(PENELITIAN DESKRIPTIF)
Oleh:
NOVIA CRISTI
NIM: 2012. A.03.314
(PENELITIAN DESKRIPTIF)
Dibuat sebagai syarat untuk menempuh ujian sidang Karya Tulis Ilmiah dan
melanjutkan Sekolah penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka HarapPalangka Raya
Oleh:
NOVIA CRISTI
NIM: 2012. A.03.314
i
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
Palangka Raya,Agustus2016
Yang menyatakan
NOVIA CRISTI
ii
SURAT PERNYATAAN
(NOVIA CRISTI)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-2 Tahun
Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) Di Wilayah
Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya 2016.
Oleh :
Pembimbing
iv
PENETAPAN PANITIAN PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-2 Tahun
Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) Di Wilayah
Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya 2016.
Karya Tulis Ilmiahini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
v
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-2 Tahun
Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) Di Wilayah
Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya 2016.
Karya Tulis Ilmiahini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada tanggal, 05 Agustus 2016
PANITIA PENGUJI
Mengetahui,
vi
MOTTO
Bertahanlah!
Tidak ada badai yang tidak berlalu.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya lah sehingga peneliti dapat meneyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang
Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) Di Wilayah Kerja Pustu
Pahandut Seberang Palangka Raya 2016 dengan tepat pada waktunya. Pada
2. Rizki Muji Lestari, SST, M. Kes selaku Ketua Prodi D III Kebidanan di
STIKES Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Amalia Mustikawati, SST selaku dosen penguji yang telah menguji saya saat
ujian Karya Tulis Ilmiah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.
5. Kepala Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya yang telah memberikan ijin
6. Kepada pihak Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya yang bersedia dengan
viii
7. Kedua orang tua, adik saya, serta keluarga dan sahabat-sahabat saya yang
tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan, dan motivasi baik moril
Tingkat Pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang pemberian
makan pada bayi dan anak (PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut seberang ini
peneliti
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
x
INTISARI
Latar Belakang : Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) adalah proses
berawal ketika ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan
oleh karena itu, cairan dan makanan lain diperlukan, seiring dengan
ASI.Pemberian makan yang tidak tepat pada balita mengakibatkan cukup banyak
balita yang menderita kurang gizi. Dampak tersebut berkaitan dengan praktek
pemberian makan yang tidak tepat pada bayi dan anak. Tujuan penelitian ini
adalah untuk : Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2
tahun tentang pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA).
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif,
lokasi penelitian di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka
Raya,populasi penelitian ini yaitu semua Ibu yang memiliki bayi dan anak usia 1-
2 tahun yang berkunjung ke Pustu Pahandut Seberang pada bulan Juni 2016 yang
berjumlah 43 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling
sehingga diambil seluruh dari populasi. pengumpulan data menggunakan
kuesioner, analisa data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating serta
penyajian data disajikan dalam bentuk diagram prosentase.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden
memiliki pekerjaan IRT sebesar 65%, umur 20-35 tahun sebesar 55%, pendidikan
SMA sebesar 47%, dan sumber informasi dari petugas kesehatan (35%), dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebesar 68%, cukup 23% dan baik 9%. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Saran : Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi yang lebih
dalam lagi sehingga ibu-ibu yang memiliki balita mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dan dalam lagi terutama tentang PMBA.
xi
ABSTRACT
Feeding in Infants and Children is a process started when breast milk alone is
no longer sufficient to meet the needs of the baby, for that liquids and other
foods needed, along with breast milk
Feeding in Infants and Children is a process started when breast milk alone
is no longer sufficient to meet the needs of the baby, for that liquids and other
foods needed, along with breast milk. Improper feeding in infants resulted in quite
a lot of children under five were malnourished. The impact related to feeding
practices that are not appropriate in infants adn children. The purpose of this
study was to: knowing the level of knowledge mother who have childrean ages 1-2
years of feeding in infants and children.
