Anda di halaman 1dari 88

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE

BUNUH DIRI PADA REMAJA KELAS 10

DI SMK PGRI 04 KOTA BOGOR

TAHUN 2022

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada

OLEH :

ANGGA PRAYOGA

201813056

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN 2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINIALITAS

“Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan semua
sumber pustaka yang menjadi rujukan dalam penyusunan Proposal Skripsi S1
Keperawatan ini telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa Proposal Skripsi ini merupakan hasil plagiat/ pemalsuan/
pertukangan maka saya siap menerima sanksi yang belaku di STIkes Wijaya
Husada Bogor dengan segala resiko yang harus saya tanggung”

Nama : Angga Prayoga

Nim : 201813056

Tanggal : 05 Oktober 2022

Tanda Tangan :

Materai

10.000

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE

BUNUH DIRI PADA REMAJA KELAS 10

DI SMK PGRI 04 BOGOR

TAHUN 2022

Penyusun : Angga Prayoga

NIM : 201813056

Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan tim penguji

proposal skripsi prodi S1 Keperawatan STIkes Wijaya Husada Bogor.

Bogor, 05 Oktober 2022

Dosen Pembimbing

(Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE

BUNUH DIRI PADA REMAJA KELAS 10

DI SMK PGRI 04 BOGOR

TAHUN 2022

Penyusun : Angga Prayoga

NIM : 201813056

Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan tim penguji proposal

Skripsi prodi S1 Keperawatan STIkes Wijaya Husada Bogor.

Bogor, 05 Oktober 2022

Mengesahkan,

Penguji I Penguji II

( ) (Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes)

Mengetahui

Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor

(dr. Pridady, Sp.PD-KGEH)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Angga Prayoga

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 25 September 1999

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kp. Babakan RT/RW 005/004 Cikeas Sukaraja

No Telepon : 085173226602

E-mail : prayogaangga487@gmail.com

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat,
Hidayah, serta Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Ide Bunuh Diri Pada
Remaja Kelas 10 di SMK PGRI 4 Kota Bogor Tahun 2022”. Laporan proposal
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada
program studi S1 Keperawatan STIKes Wijaya Husada.

Dalam proposal skripsi ini diharapkan mampu membantu peneliti dalam


persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Dalam proses penyusunan
proposal ini tidak lepas dari bantuan dan saran serta bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati peneliti
ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Selaku Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor.


2. Selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan.
3. Dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan arahan, masukan
bimbingan serta motivasi.
4. Kepada pihak sekolah yang bekerja di SMK PGRI 4 Kota Bogor.
5. Kepada Orang tua serta keluarga besar saya yang telah mendoakan untuk
kelancaran dalam mengerjakan proposal skripsi ini.
6. Kepada teman-teman dekat Watterson Family Anggi Widya Amanda, Astria
Handayani, Fachruj Zaini, Indah Gita Chayatun Nufus, Siti Aisyah, Yolanda
Krisnawati, dan Riyan Candra Gunawan yang telah membantu menghadapi
skripsi dan memberikan semangat, saran, serta motivasi.
7. Kepada semua teman seperjuangan yang senantiasa ikut membantu dan
memberikan semangat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Semoga Allah SWT, senantiasa melindungi dan membalas amal baik
kita semua.

vi
Peneliti menyadari dalam penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Namun demikian peneliti berharap proposal skripsi ini dapat
bermanfaat. Oleh karena itu, segala saran kritikan dan masukan yang membangun
sangat peneliti harapkan demi kemajuan dan kesempurnaan dalam penyusun
skripsi ini di masa yang akan datang.

Bogor, 05 Oktober 2022

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

COVER i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINIALITAS ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR BAGAN xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
E. Ruang Lingkup Masalah Penelitian 4
F. Keaslian Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14
A. Konsep Dukungan Sosial 14
1. Definisi Dukungan Sosial 14
2. Bentuk Bentuk Dukungan Sosial 15
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial 16
4. Komponen Dukungan Sosial 17
B. Konsep Remaja 18
1. Definisi Remaja 18
2. Ciri-ciri masa remaja 19
3. Perubahan Selama Masa Remaja 19
C. Konsep Ide Bunuh Diri 20

viii
1. Definisi Ide Bunuh Diri 20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri 21
3. Dimensi Ide Bunuh Diri 25
4. Hubungan Dukungan sosial dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja
26
5. Kerangka Teori 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
A. Desain Penelitian 28
B. Kerangka Konsep 28
C. Variabel Penelitian 29
D. Definisi Operasional 29
D. Hipotesis 32
E. Populasi dan sampel penelitian 32
F. Tempat dan Waktu Penelitian 33
G. Etika Penelitian 34
H. Metode dan Alat Pengumpulan Data 35
I. Metode Pengolahan Data 38
J. Analisa Data 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.........................................................................5


Tabel 3.2 Definisi Operasional.......................................................................30

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori……………………………………………………27


Bagan 3.1 Kerangka Konsep…………………………………………………28

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri per tahun di

dunia. Angka bunuh diri lebih tinggi pada usia muda. Di Asia Tenggara,

angka bunuh diri tertinggi terdapat pada Thailand yaitu 12.9 (per 100.000

populasi). Singapura (7.9), Vietnam (7.0), Malaysia (6.2), Indonesia (3.7),

dan Filipina (3.7). perilaku bunuh diri (ide bunuh diri, rencana bunuh diri,

dan Tindakan bunuh diri) dikaitkan dengan berbagai gangguan jiwa,

misalnya depresi. Gejala depresi, misalnya merasa tidak berguna, tidak ada

harapan atau putus asa merupakan faktor risiko bunuh diri. Sebanyak 55%

orang dengan depresi memiliki ide bunuh diri.1

Pada 2020 angka bunuh diri di Indonesia secara global menjadi 2,4

per 100.000 jiwa dan di perkirakan jumlah kematian akibat bunuh diri di

Indonesia sekitar 1,800 kasus per tahun. Cara bunuh diri terbanyak adalah

dengan gantung diri sebesar 60,9% dan sebesar 23,2% kematian akibat

bunuh diri terjadi pada orang dengan penyakit jiwa dan 5,8% pada orang

dengan penyakit kronis.2 Tingkat bunuh diri laki-laki di Indonesia lebih

tinggi daripada perempuan yakni sebesar 3,7 per 100.000 penduduk.

Namun, tingkat bunuh diri di Indonesia masih rendah jika dibandingkan

dengan negara-negara lain.3

1
2

Remaja dikenal juga dengan istilah adolescence ataupun youth,

remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa

pendewasaan baik fisik ataupun psikologis seseorang. Pada masa remaja

terjadi beberapa perubahan mulai dari segi pengetahuan, emosi, sosial dan

juga perilaku. Oleh karena itu, perlu adanya pemantauan dan juga

pembentukan perilaku remaja agar dapat meningkatkan derajat Kesehatan

mereka di masa yang akan datang.4

Remaja lebih rentang mengalami bunuh diri di bandingkan dengan

kelompok usia lainnya dan biasanya awal bunuh diri terlihat pada masa

ini. Ide bunuh diri semakin meningkat pada remaja dan berkolerasi dengan

depresi yang semakin meningkat juga. Masa remaja umumnya terjadi

permasalahan sosialisasi dan permasalahan dengan orang lain yang

membuat remaja berfikir bunuh diri adalah solusi dari masalahnya.5

Bunuh diri dilakukan remaja karena pengaruh obat-obatan dan

penggunaan alkohol, kematian anggota keluarga, bermasalah disekolah,

terlibat masalah hukum dan putus hubungan. Penyebabnya dapat karena

stress dan kesepian yang mereka alami karena orientasi seksual yang

dimilikinya. Stigma, penolakan orang tua dan kurangnya penerimaan

sosial adalah alasan lain kenapa angka bunuh diri pada kelompok ini

tinggi. Remaja harus ditanyakan secara langsung apakah mereka depresi

atau berpikir tentang bunuh diri. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membuat

remaja merasa ada seseorang yang memperhatikannya dan memberi

kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan masalahnya.6


3

Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi yang

mengarahkan subjek untuk percaya bahwa dia dicintai, dihargai, dan

termasuk dalam jaringan kewajiban bersama. Keluarga sebagai sumber

dukungan sosial dapat menjadi faktor kunci dalam pemulihan. Meskipun

anggota keluarga tidak selalu merupakan sumber positif dalam Kesehatan

mental, mereka paling sering merupakan bagian penting dari hidupnya.7

Studi pendahuluan kepada 10 siswa/i kelas 10 di SMK PGRI 4

Kota Bogor pada 20 Juli 2022 ditemukan sebanyak 5% siswa memiliki

pemikiran singkat tentang bunuh diri namun tidak mencoba untuk

melakukan bunuh diri, diantaranya pernah mengungkapkan kepada orang

lain bahwa akan melakukan bunuh diri meski sebenarnya tidak ingin mati

dan beberapa diantaranya menyatakan tidak mungkin dan sangat tidak

mungkin melakukan bunuh diri. Berdasarkan wawancara yang dilakukan

kepada siswa yang memiliki ide bunuh diri didapatkan bahwa pikiran

bunuh diri timbul saat ada masalah dengan orang tua, teman sebaya,

broken home, dan masalah di sekolah. Cara menyelesaikannya saat terjadi

masalah diantaranya dengan cara diam dan mengurung diri dikamar.

