Anda di halaman 1dari 4

Mental illness

Mental illness atau yang disebut juga gangguan kesehatan mental adalah istilah yang mengacu
pada berbagai kondisi yang memengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku
seseorang. Kondisi ini bisa terjadi hanya sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama.

Mental illness ada sangat banyak jenisnya. Masing-masing jenis memiliki gejala yang berbeda,
tergantung pada tingkat keparahannya.

Seputar Mental Illness yang Perlu Anda Ketahui - Alodokter


Karena berhubungan dengan pikiran dan perasaan, kondisi ini bisa dibilang membutuhkan
perawatan yang cukup rumit. Meski begitu, mental illness tetap bisa diobati dan dikendalikan
dengan perpaduan psikoterapi dan obat-obatan dari dokter.

Jenis-Jenis Mental Illness


Ada lebih dari 200 jenis mental illness yang bisa dialami seseorang. Namun, beberapa di
antaranya cukup sering terjadi. Apa saja itu?

1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah salah satu jenis mental illness yang umum terjadi. Gangguan ini
bisa membuat penderitanya merasa takut atau terancam saat berhadapan dengan objek atau
situasi tertentu.

2. Depresi
Depresi juga merupakan jenis mental illness yang sering terjadi. Depresi diklasifikasikan sebagai
gangguan mood yang dapat menyebabkan gejala, seperti perasaan sedih, kehilangan, atau
kemarahan yang berlarut-larut.

3. ADHD
Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah jenis mental illness yang paling banyak
terjadi pada anak-anak dan bisa berlanjut hingga mereka dewasa. Orang dengan ADHD biasanya
cenderung hiperaktif dan memiliki kesulitan dalam mempertahankan fokus pada suatu hal.

4. Gangguan makan
Gangguan makan adalah jenis mental illness yang berhubungan dengan konsumsi makanan.
Penderitanya bisa mengonsumsi terlalu sedikit atau justru terlalu banyak makanan. Umumnya
gangguan ini berkaitan dengan kecemasan penderitanya terkait berat badan dan bentuk tubuh
yang dimilikinya.

5. Gangguan stres pascatrauma


Ini adalah gangguan yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti
pelecehan, perang, bencana alam, atau kecelakan yang serius. Gangguan ini bisa membuat
penderitanya terus merasa takut dan stres karena terbayang-bayang suatu peristiwa traumatis,
bahkan jauh setelah peristiwa tersebut berakhir.

6. Skizofrenia
Skizofrenia adalah jenis mental illness yang terjadi saat penderitanya tidak mampu membedakan
kenyataan dan pikirannya sendiri. Gangguan ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami
pemikiran yang tidak realistis, halusinasi, dan perubahan perilaku.

Gejala Mental Illness


Gejala mental illness bisa berbeda-beda, tergantung pada penyakit dan tingkat keparahannya.
Gejala-gejala ini bisa berasal dari gangguan pada emosi, pikiran, ataupun perilaku penderitanya.

Berikut ini adalah beberapa contoh gejala mental illness secara umum:

Sedih berkepanjangan
Kesulitan untuk berpikir atau berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi
Ketakutan, kekhawatiran, atau rasa bersalah yang berlebihan
Perubahan suasana hati yang ekstrem
Penarikan diri dari lingkungan sosial
Lelah yang berkepanjangan
Perubahan pola tidur
Ketidakmampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari
Kesulitan memahami situasi atau orang lain
Perubahan besar dalam kebiasaan makan
Kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang
Muncul pikiran untuk bunuh diri
Selain gejala-gejala di atas, orang yang menderita mental illness juga bisa merasakan gejala pada
fisiknya, seperti sakit perut, sakit punggung, atau sakit kepala. Gejala seperti ini disebut dengan
gejala psikosomatis.

