Anda di halaman 1dari 22

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN GADAR DAN KRITIS

Oleh:

I Made Diandika Bayu Sagitha

NIM. 17089014026

SEMESTER VII A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2021
KATA PENGHANTAR

Om Swastiastu, Assalamu’alaikum. Wr. Wb, Salam sejahtera untuk kita

semua. Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunianyalah saya selaku penulis makalah yang berjudul “ Trend dan

Issue Keperawatan Gadar dan Kritis”. Yang mana makalah ini sebagai salah satu

tugas Mata Kuliah Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan terselesaikannya makalah ini, maka

saya selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada : Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang

sifatnya membangun sehingga dapat dipergunakan untuk membantu perbaikan

mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat

memenuhi harapan sebagaimana mestinya dan atas perhatian dan kerjasamanya

saya ucapkan terima kasih.Om Shanty, Shanty, Shanty Om,

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb, Salam sejahtera untuk kita semua.

Singaraja, 23 Januari 2021

Penyusun

I Made Diandika bayu Sagitha

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menganalisis Jurnal ................................................................................ 6

2.2 Pembahasan Jurnal................................................................................ 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. . 17

3.2 Saran........................................................................................................... . 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegawatdaruratan merupakan kejadian tiba-tiba yang menuntut

tindakan segera yang mungkin disebabkan oleh kejadian alam, bencana

teknologi, perselisihan atau kejadian yang disebabkan oleh manusia (WHO

dalam Dewi, 2015). Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja dan

kapan saja. Salah satu tugas petugas kesehatan adalah menangani masalah

tersebut. Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan kondisi

kegawatdaruratan tersebut dapat terjadi di luar rumah sakit atau di daerah yang

sulit dijangkau oleh petugas kesehatan sehingga peran serta masyarakat

menjadi hal penting yang dibutuhkan dalam kondisi tersebut yaitu membantu

korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan (Sudiharto & Sartono,

2011 dalam (Ngirarung et al., 2017))

Menurut Proclemer et al (2012) dalam penelitian Fatmawati et al

(2020) Kejadian henti jantung merupakan kondisi kegawatdaruratan dari

penyakit jantung yang sering terjadi. Kejadianya tidak hanya pada usia tua

tetapi juga usia muda (Hirlekar et al., 2018). Penelitian di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa sekitar 400.000-460.000 kasus henti jantung setiap tahun

terjadi di luar Rumah Sakit. Hampir 80% kejadian henti jantung terjadi di luar

rumah sakit. Penyebab utama kematian di kalangan orang dewasa di negara-

negara Eropa dan di Amerika Serikat, adalah henti jantung di luar rumah sakit

(Out of Hospital Cardiac Arrest/OHCA) dan perkiraan kejadian di Eropa

1
2

adalah 38 per 100.000 orang per tahun untuk semua irama OHCA dan 17 per

100.000 orang per tahun untuk OHCA karena Ventricular

Tachicardy/Ventricular Fibrilation (VT/VF).

Berdasarkan informasi dari Depkes (2014) di Indonesia sendiri belum

didapatkan data yang jelas mengenai jumlah prevalensi kejadian henti jantung

di kehidupan sehari- hari atau di luar rumah sakit, namun diperkirakan sekitar

10.000 warga per tahun yang berarti 30 orang per hari mengalami henti

jantung. Kejadian terbanyak dialami oleh penderita jantung koroner. Kematian

yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit

jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3

juta kematian pada tahun 2030. (Ngirarung et al., 2017)

Pertolongan yang tepat dalam menangani kasus kegawatdaruratan

dalam hal ini yaitu cardiac arrest adalah Basic Life Support atau yang dikenal

dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Cardio Pulmonary Resusitation (CPR)

atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah sekumpulan

intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi

vital organ pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri

dari pemberian kompresi dada dan bantuan nafas (Hardisman, 2014 dalam

(Ngirarung et al., 2017)).

Bantuan Hidup Dasar dalam hal ini yaitu tindakan Resusitasi Jantung

Paru (RJP) merupakan penentu penting dalam kelangsungan hidup korban

henti jantung. Hal ini berarti membutuhkan peningkatan jumlah bystander

BHD di lingkungan masyarakat (AHA, 2010 dalam (Ngirarung et al., 2017)).


