Ruang Timbang
Pembersihan Ruang Granulasi Basah
Pembersihan Ruang Pencetakan Tablet
Validasi Pembersihan Peralatan
Validasi Pembersihan Ruangan
Validasi Metode Analisis

12. Pengemasan
Bets validasi akan dikemas dalam alu strip.

13. Stabilitas
Pada bets validasi akan dilakukan Uji Stabilitas untuk melanjutkan Uji Stabilitas yang
telah dilakukan sebelumnya. Untuk melakukan Uji Stabilitas diperlukan Protokol
terpisah.
Halaman 24 dari 24

14. Penggunaan
Bets
- 544
53553
Bets validasi dapat disetujui untuk dipasarkan apabila memenuhi persyaratan
spesifikasi.

15. Kesimpulan Validasi Proses


Rangkuman laporan validasi akan dilaporkan. Semua informasi tambahan yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan akan dijelaskan dalam lampiran protokol ini.

- 545
53653
Lampiran 12.5b
(Contoh)

LAPORAN VALIDASI PROSES UNTUK SEDIAAN TABLET

LAPORAN VALIDASI PROSES


Tablet Deksametason

PROTOKOL NO. .. Tanggal :

Nama Produk .. Lokasi Pabrik :

No. Produk ..

Disiapkan oleh : Tim Pelaksana Validasi


Tanda
Nama / Fungsi Departemen Tanggal
Tangan
Pengawas Produksi

Pengawas Laboratorium

Dokumentasi Pemastian Mutu

Diperiksa dan Disetujui oleh Tim Pengkaji Validasi


Nama / Fungsi Departemen Tanda Tangan Tanggal

Apoteker Penanggung Jawab


Produksi
Kepala Pabrik
Apoteker Penanggung Jawab Mutu

Riwayat Perubahan Dokumen

No. Revisi Alasan Perubahan Tanggal Berlaku

00 Dokumen baru. hh/bb/tttt


01 hh/bb/tttt

-
53853
LAPORAN VALIDASI

Produk : Deksametason
No. Bets :
Bentuk Sediaan : Tablet
Ukuran Bets : 800.000 tablet

Rangkuman :

Evaluasi dan kesimpulan :


Rekomendasi :
Tanggal Revalidasi :

Lampiran:

1. Lembar Kerja masing-masing langkah proses pengolahan


2. Lembar Kerja Pengambilan Sampel
3. Hasil Perhitungan / Analisa masing-masing parameter pengujian

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui Oleh :

Tim Validasi Ketua Tim Validasi Kepala Bagian Pemastian Mutu


Lampiran 12.8a
(Contoh)

PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN


PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Produksi

Bagian Pemastian
Mutu

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu

-
54054
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Persyaratan Pemakai (User Requirements / UR): Tersedia / Tidak Tersedia

Maksud / Tujuan:

Uraikan tujuan

Uraian Sistem / Peralatan yang Diperlukan:

Uraikan sistem / peralatan yang diperlukan

Parameter Kritis:

Sebutkan parameter kritis yang akan diperiksa selama Kualifikasi Kinerja atau Fase Validasi
Proses atau Kualifikasi.

Kapasitas:

Kapasitas sIstem / peralatan yang diperlukan: tablet per jam, blister per menit, dll.

Persyaratan Khusus:

Bila ada persyaratan khusus, misal: bahan / material dari mesin, model mesin seperti
desain exproof, dll

Lampiran:

Lampiran I

Buat daftar Lampiran untuk mendukung keterangan di atas


PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Spesifikasi Fungsional: -

Maksud / Tujuan:

Uraikan tujuan.

Diagram Alur: -

Terlampir Diagram Alur (Lampiran)

Tandai yang perlu

Persyaratan Fungsional:

Proses:

Sebutkan persyaratan proses yang mendukung UR, misal : metode pengolahan Air Murni,
metode sanitasi sistem sirkulasi Air Murni, kecepatan sistem sirkulasi, dll..

Pengendalian:

Sebutkan metode pengendalian termasuk interlock dan pengendalian khusus yang
diperlukan untuk menjalankan sistem / alat sehingga semua parameter mutu tercapai.

Alarm:

Termasuk daftar alarm yang diperlukan untuk menjalankan sistem / peralatan. Alarm harus
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Juga menyebutkan tindakan apa yang dilakukan pada
saat alarm berfungsi, misal: . Konduktivitas Air Murni lebih dari 1,3 S/cm pada suhu 250C.

Persyaratan Khusus:

Termasuk persyaratan khusus yang ada.
Semua persyaratan yang disebutkan di atas akan diperiksa selama Kualifikasi Operasional.
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 4 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Lampiran:

Lampiran I

Buat daftar Lampiran untuk mendukung keterangan di atas.


Spesifikasi Teknik: -

Maksud / Tujuan:

Uraikan Tujuan.

Persyaratan Teknik / Spesifikasi Peralatan:

Uraikan tiap bagian peralatan terkait dengan UR dan F (bila perlu gunakan lembar
terpisah)

Buat Daftar tiap bagian peralatan

Bahan / material mesin untuk semua produk yang kontak langsung dengan permukaan
peralatan
Semua produk yang kontak dengan lubrikan

Semua persyaratan diatas akan diperiksa selama Kualifikasi Instalasi.

Persyaratan Khusus untuk menjalankan peralatan:

Misal: Peralatan hanya dapat berfungsi di dalam ruangan ber-AC.

Persyaratan Sarana Penunjang:


Elektrisitas:

Sistem Udara Bertekanan


PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 5 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Cooling Water:

Air Murni:

Sistem Tata Udara

Penghisap Debu

Uap

Lain-lain (bila diperlukan)

Sebutkan persyaratan sarana penunjang yang diperlukan untuk tiap bagian peralatan

Instrumentasi dan Pengendalian:


Buat Daftar semua instrumentasi yang diperlukan untuk sistem / peralatan agar dapat
berjalan dengan benar. Daftar semua instrumentasi yang memengaruhi mutu dan
keamanan.

Sistem Pengendalian harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persyaratan yang
disebutkan pada Spesifikasi Fungsional

Gambar:

Lampirkan semua gambar yang ada dari Sistem, misal: Diagram alur, P & IDs, gambar
layout, perpipaan, diagram garis elektrisitas, katalog pemasok, dll.
Keterkaitan antar gambar harus dapat ditunjukkan sebagai bagian dari validasi sistem
setelah kualifikasi

Persyaratan Khusus untuk Instalasi:

Buat daftar persyaratan khusus yang diperlukan untuk instalasi, misal sinar X dan
endoskopi untuk pipa Air Murni.
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 6 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Lampiran:

Lampiran I

Buat daftar lampiran untuk mendukung keterangan di atas

Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
Lampiran 12.8b
(Contoh)

LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN


LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN
.

PT ..............
Bag..

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 2

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Produksi

Bagian Pemastian
Mutu

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN
.

PT ..............
Bag..

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 2

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Laporan Kualifikasi Desain

Hasil

Kesimpulan

Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
Lampiran 12.11a
(Contoh)

PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI


PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.

PT .................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 5


Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Produksi

Bagian Pemastian
Mutu

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.

PT .................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 5


Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Persyaratan Pemakai (User Requirements / UR): Tersedia / Tidak Tersedia

Maksud / Tujuan:

Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi
sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat ybs. dan
pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Ruang Lingkup

Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi, modifikasi dan pemindahan lokasi alat
ybs..

Tanggung Jawab :

Personil yang bertanggung jawab pada instalasi peralatan melakukan kualifikasi dan
melakukan pencatatan.

Petugas Teknik bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi data dan laporan kualifikasi.

Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui Protokol dan
Laporan Kualifikasi Instalasi.

Sistem / Alat: Kode No.

a. Uraian tentang sistem / alat yang sedang dipasang : uraian umum tentang fungsi dan
komponen utama alat.

b. Daftar komponen utama


1 No. Kode
2 No. Kode
3 No. Kode
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.

PT .................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 5


Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

4 No. Kode
5 No. Kode
6 No. Kode

c. Uraian tentang peralatan tambahan yang diperlukan/pemipaan, sambungan, sumber air


1 No. Kode
2 No. Kode
3 No. Kode
4 No. Kode

Prosedur:

1. Siapkan Daftar Periksa untuk semua komponen termasuk suku cadang sesuai dengan
spesifikasi pesanan dan pembuat alat.
2. Catat semua informasi dari tiap alat, komponen, alat dengan spesifikasi pabrik
pembuat alat.
3. Catat semua penyimpangan sistem dan peralatan.
4. Siapkan laporan tentang penyimpangan tersebut termasuk penyesuaian yang
dilakukan serta dampak yang timbul pada fungsi alat tersebut.
5. Siapkan laporan kualifikasi instalasi termasuk :
- tanggal mulai studi - kelengkapan informasi - lokasi data awal
- tanggal penyelesaian - ringkasan dari laporan - informasi lain yang
penyimpangan berhubungan
dengan studi
- pengamatan yang - hasil pemeriksaan - kesimpulan
dilakukan keabsahan
instalasi
- masalah yang timbul - data contoh (jika ada)

Daftar Periksa untuk komponen Nomor Nama Kode#

-
55055
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.

PT .................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 4 dari 5


Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Fungsi dari
komponen

No. Deskripsi Kriteria Kondisi Keterangan


Keberterimaan Aktual (sesuai / tidak
(sesuai sesuai)
persyaratan
pemakai / data
dari FAT dan
atau SAT)
1 Model / No. Seri
2 Spesifikasi
3 Manual / Booklet
4 Gambar alat
5 Jaringan listrik / pengkabelan
6 Daya, sekring
7 Protap Pengoperasian
Protap Perawatan
Protap Kalibrasi (atau dari
manual)
8 Pengendalian input / output
9 Kondisi lingkungan yang
dibutuhkan
10 Alat penguji atau instrumen
11 Penunjang dan Pelayanan
12 Daftar dan nama suku cadang
serta pemasok
13 Lain-lain
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
.

PT .................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 5 dari 5


Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Laporan penyimpangan

Penyimpangan

Penyesuaian yang dilakukan

Dampak terhadap operasi alat


Lampiran 12.11b
(Contoh)

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI


LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI
.

PT ..............
Bag..

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 2

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Produksi

Bagian Pemastian
Mutu

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI
.

PT ..............
Bag..

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 2

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Laporan kualifikasi instalasi

Hasil

Kesimpulan

Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi

-
554554
Lampiran 12.12
(Contoh)
PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL

PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL


.

PT .....................
Bag

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 11

Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ...............

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Produksi

Bagian Pemastian Mutu

Diperiksa oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian Mutu


(Kepala) Bagian Produksi

(Kepala) Bagian Teknik

Disetujui oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

(Kepala) Bagian Pemastian Mutu


PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL

PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL

Nama alat Halaman 2 dari


11
Protokol Validasi

Judul

Protokol disusun oleh Tanggal

Disetujui oleh Departemen ybs. Tanggal

Disetujui oleh Dep. Pemastian Mutu Tanggal

Tujuan

Untuk menetapkan bahwa sistem / peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan
untuk mencatat semua data informasi yang dapat menunjang bahwa alat tersebut berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan.

Cakupan

Kualifikasi operasional dilaksanakan setelah kualifikasi instalasi, modifikasi dan relokasi.

Tanggung jawab

- Personil yang menggunakan alat / sistem melaksanakan kualifikasi operasional dan


mencatat hasilnya.
- Laporan Kualifikasi Operasional diperiksa oleh Supervisor dari Departemen yang
menggunakan alat yang bersangkutan. Supervisor mengawasi pelaksanaan
studi, melakukan verifikasi kelengkapan catatan, membuat Laporan
Penyimpangan dan Laporan KO.
- Laporan dan Protokol Kualifikasi Operasional diperiksa dan disahkan oleh
Kepala Departemen bersangkutan. Kepala Departemen Pemastian Mutu
melakukan penilaian ulang dan menyetujui Protokol serta Laporan KO.

- 556 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 3 dari 11

Judul Nama alat

Bahan Pasokan dan Dokumen

Daftar alat kalibrasi yang diperlukan (Daftar 1)

Bahan atau pasokan yang diperlukan untuk melaksanakan kualifikasi operasional.

1. No. Kode
2. No. Kode
3. No. Kode
4. No. Kode
5. No. Kode
6. No. Kode

Protap dan lembar data untuk pengoperasian secara umum, sistem / alat yang sedang diperiksa
(Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)

Laporan pelatihan Operator (Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)

Manual alat yang bersangkutan (Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar

2)

Prosedur

1. Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk melakukan kalibrasi
peralatan dan instrumen (Lihat Daftar Alat Kalibrasi yang diperlukan, Daftar 1).

2. Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm (Lihat Pemeriksaan Tombol
Kontrol dan Alarm, Daftar 3).

3. Periksa dan catat hasil pemeriksaan (Lihat Hasil Pemeriksaan, Daftar 4).

4. Buat daftar persyaratan kalibrasi untuk sistim yang akan diuji dan catat hasil kalibrasinya
(Lihat Kalibrasi Alat dan Sistem, Daftar 5).

5. Periksa dan catat hasil uji "Specific Challenge" terhadap sistem / alat pada kondisi
normal dan terburuk (Lihat Specific Challenge peralatan atau sistem, Daftar 6).

6. Catat penyimpangan terhadap prosedur pelaksanaan.

7. Siapkan laporan penyimpangan, penyesuaian sistem dan dampak yang ditimbulkan


pada operasi alat.

8. Siapkan laporan yang mencakup tanggal memulai studi, tanggal penyelesaian,


pengamatan yang dilakukan, masalah yang timbul, kelengkapan informasi, ringkasan dari
laporan penyimpangan, hasil pemeriksaan titik kontrol alarm, data sampel bila
memungkinkan, lokasi dari data awal, informasi lain yang berhubungan dan kesimpulan
validasi operasi alat atau sistem.
- 557 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 4 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Persiapan

Daftar 1: Kalibrasi peralatan dan instrument.

Peralatan / Instrument Metode kalibrasi Tanggal kalibrasi

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 558 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 5 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Persiapan

Daftar 2: Pemeriksaan Dokumen

Protap (Judul & No.) Lokasi Protap Disetujui oleh QA / QC Tgl.

Laporan Pelatihan Operator Nama Karyawan Tanggal


terhadap Protap No.

Manual alat yang bersangkutan


Manual Ada / Tidak Ada
Peralatan dan Model
A( ) T( )
A( ) T( )
A( ) T( )

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 559 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 6 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Hasil

Daftar 3: Pemeriksaan Tombol Kontrol dan Alarm.

Tombol Kontrol / Alarm Hasil Tanggal

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 560 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 7 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Hasil

Daftar 4: Hasil Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan Hasil Tanggal

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 561 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 8 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Daftar 5: Kalibrasi Alat dan Sistem

Protap Kalibrasi
(Judul dan No.) Hasil Tanggal

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 562 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 9 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Daftar 6: Specific Challenge peralatan atau sistem

Pemeriksaan pada kondisi normal:

Pemeriksaan pada situasi khusus:


(a.l. Dijalankan setelah dimatikan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang
ditetapkan, ketidakseimbangan sentrifugasi).

Dilaksanakan oleh : Tanggal


Penyimpangan :

Diperiksa oleh : Tanggal

- 563 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 1 0 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Catatan Laporan Penyimpangan:

Penyimpangan:

Penyesuaian yang dilakukan:

Dampak terhadap operasi alat:

Disusun oleh : Tanggal

- 564 -
Protokol Validasi Kualifikasi sional Halaman 1 1 dari 11
Opera
Judul Nama
alat
Laporan Kualifikasi Operasional:

Hasil:

Kesimpulan:

Disusun oleh : Tanggal


Disetujui oleh Dep. Pemastian Mutu : Tanggal

- 565 -
Lampiran 12.14
(Contoh)
LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL

LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL


.

PT .....................
Bag

No. Laporan : .. Halaman : 1 dari 2

Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..............................

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Produksi /
Pengawasan Mutu

Diperiksa oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik
Bagian Produksi/
Pengawasan Mutu
(Kepala) Bagian Produksi
Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan


Bagian
(Kepala) Pemastian Mutu

- 566 -
Halaman 2 dari 2

LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL

Rangkuman :

Penyimpangan :

Penyesuaian yang dilakukan :

Dampak terhadap operasi alat :

Kesimpulan :

- 567 -
Lampiran 12.16a
(Contoh)

PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik

Bagian Produksi

Bagian Pemastian Mutu

Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian
(Supervisor) Pemastian Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian
(Kepala) Pemastian Mutu

Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi

-
56856
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Daftar Periksa Kelengkapan Dokumen Tahap Kualifikasi Sebelum KK :


Tahap Kelengkapan Dokumen Catatan
(tanggal)
Persyaratan Pemakai (URS) Tersedia (tanggal)

Kajian Risiko aspek CPOB Tersedia (tanggal)

Kualifikasi Instalasi (KI) Tersedia (tanggal)

Kualifikasi Operasional (KO) Tersedia (tanggal)

Protap Pengoperasian Tersedia (tanggal)

Protap Pemeliharaan Tersedia (tanggal)

Daftar dan hasil kalibrasi Tersedia (tanggal)

Protokol KK Tersedia (tanggal)

Maksud / Tujuan :

Laporan berisi kualifikasi kinerja mesin cetak tablet tipe ........ Tablet press yang dilengkapi
dengan control console.

Uraian Sistem / Peralatan:

Mesin ini merupakan mesin cetak tablet dua sisi yang memiliki kemampuan memproduksi 2
tablet di setiap sisi set cetakan tablet dalam setiap putaran turret.
Mesin ini dilengkapi perangkat pengisi granul, unit penghisap debu dan alat pendeteksi
metal

Kapasitas:

Mesin ini dipakai dipakai untuk bobot tablet sekitar ....... sampai ........... mg

Protap:
XXXXXX tertanggal XXXXXX
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Persyaratan khusus:

Pastikan katup pada hooper dalam kondisi tertutup setelah seluruh punches dan dies
terpasang.

Metode Pengendalian PLC dan Sistem Alarm :

Sistem dipastikan dengan kesengajaan mesin dijalankan di luar setting untuk menguji
kepekaan alarm memberikan tanda bahwa tablet yang dihasilkan di luar spesifikasi.

Tidak terdapat sistem komputerisasi dalam konteks validasinya. Data yang tersimpan di
mesin bukan merupakan data produksi, namun merupakan status penyetelan mesin sesuai
prosedur pembuatan yang diverifikasi pada saat awal (start up).
Sistem PLC diuji melalui pengujian sandi akses yang dilakukan oleh operator dan tidak bisa
mengubah penyetelan yang telah ditetapkan

Sarana Penunjang:

Sistem Udara Tekan memenuhi persyaratan cemaran mikroba, kadar air dan bebas oli.

Parameter Setting:

Bobot target terendah tablet : xxxx mg

Kualifikasi rpm Kekerasan Ketebalan Bobot Tanggal / Operator


(N) mm) (mg) jam
1 A
2 B
3 C

Bobot target tertinggi tablet : xxxx mg

Kualifikasi rpm Kekerasan Ketebalan Bobot Tanggal/ Operator


(N) mm) (mg) jam
1 A
2 B
3 C

-
57057
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 4 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Parameter kritis:

1. Keseragaman bobot dari start up ...... tablet dan selama pencetakan (setiap 30
menit diambil ...... tablet dan diukur bobot individunya) memberikan RSD rata rata
di bawah 2% (kriteria keberterimaan).

Bobot terrendah tablet : ....... mg

Kualifikasi Start up ( % RSD) Hasil Selama Pencetakan (% RSD )


1
2
3

Bobot tertinggi tablet : .............. mg

Kualifikasi Start up ( % RSD) Hasil Selama Pencetakan (%RSD )


1
2
3

2. Ketebalan tablet dari start up ....... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ....... tablet dan diukur ketebalan tablet) memberikan RSD rata rata di
bawah 2% (kriteria keberterimaan).

Bobot terrendah tablet : xxxxx mg

Kualifikasi Start up ( % RSD) Hasil Selama Pencetakan (%RSD )


1
2
3

Bobot tertinggi tablet : xxxx mg

Kualifikasi Start up ( %) Hasil Selama Pencetakan (%)


1
2
3
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 5 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

3. Kekerasan tablet dari start up ..... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil....... tablet dan diukur kekerasannya) memberikan RSD rata rata di bawah
2% (kriteria keberterimaan).

Bobot terrendah tablet : xxxx mg

Kualifikasi Start up ( % RSD) Hasil Selama Pencetakan (%RSD )


1
2
3

Bobot tertinggi tablet : xxxx mg

Kualifikasi Start up ( % RSD) Hasil Selama Pencetakan (%RSD )


1
2
3

4. Waktu hancur tablet dari start up .... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ........ tablet dan diukur waktu hancurnya terhadap limit parameternya.

Bobot terrendah tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ..... detik maksimum

Kualifikasi Start up (detik) Hasil Selama Pencetakan (detik)


1
2
3

Bobot tertinggi tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ...... detik maksimum

Kualifikasi Start up (detik) Hasil Selama Pencetakan (detik)


1
2
3
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 6 dari 6

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Hasil uji laboratorium mengacu ke laporan validasi proses sebagai berikut:

Bobot terrendah (produk ABC, xxxxx mg/ tablet).

Kualifikasi Nomor Tanggal Produksi/ Dokumen Tanggal


Bets Penimbangan Laporan Nomor
1
2 XXXXXX
3

Bobot tertinggi tablet (produk XYZ, xxxx mg/ tablet)

Kualifikasi Nomor Tanggal Produksi/ Dokumen Tanggal


Bets Penimbangan Laporan Nomor
1
2 XXXXX
3

Bets tersebut dimasukkan dalam program uji stabilitas selama 3 tahun pengamatan
dan pengujian.
Lampiran 12.16b
(Contoh)

LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 3

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik

Bagian Produksi

Bagian Pemastian Mutu

Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Teknik

Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu

Bagian Produksi
(Kepala)

Bagian Teknik
(Kepala)

Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu

Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 3

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

Laporan Kualifikasi Kinerja Mesin Cetak Tablet :

Pengamatan dan Pembahasan:


Mesin mampu mengendalikan tekanan selama tahap pracetak dan proses
cetak dan tekanan pencetakan terkendali dengan baik.
Alarm memberikan signal bila(dilakukan kesengajaan) hasil cetak di luar
spesifikasi dan bila berlangsung berturut turut maka mesin behenti.
Vibrasi dengan pengamatan visual untuk penghalau debu berfungsi baik.
Pengecekan metal dengan kepekaan yang ditetapkan berfungsi melalui uji
tantang
Tingkat akses berfungsi melalui uji tantang yang di lindungi oleh fungsi
pengaman melalui sandi akses.

Kualifikasi Kinerja mesin cetak tablet tipe Tablet press yang dilengkapi dengan control
console dilakukan melalui pengamatan kinerja untuk pencetakan tablet dengan bobot
terendah (xxxx mg) dan bobot tertinggi (xxxx mg) dengan variasi parameter kritis yang
ditetapkan dalam protokol memenuhi kriteria keberterimaan (RSD di bawah 2%) pada
setelan parameter yang ditetapkan.

Kesimpulan:
Mesin cetak tablet tipe xxxx memenuhi kriteria keberterimaan yang ditetapkan dalam
protokol Kualifikasi Kinerja dan tidak ditemukan adanya penyimpangan.

Aspek Tertunda:
Tidak Ada.

Rekomendasi:
Lakukan program pemeliharan dalam kurun waktu 6 bulan dan ikuti prosedur
penyimpangan bila ditemukan adanya perubahan atau merencanakan perubahan.

Lampiran:

1. Rekam data setelan parameter mesin

2. Rekam data pengukuran bobot tablet

3. Rekam data pengukuran ketebalan tablet


LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET

PT ...

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 3

Nama Peralatan : .. No. Peralatan :

4. Rekam data pengukuran kekerasan tablet

5. Rekam data pengukuran waktu hancur tabet

6. Catatan Pelatihan Pengoperasian Mesin Cetak kepada operator.


Lampiran 12.16c
(Contoh)
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu

Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu

Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu

(Kepala) Pemastian Mutu

Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian.
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Daftar Periksa Kelengkapan Dokumen Tahap Kualifikasi Sebelum KK :

Tahap Kelengkapan Dokumen Catatan


(tanggal)
Persyaratan Pemakai (URS) Tersedia (tanggal)

Kajian Risiko aspek CPOB Tersedia (tanggal)

Kualifikasi Instalasi (KI) Tersedia (tanggal)

Kualifikasi Operasional (KO) Tersedia (tanggal)

Protap Pengoperasian Tersedia (tanggal)

Protap Pemeliharaan Tersedia (tanggal)

Daftar dan hasil kalibrasi Tersedia (tanggal)

Protokol KK Tersedia (tanggal)

Maksud / Tujuan :

Laporan berisi kulifikasi kinerja mesin KCKT Unit XI dual Absorbance Detector ...............
dengan perangkat lunak ...........

Uraian Sistem / Peralatan:

Mesin ini merupakan mesin KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi) dengan dual dual
Absorbance Detector............ dan dilengkapi dengan dengan perangkat lunak ......................

Persyaratan khusus:

Unit ini dapat dioperasikan secara isocratik maupun gradien.

Saran Penunjang:

UPS (Uninterrupted Power Supply) dan suhu laboratorium untuk mendukung tercapainya
kesesuaian sistem.
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Unit Model Nomor Seri


KCKT........
Detektor..............
Perangkat Lunak...........

Hasil Kualifikasi Kinerja

Parameter Rentang Penerimaan Hasil Pengamatan Kesimpulan


Uji Kebocoran

Keakuratan
Kecepatan alir
pompa
Uji Gradient
Proportioning
Valve (GPV)
Uji Akurasi
Panjang
Gelombang
Linieritas
Deteksi
Waktu retensi
(% RSD)
Area
Linearitas
injeksi

Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor
XXXX untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik
memberikan hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding
dengan waktu retensi ....... menit yaitu RSD ...........%.
Lampiran 12.16d
(Contoh)
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu

Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu

Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu

(Kepala) Pemastian Mutu

Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian

-
58058
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Laporan Hasil Kualifikasi Kinerja KCKT:

Hasil Kualifikasi Kinerja

Rentang
Parameter Hasil Pengamatan Kesimpulan
Keberterimaan
Uji Kebocoran - Baik, tidak ada kebocoran diterima

Keakuratan 5,000 0,06 5,017


Kecepatan alir 1,000 0,012 0,998 Memenuhi syarat
pompa 0,500 0,011 0,501
Uji GPV < 0,5% 0,06% Memenuhi syarat
Uji Akurasi 255 2 nm 256 nm
Panjang 379 2 nm 379 nm Memenuhi syarat
Gelombang 522 2 nm 521 nm
Linieritas Deteksi
RSD < 4,5% 2,15 Memenuhi syarat
Waktu retensi (% < 1 % 0,1% Memenuhi syarat
RSD)
Area <1% 0,1% Memenuhi syarat
Linearitas injeksi 0,999995 >0,999 Memenuhi syarat

Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor XXXX
untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik memberikan
hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding dengan waktu retensi
....... menit yaitu RSD ...........%.
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT .
..

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 3


Nama Peralatan : .. No. Peralatan : ..

Pengamatan dan Pembahasan:

Mesin KCKT mampu mengendalikan sistem kesesuaian selama


pengoperasiannya dengan RSD di bawah 2%.
Hasil perhitungan otomatis dibandingkan dengan perhitungan manual
mengikuti formulasi perhitungan terhadap injeksi larutan contoh sebanyak
10 injeksi memberikan hasil yang sesuai.

Larutan Contoh Hasil otomatis (mg/ tablet) Hasil Perhitungan manual (mg/ tablet)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Lampiran:

1. Catatan Pelatihan Pengoperasian KCKT unit XI

2. Kromatogram larutan baku pembanding dengan waktu retensi ............. menit.


Lampiran 12.35a
(Contoh)
PROTAP VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 1 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal


Pemastian Mutu

Diperiksa oleh :
Supervisor Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu

Pemastian Mutu

Produksi

Teknik

Disetujui oleh :
Kepala Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu

Teknik

Produksi

Pemastian Mutu

Distribusi Dokumen:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
Kopi No. 2 : Laboratorium Fisika & Kimia
Kopi No. 3 : Departemen Produksi
Kopi No. 4 : Departemen Teknik
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 2 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

1. TUJUAN
Menyediakan bukti bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa bahan
aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga dapat
mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.

2. RUANG LINGKUP
Protap ini berlaku untuk prosedur peralatan pengolahan dan pengemasan primer
yang dioperasikan di pabrik PT..... ini.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Supervisor Produksi
3.1.1 Memberikan pelatihan prosedur pembersihan peralatan kepada operator.
3.1.2 Menjamin bahwa peralatan dibersihkan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dan disetujui.
3.1.3 Mengoordinasikan jadwal aktivitas validasi prosedur pembersihannya
setelah pemakaian produksi atau pengemasan produk yang dijadikan
obyek penanda.
3.2. Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1. Memastikan tersedianya prosedur analisis tervalidasi
3.2.2. Memberikan pelatihan kepada analis yang ditugaskan
3.2.3. Memberikan tugas pengambilan dan melakukan pengujian contoh
dilakukan oleh oleh analis yang terlatih untuk pengujian fisika, kimia
maupun mikrobiologi untuk cemaran mikroba.
3.2.4. Menyiapkan laporan hasil pengujian bersama bagian Pemastian Mutu.
3.3. Supervisor Pemastian Mutu
3.3.1. Memantau jadwal sesuai matriks Kajian Risiko untuk menentukan penanda
cemaran sisa bahan aktif obat.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 3 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

3.3.2. Menyiapkan Protokol dan Laporan Validasi Prosedur Pembersihan


bersama bagian Produksi dan Teknik.
3.4. Supervisor Teknik
Memberikan bantuan dalam menyiapkan perhitungan total luas permukaan
peralatan yang kontak langsung dengan produk yang mengandung bahan aktif
obat yang diperlukan untuk pembuatan protokol dan laporan.
3.5. Manajer Produksi, Teknik, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu
Melakukan evaluasi dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi Prosedur
Pembersihan serta bertanggung jawab melakukan tindakan lanjut yang
diperlukan sesuai hasil validasi

4. PROSEDUR
4.1. Prinsip
Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan
pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang
sama.

Kontaminasi dapat bersumber dari:


bahan aktif obat dari produk sebelumnya
bahan pembersih / deterjen
mikroba dari lingkungan
bahan lain (debu, pelumas)

Pembersihan dilakukan setelah pembuatan ataupun pengemasan suatu produk.


Hasil pembersihan efektif akan menghilangkan sisa cemaran bahan aktif obat
sisa deterjen maupun tingkat cemaran mikroba bila mengikuti prosedur yang
telah divalidasi.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 4 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Setelah zat penanda (marker) ditetapkan sesuai tingkat kelarutan maupun


toksisitasnya, maka prosedur penetapan kadar residu disiapkan dan divalidasi.
Pengamatan dan pengujian dilakukan terhadap:
Pengamatan secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak
langsung dengan produk
Kualitas air bilasan akhir
Residu yang diambil secara usap dan / atau bilas
Cemaran mikroba pada permukaan alat yang kontak dengan produk.

4.2. Metode Pengambilan Sampel


a. Cara Usap
Area sampel secara usap ditentukan secara seksama, sehingga dapat
mewakili seluruh permukaan alat.
Pengambilan sampel dengan cara usap menggunakan batang usap yang
dibasahi pelarut secara langsung dapat menyerap residu dari permukaan
alat.
Jenis pelarut yang digunakan tergantung dari sifat fisik dan kimia residu.
Pelarut yang sering digunakan antara lain adalah air, etanol dan heksan.
Sebelum mengambil sampel secara usap lakukan uji perolehan kembali
(recovery) dengan larutan yang telah diketahui kadarnya yang dikeringkan
pada sebidang area seluas yaitu (5 x 5) cm2, kemudian setelah diambil
secara usap periksa menggunakan metode analisis yang ditetapkan.

b. Cara Bilas
Untuk memeroleh sampel bilasan (rinse sample) gunakan pelarut yang
diketahui jumlahnya.
Pelarut untuk sampel bilasan dapat digunakan pelarut organik seperti etanol
atau Air Murni.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 5 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Kelebihan dari metode ini adalah bila dikerjakan dengan benar, hasil
pengujiannya mencerminkan kondisi seluruh permukaan alat. Kekurangannya
adalah ada kemungkinan tidak seluruh bahan larut dalam pelarut yang
digunakan sehingga tidak terdeteksi seluruhnya.

Recovery minimum 80%.

4.3. Penetapan kadar cemaran bahan aktif obat


Dalam rangka mengevaluasi prosedur pembersihan, penting untuk menetapkan
tingkat cemaran bahan aktif obat yang dapat diterima
Total cemaran pada peralatan dapat dihitung berdasarkan hasil usap atau bilas
yang mewakili seluruh permukaan.

Pendekatan skenario terburuk:


Perhitungan cemaran dilakukan secara terpisah untuk setiap alat yang dipakai
dalam proses pengolahan produk hingga pengemasan primer. Tingkat cemaran
bahan aktif obat dihitung berdasarkan luas permukaan alat yang kontak dengan
produk dan ukuran bets terkecil yang pada proses berikutnya setelah proses
pembersihan alat.

4.4. Penetapan cemaran mikroba


Efektifitas prosedur pembersihan untuk mengendalikan tingkat cemaran mikroba
dengan menguji kebersihan permukaan setelah proses pembersihan alat dan
pembilasan akhir.
Cemaran mikroba diperiksa setelah proses pencucian maupun pada akhir
penetapan lamanya status bersih.
Sampel untuk pengujian cemaran mikroba diambil dengan cara usap, rodac
plates ataupun dari air bilasan akhir.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 6 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

4.5. Kriteria Keberterimaan


Kriteria keberterimaan ditetapkan secara rasional berdasarkan risiko terbawanya
sisa bahan aktif obat ke produk lain berikutnya serta risiko cemaran mikroba.
a. Kebersihan secara visual
Kriteria: tidak tampak sisa pengotor di permukaan peralatan setelah
pembersihan yang mungkin mencemari produk berikutnya.
b. Tingkat cemaran bahan aktif obat
Bila lebih dari satu produk diproses dengan peralatan yang sama, Batas
ditetapkan sebagai Maximum Allowable Carryover (MACO) untuk penetapan
residu bahan aktif obat.

Penetapan Batas Cemaran


Batas paling ketat diambil berdasarkan ketentuan:
1. Dosis terapetik harian
Bila dosis perhari dari produk yang dibuat berikutnya dan produk yang
dibuat sebelum pencucian alat diketahui, maka perhitungan MACO
diperhitungkan sebagai bagian dari Minimum Single Dose (MSD) dari
produk (X) yang akan dihilangkan dalam Maximum Daily Dose (MDD)
dari produk berikutnya (Y):
6
1 MSD( X ) 10
mg
MACOT
SF MDD(Y ) kg

MACOT : Maximum Allowable Carry Over dihitung pada dosis terapetik


(mg/kg)
MSD : Minimum Single Dose (MSD) dari produk (X) yang harus dihilangkan
MDD : Maximum daily Dose (MDD) dari produk berikutnya (Y) x berat
unit dosis dalam mg
: Safety Factor (SF), sebagai penetapan batas keamanan yang tepat
SF (lihat tabel di bawah).
10 6 : Faktor konversi (mg --> kg)

Bentuk Sediaan Safety Factor


Topikal 10 - 100
Oral 100 1.000
Injeksi / ophthalmic /
1.000 10.000
Inhalasi
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 7 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

2. Data toksisitas
Catatan Umum: menghasilkan angka carry over yang sangat tinggi dan
tidak dapat diterima, MACO dibatasi pada 1000 mg/kg.
Data toksisitas dapat digunakan untuk menghitung MACO jika dosis
terapetik tidak tersedia (misal untuk bahan antara atau prekursor).
Dihitung dengan persamaan berikut:
6
ADI ( X ) x 10 mg
MACOTox
MDD(Y ) kg
1
ADI x NOEL (mg)
SF

ADI : : Acceptable Daily Intake dari produk (X) yang akan dihilangkan (mg)
NOEL : No Observable Effect Level (mg)

3. Batas Umum 10 ppm


Secara umum, tidak lebih dari 10 mg/kg (= 10 ppm) zat penanda
(marker) yang harus dibersihkan dari produk sebelumnya.
4. Batas visual
Batas visual ditetapkan 100 g/ 25 cm2.
5. Deterjen
Gunakan deterjen dengan komposisi yang diketahui. Bila tidak diketahui,
deterjen food grade dipilih yang diketahui tingkat toksisitasnya.
Batas residu deterjen adalah sebagai berikut:
Jika LD50 dari deterjen diketahui dan maximum daily dose dari
produk berikutnya tersedia, MACO dapat dihitung dengan
perhitungan NOEL dan ADI seperti penjelasan pada butir 2 di atas
(data toksisitas).
Jika tidak ada data untuk maximum daily dose dari produk
berikutnya, MACO dari deterjen food grade dibatasi menjadi 10
mg/kg (produksi produk jadi dan API tanpa tahap pemurnian
selanjutnya) atau 100 mg/kg (produksi API).
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 8 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Batas residu untuk deterjen dapat juga ditetapkan dengan cara


TOC.

c. Batas Cemaran Mikroba (MAML : Maximum Allowable Microbial Limits)


Batas Cemaran Mikroba dihitung dengan mengacu pada ukuran Contoh
seluas 25 cm. Batas berikut dipakai sebagai acuan:
Produk Cawan Kontak atau Cara Usap Air Bilasan
Oral Secara umum:
a. < 10 % dari batas mikroba tertentu dari produk Tidak
berikutnya, dihitung untuk ukuran bets minimum melewati
dan total luas permukaan dari alat (MAML, lihat batas kualitas
6.3) air yang
b. Namun dalam kasus jika lebih dari : digunakan
2
Total viable aerobic counts : < 50 cfu/25 cm untuk
2
Jamur & Kapang : < 10 cfu/25 cm pembilasan
Mikroorganisme tertentu: tidak ada E. coli, (air murni)
Salmonella, S. aureus, P. aeruginosa

5. PELAKSANAAN
a. Validasi pembersihan dilakukan sebanyak tiga kali berurutan untuk produk dengan
bahan aktif obat penanda sesuai jadwal yang ditentukan pada rencana induk
validasi pembersihan dan mengikuti protokol.
b. Lakukan pencatatan dan penentuan terhadap beberapa waktu tunggu / hold time
seperti :
i. Waktu tunggu kotor (dirty hold time) adalah waktu tunggu mesin dibiarkan
dalam keadan kotor
ii. Waktu tunggu bersih (clean hold time) adalah waktu keabsahan dari status
bersih. Waktu mulai mesin dalam keadaan bersih sampai waktu
pembersihan selanjutnya.