Sementara beberapa cara yang lain jika melakukan bunuh diri ada yang

mengungkapkan dengan cara minum obat, ada yang melukai dirinya

sendiri dengan cara menyayat tangan dibagian nadi, dan ada beberapa

diantaranya mengungkapkan takut untuk melakukan bunuh diri dan tidak

ingin mengungkapkan cara yang digunakan.


4

Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan yaitu menggali

tentang adanya ide bunuh diri pada remaja. Dan harus ditanyakan secara

langsung tentang pikiran bunuh diri, dimana pertanyaan tersebut membuat

remaja merasa diperhatikan dan memberikan kesempatan pada mereka

untuk mengungkapkan masalah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas peneliti tertarik

untuk meneliti tentang masalah sebagai berikut “Hubungan dukungan

sosial dengan ide bunuh diri pada remaja kelas 10 di SMK PGRI 4 Kota

Bogor di tahun 2022”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh

diri pada remaja kelas 10 di SMK PGRI 4 Kota Bogor di tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan sosial di kelas 10

SMK PGRI 4 Kota Bogor di tahun 2022

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ide bunuh diri pada remaja

di kelas 10 SMK PGRI 4 Kota Bogor di tahun 2022

c. Untuk menganalisa hubungan dukungan sosial di kelas 10 SMK

PGRI 4 Kota Bogor di tahun 2022


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan jiwa

antara lain untuk mengetahui hubungan sosial dengan ide bunuh diri.

2. Bagi pengguna

a. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti. Selain

itu dengan melaksanakan penelitian ini, peneliti dapat mengetahui

dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja di SMK PGRI

4 Bogor.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya

c. Bagi SMK PGRI 04 Kota Bogor

Untuk bahan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

kebijakan sekolah di SMK PGRI 4 Kota Bogor terkait pada

hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja

dalam pengetahuan di Sekolah.

d. Bagi Institusi STIKes Wijaya Husada Bogor

Untuk menambah referensi dan perkembangan penelitian tentang

hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja

sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki penerapan


6

perilaku kepada mahasiswa keperawatan sebelum diterjurkan

menjadi tenaga profesi

E. Ruang Lingkup Masalah Penelitian

a. Ruang lingkup materi

Hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja.

b. Ruang lingkup responden

Responden pada peneliti ini adalah siswa kelas 10 SMK PGRI 4 di

Kota Bogor tahun 2022.

c. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitian ini bulan Oktober 2022.

d. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini dilakukan di kelas 10 SMK PGRI 4 Kelas 10 di Kota

Bogor.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif yaitu

dengan desain deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross

sectional. Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk kuesioner. Uji

statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji

cramer’s.
7

G. Keaslian Penelitian
No Nama Peneliti Tahun Judul Metodologi Hasil
Penelitian Penelitian
1 Alifia Salsabhilla , 2019 Dukungan Penelitian ini Hasil
Ria Utami Panjaitan Sosial Dan menggunakan penelitian ini
e-ISSN 2655-8106- Hubungannya desain mengenai
ISSN2338 2090 Dengan Ide penelitian karakteristik
Bunuh Diri analitik korelatif responden
Pada dengan didapatkan
Mahasiswa pendekatan rata-rata usia
Rantau cross sectional responden
pada 239 19,85 tahun.
mahasiswa Responden
rantau (stratified berjenis
sampling) di kelamin
Universitas lakilaki
Indonesia dan berjumlah 69
menggunakan orang (28,9%)
analisa data dan
univariat serta perempuan
bivariat. Analisa 170 (71,1%).
bivariat Asal
dilakukan paguyuban
dengan uji paling banyak
korelasi gamma dari Perhimak
untuk Kebumen
menentukan ada ejumlah 56
tidaknya orang (23,4%)
hubungan antara dan paling
dukungan sosial sedikit dari
dengan ide Pasir
8

bunuh diri. Rembang


Etika penelitian sejumlah 2
yang diterapkan orang (0,8%).
adalah Asal fakultas
menghormati paling banyak
harkat dan dari Fakultas
martabat Ilmu
manusia, Keperawatan
menghormati sejumlah 35
privasi dan orang (14,6%)
kerahasiaan dan paling
subjek sedikit dari
penelitian, Fakultas
keadilan dan Kedokteran
keterbukaan, Gigi sejumlah
serta 3 orang
memperhitungk (1,3%).
an manfaat dan Angkatan atau
kerugian yang tahun masuk
ditimbulkan. paling banyak
Penelitian ini berasal dari
telah melalui angkatan 2018
proses kaji etik sejumlah 81
dan dinyatakan orang (33,9%)
lolos kaji etik dan paling
oleh Komite sedikit dari
Etik Penelitian angkatan 2015
Fakultas Ilmu sejumlah 44
Keperawatan orang
Universitas (18,4%). Rata-
Indonesia. rata lama
9

merantau
responden
2,76 tahun.
Responden
yang tinggal
di
kost/kontrakka
n berjumlah
141 orang
(59%), tinggal
di asrama 72
orang
(30,1%),
dengan
saudara 15
orang (6,3%),
dan lainnya 11
orang (4,6%).
Dukungan
sosial pada
penelitian ini
terbagi
menjadi dua
kategori, yaitu
rendah dan
tinggi
berdasarkan
nilai cut of
point median
dikarenakan
persebaran
10

data tidak
normal yaitu
pada
dukungan
sosial total 56,
dukungan
sosial
keluarga 20,
dukungan
sosial teman
19, dukungan
sosial
significant
others 17.
2 Kania Febrya 2020 Tingkat Penelitian ini Berdasarkan
Putri ,Duma Lumban Resiliensi merupakan hasil analisis
Tobing dengan Ide penelitian yang telah
DOI : Bunuh Diri kuantitatif dilakukan
10.33221/jiiki.v10i0 Pada Remaja dengan desain terkait
1.392 cross sectional hubungan
yang bertujuan tingkat
untuk resiliensi
mengetahui atau dengan ide
mengidentifikas bunuh diri
i tingkat remaja di
resiliensi salah satu
dengan ide SMA
bunuh diri pada Purwakarta,
remaja di SMA didapatkan
“X” Purwakarta. kesimpulan
Sampel diambil bahwa
11

secara acak terdapat


menggunakan hubungan
stratified antara tingkat
random resiliensi
sampling dan dengan ide
berdasarkan bunuh diri.
perhitungan Terdapat
rumus Slovin, temuan
231 remaja akan menarik
dilibatkan dalam dalam
penelitian. penelitian ini,
Adapun kriteria di antaranya
responden lain ide bunuh
yang akan berisiko tidak
diteliti, yaitu hanya
remaja berusia ditemukan
14-17 tahun, pada remaja
hadir saat dengan
penyebaran tingkat
kuesioner, dan resiliensi
bersedia rendah saja,
mengisi tetapi ide
kuesioner data bunuh diri
demografi, 25 berisiko juga
pernyataan ditemukan
Connor- pada remaja
Davidson dengan
Resilience Scale tingkat
(CD-RISC), dan resiliensi
30 pernyataan sedang.
Suicidal Melalui
12

Ideation peningkatan
Questionnaire faktor
(SIQ) Data yang protektif dan
sudah terkumpul penurunan
akan dianalisis faktor risiko,
menggunakan dapat
Uji Chi Square. meningkatka
n resiliensi
pada emaja.
Sehingga
remaja
menjadi
mudah
beradaptasi
terhadap
segala
perubahan
yang terjadi
dan
diharapkan
dapat
menurunkan
timbulnya ide
bunuh diri.
3 Ipung Jatmiko, Rizki 2021 Analisis Faktor Jenis penelitian Faktor internal
Fitryasari, Rr. Dian Penyebab Ide yang digunakan yang memiliki
Tristiana Bunuh Diri adalah literature risiko paling
e-ISSN 2621-2978; Pada Remaja: review. Penulis tinggi menjadi
p-ISSN 2685-9394 Literatur melakukan penyebab ide
Review pencarian artikel bunuh diri
di tiga database remaja adalah
13

yaitu Scopus, riwayat


ScienceDirect penyakit fisik
dan Proquest atau mental
dengan topik dalam
penelitian keluarga,
adalah analisis etnis/ras, jenis
faktor penyebab kelamin,
ide bunuh diri ganggguan
remaja pada psikologis dan
publikasi 5 perilaku
tahun terakhir. menyimpang
The Centre for sedangkan
Review and faktor
Dissemination eksternal
digunakan adalah faktor
dalam proses ekonomi,
seleksi pengalaman
penyusunan hidup yang
literature negatif dan
review. Analisis faktor
jurnal awal keluarga.
dilakukan Penelitian ini
dengan menilai diharapkan
duplikasi pada meningkatkan
jurnal yang pengetahuan
disaring guru dan
selanjutnya tenaga
analisis kesehatan
dilakukan sehingga
dengan menilai dapat
judul, abstrak mencegah
14

dan jurnal yang terjadinya


memiliki salinan bunuh diri
lengkap dengan pada remaja.
menggunakan
metode PICOS.
Penilaian
kualitas jurnal
menggunakan
The Joanna
Briggs Institute
Guideline
critical appraisal
check list,
pencarian jurnal
dilakukan pada
bulan Agustus
sampai Oktober
2020 dengan
hasil proses
pencarian dan
seleksi studi

