PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan suatu kondisi ketika individu dapat berkembang baik secara fisik,
dimiliki, dapat bekerja secara produktif, dapat mengatasi tekanan baik dari
jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami masalah dalam berpikir dan
dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia yang sehat baik secara fisik
1
2
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, saat ini jumlah
penderita gangguan jiwa di dunia adalah sekitar 450 juta jiwa termasuk
gangguan jiwa. Secara global jika dilihat dari tahun hidup dengan kondisi
dengan persentase 14,4% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018).
1.000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ), sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu orang dengan
gangguan jiwa yang cukup signifikan, yaitu terjadi kenaikan dari 1,7‰ di
dengan gangguan jiwa (ODGJ) tertinggi menurut data Riskesdas tahun 2018
yaitu Provinsi Bali dengan angka 11‰, untuk prevalensi terendah yaitu
Provinsi Kepulauan Riau dengan angka 3‰ dan untuk Provinsi Jawa Tengah
individu tidak rutin minum obat dengan alasan sudah merasa sehat dengan
kesehatan ODGJ berat Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 sebanyak 81.445
68.047 orang atau sebesar 83,5%. Jumlah ODGJ berat yang mendapatkan
6.484 orang atau sebesar 99,5%. Sedangkan untuk Kabupaten Sukoharjo dari
sebanyak 851 orang atau sebesar 38,2%. Untuk sasaran ODGJ di Kabupaten
Adapun jumlah penduduk tahun 2017 yaitu 899.550 orang, maka sasaran
Stuart (2016) dalam Suryenti dan Sari (2017), menyatakan bahwa klien
seperti pola asuh dan faktor sosial budaya. Sedangkan faktor presipitasi
dan koping individu dalam mentoleransi stresor. Adapun gejala yang timbul
pada klien halusinasi yaitu bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa
sebab, menunjuk ke arah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas,
Menurut Muhith (2015) dalam Suryenti dan Sari (2017), halusinasi yang
dirasakan klien benar-benar nyata seperti mimpi saat tidur, dimana klien tidak
punya cara untuk menentukan persepsi tersebut nyata atau tidak. Dampak
kontrol diri, sehingga klien akan mudah panik dan perilakunya dikendalikan
oleh halusinasi. Pada kondisi ini klien dapat melakukan bunuh diri (suiside),
mengalami halusinasi.
5
dalam mengontrol halusinasi yang terdiri dari 4 sesi yaitu menghardik, patuh
keluarga agar keluarga dapat menjadi pendukung yang efektif bagi klien.
Dalam hal ini asuhan keperawatan terhadap klien halusinasi harus dilakukan
B. Rumusan Masalah
Sensori: Halusinasi?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah mendiskripsikan asuhan
2. Tujuan Khusus
halusinasi.
7
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi masyarakat
c. Bagi peneliti