Anda di halaman 1dari 22

LITERATURE REVIEW: MANAJEMEN TATALAKSANA HENTI

JANTUNG 2020 DAN PERBEDAAN ANTARA TATALAKSANA


HENTI JANTUNG 2015 SERTA 2020

Dosen Pengampu :
Ns. Made Martini, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kadek Setiani
19089014040
Semester VI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat- Nya saya bisa menyelesaikan Literature Review yang berjudul “Manajemen
Tatalaksana Henti Jantung 2020 Dan Perbedaan Antara Tatalaksana Henti
Jantung 2015 Serta 2020” Literature Review ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga Literature ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Literature ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis demi sempurnanya tugas ini.

Semoga Literature Review ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Singaraja, 20 Mei 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 2
A. Latar Belakang ...................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................. 4
BAB II METODE PENULISAN .............................................................. 5
A. Konsep Literature Review...................................................................... 5
B. Kriteria Inklusi Ekslusi......................................................................... 5
C. Metode Penulisan Literature Review .................................................... 6
D. Sumber Data dan Pencarian Jurnal .................................................... 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 8
A. Hasil Review Artikel .............................................................................. 8
B. Tabel Critical Appraisal Result .......................................................... 12
C. Pembahasan .......................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 17
A. Kesimpulan ........................................................................................... 17
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
ABSTRAK

Keadaan jantung berhenti berdenyut merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan,


yang terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala awal yang dapat terjadi dimana saja dan
kapan saja. Kasus henti jantung menyebabkan 90% kematian apabila tidak segera
ditolong (AHA,2020 dalam Kushayati, Murtiyani, & Suidah, 2020). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen tatalaksana henti jantung. Metode
yang digunakan dalam penyusunan Literature Review ini yaitu menggunakan strategi
secara komprehensif, seperti pencarian artikel dalam database jurnal penelitian,
pencarian jurnal melalui internet dan tinjauan ulang jurnal. Media internet yang
digunakan meliputi google scholar dan lainnya. Hasil review ini telah menganalisis 5
jurnal dan mengidentifikasi tentang beberapa manajemen tatalaksana henti jantung
dan perbedaan tatalaksana henti jantung 2015 serta 2020. Dimana dari 5 jurnal ini
menjelaskan tentang manajemen tatalaksana henti jantung. Kesimpulan dari 5 jurnal
yang telah dianalisis dinyatakan bahwa adanya perbedaan antara tatalaksana henti
jantung 2015 dan tatalaksana henti jantung 2020. Kesimpulannya yaitu Bantuan
Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama pada pasien atau orang dengan
henti jantung. Dimana kegawatdaruratan henti jantung atau cardiac arrest adalah
suatu suatu keadaan dimana terjadinya penghentian mendadak sirkulasi normal darah
ditandai dengan menghilangnya tekanan darah arteri.

Kata kunci: henti jantung, manajemen tatalaksana, AHA 2015 dan 2020,
perbedaan tatalaksana henti jantung

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bantuan hidup dasar adalah suatu upaya yang harus dilakukan oleh seseorang
apabila menemukan korban yang mengalami henti jantung dimana saja maupun
kapan saja. Keadaan jantung berhenti berdenyut merupakan suatu keadaan
kegawatdaruratan, dimana kasus jantung berhenti berdenyut sering terjadi secara tiba-
tiba tanpa gejala awal yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Kondisi ini
sering terjadi di lingkungan luar rumah sakit atau sering disebut Out of Hospital
Cardiac Arrest (OHCA). Setelah denyut jantung berhenti, korban akan mengalami
gangguan fungsi vital yaitu henti napas dan tidak terabanya denyut nadi yang
menyebabkan hilangnya kesadaran. Kematian akan terjadi dalam beberapa menit jika
tidak segera ditangani secara tepat. Di Amerika serikat kasus henti jantung ini
menyebabkan 90 % kematian (AHA, 2020 dalam Kushayati et al., 2020).