Adapun persamaan dan perbedaan Penelitian yang akan dilakukan dengan


penelitian sebelumnya yaitu :

1. Persamaan dari penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Alifia
Salsabhilla, Ria Utami Panjaitan menggunakan desain penelitian dengan
pendekatan cross sectional, Sedangkan Perbedaan Penelitian ini dan
penelitian yang di lakukan oleh Alifia Salsabhilla , Ria Utami Panjaitan
dalam perbedaan metode penelitian terletak pada tahun,tempat serta
jumlah responden yang di teliti.
15

2. Persamaan dari penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Kania
Febrya Putri, Duma Lumban Tobing menggunakan penelitian kuantitatif
dengan desain cross sectional, Sedangkan Perbedaan dari penelitian ini
dan penelitian yang dilakukan oleh Kania Febrya Putri , Duma Lumban
Tobing perbedaannya terletak pada tahun dan jumlah responden,tempat
penelitian.
3. Persamaan dari Penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Ipung
Jatmiko, Rizki Fitryasari, Rr. Dian Trisna adalah tentang penyebab ide
bunuh diri remaja, Sedangkan Perbedaan penelitian ini dan penelitian yang
di lakukan oleh Ipung Jatmiko, Rizki Fitryasari, Rr. Dian Tristiana terletak
pada tahun,tempat metode penelitian serta jumlah responden yang diambil.
16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dukungan Sosial

1. Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb,

sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata

atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan

subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan

hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh

pada tingkah laku penerimanya.8

Dukungan sosial adalah informasi atau timbal balik dari orang lain

atau sesama kita yang menunjukkan bahwa mereka dicintai, dihargai

dan dihormati. Dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat

membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan

instrument dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi

permasalahannya.7

Dukungan sosial adalah bentuk bantuan untuk individu atau

kelompok dari hasil interaksinya dengan orang lain di suatu

lingkungan. Dukungan sosial tibul karena adanya persepsi bahwa

orang lain akan membantu apabila terjadi masalah atau memerlukan

16
17

bantuan dengan tujuan untuk meningkatkan perasaan positif dan harga

diri.9

Dapat disimpulkan dukungan sosial sangat penting dalam

kehidupan semua manusia. Disaat sedang dalam permasalahan sedih

ataupun senang pasti kita akan selalu membutuhkan dukungan. Karena

manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

dari orang lain.

2. Bentuk Bentuk Dukungan Sosial

Bentuk-bentuk dukungan sosial adalah sebagai berikut:

a. Emotional Support

Ini berkaitan dengan bantuan seperti pemberian perhatian, kasih

saying, empati, kepercayaan. Contohnya seperti orang tua yang

selalu memberi perhatian ke kita selalu menanyakan apakah kita

sudah makan, kita sedang berada dimana, dan orang tua yang

selalu memberikan kasih saying kepada kita seperti jika kita

memerlukan sesuatu sebisa mungkin mereka mengabulkannya.

b. Tangiable Support

Yaitu merupakan bantuan yang nyata atau berupa fisik bagi orang

yang membutuhkan. Contohnya pada saat teman kita sedang

membutuhkan bantuan seperti terkena bencana kita sesama

manusia seharusnya membantu dengan memberikan bantuan

seperti sembako, obat-obatan, peralatan mandi, donasi, dan lain-

lainnya.
18

c. Informational Support

Pemberian nasihat, tuntunan dan anjuran yang berguna bagi

seseorang. Contohnya orang tua saya yang selalu memberi nasihat

atau mengingatkan saya supaya saya tidak salah dalam mengambil

keputusan. Ini sangat diperlukan supaya saya tidak terjerumus ke

jalan yang negatif.

d. Belonging Support

Jenis dukungan yang memberikan perasaan diterima menjadi

bagian suatu kelompok dan rasa kebersamaan. Contohnya saya

diterima di kelompok bermain dengan teman-teman saya. Disitu

saya merasakan kebersamaan yang sangat solid bila saya sedang

membutuhkan bantuan, semua teman saya segera terpecahkan.

Dengan begitu saya merasa diterima di dalam kempok itu.7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial menurut

Stanley adalah kebutuhan fisik, meliputi sandang, pangan dan papan.

Kebutuhan sosial, kebutuhan pesikis jika seseorang sedang

menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut

akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang-orang sekitar

sehingga dirinya merasa di hargai, di perhatikan dan di cintai.10

1. Kebutuhan Fisik

Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial.

Adapun kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan, dan papan.


19

Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka

seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.

2. Kebutuhan sosial

Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal

oleh masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di

masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik

cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam

kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan

untuk memberikan penghargaan.

3. Kebutuhan psikis

Dalam kebutuhan psikis pada seseorang yang sakit didalamnya

termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religious, tidak

mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang

tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat,

maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari

orang-orang sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan

dan dicintai.11

4. Komponen Dukungan Sosial

Weiss membagi dukungan sosial ke dalam enam bagian yang

berasal dari hubungan dengan individu lain,12 yaitu:

a. Dukungan Instrumental (Instrumental Support)

Keandalan bantuan (reliable alliance), merupakan pengetahuan

yang dimiliki individu bahwa ia dapat mengandalkan bantuan


20

yang nyata ketika dibutuhkan. Individu yang menerima bantuan

ini akan merasa tenang karena ia menyadari ada orang yang dapat

diandalkan untuk menolongnya bila ia menghadapi masalah dan

kesulitan.

b. Bimbingan (Guidance)

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang

dapat dipercaya. Dukungan ini juga dapat berupa pemberian

feedback (umpan balik) atas sesuatu yang telah dilakukan

individu.

c. Dukungan emosional (Emotional Support)

Keyakinan manfaat (Reassurance of worth) dukungan sosial ini

berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan

kualitas individu. Dukungan ini akan membuat individu merasa

dirinya diterima dan dihargai. Contoh dari dukungan ini misalnya

memberikan pujian kepada individu karena telah melakukan

sesuatu dengan baik.

d. Keterikatan (Attachment)

Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta

yang diterima individu yang dapat memberikan rasa aman kepada

individu yang menerima. Kedekatan dan intimacy merupakan

bentuk dari dukungan ini karena kedekatan dan intimacy dapat

memberikan rasa aman


21

e. Integrasi sosial (Social Integration)

Dukungan ini berbentuk kesamaan minat dan perhatian serta rasa

memiliki dalam suatu kelompok.12

B. Konsep Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja (adolescence) adalah masa perkembangan transisi

seorang individu antara masa anak-anak dan masa dewasa yang

mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Beberapa

ahli perkembangan menggambarkan bahwa masa remaja dimulai kira-

kira pada usia 10 sampai 13 dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun

yang disebut pula sebagai masa remaja awal dan akhir. Masa remaja

awal (early adolescence) diperkirakan sama dengan masa sekolah

menengah pertama, sedangkan masa remaja akhir (late adolescence)

terjadi setelah seseorang berusia di atas 15 tahun).13

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan

istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa

indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja

merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa

remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja

pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.

Masa remaja disebut sebagai periode perubahan, tingkat perubahan


22

dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan

perubahan fisik.14

Remaja adalah penduduk yang memiliki rentang usia 10-24

tahun dan belum terikat dengan status pernikahan. Remaja dikenal juga

dengan istilah (adolescence) ataupun youth. Remaja merupakan masa

peralihan dari anak-anak menuju masa pendewasaan baik fisik ataupun

psikologis seseorang, pada masa remaja terjadi beberapa perubahan

mulai dari segi pengetahuan, emosi, sosial, dan juga perilaku.4

Dari kesimpulan remaja adalah masa remaja terjadi proses

perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan psikoseksual, remaja sudah tidak dapat lagi

dikatakan sebagai anak-anak namun ia belum cukup untuk bisa

dikatakan sebagai orang dewasa. `

2. Ciri-ciri masa remaja

Ciri-ciri yang dimiliki remaja sebagai berikut :

1. Mulai membangun kesadaran telah memasuki usia dewasa

2. Mulai membangun relasi dengan teman sebaya

3. Memahami perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan

4. Adanya kemandirian emosional

5. Mulai belajar mengatur diri sendiri

6. Memiliki energi positif yang benar

7. Membutuhkan tempat untuk mengekspresikan kemampuan diri

8. Memiliki cita-cita yang tinggi


23

9. Memiliki rasa ingin tahu yang besar dalam hal apapun

10. Selalu mencoba hal baru tanpa memikirkan dampak atau resiko

yang diterima Ketika remaja mampu menerima dirinya sendiri

maka proses tumbuh kembang pada remaja menjadi lebih

optimal.15

3. Perubahan Selama Masa Remaja

1. Perubahan biologi atau fisik

Perubahan fisik pada masa remaja terjadi dengan cepat,

perubahan berfokus pada peningkatan pertumbuhan tulang rangka,

otot dan organ dalam, perubahan spesifik berdasarkan jenis

kelamin, distribusi otot dan lemak serta perkembangan system

reproduksi dan karakteristik seks sekunder, perubahan ini juga

bervariasi berdasarkan tingkat usia.