This researceh sites in the region of sub pahandut seberang palangka raya,
the population of this research that all mother with babies and children aged 1-2
years who visited the sub pahandut seberang in june 2016 that totaled 43 poeple,
engineering sampling so that the whole of the population is taken. Collection
using questionnaires, analysis using the editing, coding, scoring, tabulating, adnd
presenting the presented in chart form percentage.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH DAN
BEBAS PLAGIASI......................................................................................... iii
LEMBARPERSETUJUAN............................................................................ iv
PENETAPANPANITIANPENGUJIKARYATULISILMIAH.................. v
PENGESAHANKARYATULISILMIAH.................................................... vi
MOTTO........................................................................................................... vii
KATAPENGANTAR..................................................................................... viii
HALAMANPERSEMBAHAN...................................................................... x
INTISARI........................................................................................................ xi
ABSTRACT..................................................................................................... xii
DAFTARISI.................................................................................................... xiii
DAFTARTABEL............................................................................................ xvi
DAFTARGAMBAR....................................................................................... xvii
DAFTARDIAGRAM...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................
4
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 5
1.4.1 Teoritis..................................................................................................
5
1.4.2 Praktis...................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
1.1 Konsep Dasar Pengetahuan................................................................... 6
1.1.1 Pengertian Pengetahuan........................................................................
6
1.1.2 Tingkat Pengetahuan.............................................................................
6
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xix
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.6 Diagram pietingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia
1-2 tahun tentang pengertian Pemberian Makan Pada Bayi dan
Anak (PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang
Tahun 2016.......................................................................................51
Diagram 4.7 Diagram pietingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia
1-2 tahun tentang manfaat Pemberian Makan Pada Bayi dan
Anak (PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang
Tahun 2016.......................................................................................51
Diagram 4.8 Diagram pietingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia
1-2 tahun tentang tujuan Pemberian Makan Pada Bayi dan
Anak (PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang
Tahun 2016.......................................................................................52
Diagram 4.9 Diagram pietingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia
1-2 tahun tentang cara Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak
(PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang Tahun
2016..................................................................................................53
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin melakukan penelitian dari STIKes Eka Harap Palangka
Raya
Lampiran 2 : Surat balasan ijin melakukan penelitian dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan Daerah
Lampiran 3 : Surat balasan ijin melakukan penelitian dari Dinas Kesehatan Kota
Palangka Raya Ke Puskesmas Pahandut Palangka Raya
Lampiran 4 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Infoormed Consent
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 : Kisi-kisi Kuesioner
Lampiran 8 : Kunci Jawaban
Lampiran 9 : Tabulasi Data
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
Lampiran 11 : Riwayat Hidup Peneliti
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sesuai standar emas yaitu
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif, MP-ASI dan ASI sampai dengan
2 tahun atau lebih.Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua
masyarakat bahwa ibu-ibu tidak memberikan ASI secara Eksklusif tetapi lebih
memilih memberikan susu formula atau makanan tambahan pada bayi kurang
dari enam bulan. Karena masih banyak ibu-ibu yang belum mengetahui
dan bayi tidak akan merasa kelaparan. Hal ini berbahaya dilihat dari sistem
secara sempurna.
Makanan sehat bayi yang sudah menginjak usia satu tahun, pada
mirip dengan orang dewasa, hanya saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan
gula berlebih, dan jenis makanan yang pedas.Namun untuk jenis makanan
1
2
padat sehat, seperti nasi putih, ubi jalar, kentang rebus, dan jagung manis,
jika ada dari salah satu orang tua, ayah atau ibu memiliki alergi terhadap jenis
makanan laut tadi, maka untuk lebih berhati-hati jangan berikan pada bayi
(duniaanak.org).
dengan keadaan kurang gizi, dan dua pertiga diantara kematian tersebut terkait
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak,
seperti tidak dilakukan inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah
lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan.
Keadaan ini akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal
tumbuh. Oleh karena itu upaya mengatasi masalah kekurangan gizi pada bayi
dan anak balita melalui pemberian makanan bayi dan anak yang baik dan
stunting masih tinggi dan kerawanan pangan cukup tinggi. Pendek (stunting)
adalah anak dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Stunting
terjadi akibat kekurangan gizi berulang dalam waktu yang lama, pada saat
2010 (INFODATIN, 2013 : 1). Berdasarkan data Riskesdas dan laporan rutin
tahun 2013 di Indonesia ialah dari 23.708.844 balita, balita dengan gizi buruk
dan kurang sebesar 19,6 % atau berjumlah 4.646.933 balita. Untuk perkiraan
selisih balita gizi buruk dan kurang diperkirakan masih ada 4,5 juta balita
dengan gizi buruk dan gizi kurang yang belum terditeksi. Khususnya di
Kalimantan Tengah, dari 245.088 balita, balita dengan gizi buruk dan kurang
Dari survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2016 di Pustu
Pada Bayi dan Anak (PMBA), sedangkan 7 orang Ibu kurang mengetahui
banyak balita yang menderita kurang gizi. Kejadian gagal tumbuh atau growth
faltering pada anak Indonesia mulai terjadi pada usia 6 bulan ketika bayi
pada balita. Dampak tersebut berkaitan dengan prakter pemberian makan yang
yang harus dilakukan yaitu pertama memberikan Air Susu Ibu kepada bayi
4
segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya Air
Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara Eksklusif sejak lahir sampai
bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping Air Susu Ibu
penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia
1-2 Tahun Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA)
2 Tahun Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) DiWilayah
1) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun
tahun tentang manfaat pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA).