3

Seharusnya para remaja yang tergolong siswa setingkat sekolah

menengah atas (SMA) sudah dapat melakukan tindakan RJP dengan baik dan

benar. Pemberian simulasi tindakan Resusitasi Jantung Paru pada para siswa

SMA merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi peningkatan

jumlah orang yang terlatih dalam BHD sehingga dapat menjadi bystander di

lingkungannya masing-masing. (Ngirarung et al., 2017)

Dalam menolong siswa. Rendahnya pengetahuan dapat berdampak

pada munculnya bentuk-bentuk sikap dan perilaku prososial terhadap orang

disekitarnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial hendaknya senantiasa

memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Penilaian yang

diharapkan adalah mampu meningkatkan menjadi lebih baik pengetahuan dan

motivasi siswa dalam menolong terkait Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Motivasi dalam menolong khususnya korban henti jantung diharapkan akan

menghasilkan keuntungan terhadap pihak lain dimana dengan adanya

pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) disertai dengan motivasi yang

tinggi dalam menolong hal tersebut dapat membantu mencengah kematian dan

mengurangi timbulnya kecacatan. (Syaiful et al., 2019)

Masyarakat kadang-kadang mengambil keputusan yang salah tentang

tindakan pertolongan pertama pada kasus henti jantung. Mereka mungkin

terlambat menelepon 119 atau bahkan mengabaikan layanan medis darurat dan

membawa korban cedera atau sakit ke tempat pelayanan kesehatan dengan

kendaraan pribadi, padahal ambulan lebih baik untuk korban. Ketika

memberikan pertolongan pertama pada korban kasus henti jantung penolong


4

harus memberikan penanganan atau tindakan dengan tepat untuk

menghilangkan ancaman nyawa korban (Ngurah & Putra, 2019)

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengambil judul Literarur

Review “Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap

Tingkat Motivasi Siswa SMA dan Masyarakat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut “Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung

Paru (RJP) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa?”.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh

Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Tingkat

Motivasi Siswa SMA dan Masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus untuk penelitian adalah Menganalisis Pengaruh

Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Tingkat

Motivasi Siswa SMA dan Masyarakat.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

wawasan atau teori tentang Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi

Jantung Paru (RJP) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa SMA dan


5

Masyarakat serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan sebagai

bahan-bahan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam

melakukan penelitian lebih lanjut tentang Pengaruh Simulasi

Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Tingkat

Motivasi Siswa SMA dan Masyarakat.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menganalisis Jurnal

Karakteristik Metodologi
Peneliti Judul Tujuan Hasil
Sampel Penelitian
(Ngirarung Pengaruh Mengetahui - Poulasi :Siswa - Desain Penelitian Penelitian didapat nilai P-value

et al., Simulasi Pengaruh SMA Negeri 9 : quasy sebesar 0,00 (< ? = 0,05).

2017) Tindakan Simulasi Binsus manado experiment with Kesimpulan menunjukkan

Resusitasi Tindakan - Sampel : 33 one group pre- adanya pengaruh simulasi

Jantung Paru Resusitasi responden post test tindakan RJP terhadap tingkat

(Rjp) Terhadap Jantung Paru - Teknik - Instrumen motivasi menolong korban

Tingkat (RJP) Terhadap Sampling : penelitian : henti jantung pada siswa SMA

Motivasi Siswa Tingkat Total Sampling kuesioner Negeri 9 Binsus Manado.

Menolong Motivasi Siswa

Korban Henti Menolong

6
Jantung Di Korban Henti

Sma Negeri 9 Jantung di SMA

Binsus Manado Negeri 9 Binsus

Manado.
(Fatmawati Peningkatan Sebagai upaya - Poulasi : Siswa Metode yang Kegiatan ini memberi dampak

et al., Pengetahuan untuk Islam digunakan adalah positif pada peningkatan

2020) Bantuan Hidup menciptakan Brawijaya peserta diberikan pengetahuan siswa terkait

Dasar Pada orang awam - Sampel : 25 pendidikan kesehatan pemberian bantuan hidup dasar

Kondisi Henti yang mampu orang terlebih dahulu dan dan resusitasi jantung paru.