Pengetahuan masyarakat tentang penanganan henti jantung sangat penting


untuk dimiliki karena pengetahuan merupakan dasar dalam melakukan tindakan.
Banyak kejadian henti jantung di masyarakat yang tidak dapat diselamatkan
dikarenakan ketidaktahuan seseorang untuk memberikan respon kegawatdaruratan.
Keterlambatan dan kesalahan dalam melakukan tindakan gawat darurat dapat
menimbulkan efek yang sangat fatal dan tidak dapat diperbaiki pada tindakan
selanjutnya. Seingga pada kasus henti jantung sangat diperlukan penangan yang cepat
dan tepat, dimana bantuan hidup dasar yang dilakukan untuk pertolongan kasus henti
jantung adalah resusitasi jantung paru (RJP). Tindakan ini kemungkinan besar bisa
menolong orang-orang yang mengalami henti jantung secara tiba-tiba. Resusitasi
jantung paru bertujuan untuk mengembalikan keadaan henti jantung dan atau henti
nafas agar kembali berfungsi optimal (Muttaqin, 2009 dalam Kushayati et al., 2020).

2
American Heart Association (AHA) merupakan suatu perkumpulan yang
berdiri pada 1966 dan menetapkan untuk pertama kali mengenai resusitasi. Pada
awalnya AHA terfokus pada urutan airway, breathing dan circulation (ABC). Namun
karena berdasarkan penelitian yang dilakukan sekuens ini akan menyebabkan
penundaan 30 detik terhadap kompresi dinding dada yang dibutuhkan untuk
mempertahankan sirkulasi darah, sehingga sekuens ini akhirnya diubah menjadi
CAB. AHA terus memperbaharui berbagai metode yang digunakan untuk melakukan
CPR khusunya dalam hal kompresi (HPGDBI, 2010 dalam Agung, I. G., &
Mahadewi, W, 2016). Berdasarkan hal tersebut, penting halnya baik tenaga medis
maupun nonmedis mengetahui tatalaksana yang terbaru mengenai bantuan hidup
dasar yaitu berdasarkan American Heart Association pada kasus henti jantung. Oleh
karena itu dalam Literature Review ini akan dibahas lebih dalam mengenai
manajemen tatalaksana henti jantung 2020 dan perbedaan tatalaksana henti jantung
2015 serta tatalaksana henti jantung 2020 berdasarkan AHA 2015 dan AHA 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu
bagaimana manajemen tatalaksana henti jantung 2020 dan perbedaan tatalaksana
henti jantung 2015 serta tatalaksana henti jantung 2020?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Literature Review ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen tatalaksana henti jantung 2020 dan perbedaan tatalaksana henti jantung
2015 serta tatalaksana henti jantung 2020.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk memahami manajemen tatalaksana henti jantung.

3
2. Untuk mengetahui perbedaan tatalaksana henti jantung 2015 dan tatalaksana henti
jantung 2020.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan teori
pengetahuan kepada masyarakat terkait manajemen tatalaksana henti jantung.

2. Manfaat Praktis

Hasil Literature Review ini dapat menjadi salah satu alternatif strategi dalam
pembelajaran guna menjadi lulusan perawat yang profesional dan memiliki
kemampuan berpikir kritis.

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam mengemban ilmu pengetahuan untuk
mengetahui pentingnya manajemen tatalaksana henti jantung sebagai bahan dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk landasan dan acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan Literature Review khususnya
manajemen tatalaksana henti jantung.

4
BAB II

METODE PENULISAN

A. Konsep Literature Review

Literature review memiliki peran yang penting dalam suatu penyusunan karya
tulis ilmiah, dikarenakan bisa menjadi sebuah awalan untuk mensintesis teori atau
juga dapat menjadi sebuah ide untuk dilakukannya sebuah penelitian lapangan.
Literature review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit, dan reprodusibel
untuk melakukan identifikasi, evaluasi, dan juga sintesis terhadap karya-karya hasil
penelitian dan juga hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan juga
praktisi. Literature review bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis terhadap
pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk menemukan ruang
kosong bagi penelitian yang akan dilakukan (Rahayu & Syafril, 2018 dalam Ni
Kadek Ayu Desi D. W, 2021).

Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang


beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet,
dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal.
Hasil- hasil penelitian yang dilakukan olh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai
pembanding dari hasil penelitian yang akan dibuat. Semua pernyataan atau hasil yang
bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya, dan tatacara mengacu pada
sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literature review yang baik
haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai (Rahayu &
Syafril, 2018 dalam Ni Kadek Ayu Desi D. W, 2021).

B. Kriteria Inklusi Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICO yang terdiri dari:

1) Population/problem yaitu masalah yang akan dianalisis sesuai dengan tema


yang sudah ditentukan dalam literature review.

5
2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan
atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan
tema yang telah ditentukan dalam literature review.

3) Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan


sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok control
dalam studi yang dipilih.

4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

C. Metode Penulisan Literature Review

Metode yang digunakan dalam penyusunan literature review ini yaitu


menggunakan strategi secara komprehensif, seperti pencarian artikel dalam database
jurnal penelitian, pencarian jurnal melalui internet, dan tinjauan ulang artikel. Media
internet yang digunakan meliputi Google Scholar. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian artikel nasional (bahasa Indonesia) pada database Google Scholar adalah
dengan 4 kata kunci. Kata kunci yang digunakan yaitu “henti jantung, manajemen
tatalaksana, AHA 2015 dan 2020, serta perbedaan tatalaksana henti jantung” yang
sudah sesuai dengan perumusan PICO dengan topik bahasan (P: henti jantung; I :
manajemen tatalaksana; C: AHA 2015 dan 2020; O: perbedaan tatalaksana henti
jantung) dan diperoleh artikel sebanyak 17 artikel, kemudian artikel tersebut difilter
kembali sesuai dengan kriteria inklusi tahun publikasi 5 tahun terakhir dari tahun
2018-2022 menjadi 9 artikel. Kemudian di filtrasi kembali dengan kriteria inklusi,
free full akses tanpa harus masuk dengan kode universitas yang bersangkutan dan
ekslusi (artikel Skripsi, Tesis, Disertasi, dan yang tidak free full text), sehingga
didapatkan 5 artikel. Jadi total jumlah artikel nasional yang akan dilakukan analisis
yakni sebanyak 5 artikel, lalu selanjutnya diidentifikasi dan disajikan dalam bentuk
tabel.

6
D. Sumber Data dan Pencarian Jurnal

Hasil pencarian dari 1


Tahap Identifikasi
database yaitu:
Artikel terekslusi
Google Scholar: 17 artikel karena tidak sesuai
dengan kriteria inklusi
dan ekslusi yang
ditentukan:
Hasil Skrining 5 tahun
terakhir: Google Scholar: 8
Tahap Skrining artikel
Google Scholar: 9 artikel

Hasil analisis fulltext dan


kelayakan berdasarkan
Tahap Kelayakan
kesesuaian outcome yang
dicapai:

Google Scholar: 5 artikel

Analisis Artikel Total artikel akhir yaitu


sebanyak 5 artikel

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelusuran artikel yang telah melalui
proses seleksi. Hasil Review Artikel disajikan dalam bentuk tabel yang menjelaskan
tentang penulis/peneliti, judul artikel, tahun, tujuan, sampel, metode penelitian, dan
output (hasil). Hasil review yang didapat dipaparkan dalam table berikut.

A. Hasil Review Artikel

Peneliti Judul Karakteristik Metodologi Hasil

Sampel

Wahyuni Analisis Sasaran utama Penelitian ini Dari hasil


& Kemampuan adalah seluruh menggunakan penelitian
Haryanto, Perawat masyarakat yang metode sebagian besar
(2020) Dalam membaca jurnal deskriptif dan responden
Melakukan ini terutama bagi analisis. Teknik melakukan
Basic Life perawat dalam sampling tindakan Basic
Support Pada melakukan basic menggunakan Life Support
Pasien Gawat life support pada total sampling sesuai SOP
Darurat Di pasien gawat atau sampling sebanyak35
Rsu Dr. darurat di RSU jenuh. perawat (84.4%),
Wahidin Dr. Wahidin Pengambilan sedangkan yang
Sudiro Sudiro Husodo data tidak sesuai SOP
Husodo Mojokerto. menggunakan dalam
Mojokerto Penelitian ini lembar observasi melakukan
merupakan SOP tindakan Basic
upaya Life sebanyak 10
menganalisis perawat (15.6%).
kemampuan