5
tahun tentang tujuan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA).
1.4.1 Teoritis
pengetahuan dan memperkuat teori tentang pemberian makan pada bayi dan
anak (PMBA).
1.4.2 Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan
tingkatan, yaitu :
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
6
7
materi secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi yang
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah dapat
didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu
dua, yaitu:
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini
2012:10).
10
1.1.4.1 Pendidikan
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
kesempatan yang luas untuk terpapar berbagai informasi dan akan menjadi
dari ibu yang berpendidikan lebih rendah. Ibu yang memiliki pendidikan
11
1.1.4.2 Pekerjaan
langsung (Wahit, 2007: 30). Ibu yang sehari-harinya hanya sebagai IRT
yaitu:
2) Swasta
1.1.4.3 Umur
aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
cara mengasuh juga menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20
tahun masih belum matang dan belum siap secara jasmani dan sosial
disebut juga masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan orang
1) < 20 Tahun
2) 20-35 Tahun
3) > 35 Tahun
13
1) Petugas kesehatan
2) Koran, majalah
3) Keluarga
4) Televisi, radio
Sp
N= x 100 %
Sm
Keterangan :
N = Nilai sikap
Sm = Skor tertinggi
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H, 2006).
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut
usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia
1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari
besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan
yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah
dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase
setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami
penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun
(sefalokaudal).
kakinya.
16
jemarinya.
dan lain-lain.
konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan
sebagainya.
proses pertumbuhan.
adalah dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang
terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak,
harusnya bertambah pula berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu
dengan pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi pada bayi dan balita
meliputi ;
lain.
dan lain-lain.
minuman.
lain-lain.
berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang telah
berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak
19
Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas sedang
Kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih); dan c. Kebutuhan stimulasi dini
anak yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini,
biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat berarti
motoriknya.
20
dan kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman kepada si
anak. Orang tua perlu menghargai segala keunikan dan potensi yang ada
pada anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang
tua harus menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya.
sayang.
rangsangan tertentu pada anak sedini mungkin. Bahkan hal ini dianjurkan
ketika anak masih dalam kandungan dengan tujuan agar tumbuh kembang
Selain itu, stimulasi dini dapat mendorong munculnya pikiran dan emosi
kecerdasan naturalis.
1) Cukup kalori.
2) Cukup lauk nabati (tahu,tempe) maupun hewani (daging, ikan, dan telur)
6) Apabila anak sulit mengkonsumsi susu, dapat diganti produk olahan susu
Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti (2004: 124) dalam
1) Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas jika disukai.
sebagainya.
sebagainya
4) Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak
seperti sup, sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti tumis sayur,
sambal goring serta yang kering seperti ikan goreng, kering tempe.
5) Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik
pada setiap bahan makanan tidak sama, ada yang rendah ada pula yang tinggi,
melaksanakan kegiatan-kegiatannya”.
23
Pekik I. (2006: 9-22) menyatakan manfaat dari zat-zat gizi tersebut yaitu:
1.3.1 Karbohidrat
1.3.2 Lemak
1.3.3 Protein
3) Membuat air susu, enzim dan hormon, air susu ibu tersusun atas protein
protein.
untuk mengikat kelebihan asam atau basa dalam cairan tubuh sehingga
1.3.4 Vitamin
1.3.5 Mineral
lebih 60-70 berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat
mereka haruslah cukup energi dan semua zat gizi. Susunan hidangan
kebiasaan makan dan selera makan. Bentuk dan porsinya sesuai dengan daya
1.4.1 Energi
zat gizi yang merupakan sumber energi ini disebut makronutrien yang
terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein. Dianjurkan jumlah energi dari
1.4.2 Protein
Selain segi jumlah, kualitas protein amat penting, zat gizi ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan asam amino yang esensial (a, a, e),
asam amino tidak dapat dibuat oleh tubuh. Dalam hal ini protein hewani
lebih unggul dari protein nabati. Telur dan susu mengandung seluruh asam
Kedua jenis zat gizi ini diperlukan dalam proses pertumbuhan dan
antara lain A, zat besi (Fe), seng (Zn), kalsium (a) dan Lodium (I).
