PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Ratih Purwatih
201813093
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medis. Pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.1
Adapun beberapa jenis pelayanan di rumah sakit yang kualitasnya
dinilai oleh pasien, dan salah satu contohnya adalah pelayanan
keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda
depan yang menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara
terus menerus. Perawat sebagai tenaga yang profesional mempunyai
kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan
khususnya asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu
pasien memenuhi kebutuhan dasar yang holistic. Untuk menjalankan
perannya dengan baik, perawat memiliki keterampilan dalam
mengklarifikasi nilai konseling dan komunikasi.2
Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
sering dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mencari bantuan terhadap
permasalahan kesehatan yang dihadapi pasien. Kualitas rumah sakit
sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan suah
tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien. Untuk mencapai dan menjaga kualitas pelayanan kesehatan
di rumah sakit maka dibutuhkan tindakan yang komprehensif dan
responsife terhadap kejadian yang tidak diinginkan (KTD), dengan
memperhatikan keselamatan pasien.3
Patient safety berarti keselamatan pasien, dimana keselamatan
pasien merupakan standar dan prinsip terpenting dalam proses medis di
fasilitas kesehatan. Setiap rumah sakit diharuskan memiliki manajemen
patient safety demi menjamin keselamatan dan keamanan bagi pasien yang
mendapatkan layanan kesehatan. Artinya, rumah sakit atau penyedia
layanan kesehatan beserta tenaga kesehatan di dalamnya semestinya
memberikan pelayanan medis yang berkualitas tinggi, unggul dan
maksimal untuk memastikan keselamatan pasien.4
International Of Medicare (IOM) mengartikan konsep keselamatan
pasien sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury
disebabkan karena error yang terdiri dari kegagalan dalam suatu
perencanaan ketika ingin mencapai tujuan melakukan tindakan yang salah
(commission) dan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) (Hadi, 2017). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) menjelaskan tidak terjadi
potensial cidera akibat dari pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh
error (Wardhani, 2017).5
Patient safety (keselamatan pasien) adalah tanggung jawab
professional kesehatan termasuk staf perawat, untuk mengurangi
fenomena medicalerror. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memilki waktu kontak yang lebih lama dengan pasien dibandingkan
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan angka kejadian kesalahan medis
yang dilakukan perawat cukup tinggi.6
Patient safety merupakan komponen vital dan penting dari
pelayanan dan langkah menuju peningkatan mutu pelayanan yang
bermutu. Penilaian mutu rumah sakit didapatkan melalui sistem akreditasi,
salah satunya adalah sasaran keselamatan pasien karena telah menjadi
prioritas untuk layanan kesehatan diseluruh dunia (Join Commission
International, 2015; Cosway, Stevens & Panesar).7
Berdasarkan beberapa penelitian dalam pengukuran terhadap
pelaporan pasient safety pada beberapa rumah sakit di dunia yang telah
terakreditasi JCI. Penelitian Pham. JC et al (2016) dilakukan di 11 rumah
sakit 5 negara terdapat 52 insiden patient safety yaitu Hongkong 31%,
Australia 25%, India 23%, Amerika 12% dan Kanada 10%. Sementara di
Brazil, kejadian efek samping di rumah sakit diperkirakan 7,6% (Duarte,
Euzebia & Santoso,2017). Dari beberapa hasil penelitian ini bahwa insiden
keselamatan pasien masih banyak di temukan di berbagai negara termasuk
di Indonesia. Pelaporan data di Indonesia tentang insiden patient safety
belum banyak dilakukan oleh rumah sakit di Indonesia.
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa satu
dari sepuluh pasien akan dirugikan saat mendapatkan pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang terjadi di negara maju. Sedangkan di negara
berkembang lebih cenderung membahayakan pasien saat menerima
perawatan medis di rumah sakit dari pada di negara maju. Resiko infeksi
dalam pengaturan medis di negara berkembang adalah 20 kali lebih tinggi
dari pada di negara maju.8
National Patient Safety Agency (2017) melaporkan dalam rentang
waktu Januari – Desember 2016 angka kejadian keselamatan pasien yang
di laporkan dari negeri inggris sebanyak 1.879.822 kejadian. Ministry Of
Health Malaysia 2013 melaporkan angka insiden keselamatan pasien
dalam rentang waktu Januari – Desember sebanyak 2.769 kejadian dan
untuk negara Indonesia dalam rentang waktu 2006 – 2011 KPRS
melaporkan terdapat 877 kejadian keselamatan pasien.