Jantung Di mengenali - Teknik kemudian dilanjutkan

Luar Rumah kondisi henti Sampling : - dengan role play

Sakit Dan jantung yang

Resusitasi terjadi di

Jantung Paru masyarakat dan

Kepada Siswa melakukan

7
SMA upaya BHD

sedini mungkin

dan dapat

melakukan

tindakan tepat

rujukan.

Metode
(Muniarti Pengaruh untuk - Poulasi : - Desain Uji T-Dependent didapatkan

& Herlina, Simulasi menganalisis Karang Taruna Penelitian : nilai p value < 0.05.

2019) Pelatihan pengaruh Rw 06 quasi Kesimpulan menunjukan

Bantuan Hidup simulasi Kampung Utan experiment with bahwa terdapat pengaruh yang

Dasar (Bhd) pelatihan BHD Kelurahan one group signifikan antara simulasi

Terhadap terhadap Krukut Depok dengan pretest- BHD terhadap motivasi

Motivasi Dan motivasi dan - Sampel : 23 posttest. (p=0.000), skill (p=0.000), dan

Skill Resusitasi skill RJP. responde - Instrumen pengetahuan (p=0.000) di RW

8
Jantung Paru - Teknik Penelitian : 06 Krukut.

(Rjp) Pada Sampling : - kuesioner dan

Karang Taruna lembar

Rw 06 observasi.

Kampung Utan - Analisa data : uji

Kelurahan T-Independent,

Krukut Depok T-Dependent,

Wilcoxon Sign

Test, dan

Korelasi

Pearson.
(Syaiful et Pengetahuan Untuk - Poulasi : Siswa - Desain pengetahuan siswa tentang

al., 2019) Siswa Tentang mengetahui SMAN 02 Penelitian : BHD sebagian besar baik

Bantuan Hidup hubungan Kota Bima corelational dengan persentase 63,8 % dan

Dasar (BHD) pengetahuan - Sampel : 38 dengan metode motivasi menolong korban

9
Dengan siswa tentang responden cross sectional. henti jantung sebagian besar

Motivasi bantuan hidup - Teknik - Instrumen tinggi dengan persentase 60,5

Menolong dasar (BHD) Sampling : Penelitian : %. Hasil data yang dianalisis

Korban Henti dengan motivasi Cluster kuesioner. dengan uji korelasi

Jantung Pada menolong Sampling - Analisa Data : menggunakan spearman rank

Pelajar SMA korban henti uji spearman diperoleh hasil nilai p = 0.000

jantung di sman rank dengan <nilai α = 0.05. Karena nilai p

02 kota bima. tingkat = 0.000 <nilai α = 0.05. maka

Desain signifikan (α = artinya H0 ditolak dan Ha

0.05). diterima. Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya

hubungan pengetahuan siswa

tentang bantuan hidup dasar

(BHD) dengan motivasi

10
menolong korban henti jantung

di SMAN 02 Kota Bima.


(Ngurah & Pengaruh Tntuk - Populasi : STT - Desain Hasil penelitian menunjukkan

Putra, Pelatihan mengetahui Desa Dawan penelitian : pre bahwa sebagian besar

2019) Resusitasi pengaruh Kaler experimentalden responden berjenis kelamin

Jantung Paru pelatihan RJP - Sampel : 160 gan pendekatan perempuan (63,8%), terbanyak

Terhadap terhadap rsponden pre-post test usia responden 17-25 tahun

Kesiapan kesiapan - Teknik - Instrumen (95%), terbanyak pendidikan

Sekaa Teruna memberikan Sampling : Penelitian : responden SMA/SMK

Teruni Dalam pertolongan Simple Kuesioner (58,1%), terbanyak pekerjaan

Memberikan STT pada kasus Random - Analisa data : responden masih

Pertolongan kegawatdarurat Sampling Wilcoxan pelajar/mahasiswa (80,6%),

Pada Kasus an henti jantung Signed Rank sebelum diberikanpelatihan

Kegawatdarura di Desa Dawan Test RJP kategori kurang siap

tan Henti Kaler Tahun (32,5%) dan kategori belum

11
Jantung 2018. siap (67,5%), setelah diberikan

pelatihan RJP terjadi

peningkatan kesiapan

menolong, kategori sangat siap

(63,8%) dan kategori siap yaitu

36,3%.