-
59059
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 9 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

6. PROTOKOL VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN


Protokol validasi memuat paling sedikit:
Tujuan,
Ruang lingkup,
Tim yang terlibat,
Kriteria keberterimaan,
Metode analisis yang tervalidasi,
Metode pengambilan sampel dan pengujian:
1. Cara Usap
a. Bersihkan kapas usap dengan merendam dalam methanol / pelarut
sesuai validasi metode selama 5 menit, sonifikasi dan peras.
b. Pada saat pengambilan sampel, basahkan kapas usap dalam metanol
/ pelarut sesuai validasi, peras kelebihan pelarut dengan menekan di
bibir bagian dalam wadah.
c. Sampel diambil di area kritis sesuai protokol.
Letakkan bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan diusap.
Usap luas area yang ditentukan sesuai arah berikut:

5cm

5cm
Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.
d. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 10 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

2. Cara Bilas
Sampel air bilasan:
Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji
cemaran mikroba.
Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai
pembanding.

Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
3. Cemaran mikroba di permukaan alat.
Pemakaian Rodac plates berisi media yang sesuai (misal SBDC) atau teknik
usap yang direkomendasikan untuk mengevaluasi tingkat cemaran mikroba

7. LAPORAN VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN


Laporan Validasi memuat:
Hasil pengujian yang dilaksanakan sesuai protokol.
Evaluasi dan perbandingan terhadap hasil uji yang diharapkan dari kriteria
keberterimaan.
Evaluasi terhadap adanya penyimpangan dari protokol serta tindakan koreksi
yang diambil.
Dafter referensi bila diperlukan.
Laporan dievaluasi dan disetujui oleh Manajer Produksi, Teknik dan Pemastian
Mutu.
PT

No. Dokumen : .. Halaman : 11 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

8. PENGENDALIAN PERUBAHAN
Setiap perubahan prosedur pembersihan pencucian alat dikelola melalui
mekanisme perubahan terkendali.

9. RIWAYAT PERUBAHAN
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx Yang pertama
02 yyyyyyyyyy Tambahan:
Lampiran 12.35b
(Contoh)

PROTOKOL VALIDASI PEMBERSIHAN


MESIN FLUIDIZED BED DRYER

PT ABC Tanggal : .....


No. Protokol : ..
No. Revisi : ....................
Tgl. Berlaku : ....................

PROTOKOL VALIDASI PEMBERSIHAN


MESIN FLUIDIZED BED DRYER

Disusun oleh Tanda tangan Tanggal


Nama:

Diperiksa oleh

Nama :
Kepala Bagian Produksi

Nama :
Kepala Bagian Teknik

Nama :
Kepala Pabrik

Disetujui oleh

Nama : Kepala
Bagian
Pemastian Mutu
DAFTAR ISI

Bab Isi halaman

1. Tujuan 1

2. Ruang Lingkup 1

3. Tanggung Jawab 1

4. Kriteria Keberterimaan 2

5. Metode Analisis 2

6. Prosedur 2

7. Kesimpulan dan Langkah Perbaikan (bila diperlukan) 2

8. Lampiran 3

- 595 -
Halaman 1 dari 3
1. Tujuan
1.1 Untuk membuat bukti tertulis efektifitas pembersihan dari prosedur pembersihan
untuk mencapai batas residu yang telah ditetapkan.
1.2 Untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut dapat diterapkan
secara konsisten akan memberi hasil yang sama.
1.3 Untuk membuktikan dan mendokumentasi bahwa prosedur pembersihan
Fluidized bed dryer Tipe XYZ no. 123 setelah digunakan untuk mengeringkan
granul Tablet Glibenklamida, efektif untuk mengurangi residu Glibenklamida
serta sisa deterjen dan cemaran mikroba hingga batas yang telah ditetapkan.

2. Ruang Lingkup
Validasi ini hanya mencakup validasi untuk proses pembersihan sesuai prosedur
pembersihan Protap No. yang digunakan untuk produk A,B,C,D, Furosemida dan
Glibenklamida.
Berdasarkan hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer No..
dinyatakan bahwa Glibenklamida merupakan produk yang paling tinggi risikonya.

3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Produk Padat
3.1.1 Memastikan bahwa Fluidized bed dryer Tipe XYZ No. 123 telah
dibersihkan sesuai dengan Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No
3.1.2 Memberikan pelatihan dan mengawasi cara pengambilan sampel bilasan
maupun cara usap bagi tiap alat sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3 Mengambil sampel dan mengirimkannya ke Laboratorium Pengawasan
Mutu
3.2 Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pengujian yang
digunakan untuk menguji residu bahan aktif obat dan deterjen.
3.2.2 Menguji semua sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.2.3 Mengambil sampel untuk pengujian mikrobiologis.
3.3 Teknisi Bagian Teknik
3.3.1 Bertanggung jawab untuk membantu karyawan / operator produksi dalam
melaksanakan validasi pembersihan.
3.4 Supervisor Laboratorium Mikrobiologi
3.4.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan dan penghitungan kontaminasi mikroba.
3.4.2 Memeriksa sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.5 Supervisor Pemastian Mutu
3.5.1 Bertanggung jawab untuk menyusun protokol dan laporan validasi
pembersihan.
3.5.2 Mengawasi pelaksanaan validasi sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada protokol.
3.6 Manajer Produksi, Manajer Teknik dan Manajer Pengawasan Mutu / Pemastian
Mutu
3.6.1 Bertanggung jawab untuk memeriksa protokol dan laporan validasi.
3.6.2 Bertanggung jawab untuk menerapkan semua rekomendasi yang diperoleh
dari hasil validasi pembersihan tersebut.
Halaman 2 dari 3

4. Kriteria Keberterimaan
Sesuai dengan perhitungan MACO.

-
59659
5. Metode Analisis
Pengujian sampel menggunakan metode analisis Tablet Glibenklamida No. ....
telah divalidasi.

6. Prosedur
6.1 Lakukan pembersihan alat, sesuai Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No setelah alat tersebut digunakan untuk mengeringkan granul Tablet
Glibenklamida.
6.2 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap dinding bagian dalam, kantung filter
debu dan komponen lain yang bersentuhan dengan produk menggunakan dan
mengisi daftar periksa yang tersedia (lihat Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan
Kebersihan Alat Secara Visual).
6.3 Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan residu Glibenklamida sebagai
berikut:
6.3.1 Usapkan batang usap yang telah dibasahi dengan metanol pada dinding
bagian dalam alat (pada sela-sela yang sulit dibersihkan) dan (apabila
tidak menggunakan kantung filter debu terpisah) permukaan dalam
kantung filter debu dari alat yang sudah dibersihkan (lihat Lampiran 2.
Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap dan Gambar Titik
Pengambilan Sampel).
6.3.2 Masukkan batang usap ke dalam vial atau tabung reaksi, tutup rapat
dengan penutup plastik atau karet.
6.3.3 Kirim sampel ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.4 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sisa deterjen dilakukan sebagai berikut:
6.4.1 Bilas dengan Air Murni dinding bagian dalam alat dan kantung penyaring
debu yang telah dibersihkan.
6.4.2 Ambil dan tampung air bilasan tersebut sebanyak 500 ml dan masukkan ke
dalam botol yang telah disediakan. (Lihat Lampiran 3. Formulir
Pengambilan Sampel Bilasan Akhir). Tutup rapat dengan penutup plastik
atau karet.
6.4.3 Kirimkan sampel segera ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.5 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologis dilakukan sebagai berikut:
6.5.1 Buka tutup "Rodac plate".
6.5.2 Tempelkan permukaan agar "Rodac plate" pada dinding bagian dalam
kantong, selama 2 menit (lihat Lampiran 2. Blanko Pengambilan Sampel
dengan Cara Usap).
6.5.3 Tutup segera "Rodac plate" tersebut.
6.5.4 Kirim "Rodac plate" ke Laboratorium Mikrobiologi.

7. Kesimpulan dan Langkah Perbaikan (Bila Diperlukan)


7.1 Bila hasil pengujian terhadap sampel yang diambil dari FBD menunjukkan jumlah
cemaran kimia, deterjen maupun mikroba di bawah batas yang telah ditetapkan
maka Protap Pembersihan Fluidized bed dryer No dapat digunakan dan
dinyatakan tervalidasi.
7.2 Bila hasil pengujian melampaui persyaratan yang telah ditetapkan maka Protap
Pembersihan Fluidized bed dryer No harus dikaji ulang dan diperbaiki,

-
59759
Halaman 3 dari 3

untuk direvalidasi sebelum Protap Pembersihan tersebut dinyatakan layak untuk


digunakan.

8. Lampiran
8.1 Lampiran 1. Hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer
8.2 Lampiran 2. Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap
8.3 Lampiran 3. Formulir Pengambilan Sampel Bilasan Akhir
8.4 Lampiran 4. Monitoring Pemantauan Validasi Pembersihan
8.5 Lampiran 5. Formulir Pemeriksaan Kebersihan Alat Secara Visual
8.6 Lampiran 6. Lembar Kerja Matriks Lokasi Sampel dan Hasil Pengujian
8.7 Lampiran 7. Gambar Titik Pengambilan Sampel

Dalam Contoh ini Lampiran No. 1, 3 s/d 7 tidak disertakan


Lampiran 2

Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap

Area Total Pengambilan Sampel


Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat (cm) metode kode area (cm)
FBD Indo 240 = {2( x r)+ d x h} x2 40015.2 usap S1-1
(Drum s/s 312) = {2( x 27.75) +
x 55.5 x 87} x2
= (4838.4+15169.2) x 2
= 40015.2 cm

S1-
- 1
59
9- FDI (Wadah Produk) = (r1 + r2) s 18189.8 usap S1-2
= x(60+36.5)x60
= 18189.8 cm

S1-
2
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat (cm) metode kode area (cm)
Luas kontak Area usap S1-3
= (r1 - r2)
S1-3 = (9.5 - 6.5)
= 150.8 cm
(lubang inspeksi) d1=19 cm d2 = 13 cm

FDI (Zone penghubung) A = (r1 - r2) 5997.3 usap S1-4


= x (65-60)
S1-4 = 1963.5 cm
B = dh
= x 130 x 6
= 2450.4 cm
C = (r3 - r4)
= x (65 - 61)
= 1583.4 cm
-
60
0- FDI (Menara) = dh 38830.1 usap S1-5
= x 120 x 103
= 38830.1 cm

S1-5
usap S1-6

S1-
6

(tutup penyemprot) W = 17 cm L = 52 cm Area sampling tutup semprotan: usap S1-7


=wxl
= 17 x 52
= 884.0 cm2
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat (cm) metode kode area (cm)
(transduser tekanan pengamanan) r = 10 Area sampling transduser tekanan usap S1-8
pengamanan:
= r
= 10
= 314.2 cm

(gelas pemeriksa) d1 = 24 cm d2 = 18 cm Area sampling gelas pemeriksa: usap S1-9


= (r1- r2)
= (12-9)
= 197.9 cm

(kaca lampu) d1 = 14 cm d2 = 8 cm Area sampling kaca lampu: usap S1-10


= (r1- r2)
= (7- 4)
= 103.7 cm
-
60
1- FBD Indo MN 7111 Area corong: 17750.0 usap S1-11
(corong, klep dasar dan A = (r1+r2) s
silinder dasar) = x(10+60) x 73
= 16053.5 cm
Area klep dasar:
B= r
= x 10
= 314.2 cm
S1- Area silinder dasar:
usap S1-12
11 C= d h
= x 20 x 22
= 1382.3 cm

S1-
12
Lampiran 12.38
(Contoh)

MATRIKS PENGELOMPOKAN VALIDASI PROSEDUR


PEMBERSIHAN MENURUT NILAI RISIKO
Zat aktif Aktivitas Angka

Kekuatan
Produk

Mesin Biologik Toksisitas Tingkat Kelarutan dalam air Kemungkinan


Produksi (Dosis (LD50) (Y) (mudah dibersihkan) *** Risiko (RPN)
terapetik (X) x (Y) x (Z)
terkecil)
(Z)
(X)
Pelarut Pelarut Pelarut
A (Air) B C
(Etanol)
Fluidized A
Bed B
Dryer C
500 kg D
E
Mesin A
Salut C
E

Kesimpulan:
Dari matriks pengelompokan validasi prosedur pembersihan menurut nilai risiko diperoleh
produk ..... memiliki nilai RPN tertinggi dan akan digunakan sebagai produk uji untuk
validasi proses pembersihan.

Keterangan
Aktivitas Biologik Dosis kecil (poten dan zat aktif dengan toksisitas tingi (LD50
(Dosis terapetik masuk peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
terkecil) dan LD50 rendah).
Kelarutan zat aktif Zat aktif yang paling kecil kelarutannya dalam air masuk peringkat
dalam air dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
Kelarutan zat aktif Bila zat kecil kelarutannya dalam air dan paling kecil pula
dalam alkohol kelarutannya dalam alkohol dijustifikasi sulit dibersihkan dan masuk
peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan

* Beri angka penilaian Aktivitas Biologik : 1, 2, 3, 4


Nilai 1 lebih tinggi Aktivitas Biologiknya dari 2, dan seterusnya

** Beri angka penilaian Toksisitas : 1, 2, 3, 4


Nilai 1 lebih tinggi Toksisitasnya dari 2, dan seterusnya

*** Beri angka penilaian Kelarutan : 1, 2, 3, 4


Nilai 1 lebih rendah Kelarutannya dari 2 dalam Pelarut yang sama, dan
seterusnya

- 602 -
Lampiran 12.42a
(Contoh)
PROTAP VALIDASI METODE ANALISIS
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 1 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

1. TUJUAN
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang
dapat dipercaya.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan nonkompendial
yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di Pabrik ,.
Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan dalam menetapkan
residu zat aktif pada validasi prosedur pembersihan.
Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal dalam kasus
berikut ini :
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai
terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi
hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum digunakan untuk
pengujian rutin.
Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan menyusun Laporan
Validasi berdasarkan protokol tersebut.
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol Validasi sebelum
validasi dilakukan.
Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan menjamin
kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk validasi telah diperbaharui.

- 603 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

Menjamin bahwa semua Protap yang berhubungan dengan validasi metode


analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.
Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk reagensia
dan baku pembanding belum kadaluwarsa.
3.4 Analis di Bagian Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
Melaksanakan validasi metode analisis sesuai dengan Protokol Validasi.
Mencatat semua hasil uji dalam format yang sesuai.
Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.

4. PROSEDUR
4.1 Buat protokol validasi metode analisis dengan format seperti Lampiran 5.1.
Protokol validasi harus mencakup :
Tujuan
Ruang Lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metode untuk evaluasi
Kriteria keberterimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi
4.2 Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode
analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Parameter validasi Identifikasi Pengujian Impuritas Penetapan Kadar
Kuantitatif Batas - Disolusi*
- Kandungan/potensi
Akurasi - + - +
Presisi
Ripitabilitas - + - +
Presisi Intermediat - + - + (1)
Spesifisitas (2) + + + +
Limit Deteksi - - (3) + -
Limit Kuantitasi - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan

- 604 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 3 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu

*) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.

