Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan gangguan pada fungsi mental, yang

meliputi emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang

menyebabkan penurunan fungsi kewajiban terutama minat dan motivasi

sehingga menggangu seseorang dalam proses bermasyarakat. Gangguan jiwa

juga merupakan bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau

kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme

adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus ekstern (Nasir dan

Muhith, 2011).

Menurut World Health Organization (2020) masalah kesehatan mental

meningkat 16% dari beban penyakit dan cedera global pada individu yang

berusia 10-19 tahun. Separo dari semua gangguan kesehatan mental di masa

dewasa dimulai pada usia 14 tahun, tetapi sebagian besar kasus tidak

terdeteksi dan tidak melakukan upaya pengobatan yang tepat. Berdasarkan

data statistik WHO menyebutkan bahwa estimasi individu yang mengalami

gangguan mental terdapat 450 juta jiwa di dunia. Secara global, diperkirakan

264 juta orang mengalami depresi, 45 juta orang yang mengalami gangguan

bipolar, 20 juta orang menderita skizofrenia, dan sekitar 50 juta orang

mengalami demensia (WHO, 2020)


2

Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial

dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus

bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan

produktivitas manusia untuk jangka panjang (Biro Komunikasi dan Pelayanan

Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020),

menunjukkan bahwa selama tahun 2020, ada sebanyak 277 ribu kasus

kesehatan jiwa di Indonesia. Jumlah kasus kesehatan jiwa itu mengalami

peningkatan dibandingkan 2019 yang hanya 197 ribu orang (Kemenkes RI,

2020).

Menurut data yang dari peroleh dari Riset Kesehatan Dasar (2018)

menunjukkan bahwa jumlah pasien dengan gangguan jiwa di Provinsi Nusa

Tenggara Barat sebanyak 5.573 orang dari 282.654 orang yang ada di seluruh

Indonesia (Riskesdas, 2018)

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB

tahun 2021 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan orang dengan

gangguan jiwa (ODGJ) Berat sebanyak 7.714 jiwa dengan rincian sebagai

berikut : Kota Bima sebanyak 316 orang (4.09%), Lombok Utara sebanyak

243 orang (3,15%), Sumbawa Barat sebanyak 310 orang (4,01%), Dompu

sebanyak 558 orang (7,23%), Kota Mataram sebanyak 803 orang (10,4%),

Lombok Barat sebanyak 632 orang (8,19%), Bima sebanyak 1.234 orang

(16,0%), Sumbawa sebanyak 741 orang (9,6%), Lombok Tengah sebanyak

1.172 orang (15,2%) dan Lombok Timur sebanyak 1.705 (22,1%).


3

Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Suka Tahun

2020, menunjukkan bahwa pada tahun 2019 jumlah pasien yang mengalami

gangguan jiwa sebanyak 1.602 orang, angka kejadian gangguan jiwa ini

mengalami penurunan yang sangat signifikan dimana pada tahun 2020 jumlah

pasien yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 792 orang. Semua pasien

yang mengalami gangguan jiwa yang ditemukan mendapat penanganan dari

RSJ Mutiara Sukma (100% tertangani).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 10

Maret 2022 menunjukkan bahwa dari 10 orang yang mengalami gangguan

jiwa halusinasi, 7 orang diantara mengalami kecemasan berat karena pasien

sering merasa sedih dan perasaannya sering berubah-ubah sepanjang hari dan

3 orang lainnya mengatakan mengalami kecemasan ringan karena sering

merasakan fisarat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah tersinggung.

Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB adalah satu-satunya

rumah sakit khusus jiwa di Nusa Tenggara Barat yang merupakan unsur

pelayanan kesehatan khusus jiwa yang berada dibawahdan bertanggung

jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis

operasional berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dengan status

Rumah Sakit Khusus Kelas B. Orang dengan gangguan jiwa baik yang

menjalani rawat jalan atau rawat inap banyak di rawat di Rumah Sakit Jiwa

Mutiara Sukma (RSJ Mutiara Sukma Provinsi NTB, 2021)


4

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang : ”Pengaruh Status Gangguan Jiwa Halusinasi Terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas, adapun permasalahan yang adalah sebagai

berikut : “Pengaruh Status Gangguan Jiwa Halusinasi Terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun 2021.”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh status gangguan jiwa halusinasi

terhadap tingkat kecemasan pasien di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Mutiara

Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2021.

