BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan ialah mengurangnya kinerja kapasitas fisik dan mental yang menyebabkan
timbulnya resiko penyakit hingga kematian, Hal ini menyebabkan kondisi dimana organ
dalam tubuh tidak dapat mempertahankan diri terhadap kondisi tertentu seperti infeksi dan
tidak dapat memperbaiki kerusakan organ yang disebabkan kondisi tersebut. Lansia adalah
istilah dari tahap akhir proses penuaan. Proses penuan dapat dilihat dari fisik dengan adanya
perubahan yang terjadi pada tubuh serta penurunan fungsi pada berbagai organ tubuh.1
dari 10 % menjadi 22 %, dari jumlah penduduk 800 juta menjadi 2 milyar penduduk lansia
Cemas atau anxiety merupakan suatu gangguan psikologis, dimana seseorang dengan
gangguan kecemasan akan memiliki ciri seperti ketakutan atau kekhawatiran berulang, yang
pada akhirnya hal tersebut dapat menyebabkan rasa takut dan hilangnya konsentrasi sehingga
dan khawatir, sering merasa risau apabila ada masalah kecil, cemas saat beraktivitas.2
Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi usia, pengalaman, asetfisik, dan faktor eksternal meliputi
1
2
kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-harinya yang
dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal. Kemp dan Mitchel
kecemasan.3
Hasil penelitian ini hampir sama dengan Penelitian Lestari (2018) dengan
dapatkan mayoritas lansia tidak mengalami cemas yaituse banyak 33 lansia, dan sisanya 23
lansia mengalami cemas ringan, 15 lansia mengalami cemas sedang, dan 13 lansia
mengalami cemas berat.2
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Adakah
Tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat Kemandirian
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan sumber bacaan dan dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk menambah wawasan mengenai fungsi kognitif pada lansia dan
Penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat menambah sumber referensi dan
b. Bagi Lansia
1. Keilmuan:
2. Tempat:
3. Waktu
4. Sasaran/Responden:
5. MetodePenelitian
Penelitian ini yang digunakan adalah deskripsi analitik korelasi dengan pendekatan
“cross sectional”. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling. Dengan alat
pengumpulan berupa kuesoner tentang Kerjasama tim dan penerapan patient safety
Keaslian Penelitian
6
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :
Peneliti Penelitian
dengan terdapat
puskesmas kecemasan
Instrumental
Activities of
Daily Living
(IADL) lansia
dengan
7
hipertensi di
Puskesmas
Penumping.
Bantul
Yogyakarta.
Hasil didasarkan
tau dengan p
value = 0,000 (p
value
8
di Panti ketergantungan.
data dapat
diambil
kesimpulan
bahwa terdapat
hubungan yang
signifikan antara
tingkat
kecemasan dan
tingkat
kemandirian
pada Lansia.
9
dengan didapatkan
Tingkat sebanyak
Instrumental 36responden
Activities of mengalami
Puskesmas kesimpulan
Hubungan
tingkat
Kecemasan
dengan tingkat
Instrumental
Activities of
Daily Living
(IADL) pada
lansia yang
10
mengalami
hipertensi di
Puskesmas
Penumping.
puskesmas
tembilahan
hulu
memenuhi ADL
di Panti Sosial
Tresna Wredha
Senjarawi
diperoleh bahwa
sebagian besar
11 lansia
sebanyak 15
orang (72%)
memiliki tingkat
kemandirian
dengan
ketergantungan
sebagian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain pada tabel keaslian penelitian diatasa
dalah perbedaan p value, tempat, subyek, dan waktu Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Barthel Indextu yang
digunakan, Judul penelitian ini adalah “Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat
12
05 Desa Cimandala Kabupaten Bogor Tahun 2022”. Variabel yang digunakan Adalah variabelin
dependen tingkat kecemasan activities of daily living (adl) pada lansia dan variabel dependen
tingkat kemandirian activities of daily living (adl) pada lansia . Jenis penelitian ini adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengukuran terhadap aktivitas yang dilakukan rutin oleh manusia setiap hari.