Berdasarkan laporan pada tahun 2016 pada bulan Januari – April,
Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan 33,33%, Banten dan
Jawa Tengah 20%, DKI Jakarta 16,67%, Bali 6,67%, dan Jawa Timur
3,33%. Berdasarkan penyebab kejadian lebih dari 70% disebabkan oleh
tiga hal yaitu prosedur, dokumentasi dan medikasi. Insiden pelanggaran
patient safety 28,3% di lakukan oleh perawat.
Penerapan keselamatan pasien di rumah sakit belum optimal
karena kerjasama tim yang masih rendah dimana tidak ada dinamika
dalam tim, budaya organisasi yang belum ada, serta lingkungan dan
manajemen staf kurang optimal. Selain itu, di Indonesia penerapan
kolaborasi di rumah sakit dalam tim masih sangat rendah karena hambatan
personal (individu) seperti keyakinan diri, fleksibilitas, kepercayaan,
kerjasama dan komunikasi (Soemantri,2019). Keselamatan pasien adalah
dasar dari keselamatan pasien, membangun keselamatan pasien adalah
kunci untuk mencapai pelayanan yang berkualitas dan aman. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan keselamatan pasien salah
satunya yaitu kerjasama tim.9
Kerjasama tim merupakan sekolompok kecil orang dengan
keterampilan yang saling melengkapi yang bekerja pada tujuan bersama,
tujuan kinerja, dan pendekatan tanggung jawab bersama. Kerjasama tim
adalah bentuk attitude dari perawat dalam bekerja di dalam tim karena
membuat individu saling mengingatkan, mengoreksi, berkomunikasi satu
sama lain dan menghindari peluang untuk kesalahan. Sebuah tim
didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain
dan memiliki karakteristik tertentu. Kerjasama tim menentukan kualitas
dan mutu pelayanan. Kerjasama tim adalah bagian penting dari stuktur
organisasi perawatan kesehatan untuk memberikan perawatan yang
berkualitas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada hari senin
tanggal 6 Juni 2022 di RS Medika Dramaga Kota Bogor pada ruang rawat
inap di dapatkan hasil dari wawancara kepada kurang lebih sepuluh orang
perawat rawat inap yang bertugas pada hari itu, delapan dari sepuluh orang
perawat itu melaksanakan dan menerapkan keselamatan pasien dengan
kerjasama tim tersebut, sedangkan dua perawat tersebut masih lalai dan
ceroboh bahkan lupa akan penerapan keselamatan pasien dengan
kerjasama tim, dari hasil perihal masalah diatas, dua dari sepuluh perawat
masih lupa tidak menggunakan handscoon saat melaksanakan tindakan
keperawatan, dan adapun tidak ada kekompakan didalam kerjasama tim
antara perawat tersebut dengan perawat yang lain untuk menerapakan
keselamatan pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Kerjasama Tim Dengan
Penerapan Patient Safety Pada Perawat Rawat Inap Di RS Medika
Dramaga Kota Bogor Tahun 2022”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
“Apakah Hubungan Kerjasama Tim Dengan Penerapan Patient Safety
Pada Perawat Rawat Inap Di RS Medika Dramaga Kota Bogor Tahun
2022”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kerjasama Tim
Dengan Penerapan Patient Safety Pada Perawat Rawat Inap Di RS
Medika Dramaga Kota Bogor Tahun 2022
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Kerjasama Tim
Pada Perawat Rawat Inap Di RS Medika Dramaga Kota
Bogor Tahun 2022
b. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Penerapan Patient
Safety Pada Perawat Rawat Inap Di RS Medika Dramaga
Kota Bogor Tahun 2022
c. Untuk Menganalisis Hubungan Kerjasama Tim Dengan
Penerapan Patient Safety Pada Perawat Rawat Inap Di RS
Medika Dramaga Kota Bogor Tahun 2022
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini memiliki manfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan anatar lain untuk mengetahui
hubungan kerjasama tim dengan penerapan patient safety
2. Bagi Pengguna
a. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti tentang kerjasama tim dan penerapan
patient safety
b. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk peneliti
selanjutnya
c. Bagi mahasiswa
Diharapkan sebagai bahan masukan bagi pembaca
mengenai hubungan kerjasama tim dengan penerapan
patient safety
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Profil Singkat Sejarah Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang melalui
tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang tetap menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosi, serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Adanya kemajuan
teknologi disertai dengan penggunaan cara – cara baru bidang
diagnostic dan terapeutik mengharuskan rumah sakit
memperkerjakan berbagai profesi kedokteran dan profesi lain
sehingga rumah sakit menjadi organisasi pada karya spesialis dan