2. Perubahan kognitif

Pada masa remaja telah memiliki kemampuan dapat

memperkirakan suatu kemungkinan, mengurutkan, memecahkan

masalah dan mengambil keputusan melalui pemikiran logis.

Remaja dapat berpikir secara abstrak dan mengatasi masalah

bersifat hipotesis. Ketika dihadapkan oleh persoalan atau masalah

dengan kemampuan berpikir secara abstrak dapat

mempertimbangkan kemungkinan penyebab serta solusi

penyelesaian.
24

3. Perubahan psikososial

Pada perkembangan psikososial, tugas utama remaja adalah

pencarian jati diri. Mereka dapat membentuk hub ungan kelompok

yang erat atau memilih untuk terisolasi. Kebingungan identitas

atau peran merupakan bahasa pada masa ini. Selain itu, penolakan

kelompok terhadap perbedaan pada anggota remaja merupakan

suatu mekanisme pertahanan terhadap kebingungan identitas.16

C. Konsep Ide Bunuh Diri

1. Definisi Ide Bunuh Diri

Ide bunuh diri adalah pilihan keputusan hidup untuk melakukan

pembunuhan terhadap diri sendiri yang dilakukan secara sadar dan

penuh pertimbangan, sehingga bunuh diri dapat didefinisikan sebagai

cara yang disengaja untuk mengakhiri hidup, rumusan itu telah

dimengerti secara luas.17

Ide bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri

sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan dan merupakan keadaan

darurat psikiatri karena individu berada dalam keadaan stress yang

tinggi. Bunuh diri adalah satu jalan untuk mengatasi macam-macam

kesulitan pribadi, berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesakitan fisik,

dosa dan lain-lain.18

Ide bunuh diri merupakan tindakan menyakiti diri sendiri

secara sengaja dengan maksud untuk mati. Suatu percobaan bunuh diri
25

tergolong tindakan yang fatal sebab diarahkan kepada diri sendiri

dengan dapat atau tidak dapat menghasilkan luka. Tindakan seperti ini

banyak disebabkan karena hilangnya rasa pengendalian diri oleh

karena depresi, stress, ketidakberdayaan, kekhawatiran, bahkan

kecemasan serta berbagai hal lainnya.17

Dari kesimpulan ide bunuh diri adalah suatu permasalahan

yang ada pada diri seseorang disaat seseorang tersebut tidak bisa

mengendalikan suatu pikiran dengan tujuan untuk mengakhiri

kehidupannya. Karena itu bunuh diri sebagai jalan keluarnya. Ide

bunuh diri merupakan suatu masalah yang serius ketika seseorang tak

dapat mengkontrol diri dan pikirannya sehingga muncul pikiran untuk

mengakhiri kehidupannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri

1. Faktor Internal

Ditemukan 5 faktor internal yang terbukti menjadi penyebab ide

bunuh diri remaja yaitu faktor biologis, demografi, faktor

psikologis, prilaku menyimpang dan faktor gaya hidup.

Berdasarkan faktor biologi, diagnosa penyakit fisik dan mental

keluarga dapat menjadi penyebab ide bunuh diri remaja.

a. Faktor Biologis

Diagnosa penyakit fisik dan mental keluarga dapat menjadi

penyebab ide bunuh diri remaja, Individu dengan kembar

monozigot memilki peluang melakukan upaya dan perilaku


26

bunuh diri lebih besar daripada kembar dizigot, Individu

dengan penyakit fisik yang kronis berfikir untuk mengakhiri

hidup sebagai efek kualitas hidup yang buruk mengakibatkan

ketidakpuasan dalam hidup yang membuat depresi dan

akhirnya bunuh diri.

b. Faktor Demografi

Faktor demografi yang mempengaruhi ide bunuh diri diri

pada remaja antara lain: usia, berat badan, jenis kelamin,

ras/etnis serta tingkat pendidikan. Penelitian di Amerika

menunjukkan bahwa usia 14-15 tahun merupakan usia paling

berisiko memiliki ide bunuh diri.

c. Jenis Kelamin

Perempuan lebih banyak mengalami emosi depresi dan

mencapai permulaan pubertas serta kematangan psikologis

lebih awal daripada laki laki sehingga mengalami konflik

emosional lebih awal. Selain itu, Remaja gay, lesbian dan

biseksual menunjukkan peningkatan potensi ide bunuh diri, hal

ini dikarenakan koping remaja yang tidak efektif serta stigma

negatif yang diberikan masyarakat dan kesejahteraan sosial-

emosional yang rendah serta tingkat depresi yang tinggi.

d. Faktor psikologis
27

Faktor psikologis yang meningkatkan potensi terjadinya ide

bunuh diri remaja antara lain: ansietas, depresi, putus asa,

stress, kesendirian, gangguan tidur, mimpi buruk, koping

keagamaan yang negatif dan riwayat bunuh diri sebelumnya.

Ansietas merupakan psikososial distress pada remaja yang

menyebabkan perasaan yang tidak tertahankan sehingga

terbukti sebagai faktor yang memperbesar risiko ide bunuh diri

Depresi dan putus asa berhubungan positif dengan

meningkatnya ide bunuh diri remaja individu dengan depresi

umumnya mengalami perasaan sedih, putus asa, dan merasa

rendah diri sehingga meningkatkan risiko bunuh diri Stress

merupakan prediktor ide bunuh diri remaja kegagalan dalam

beradaptasi menyebabkan seseorang tidak dapat menghadapi

stress sehingga terdorong untuk melakukan bunuh diri

Kesepian berhubungan dengan potensi ide bunuh diri kesepian

yang dialami seseorang akan meyebabkan stres yang berat dan

kronis yang dikaitkan dengan perilaku bunuh diri Gangguan

tidur dan mimpi buruk berpengaruh tidak langsung terhadap ide

bunuh diri remaja.

e. Gangguan tidur

Gangguan tidur yang kronis akan menyebabkan kesulitan

dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan fungsi kognitif,

emosional, interpersonal dan fungsi fisik sedangkan mimpi


28

buruk yang dialami remaja berhubungan dengan

kekalahan/kegagalan. Kegagalan ini berikatan dengan perasaan

terjebak yang berhubungan dengan ide bunuh diri Koping

keagamaan yang negatif meningkatkan potensi ide bunuh diri

remaja

f. Perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang seperti merokok, konsumsi alcohol,

penyalahgunaan obat terlarang, perkelahian dan pengalaman

hubungan seksual merupakan variabel yang terbukti

meningkatkan ide bunuh diri remaja. Perilaku merokok,

konsumsi alkohol dan penggunaan obat obatan terlarang

terbukti terkait dengan ide bunuh diri karena perilaku tersebut

digunakan sebagai upaya untuk mengatasi keadaan psikologis

yang negatif seperti depresi dan stres sedangkan stres dan

depresi merupakan prediktor ide bunuh diri. Perkelahian fisik

berhubungan dengan ide bunuh diri remaja.

2. Faktor Eksternal

Ada 5 faktor eksternal yang terbukti signifikan menjadi

penyebab ide bunuh diri remaja antara lain: pengalaman hidup

yang negatif, faktor keluarga, faktor ekonomi, faktor pertemanan

dan faktor teknologi dan pendidikan.


29

a. Pengalaman hidup yang negatif

Pengalaman menjadi korban pembulian dan cyberbullying

merupakan peristiwa traumatis yang dapat menimbulkan

berbagai psikopatologi termasuk perasaan tertekan, penurunan

harga diri dan rendah diri, gejala depresi, serta perasaan putus

asa serta kesepian yang dapat memunculkan ide bunuh diri

remaja. Riwayat pelecehan seksual meningkatkan kerentanan

terhadap ide bunuh diri. Pelecehan seksual menyebabkan

ketakutan, merasa stress dan depresi yang menyebabkan

munculnya harga diri rendah dan mengisolasi diri karena tidak

mampu menyelesaikan masalah kehidupannya yang pada

akhirnya menyebabkan ide bunuh diri.

b. Faktor keluarga

Yang berperan sebagai penyebab seorang remaja memiliki

ide bunuh diri antara lain: sistem nuclear family, struktur

tempat tinggal dan riwayat bunuh diri anggota keluarga.