8
perawat dalam
melakukan basic
life support pada
pasien gawat
darurat

Thalib & Gambaran Sasaran utama Metode Hasil peneltian


Asia, Pengetahuan adalah seluruh penelitian adalah menunjukkan
(2020) Perawat masyarakat yang Survey deskriptif yaitu
Tentang membaca jurnal dengan jumlah pengetahuan
Prosedur ini terutama bagi sampel sebanyak perawat tentang
Tindakan perawat di RS 2 perawat yang tindakan
Resusitasi Tk.II Pelamonia pernah resusitasi jantung
Jantung Paru Makassar. mengikuti BLS, paru pada pasien
Pada Pasien Penelitian ini dengan masa cardiac arrest
Cardiac merupakan kerja > 3 tahun. berdasarkan
Arrest di RS upaya untuk standar
Tk.II mengetahui operational
Pelamonia pengetahuan prosedur (SOP)
Makassar perawat tentang di Rumah Sakit
prosedur Pelamonia, yaitu
tindakan cukup.
resusitasi jantung
paru pada pasien
Cardiac Arrest.

Kushayati Transfer Ilmu Warga Desa Metode yang Hasil pengabdian


et al., Pengetahuan Japanan, Kec digunakan masyarakat
(2020) Dan Kemlagi, Kab adalah ceramah, diperoleh dari 43
Teknologi Mojokerto. tanya jawab dan anggota

9
Dalam Penelitian ini demonstrasi. keluarga,
Pertolongan dibuat untuk pengetahuan
Kegawatdarur menransfer keluarga paling
atan Pada pengetahuan dan banyak masih
Tatanan teknologi dalam kurang yaitu 31
Keluarga pertolongan orang anggota
kegawatdarurata keluarga
n pada tatanan (72,09%) dan
keluarga setelah
pemaparan
materi
pengetahuannya
meningkat yang
paling banyak
dengan tingkat
pengetahuan
cukup sebanyak
23 orang anggota
keluarga
(53,49%).

Hidayati, Tingkat Masyarakat di Metode yang Hasil penelitian


(2020) Pengetahuan Wilayah Jakarta digunakan menunjukkan
Masyarakat Utara. Penelitian adalah deskriptif 55,6 %
Tentang ini bertujuan analitik dengan responden
Penanganan untuk jumlah memiliki tingkat
Henti Jantung mengidentifikasi responden 250 pengetahuan
di Wilayah pengetahuan orang yang yang rendah
Jakarta Utara masyarakat dipilih melalui tentang
dalam tekhnik cluster penanganan

10
penanganan random henti jantung.
kegawatdarurata sampling. Tingkat
n henti jantung. Pengumpulan pengetahuan
data dilakukan responden
menggunakan memiliki
kuesioner dan hubungan
dianalisa dengan dengan tingkat
statistik pendidikan,
univariat dan sumber
bivariat. informasi dan
keikutsertaan
dalam pelatihan
Bantuan Hidup
Dasar (BHD).
Dengan estimasi
interval 95%,
pengetahuan
responden
berada pada
angka 13,48 -
14,07 (rendah).

Aufa & Pengenalan Orang awam di Menggunakan Hasil pengabdian


Kota, Bantuan pemandian media ceramah ini adalah
(2022) Hidup Dasar umum Kaisar serta demonstrasi terjadinya
Bagi Awam Water Park tentang peningkatan
Di Kaisar Padangsidimpua pertolongan pengetahuan dari
Water Park n.Tujuan dari kepada orang karyawan
Kota kegiatan dengan henti pemandian
Padangsidimp pengabdian ini umum Kaisar

11
uan adalah jantung dengan Water Park
memberikan Padangsidimpua
mengikuti
edukasi bantuan n dan
langkah bantuan
hidup dasar pada pengunjung
hidup dasar
orang awan di dalam membantu
menurut
pemandian orang dengan
American Hearth
umum Kaisar kondisi henti
Association
Water Park jantung.
(AHA) tahun
Padangsidimpua
2020.
n.