12
13

2.2 Pembahasan Jurnal

Cardiac arrest atau henti jantung merupakan salah satu kondisi

kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa serta mengakibatkan

kematian jika tidak ditangani segera. Kejadian henti jantung di luar rumah

sakit sebagian besar terjadi di rumah dan tempat-tempat tertentu saat

melakukan aktivitas. (Sasson et al 2013), juga menyatakan bahwa kejadian

henti jantung sekitar 360.000 korban banyak ditemukan di luar rumah

sakit setiap tahunnya dan 15% sebagai penyebab seluruh kematian.

Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh

nomor satu dengan raihan 29 % kematian global setiap tahun (Ridwan,

2010 dalam (Ngurah & Putra, 2019)).

Pertolongan yang tepat dalam menangani kasus kegawatdaruratan

dalam hal ini yaitu cardiac arrest adalah Basic Life Support atau yang

dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Cardio Pulmonary

Resusitation (CPR) atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP)

adalah sekumpulan intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan

mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti

nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan

nafas (Hardisman, 2014 dalam (Ngirarung et al., 2017)).

Bantuan Hidup Dasar dalam hal ini yaitu tindakan Resusitasi

Jantung Paru (RJP) merupakan penentu penting dalam kelangsungan hidup

korban henti jantung. Hal ini berarti membutuhkan peningkatan jumlah


14

bystander BHD di lingkungan masyarakat (AHA, 2010 dalam (Ngirarung

et al., 2017)).

Seharusnya para remaja yang tergolong siswa setingkat sekolah

menengah atas (SMA) sudah dapat melakukan tindakan RJP dengan baik

dan benar. Pemberian simulasi tindakan Resusitasi Jantung Paru pada para

siswa SMA merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi

peningkatan jumlah orang yang terlatih dalam BHD sehingga dapat

menjadi bystander di lingkungannya masing-masing. (Ngirarung et al.,

2017)

Dalam menolong siswa. Rendahnya pengetahuan dapat berdampak

pada munculnya bentuk-bentuk sikap dan perilaku prososial terhadap

orang disekitarnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial hendaknya

senantiasa memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.

Penilaian yang diharapkan adalah mampu meningkatkan menjadi lebih

baik pengetahuan dan motivasi siswa dalam menolong terkait Bantuan

Hidup Dasar (BHD). Motivasi dalam menolong khususnya korban henti

jantung diharapkan akan menghasilkan keuntungan terhadap pihak lain

dimana dengan adanya pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) disertai

dengan motivasi yang tinggi dalam menolong hal tersebut dapat

membantu mencengah kematian dan mengurangi timbulnya kecacatan.

(Syaiful et al., 2019)

Masyarakat kadang-kadang mengambil keputusan yang salah

tentang tindakan pertolongan pertama pada kasus henti jantung. Mereka


15

mungkin terlambat menelepon 119 atau bahkan mengabaikan layanan

medis darurat dan membawa korban cedera atau sakit ke tempat pelayanan

kesehatan dengan kendaraan pribadi, padahal ambulan lebih baik untuk

korban. Ketika memberikan pertolongan pertama pada korban kasus henti

jantung penolong harus memberikan penanganan atau tindakan dengan

tepat untuk menghilangkan ancaman nyawa korban (Ngurah & Putra,

2019)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ngirarung et al (2017)

menunjukkan bahwa dari penelitian didapat nilai P-value sebesar 0,00 (< ?

= 0,05). Kesimpulan menunjukkan adanya pengaruh simulasi tindakan

RJP terhadap tingkat motivasi menolong korban henti jantung pada siswa

SMA Negeri 9 Binsus Manado. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh

Fatmawati et al (2020) dimana penelitian ini bertujuan sebagai upaya

untuk menciptakan orang awam yang mampu mengenali kondisi henti

jantung yang terjadi di masyarakat dan melakukan upaya BHD sedini

mungkin dan dapat melakukan tindakan tepat rujukan. Hasil dari

penelitian ini Kegiatan ini memberi dampak positif pada peningkatan

pengetahuan siswa terkait pemberian bantuan hidup dasar dan resusitasi

jantung paru.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muniarti & Herlina