makanan pokok yaitu bisa berupa beras, gandum, kentang, roti, mie, ubi
27
kayu, ubi jalar, dan sagu. Makanan ini merupakan sumber tenaga dan
sumber energi utama. Lauk pauk juga tidak ketinggalan karena lauk pauk
merupakan sumber protein, yaitu bisa berupa protein hewani (telur, ikan,
udang, dan sejenisnya, ayam, daging, susu, dan hasil olahan susu dan
mayur dan buah-buahan, karena jenis makanan ini sumber vitamin, mineral,
dan serat yang baik. Disamping itu, anak juga harus diberi makanan aman
bakteri, maupun zat kimia berbahaya. Air yang diminum harus mencukupi
dan Anak. Dalam praktik PMBA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1) Usia anak
4) Tekstur makanan
5) Variasi makanan
Pemberian makanan pada bayi dan anak adalah proses berawal ketika
ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan oleh karena
itu, cairan dan makanan lain diperlukan, seiring dengan ASI. Rentang
padat (usia 6-24bulan), stunting (balita pendek), wasting (balita kurus) dan
dini (IMD) adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu
sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air the, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali
vitamin dan mineral dan obat. MP-ASI adalah makanan tambahan yang
diberikan kepada bayi atau anak disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan
Masalah gizi yang menjadi perhatian utama dunia saat ini adalah anak
balita pendek (stunting). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi
tetapi umumnya oleh kekurangan gizi dan atau mengalami sakit dalam
waktu yang relatif lama, terutama pada usia seribu hari pertama kehidupan.
29
Secara umum stunting terutama pada seribu hari pertama kehidupan dapat
masalahnya.
generasi penerus bangsa, anak harus dipersiapkan sejak dini dengan upaya
tumbuh kembang fisik, mental, sosial, dan spiritual tertinggi. Salah satu
terbaik sejak lahir hingga usia dua tahun.Makanan yang tepat bagi bayi dan
anak usia dini (0 – 24 bulan) adalah Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yakni
pemberian ASI saja segera setelah lahir sampai usia 6 bulan yang diberikan
sesering mungkin. Setelah usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi makanan
pendamping ASI (MPASI). Selanjutnya pada usia 1 tahun anak sudah diberi
makanan keluarga dan ASI masih tetap diberikan sampai anak usia 2 tahun
atau lebih.
bagi anak. Pada usia 0 – 6 tahun terjadi pertumbuhan otak hingga mencapai
sekitar 75%, masa ini disebut periode emas atau golden periode. Pemberian
pada pertumbuhan otak anak. Pemberian ASI saja sejak bayi lahir hingga
usia 6 bulan (ASI eksklusif enam bulan) dapat memenuhi seluruh kebutuhan
gizi bayi, serta melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan
sampai 28 hari).
ASI yang tepat waktu dan berkualitas juga dapat menurunkan angka
Fenomena “gagal tumbuh” atau growth faltering pada anak Indonesia mulai
terjadi pada usia 4-6 bulan ketika bayi diberi makanan tambahan dan terus
2/3 kematian balita. Dua pertiga kematian tersebut terkait dengan praktek
pemberian makan yang tidak tepat pada bayi dan anak usia dini.
(WHO/UNICEF 2003).
Praktek pemberian makan yang tepat pada bayi dan anak juga dapat
beban keluarga untuk membeli susu formula dan perawatan bayi sakit yang
saat ini cukup mahal. Dana untuk membeli susu formula 4-5 kali lebih besar
dari pada dana untuk membeli suplemen makanan untuk ibu menyusui.