merupakan tempat dimana terjadi proses pengubahan dari masukan
sebagai iyuran. Masukan utama adalah dokter, perawat, personil
lainnya, prasarana, sarana peralatan dan sebagainya merupakan
bagian dari rumah sakit.10
a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Medika Dramaga
Rumah Sakit Medika Dramaga adalah kebijakan
pemerintah yang mendorong pihak swasta berperan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan peningkatan
jumlah penduduk di daerah Bogor Barat yang sangat
signifikan serta keterbatasan tersedianya pelayanan
kesehatan umum yang memadai sehingga memicu akan
hadirnya Rumah Sakit Medika Dramaga. Salah satu dari
tugas dan fungsi rumah sakit adalah layanan ambulance
jenazah untuk masyarakat yang kurang mampu,
sosialisasi pemberian pelayanan gawat darurat,
pelayanan radioterapi untuk pasien BPJS.11
A (Achieves) Mencapai
d. Komunikasi
i. Dokumentasi
k. Keselahan medis
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Sumber : (Hadi,2017; Nadari, Zaboli,
Khalesi & Nasiripour, 2017)
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.17
1. Variabel Independen : varibel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahas Indonesia sering
disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat)
2. Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
D. Definisi Oprasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan veriabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian.17
1. Hipotesis Null/Nihil (Ho) : Untuk menguji populasi apakah
tidak terdapat perbedaan atau apakah tidak terdapat hubungan
Ho : Dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara kerjasama
tim dengan penerapan patient safety pada perawat di RS
Medika Dramaga Kota Bogor tahun 2022
2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Hipotesis yang kemungkinan benar,
jika hipotesis null/nihil ditolak, berupa terdapat perbedaan atau
terdapat hubungan.
Ha : Dalam penelitian ini ada hubungan antara kerjasama tim
dengan penerapan patient safety pada perawat di RS Medika
Dramaga Kota Bogor tahun 2022
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.17
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang terdapat
di RS Medika Dramaga sebanyak 119 orang perawat.
2. Sampel
Sempel adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan
mewakili karakteristik populasi. Penelitian ini menggunakan rumus
Arikunto, apabila populasi penelitian berjumlah <100 maka sampel
yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian
berjumlah >100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 30%
dari populasi (119), berarti jumlah sampel adalah 30% X 119.
Hasil perhitungan menunjukan jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 35 responden dengan mengambil
30% dari populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
menggunakan random sampling atau sampel acak adalah teknik
penentuan sampel dengan cara mencampur subjek – objek tanpa
mempertimbangkan tingkatan – tingkatan dalam populasi.
H. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak
yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil
penelitian tersebut.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti membagikan kuesioner
kepada responden. Selanjutnya lembar kuesioner disampaikan kepada
responden dengan menekankan pada etika yang meliputi :18
1. Right to self determination
Responden yang bersedia diteliti diberikan lembar persetujuan.
Responden dengan terlebih dahulu diberikan kesempatan membaca isi
lembar tersebut, selanjutnya harus mencantumkan tanda tangan
sebagai bukti kesediaannya menjadi responden penelitian.
2. Right to privacy and dignity
Untuk menjaga kerahasiaan responden, responden tidak perlu
mencantumkan nama dalam kuesioner. Pada lembar pengumpulan data
penelitian hanya menuliskan kode tertentu pada setiap lembaran.
3. Right to anonymity and confidential
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh responden
dijamin oleh peneliti.
4. Right to fair treatment
Dalam memenuhi hak ini biasanya nama responden dirahasikan,
responden berhak mendapatkan kerahasiaan atas apa yang telah dia
lakukan dalam penelitian, responden juga harus diberitahu apa hasil
dari penelitian tersebut.
5. Right to protection from discomfort and harm
Responden berhak mendapatkan perlindungan dari berbagai
ketidaknyamanan yang mungkin muncul selama dalam proses
pengisian kuesioner. Misalnya responden sudah lelah sehingga
antisipasi yang dilakukan oleh peneliti adalah menghentikan proses
pengisian kuesioner dan akan dilanjutkan sesuai kontrak waktu yang
sudah disepakati oleh responden dan peneliti sebelum proses pengisian
kuesioner selesai.
I. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian lembar
kuesioner oleh responden, yiatu sejumlah pertanyaan yang tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui sesuai
dengan pengetahuan responden.
a. Uji Validasi
Uji validasi adalah perhitungan dua variabel, dan variabel
di katakan valid jika hasil R hitung lebih besar dari R tabel.
Penelitian ini mengungkapkan uji validitas korelasi pearson
produc moment dengan dimasukan SPSS. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui korelasi antara skor tiap butir pertanyaan.
Rumus :
R=n ¿ ¿
Keterangan :
R = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Sampel
X = Pertanyaan Nomor 1
Y = Skor Total
XY = Skor Pertanyaan Nomor 1 di Kali Skor Total
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable dan
digunakan untuk mengukur berkali-kali untuk menghasilkan data
yang sama/konsistensi.19
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas
masing-masing instrumen yang digunakan.
2. Metode Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner akan diisi oleh responden.
a) Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan peneliti sendiri yang
dilakukan secara langsung pada responden, data primer pada peneliti
ini adalah mengetahui hubungan kerjasama tim dengan penerapan
patient safety.
b) Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi atau badan
yang terkait atau tidak dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan
digunakan oleh peneliti untuk melengkapi dan melaksanakan
penelitian.
J. Metode Pengelolaan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data menurut Notoatmodjo 2010:20
a. Editing
Setelah mendapatkan data dari responden selanjutnya dilakukan
penyuntingan (editing) untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner yang kemungkinan ada kesalahan dalam
kelengkapan, kejelasan dan konsisten jawaban.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng “kodean” atau “coding” yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Coding Memberikan kode berupa angka pada setiap jawaban yang
telah diberikan responden, agar memudahkan dalam menganalisa
data. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data.
1) Variabel Independen Kerjasama Tim :
Kerjasama tim baik diberi kode 1 dan kerjasama tim tidak baik
diberi kode 2
2) Variabel Dependen Penerapan Patietn Safety :
Baik diberi kode 1 dan tidak baik diberi kode 2
c. Entry data
Memasukan jawaban – jawaban dari masing – masing
responden yang dalam bentuk “ Kode” (angka atau huruf ) ke
dalam program “Software” Computer yang menggunkan program
SPSS for window versi 22. Pada penelitian ini memasukan seluruh
jawaban responden.
d. Cleaning
Mengecek kembali data yang sudah di masukan untuk
memastikan data sudah bersih dari kesalahan baik dalam
pemberian kode maupun pemberian skor data. Kemudian
dilakukan pembulatan atau korelasi.
e. Tabulasi
Membuat tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh penelitian.
2. Analisa Data
Analisa yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis
Univariat dan analisis Bivariat.
a. Analisis Univariat
Hasil analisa univariat suatu tekhnik analisis data terhadap satu
variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan
dengan variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut
analisis deskriptif atau statistik deskritif yang bertujuan
menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji. Model analisis
univariat dapat berupa angka hasil pengukuran, ukuran tendensi
sentral, ukuran dispersi/deviasi/variability, penyajian data atau
kemiringan data.
Adapun rumus penentuan besarnya presentase sebagai berikut:
f
x= x 100 %
N
Keterangan:
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah yang menganalisis perbedaan atau
hubungan antara dua varibel. Menguji ada atau tidaknya
perbedaan/hubungan. Dalam penelitian kesehatan uji signifikan
dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan (α) = 0,05
dengan ketentuan hipotesis nol diterima bila p value > 0,05 (p
value > α) berarti uji statistik menunjukan tidak ada hubungan
yang signifikan, sedangkan hipotesis nol ditolak bila p value < 0,05
(p value < α) berarti uji statistik menunjukan adanya hubungan
antara variabel bebas dengan terikat.
Dalam penelitian ini uji bivariat menggunakan uji koefisien
kendall tau, yaitu sebagai berikut:
2s
T=
N ( N−1)
Keterangan :
N = banyaknya sampel
DAFTAR PUSTAKA
11. Bogor RSMD. Profil Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor. Bogor, Rumah
Sakit Medika Dramaga, 2012.
14. Kaswan. Leadership and Teamworking, Membangun Tim yang Efektif dan
Berkinerja Tinggi Melalui Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta, 2014.
16. Supardi dan Anwar. S. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2015.
17. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R and D. 22nd ed. Bandung:
ALFABETA, 2015.
19. Prof. Dr.Suryana MS. Model praktis penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Diakses 22 juli 2019, http://file.upi.edu/ (2010).
20. Notoatmojo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta,
2011.