Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

World Healt Organization (WHO) Pada tahun 2018 mengidenfikasikan bahwa

setiap tahunya di dunia hamper 800.000 orang meninggal karena bunuh diri, berarti satu

orang setiap 40 detik.Di Indonesia prevalensi tingkat kematian bunuh diri yaitu 3.4 per

100.000 populasi, dengan rata-rata regional sebesar 13.2, per tahun 2016. Bunuh diri

merupakan penyebab kematian terbesar nomor dua pada anak berusia 15-29 tahun. Untuk

setiap kasus bunuh diri,diperkirakan 100-200 remaja melakukan upaya bunuh diri. Ini

berarti bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius yang

mempengaruhi banyak kalangan remaja dan orang dewasa.1

Menurut laporan tinjauan kesehatan dan morbiditi kebangsaan, statistic

menunjukan daripada 32,4 juta rakyat Malaysia, kira-kira 40 perseratus daripadanya

dikhuatiri mengalami kesehatan mental. Menurut Wan Azizah (selaku timbalan perdana

Mentri Malaysia) berkata, seramai 18,336 individu menderita gangguan kesehatan

mental berdasarkan kepada imbasan kesehatan ke atas 273,203 individu. Antara

gangguan kesehatan mental yang dihadapi individu adalah seperti kemurungan,

Skizofrenia dan kecenderungan untuk membunuh diri.Kadar bunuh diri di Negara maju

seperti China dan Amerika Serikat juga adalah sangat tinggi.Negara China
merekomondasikan jumlah rakyat paling ramai yang membunuh diri.pertumbugan

kesehatan sedunia mendapati,lebih 300,000 penduduk di China membunuh diri dan

jumlah ini adalah melebihi sepuluh kali ganda kadar bunuh diri tahunan di Amerika

serikat.Antara faktor yang menyumbang kepada peningkatan kadar bunuh diri di China

adalah disebabkan oleh tekanan persekitaran keluarga dan masalah kemurungan .Amerika

serikat pula mencatatkan kadar bunuh diri yang tertinggi dalam tempoh 30 tahun. Negara

yang memiliki jumlah penduduk seramai 332 juta orang tersebut telah merekodkan

bahwa kejadian bunuh diri sering berlaku dalam kalangan wanita, ( New york

Times,2016).Bagi analisis data persekutuan, mendapati kadar bunuh diri bagi golongan

wanita pertengahan yang berumur antara 45 hingga 64 tahun meningkat sebnayak 63%

dan lelaki sebanyak43% pada usia 45 hingga 64 tahun (Irna, 2016). Kadar peningkatan

purata adalah sebanyak 24% daripada tahun 1999 dan meningkat dengan 42,773 gejala

bunuh diri pada tahun 2014Faktor utama gejala ini adalah perubahan

sosial,perceraian,kekecewaan, tekanan hidup dan juga ekonomi .2

Masa remaja merupakan periode dimana individu melakukan transisi dari masa

anak-anak menuju dewasa. Yang berlangsung antara usia 13 dan 20 tahun. Remaja

mengalami tahap transisi perkembangan fisik dan mental yang melibatkan perubahan

biologis (yaitu pubertas),sosial dan psikologis penyesuaian dan adaptasi diperlukan untuk

mengatasi perubahan-perubahan ini dan agar dapat membangun identitas yang matang.

Pada fase ini, remaja menginvestigasi dan mengidentifikasi identitas diri dan menetapkan

masa depan yang akan diraih, dan remaja mencari cara untuk mengekpersikan dirinya

secara efektif. Namun jika sosial, ia akan mengalami kebingungan peran. Peran dan
dampak dari konteks sosial tertentu seperti teman sebayanya, sekolah dan keluarga

termasuk orang tua cenderung memiliki pengaruh signifikan pada remaja.1

Studi menemukan bahwa rasa erat akan mendorong eksplorasi dan pengembangan

kompetisi kognitif, sosial dan emosional penelitian yang dilakukan oleh

Grace,Obondo,Bifulco & kumar menemukan hubungan positif yang signifikan antara

peningkatan masalah emosioanal dan prilaku dan peningkatan rentannya kedekatan.

Kedekatan yang erat dapat berfungsi sebagai sisitem penyangga pada tahap

perkembangan dari banyaknya tekanan internal dan eksternal. Kedekatan yang tida erat

mempengaruhi perkembangan masalah emosional dan prilaku pada remaja. Semakin

anak merasa dia tidak erat semakin rentan dia berpotensi untuk mengalami masalah

emosi.1

Emosi terkait keprcayaan diri yang rendah akan mempengaruhi kecenderungan

untuk bunuh diri. Remaja diharapkan mendapatkan manfaat dari peningkatan rasa

percaya diri. Namun, ketika ide bunuh diri sering terjadi,hal itu kemungkinan terjadi

sebagai respons otomatis terhadap pengalaman sulit yang dialami oleh individu.Oleh

karena itu hubungan langsung antara kepercayaan diri emosi dan ide bunuh diri lebih

mudah diidentifikasi pada masa remaja, ketika individu sering mengembangkan ide

bunuh diri untuk pertama kalinya. Uraian tersebut membuat penulis tertarik untuk

meneliti tentang hubungan antara kepercayaan diri, kedekatan orangtua,dengan ide bunuh

diri lebih jauh lagi di kalangan remaja siswa SMA.1

Asia Tenggara menyumbang 39 persen dari seluruh kasus bunuh diri di dunia.