Apabila 4,5 juta bayi yang lahir di Indonesia mendapat ASI eksklusif
sampai 6 bulan, dapat menghemat devisa negara minimal Rp. 7,92 trilyun.
dengan keadaan kurang gizi, dan dua pertiga diantara kematian tersebut
terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan
anak, seperti tidak dilakukan inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama
setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat
diberikan.Keadaan ini akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit
dan gagal tumbuh. Oleh karena itu upaya mengatasi masalah kekurangan
32
gizi pada bayi dan anak balita melalui pemberian makanan bayi dan anak
yang baik dan benar, menjadi agenda penting demi menyelamatkan generasi
untuk Ibu tentang bagaimana mengatasi hal-hal yang terkait dengan resiko
yang ditimbulkan jika dalam praktik pemberian makan bayi dan anak
kurang tepat.
tinggi dan kerawanan pangan cukup tinggi. Pendek (stunting) adalah anak
dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Stunting terjadi
akibat kekurangan gizi berulang dalam waktu yang lama, pada saat janin
pertumbuhan optimal bagi anak. Pada usia 0-5 tahun terjadi pertumbuhan
otak hingga mencapai 75%, masa ini disebut periode emas atau golden
periode. Pemberian makan yang optimal pada usia 0-2 tahun memberikan
sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan (ASI eksklusif enam bulan) dapat
memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi, serta melindungi bayi dari berbagai
penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut yang merupakan
Indonesia(http://www.ndrynakochi.com).
2.4.3.1 Resiko Tidak Menyusui; Catatan: Semakin muda usia bayi, semakin besar
1) Bagi Bayi
33
(1) Risiko kematian yang lebih besar (bayi yang tidak diberi ASI 14
(2) Susu Formula tidak memiliki antibodi untuk melindungi bayi dari
(4) Susu Formula sulit diserap usus bayi- susu formula sama sekali
(5) Sering mengalami diare, lebih sering sakit, dan lebih parah
sakitnya. (anak usia kurang dari enam bulan yang diberi makanan
(7) Risiko kekurangan gizi yang lebih besar, khususnya bagi bayi
usia muda;
(10) Keterikatan yang kurang kuat antara ibu dan bayi; tidak merasa
aman;
2) Bagi Ibu:
(5) Kejadian kanker rahim dan kanker payudara lebih rendah pada
ibu menyusui.
Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1) Frekuensi (perhari)
Mulai dengan 2-3 sendok makan. Mulai dengan pengenalan rasa dan
1) Frekuensi (perhari)
35
2–3 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-
2 kali.
2-3 sendok makan penuh setiap kali makan dan tingkatkan secara
3–4 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-
2 kali.
3-4 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-
¾ dari mangkuk ukuran 250 ml. dan jjenis makanan yang diberikan
dilakukan (Notoadmodjo,2005).
Kategori Pengetahuan
1. Baik (76 – 100%)
2. Cukup ( 56 – 75% )
3. Kurang ( < 56% )
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: berpengaruh
METODE PENELITIAN
peristiwa yang terjadi pada masa kini. Deskrifsi peristiwa dilakukan secara
Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak
terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu
dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal
37
38
Populasi
Semua Ibu yang memiliki bayi dan anak usia 1-2 tahun yang berkunjung di Pustu Pahandut Seberang pada bulan Juni 2016
Sampel
Sebagian Ibu yang memiliki bayi dan anak usia 1-2 tahun yang berkunjung di Pustu Pahandut Seberang pada bulan Juni 201
Teknik Sampling
total sampling
Desain Penelitian
(Deskriptif)
Pengumpulan Data
(Kuisioner)
Analisa Data
Menggunakan Editing, Coding, Scoring dan Tabulating
Penyajian Hasil
Disajikan dalam bentuk diagram dan Presentasi
terhadap sesuatu misalnya benda, manusia dan lain-lain (Nursalam, 2008: 97).
3.4 DefinisiOperasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat yang dapat diaman dari sesuatu yang didefinisikan
tersebut. Karakteristik yang dapat diamati/diukur yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2008: 101).