Penerapan parameter validasi metode analisis :


a. Nonkompendial : Sesuai dengan tabel di atas
b. Kompendial yang : Sesuai dengan tabel atau parameter yang berkaitan
dimodifikasi dengan modifikasi
c. Kompendial : Verifikasi , yaitu

Metode Parameter Verifikasi


Kadar Akurasi
Presisi
Spesifisitas
Impuritas Akurasi
Presisi
Spesifisitas
Limit Deteksi / Kuantitasi
Identifikasi Spesifitas

d. Validasi prosedur pembersihan:


Akurasi
Presisi
o Ripitabilitas
o Presisi Intermediat
Spesifisitas
Limit Deteksi
Limit Kuantitasi
Linearitas
Rentang

- 605 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 4 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan

4.2.1 Spesifisitas
Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis.
Spesifitas metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu
(plasebo), pelarut, impuritas dan produk jadi
Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau
sesuai persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar
(overlaid)

4.2.2 Linearitas
Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap kadar
senyawa uji dalam sampel
Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi : penimbangan terpisah sesuai rentang
Data yang disajikan Persyaratan (misal)
Kurva signal vs konsentrasi analit Linear secara visual
Koefisien korelasi > 0,98
Persamaan regresi -
Confidence interval -
Residu jumlah kuadrat (residual sum of -
squares)

4.2.3 Rentang
Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji

- 606 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 5 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

berkisar antara 80 hingga 120% kadar yang tertera pada label;


4.2.3.2 Keseragaman kandungan: meliputi konsentrasi zat uji sekurang-
kurangnya berkisar antara 70 hingga 130% pernyataan kadar pada
label, kecuali diperlukan rentang yang lebih lebar dapat digunakan,
tergantung pada sifat bentuk sediaan (misalnya, inhaler dosis
terukur);
4.2.3.3 Pengujian disolusi : lebih kurang 20% syarat spesifikasi misalnya:
syarat spesifikasi untuk sediaan yang pelepasannya terkendali
meliputi rentang dari 20%, setelah 1 jam, hingga 90% sesudah 24
jam, maka rentang yang divalidasi menjadi 0 - 110% pernyataan
kadar pada label;
4.2.3.4 Penentuan cemaran: rentang konsentrasi zat uji mulai dari batas
cemaran yang dilaporkan hingga 120% syarat spesifikasi; dan
4.2.3.5 Bila validasi metode analisis penetapan kadar dan penetapan
cemaran dilakukan bersama-sama sekaligus dan hanya
menggunakan satu standar 100% saja, maka pengujian linearitas
harus meliputi rentang dari kadar cemaran yang dilaporkan hingga
120% syarat kadar dalam spesifikasi.
4.2.3.6 Konsentrasi kadar bahan aktif obat dengan stability overage agar
memperhatikan persyaratan pada saat pelulusan maupun paska
pemasaran.

4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara
penentuan metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam
bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam
bahan aktif obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal
pembanding sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui
ditambahkan kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan
untuk penetapan kadar bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat
dilakukan dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan
sejumlah tertentu analit ke dalam produk obat yang telah diketahui
kadarnya. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar bahan
aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif /
produk obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar
cemaran dalam bahan aktif obat dan produk obat.

- 607 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 6 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

4.2.4.5 Membandingkan dua metode analisis untuk mengetahui ekivalensinya,


yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari metode analisis yang
divalidasi terhadap hasil yang diperoleh dari metode analisis yang valid
(akurasi metode analisis yang valid ini telah diketahui). Metode analisis
ini digunakan untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan
aktif obat, produk obat dan penetapan kadar cemaran.

Akurasi dinilai menggunakan minimal 9 (sembilan) penentuan dari 3 (tiga)


tingkat konsentrasi yang berbeda dalam rentang pengujian metode analisis
tersebut dan masing-masing konsentrasi 3 (tiga) kali penetapan.
Data yang disajikan Persyaratan (misal)
Perolehan kembali (recovery) 98 102%
RSD (Simpangan Baku/Rata-rata x 100%) 2%
Confidence interval -

4.2.5 Presisi
Dikenal tiga tipe presisi :
4.2.5.1 Keberulangan (Repeatability)
Keberulangan dinilai terhadap :
Keberulangan SISTEM
minimum 6 penentuan pada konsentrasi 100% kadar analit
Keberulangan METODE
minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metode
analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi yang berbeda,
masing-masing 3 replikasi ), atau
4.2.5.2 Presisi Antara
Dapat menggunakan beberapa operator dengan alat dan hari yang
berbeda.
4.2.5.3 Reprodusibilitas
Menggunakan minimal 2 laboratorium untuk validasi metode analisis,
agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja
metode analisis.

- 608 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 7 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

Data yang disajikan :


Rata-rata
RSD adalah (Simpangan Baku/Rata-rata) x 100%,
Persyaratan RSD adalah sebagai berikut :
No Tipe Metode Analisis Persyaratan RSD
(misal)
1 Prosedur Penetapan Kadar bahan aktif obat tidak lebih dari 2%
2 Metode analisis untuk penetapan kadar
impuritas:
Batas impuritas : 1 - 10% tidak lebih dari 2%
0,01% tidak lebih dari 10%
1 ppm tidak lebih dari 20%
Confidence Interval

4.2.6 Batas Deteksi


Konsentrasi terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat
dideteksi.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan batas deteksi
tergantung pada jenis metode analisis apakah metode analisis instrumental
atau noninstrumental.

4.2.6.1 Berdasarkan evaluasi visual


Evaluasi visual dapat digunakan untuk metode analisis non-
instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metode analisis
instrumental. Batas deteksi ditentukan dengan melakukan analisis
terhadap sampel yang diketahui konsentrasinya dan menetapkan
kadar terendah yang dapat dideteksi dengan baik.

4.2.6.2 Berdasarkan rasio signal terhadap noise


Pendekatan ini hanya dapat diterapkan pada metode analisis yang
memberikan baseline noise. Penentuan signal to noise dilakukan
dengan membandingkan pengukuran signal sampel yang diketahui
mengandung analit dalam konsentrasi rendah dan blanko, kemudian
dapat ditetapkan konsentrasi minimum analit yang dapat dideteksi
dengan baik. Rasio signal to noise sama dengan 3 atau 2 : 1
umumnya dianggap dapat diterima untuk memperkirakan batas
deteksi .

- 609 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 8 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

4.2.6.3 Simpangan respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :


Batas deteksi dapat dinyatakan sebagai :
3.3
DL = ---------
S

Keterangan rumus :
DL = Batas deteksi
= simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
mempunyai rentang di sekitar Batas Deteksi. Residu
simpangan baku (residual standard deviation) atau
simpangan baku dari y-intercepts dari garis regresi
adalah (simpangan baku)

4.2.7 Batas Kuantitasi


Konsentrasi terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat
ditetapkan secara kuantitatif dan reprodusibel.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk penentuan batas kuantitasi
tergantung pada jenis metode analisis instrumental atau noninstrumental.

4.2.7.1 Berdasarkan evaluasi visual


Evaluasi visual dapat digunakan untuk metode analisis non-
instrumental, tapi dapat juga digunakan untuk metode analisis
instrumental. Batas kuantitasi ditentukan dengan melakukan
analisis terhadap sampel yang diketahui konsentrasinya dan
menetapkan kadar terendah analit yang dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima

- 610 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 9 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

4.2.7.2 Berdasarkan rasio signal terhadap noise :


Pendekatan ini hanya dapat digunakan pada metode analisis yang
memberikan baseline noise. Penentuan rasio signal terhadap noise
dilakukan dengan membandingkan signal yang diukur dari sampel
yang mempunyai konsentrasi analit yang rendah dan blankonya,
kemudian ditentukan konsentrasi terendah analit yang dapat
ditetapkan secara kuantitatif dengan baik, umumnya pada rasio
signal terhadap noise 10:1.

4.2.7.3 Simpangan baku dari respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai :

10
LOQ = ---------
S
Keterangan rumus :
LOQ = batas kuantitasi
= Simpangan baku respon
S = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
memnpunya rentang di sekitar Batas Deteksi.
Residu simpangan baku (residual standard
deviation) atau simpangan baku dari y-intercepts dari
garis regresi adalah (simpangan baku)
4.2.8 Ketangguhan (Robustness)
Ketangguhan ditentukan pada saat tahap pengembangan dan tergantung dari
kebutuhan. Metode hendaklah handal terhadap variasi parameter yang
ditetapkan
Misal : stabilitas larutan analit

- 611 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 10 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

Contoh uji ketangguhan untuk metode analisis yang menggunakan


kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), tetapkan:
Pengaruh variasi pH dalam fasa gerak terhadap hasil analisis;
Pengaruh variasi komposisi fasa gerak terhadap hasil analisis;
Pengaruh perbedaan merk atau nomor lot dari kolom terhadap hasil
analisis; dan
Pengaruh perbedaan suhu dan laju alir terhadap hasil analisis.

4.2.9 Uji Kesesuaian Sistem (UKS)


o UKS merupakan bagian tak terpisahkan dari pengujian yang didasarkan
pada peralatan, instrumen, elektronik, pelaksanaan analisis dan sampel
yang akan diuji
o Dilakukan terhadap minimal 5 - 6 hasil analisis dilakukan terhadap
larutan baku dan ditentukan:
o resolusi antara dua puncak yang berdekatan;
o ukuran faktor ikutan (tailing factor);
o relative standard deviation (RSD) dari hasil penyuntikan enam kali
larutan baku;
o angka lempeng teoritis;
o ukuran faktor kapasitas kolom; dan
o waktu retensi relatif.

4.3 Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk justifikasi sesuai Protap
Penanganan Hasil Uji di Luar Spesifikasi No.

4.4 Dokumentasi dan Laporan Validasi


4.4.1 Buat laporan validasi untuk metode analisis yang divalidasi dengan
menggunakan Format Laporan Validasi (lihat Lampiran 5.2)
Catatan:
Dalam laporan ini tercakup tanggal mulai dan tanggal selesai validasi, hasil
pengamatan, masalah yang dijumpai, kelengkapan informasi yang
dikumpulkan, hasil uji dan analisis statistik, disposisi apakah hasil uji memenuhi
kriteria keberterimaan atau tidak, lokasi uji dan data asli serta informasi lain
yang relevan dengan pelaksanaan validasi.
4.4.2 Buat kesimpulan tentang validitas metode analisis terhadap masing-masing
hasil uji dan replikasinya.
4.4.3 Serahkan Laporan Validasi kepada Manajer Pemastian Mutu untuk memeroleh
persetujuan akhir.

- 612 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 11 dari 11

VALIDASI METODE ANALISIS


Departemen Seksi No.
Pengawasan Mutu Tanggal..
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.. No.
Tanggal. Tanggal Tanggal Tanggal

5. Lampiran
5.1 Format Protokol Validasi Metode Analisis*
5.2 Format Laporan Validasi *
Dalam Contoh ini, tidak dilengkapi

6. Dokumen Rujukan
............................................................Tanggal ...........................

7. Riwayat
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx Yang pertama
02 yyyyyyyyyy Tambahan:

8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu

- 613 -
Lampiran 12.42b
(Contoh)

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS


PENETAPAN KADAR TABLET PARASETAMOL

Nama : Parasetamol Tablet No. Protokol :..


No. Produk : ------ Tanggal Berlaku : .....................

Disusun oleh : Tanggal :

Diperiksa oleh : Tanggal :

Disetujui oleh : Tanggal :

-
61461
1. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.

2. Ruang Lingkup :
Validasi metode analisis dilakukan terhadap metoda analisis tablet Parasetamol
no...........dengan alat KCKT

3. Referensi :
No. Protap validasi Metode Analisis............
No. Metode Analisis Parasetamol Tablet...............

4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Akurasi
3. Ripitabilitas
4. Presisi Antara
5. Spesifisitas
6. Linearitas dan Rentang

5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Verifikasi :
Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan yang
dipakai.
Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan validasi
5.2. Pembuatan larutan :
5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama + 160 mg Parasetamol standar dalam labu takar 500 ml lalu
encerkan dengan HCl 0,1N hingga 500 ml.
5.2.2. Larutan standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml
5.2.3. Larutan sampel :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0,1N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya. Pipet 10 ml
dalam labu takar 200 ml, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml.
5.2.4. Larutan plasebo :
Campur semua eksipien Parasetamol Tablet, aduk rata dan gerus halus.
Timbang 225 mg campuran serbuk ke dalam labu ukur 200 ml, tambahkan 100
ml HCl 0,1N sonikasi selama 5 menit, dan tambahkan HCl 0,1N sampai 200
ml.
5.3. Uji Kesesuaian Sistem :
5.3.1. Suntikkan larutan standar ke sistem KCKT 6 kali, amati respons pada panjang
gelombang 276 nm dan hitung RSD dari hasil perhitungan alat.
Kriteria keberterimaan : RSD maksimal 2%
5.3.2. Hitung angka lempeng teoritis dari kolom
Kriteria keberterimaan : minimal 750
5.3.3. Amati waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
5.3.4. Hitung faktor ikutan (tailing faktor)
Kriteria keberterimaan : maksimum 2
5.4. Selektivitas atau Spesifisitas :
5.4.1. Suntikkan ke sistem KCKT
o larutan plasebo
o fasa gerak
o larutan standar
o larutan sampel
Larutan plasebo tidak boleh memberikan respon pada waktu yang bersamaan
dengan waktu retensi relatif dari parasetamol.

5.5. Akurasi :
5.5.1. Pembuatan larutan :
Tambahkan sejumlah parasetamol standar yang ditimbang seksama ke
campuran plasebo sehingga menghasilkan campuran dengan kadar 80%,
100% dan 120% dari formula Parasetamol Tablet, dan campur. Buat larutan
spike seperti pada pembuatan larutan sampel.
5.5.2. Suntikkan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan catat respons pada
panjang gelombang 276 nm.
Kriteria keberterimaan :
Perolehan kembali : 98 102%
RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%

5.6. Presisi :
5.6.1. Keberulangan (Ripitabilitas)
Buat larutan uji dari sampel produk untuk uji persisi :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0.1 N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya.
Pipet 10 ml dalam labu takar 200 ml, encerkan hingga 200 ml. Periksa larutan
uji dengan KCKT pada panjang gelombang 276 nm. Lakukan duplo untuk tiap
pengujian.
Kriteria keberterimaan : RSD harus < 2%
5.6.2. Presisi Antara:
Lakukan pengujian di atas oleh 2 analis yang berbeda dan / atau menggunakan
alat yang berbeda.
RSD maksimal dari 2 pengujian harus < 2%

5.7. Linearitas dan Rentang :


5.7.1. Buat larutan standar untuk pengujian Linearitas :
Buat seri larutan standar dengan konsentrasi, 80%, 90%, 100%, 110%, 120%
dari larutan induk yang diambil menggunakan pipe volume, jumlah larutan yang
diambil dan pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah ini :
Larutan induk
Konsentrasi dalam 200 ml
[%] [ml]
80 8
90 9
100 10
110 11
120 12

Ukur 5 seri larutan dengan konsentrasi yang berbeda tersebut dengan KCKT, panjang
gelombang 276 nm. Kemudian buat garis linearitasnya, hitung "Slope" dan Regresi
linearnya. Kriteria keberterimaan : r2 > 0.999.

5.8. Ketangguhan Robustness


5.8.1. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel yang telah
tersimpan selama 1, 2, 3,4, 5 hari
5.8.2. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel dengan laju
alir + 0,1 ml/menit.
5.8.3. Larutan dinyatakan stabil bila tidak ada perubahan respons baik
waktu Retensi Relatif maupun area / tinggi respons, maksimal deviasi 2%.

5.9. Catat semua hasil pada Lembar Kerja.

5.10. Buat Laporan Validasi.


Lampiran 12.42c
(Contoh)

LAPORAN VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR

Halaman 1 dari 7

LAPORAN VALIDASI METODE ANALISIS


PENETAPAN KADAR PARASETAMOL TABLET

Nama : Parasetamol Tablet No. Laporan :..


No. Produk : ------ Tanggal : .....................

Disusun oleh : Tanggal :

Diperiksa oleh : Tanggal :

Disetujui oleh : Tanggal :


Halaman 2 dari 7
1. Referensi :
Validasi dilaksanakan sesuai dengan:
1.1 Metode Analisis Parasetamol Tablet no...............
1.2 Protokol Validasi No.............. tanggal...........
1.3 Protap Validasi Metode Analisis no..............

2. Baku Pembanding Kerja Parasetamol yang dipakai


Lot no. ............
Tanggal daluwarsa :

3. Analis yang melaksanakan validasi :


.........................................(Analis pertama)
.........................................(Analis kedua)

4. Peralatan
KCKT no 1.

5. Penyimpangan dari Protokol :


Tidak ada penyimpangan terhadap Protokol, semua prosedur dilaksanakan sesuai Protokol.

6. Hasil :
6.1 Parameter validasi : Uji Kesesuaian Sistem

No.Injeksi Area terdeteksi

1. 21087640
2. 21081658
3. 21005818
4. 21159472
5. 21192960
6. 20999592

Rata-rata : 21 087856,67
Standard Deviation : 50491,05
RSD : 0,24%
Angka lempeng teoritis dari kolom : 1201
Waktu retensi relative : 2,25 menit
Faktor ikutan (Tailing factor) : 0,8

Kriteria keberterimaan :
RSD maksimal 2%
Angka lempeng teoritis dari kolom : minimal : 750
Waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
Faktor ikutan (tailing faktor) : maksimum 2

Kesimpulan : Kriteria Kesesuaian Sistem terpenuhi


Halaman 3 dari 7
6.2 Parameter validasi : Selektivitas / Spesifitas
Pada larutan placebo, fasa gerak, larutan standar dan larutan sampel dan
pengamatan pada kromatogram menujukkan hasil sebagai berikut :
Khromatogram larutan standar dan larutan sampel nampak pada waktu
retensi 2.25 menit
Fasa gerak dan larutan placebo tidak memberikan tampilan khromatogram
pada waktu retensi 2.25 menit

Kesimpulan :
Metoda cukup spesifik dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan

6.3 Parameter validasi : Akurasi


Tiga larutan campuran standar parasetamol dan plasebo dengan konsentrasi
parasetamol 80%, 100% dan 120% yang diuji masing-masing 3 kali.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Konsentrasi Area terdeteksi Hasil diperoleh
[ mg/ml] [%] [%]
1,600 80 16134559 101,00
1,600 80 16262453 101,80
1,600 80 15975050 100,00
2,000 100 20435692 99,50
2,000 100 20539068 100,00
2,000 100 20666678 100,62
2,400 120 24199872 99,50
2,400 120 24322522 100,00
2,400 120 24222876 99,59
Rata-rata perolehan kembali : 100,22%
Relative Standard Deviation : 0,78%
Confidence Interval (a = 0,05) dari nilai rata-rata : 100,22 + 0,01
Kriteria keberterimaan : Perolehan kembali : 98 102%
RSD dari masing-masing konsentrasi : maksimal 2%
Kesimpulan : metode pengujian cukup akurat untuk menentukan kadar parasetamol.

-
62062
Halaman 4 dari 7
6.4 Parameter validasi : Presisi
6.4.1 Parameter Ripitabilitas
Pengujian dilakukan pada 10 sampel @ 20 tablet Parasetamol.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Konsentrasi
No.Sampel Area terdeteksi
(%)
1. 20038460 99,04
2. 19940099 98,54
3. 20147869 99,57
4. 20127910 99,47
5. 20014939 98,90
6. 19896307 98,31
7. 19972009 98,72
8. 20168155 99,68
9. 20081167 99,26
10. 19842464 98,09

Rata-rata : 98,96
Standard Deviation : 0,544
RSD : 0,55%
Kriteria keberterimaan : RSD < 2,0%

6.4.2 Parameter : Presisi Antara


Larutan standar Parasetamol (100%) diinjeksikan ke sistem KCKT sebanyak 6
kali injeksi, lakukan pengulangan oleh analis yang berbeda.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

No. Injeksi Area terdeteksi Area terdeteksi


Analis I Analis II
1. 2108764 2109864
2. 2108165 2107139
3. 2100581 2112180
4. 2115947 2078518
5. 2119296 2098059
6. 2099959 2097963

Relative Standard Deviation : 0,38%

Kriteria keberterimaan : RSD < 2,0%

Kesimpulan :
Dari hasil pengujian Presisi (Ripitabilitas dan Presisi Antara) di atas, metode analisis
tersebut dinyatakan tepat untuk pengujian Parasetamol tablet.
Halaman 5 dari 7

6.5 Parameter validasi : Linearitas dan Rentang


Tujuh larutan yang mengandung Larutan Standar Parasetamol dengan rentang
konsentrasi 80 120% disuntikkan ke sistem KCKT.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Konsentrasi Parasetamol Area terdeteksi


[ mg/ml] [%]
1,60 80 16896725
1,80 90 18878454
2,00 100 21104715
2,20 110 23152434
2,40 120 25322586

Regression : Y = aX + b
a = 0,285356949
b = 0,000004732320
r2 = 0,999735918

Kriteria keberterimaan r2 > 0,999

Kesimpulan :
Kriteria Linearitas dan Rentang telah terpenuhi.
Halaman 6 dari 7
6.6 Parameter Pengujian : Robustness
Larutan Standar disimpan dalam ruangan laboratorium dan dianalisis berulang setiap
hari sampai hari ke-5 untuk menentukan robustness, dalam hal ini stabilitas larutan
dan sistem yang digunakan.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Hari ke Konsentrasi
Parasetamol

1 99,34
99,71

2 -
-

3 96,86
95,83

4 96,17
94,53

5 90,08
89,29
RSD (5 hari) : 3.59%
RSD (4 hari) : 1,87%

Kriteria keberterimaan : < 2%


Kesimpulan :
Larutan Parasetamol stabil disimpan selama 4 hari.

7. Laporan Deviasi :
Pada Uji Robustness untuk menentukan stabilitas larutan Parasetamol : tidak dilakukan
penetapan/pengamatan pada larutan yang disimpan selama 2 hari.
Hal tersebut disebabkan pada hari tersebut alat KCKT digunakan untuk melakukan uji
produk lain yang menjadi prioritas.

8. Pembahasan :
Hasil uji Kesesuaian Sistem menunjukkan bahwa sistem KCKT yang dipakai termasuk
kolom, komposisi fase gerak, kecepatan alir telah sesuai untuk melakukan pengujian
kadar parasetamol dengan alat KCKT. Dengan menggunakan sistem ini waktu retensi dari
parasetamol adalah 2,25 menit.
Hasil uji Spesifisitas / Selektivitas menunjukkan bahwa metode yang dipakai cukup spesifik
dan dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan, l.
Uji Akurasi memberikan hasil perolehan kembali rata-rata 100,22% dan RSD = 0,78%
(Kriteria keberterimaan : perolehan kembali 98 102% dan RSD maksimal 2% ) dapat
membuktikan banwa metode cukup akurat.
Halaman 7 dari 7

Ketepatan metode pengujian dibuktikan dengan uji Presisi yang diperoleh dari 2 jenis
pengujian yaitu Ripitabilitas dan Presisi Antara.
Ripitabilitas membuktikan keterulangan metode yang dilakukan untuk menguji 10 sampel
yang berbeda, hasil menunjukkan bahwa ripitabilitas sangat baik yaitu hasil 10 pengujian
menunjukan RSD = 0,55% dibandingkan dengan Kriteria keberterimaan < 2%.
Pengujian Presisi Antara yang digunakan untuk membuktikan keterulangan metode yang
digunakan untuk pengujian bila dilakukan oleh 2 analis yang berbeda menunjukkan hasil
yang baik yaitu RSD dari hasil pengujian 2 analis = 0,38%.
Dua hasil parameter di atas menunjukkan bahwa metode yang dipakai tepat untuk
penetapan kadar parasetamol.
Hasil pengujian linearitas dan rentang membuktikan hasil yang linear (r2 = 0,999) pada
rentang kadar 80 120%.
Pada uji Robustness diketahui bahwa walaupun RSD hasil pengujian 4 hari = 1,87% masih
di bawah Kriteria keberterimaan <2% tetapi telah terjadi penurunan kadar dari parasetamol
sebesar 3% pada hari ke-3. Karena tidak diketahui apakah terjadi penurunan kadar pada
hari ke 2, maka sebaiknya larutan parasetamol tidak disimpan.

9. Kesimpulan dan rekomendasi :


Metode Pengujian no........... Penentuan Kadar Parasetamol dalam Parasetamol Tablet
telah tervalidasi. Larutan parasetamol, baik larutan standar maupun larutan sampel, tidak
disimpan.

10. Pengendalian Perubahan dan revalidasi :


Revalidasi dilakukan bila ada perubahan signifikan pada metode analisis misalnya
perubahan fase gerak, perubahan parameter analisis.

11. Lampiran :
11.1 Verifikasi pelatihan dan kualifikasi analis *
11.2 Kromatogram hasil pengujian*
11.3 Laporan Analisis termasuk perhitungan*
* dalam contoh ini tidak dilampirkan
Lampiran 12.45
(Contoh)

LAPORAN VERIFIKASI PENETAPAN KADAR


Halaman 1 dari 5

LAPORAN VERIFIKASI PENETAPAN KADAR TABLET GLIBENKLAMIDA

Bentuk sediaan : Tablet Glibenklamida 5 mg Tanggal : 14-05-2006


Analisis : Penetapan Kadar Glibenklamida
Tujuan : Verifikasi Metode Analisis Kompendial British Pharmacopoeia (BP)

Verifikasi terhadap penetapan kadar glibenklamida dalam Tablet Glibenklamida 5 mg No.


Bets 007 VAMC sesuai Metode Analisis Kompendial British Pharmacopoeia (BP).

Verifikasi parameter yang harus diuji adalah:


1. Presisi
2. Akurasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat
glibenklamida dinyatakan telah diverifikasi.

Dilaksanakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Tanggal Tanggal Tanggal


Parameter Verifikasi : Presisi Halaman 2 dari 5

Penetapan kadar glibenklamida dalam Tablet Glibenklamida No. bets 007 VAMC telah
dilakukan 7 kali sesuai dengan metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP .

Hasil uji dicantumkan dalam tabel di bawah ini :

No. Sampel. Konsentrasi (mg/ml) Luas puncak


1. 0,4 1902803
2. 0,4 1928083
3. 0,4 1911457
4. 0,4 1915897
5. 0,4 1913312
6. 0,4 1897702
7. 0,4 1907019

Rata-rata : 1911542,33
Standard Deviation : 10617, 22
Relative Standard Deviation : 0,555 %

Kriteria Keberterimaan :
Relative Standard Deviation tidak lebih dari 2 % (p 0,05).

Kesimpulan : Presisi memenuhi persyaratan.

Dikerjakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Tanggal Tanggal Tanggal

- 626 -
Parameter Verifikasi : Akurasi Halaman 3 dari 5

Telah dilakukan penetapan kadar glibenklamida dari Tablet Glibenklamida no. bets 007
VAMC dalam 3 konsentrasi berbeda masing-masing 3 kali penetapan sesuai dengan
metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP.
Hasil sebagai berikut:

Konsentrasi Glibenklamida
Perolehan (Recovery)
Luas puncak
mg/ml % (%)

0,320 80 1630150 99,08


0,320 80 1650485 99,32
0,320 80 1677013 99,48
0,400 100 1904848 100,94
0,400 100 2091215 100,06
0,400 100 2293647 100,07
0,480 120 2518976 101,01
0,480 120 2670144 99,99
0,480 120 2600257 100,76

Rata-rata Perolehan (Recovery) :100,08


Standard Deviation : 0,7083
Relative Standard Deviation : 0,708%

Kriteria keberterimaan akurasi adalah Recovery : 98,0% - 102,0%.

Kesimpulan : Akurasi memenuhi syarat

Dikerjakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Tanggal Tanggal Tanggal

- 627 -
Kromatogram Glibenklamida Baku Pembanding Halaman : 4 dari 5

Dikerjakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Tanggal Tanggal Tanggal

- 628 -
Kromatogram Glibenklamida (Sampel 1 dari 9) Halaman : 5 dari 5

Sampel

Dikerjakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Tanggal Tanggal Tanggal

- 629 -
GLOSARIUM

Dalam Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB ini digunakan definisi berikut;
dalam konteks lain terminologi ini dapat mempunyai makna yang berbeda.

Aferesis (dalam Pembuatan Produk Darah)


Proses memperoleh secara selektif satu komponen atau lebih dari donor dengan cara
mengambil darah lengkap, memisahkannya dengan cara sentrifugasi atau filtrasi ke
masing-masing komponen dan mengembalikan yang tidak diperlukan kepada donor.

Aferesis Platelets (dalam Pembuatan Produk Darah)


Prosedur di mana darah diambil dari donor, kemudian fraksi platelet konsentrat
dipisahkan, dan komponen darah yang tersisa serta plasma residual diinfuskan kembali
ke donor yang sama.

Agens Biologi (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Mikroorganisme, termasuk mikroorganisme yang direkayasa secara genetika, kultur sel
dan endoparasit, terlepas apakah patogenis atau tidak.

Akurasi
Kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau
analisis. Bias adalah penyimpangan sistematis dari nilai sesungguhnya.

Alat Penghubung Steril


Suatu alat yang menghubungkan dua tabung tanpa memengaruhi sterilitas bagian dalam
alat.

Analisis Risiko
Estimasi risiko yang berkaitan dengan bahaya yang sudah diidentifikasi.

Analisis Tren
suatu metode analisis statitiska yang hasilnya ditujukan untuk melakukan estimasi pada
masa yang akan datang.

Area Pendukung
Area pendukung dalam pabrik di luar area produksi, laboratorium pengawasan mutu,
penyimpanan dan kantor administrasi, misalnya kantin, fasilitas penyimpanan pakaian,
ruang ganti pakaian, bengkel, ruang pemeliharaan hewan dan pencucian pakaian.

Area Terkendali
Area yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat diupayakan
pengendalian dari masuknya udara yang berpotensi mengakibatkan pencemaran dan
mikroba keluar secara tidak sengaja.

Area Terkungkung
Area yang dibangun dan dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran ke lingkungan luar oleh
bahan aktif obat berbahaya, radiofarmaka atau agen biologi yang berasal dari dalam
area.

-
63063
Arsip Spesifikasi Produk (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Arsip referensi yang mengandung, atau merujuk pada arsip yang mengandung seluruh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan konsep rincian instruksi tertulis
untuk pengolahan, pengemasan, uji pengawasan mutu, pelulusan bets dan pengiriman
obat investigasi.

Audit Mutu
Suatu inspeksi dan penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem
mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut.

Bahan
Istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan bahan awal (bahan aktif obat dan
eksipien), bahan pengemas, bahan pembantu proses, reagensia dan pelarut.

Bahan Awal
Semua bahan, baik bahan aktif obat dan eksipien, yang berubah atau tidak berubah,
yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan.

Bahan / Produk yang Dipulihkan


Sebagian atau seluruh bahan / produk dari bets sebelumnya yang memenuhi persyaratan
mutu yang ditambahkan ke dalam bets lain pada tahap produksi tertentu.

Bahan Pengemas
Tiap bahan, termasuk bahan kemas cetak, yang digunakan dalam proses pengemasan
produk jadi, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
keperluan pengiriman ke luar pabrik. Bahan pengemas terdiri dari bahan pengemas
primer (bersentuhan langsung dengan produk) dan sekunder.

Bahan Aktif Obat (BAO)


Tiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi
dan apabila digunakan dalam pembuatan obat akan menjadi zat aktif obat tersebut.
Bahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau memberikan efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan
penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh.

Bahan Pembungkus (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Terdiri dari satu atau lebih wadah dan komponen lain yang penting sebagai pengungkung
wadah dan fungsi keselamatan lain.
Wadah sekali-pakai terbuat dari gelas atau bahan lain yang sesuai, sedangkan
komponen penunjang dapat terdiri dari wadah timbal untuk pelindung radiasi, stirofom,
kaleng dan boks atau drum.

Bahan Ruahan (dalam Pembuatan Produk Darah)


Plasma, serbuk, pasta atau bahan cairan yang dibuat dengan cara fraksionasi dari
kumpulan plasma.

Bahaya
Sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan (pada kesehatan atau produk).

Baku Kerja
Bahan aktif obat dengan kualitas dan kemurnian yang telah ditetapkan dan dibuktikan
dengan cara membandingkan terhadap Baku Pembanding Primer atau Sekunder,
digunakan sebagai bahan pembanding untuk pengujian rutin di laboratorium misalnya
untuk analisis bets produksi bahan aktif obat.

Baku Pembanding
Suatu bahan seragam yang otentik untuk digunakan dalam pengujian kimia dan fisika
tertentu, di mana dibandingkan dengan sifat suatu produk yang diuji, dan memiliki tingkat
kemurnian yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Baku Pembanding dikelompokkan menjadi Baku Pembanding Primer dan Baku
Pembanding Sekunder atau Baku Kerja.

Baku Pembanding Primer


Bahan yang diterima secara luas memiliki mutu yang tepat dalam suatu konteks yang
ditentukan, di mana nilainya dapat diterima tanpa harus membandingkan lagi dengan zat
kimia lain apabila digunakan sebagai baku penetapan kadar.

Baku Pembanding Sekunder


Suatu bahan yang karakteristiknya ditetapkan berdasarkan perbandingan dan/atau
dikalibrasi terhadap baku pembanding primer. Tingkat karakterisasi dan pengujian baku
pembanding sekunder mungkin lebih kecil dari baku pembanding primer. Definisi ini
berlaku juga untuk beberapa bahan yang dikategorikan sebagai baku kerja.

Bangunan dan Fasilitas


Bangunan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pembuatan obat.

Bank Sel Induk (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Biakan sel dengan ciri lengkap yang diisikan ke wadah dalam suatu operasi tunggal
setelah diproses sedemikian rupa untuk memastikan homogenitasnya dan disimpan pada
kondisi yang tepat agar stabil. Bank sel induk lazimnya disimpan pada suhu minus 70oC
atau kurang.

Bank Sel Kerja (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Biakan sel yang berasal dari Bank Sel Induk dan dimasukkan untuk penggunaan dalam
produksi biakan sel selanjutnya. Bank Sel Kerja lazimnya disimpan pada suhu - 70oC
atau kurang.

Bapeten
Badan Pengawas Tenaga Nuklir adalah suatu lembaga Pemerintah nonkementerian
(LPNK) yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan, perizinan dan
inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Batas Bertindak
Kriteria yang ditetapkan, yang apabila terlewati harus segera dilakukan tindakan korektif
dan tindak lanjut.

Batas Waspada
Kriteria yang ditetapkan, yang memberi peringatan dini terhadap potensi kecenderungan
penyimpangan dari kondisi normal; tidak menjadi keharusan untuk mengambil tindakan
korektif tetapi memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Bejana Kriogenis (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Wadah statis atau bergerak yang diisolasi terhadap panas, didesain untuk menampung
gas cair atau gas kriogenis. Gas dipindahkan dalam bentuk gas atau cairan.
Bets
Sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam
satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah
homogenitasnya.

Biogenerator (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Suatu sistem tertutup seperti fermentator di mana bahan biologi dimasukkan bersama
bahan lain agar terjadi proses multiplikasi sel atau reaksi yang menghasilkan suatu
bahan lain. Biogenerator biasanya dilengkapi dengan peralatan asesori untuk
pengaturan, pengendalian, penyambungan, penambahan bahan dan pengeluaran bahan.

Bundel Silinder (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Rakitan dari sejumlah silinder yang disatukan dengan ketat dalam satu bingkai dan
dihubungkan satu sama lain dengan manifold, diangkut dan digunakan sebagai satu unit.

Bungkusan (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Produk lengkap setelah proses pembungkusan. Bungkusan terdiri dari radiofarmaka,
bahan pembungkus dan bahan pelindung radiasi yang memenuhi standar keselamatan
pengangkutan dan siap untuk distribusi.

Catatan Sesi (dalam Pembuatan Produk Darah)


Catatan yang menghubungkan rincian pengumpulan atau sesi perolehan kembali yang
relevan langsung kepada nomor donasi. Catatan tersebut berisi informasi bahan kritis
yang digunakan pada donor.

CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian mutu yang
secara konsisten memastikan bahwa produk diproduksi dan dikendalikan untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan pemenuhan ketentuan izin
edar. Tujuan utama dari CPOB adalah menghilangkan risiko yang selalu ada pada saat
pembuatan produk.

Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Darah utuh yang diambil dari seorang donor tunggal dan diproses untuk tujuan transfusi
atau pembuatan produk darah.

Detektabilitas (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Kemampuan menemukan atau menentukan keadaan, keberadaan fakta bahaya.

Diluluskan atau Disetujui


Status bahan atau produk yang diizinkan untuk digunakan pada pengolahan,
pengemasan atau distribusi.

Dispensing
Kegiatan menimbang, menghitung dan menyerahkan bahan untuk digunakan dalam
produksi.

Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
Dokumen Perintah (khusus dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)
Dokumen berisikan instruksi untuk membuat, mengemas dan/atau mengirim suatu jumlah
tertentu unit obat investigasi.

Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat.

Donor (dalam Pembuatan Produk Darah)


Seseorang dengan kesehatan normal dan riwayat medis baik yang dengan sukarela
memberikan darah atau plasma untuk tujuan terapi.

Eksipien
Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi dengan benar keamanannya
dan termasuk dalam sistem pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama pembuatan
obat
tersebut;
melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat, ketersediaan
hayati
(bioavailability), atau akseptabilitas pasien;
membantu identifikasi produk;
atau
meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan efektifitas
obat selama penyimpanan atau penggunaan.