Rata-rata statistk menunjukan,dalam sehari setidaknya ada dua atau tiga orang yang

melakukan bunuh diri di Indonesia. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) ada 812
kasus bunuh diri di seluruh Indonesia pada tahun 2015.Angka tersebut adalah angka yang

tercatat di kepolisian. Berdasarkan data perkiraan WHO, angaka kematian akibat buuh

diri di Indonesia pada 2012 adalah 10.000 jiwa. Angka tersebut meningkat akibat

dibanding jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia pada 2010 yang hanya

setengahnya, yakni sebesar 5.000 jiwa.Khusus di Jakarta,ada sebanyak 100.000 orang

yang pernah mencoba bunuh diri pada tahun 2006. Jikia dirata-ratakan, setiap harinya ada

sekitar 274 orang di ibu kota yang mencoba untuk bunuh diri pada tahun itu.3

Stillion dan McDowell menyebutkan bahwa ada hubungan atau ketertarikan

antara ide bunuh diri dengan prilaku bunuh diri yang berhasil. Dengan kata lain, ide

bunuh diri merupakan hal yang mengawali terjadinya prilaku bunuh diri. Ide bunuh diri

merupakan bagian dari prilaku bunuh diri dimana ada tiga kategori prilaku bunuh diri

yakni bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan ide bunuh diriide bunuh diri mengacu pada

pemikiran, pertimbangkan dan perencanaan bunuh diri. Ide bunuh diri dapat didefinisikan

sebagai pikiran atau keinginan untuk mati atau bunuh diri. Ide bunuh diri secara logis

muncul lebih dulu daripada percobaan bunuh diri atau selesai bunuh diri. menyatakan

bahwa perasaan lelah akan kehidupan, keinginan mati, dan pikiran untuk bunuh diri

termasuk dalam ide bunuh diri

Beck et al (1979) mengatakan bahwa menurutnya dirasa lebih tepat untuk fokus

pada intensitas, penyebaran, dan karakteristik dari ide bunuh diri dibandingkan dengan

ide bunuh diri itu sendiri. Sehingga dapat mengantisipasi ide bunuh diri sebagai hal yang

dapat memprediksi prilaku bunuh diri di kemudian hari. Individu dengan ide bunuh diri

adalah individu yang saat ini memiliki rencana dan kegiatan bunuh diri,tetapi dalam

beberapa waktu tidak benar-benar melakukan usaha bunuh diri 1


Salah satu penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh dukungan sosial atau

jaringan dukungan dukungan sosial pada kesehatan jiwa yang berperan menjadi moderator

atau prediktor dari prilaku bunuh diri . prilaku bunuh diri pada remaja depresi menyatakan

bahwa hubungan remaja yang kurang baik dengan salah satu orang tua atau dengan kedua

orang tua dapat meningkatkan resiko bunuh diri ,baik pada remaja depresi maupun

tidak.Dukungan sosial yang dapat mempengaruhi kemunculan ide bunuh diri adalah

kurangnya dukungan keluarga, teman dan significant others. Oleh karna itu, berdasarkan

uraian diatas penelitian mengenai dukungan sosial terhadap ide bunuh diri remaja sangat

penting untuk dilakukan. Artikel ini akan menggunakan penelitian literature sebagai

sarana untuk membahas mengenai bagaimana dukungan sosial mempengaruhi

kemunculan ide bunuh diri pada remaja.2

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas di rumuskan masalah sebagai

berikut:Hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja di SMK PGRI 4

kab.Bogor di tahun 2022

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja di

SMK PGRI 4 kab.Bogor di tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan sosial di SMK PGRI 4

kab.Bogor di tahun 2022


b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ide bunuh diri pada remaja di SMK PGRI

4 kab.Bogor di tahun 2022

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial di SMK PGRI 4 kab.Bogor di tahun

2022

D. Manfaat penelitian

1.Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

Pengembangan ilmu pengetahuan antara lain untuk mengetahui hubungan sosial dengan

ide bunuh diri.

2.Bagi pengguna

a.Bagi peneliti

1) Sebagai lataihan melakukan penelitian kesehatan

2) Menambah wawasan tentang kesehatan mental pada remaja kususnya tentang ide

bunuh diri

b. Bagi peneliti selanjutnya

1) Dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya

c. Bagi mahasiswa

1) Dapat menjadi masukan pada pembaca tentang hubungan sosial dengan ide

bunuh diri.