B. Tabel Critical Appraisal Result

Author Study Sampling Data Analysis Total


Type Collection Score
Method

Wahyuni & Haryanto, 5 2 1 2 10


(2020)

Thalib & Asia, (2020) 3 2 1 1 7

Kushayati et al., 5 1 1 2 9
(2020)

Hidayati, (2020) 5 3 0 2 10

Aufa & Kota, (2022) 3 1 1 1 6

12
*Note Critical Appraisal Result Olsen-Baisch

 Study type : 3 artikel kualitatif, 4 kuantitatif (studi observational), 5


studi mixed method, 6 eksperimental study
 Sampling : 0 jika pada artikel tidak dijelaskan, 1 consecitive sampling
(sampling seadanya atau cuma di 1 site tempat penelitian, atau diambil
semua dalam target waktu tertentu), 2 Purposive sampling (yang dengan
kriteria tertentu, atau menyesuaikan dengan keinginan peneliti), 3 Jika
sample ada proses randomisasi
 Data collection: 0 jika pada artikel tidak dijelaskan, 1: jika dijelaskan
misalnya pakai enamurator, kapan diambil, apakah ada blinding atau tidak.
 Analysis : 1 narrative, 2 descriptive, 3 inferrential

C. Pembahasan

Review ini telah menganilisis 5 artikel dan mengidentifikasi beberapa


manajemen tatalaksana henti jantung, tatalaksana henti jantung 2015 dan tatalaksana
henti jantung 2020. Dimana kegawatdaruratan henti jantung atau cardiac arrest
adalah suatu suatu keadaan dimana terjadinya penghentian mendadak sirkulasi
normal darah ditandai dengan menghilangnya tekanan darah arteri. Pertolongan yang
tepat dalam kasus kegawatdaruratan cardiac arrest adalah dengan tindakan Basic Life
Support (BLS) menurut Hardisman, (2014) dalam Wahyuni & Haryanto, (2020).

Selain itu, pada penelitian Wahyuni & Haryanto, (2020) juga dijelaskan
tentang SOP Basic Life Support khususnya pada kasus henti jantung yang terdiri dari
8 langkah di dapatkan pada langkah 1 ( Proteksi Diri) 1 responden tidak melakukan
sesuai SOP yaitu tidak mencuci tangan sebelum tindakan kepasien, pada langkah 4 (
Cirkulasi) 3 responden tidak melakukan pengecekan cirkulasi secara lengkap dan
kurang tepat melakukan CPR, pada langkah 8 (Cek tanda ROSC, Response Of

13
Spontaneous Circulation) 2 responden kurang tepat melakukan obsevasi nadi karotis
sambal melihat pergerakan dada jika pasien sudah ada respon atau pergerakkan
spontan selama 5-10 detik setiap 5 siklus. Tindakan Basic Life Support (BLS) pada
kasus kegawatdaruratan henti jantung harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
Keterlambatan dan kesalahan dalam melakukan tindakan gawat darurat dapat
menimbulkan efek yang sangat fatal dan tidak dapat diperbaiki pada tindakan
selanjutnya. Sehingga setiap tenaga kesehatan terutama perawat harus memiliki
kemampuan yang baik dan sesuai SOP tentang Basic Life Support (BLS) . (Mawar &
Sugianto, 2013 dalam Wahyuni & Haryanto, 2020). Pemberian tindakan Basic Life
Support (BLS) untuk menangani cardiac arrest dibutuhkan kemampuan perawat
dalam melakukan tindakan Basic Life Support (BLS) yang dapat diperoleh melalui
proses pembelajaran, atau melalui pelatihan khusus serta dapat diperoleh melalui
seminar agar dapat diaplikasikan sesuai SOP tindakan Basic Life Support (BLS).
(Wiliastuti, Anna, & Mirwanti, 2018 dalam Wahyuni & Haryanto, 2020).