Sistem keluarga nuklear family melalui penelitian di Iran

terbukti meningkatkan ide bunuh diri karena menghasilkan

hubungan yang tegang dan kehidupan yang monoton antara

anggota keluarga sehingga menimbulkan kesepian dan

ketegangan serta tidak mampu menyelesaikan permasalahan

kehidupan sehari hari yang memicu keinginan untuk bunuh

diri.
30

c. Faktor ekonomi

Kecukupan makananan dan status sosial ekonomi keluarga

merupakan penyebab ide bunuh diri remaja. Kecukupan makan

terbukti berhubungan positif munculnya ide bunuh diri remaja

di Iran . Shayo & Lawala menyatakan seseorang yang tidak

cukup kebutuhan makannya dapat menyebabkan rasa malu,

cemas dan stress yang memicu gangguan kesehatan mental

serta munculnya ide bunuh diri. Status ekonomi keluarga yang

rendah dan ide bunuh diri remaja menurut studi yang

dilakukan di China, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah

terbukti signifikan memiliki hubungan.

d. Faktor pertemanan

Variabel yang meningkatkan potensi remaja memiliki ide

bunuh diri adalah hubungan dengan teman sekelas dan guru,

pertemanan tertutup /tidak memiliki teman dekat, kurangnya

dukungan teman, teman yang menyimpang dan bunuh diri

pada teman. Studi di negara China menyatakan bahwa

hubungan antara remaja dengan teman sekelas dan guru yang

buruk meningkatkan potensi ide bunuh diri18

e. Faktor teknologi

Faktor teknologi dan pendidikan seperti: permasalahan

penggunaan internet, smartphone dan tekanan akademik

terbukti berhubungan dengan ide bunuh diri remaja. Remaja


31

dengan permasalahan penggunaan internet dan smartphone

terkait dengan ide bunuh dir karena penggunaan internet, game

dan smartphone berlebihan dapat mengganggu aktivitas sehari

hari dan berhubungan positif menyebabkan masalah

psikososial seperti ide bunuh diri, stres dan depresi.

3. Dimensi Ide Bunuh Diri

Terdapat dua dimensi ide bunuh diri,19 yaitu:

1. Specific Plan and wishes

Aspek ide bunuh diri yaitu individu melakukan bunuh diri, dimulai

dengan pemikiran umum tentang kematian dan harapannya untuk mati

dari yang ringan hingga serius dan memiliki rencana spesifik untuk

melakukan bunuh diri.

2. Response and Aspect of Others

Aspek ini berkaitan dengan persepsi orang lain mengenai harga diri

seseorang setelah ditinggal mati oleh orang lain, pikiran mengenai

respon orang lain ketika seseorang melakukan tindakan bunuh diri dan

bunuh diri menjadi sarana balas dendam merupakan kognisi yang

terjadi dalam dimensi ini.

4. Dampak Bunuh Diri

a. Kesehatan, mengalami gangguan. Perlu waktu sebulan untuk

pemulihan (diopname dan berobat jalan). Dan juga sering merasa

pening.
32

b. Psikologis, mengalami perubahan. Selama seminggu diopname

setelah percobaan bunuh diri akan menunjukkan perilaku yang

mudah marah, mudah menangis dan tersinggung. Ia juga sering

memberi ancaman untuk bunuh diri apabila keinginannya tidak

segera terpenuhi.

5. Upaya Pencegahan Bunuh Diri

1. Stop Stigma

Hal pertama yang bisa lakukan untuk membantu mencegah bunuh

diri adalah dengan membicarakannya. Tidak ada orang dalam

keadaan resiko bunuh diri atau berjuang dengan masalah mental

harus dibungkam atau dipermalukan. Orang perlu berbicara tentang

bunuh diri dan membuka pintu komunikasi bagi mereka yang

menderita pikiran bunuh diri. Mereka perlu tahu bahwa mereka

tidak sendirian. Ada orang yang siap sedia mendukung mereka

disaat-saat tersulit, mendukung kehidupan mereka.

2. Kenali Tanda Peringatan Bunuh Diri

Ada banyak peringatan untuk mengetahui tanda ingin bunuh diri

yang perlu kita waspadai. Tanda umum seperti mengasingkan diri

atau menganggap diri sebagai beban kehidupan. Tanda peringatan

lain diantaranya : pola tidur yang terganggu, cemas, agitasi, putus

asa, Mudah marah, Menarik diri dari teman atau keluarga, pikiran

sangat membenci diri sendiri, merasa mereka adalah beban orang


33

lain, kehilangan minat “tidak ada yang penting”, menyerah pada diri

sendiri, sering mengungkapkan minta maaf, menitipkan anak atau

keluarga lain, ingin pergi jauh, dan banyak lagi ungkapan pikiran,

rencana dan Tindakan untuk bunuh diri lainnya.

3. Dekati dan Pahami Kondisi

Ketika kita berfikir ada seseorang yang mungkin ingin bunuh diri,

maka kita harus selalu ada disampingnya. Bukannya menjauh pergi

karena takut menyaksikan aksinya, namun tetap perhatian dan

tunjukan bahwa kita peduli. Ada Langkah-langkah yang harus

dilakukan Ketika kita mendekati mereka yang ingin bunuh diri,

diantaranya;

A. Engage : Libatkan mereka yang berisiko bunuh diri dalam

setiap aktivitas, berikan perhatian penuh. Awasi setiap perilaku

yang dilakukannya.

B. Explore : gali perasaan mereka dari sudut pandangnya dengan

mendorong untuk terbuka menceritakan masalah pribadi

mereka. Tunjukan bahwa kita ingin memahami perasaan

mereka.

C. Identify : identifikasi apakah mereka sedang berfikir untuk

melakukan bunuh diri atau tidak. Langsung ajukan pertanyaan

dengan jelas tidak menggunakan ungkapan kiasan.


34

D. Inquire : bila mereka memang sedang berniat untuk bunuh diri,

kita perlu menyelidiki alasannya dan kenapa sekarang?

E. Assess : Kaji secara detail, gunakan pertanyaan tertutup yang

hanya bisa di jawab ya atau tidak. Pertanyaan yang diajukan

pada kondisi saat ini membahas rencana orang tersebut untuk

bunuh diri dan tentang perilaku bunuh diri sebelumnya.

4. Simpan Kontak Darurat

Bagi siapapun yang ingin bunuh diri atau yang khawatir tentang

seseorang yang mungkin ingin bunuh diri harus mengetahui kontak

informasi yang mungkin akan diperlukan.

5. Minta Bantuan Profesional

Bila dengan konsultasi online keinginan untuk bunuh diri masih

ada, maka segera untuk mencari bantuan professional di rumah

sakit. Kondisi seseorang yang beresiko bunuh diri, melukai diri

sendiri sampai tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari

merupakan salah satu kondisi darurat yang perlu segera

pertolongan.
35

6. Cara Mengukur Ide Bunuh Diri

Cara mengukur ide bunuh diri ini dilakukan dengan menggunakan

Suicidal Ideation Quistionnaire (SIQ) yang dibuat oleh Reynold adalah

instrument self-report untuk ide bunuh diri, untuk umur 12-18 tahun

yang terdiri dari 30 item setiap item pada SIQ dimulai dengan “Saya

pikir…” “Saya bertanya-tanya…” “Saya berharap…” dan responden

diminta untuk memilih sepanjang 7 poin yang menilai frekuensi

pemikiran tertentu dari “Hampir setiap hari menjadi “Saya tidak pernah

mengalami ini pikiran” untuk mengukur frekuensi pikiran tertentu

dalam sebulan belakangan. Skor tinggi pada SIQ merupakan indikasi

frekuensi dan keinginan bunuh diri yang tinggi. Format respon berkisar

dari hampir setiap hari (0) hingga sekali sebulan (2) serta kategori saya

tidak memiliki pemikiran ini (6). Alat ukur ini dipilih karena peneliti

menganggap bahwa alat ukur ini cocok dipakai untuk mengukur ide

bunuh diri pada siswa/i yang menjadi subjek penelitian ini.

7. Hubungan Dukungan sosial dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja

Yang memiliki ide bunuh disebabkan karena perubahan

lingkungan sosial yang terjadi akibat bersekolah maupun harus

melakukan aktivitas yang lebih banyak diluar rumah. Remaja ketika

bersekolah akan mengalami masalah psikologis, yang disebakan karena

harus keluar dari lingkungan sosial yang sudah ada, dan berada di luar

lingkungan keluarga. Remaja akan merasakan kurangnya dukungan

sosial dari keluarga maupun temannya. Oleh karena itu, banyak


36

penelitian mengenai dukungan sosial pada kesehatan mental yang

menjadi prediktor perilaku bunuh diri. Remaja yang berada dalam

kondisi yang baru dan tidak menyenangkan akibat kurangnya dukungan

sosial mengakibatkan remaja akan mengalami kondisi stres dan tidak

mampu berdaptasi.

Hal ini berbeda apabila remaja menerima dukungan sosial maka

remaja akan bisa berdaptasi dan tidak mengalami kondisi stress.