E. Ruang lingkup masalah penelitian

a.Ruang lingkup materi

Hubungan dukungan sosial dengan ide bunuh diri pada remaja


b.Ruang lingkup responden

Responden pada peneliti ini adalah siswa SMK PGRI 4 di kab.Bogor tahun 2022

c. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitian ini bulan juni sampai September 2022

d. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 4 di kab.Bogor

F. Keaslian Penelitian

N Nama peneliti Tahu Judul Metodologi Hasil penelitian

o n penelitian

1 Khansa 2018 Pengaruh Nonprobalitiy Berdasarkan

khairunnisa dukungan sampling penelitian yang

Skripsi sosial dan dilakukan,didapa

hopelessness t bahwa hasil

terhadap ide variable

bunuh diri belonging

berpengaruh

secara signifikan

dan menunjukan

arah negatif

terhadap ide

bunuh
diri.Artinya

semakin tinggi

belonging pada

individu maka

ide bunuh

dirinya semakin

rendah dan

begitupun

sebaliknya

semakin rendah

belonging

semakin tinggi

ide bunuh

dirinya.

2 N.Sofiah,Ahmad 2020 Peranan kajian kuantitatif Hasil data yang

Abd kesehatan berbentuk diperoleh

Malek,N.Abdol. mental sebagai deskriptifsampel mengikut jantina

R & Mohd moderator dibuat dengan menunjukkan

Sufiean Hassen terhadap menggunakan responden lelaki

kecenderunga kaedah yang menjawab

n bunuh diri persampelan instrumen ASIQ

rawak mudah adalah seramai

(random 56 orang (46.7%)


sampling). dan perempuan

Instrumen yang pula 64 orang

digunakan dalam (53.3%).

kajian ini ialah

Adult Suicidal

Ideation

Questinonaire

(ASIQ) atau dalam

bahasa Melayu

soal selidik

berkenaan idea

bunuh diri atau

pemikiran ke arah

bunuh diri di

kalangan individu

yang mengandungi

25 item.

3 Khanza 2019 Hubungan Penelitian ini Sebagian besar

salsabiela. Ice kepercayaan menggunakan remaja sekolah

Yulian Wardani1 diri remaja desain penelitian menengah atas

p-ISSN 2715 dan kedekatan cross yang mengikuti

orang tua sectional.penelitia penelitian

dengan ide n ini bertujuan memiliki tingkat


bunuh diri untuk mencari kepercayaan diri

hubungan antara dan kedekatan

kepercayaan orang tua sedang.

diri,kedekatan Namun, masih

orang tua (variable banyak pula

independent) remaja yang

dengan ide bunuh memiliki tingkat

diri (variable kepercayaan diri

dependent)pada dan kedekatan

siswa SMA N 49 orang tua yang

Jakarta. rendah.

Sementara itu,

tingkat remaja

sekolah

menengah atas

yang mengikuti

penelitian ini

yang memiliki

ide bunuh diri

tergolong besar

jika

dibandingkan

dengan jumlah
ide bunuh diri

pada remaja di

dunia dan

Indonesia

Adapun perbedaan penelitian dengan peneltian sebelumnya:

Perbedaan penelitian dari khasna khoirulnisa pada tahun (2018) perbedaan terletak pada

objek dan lokasi penelitian.Dimana dalam penelitian khasna khoirulnisa pengaruh

dukungan sosisal dan hopelessness terhadap ide bunh diri di Jakarta.

Perbedaan penelitian N.Sofiah,Ahmad Abd Malek,N.Abdol.R & Mohd Sufiean Hassen

terletak pada tahun (2020) perbedaan terletak pada objek dan lokasi penelitian. Dimna

dalam penelitian N.Sofiah,Ahmad Abd Malek,N.Abdol.R & Mohd Sufiean Hassen

berada di Malaysia.

Perbedaan penelitian khanza salsabiela ice yulian wardani terleta pada tahun (2019)

perbedaan terletak pada objek dan lokasi penelitian. Diman dalam penelitian khanza

salsabiela ice yulian wardani berada di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa

Tengah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Salsabiela K, Wardani IY. Hubungan kepercayaan diri remaja dan kedekatan orangtua

dengan ide bunuh diri. J Ilm Kesehat Jiwa 2019; I: 39–48.

2. Sofiah N, Malek AA, Raop NA, et al. Peranan Kesihatan Mental sebagai Moderator

terhadap Kecenderungan Bunuh Diri. J Sains Sos Malaysian J Soc Sci 2020; 5: 87–99.

3. Khairunnisa K. Pengaruh Dukungan Sosial Dan Hopelessness Terhadap Ide Bunuh Diri.

Anda mungkin juga menyukai