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien di Rumah Sakit Jiwa

Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2021

c. Untuk menganalisis pengaruh status gangguan jiwa halusinasi terhadap

tingkat kecemasan pasien di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021.


5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan penerapan status

gangguan jiwa halusinasi dengan tingkat kecemasan pasien yang

mengalami gangguan jiwa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang

pengaruh status gangguan jiwa halusinasi terhadap tingkat kecemasan

pasien yang mengalami gangguan jiwa dan mengembangkan

kemampuan peneliti menyusun suatu laporan penelitian.

b. Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan masukan untuk menambah referensi pustaka,

khususnya buku tentang status gangguan jiwa halusinasi dengan

tingkat kecemasan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Selain itu,

dapat dijadikan sebagai data dan hasil penelitian yang dapat dijadikan

dasar atau data yang mendukung untuk penelitian.

c. Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya pasien

yang mengalami gangguan jiwa halusinasi agar lebih memahami dan


6

mengetahui tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkat

kecemasan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa halusinasi.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan


Nur Pengaruh terapi Hasil penelitian Perbedaannya yaitu : Persamaannya
Azizah aktivitas kelompok menunjukkan adanya pada penelitian yang yaitu : pada
(2013) stimulasi persepsi pengaruh terapi dilakukan oleh Nur variabel
halusinasi aktivitas kelompok Azizah metode dependentnya
terhadap tingkat stimulasi persepsi penelitian yang sama-sama
kecemasan pada halusinasi terhadap digunakan adalah meneliti
klien halusinasi tingkat kecemasan pre eksperimen tentang
pendengaran di RS pada klien halusinasi sedangkan pada kecemasan
Grhasia pendengaran di RS penelitian yang akan
Yogyakarta Grhasia Yogyakarta dilakukan oleh
dengan nilai p value peneliti yaitu :
sebesar 0,000 menggunakan
metode kuantitatif.

Muhamm Pengaruh tak Hasil penelitian Perbedaannya yaitu : Persamaannya


ad Husni stimulasi persepsi menunjukkan adanya pada penelitian yang yaitu pada
(2019) halusinasi pengaruh tak dilakukan oleh variabel
terhadap stimulasi persepsi Muhammad Husni dependentnya:
penurunan halusinasi terhadap metode penelitian sama-sama
kecemasan klien penurunan yang digunakan meneliti
halusinasi di RSJ kecemasan klien adalah metode quasi tentang
Sambang Lihum halusinasi di RSJ experimental kecemasan
Sambang Lihum design  sedangkan
Dengan nilai p value pada penelitian yang
sebesar 0,001 akan dilakukan oleh
peneliti yaitu :
menggunakan
metode kuantitatif.

Budiarto Pengaruh Hasil penelitian Perbedaannya yaitu : Persamaannya


(2016) Pendidikan menunjukkan adanya pada penelitian yang yaitu pada
Kesehatan Pada Pengaruh Pendidikan dilakukan oleh variabel
Tingkat Kesehatan Pada Budiarto metode dependentnya:
Kecemasan Tingkat Kecemasan penelitian yang sama-sama
Keluarga Keluarga Terhadap digunakan adalah meneliti
Terhadap Kekambuhan Pasien metode pra- tentang
Kekambuhan Halusinasi Di Poli eksperimen kecemasan
Pasien Halusinasi Rawat Jalan Rumah sedangkan pada
Di Poli Rawat Sakit Ernaldi Bahar penelitian yang akan
Jalan Rumah Sakit Palembang dilakukan oleh
Ernaldi Bahar dengan nilai p value peneliti yaitu :
Palembang sebesar 0,025 menggunakan
metode kuantitatif.
7

Anda mungkin juga menyukai