Penyebab dan Faktor Risiko Mental Illness


Hingga kini, penyebab mental illness belum diketahui secara pasti. Namun, mental illness dapat
dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Berikut ini adalah contoh-
contohnya:

Faktor biologis
Gangguan pada fungsi sel saraf di otak, misalnya karena stroke
Riwayat keluarga penderita mental illness
Infeksi
Gangguan kelenjar tiroid
Cacat atau cedera otak
Konsumsi alkohol dan penyalagunaan obat-obatan terlarang
Gizi buruk
Faktor psikologis
Peristiwa traumatis, misalnya pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau
kecelakaan
Kesulitan bergaul dengan orang lain
Kesepian dan terisolasi
Faktor lingkungan
Kehilangan orang yang dicintai, seperti orangtua dan pasangan
Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
Pindah ke lingkungan yang baru, seperti tempat kerja atau sekolah
Stigma atau label negatif yang tidak benar dari masyarakat
Pandemi atau wabah penyakit, seperti pandemi COVID-19
Diagnosis dan Perawatan Mental Illness
Untuk mendiagnosis kondisi mental illness yang diderita pasien, psikiater akan mulai dengan
meninjau gejala dan keluhan yang dirasakan oleh pasien ataupun orang di sekitar pasien, riwayat
obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi pasien, serta riwayat penyakit mental pada pasien
dan keluarganya.

Setelah itu, psikiater juga akan melakukan pemeriksaan fisik, mulai dari pemeriksaan fisik, saraf,
laboratorium, dan radiologi. Hal ini penting untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit
fisik yang bisa menimbulkan gejala mental illness, misalnya penyakit tiroid atau stroke.

Jika psikiater mendiagnosis bahwa pasien menderita mental illness, umumnya perawatan yang
akan diberikan adalah sebagai berikut:

1. Terapi perilaku kognitif


Ini adalah jenis psikoterapi yang dilakukan untuk mengubah dan mengembangkan pola pikir dan
perilaku pasien dari yang negatif menjadi lebih posiitif. Terapi ini bisa diberikan untuk penderita
gangguan bipolar, depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia.

2. Terapi interpersonal
Psikoterapi interpersonal dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan dan cara pasien
berinteraksi pasien dengan orang lain, misalnya pasangan, keluarga, atau sahabatnya. Pasien
akan diajarkan cara berempati dan menyelesaikan konflik dengan orang lain.

3. Terapi perilaku dialektis


Umumnya, terapi ini digunakan untuk pasien dengan gangguan kepribadian ambang, tetapi bisa
juga digunakan untuk jenis mental illness yang lainnya. Ini adalah jenis psikoterapi yang
dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasien mental illness mengelola dan merespons emosi
tersebut dengan positif.

4. Obat-obatan
Selain psikoterapi, psikiater juga mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk pasien mental
illness. Peresepan obat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien,
bukan untuk menyembuhkan mental illness-nya. Berikut ini adalah beberapa contoh obatnya:

Obat antidepresan, biasanya diresepkan untuk pasien depresi, gangguan kecemasan, dan
gangguan makan
Obat antipsikotik, biasanya diresepkan untuk pasien skizofrenia dan gangguan kecemasan kronis
Obat penstabil mood, biasanya diresepkan untuk pasien dengan gangguan bipolar
Obat tidur dan obat penenang, biasanya diresepkan untuk pasien yang mengalami gangguan tidur
dan gangguan kecemasan kronis
Mental illness memiliki berbagai macam bentuk. Meski tidak terlihat sebagai sesuatu yang
mengganggu fungsi organ tubuh, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya tidak bisa berfungsi
dan bersosialisasi sebagaimana harusnya. Mental illness juga membuat penderitanya rentan
menyakiti dirinya sendiri.

Oleh karena itu, mental illness perlu segera ditemukan dan diatasi. Sayangnya, sering kali mental
illness tidak dianggap sebagai sebuah penyakit dan bahkan dicap buruk oleh masyarkat. Hal ini
membuat penderita mental illness malu untuk berobat ke dokter dan semakin menderita.

Padahal, mental illness bukanlah hal yang memalukan. Sama halnya seperti penyakit fisik,
seperti pilek ataupun diabetes, mental illness adalah masalah medis yang umum ditemukan dan
bisa diatasi.

Jadi, jika Anda mengalami gejala-gejala mental illness seperti yang telah disebutkan di atas atau
memiliki kerabat yang mengalaminya, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikolog
atau psikiater.

Anda mungkin juga menyukai