Eluat Generator Radionuklida (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Larutan yang mengandung radionuklida anak yang diperoleh dari elusi generator
radioisotop.

Elusi (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Suatu metode untuk mengeluarkan zat teradsorpsi dari bahan padat pengadsorpsi
(seperti resin penukar ion) dengan menggunakan cairan.

Enclosure (dalam Pembuatan Radiofarmaka; lihat juga Glove Box)


Suatu struktur yang terdiri dari ruangan yang dikungkung untuk maksud tertentu.

Endotoksin
Bagian dari membran luar dinding sel bakteri Gram negatif, dan suatu molekul kompleks
dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari lipid A, inti polisakarida (lipopolisakarida) dan
rantai antigenik spesifik-O, yang menimbulkan demam apabila diinjeksikan ke dalam
tubuh manusia atau mamalia lain. Lihat juga Pirogen.

Evakuasi (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Menghilangkan sisa gas yang terdapat dalam wadah dengan cara memvakumkan.

Evaluasi Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Perbandingan risiko yang diestimasi terhadap risiko yang diketahui kriteria risikonya
menggunakan skala kuantitatif atau kualitatif untuk menetapkan signifikansi risiko.

Faktor VIII yang Dikriopresipitasi (dalam Pembuatan Produk Darah)


Preparat mentah mengandung Faktor VIII yang diperoleh dari unit tunggal (atau
kumpulan kecil) plasma darah yang diperoleh dari darah utuh atau dengan cara
plasmaferesis, melalui proses yang melibatkan pembekuan, pencairan kembali dan
presipitasi.
Fasilitas (dalam Pembuatan Produk Darah)
Semua area yang digunakan untuk mengoleksi, memproses, melakukan uji
kompatibilitas, penyimpanan atau distribusi darah dan komponen darah.

Fasilitas Fraksinasi (dalam Pembuatan Produk Darah)


Fasilitas ke mana plasma yang ditentukan untuk fraksinasi lanjut diangkut.

Fasilitas Terdedikasi
Ruang yang dilengkapi peralatan dan fasilitas penunjang yang diperlukan, termasuk
pengendali udara, yang digunakan untuk pembuatan hanya satu produk atau sekelompok
produk yang sejenis.

Fasilitas Tetap (dalam Pembuatan Produk Darah)


Fasilitas berizin, dengan alamat jalan yang melakukan tahap (-tahap) pembuatan
produk darah.

F0 (Nilai Tingkat Letal)


Waktu yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba pada suhu tertentu setara dengan
1210C dengan Z-value = 100C
Z-value (koefisien suhu) adalah suhu yang dibutuhkan untuk menurunkan 1 log
siklus atau penurunan 90% dari D-value.
D-value (penurunan desimal) adalah waktu dalam menit yang dibutuhkan untuk
penurunan 1 log siklus atau 90% populasi mikroba atau dalam kondisi letal yang
ditetapkan.

Gas (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Substansi atau campuran substansi yang secara sempurna berbentuk gas pada tekanan
1,013 bar (101,325 kPa) dan suhu plus 15C atau mempunyai tekanan uap lebih dari 3
bar (300 kPa) pada suhu plus 50C.

Gas Bertekanan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Gas yang bila diisikan dengan tekanan akan seluruhnya berbentuk gas pada suhu minus
50C.

Gas Cair (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Gas yang berubah sebagian menjadi fase cair (gas di atas cairan) pada suhu minus 50oC
apabila diisi di bawah tekanan.

Gas Kriogenis (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Gas yang menjadi cair pada tekanan 1,013 bar pada suhu di bawah minus 150C.

Gas Medisinal
Gas atau campuran gas yang diberikan secara medis kepada pasien untuk kebutuhan
terapetis, diagnostis atau profilaksis melalui tindakan farmakologi dan diklasifikasikan
sebagai obat.

Gas Ruahan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Gas yang ditujukan untuk penggunaan medisinal, yang telah melalui seluruh proses
kecuali pengemasan akhir.
Gas Yang Dapat Dicairkan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Gas yang tetap dalam kondisi cair di dalam tabung gas pada suhu dan tekanan pengisian
yang normal.

Generator Radionuklida (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Suatu sistem di mana radionuklida anak (yang memiliki waktu paruh pendek) dipisahkan
dengan cara elusi atau cara lain dari radionuklida induk (yang memiliki waktu paruh
panjang) dan kemudian digunakan untuk produksi sediaan radiofarmaka.

Glove Box (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


(1) Boks kedap udara atau bertekanan negatif yang umumnya terbuat dari bahan
sintetis transparan di mana zat radioaktif, misal tritium atau plutonium, dapat
ditangani dengan aman menggunakan sarung tangan yang dapat masuk ke dalam
boks.

(2) Enclosure yang digunakan untuk mengungkung bahan berbahaya dan dapat diakses
operator melalui portal sarung tangan atau lubang terbatas lain.

Hasil Nyata
Jumlah sebenarnya yang dihasilkan pada tiap tahap produksi obat dari sejumlah tertentu
bahan awal yang digunakan.

Hasil Standar
Jumlah yang telah ditetapkan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap
produksi suatu produk obat tertentu.

Hasil Teoritis
Jumlah yang seharusnya dihasilkan pada tiap tahap produksi obat tertentu, dihitung
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau
kekeliruan selama produksi.

Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS)


Hasil analisis / pengujian yang berada di luar spesifikasi atau kriteria keberterimaan yang
ditetapkan.

Higiene Perorangan
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan mengenai kesehatan kerja, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan personil, demikian pula pengawasan higiene terhadap
proses pembuatan obat yang harus diterapkan oleh personil.

Hot Cell (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Ruang yang terkungkung sangat ketat di mana zat beradioaktivitas tinggi dapat ditangani
dengan menggunakan manipulator dari jarak jauh. Keseluruhan proses dapat diamati
melalui jendela yang terbuat dari kaca timbal sehingga tidak membahayakan personalia.

Hot Laboratory (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Fasilitas yang didesain sedemikian rupa untuk penanganan zat dengan radioaktivitas
tinggi secara aman. Suatu hot lab biasanya berisi satu atau lebih hot cell.

Identifikasi Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Penggunaan sistim informasi untuk mengidentifikasi potensi sumber bahaya mengacu
kepada pertanyaan tentang risiko atau uraian masalah.
Impuritas Residual Teoritis Maksimum (IRTM) (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Impuritas gas yang kemungkinan berasal dari retropolusi dan tertinggal sesudah tabung
(gas) mengalami perlakuan awal sebelum proses pengisian. Penghitungan IRTM hanya
relevan bagi gas bertekanan dan anggapan bahwa gas tersebut adalah benar-benar
murni.

Industri / Importir Obat Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Industri atau importir yang mendapatkan otorisasi dari pemerintah untuk membuat atau
mengimpor obat investigasi untuk uji klinis.

Inspeksi Diri
Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk memastikan pemenuhan
terhadap CPOB dan peraturan pemerintah.

Investigator (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)


Personil yang bertangggung jawab terhadap pelaksanaan uji klinis di tempat uji. Apabila
uji dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari beberapa personil, maka investigator (atau
dapat disebut Kepala Investigator) adalah pimpinan tim tersebut.

Iradiasi (dalam Pembuatan Produk darah)


Proses untuk menghasilkan produk steril, atau penurunan tingkat probabilitas adanya
mikroorganisme viabel ke jumlah yang dapat diterima, atau yang digunakan untuk
pencegahan penyakit GVH melalui pengurangan jumlah limfosit T viabel dengan cara
radiasi pengionisasi.

Izin Edar
Bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.

Kalibrasi
Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai
yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai yang direpresentasikan dari
pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu
acuan standar.

Karantina
Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu,
sementara menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau
disetujui penggunaannya untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi.

Kasus Terburuk
1. Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi pada pembuatan produk jadi.

2. Suatu kondisi atau kesatuan kondisi yang di luar batas atas dan bawah dari proses
dan kondisi kerja, yang tertuang dalam prosedur tetap yang memberikan kemungkinan
kegagalan pada produk atau proses apabila dibandingkan dengan kondisi ideal.
Namun kondisi ini tidak harus mengakibatkan kegagalan produk atau proses.

Katup (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Alat untuk membuka dan menutup wadah.
Katup Retensi Tekanan Minimum (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Katup yang dilengkapi sistem satu arah untuk mempertahankan tekanan yang ditentukan
(kira-kira 3 - 5 bar di atas tekanan atmosfir) sehingga mencegah pencemaran selama
pemakaian.

Katup Satu-Arah (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Katup yang didesain untuk aliran sistem satu arah saja.

Kegiatan Penyamaran (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)


Prosedur di mana satu pihak atau lebih dalam proses uji klinis dijaga agar tidak
menyadari treatment assignment(s) yang diberikan. Kegiatan penyamaran tunggal
biasanya mengacu pada subyek tidak menyadari dan kegiatan penyamaran ganda
apabila subyek, penyelidik, pemantau uji dan pada beberapa kasus analis data tidak
menyadari treatment assignment(s) yang diberikan.

Kemasan Langsung (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)


Wadah atau bentuk kemasan lain yang bersentuhan langsung dengan produk obat atau
obat untuk investigasi.

Kemasan Luar
Kemasan yang di dalamnya terdapat wadah berisi obat (wadah primer).

Kepekaan (Sensitivitas)
Suatu istilah yang menjelaskan batas deteksi dari reaksi spesifik yang menggunakan
bahan pereaksi atau sistem tes. Dokumen menetapkan tingkat kepekaan yang harus
dicapai.

Kerusakan (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Kerusakan bagi kesehatan, termasuk kerusakan yang dapat terjadi akibat penurunan
mutu atau ketersediaan produk.

Kit Radiofarmaka
Pada umumnya berupa suatu vial yang berisi komponen nonradionuklida dari sediaan
radiofarmaka, biasanya dalam bentuk produk steril tervalidasi dan kepada produk
tersebut ditambahkan radionuklida yang dikehendaki atau di mana radionuklida tersebut
diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan secara medis.

Kode Randomisasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)


Suatu daftar di mana perlakuan yang diberikan kepada masing-masing subyek dari
proses randomisasi teridentifikasi.

Komponen Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Komponen darah terapetik (sel darah merah, sel darah putih, plasma, platelet) yang
disiapkan dengan cara sentrifugasi, filtrasi dan pembekuan menggunakan metodologi
bank darah konvensional.

Komunikasi Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Menyebarkan informasi tentang risiko dan manajemen risiko antara para pembuat
keputusan dan pemangku kepentingan lain.

Kontaminasi Silang
Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produk lain.
Kualifikasi Desain (KD)
Dokumen yang memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan
sesuai untuk tujuan yang diinginkan.

Kualifikasi Instalasi (KI)


Dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan
atau sistem telah sesuai dengan tujuan desainnya dan mengikuti rekomendasi yang
diberikan oleh industri pembuat.

Kualifikasi Kinerja (KK)


Dokumentasi yang memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem dan peralatan, yang telah
terpasang dan difungsikan, dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat
terulang, berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui.

Kualifikasi Operasional (KO)


Dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas, sistem dan peralatan yang
telah diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan pada rentang operasional
yang diantisipasi.

Kultur Sel (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Hasil pertumbuhan sel in-vitro yang diisolasi dari mikroba multisel.

Leukaferesis (dalam Pembuatan Produk Darah)


Proses pengambilan darah dari donor, pemisahan leukosit konsentrat dari darah
tersebut, kemudian komponen darah yang tersisa dan plasma residual diinfuskan kembali
ke donor.

Leukosit (dalam Pembuatan Produk Darah)


Leukosit yang diperoleh dengan cara pemisahan dari darah utuh atau melalui aferesis
dan disuspensikan ke dalam sedikit volume plasma dari donasi darah yang sama.

Linearitas (metode analisis)


Kemampuan metode memberikan hasil (dalam batas rentang yang ditetapkan) yang
langsung atau tidak langsung sebanding dengan konsentrasi analit yang terdapat dalam
sampel.

Lot
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas
yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk diproduksi dengan proses terus-menerus, lot
berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan
jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang
seragam dalam batas yang telah ditetapkan.

Lot Benih Induk (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Biakan suatu mikroorganisme dari suatu ruahan yang dipindahkan sedemikian rupa ke
dalam wadah dalam suatu operasi tunggal untuk memastikan homogenitasnya,
mencegah pencemaran dan menjamin stabilitasnya. Sebuah lot benih induk dalam
bentuk cairan lazimnya disimpan pada suhu minus 70oC atau kurang. Lot benih induk
yang dikeringkan melalui pembekuan (freeze dried) disimpan pada suhu tertentu untuk
menjamin stabilitasnya.
Lot Benih Kerja (dalam Pembuatan Produk Biologi)
Lot Benih Kerja yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan
dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan
seperti halnya dengan Lot Benih Induk.

Lot Pengisian (Lot Akhir) (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Sekumpulan produk akhir dalam wadah tertutup rapat, yang homogen dalam hal
komposisi dan risiko pencemaran selama proses pengisian dan, bila perlu, pengeringan
atau pengolahan lanjut lain seperti pemanasan. Dengan demikian suatu lot pengisian
adalah yang telah diisi dan yang perlu dikeringkan dalam satu sesi kerja.

Manajemen Mutu
Semua aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu,
sasaran, dan tanggung jawab serta penerapannya melalui antara lain perencanaan mutu,
pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.

Manajemen Risiko
Aplikasi sistematis terhadap kebijakan manajemen mutu, prosedur, serta penerapan
sampai tugas penilaian, pengendalian, komunikasi, dan peninjauan risiko.

Manajemen Risiko Mutu


Proses sistematik untuk penilaian, pengendalian, komunikasi serta pengkajian risiko mutu
obat selama siklus-hidup produk.

Manifold (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Peralatan berbentuk pipa yang dirancang khusus sehingga memungkinkan satu atau
lebih wadah gas dapat diisi secara serempak dari satu sumber.

Mutu
1. Totalitas karakteristik suatu entitas yang menyatakan kemampuannya memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan dibutuhkan. Kinerja yang handal dan konsisten dari
suatu produk atau layanan sesuai standar yang ditetapkan.

2. Derajat rangkaian sifat yang melekat pada produk, sistem atau proses yang
memenuhi persyaratan (lihat pengertian khusus untuk mutu bahan aktif obat dan
obat).

Nomor Bets / Nomor Lot


Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan
tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan bets tersebut, termasuk seluruh tahap produksi, pengawasan dan distribusi.

Obat
Semua sediaan untuk penggunaan manusia dengan tujuan memulihkan atau mengetahui
kondisi fisiologis atau patologis untuk kebaikan pengguna sediaan.

Obat Kembalian
Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur.

Obat Untuk Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Bahan aktif atau plasebo dalam bentuk obat untuk pengujian atau penggunaan sebagai
pembanding dalam suatu uji klinis, termasuk produk yang telah memperoleh izin edar
yang digunakan atau dibentuk (diformulasi atau dikemas) dengan cara berbeda dari

-
64064
bentuk yang telah diotorisasi, atau apabila digunakan untuk indikasi yang tidak diotorisasi
atau untuk mendapatkan informasi tambahan tentang bentuk yang telah diotorisasi.

Pabrik Pemisahan Komponen Udara (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Pabrik pemisahan komponen udara mengambil udara dari atmosfer dan melakukan
pemisahan komponen udara ke gas oksigen, nitrogen dan argon melalui proses
purifikasi, pembersihan, kompresi, pendinginan, pencairan dan distilasi.

Pelepasan Tekanan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Melepaskan tekanan hingga mencapai tekanan atmosfer.

Pelulusan Produk
Proses yang memungkinkan suatu produk dikeluarkan dari status karantina dengan
menggunakan sistem dan prosedur untuk menjamin produk jadi tersebut memenuhi
spesifikasi pelulusannya.

Pemangku Kepentingan
Individu, kelompok, atau organisasi yang dapat memengaruhi, dipengaruhi atau
menerima risiko. Pembuat keputusan mungkin pemangku kepentingan juga. Pemangku
kepentingan utama yang dimaksud dalam pedoman ini adalah pasien, tenaga profesi
kesehatan, Badan POM, dan industri.

Pemantauan Mutu
Bagian dari program pemastian mutu yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
peningkatan mutu khususnya mengenai pelaksanaan identifikasi dan penggunaan
indikator untuk mendeteksi variasi dari standar atau spesifikasi.

Pemasok
Agen, perantara, distributor, industri atau pedagang yang menyediakan obat dan bahan
atas permintaan. Apabila memungkinkan, para pemasok harus mempunyai izin dari
instansi yang berwenang.

Pemasok yang Disetujui


Pemasok bahan awal yang diketahui asal-usulnya, diakui dan dapat dipercaya
berdasarkan pengalaman dari pasokan yang seluruhnya memenuhi spesifikasi, dikemas
dengan benar serta utuh pada saat penerimaan dan bila mungkin juga didasarkan pada
proses penilaian pemasok.

Pemastian Mutu
Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan dalam sistem mutu dan
dilakukan sesuai kebutuhan untuk meyakinkan bahwa suatu barang akan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan.

Pembuangan Limbah (dalam Pembuatan Radiofarmaka)


Penempatan limbah zat radioaktif di dalam fasilitas yang sesuai tanpa tujuan untuk
digunakan kembali.

Pembuat Keputusan (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Personil yang kompeten serta berwewenang untuk membuat keputusan Manajemen
Risiko Mutu yang tepat dan tepat waktu.
Pembungkusan (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Kegiatan merakit komponen yang diperlukan untuk membungkus secara lengkap zat
radioaktif.

Pelulusan Parametris
Sistem pelulusan yang dapat memberikan kepastian bahwa mutu produk sudah sesuai
dengan yang diinginkan berdasarkan informasi yang terkumpul selama proses
pembuatan dan pemenuhan persyaratan CPOB yang khusus terkait dengan Pelulusan
Parametris.

Pembuatan
Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan
pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, proses
pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk didistribusi.

Pembuatan (dalam Pembuatan Produk Darah)


Seluruh proses kegiatan dalam pembuatan produk darah, mulai dari penerimaan darah
utuh, penerimaan komponen darah (sesudah pengambilan darah) sampai mendapatkan
produk akhir dari komponen darah.

Penandaan (dengan label)


Tindakan yang melibatkan penyeleksian label yang benar dengan informasi yang
dibutuhkan, disusul dengan pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan dan aplikasi dari
label tersebut.

Penandaan Radioaktif
1. Inkorporasi unsur radioaktif ke dalam suatu senyawa dengan tujuan untuk meneliti
metabolisme, nasib dan pemanfaatannya.