(2019) menunjukkan bahwa Uji T-Dependent didapatkan nilai p value <

0.05. Kesimpulan menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan


16

antara simulasi BHD terhadap motivasi (p=0.000), skill (p=0.000), dan

pengetahuan (p=0.000) di RW 06 Krukut.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful et al (2019)

menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang BHD sebagian besar baik

dengan persentase 63,8 % dan motivasi menolong korban henti jantung

sebagian besar tinggi dengan persentase 60,5 %. Hasil data yang dianalisis

dengan uji korelasi menggunakan spearman rank diperoleh hasil nilai p =

0.000 <nilai α = 0.05. Karena nilai p = 0.000 <nilai α = 0.05. maka artinya

H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan pengetahuan siswa tentang bantuan hidup dasar (BHD) dengan

motivasi menolong korban henti jantung di SMAN 02 Kota Bima.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ngurah & Putra (2019)

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan (63,8%), terbanyak usia responden 17-25 tahun (95%),

terbanyak pendidikan responden SMA/SMK (58,1%), terbanyak pekerjaan

responden masih pelajar/mahasiswa (80,6%), sebelum diberikanpelatihan

RJP kategori kurang siap (32,5%) dan kategori belum siap (67,5%),

setelah diberikan pelatihan RJP terjadi peningkatan kesiapan menolong,

kategori sangat siap (63,8%) dan kategori siap yaitu 36,3%.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegawatdaruratan merupakan kejadian tiba-tiba yang

menuntut tindakan segera yang mungkin disebabkan oleh kejadian

alam, bencana teknologi, perselisihan atau kejadian yang

disebabkan oleh manusia (WHO dalam Dewi, 2015).

Cardiac arrest atau henti jantung merupakan salah satu

kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa serta

mengakibatkan kematian jika tidak ditangani segera. Kejadian

henti jantung di luar rumah sakit sebagian besar terjadi di rumah

dan tempat-tempat tertentu saat melakukan aktivitas. (Sasson et al

2013).

Pertolongan yang tepat dalam menangani kasus

kegawatdaruratan dalam hal ini yaitu cardiac arrest adalah Basic

Life Support atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar

(BHD). Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau yang biasa

disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah sekumpulan

intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan

mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan

henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan

bantuan nafas (Hardisman, 2014 dalam (Ngirarung et al., 2017)).

17
18

3.2 Saran

Jadikanlah makalah ini sebagai acuan untuk pembelajaran

kedepannya, serta jadikan makalah ini penambah wawasan

mengenai menganalisis jurnal baik keperawatan gadar dan kritis

dan yang lainnya, serta untuk mengaplikasikan nya pada

masyarakat ataupun pasien di Rumah Sakit kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, A., Mawaddah, N., Prafita Sari, I., Studi Ilmu Keperawatan, P., Tinggi

Ilmu Kesehatan Majapahit, S., & Studi Profesi Ners, P. (2020). Peningkatan

Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar Pada Kondisi Henti Jantung Di Luar

Rumah Sakit Dan Resusitasi Jantung Paru Kepada Siswa Sma. JMM (Jurnal

Masyarakat Mandiri), 4(6), 1176–1184.

Muniarti, S., & Herlina, S. (2019). Pengaruh Simulasi Pelatihan Bantuan Hidup

Dasar (Bhd) Terhadap Motivasi Dan Skill Resusitasi Jantung Paru (Rjp)

Pada Karang Taruna Rw 06 Kampung Utan Kelurahan Krukut Depok.

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 3(2).

Ngirarung, S., Mulyadi, N., & Malara, R. (2017). Pengaruh Simulasi Tindakan

Resusitasi Jantung Paru (Rjp) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa Menolong

Korban Henti Jantung Di Sma Negeri 9 Binsus Manado. Jurnal

Keperawatan UNSRAT, 5(1), 108532.

Ngurah, I. G. K. G., & Putra, I. G. S. (2019). Pengaruh Pelatihan Resusitasi

Jantung Paru Terhadap Kesiapan Sekaa Teruna Teruni Dalam Memberikan

Pertolongan Pada Kasus Kegawatdaruratan Henti Jantung. Jurnal Gema

Keperawatan, 12(1), 12–22.

Syaiful, S., Dahlan, D., Larasati, R., & Martiningsih, M. (2019). Pengetahuan

Siswa Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dengan Motivasi Menolong

Korban Henti Jantung Pada Pelajar SMA. Bima Nursing Journal, 1(1), 26.

https://doi.org/10.32807/bnj.v1i1.361

Anda mungkin juga menyukai