Tabel 3.1Defnisi operasional Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak
(PMBA) Di Wilayah Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya
Alat
No Variabel Definisi operasional Parameter Skala Skor
ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang 1. Tingkat Pengetahuan Kuisione Ordinal a. Nilai :
Ibu yang diketahui oleh Ibu ibu yang memiliki r
memiliki balita tentang pemberian balita usia 1-2 tahun Benar: 1
usia 1-2 tahun makan pada bayi tentang Pengertian Salah: 0
terhadap PMBA dan anak di wilayah PMBA b. Penilaian
kerja pustu 2. Tingkat Pengetahuan
sp
pahandut Seberang ibu yang memiliki N= X 100 %
balita usia 1-2 tahun N: sm
tentang Manfaat Keterangan :
PMBA N= nilai pengetahuan
3. Tingkat Pengetahuan sp =jumlah nilai yang didapat
ibu yang memiliki sm= jumlah nilai tertinggi
balita usia 1-2 tahun Maksimal
tentang Tujuan PMBA c. Kategori :
4. Tingkat Pengetahuan 1. Baik, jika nilai 76-100%
ibu yang memiliki 2. Cukup, jika nilai 56-75%
balita usia 1-2 tahun 3. Kurang, jika nilai < 56%
tentang Cara PMBA (Budiman, 2013:11)
41
3.5.1 Populasi
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya subjek atau objek yang depelajari saja
tapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tertentu
Populasi pada penelitian ini adalah Semua Ibu yang memiliki bayi dan anak
usia 1-2 tahun yang berkunjung di Pustu Pahandut Seberang pada bulan april
3.5.2 Sampel
cara-cara tertentu (Wasis 2002: 45). Pada penelitian ini sampel yang diambil
adalah Ibu yang memiliki balita yang ada di pustu pahandut Seberang yang
Syarat-syarat sampel:
3.5.3.1 Inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam 2008: 92).
42
Pada penelitian ini kriteria Inklusinya adalah Ibu yang memiliki bayi
dan anak usia 1-2 tahun yang ada di wilayah pahandut Seberang yang
3.5.3.2 Ekslusi
memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab (Nursalam 2008:
92).
1) Ibu yang memiliki balita yang tidak bersedia dijadikan sampel penelitian.
1) Ibu yang memiliki balita berusia 1-2 tahun yang bersedia dijadikan
sampel penelitian.
3.5.4 Sampling
yang bisa berpengaruh oleh sistem yang sudah ada. Pada jenis pengukuran ini
pertanyaan dan segala hal yang dianggap perlu. Dalam hal ini responden
(1) Umur
(2) Pendidikan
Kode 1 : SD
44
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
(3) Pekerjaan
Kode 1 : PNS
Kode 2 : Swasta
Kode 3 : IRT
Kode 3 : Keluarga
3) Scoring, yaitu cara menentukan skor nilai tiap item pertanyaan, tentukan
nilai terendah dan tertinggi. Tetapkan jumlah kuisioner dan bobot masing-
masing kuisioner.
Benar : 1
Salah : 0
(1) Penilaian
sp
N= ×100 %
sm
Keterangan :
N = nilai pengetahuan
4) Tabulating, yaitu mentabulasi hasil data yang diperoleh sesuai dengan item
pertanyaan.
Kategori :
3.7 Keterbatasan
untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dari
pada lembar pengumpulan data, dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil peneliti.
BAB IV
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari
Palangka Raya pada tanggal 13-17 juni 2016 tentangTingkat Pengetahuan Ibu
Yang Memiliki Balita Usia 1-2 Tahun Tentang Pemberian Makan Pada Bayi
Dan Anak (PMBA) di Wilayah Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya
pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang Pemberian Makan
Pada Bayi dan Anak (PMBA) dengan jumlah respondennya sebanyak 43 orang
yang memenuhi kriteria, yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
target populasi yang terjangkau dan akan diteliti. Data yang disajikan terdiri
dari 2 macam yaitu data umum dan data khusus. Adapun data umum yang
data khusus yaitu Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-2
masyarakat di Wilayah kerja Pustu Pahandut terlihat banyak rumah terbuat dari
kayu karena berlokasi dipinggir sungai Kahayan. Banyak pula kita temui
lanting atau rumah kayu yang mengapung diatas sungai. Mata pencaharian
masyarakat setempat sebagai nelayan ada juga sebagai buruh pasar. Mayoritas
Pada bagian ini akan disajikan data berdasarkan data demografi yang
Umur
< 20 Tahun
45%
55% 20-35 Tahun
> 35 Tahun
Pendidikan
12% 7%
SD
35% SMP
SMA
47% PT
Pekerjaan
12%
23%
65%
PNS
Swast
a
IRT
Informasi
Ya
Tida
k
100%
Informasi
23%
35%
Petugas Kesehatan
16%
Koran, Majalah
26% Keluarga
Televisi, Radio
7 responden (16%).
pengetahuanIbu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang Pemberian Makan
Pada Bayi dan Anak (PMBA) di wilayah kerja Pustu Pahandut Seberang Tahun
2016.
1) Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
pengertian Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA)
7%
19%
Baik
Cukup
74% Kuran
g
2) Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
manfaat Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA)
9%
19%
Baik
Cukup
72% Kuran
g
3) Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
tujuan Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA)
7%
Baik
Cukup
33% Kurang
60%
4) Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang cara
Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
cara Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA)
16%
23%
61%
Baik
Cukup
Kurang
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
(7%).
54
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau
langsung (Wahit, 2007: 30).Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila ibu
orang lain maka ibu akan memiliki pengetahuan dari orang-orang disekitarnya
tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori dimana sebagian besar responden
anak (PMBA) sebagian besar dengan pekerjaan IRT, dimana seseorang yang
kesempatan ibu dalam mendapatkan informasi dari lingkungan lebih kecil dan
makan pada bayi dan anak (PMBA).Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
55
ibu tentang pengertian pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA).
4.2.2. Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan
Ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut (Arini H, 2012) disebut sebagai
“masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi, dimana pada masa ini
diharapkan orang telah mampu untuk memperoleh informasi lebih banyak dan
ada kesenjangan antara fakta dan teori dimana sebagian besar responden
56
pada usia tersebut akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan agar dapat
4.2.3. Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
57
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
ada kesenjangan antara fakta dan teori dimana sebagian besar responden
berpengetahuan kurang tentang tujuan pemberian makan pada bayi dan anak
diperkenalkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
4.2.4. Tingkat pengetahuan Ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang cara
(16%).
58
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan
2007:30).
teori dan fakta. Faktanya banyak Ibu yang mendapatkan informasi dari tenaga
Bayi dan Anak (PMBA). Dikarenakan kurangnya informasi yang lebih dalam
lagi dari tenaga kesehatan dalam menyampaikan informasi atau Ibu itu sendiri
yang kurang memahami apa yang sudah disampaikan. Diharapkan bagi tenaga
disampaikan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
dilaksanakan pada tanggal 13-17 juni 2016 di wilayah kerja Pustu Pahandut
a. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun tentang
pada bayi dan anak menyatakan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan
yang kurang terhadap pengertian dari pemberian makan pada bayi dan anak
dewasa atau semakin tingginya umur seorang ibu maka dengan mudah juga
berpengetahuan lebih baik yaitu dengan cara lebih aktif lagi dalam kegiatan
pada bayi dan anak (PMBA) khususnya kepada ibu yang memiliki balita.
5.2 Saran
terkait dengan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA), sebagai berikut:
61
pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) dapat lebih paham dan mengerti
makan pada bayi dan anak (PMBA) sehingga dapat membantu mengurangi
DAFTAR PUSTAKA
62
Anung Sugihantoro. (2014). Modul Konseling : Pemberian Makan Bayi dan Anak.
Jakarta. Diunduh pada tanggal 10 Maret 2016, dari
www.unicef.org/indonesia/id/PaketKonseling-3Logos.pdf.
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Ed. Revisi VI).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Ed. Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arini, H. (2012). Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pemberian Asi
Eksklusif, http://aperlindraha.wordpress.com. (diakses pada tanggal 10
Maret 2011).
Budiman. (2013). Kapita selekta kuesioner. Salemba medika: Jakarta.
Djoko Pekik Irianto. (2006). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Djoko Pekik Irianto. (2006). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Depkes RI. (2005). Pedoman Perbaikan gizi Anak Sekolah Dasar dan
MadrasahIbtidaiyah. Jakarta: Depkes RI.
Depkes. (2013). Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak. Diunduh pada tanggal
03Mei 2016 dari http://gizi.depkes.go.id/pelatihan-pemberian-makan-bayi-
dan-anak-pmba.
Dunia Anak. (2012). Makanan Sehat Bayi Usia 1-2 Tahun. Diunduh pada tanggal
03Mei 2016 dari http://duniaanak.org/makanan-anak/makanan-sehat-bayi-
usia-1-2-tahun.html
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
KonsepKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ariani.P.A. (2014) Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
KonsepKeperawatan Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
INFODATIN. (2013). Situasi dan Analisis Gizi. Jakarta. Diunduh pada tanggal 10
Maret 2016, dari http://www.docfoc.com/infodatin-gizi-pdf.
63
Marsetyo dan Kartasapoetra. (2005). Ilmu gizi (Korelasi Gizi Kesehatan dan
Produktifitas Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Ed. 1. Jakarta: PT
Rineka Cipta Edisi pertama.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Savitri Sayogo. (2002). Gizi Ditentukan Sejak Belanja. Jakarta: PT.