2. Menandai (hormon, enzim atau zat lain) dengan perunut radioaktif (isotop radioaktif
digunakan sebagai perunut).

Penarikan Kembali Produk


Suatu proses penarikan kembali dari satu atau beberapa bets atau seluruh bets produk
tertentu dari peredaran.

Pencemaran
Kemasukan cemaran kimiawi atau mikrobiologis, atau benda asing yang tidak diinginkan
kepada atau terhadap bahan awal atau produk antara atau produk jadi selama produksi,
pengambilan sampel, pengemasan atau pengemasan ulang, penyimpanan atau
pengangkutan.

Pendonor Rutin (dalam Pembuatan Produk Darah)


Seseorang yang secara rutin menyumbangkan darah atau plasma (dalam dua tahun
terakhir), sesuai dengan interval waktu minimum, pada pusat donasi yang sama.

Pendonor Ulang (dalam Pembuatan Produk Darah)


Seseorang yang telah menyumbang darah atau plasma sebelumnya, namun tidak dalam
dua tahun terakhir pada pusat donasi yang sama.

Penerimaan Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Keputusan untuk menerima risiko.
Pengambilan Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)
Prosedur di mana donasi darah tunggal ditampung di dalam larutan antikoagulan dan /
atau larutan stabilisasi.

Pengawasan Mutu
Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan produk dan dirancang
untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan,
kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan.

Pengawasan Selama-Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan dilaksanakan selama proses
pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan
peralatan.

Pengelolaan Limbah Radioaktif


Semua kegiatan, administratif dan operasional, yang mencakup penanganan,
pengolahan, pengondisian, pengangkutan, penyimpanan dan/atau pembuangan limbah
radioaktif.

Pengemasan
Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
Catatan: Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari
pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam
kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir.

Pengendalian Perubahan
Sistem formal yang digunakan untuk mengkaji suatu usul perubahan atau perubahan
yang terjadi yang mungkin memengaruhi status validasi suatu fasilitas, sistem, peralatan
atau proses. Tujuannya adalah untuk menetapkan tindakan yang akan memastikan dan
mendokumentasikan bahwa sistem tetap terjaga dalam keadaan tervalidasi.

Pengendalian Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Tindakan pelaksanaan keputusan manajemen risiko.

Pengiriman (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)


Proses pengemasan untuk pengiriman dan pengiriman produk yang dipesan untuk uji
klinis.

Pengolahan
Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan awal sampai menghasilkan
produk ruahan.

Pengolahan Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Prosedur yang ditetapkan sesudah pengambilan darah dan sebelum uji kompatibilitas
darah, termasuk identifikasi unit dari darah yang didonasikan, pembuatan komponen dari
unit darah tersebut, uji serologi, pemberian label dan penyimpanan dokumentasi terkait
dengan kegiatan ini.

Pengolahan Ulang
Pengerjaan ulang seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas
pada suatu langkah tertentu dari proses produksi agar mutunya dapat diterima sesudah
melalui satu atau lebih proses tambahan.
Pengujian Tambahan (dalam Pembuatan Produk Darah)
Pengujian tambahan yang dilakukan untuk untuk memperjelas status serologi sampel
yang reaktif berulang pada suatu pengujian penyaringan utama.

Pengungkung Primer (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Sistem yang mencegah suatu bahan biologi terlepas ke lingkungan luar langsung. Sistem
ini menggunakan wadah atau tangki tertutup atau lemari aman biologi dan prosedur
untuk keamanan kerja.

Pengungkung Sekunder (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Sistem yang mencegah suatu bahan biologi terlepas ke lingkungan luar langsung atau ke
daerah kerja lain.

Pengurangan Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Tindakan yang diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kerugian dan
tingkat keparahan bahaya tersebut.

Penilaian Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Proses sistematik yang mengelola informasi untuk menunjang pengambilan keputusan
risiko dalam proses manajemen risiko. Hal ini terdiri dari identifikasi bahaya serta analisis
dan evaluasi risiko terkait dengan paparan bahaya tersebut.

Pengkajian Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Pengkajian atau pemantauan hasil akhir proses manajemen risiko yang
mempertimbangkan (bila perlu) pengetahuan baru serta pengalaman tentang risiko.

Penyemburan dengan Gas (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Mengosongkan dan membersihkan tabung gas dengan cara:
menyembur tabung gas dengan gas yang akan diisi dan evakuasi gas di dalam
tabung dengan cara vakum, atau

menyembur tabung gas dengan gas yang akan diisi sehingga sedikit bertekanan,
setelah itu kelebihan tekanan gas dikeluarkan.

Penyimpanan
Penyimpanan obat dan bahan sampai pada saat digunakan.

Penyimpangan
Perubahan tidak terencana yang terjadi karena berbagai sebab selama kegiatan
berlangsung atau yang terdeteksi setelah kegiatan.

Penyimpangan Bets
Suatu penyimpangan dari proses yang dirinci dalam Catatan Pengolahan / Pengemasan
Bets.

Permukaan Bersih
Permukaan tertentu yang memerlukan pembersihan teratur dan digunakan selama
pembuatan produk.

Perolehan Kembali
Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi
kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses
produksi.
Personil Penanggung jawab
Seseorang yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman yang relevan dengan ruang
lingkup aktivitas yang dilaksanakannya.

Persyaratan
Kebutuhan eksplisit atau implisit atau harapan pasien atau yang berkepentingan (misal,
tenaga profesi kesehatan, Badan POM dan Kemenkes). Dalam dokumen tersebut,
persyaratan tidak hanya mengacu ke undang-undang, peraturan atau persyaratan
pemerintah, tetapi juga kebutuhan dan harapan tersebut.

Perubahan
Tiap penambahan pada, atau modifikasi suatu formula, proses, bahan, produk, sistem
atau prosedur dsb..

Pirogen
Zat yang mengakibatkan reaksi demam apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Sumber utama pirogen adalah endotoksin. Lihat juga Endotoksin.

Plasma (untuk produksi lanjut) (dalam Pembuatan Produk Darah)


Fraksi cair yang tertinggal sesudah pemisahan unsur seluler dari darah yang
dikumpulkan dalam wadah berisikan zat antikoagulan, atau yang dipisahkan melalui
proses penyaringan secara terus-menerus atau sentrifugasi darah yang telah diberikan
zat antikoagulan dalam suatu prosedur aferesis.

Plasma, beku (dalam Pembuatan Produk Darah)


Plasma yang diperoleh melalui proses pemisahan darah melebihi waktu 8 jam sesudah
donasi dan disimpan pada suhu di bawah minus 20oC.

Plasma beku-baru (dalam Pembuatan Produk Darah)


Plasma yang diperoleh melalui proses pemisahan darah dalam waktu 8 jam sesudah
donasi, dibekukan secara cepat dan disimpan pada suhu di bawah minus 20oC (lebih
baik di bawah minus 30oC)

Plasma, dikeringkan melalui pembekuan (dalam Pembuatan Produk Darah)


Bentuk plasma lain (dari yang disebutkan di atas) yang dibekukan melalui pengeringan
untuk diawetkan.

Plasma, kaya-platelet (dalam Pembuatan Produk Darah)


Plasma yang mengandung sedikitnya 70% platelet dari darah utuh aslinya.

Plasma, pulihan (dalam Pembuatan Produk Darah)


Plasma yang diperoleh kembali dari darah utuh yang didonasikan.

Plasmaferesis (dalam Pembuatan Produk Darah)


Prosedur di mana darah diambil dari donor, kemudian fraksi plasma dipisahkan dari
komponen darah yang terbentuk dan sedikitnya sel darah merah diinfuskan kembali ke
donor yang sama. Proses ini dapat diulang sekali saja.

Platelets (dalam Pembuatan Produk Darah)


Unsur darah platelet yang diperoleh melalui pemisahan dari darah utuh atau dengan cara
aferesis dan disuspensikan dalam sedikit volume plasma dari donor yang sama.
Presisi (dari metode analisis)
Tingkat variasi (atau kecocokan) antara hasil uji dari masing-masing sampel terpisah
yang diambil dari satu bets bahan atau produk yang homogen. Termasuk dalam hal ini
variasi antar analis, waktu analisis, antar pengujian terhadap ekstraksi yang sama dari
sampel yang diberikan, antar ekstraksi yang berbeda dan antar laboratorium yang
melaksanakan uji yang sama. Presisi lazimnya terdiri dari :
Ripitabilitas (dalam laboratorium yang
sama),
Reprodusibilitas (antar laboratorium yang
berbeda).

Produk Antara
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.

Produk Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Semua produk terapetik yang berasal dari darah dan plasma manusia, meliputi baik
komponen darah yang labil maupun plasma dan derivat sel yang stabil.

Produk Jadi
Produk (Obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.

Produk Kembalian
Obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena
keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau
kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan
obat yang bersangkutan.

Produk Komparator (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)


Obat investigasi atau yang telah dipasarkan (produk pembanding) atau plasebo, yang
digunakan dalam uji klinis.

Produk Ruahan
Bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan untuk
menjadi obat jadi.

Produk Ruahan Akhir


Larutan steril dari produk ruahan dengan nomor bets yang sama, yang diisi dalam wadah
akhir.

Produk Simulasi
Bahan yang hampir sama secara fisik dan, apabila memungkinkan, karakteristik
kimiawinya (seperti viskositas, ukuran partikel, pH, dan lain-lain) dengan produk yang
sedang divalidasi. Dalam banyak kasus, karakteristik tersebut terpenuhi dengan cara
menggunakan suatu bets produk plasebo.

Produksi
Seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan
dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan dan penandaan
ulang sampai menghasilkan produk jadi.

Produksi Komponen Darah (dalam Pembuatan Produk darah)


Seluruh kegiatan dalam pembuatan komponen darah, mulai dari pengambilan darah atau
komponen darah, dilanjutkan dengan pengolahan sampai menghasilkan produk jadi
komponen darah.
Prosedur
Uraian kegiatan yang harus dilakukan serta peringatan yang harus diperhatikan, baik
yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembuatan obat.

Randomisasi (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)


Suatu proses yang menetapkan subyek percobaan menjadi kelompok yang mendapat
perlakuan atau kelompok yang dikendalikan (kontrol) dengan menggunakan suatu unsur
kesempatan dalam rangka menentukan perlakuan yang akan mengurangi bias.

Rekonsiliasi
Perbandingan nilai ketidakcocokan jumlah bahan-bahan masuk dan keluar sesudah
selesai suatu proses atau serangkaian proses produksi.

Revalidasi
Suatu pengulangan validasi proses untuk memastikan bahwa perubahan proses /
peralatan dilakukan sesuai prosedur pengendalian perubahan dan tidak memengaruhi
karakteristik proses dan mutu produk.

Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Kombinasi kemungkinan kejadian yang membahayakan dengan tingkat keparahan
kejadian.

Ruang Bersih
Ruang atau area di bawah pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstruksi dan penggunaan
area ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaran dalam ruang atau area.

Ruang Penyangga Udara


Ruang tertutup berpintu dua atau lebih yang dihubungkan ke dua atau lebih ruang lain
yang berbeda kelas kebersihan dan dimaksudkan untuk mengendalikan aliran udara saat
pintu dari ruang lain terbuka.
Suatu ruang penyangga udara dapat digunakan sebagai tempat lewatnya personil atau
bahan yang akan digunakan produksi, dalam hal terakhir ini ruang penyangga udara
disebut juga kotak penyangga. Ruang penyangga udara dapat juga berfungsi sebagai
ruang antara menuju ruang bersih tempat penanganan barang steril.

Ruang Steril atau Daerah Steril


Lihat Ruang Bersih.

Sampel Representatif
Sampel yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan
yang diambil sampel.

Sanitasi
Pengendalian higiene terhadap proses produksi, termasuk bangunan, peralatan dan
penanganan bahan.

Serum
Bagian cairan dari darah atau plasma yang dikoagulasi.
Siklus-hidup Produk
Seluruh tahap dalam usia produk mulai dari pengembangan awal melalui pemasaran,
sampai produk tersebut tidak diedarkan lagi.

Silinder (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Wadah yang didesain untuk menyimpan gas pada tekanan tinggi.

Sistem
Suatu kelompok peralatan dengan suatu maksud / tujuan yang sama.

Sistem Bank Sel (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Sistem di mana bets berurutan dari suatu produk dibuat dengan proses pembiakan sel
yang berasal dari satu bank sel induk yang memiliki identitas lengkap serta bebas
cemaran. Sejumlah wadah dari bank sel induk digunakan untuk mendapatkan sebuah
bank sel kerja. Sistem bank sel divalidasi tingkat pasasenya atau jumlah penggandaan
populasinya di luar jumlah yang diperoleh selama produksi rutin.

Sistem Lot Benih (dalam Cara Pembuatan Produk Biologi)


Sistem di mana pembuatan bets produk dari Lot Benih Induk yang sama dengan jumlah
pasase yang telah ditentukan.
Vaksin yang digunakan dalam uji klinik dibuat dari Lot Benih Kerja yang diperoleh dari
beberapa kali pasase Lot Benih Induk.
Produk akhir (vaksin dalam produksi rutin) dibuat dari Lot Benih Kerja yang diperoleh dari
beberapa kali pasase Lot Benih Induk yang sama. Jumlah pasase dari Lot Benih Induk
sampai menjadi produk akhir tidak boleh melebihi jumlah pasase untuk membuat vaksin
yang digunakan dalam uji klinis yang telah terbukti memuaskan baik dari aspek
keamanan dan kemanfaatan.
Asal dan riwayat pasase Lot Benih Induk dan Lot Benih Kerja dicatat.

Sistem Mutu
Gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang melaksanakan kebijakan mutu serta
memastikan sasaran mutu terpenuhi.

Sistem Pemastian Sterilitas


Totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan sterilitas bets
produk jadi.

Sistem Terbuka (dalam Pembuatan Produk Darah)


Sistem tertutup yang telah dilanggar namun seluruh upaya dilakukan untuk
mempertahankan sterilitas sistem dengan cara menggunakan bahan steril dan teknik
penanganan aseptik di dalam suatu area bersih.

Sistem Tertutup (dalam Pembuatan Produk Darah)


Suatu sistem (seperti sistem kemasan ganda) yang rakitannya sudah terdaftar, dibuat
dalam kondisi bersih, terlindung dari lingkungan luar dan disterilisasi dengan metode
yang disetujui. Di luar dari persyaratan pengambilan /pemulihan, seperti dalam
pelaksanaan venepuncture untuk mengambil darah, keutuhan rakitan tidak boleh
dilanggar. Apabila komponen sistem saling berhubungan (misalnya untuk melaksanakan
aferesis), maka hubungan tersebut dapat dikategorikan sebagai sistem tertutup selama
dapat ditunjukkan bahwa proses penyambungan dan penyegelan dua kemasan tidak
menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran mikorba pada produk dalam tiap
kemasan.
Sistem Tertutup untuk Pengambilan dan Pemrosesan Darah (dalam Pembuatan
Produk Darah)
Sistem pengambilan dan pemrosesan darah dalam wadah yang telah dirakit oleh
pembuatnya sebelum sterilisasi, sehingga tidak ada kemungkinan terjadi cemaran bakteri
atau virus dari luar setelah pengambilan darah dari donor.

Spesifikasi Bahan
Deskripsi suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat
kimiawi, fisis dan biologis jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi
yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numeris.

Spesifikasi Kebutuhan Pengguna (SKP)


Suatu dokumen yang menguraikan semua kebutuhan fungsional suatu sistem atau
peralatan yang akan diadakan.
(Biasanya dinyatakan dalam skala prioritas misalnya harus ada, sebaiknya ada dan
baik bila ada).

Spesifisitas (dari metode analisis)


Kemampuan untuk menilai dengan jelas analit di antara adanya komponen lain di dalam
suatu sampel. Komponen ini biasanya merupakan impuritas, hasil urai atau matriks
sampel dll.

Sponsor (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)


Perorangan, perusahaan, institusi atau organisasi yang mempunyai tanggung jawab
dalam melaksanakan, mengelola dan/atau membiayai suatu uji klinik.

Status
Penggolongan bahan atau produk dalam hubungan dengan diterima (atau tidak diterima)
untuk penggunaan, pengolahan lanjut atau distribusi. Terminologi yang digunakan dapat
berupa " Karantina", Diluluskan", Ditahan, atau " Ditolak".

Steril
Bebas dari mikroorganisme viabel.

Sterilitas
Konsep ketiadaan mutlak dari mikroorganisme hidup.

Sterilisasi
Inaktivasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang
dilakukan dengan cara yang sesuai.

Studi Stabilitas
Serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan jaminan stabilitas suatu produk, yaitu
pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang dikemas dalam bahan pengemas yang telah
ditentukan dan disimpan dalam kondisi penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang
waktu tertentu.

Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang diberikan pada tiap wadah produk (umumnya pada label) yang
menyatakan sampai tanggal tersebut produk diharapkan masih tetap memenuhi
spesifikasinya, bila disimpan dengan benar. Ditetapkan untuk tiap bets dengan cara
menambahkan masa simpan pada tanggal pembuatan.
Tanggal Pembuatan
Tanggal yang ditentukan untuk suatu bets yang menunjukkan tanggal penyelesaian
pembuatannya.

Tanggal Uji Ulang


Tanggal pada saat suatu bahan harus diuji ulang untuk memastikan bahwa bahan
tersebut masih dapat digunakan.

Tanki (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Wadah statis untuk penyimpanan gas cair atau kriogenis.

Tanker (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Wadah yang terpasang pada kendaraan untuk pengiriman gas cair atau kriogenis.

Teknik Aseptis
Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menghindarkan kontaminasi produk oleh
mikroorganisme.

Tempat Pengambilan Darah Berpindah-pindah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Fasilitas yang ditentukan serta diizinkan beroperasi di luar fasiltas tetap berizin. Produk
darah yang diambil disalurkan ke fasilitas tetap.

Terinfeksi (dalam Pembuatan Produk Biologi)


Kondisi tercemar oleh agens biologi selain dari bahan biologi yang seharusnya ada pada
produk sehingga dapat menyebabkan penyebaran infeksi.

Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective Action Preventive Action /


CAPA)
Tindakan untuk menghilangkan dan mencegah penyebab ketidaksesuaian atau situasi
yang potensial yang tidak diinginkan.

Tingkat Keparahan (dalam Manajemen Risiko Mutu)


Besaran kemungkinan akibat dari bahaya.