Menurut Thalib & Asia, (2020) dijelaskan tentang SOP RJP RS Pelamonia
Makassar berdasarkan AHA 2015 yang terdiri dari

1) Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal


ABC: airway, breathing dan chest compression, yaitu buka jalan
nafas, bantuan pernafasan dan kompresi dada. Saat ini kompresi dada
didahulukan, baru setelah itu kita pada airway, dan breathing.

2) Tidak ada lagi looking, listening, dan feelin. Kunci utama


menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah dengan
bertindak, bukan menilai. Telepon ambulans segera saat kita melihat
korban tidak sadar dan tidak bernafas tidak baik

3) Kompresi dada dalam lagi. Seberapa dalamanda harus menekan dada


telah berubah pada RJP 2110 ini. Sebelumnya adalah 1 ½ sampai 2
inchi (4-5cm), namun sekarang AHA merekomendasikan untuk
menekan setidaknya 2 inchi (5cm) pada dada
14
4) Kompresi dada lebih cepat lagi. AHA mengganti redaksi kalimat
disini. Sebelumnya tertulis tekanan dada sekitar 100 kompresi per
menit pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik

5) Hands only CPR. Ada perbedaan teknik dari yang tahun 2005, namun
AHA mendorong RJP seperti ini pada 2008. AHA masih
menginginkan agar penolong yang tidak terlatih melakukan Hands
Only CPR pada korban dewasa yang pingsan di depan mereka

6) Kenali henti jantung mendadak. RJP adalah satu-satunya tat laksana


untuk henti jantung mendadak AHA meminta kita waspada dan
melaukan RJP saat itu terjadi

7) Jangan berhenti menekan

8) Setiap pengehentian menekan dada berarti menghentikan darah ke


otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran darah
berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada untuk
mengalirkan darah kembali. AHA menghendaki kita untuk terus
menekan selama kita bisa.

Sejalan dengan penelitian Kushayati, et al (2019) menyebutkan bahwa salah


satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
memberikan pertolongan hidup dasar adalah melalui pendidikan kesehatan BHD.
Dengan adanya pengabdian masyarakat ini melalui metode ceramah gawat darurat
henti jantung dan demontrasi melakukan RJP masyarakat pada akhirnya mempunyai
kemampuan dan perilaku dalam penanganan awal korban. Kemampuan dan perilaku
penanganan kegawatdaruratan henti jantung dapat mengurangi tingginya angka
kematian. Sehingga menranfer ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pertolongan
kegawatdaruratan henti jantung melalui metode ceramah dan diskusi dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga dan dengan demonstrasi secara langsung

15
melakukan latihan bantuan hidup dasar resusitasi jantung paru memberikan rasa
percaya diri dan tidak segan untuk memberikan pertolongan kepada korban.

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui dan dapat dipelajari secara


umum. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku tetapi
pengetahuan sangat penting diberikan sebelum suatu tindakan dilakukan. Perilaku
yang didasari oleh pengetahuan biasanya akan bertahan lebih lama dibandingkan
dengan yang tanpa pengetahuan. Tinggi atau rendahnya pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : usia, pendidikan, pengalaman dan
informasi (Notoadmodjo 2012 dalam Hidayati, 2020). Salah satu informasi yang
penting diketahui masyarakat adalah tentang bantuan hidup dasar (BHD). Hasil
penelitian Hidayati, (2020) menunjukkan bahwa sebagian besar (55,6 %) masyarakat
masih memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang BHD bagi korban henti
jantung. Berdasarkan hasil penelitian Hidayati, (2020) dan pembahasan mengenai
gambaran pengetahuan masyarakat tentang penanganan henti jantung, dapat diketahui
bahwa sebagian besar masyarakat Jakarta Utara memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD). Selain itu juga ditemukan tiga faktor
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat yaitu: tingkat pendidikan,
sumber informasi dan pengalaman mengikuti pelatihan BHD.