IntisariMediatama.
Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta:
PTRineka Cipta dan PT Bina Adiaksara.
Sunita Almatsier. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
PustakaUtama.
Wahit, Iqbal Mubarak. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wasis. (2002). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.
Wawan, A. & Dewi, M. (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. Jakarta: Nuha Medika.
64
Lampiran : 4
Kepada :
Yth.
di-
Palangka Raya
Dengan hormat,
Saya Novia Cristi, mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan STIKES Eka
Harap Palangka Raya bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui Tingkat
Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Pemberian Makan Pada Bayi Dan
Anak (PMBA) Di Wilayah Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya,
penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar D-III
Kebidanan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka saya mohon kesediaan saudara untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.
Keikutsertaan saudara dalam mengisi kuesioner ini bersifat sukarela dan tidak
berpengaruh pada nilai apapun, jawaban yang digunakan untuk kepentingan
penelitian saja. Semoga amal ibadah saudara dibalas dengan kebaikan.
Novia Cristi
NIM : 2012.A.03.314
65
Lampiran : 5
(..............................................)
66
Lampiran : 6
KUISIONER PENELITIAN
Tujuan Kuesioner:
Petunjuk Soal:
2. Berilah tanda (√) pada jawaban kuesioner yang Anda anggap benar.
3. Isilah kuesioner ini dengan jujur dan tidak dipengaruhi oleh orang lain.
I. Identitas
3. Umur :
1) < 20 Tahun
2) 20-35 Tahun
3) > 35 Tahun
4. Pendidikan :
1) SD 3) SMA
2) SMP 4) PT
67
5. Pekerjaan :
1) PNS
2) Swasta
3) IRT
11. Praktik PMBA yang direkomentasikan adalah menyusui. Jika bayi tidak
menyusui dapat beresiko besar bagi bayi, diantaranya……
a. Resiko kematian yang lebih besar
b. Susu formula tidak memiliki antibody untuk melindungi bayi dari sakit
c. Susu formula sulit diserap usus bayi, sering mengalami diare, infeksi
saluran pernapasan yang lebih sering, dll
d. Jawaban a, b dan c semua benar
12. Resiko tidak menyusui bagi ibu, kecuali…….
a. Meningkatkan resiko anemia jika pemberian ASI tidak dimulai sejak
dini
b. Mengganggu ikatan/bonding dengan bayinya
c. Meningkatkan depresi paska persalinan
d. Kejadian kanker rahim dan kanker payudara lebih rendah
D. Cara Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA)
13. Frekuensi perhari dalam cara pemberian makan pada bayi dan anak pada
usia 6 bulan adalah………
a. Cukup hanya dengan ASI saja
b. 2-3 kali makan ditambah ASI
c. 4-5 kali makan ditambah ASI
d. 5-6 kali makan ditambah ASI
14. Frekuensi perhari dalam cara pemberian makan pada bayi dan anak pada
usia 6-9 bulan adalah ………
a. 2-3 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-2
kali
b. Cukup hanya dengan ASI saja
c. 4-6 kali makan tanpa ASI
d. 5-6 kali makan dengan ASI dan bisa ditambah makanan selingan
15. Frekuensi perhari dalam cara pemberian makan pada bayi dan anak 9-12
bulan adalah …….
a. 5-6 kali makan dengan ASI dan bisa ditambah makanan selingan
b. 2-3 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-2
kali
c. 3-4 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-2
kali
d. 2-3 kali makan ditambah ASI
16. Frekuensi perhari dalam cara pemberian makan pada bayi dan anak pada
usia 12-24 bulan adalah ……..
a. 2-3 kali makan ditambah ASI
b. 3-4 kali makan ditambah ASI
c. 3-4 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-2
d. 3-4 kali makan ditambah ASI dan bisa ditambah makanan selingan 1-2
kali berupa snack bisa diberikan
70
Lampiran : 7
KISI-KISI KUSIONER
“Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Pemberian Makan Pada
Bayi dan Anak (PMBA) DiWilayah Kerja Pustu Pahandut Seberang Palangka Raya”.
Lampiran : 8
KUNCI JAWABAN
1. a 9. c
2. b 10. a
3. c 11. d
4. a 12. d
5. d 13. b
6. b 14. a
7. b 15. c
8. d 16. d