Sarafino & Smith mengungkapkan bahwa dukungan sosial merupakan

tindakan dilakukan dan diberikan oleh orang lain atau menerima

dukungan, yang terkait dengan indera seseorang atau persepsi bahwa

kenyamanan, kepedulian, dan bantuan tersedia ketika diperlukan.

Uchino mengungkapkan bahawa dukungan sosial adalah suatu bentuk

penerimaan diri seseorang atau sekelompok orang terhadap individu

yang terkait dengan kenyamanan, kepedulian, penghargaan atau

bantuan, sehingga menimbulkan persepsi dalam diri bahwa disayangi,

diperhatikan dan dihargai. Taylor mengungkapkan bahwa individu yang

mendapatkan dukungan sosial yang tinggi mempunyai tingkat stres

yang rendah, lebih berhasil mengatasi stres dan mengalami hal-hal

positif dalam hidupnya. 5


37

8. Kerangka Teori
“Hubungan Dukungan Sosial Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja

Kelas 10 Di Smk PGRI 4 Kota Bogor”.

Faktor-faktor penyebab ide


bunuh diri

a. Faktor internal
1. Biologis
2. Demografi
3. Jenis kelamin
4. Psikologis
5. Gangguan tidur
6. Perilaku menyimpang
b. Faktor eksternal
1. Pengalaman hidup
yang negative
2.
Faktor
Keluarga : Ide Bunuh Diri
Dukungan

3. Faktor ekonomi
4. Faktor pertemanan
5. Faktor teknologi

Sumber :20

Keterangan ;

= Diteliti

= Tidak diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yaitu dengan desain deskriptif korelasi menggunakan

pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian yang

menggunakan rancangan atau desain observasi dengan ciri-ciri semua

pengukuran variabel (dependen dan independen) yang diteliti dilakukan

pada waktu yang sama.

Peneliti menggunakan korelasi penelitian untuk menganalisis

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja kelas 10

Di SMK PGRI 4 Kota Bogor Tahun 2022. Variabel dukungan sosial dan

variable ide bunuh diri pada remaja diambil datanya dan diukur pada satu

kali waktu.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep menggambarkan hubungan variabel-variabel yang

akan diteliti.21 Variabel bebas (variabel independent) adalah dukungan

sosial dan variabel terikat (variabel dependent) adalah Ide bunuh diri pada

remaja. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Variabel independen Variabel Dependen

Dukungan Sosial Ide Bunuh Diri

38
39

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.22 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel

dependen).

1. Variabel Bebas (variabel independen)

Variable bebas diartikan sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika

muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau nilai yang

lain. Variabel bebas pada umumnya terlebih dahulu muncul (ada), dan

akan diikuti variabel yang lainnya. Variabel bebas (variabel

independen) dari penelitian ini adalah Dukungan Sosial.23

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat merupakan suatu kondisi atau nilai yang muncul

sebagai akibat adanya variabel bebas. Baik variabel bebas maupun

variabel terikat sebenarnya dapat dikaji (ditentukan) dari judul

penelitian. Namun di dalam susunan judul penelitian, letak variabel

terikat tidak berarti selalu berada setelah variabel bebas. Variabel

terikat (variabel dependen) dari penelitian ini adalah Ide bunuh diri.23

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan

informasi atau petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur


40

suatu variabel. Menurut sugiyono definisi operasional adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.24

No. Variable Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Independent perilaku yang kuesioner Dengan 1. Baik jika Nominal
(Dukungan diberikan oleh mengisi skor ≥
sosial). orang terdekat kuesioner mean /
kepada tentang median
individu dukungan 2. Tidak
dengan cara sosial yang baik jika
memberi berjumlah skor ≤
dukungan baik 15 mean/me
secara verbal pernyataan dian
maupun non dengan
verbal jawaban
kuesioner
empat
alternatif
jawaban
yaitu :
SS =
Sangat
setuju
S =
Setuju
TS =
41

Tidak
Setuju
STS =
Sangat
Tidak
Setuju

Dengan
skor :
Sangat
setuju =
(4)
Setuju =
(3)
Tidak
Setuju
(2)
Sangat
Tidak
Setuju
(1)
Skala
Likert
pernyata
an
2 Dependent Pemikiran kuesioner Skala Likert 1. Tidak Nominal
(Ide bunuh untuk dengan memiliki
diri). mencelakai mengisi ide bunuh
diri sendri atau kuesioner diri jika
membunuh tentang ide skor ≥
diri sendiri bunuh diri mean /
42

dengan yang median


membuat berjumlah 2. Memiliki
rencana, 15 ide bunuh
kapan,dimana, pernyataan diri jika
dan dengan skor ≤
bagaimana jawaban mean/med
cara seorang kuesioner ian
individu untuk empat
mengakhiri alternatif
hidupnya yaitu :
SS =
Sangat
Setuju
S = Setuju
TS = Tidak
Setuju
STS =
Sangat
Tidak
Setuju

Dengan
Skor :
Sangat
Setuju = (1)
Setuju = (2)
Tidak
Setuju = (3)
Sangat
Tidak
Setuju = (4)
43

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian digunakan sebagai jawaban sementara dari

sebuah penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian serta dirumuskan

dalam bentuk pernyataan. Rumusan hipotesis sebuah penelitian dapat

dibagi menjadi dua jenis diantaranya25:

1. Hipotesis Alternatif (Ha/H1)

Hipotesis yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat atau ada perbedaan antara variabel satu dengan

variabel lainnya.25 Pada penelitian ini Ha diterima dengan kesimpulan

bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada

remaja kelas 10 di SMK PGRI 4 kota Bogor Tahun 2022.

Jika nilai p value ≤ 0,05

2. Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis penelitian yang menunjukkan tidak ada hubungan antara

variabel independent dengan variabel dependent atau tidak ada

perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok control.25

Penelitian ini H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan

dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja di kelas 10 SMK

PGRI 4 kota Bogor Tahun 2022.

Jika nilai p value > 0,05


44

E. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.26 Populasi pada penelitian ini adalah 120 remaja di

kelas 10 SMK PGRI 4 kota Bogor Tahun 2022.

2. Sampel

Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita

hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut

disebut penelitian sampel.26 Dalam Teknik pengambilan sampel ini

peneliti menggunakan Teknik Total Sampling. Total Sampling adalah

pengambilan sampel yang sama dengan jumlah populasi yang ada.

Dalam penelitian ini,besarnya sampel ditetapkan dengan menggunakan

rumus arikunto. Adapun rumus arikunto adalah sebagai berikut :

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
45

36 = Ukuran sampel
120 = Ukuran populasi
30% = Rumus Arikunto

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini akan dilakukan di kelas 10 SMK PGRI 4 Bogor

Tahun 2022.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni-September di

kelas 10 SMK PGRI 4 Kota Bogor Tahun 2022.

G. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian.

Prinsip etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan

proposal hingga penelitian ini di publikasikan.

1. Persetujuan (Inform Consent)


46

Prinsip yang harus dilakukan sebelum mengambil data atau

wawancara kepada subjek adalah didahulukan meminta persetujuan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan lembar

persetujuan (inform consent) kepada responden yang diteliti, dan

responden menandatangani setelah membaca dan memahami isi dari

lembar persetujuan dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Etika penelitian yang harus dilakukan peneliti adalah prinsip

anonymity. Prinsip ini dilakukan dengan cara tidak mencantumkan

nama responden pada hasil penelitian, tetapi responden diminta untuk

mengisi inisial dari Namanya dan semua kuesioner yang telah terisi

hanya akan diberi nomer kode yang tidak bisa digunakan untuk

mengidentifikasi identitas responden. Apabila penelitian ini di

publikasikan, tidak ada identifikasi yang berkaitan dengan responden

yang dipublikasikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Prinsip ini dilakukan dengan tidak mengemukakan identitas dan

seluruh data atau informasi yang berkaitan dengan responden kepada

siapapun. Peneliti menyimpan data di tempat yang aman dan tidak

terbaca oleh orang lain. Setelah penelitian selesai dilakukan maka

peneliti akan memusnahkan seluruh informasi.


47

H. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner akan diisi oleh responden.