Skala ADL terdiri atas skala ADL dasar dan Basic Activity of Daily Living
kemampuan dasar seseorang untuk merawat dirinya sendiri (self care), dan hanya
dilakukan rutin oleh manusia setiap hari. Aktivitas tersebut antara lain :
13
14
minum obat dan memanfaatkan d arana transportasi. Skala ADL terdiri atas
skala ADL dasar dan Basic Activity of Daily Living (BADLs), Instrumental or
Living (AADLs). Skala ADL dasar mengkaji kemampuan dasar seseorang untuk
merawat dirinya sendiri (self care), dan hanya mewakili rentang (range) yang
makan & minum, toileting, mandi, berhias mobilitas. Selain itu kontinensi
buang air besar dan buang air kecil ada juga yang menyebutkan
perembangan dari bayi sampai dewasa, seseorang perlahan – lahan berubah dari
2. Kesehatan fisiologis
merespon sensori yang masuk dengan cara melakukan gerakan. Gangguan pada
sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat menggangu
pemenuhan ADL.
3. Fungsi Kognitif
4. Fungsi Psikososial
hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik.
Proses ini meliputi interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan
gangguan interaksi sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga dapat
5. Tingkat Stress
yang dapat menyebabkan stress, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dapat
6. Ritme Biologi
Ritme atau irama biologi membantu makhlik hidup mengatur lingkungan fisik
lingkungan ). Salah satu irama biologi yaitu irama sikardian, berjalan pada
meliputi tidur, temperature tubuh, dan hormone. Beberapa faktor yang ikut
berperan pada irama sirkardian diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang
7. Ststus Mental
diungkapkan oleh cahya yang dikutip dari baltes, salah satu yang dapat
adalah keterbatasan status mental. Seperti halnya lansia yang memorinya mulai
dasarnya.8
Indek Barthel meliputi kemampuan mandiri lansia untuk mandi, berpakaian, toileting,
bepindah tempat, kontinen dan makan. Indek ini membentuk suatu kerangka kerja untuk
17
mengkaji kehidupan hidup mandiri lansia atau bila ditemukan terjadi penbnurunan fungsi maka
akan disusun tittik focus perbaikanya. Sekala yang ditetapkan oleh indek Barthel dalam Activity
Daily Living meliputi mandiri tergantung paling berat, tergantung berat, tergantung paling
B. KONSEP KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah kekhwatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Kecemasan dialami secara berada dengan rasa takut yang merupakan
terganggu tapi masih dalam batas normal, perasaan tertekan dan tidak tenang serta
berpikiran kacau.11
2. Penyebab Kecemasan
b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan orang atau
3. Faktor predisposisi
a. Teori psikoanalisis
nurani seseorang dan kendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. Ego
berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut, dan fungsi kecemasan
b. Teori Interpersonal
dengan orang lain. Kecemasan ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa
Namun, bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang
c. Teori perilaku
19
dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan akan menimbulkan frustasi atau
berikut:10
1. Ansietas Ringan
a. Respon fisiologi
meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka
b. Respon kognitif
Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, termor halus pada
2. Ansietas sedang
penting dengan mengesampingkan yang lain pada perhatian selektif dan mampu
20
melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada kemasan
a. Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau
b. Respon kognitif
Berbicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan merasa tidak aman.
3. Ansietas berat
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memutuskan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul
a. Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit
b. Respon kognitif
5. Panik
terdiri dari :
a. Respon fisiologi
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi dan
b. Respon kognitif
1. Kecemasan ringan
pertumbuhan dan kreativitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
untuk belajar.
2. Kecemasan sedang
yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut
stress.10
6. Alat Pengukuran
ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS
Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang Nampak pada individu yang
mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor (skala
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan
oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran
kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan
1) Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.
3) Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan
4) Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
5) Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
7) Gejala somatik: nyeni pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil
9) Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak
10) Gejala pemapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan
muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
12) Gejala urogenital: sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea,
13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
14) Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau
kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.3
1
4 = berat/lebih dari gejala yang ada
2
Penetuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-
14dengan hasil :
C. KONSEP LANSIA
1. Pengertian Lansia
lansia bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun.14
Menurut WHO, lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Menjadi tua merupakan suatu proses natural dan kadang – kadang tidak
tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan
tidak semua sistem akan mengalam kemunduran pada waktu yang sama. Asumsi
dasar tentang teori penuaan yang harus diperhatikan dalam mempelajari lansi
yaitu (1) lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba – tiba menjadi tua, tetapi perkembangan dari dari bayi, anak – anak, dewasa,
dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin
dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun, (2) peningkatan jumlah
lansia merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi abad ke 20.14
maupun psikologis.15
26
Berikut ini adalaha batasan – batsan umur yang mencakup batsan umur lansia dari
1. Menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “
3. Klafikasi Lansia
Klasfikasi berikut ini adalah lima kasifikasi pada lanjut usia (Maryam, 2018) adalah
a. Pralnsia (prasenilis)
b. Lanjut usia
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan perkerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa
4. Tipe Lansia
a. Tipe bijaksana
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dakam mencari
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarahan, tidak
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan, agama dan melakukan
e. Tipe binggung
D. KONSEP KEMANDIRIAN
1. Pengertian Kemandirian
yang masih aktif. Seseorang lanjut usia yang menolak untuk melakukan fungsi
dalam perkembangan dimanan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan
hidupnya untuk berkembang ke yang lebih mantap. Kemandirian lansia dalam ADL
fungsi kehidupan sehari - hari yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan
universal.16
a. Faktor kesehatan
Faktor kesehatan fisik lanjut usia dan daya tahan fisik terhadap serangan
29
lansia.
