CONTOH PERAGAKAN
TUNJUAN UTAMA KONSELING
Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka estimasi populasi kunci sebanyak
793.230 dan jumlah estimasi Orang dengan HIV-AIDS mencapai 19.490 orang
(Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV dan AIDS, Depkes, 2006).
Sementara itu Dinkes Provinsi Jawa Barat mencatat hingga Juni 2011 terdapat
5.966 kasus HIV-AIDS di Jawa Barat. Dengan demikian masih banyak kasus HIV
yang belum terdeteksi di Jawa Barat, padahal deteksi dini status HIV melalui VCT
Untuk itu layanan VCT menjadi sangat penting. Semakin banyak orang yang
perilakunya berisiko tinggi terkena HIV mau melakukan tes HIV akan semakin
baik. Setidaknya, ada dua keuntungan penting bila kita mengetahui status HIV
kita. Pertama, bila terinfeksi HIV, kita dapat mengambil langkah-langkah yang
dipandang perlu, yang secara potensial dapat memperpanjang hidup. Kedua, kita
TAHAP VCT
PELAKSANAAN VCT
O INSTRUKSI KERJA PETUGAS
1 KONSELING PRE TESTING
1.1 Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
1.2 Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor registrasi)
dan mempersilahkan masuk keruangan.
1.3 Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang
telah tersedia.
1.4 Memberi salam dan memperkenalkan diri.
1.5 Memeriksa ulang nomor kode pelanggan dalam formulir
PERAWAT
dokumen pelanggan.
1.6 Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan.
1.7 Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada
pada cek list untuk konseling pre test (cek list pada lampiran)
1.8 Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS,
termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS
secara rutin, khususnya pada penasun (IDU)
1.9 Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
1.10 Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk
dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan
dan akibat melakukan tes HIV.
1.11 Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan
hasil dan arti dari tes HIV.
1.12 Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test.
1.13 Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan
memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri
denganstatus HIV.
1.14 Menjajaki kemapuan pelanggan dalam mengatasi masalah.
1.15 Melakukan penilaian system dukungan.
1.16 Memberi waktu untuk berfikir.
1.17 Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor memberikan form
informed consent kepada pelanggan dan meminta tanda
tangannya setelah pelanggan membaca isi form HIV/.AIDS.
1.18 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi form
rujukan ke laboratorium.
1.19 Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil
test.
1.20 Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan
menyerahkan form laboratorium kepada petugas pengambilan
darah.
1.21 Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor
menawarkan kepada pelanggan untuk dating kembali sewaktu-
waktu bila masih memerlukan dukungan dan / atau untuk
dilakukan test.
1.22 Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.