Tren
Istilah statistika yang merujuk kepada petunjuk atau nilai perubahan variabel.

Uji Klinis (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)


Pengujian pada subjek manusia yang bertujuan untuk menemukan atau memverifikasi
efek klinis, farmakologis dan/atau farmakodinamis dari suatu obat investigasi dan/atau
untuk mengidentifikasi reaksi merugikan dari produk investigasi dan/atau untuk
mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari satu atau lebih obat
investigasi dengan tujuan untuk menentukan keamanan dan/atau khasiatnya.

Uji Kompatibilitas ( dalam Pembuatan Produk Darah)


Uji serologi in-vitro yang dilakukan terhadap donor dan penerima sampel darah untuk
menentukan kecocokan serologi darah atau komponen darah donor dengan calon
penerima.

Uji Konfirmasi (dalam Pembuatan Produk Darah)


Uji tambahan, menggunakan metode alternatif atau penanda (marker), yang
dilaksanakan pada sampel yang berulang kali reaktif pada skrining utama penentuan

-
65065
kadar, untuk mengonfirmasikan atau mengesampingkan keberadaan penanda viral (viral
marker) yang spesifik.

Uji Tekanan Hidrostatis (dalam Pembuatan Gas Medisinal)


Pengujian yang dilakukan untuk alasan keamanan sebagaimana dipersyaratkan oleh
peraturan nasional atau internasional untuk menjamin silinder atau tangki dapat bertahan
terhadap tekanan tinggi dari gas di dalamnya.

Unit (dalam Pembuatan Produk Darah)


Volume darah atau salah satu dari komponennya dalam suatu volume yang sesuai dari
antikoagulan yang diperoleh dari pengambilan darah tunggal dari satu donor.

Unit Gerak (dalam Pembuatan Produk Darah)


Unit pengambil darah yang beroperasi di luar pusat pengambilan darah yang mempunyai
kedudukan tetap.

Unit Pengambilan Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)


Lembaga atau badan yang terlibat dalam semua aspek pengambilan dan pengujian
darah atau komponen darah manusia, terlepas dari tujuan penggunaannya, serta
pemrosesan, penyimpanan dan distribusi bila tujuannya untuk transfusi.

Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Validasi Konkuren
Validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk dijual.

Validasi Pembersihan
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan yang
disetujui akan senantiasa menghasilkan peralatan bersih yang sesuai untuk pengolahan
obat.

Validasi Proses
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan dalam batas
parameter yang ditetapkan dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat
terulang untuk menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu
yang ditetapkan sebelumnya.

Validasi Prospektif
Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan produksi rutin dari produk yang akan
dipasarkan.

Validasi Retrospektif
Validasi dari suatu proses untuk suatu produk yang telah dipasarkan berdasarkan
akumulasi data produksi, pengujian dan pengendalian bets.
INDEKS LAMPIRAN

Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran

BAB 1 MANAJEMEN MUTU


(Contoh) Kebijakan Mutu 1 5
(Contoh) Protap Pelulusan Produk Jadi 1.2f 6
Penyimpangan yang Harus Dilaporkan 1.2k.1 9

(Contoh) Protap Penanganan Penyimpangan 1.2k.2 12

- Laporan Penyimpangan dan Tindakan 15


yang Telah Diambil
- Penyelidikan Penyimpangan 17

- Otorisasi Penanganan Tindakan 18


Perbaikan dari Penyimpangan
(Contoh) Protap Pengendalian Perubahan 1.2l 19
- Formulir Usulan Perubahan 22
- Daftar Periksa Persiapan Perubahan 24
- Otorisasi Pemberlakuan Perubahan 25
(Contoh) Protap Pengkajian Mutu Produk 1.5a 26
(Contoh) Format Laporan Pengkajian Mutu Produk 1.5b 28
(PMP) beserta Data Tren Analisis
- Pengkajian Mutu Produk 32

BAB 2 PERSONALIA
(Contoh) Struktur Organisasi - Model A 2.4a 48

(Contoh) Struktur Organisasi - Model B 2.4b 49

(Contoh) Struktur Organisasi - Model C 2.4c 50


(Contoh) Struktur Organisasi - Model D 2.4d 51

(Contoh) Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi 2.5 52

(Contoh) Uraian Tugas Kepala Bagian Pengawasan 2.6 55


Mutu
(Contoh) Uraian Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu 2.7 58

(Contoh) Program Pelatihan Personil 2.10a 61


(Contoh) Program Pelatihan untuk Suatu Posisi 2.10b 64

- 652 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Jadwal Pelatihan Individual 2.10c 66
(Contoh) Catatan Pelatihan Personil 2.10d 67

BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS


(Contoh) Program Pembersihan Ruangan 3.3 75
Rekomendasi Kekuatan Cahaya untuk 3.5a 77
Ruangan / Daerah Kegiatan
Rekomendasi Sistem Tata Udara untuk Tiap 3.5b 78
Kelas Kebersihan
(Contoh) Susunan Blok Bangunan Pabrik 3.6a 80
(Contoh) Konsep Alur Barang dan Personil 3.6b 81
(Contoh) Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan 3.6c 82
Proses Aseptis
(Contoh) Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan 3.6d 83
Proses Sterilisasi Akhir
(Contoh) Desain Area Penimbangan 3.9 84
(Contoh) Jenis Bahan Bangunan 3.15 85
Instalasi Lubang Udara Masuk 3.19 87

(Contoh) Desain Sistem Drainase 3.20 88


(Contoh) Aliran Udara untuk Sarana Penimbangan 3.24 89
(Contoh) Kaskade Tekanan Udara di Area Pengemasan 3.25 90
Untuk Mencegah Kontaminasi
(Contoh) Desain Pintu Darurat 3.28 91
(Contoh) Desain Gudang Penyimpanan 3.29 92
(Contoh) Desain Ruang Pengambilan Sampel 3.34 93

(Contoh) Desain Tata Letak Ruang Laboratorium 3.38 94


Pengawasan Mutu
(Contoh) Skematik Ruang Ganti Pakaian 3.43 95

BAB 4 PERALATAN
(Contoh) Perlengkapan Elektris Kedap Eksplosi 4.8a 101
(Contoh) Pembumian Wadah 4.8b 103
(Contoh) Sistem Pembumian untuk Penanganan 4.8c 104
Pelarut Mudah Terbakar Volume Kecil
(Contoh) Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi 4.10a 105
Timbangan

- 653 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
- Data Batu Timbang Standar untuk 109
Verifikasi Harian
- Format Laporan Kalibrasi Timbangan 110
Internal
(Contoh) Laporan Kalibrasi Timbangan Internal 4.10b 112
(Contoh) Label Status Kalibrasi Alat Ukur 4.10c 114
(Contoh) Label Status Alat 4.10d 115
(Contoh) Penandaan Pipa 4.16 116
(Contoh) Program Perawatan Peralatan 4.19a 117

(Contoh) Catatan Perawatan Alat 4.19b 120


(Contoh) Catatan Perbaikan Alat 4.19c 121
(Contoh) Protap Perawatan Mesin Cetak Tablet 4.22 122

(Contoh) Buku Log Peralatan 4.23 125

BAB 5 SANITASI DAN HIGIENE


(Contoh) Protap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 5.1a 131
(Contoh) Pakaian Pelindung sesuai dengan Ruang 5.1b 134
Kelas Kebersihan
(Contoh) Protap Mengenakan Pakaian Kerja dan 5.2 143
Memasuki Area Produksi Nonsteril
(Contoh) Program Higiene Perorangan 5.4 145
(Contoh) Program Pemeriksaan Kesehatan 5.5 148

(Contoh) Protap Penerapan Higiene Perorangan 5.6 149


Keadaan Pabrik, Peralatan dan Personil Yang 5.8 151
Dapat Merugikan Produk
(Contoh) Protap Mencuci Tangan 5.10a 152

(Contoh) Poster Cara Mencuci Tangan 5.10b 154


Spektrum Antimikrobial dan Karakteristik 5.10c 155
Bahan Antiseptik
(Contoh) Gambar Sarana Penyimpanan Pakaian 5.15a 156
Rumah
(Contoh) Gambar Sarana Penyimpanan Sepatu 5.15b 157
(Contoh) Protap Pengendalian Hama Terpadu 5.19 158
(Contoh) Protap Sanitasi Ruang Pencetakan Tablet 5.20a 162

- 654 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi 5.20b 166
Daftar Beberapa Bahan Pembersih untuk 5.20c 171
Sanitasi
(Contoh) Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet 5.27 172

BAB 6 PRODUKSI
(Contoh) Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan 6.2a 192
Awal dan Bahan Pengemas
(Contoh) Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan 6.2b 194
Awal untuk Produksi
(Contoh) Protap Pengolahan dan Pengemasan 6.9 197
(Contoh) Protap Penandaan 6.13 199
- Label Status Bahan Awal dan Produk 206
- Label Sampel telah Diambil 209
- Label Identitas Bahan dan Produk 210
- Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin 212
/ Alat
- Label Kegiatan Ruangan / Jalur Produks 214
- Label Perbaikan Mesin / Alat 215
- Label Limbah / Sampah Industri Farmasi 216
- Label untuk Bahan Berbahaya 217
- Label Pereaksi di Laboratorium 218
- Label untuk Retained Sampel Pertinggal 219
QA / QC
(Contoh) Daftar Pemasok 6.19 220
(Contoh) Protap Penyimpanan Bahan Awal 6.34 221
(Contoh) Sistem Penomoran Bets / Lot 6.49 223
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruang Timbang 6.58 224
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Area Pencampuran 6.69 225
Serbuk
(Contoh) Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara 6.79 227
dan Produk Ruahan
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruangan Pencetakan 6.90 229
Tablet
Persyaratan Air untuk Produksi 6.107a 230

- 655 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Protap Sanitasi Sistem Penyimpanan dan 6.107b 233
Sanitasi Purified Water (Air Murni)
- Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni 235

(Contoh) Protap Pelaksanaan Pengemasan 6.123 236

(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan 6.130a 239


Sekunder (Sediaan Tablet)
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan 6.130b 240
Sekunder (Sediaan Cair)
(Contoh) Alat Pemindai Elektronis untuk Bahan 6.131 241
Pengemas
(Contoh) Bleedline / Edge Code 6.132 242

(Contoh) Protap Pembersihan Mesin Blister 6.142 243

(Contoh) Protap Pengambilan Sampel Produk Antara, 6.163 246


Produk Ruahan dan Produk Jadi
- Jumlah Sampel yang Diambil Selama 249
Proses Pengolahan dan Pengemasan
(Contoh) Protap Penanganan Bahan dan Produk yang 6.166 250
Ditolak
(Contoh) Protap Proses Ulang (Reprocessing) atau 6.167 252
Pengolahan Ulang (Rework) Material
(Contoh) Protap Penanganan Produk Pulihan 6.168 258
(Contoh) Protap Penanganan Produk Kembalian 6.171 260
(Contoh) Protap Pemusnahan Produk 6.174 263
(Contoh) Berita Acara Pemusnahan Produk 6.175 267
(Contoh) Protap Penerimaan, Penyimpanan dan 6.177 268
Pengiriman Produk Jadi
(Contoh) Catatan Pemantauan Lingkungan Ruang 6.193 270
Penyimpanan

BAB 7 PENGAWASAN MUTU


(Contoh) Uraian Tugas Kepala Laboratorium 7.6a 280
Mikrobiologi
(Contoh) Uraian Tugas Supervisor Mikrobiologi 7.6b 282
(Contoh) Protap Pengoperasian pH Meter 7.7.1 284
(Contoh) Protap Pengoperasian Alat Uji Kekerasan 7.7.2 286
Tablet

- 656 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium 7.7.3 288
(Contoh) Protap Kalibrasi Polarimeter 7.7.4 290
(Contoh) Pancuran Air Darurat (Safety Shower) 7.7.5 291
(Contoh) Pembasuh Mata Darurat 7.7.6 293
(Contoh) Protap Penggunaan dan Pemeliharaan Alat 7.7.7 294
Pembasuh Mata Darurat
(Contoh) Catatan Pembuatan Larutan Pereaksi dan 7.8b.1 296
Media Perbenihan
(Contoh) Label Wadah Larutan Peniter 7.8b.2 297

(Contoh) Label Wadah Larutan Pereaksi dan Media 7.8b.3 298


Perbenihan
(Contoh) Protap Pembuatan Baku Kerja 7.9 299

(Contoh) Protap Pengambilan Sampel Bahan Awal 7.22 302

- Daftar Bahan Awal dengan Pola 310


Pengambilan Sampel Pola n
- Daftar Bahan Awal dengan Pola 311
Pengambilan Sampel Pola p
- Daftar Periksa Pengambilan Sampel 312
Bahan Awal
- Penandaan Wadah Sampel 313

- Penandaan Pada Wadah yang Telah 314


Diambil Sampel
- Jumlah Sampel Bahan Awal 315

Pola Pengambilan Sampel Bahan Pengemas 7.24 316

Alat Pengambil dan Wadah Sampel Bahan 7.26 321


Awal
(Contoh) Formulir Investigasi HULS untuk Uji Kimiawi 7.36 326
(Contoh) Protap Pemantauan Lingkungan Produksi 7.41b.1 328
dengan Cawan Papar
(Contoh) Protap Pemantauan Lingkungan Produksi 7.41b.2 331
dengan Cawan Kontak
(Contoh) Protap Pemantauan Lingkungan Produksi 7.41b.3 334
dengan Air Sampler
(Contoh) Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap 7.41b.4 337
Mikroba

- 657 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 8 INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU
(Contoh) Protap Inspeksi Diri 8.1 342
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.1 345
Penerimaan, Karantina dan Penyimpanan
Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Gudang 8.1.2 349
Produk Jadi)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.3 352
Pengawasan Mutu Sampling)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.4 355
Pengawasan Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.5 360
Pemastian Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.6 362
Penimbangan Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.7 365
Kelas E Proses [Granulasi, Tablet Kapsul,
Penyalutan, Kemas Primer])
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.8 369
Kemas Sekunder)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Teknik 8.1.9 373
dan Sistem Penunjang Kritis)
(Contoh) Program Inspeksi Diri 8.3.1 377
(Contoh) Rencana Inspeksi Diri 8.3.2 378
(Contoh) Laporan Inspeksi Diri 8.4 379
(Contoh) Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu 8.6 385
(Contoh) Pre-Audit Questionnaire for Manufacturer of 8.9 390
Starting Material

PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK


BAB 9
DAN PENARIKAN KEMBALI PRODUK
(Contoh) Protap Penanganan Keluhan Produk 9.2 401

(Contoh) Laporan Hasil Evaluasi Keluhan Produk 9.3 404

(Contoh) Protap Penarikan Kembali Produk 9.11 406

(Contoh) Catatan Penarikan Kembali Produk 9.14 408

- 658 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 10 DOKUMENTASI
Daftar Dokumen Yang Diperlukan 10.1 413
(Contoh) Spesifikasi Bahan Awal 10.10 415

(Contoh) Spesifikasi Bahan Pengemas 10.11 416

(Contoh) Spesifikasi Tablet 10.13 417

(Contoh) Dokumen Produksi Induk 10.15 418

(Contoh) Prosedur Pengolahan Induk 10.16 425

(Contoh) Prosedur Pengemasan Induk 10.17 442

(Contoh) Protap Membuat Prosedur Tetap 10.a 456

(Contoh) Format Untuk Prosedur Tetap 10.b 459

PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN


BAB 11 KONTRAK
(Contoh) Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan 11.1a 465
Produk Berdasarkan Kontrak
- Lampiran A Tabel Produk 476
- Lampiran B Petunjuk, Dokumen 477
Pembuatan dan Dokumen Pengujian
- Lampiran C Tabel Hubungan Kerja Sama 479
- Lampiran D Tabel Tanggung Jawab 480
(Contoh) Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis 11.1b 483
Produk Berdasarkan Kontrak
- Lampiran A Tabel Bahan 492

- Lampiran B Petunjuk, Dokumen Analisis 493

- Lampiran C Tabel Hubungan Kerja Sama 494

- Lampiran D Tabel Tanggung Jawab 495

(Contoh) Daftar Kegiatan dan Tanggung Jawab 11.5 496


Transfer Proses Produksi dan Metode Analisis

- 659 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 12 KUALIFIKASI DAN VALIDASI
(Contoh) Format Rencana Induk Validasi 12.1 507

(Contoh) Lembar Monitoring, Cakupan Kualifikasi dan 12.1a 510


Validasi
(Contoh) Jadwal Program Kualifikasi dan Validasi 12.1b 511

(Contoh) Jadwal Program Validasi Proses 12.1c 513

(Contoh) Protokol Validasi Proses untuk Sediaan Tablet 12.5a 514

(Contoh) Laporan Validasi Proses untuk Sediaan Tablet 12.5b 538

(Contoh) Protokol Kualifikasi Desain 12.8a 540

(Contoh) Laporan Kualifikasi Desain 12.8b 546

(Contoh) Protokol Kualifikasi Instalansi 12.11a 548

(Contoh) Laporan Kualifikasi Instalansi 12.11b 553

(Contoh) Protokol Kualifikasi Operasional 12.12 555

(Contoh) Laporan Kualifikasi Operasional 12.14 566

(Contoh) Protokol Kualifikasi Kinerja Mesin 12.16a 568


Cetak Tablet
(Contoh) Laporan Kualifikasi Kinerja Mesin 12.16b 574
Cetak Tablet
(Contoh) Protokol Kualifikasi Kinerja KCKT 12.16c 577

(Contoh) Laporan Kualifikasi Kinerja KCKT 12.16d 580

(Contoh) Protap Validasi Prosedur Pembersihan 12.35a 583

(Contoh) Protokol Validasi Pembersihan Mesin 12.35b 594


Fluidized Bed Dryer
- Formulir Pengambilan Sampel dengan 599
Cara Usap
(Contoh) Matriks Pengelompokan Validasi 12.38 602
Prosedur Pembersihan Menurut Nilai Risiko
(Contoh) Protap Validasi Metode Analisis 12.42a 603

(Contoh) Protokol Validasi Metode Analisis 12.42b 614


Penetapan Kadar
(Contoh) Laporan Validasi Metode Analisis 12.42c 618
Penetapan Kadar

- 660 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Laporan Verifikasi Penetapan Kadar 12.45 625

GLOSSA- 630
RIUM

- 661 -

Anda mungkin juga menyukai