b. Kesehatan fisik
menurun pada usia setengah baya. Pada lansia juga mengalami penurunan
kekuatan fisik, panca indra, potensi dan kapasitas intelektual. Dengan demikian
c. Kesehatan mental
maka banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang
2. Faktor Sosial
kerja atau tibanya saat pensiun. Teman – teman sekerja yang biasanya menjadi
curahan segala masalah sudah tidak dapat di jumpai setiap hari. Lebih – lebih lagi
yang dapat dilakukan dengan keluarga dan masyarakat yang relative berusia
muda.16
3. Aktivitas Sosial
berasal dari hubungan sosial. Hubungan ini dapat mendatangkan kepuasan yang
timbul dari perilaku orang lain. Perkerjaan yang dilakukan sendiri pun dapat
menimbulkan kebahagiaan seperti halnya membaca buku, membuat karya seni, dan
orang lain. Secara sosial lansia mandiri itu melakukan aktivitas sosial, memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga dan mendapat dukungan dari kelurga dan
masyarakat.16
31
F. Kerangka Teori
TABEL 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menganalisis data agar dapat dilaksanakana secara ekonomi serta serta serasi
penelitian, analisa data ststistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
ditetapkan.21
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan atau konsep lainnya, atau antara variable yang satu dengan variable yang
lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmadjo, 2019). Konsep penelitian ini
31
33
Gambaran 3.2
Keterangan:
= Ada Hubungan
1. Populasi
Istilah populasi digunakan untuk menyatakan pengertian kelompok yang menjadi awal
dari sebuah sampel dipilih. Dengan demikian, populasi diartikan sebagai himpunan
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karaktersik yang terdapat dalam
populasi. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini di bawah 100, sehingga jumlah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sejumlah 30 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Total sampling
34
atau sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh
Bogor Tahun 2022 waktu penelitian dilaksakan pada Tanggal bulan juni 2022.
E. Definisi Operasional
Difinisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud, atau
Definisi Oprasional
Tabel 3.2
menyenangkan Berat : 3
berdasarkan
Hamilton
rating scale
for anxie
Sering : 4
Biasanya : 3
Kadang – kadang : 2
:1
Tidak pernah : 0
F. Interumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017). Intrumen yang akan digunakan
pada penelitian ini adalah HARS yang mengidentifikasi skala kecemasan dengan skala
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner,
sebagai alat pengumpulan data yang diisi langsung oleh responden untuk
menggunakan indeks Barthel. Skala yang digunakan skala likert dengan 10 item
pertanyaan jika lansia dapat melakukan aktifitas secara mandiri diberi skor 20,
1. Kuisioner A
Berisi tentang data demografi nama, jenis kelamin, umur/usia, Pendidikan, status
perkawinan.
2. Kuisioner B
Berisi tentang tingkat kemadirian lansia dalam activity of Daily Living dengan
menggunakan indeks Barthel. Skala yang digunakan skala likert dengan 10 item
pertanyaan jika lansia dapat melakukan aktifitas secara mandiri diberi skor 20,
37
3. Kuisioner C
jumlah kuisioner 14 masing-masing sekor 0-6: tidak ada kecemasan, 7-14: kecemasan
ringan, 15-27: kecemsan sedang, 28-41: kecemasan berat, 42-56: kecemasan panik.19
1. Uji validitas
menukur apa yang diukur. Demikian pula koesioner sebagai alat ukur harus
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
tersebut mampu menukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji
korelasi antara skors tiap-tiap item dengan total kusiener tersebut (Notoatmodjo,
2019).18
rxy = N.ΣXY—ΣX.ΣY
2 2 22
Keterangan :
N :Jumlahresponden
X : Skorpertanyaan
Y : Skortotal
XY : Skor pertanyaandikalikanskortotal
Kuesioner ini tidak dilakukan uji validitas karena sudah baku dan sudah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya.18
H. Analisa Data.
1. Pengolahan Data.
karakteristik sebagian atau seluruh populasi yang akan menunjang atau mendukung
1. Penyuntingan (Editing)
2. Pengkodean (coding)
a. Tabulasi
oleh peneliti.
b. Pembersih Data(Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
3. Data Analisa
40
Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah
dengan statistic dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam
1) Analisa Univariat.
dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
F
Rumus : P¿ X 100.