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuesioner Dukungan Sosial Dengan Ide Bunuh
Diri
1. Dukungan sosial

No Dimensi Indikator Pernyataan Total


1 Instrumental  Bantuan langsung 1, 2, 3 15
Support  Bantuan langsung
berupa Tindakan
2 Bimbingan  Menghargai 4,5,6
(Guidance)  Diterima oleh keuarga
 Penilaian positif
terhadap anak
3 Emotional  Perhatian 7,8
Support  Peduli
 Empati, kasih saying
4 Keterikatan  Membantu 9,10,11,12,13
48

(Attachment) memecahkan masalah


 Memberikan
nasehatsolusi, sera
memberikan
bimbingan
5 Integrasi Sosial  Ikut sera dalam 14,15
(Social aktifitas kelompok
Integration)  Memberi rasa
kebersamaan dalam
kelompok

2. Ide Bunuh Diri

No Dimensi Indikator Pernyataan Total


1 Specific  Adanya perencanaan 1, 2, 3, 4, 5, 15
wishes and bunuh diri 6,7,8,9
plans of  Adanya keinginan
suicide bunuh diri
2 Response and  Adanya pemikiran 10,11,12,13,14,15
aspects of tentang respon orang
others lain ketika seseorang
melakukan bunuh
diri

Dalam penelitian teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan peneliti sendiri yang

dilakukan secara langsung pada responden, data primer pada peneliti


49

ini adalah mengetahui hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh

diri

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi atau badan

yang terkait atau tidak dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan

digunakan oleh peneliti untuk melengkapi dan melaksanakan

penelitian. Data ini yang diperoleh dari Sekolah kelas 10 SMK PGRI

4 yang akan menjadi tempat penelitian dan data-data yang lain

mendukung.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Uji Validitas

Validitas berdasarkan kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur sesuatu. Validitas

digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas ini

dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan

menggunakan alat ukur yang digunakan (kuesioner). 27

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita

peroleh ataupun dari kuesioner yang dibagikan. Jawaban dari

kuesioner dikatakan reliabilitas atau handal jika jawaban


50

responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Teknik yang

digunakan pada pengukuran reliabilitas ini adalah menggunakan

Teknik Cronbach alpha yaitu uji koefisien terhadap skor jawaba

responden yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian.

Pada penelitian uji reliabilitas yang digunakan yaitu menggunakan

alat ukur dengan 27 Teknik alpha Cronbach :

Rii = k = [ 1-∑ si2 ]


k-1 st2
51

Keterangan :
Rii = Koefisien Reliabilitas
K = Banyaknya pertanyaan
Si = Nilai varians jawaban item
St = Nilai varians skor total
52

I. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data

ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau

rumus-rumus tertentu.28

1. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada pencatat dilapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam

bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada

suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

1) Variabel Independent dukungan sosial :

Dukungan sosial baik diberi kode 1

Dukungan sosial tidak baik diberi kode 2

2) Variabel dependent Ide bunuh diri :

Tidak memiliki ide bunuh diri diberi kode 1

Memiliki ide bunuh diri diberi kode 2

3. Skoring

Dalam pemberian skor digunakan skala likert yang merupakan salah

satu cara untuk menentukan skor.


53

4. Tabulasi

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan

tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.

J. Analisa Data

Analisa data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan,

mengubah, dan membuat pemodelan data dengan maksud untuk

menemukan informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan

petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap pertanyaan-

pertanyaan penelitian. Analisa data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat hanya ada satu variabel yang dapat diandalkan.

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan menarik

kesimpulan.29

𝑓
𝑥= 𝑋 100%
𝑁
Keterangan:

X = Hasil presentase

f = Frekuensi responden untuk setiap pertanyaan

N = Jumlah responden
54

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal

tindakannya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik tang akan digunakan. Karena

uji statistic parametrik mensyaratkan data berdistribusi normal.

Apabila ditribusi data tidak normal maka disarankan untuk

menggunakan uji statistic nonparametrik.30 Untuk mendeteksi

normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Shapiro –

Wilks yaitu uji normalitas untuk sampel kecil sampai dengan jumlah

2000. Jika Analisa menggunakan metode parametic maka

persyaratannya normalitas harus terpenuhi, yaitu berasal dari distribusi

normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka metode yang

digunakan adalah statistic non parametic. Dasar pengambilan

keputusan untuk menentukan normalitas data adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka distribusi data normal

b) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka distribusi data tidak normal

Adapun analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mencari ada tidaknya dan seberapa benar

hubungan antara variabel. Dengan menggunakan perangkat lunak

program computer SPSS.


55

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan Analisa yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara 2 variabel. Dalam Analisa ini, dua

pengukuran dilakukan untuk masing-masing observasi. Dalam Analisa

bivariat, Variabel yang digunakan bisa saja berhubungan atau berdiri

sendiri (independent). Saling berhubungan artinya sampel yang sama

diberikan dua pengukuran berbeda.31

Dalam penelitian ini uji bivariat menggunakan uji koefisien

Creamer, yaitu sebagai berikut:

x2
C=√
n(t − 1)

Keterangan :

x2 = khi-kuadrat

n = banyaknya sampel

t = jumlah minimum dari baris dan kolom

jika P Value = 0,000 ≤ 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

jika P Value 0,000 > 0,05 (Ho diterima, Ha ditolak) berarti tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.


56

DAFTAR PUSTAKA

1. Berita Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan,


https://rsjsh.co.id/berita/2022/09/09/depresi-dan-bunuh-diri (accessed 3
October 2022).

2. Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman W. Lawang, Infodatin, Pusat data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI
http://rsjlawang.com/news/detail/467/bersama-cegah-bunuh-diri-hari-
bunuh-diri-sedunia-tahun-2020 (accessed 3 October 2022).

3. Bunuh Diri di Indonesia, Pusat Data Statistik Ekonomi Indonesia


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/11/tren-bunuh-diri-di-
indonesia-menurun-selama-20-tahun-terakhir (accessed 3 October 2022).

4. Lusi Andriani, S.S.T. MK, Dr. Demsa Simbolon, S.K.M. MKM, Frensi
Riastuti SS. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Perencanaan Masa Depan.
Pekalongan: Penerbit NEM, 2022.

5. Jatmiko I, Fitryasari R, Tristiana D. Analisis Faktor Penyebab Ide Bunuh


Diri Remaja. Jurnal Divers 2021; 4: 361–374.

6. Gail Wiscarz Stuart. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta: Elsevier (Singapore) Pte Ltd, 2021.

7. Christin Wibhowo, Ridwan sanjaya B. Teknologi informasi dalam


intervensi psikologi: Kepribadian Ambang. Semarang: Universitas Katolik
soegijapranata, 2021.

8. Hasyimi y. Dukungan keluarga dan intimasi terhadap persepsi tingkat


nyeri pasien pada pasien infark miokard akurat (ima). CV IRDH, 2019.

9. Rezka Arina Rahma MP, Dr. Umi Dayati MP, Dr. Sri Wahyuni MP, et al.
Peran ibu dan dukungan sosial dalam mencegah penularan covid-19
klaster keluarga. Madiun, 2022.
57

10. Karna Z. Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan Dalam Keluarga.


1994; 13: 53–58.

11. Dr. Irwan. S.KM MK. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV.
Absolute media, 2020.

12. Rachmat N. Optimasi performa kualitas hidup pada pasien post amputasi
transfemoral. Ponorogo: Gracias Logis Kreatif, 2021.

13. Ekasari MF. Latihan keterampilan hidup bagi remaja. Malang: Wineka
Media, 2022.

14. Afriani D. Pendidikan Seks bagi Remaja. Pekalongan: Penerbit NEM,


2022.

15. Ismi Zakiah SK, Ns. Ritanti, M.Kep. SKK. Kecanduan game online pada
remaja dan penanganannya. Tangerang: Media Sains Indonesia, 2021.

16. Abidin LS. Tugas kesehatan keluarga dalam mencegah perilaku merokok
remaja. Bogor: Penerbit p4l, 2022.

17. Saputra JA. Jerit dalam kesunyian Fenomena Bunuh Diri dari Perspektif
Agama, Budaya dan Sosial. Jakarta Pusat: Capiya, 2019.

18. Muhammad Adam Hussein, S.Pd MQ. Kajian Bunuh Diri di Indonesia.
Sukabumi: Adamssein Media, 2012.

19. Pajarsari SU, Wilani NMA. Dukungan Sosial terhadap Kemunculan Ide
Bunuh Diri pada Remaja. Widya Caraka Jurnal Psychol Humanit 2020; 1:
34–40.

20. Jatmiko I, Fitryasari R, Tristiana RD. Analisis faktor penyebab ide bunuh
diri pada remaja : literatur review. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa 2021; 4:
361–374.
58

21. Hani Subakti, S.Pd. MP, Retno Dewi Prisusanti, S.ST. M, Aliyah Fahmi,
S.Si. MS, et al. Riset Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
Tangerang: Media Sains Indonesia, 2021.

22. Nikmatur Ridha. Variabel dan Paradigma Penelitian. Jurnal Hikmah 2019;
14: 9–25.

23. Soesilo TD. Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan. Repositoryuksw


2019; 31–40.

24. Candra V, Simarmata NIP, Mahyuddin M, et al. Pengantar Metodologi


Penelitian. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021.

25. Adiputra IMS, Trisnadewi NW, Oktaviani NPW, et al. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021.

26. Roflin E, Liberty IA, Pariyana. Populasi, sampel, variabel dalam penelitian
kedokteran. Pekalongan: Penerbit NEM, 2021.

27. Yudianto A, Teni. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 2 Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu. Jurnal
Pendidikan Indonesia 2021; 2: 105–117.

28. Didi DS. Manajemen Pendidikan Tinggi Islam (Upaya Mereposisi dan
Merekonstruksi Lembaga Pendidikan Tinggi Islam di Era Globalisasi).
Southeast Asian Jurnal Islam Education Manager 2020; 1: 177–194.