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama pada pasien


atau orang dengan henti jantung. Banyak korban yang tidak dapat diselamatkan
nyawanya ditempat umum akibat kurangnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat terkait cara yang tepat dilakukan oleh orang awam atau penyelamat awan
kepada pasien. Kurang dari 40% individu dewasa menerima bantuan hidup dasar
yang dimulai oleh individu awam, dan kurang dari 12% yang menerapkan AED
sebelum kedatangan bantuan dari tenaga kesehatan dari pelayanan kesehatan yang
ada. Berdasarkan AHA 2020 direkomendasikan agar individu awam memulai
CPR/BHD untuk dugaan henti jantung karena risiko bahaya pada pasien rendah jika
pasien tidak mengalami henti jantung.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bantuan


Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama pada pasien atau orang dengan
henti jantung. Dimana kegawatdaruratan henti jantung atau cardiac arrest adalah
suatu suatu keadaan dimana terjadinya penghentian mendadak sirkulasi normal darah
ditandai dengan menghilangnya tekanan darah arteri. Kondisi ini sering terjadi di
lingkungan luar rumah sakit atau sering disebut Out of Hospital Cardiac Arrest
(OHCA). Setelah denyut jantung berhenti, korban akan mengalami gangguan fungsi
vital yaitu henti napas dan tidak terabanya denyut nadi yang menyebabkan hilangnya
kesadaran. Kematian akan terjadi dalam beberapa menit jika tidak segera ditangani
secara tepat. Tatalaksana henti jantung 2015 dan tatalaksana 2020 terdapat sedikit
perbedaan karena mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Sehingga
masyarakat perlu mengetahui dan memahami terkait manajemen tatalaksana henti
jantung agar nantinya apabila menemukan korban henti jantung mampu untuk
memberikan penanganan yang cepat dan tepat.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat mampu mengetahui dan memahami

manajemen tatalaksana henti jantung.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan literature

review ini sebagai panduan dalam membuat penelitian selanjutnya atau

mengembangkan penelitian yang sama dengan memperluas kajian


17
mengenai manajemen tatalaksana henti jantung.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil literature review ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan

dalam manajemen tatalaksana henti jantung dan pentingnya penanganan

yang cepat dan tepat pada korban henti serta dapat dijadikan refrensi

dalam bidang pendidikan kesehatan sebagai bahan dalam proses

pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aufa, U., & Kota, R. (2022). PENGENALAN BANTUAN HIDUP DASAR BAGI
AWAN DI. 4(1), 70–73.

Agung, I. G., & Mahadewi, W. (2016). What ’ S New on Aha 2015 ?

Hidayati, R. (2020). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Henti


Jantung di Wilayah Jakarta Utara. NERS Jurnal Keperawatan, 16(1), 10.
https://doi.org/10.25077/njk.16.1.10-17.2020

Kushayati, N., Murtiyani, N., & Suidah, H. (2020). Transfer Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi Dalam Pertolongan Kegawatdaruratan Pada Tatanan Keluarga.
Journal of Community Engagement and Employment, 2(2), 151–156. Retrieved
from http://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE

Ni Kadek Ayu Desi D. W, D. (2021). LITERATURE RIVIEW: PENGARUH


PENGGUNAAN OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS
TUBUH DI MASA PANDEMI COVID-19 OLE. (18089014008), 6.

Thalib, A. H. S., & Asia, N. (2020). Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang


Prosedur Tindakan Resusitasi Jantung Paru Pada Pasien Cardiac Arrest di RS
Tk.II Pelamonia Makassar. Jurnal Mitrasehat, 10(1), 62–73.

Wahyuni, L., & Haryanto, A. (2020). ANALISIS KEMAMPUAN PERAWAT


DALAM MELAKUKAN BASIC LIFE SUPPORT PADA PASIEN GAWAT
DARURAT DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO. Jurnal
Ilmu Kesehatan, 8(2), 153. https://doi.org/10.32831/jik.v8i2.262

19

Anda mungkin juga menyukai