N
Keterangan :
P = Persentase.
F = Frekuensi.
N = Jumlah responden.
median, standar error (SE), standar deviasi (SD), dan Convidance Interval (CI)
95%.
Rumus :
∑fx
X=
n
Keterangan
X = rata – rata
N = jumlah pengamatan
n+1
Me=
2
Keterangan
Me = median
N = Banyaknya Data
2) Analisis Bivariat.
Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
dalam penelitian ini variabel independentnya adalah Activitity Daily Of Living dan
Bogor Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa ada sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah data dalam penelitian ini jenis kuantitatif dan sampel
yang diambil peneliti diatas 50. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila data
yang akan diuji merupakan data tunggal atau frekuensi tunggal, bukan data dalam
a Jika signifikan atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal
42
b Jika signifikan atau nilai probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal
tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi tidak normal.
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan uji
data yang akan diuji merupakan data tunggal atau frekuensi tunggal, bukan data
hasil:
1. Jika signifikan atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal
2. Jika signifikan atau nilai probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal
tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi tidak
normal.
antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel independen dan dependen.
dalam skala ordinal, membuat obyek atau individu-individu yang dipelajari dapat
43
berarti “lebih besar dari pada”. Konfisien yang berdasarkan ranking ini dapat
Rumus :
6∑d ²
p=1
n(n 2−1)
Keterangan :
bila r hitung > r table H0 ditolak, dan Ha diterima berarti ada hubungan
(ADL) dengan variabel dependen yaitu kecemsan pada lansia, dalam melakukan
computer.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pendoman etika yang berlaku setiap kegiatan penelitian
yang melibatkan antara peneliti, pihak yang diteliti dan masyarakat yang akan
memeperoleh dampak dari penelitian tersebut.19 Dalam melakukan penelitian ini peneliti
1. Informed consent
adalah reaponden mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang
diteliti. Selama pengupulan data, jika responden bersedia diteliti maka harus
2. Self determination
3. Fair treatment
Responden berhak mendapat perlakuaan yang adil baik sebelumnya, selama, dan
melakukan responden secara adil dalam penelitian. Setiap responden penelitian harus
penelitian.
45
4. Privacy
Responden mempunyai hak supaya data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk
DAFTAR PUSTAKA
2019.
2. Lestari R, Wihastuti TA, Rahayu BF, Keperawatan D, Jurusan J, Fakultas K, et al. Hubungan
Lanjut Usia Di Panti Werdha [Internet]. Vol. 1, Jurnal Ilmu Keperawatan. 2013. Available
from: www.jik.ub.ac.id
ADL pada Lanjut Usia di Panti Werdha,Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jurnal
4. Sari, Oktavia Arni (2019) Hubungan Antara Spritualitas Tingkat Kecemasan Lansia Di
Samarinda.
5. Maryam, dkk, (2018), Mengenal Usai Lanjut Dan Perawatan Jakarta: Sallemba Medika.
6. Sari HI, Hartiningsih N, Surya S, Yogyakarta G, Ringroad J, Blado S, et al. Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Tingkat Kemandirian Adl (Activity Of Daily Living) Pada Lansia.
7. Sugiarto, (2018) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat Kemandiri Activity of Daily
Living (ADL)
ADL
11. Hawari. H.D. (2019). Manajemen Stres cemas dan Depresi. Jakarta. FK UI
12. Khasanah, Swatun, Dkk (2018). Tentang Kecemasan pada Lansia yang mengalami
penyakit kronik di Banda Aceh. Fakultas Keperawatan Universitas syiah, kuala banda
aceh.
14. Shofia, (2018). Keperawatan AM. Hubungan Tingkat Kemandirian dalam Activity Daily Living
16. Kodri (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Aktivitas Sehari-hari.
18. Notoatmadjo, (2019). Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Kemandirian Dalam ADL
19. M, Suryana P. (2019).Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Buku Ajar Perkuliahan
Metodologi Penelitian.
20. Surahman dkk, (2018). Pengelola Analisa Data Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian.
21. Nursalam , (2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:
salemba Medika.