29. Pengertian Analisis Univariat, Rumus, dan Contohnya |


penelitianilmiah.Com, https://penelitianilmiah.com/analisis-univariat/
(accessed 7 September 2022).

30. R S, Maidiyah E. Buku Ajar Statistik Dasar. Gramasurya, 2017.

31. Analisis Bivariat: Pengertian Hingga Contoh Lengkap - Blog Yuva,


https://yuvalianda.com/analisis-bivariat/Apa_itu_Analisis_Bivariat
(accessed 7 September 2022).
59
LAMPIRAN
Lampiran 1

Surat Permohonan Penelitian


Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Angga Prayoga

NIM : 201813056

Adalah mahasiswa STIKes Wijaya Husada Bogor Program Studi S1


Keperawatan yang akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan
Dukungan Sosial Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja Kelas 10 Di SMK PGRI 4
Tahun 2022”. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan di
STIKes Wijaya Husada Bogor Program Studi S1 Keperawatan.

Untuk kepentingan tersebut, maka saya memohon kesediaan


Bapak/Ibu/Saudara/I untuk berpartisipasi menjadi responden dengan sukarela dan
menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya sesuai apa yang
Bapak/Ibu/Saudara/I rasakan atau alami. Semua jawaban dan data anda akan
dirahasiakan. Apabila anda setuju berpartisipasi maka saya mohon untuk bersedia
menandatangani lembar inform consent. Atas perhatian dan partisipasinya, saya
ucapkan terimakasih.

Bogor, 2022

Peneliti

(Angga Prayoga)
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

INFORM CONSENT
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE

BUNUH DIRI PADA REMAJA KELAS 10

DI SMK PGRI 04 KOTA BOGOR

TAHUN 2022
Identitas Responden
Nama / Inisial :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatam dalam


menyelesaikan pendidikan di STIKes Wijaya Husada Bogor Program Studi S1
Keperawatan.
Nama : Angga Prayoga
NIM : 201813056

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian


dari mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor dengan judul
“Hubungan Dukungan Sosial Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja Kelas 10 di
SMK PGRI 04 Kota Bogor Tahun 2022“
Bogor, 2022

Responden
Lampiran 4

Lembar Kuesioner

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE BUNUH

DIRI DENGAN PADA REMAJA KELAS 10

DI SMK PGRI 04 KOTA BOGOR

TAHUN 2022

Saya selaku Mahasiswa STIKes Wijaya Husada Bogor yang saat ini sedang
melakukan pengumpulan data untuk penelitian/survey dalam rangka
penyelesaian penulisan Skripsi guna memperoleh gelar ke-Sarjanaan. Oleh
karena itu saya memohon dengan hormat agar saudara/saudari menjawab setiap
pernyataan kuesioner ini secara objektif, jujur, dan benar.
Terimakasih atas kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini. Sedikit
informasi, bahwa dukungan sosial pada siwa/i merupakan timbal balik dari
orang lain yang menunjukkan bahwa mereka dicintai, dihargai dan dihormati.
dukungan sosial sangat dibutuhkan dalam dukungan individu dan lingkungan
sekitar, karena Dukungan sosial merupakan inti dari siswa/i yang mempunyai
ide bunuh diri. Pada dukungan sosial ini apakah ada hubungan yang terjadi
dengan ide bunuh diri pada remaja.

Cara pengisian Kuesioner: jika ada tanda seperti maka kotak tersebut
tempat pengisian jawaban. Jawablah dengan memberi tanda “√”

Kode Responden:
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN IDE
BUNUH DIRI PADA REMAJA KELAS 10
DI SMK PGRI 04 KOTA BOGOR
TAHUN 2022

Petunjuk Pengisian :
Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian saudara untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada.Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang anda
tanggapi,responden hanya diperbolehkan mengisi satu jawaban.
STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
S = Setuju
SS = Sangat setuju
1. Responden
Inisal :
Umur :
Jenis kelamin :
Kelas :

I. KUESIONER DUKUNGAN SOSIAL


NO PERNYATAAN STS TS S SS
Instrumental Support
1 Hubungan persahabatan saya penting
dalam merefleksikan diri saya
2 Saat saya merasa sangat dekat dengan
seseorang, saya sering rasakan bahwa
seseorang adalah bagian penting akan
siapa diri saya.
3 Saya biasanya merasa penuh dengan
kebanggaan saat seseorang yang akrab
dengan saya memiliki prestasi penting.
Bimbingan (Guidance)
4 Bila ada masalah orang tua bersedia
mendengarkan masalah saya
5 Orang tua saya memberikan perhatian
pada anaknya supaya giat belajar
6 Keluarga akan membantu kapan saja,
bila saya tidak memahami matei
pembelajaran
Emotional support
7 Saya pikir bagian terpenting tentang
siapa diri saya dapat ditangkap
dengan melihat sahabat saya dan
memahami siapa mereka
8 Bila hasil prestasi saya baik, ayah akan
memberikan saya sebuah hadiah
Keterikatan (Attachment)
9 Saat saya memikirkan diri pribadi,
saya sering memikirkan sahabat atau
juga keluarga saya.
10 Apabila seseorang menyakiti sahabat
saya, saya merasakan sakit secara
personal juga.
11 Secara keseluruhan, hubungan
persahabatan merupakan bagian
penting akan gambaran dari diri saya.
12 Terdapat seorang special yang ada saat
saya membutuhkan
13 Secara keseluruhan, hubungan
persahabatan saya memiliki sedikit
pengaruh terhadap perasaan saya akan
diri sendiri
Integrasi sosial (Social Integration)
14 Perasaan saya mengenai kebangggaan
berasal dari mengenali siapa saja
sahabat saya.
15 Saya selalu mengikuti setiap kegiatan
kelompok belajar bersama teman -
teman
16 Saya mengerjakan tugas sekolah
bersama teman kelompok
Kode Responden:

2. KUESIONER IDE BUNUH DIRI

Berilah tanda contreng /checklist (√) pada kolom yang anda


anggap sesuai. Setiap responden hanya diperbolehkan memilih
satu jawaban.

Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS S SS
A Specific wishes and plans of suicede
1 Saya pikir akan lebih baik jika saya
tidak hidup
2 Saya memikirkan tentang bunuh diri
3 Saya memikirkan bagaimana caranya
membunuh diri saya sendiri
4 Saya memikirkan kapan saya akan
membunuh diri saya sendiri
5 Saya menuliskan pesan bunuh diri
6 Saya memberitahu orang lain tentang
keinginan saya untuk membunuh diri
7 Saya berpikir bahwa bunuh diri akan
menyelesaikan masalah
8 Saya berpikir tentang betapa
mudahnya melakukan bunuh diri
9 Saya piker saya akan melakukan
bunuh diri jika memiliki kesempatan
B Response and aspects of others
10 Saya berpikir bahwa orang lain akan
lebih bahagia jika saya mati
11 Saya memikirkan orang lain
bagaimana perasaan orang lain jika
saya melakukan tindak bunuh diri
12 Saya memikirkan tentang bagaimana
caranya orang – orang membunuh diri
mereka
13 Saya berpikir ketika melakukan bunuh
diri orang lain akan menyadari bahwa
saya berharga
14 Saya berpikir bahwa bunuh diri adalah
satu-satunya jalan agar saya
diperhatikan
15 Saya berpikir bahwa tidak ada
seseorang pun yang peduli jika saya
hidup
Lampiran 5

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Angga Prayoga

NIM : 201813056

PROGRAM STUDI : S1 Keperawatan

PEMBIMBING : Ns. Tisna Yanti S.Kep., M.Kes

JUDUL PENELITIAN : Hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri


pada remaja kelas 10 di SMK PGRI 04 Kota Bogor Tahun 2022.

No Hari/Tanggal Materi Catatan/Keterangan Paraf


Konsultasi Konsultasi Pembimbing

1. Selasa/29 Juli BAB I 1. Latar Belakang


2022
2. Studi
Pendahuluan

3. Penulisan Huruf

4. Tambahan
sumber dari
buku

5. Metode
penelitian

6. Keaslian
Penelitian

2. Senin/13 BAB I, BAB I


September 2022 BAB II,
1. Latar Belakang
dan BAB
III
2. Data bunuh diri

3. Penulisan

BAB II
1. Tambahan
referensi dari
buku

2. Penulisan
bahasa asing di
italic

3. Kerangka teori

BAB III

1. Definisi
Operasional
2. Metode
pengolahan data
bagian coding
3. Rumus sampel

3. Kamis/20 BAB I, BAB I


September 2022 BAB II dan
1. Latar Belakang
BAB III
bagian data
bunuh diri pada
remaja

BAB II
1. Kurang definisi
dan kesimpulan
dari buku

2. Kuesioner
3. Kerangka Teori

BAB III
1. Definisi
Operasional

2. Metode
pengolahan data

3. Analisa data

4. Daftar Pustaka

4. Kamis/05 BAB I, Acc Proposal


Oktober 2022 BAB II dan
BAB III

Anda mungkin juga menyukai