Anda di halaman 1dari 2

Ini Alasan Lansia Rentan Alami Hipertensi

Resiko terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi) akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Berkisar 2 dari 3 orang berusia di atas 75 tahun diperkirakan mengidap hipertensi. Tekanan
darah diukur berdasarkan kemampuan darah menekan dinding jantung, yaitu tekanan darah sistolik
(saat jantung memompa darah) dan diastolik (saat jantung rileks).

Lansia umumnya dianggap memiliki tekanan darah normal jika sistolik di bawah 120 dan diastolik
kurang dari 80, atau dalam angka dinyatakan 120/80, sementara seseorang dinyatakan mengalami
hipertensi jika memiliki sistolik/diastolik di atas 130/80.

Baca juga: 5 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Lansia

Mengapa Lansia Rentang Mengalami Hipertensi?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tekanan darah dianggap normal jika berkisar antara 120/80
mmHg. Namun, perlu diketahui bahwa tekanan darah cenderung bervariasi setiap waktu, tergantung
pada usia, aktivitas yang dijalani, makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta waktu pengukuran.

Umumnya pada lansia, tekanan darah tergolong tinggi apabila lebih dari 140/90 mmHg. Hal yang
terjadi pada tubuh jika hipertensi terjadi pada lansia adalah sakit kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdenging, detak jantung tidak teratur, kebingungan, kelelahan, nyeri dada,
sulit bernapas, muncul darah dalam urin, serta sensasi berdebar di dada, leher, atau telinga.

Hipertensi pada lansia dikaitkan dengan proses penuaan yang terjadi pada tubuh. Semakin
bertambah usia seseorang, tekanan darah juga semakin meningkat. Meskipun proses penuaan
memang sesuatu yang alami, lansia dengan hipertensi tetap berisiko mengalami komplikasi penyakit
yang lebih serius. Seperti stroke, kerusakan ginjal, penyakit jantung, kebutaan, diabetes, dan
penyakit berbahaya lainnya.

Baca juga: Bolehkah Lansia Melakukan Diet?

Tips Mengelola Hipertensi pada Lansia

Hipertensi sebaiknya tidak dianggap sepele, terutama jika terjadi pada lansia. Agar hipertensi tidak
menjadi komplikasi yang lebih serius, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hipertensi pada lansia:
Beraktivitas fisik, untuk meningkatkan kebugaran jantung dalam memompa darah. Aktivitas fisik
bukan hal yang mudah bagi lansia, sehingga intensitas dan waktunya mungkin perlu disesuaikan
dengan kemampuan tubuh. Oleh karena itu, aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk lansia
cukup sederhana, yaitu jalan kaki, berkebun, atau beres-beres rumah dengan waktu yang singkat
(sekitar 20-30 menit per hari).

Konsumsi asupan makanan harian yang sehat. Lansia perlu membatasi asupan makanan berlemak
dan tinggi garam. Sebagai pilihannya, lansia dianjurkan untuk memperbanyak makanan berserat,
seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

Konsumsi obat hipertensi sesuai anjuran dokter. Segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi
Halodoc apabila muncul gejala atau efek samping setelah konsumsi obat, seperti mual, muntah,
pusing, dan gejala fisik lainnya.

Jaga berat badan ideal. Caranya dengan menerapkan pola makan sehat yang dikombinasikan dengan
aktivitas fisik. Memiliki berat badan sehat bisa mengurangi risiko hipertensi di usia tua.

Pantau tekanan darah secara rutin untuk menilai efektivitas pengobatan yang sedang dijalani. Selain
itu, pemantauan tekanan darah secara rutin juga berguna untuk mengurangi risiko terjadinya
komplikasi yang lebih serius.

Kelola stres dan cukup istirahat akan membantu menjaga tekanan darah tetap berada pada kondisi
normal. Jika memiliki masalah tidur, seperti henti napas sesaat atau sleep apnea, sebaiknya
bicarakan pada dokter.

Baca juga: Alasan Lansia Sering Kena Gangguan Pendengaran

Perlu diketahui juga bahwa obat anti-hipertensi hanya menurunkan tekanan darah ke level normal,
bukan menyembuhkan. Tidak jarang bahkan jika lansia harus minum obat seumur hidup. Namun,
hipertensi tidak akan mudah kambuh jika kamu menjalani gaya hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai