Anda di halaman 1dari 14

"MENELUSURI KEMATIAN REMAJA

AKIBAT KASUS BUNUH DIRI DI KABUPATEN MANGGARAI"

Nama : Kristina Yutasia Antus

Kelas : XI MIA 1

SMAN 1 LANGKE REMBONG


Kata pengantar

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah memberikan berkat dan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "MENULUSURI KEMATIAN
REMAJA AKIBAT KASUS BUNUH DIRI DI MANGGARAI" ini tepat pada waktunya. Adapun maksud dan
tujuan 5dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas dari sekolah pada pembuatan
karya ilmiah, selain itu karya ilmiah ini juga dibuat untuk membagikan informasi mengenai kasus bunuh
diri yang terus meningkat di Manggarai.

Saya mengucapakan terima kasih kepada ibu Drs.Elisabeth Ngasu selaku pembimbing pembuatan
karya ilmiah yang telah sepenuh hati membimbing saya dalam pembuatan karya ilmiah ini , sehingga
dapat menambah wawasan saya dalam menyusun karya ilmiah yang baik dan benar. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada polres Manggarai, Bapak Tony Yanto D. Bundah, yang telah setia
membantu saya dalam mengumpulkan data Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini tepat pada waktunya

Saya menyadari , karya ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan, demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Terima kasih

Ruteng , 10 Oktober 2022


Daftar isi

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan penelitian

1.4 Manfaat penelitian

1.5 Metode penelitian

1.6 Waktu dan tempat penelitian

BAB II LANDASAN/ KAJIAN TEORI

2.1 Masalah sosial

2.1.1 Definisi

2.1.2 Kasus ekstrem

2.2 Bunuh diri

2.2.1 Definisi

2.2.2 Faktor penyebab

2.3 Edukasi masalah bunuh diri

2.3.1 Peran keluarga

2.3.2 Peran Lembaga pendidikan

2.3.3 Peran sosial dan keagamaan


2.3.4 Peran pemerintah

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Langkah kerja

3.2. Data

3.3. Pengolahan data


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kasus bunuh diri saat ini menjadi sesuatu yang problematik di lingkungan masyarakat. Berita kasus
bunuh diri yang dulu selalu kita dengar dari dunia barat, kini begitu mudah kita jumpai di Indonesia ,
bahkan di pelosok Desa.Masih sering kita dengar berita mengenai kasus bunuh diri di Indonesia. Salah
satu daerah tingkat II yang tidak bisa menghindari kasus ini adalah , Kabupaten mangggarai. Beberapa
tahun akhiran ini kasus bunuh diri di Manggarai kian meningkat , tidak hanya terjadi pada usia dewasa ,
justru persoalan ini cenderung banyak terjadi pada usia remaja , dan usia yang cukup rawan adalah 13-
17 tahun. Walaupun tidak setinggi persentase di daerah lain, namun kabupaten Manggarai belum
mampu untuk keluar dari permasalahan ini.Kasus bunuh diri di Manggarai cukup mencemaskan.
Berdasarkan data yang dihimpun polres Manggarai, pada tahun 2022 ini sudah terjadi sebanyak 6 kasus
Bunuh diri, dan 3 diantaranya adalah anak remaja.

Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks yang terjadi di lingkungan masyarakat karena tidak di
akibatkan oleh satu penyebab atau alasan tunggal. Beberapa faktor yang menyebabkan kasus bunuh
diri pada usia remaja di Manggarai adalah, Mereka kehilangan orang dekat, ketiadaan tempat,
terlupakan, terabaikan, komunikasi yang minim, kurang perhatian dari orangtua, negara yang sibuk
dengan administrasi dan seremonial ketika bicara anak, lembaga dan otoritas yang mengurusi
kehidupan anak-anak dan remaja tetapi berjarak, anak-anak yang kehilangan mentor yang terbaik, dan
masih banyak variabelnya (jefrinharyanto).Beragamnya alasan yang membuat pelajar melakukan bunuh
diri menunjukkan bahwa tindakan bunuh diri adalah sebuah tindakan yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Sulit untuk menjelaskan mengapa seseorang yang berada di dalam keadaan tertentu
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, sementara orang lain yang mungkin berada di dalam kondisi
lebih buruk tidak memutuskan untuk bunuh diri sama sekali. Adanya faktor multideterminan ini
menyebabkan kesulitan untuk memprediksi kapan seseorang akan melakukan bunuh diri (Riyanti, 2010).
Ditinjau dari teori diatesis stress model, setiap faktor resiko, faktor stressor, dan faktor protektif dari
aspek biologis, psikologis dan sosial seseorang memegang peranannya masing-masing dalam
meningkatnya kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya penulis menemukan rumusan
masalah terkait kematian akibat kasus bunuh diri di Manggarai , yaitu "Apa saja motif dari
terjadinya kasus bunuh diri pada remaja di Manggarai?"

1.3.Tujuan penelitian

Meneliti motif terjadinya kasus bunuh diri pada usia remaja di kabupaten Manggarai.

1.4. Manfaat penelitian

Mengetahui informasi mengenai kasus bunuh diri di Manggarai, sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan pada remaja di Manggarai untuk menghindari terjadinya kasus bunuh diri ini.

1.5. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian data sekunder yaitu dengan mengumpulkan data dari
polres Manggarai, juga dengan membaca dan menggali artikel-artikel yang dimuatkan di media
elektronik. Artikel artikel itu kemudian di modifikasi menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk
dimengerti oleh semua kalangan.

1.6. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Polres Manggarai , pada tanggal 16 November 2022, diruangan kepala
urusan identifikasi polres Manggarai, Bapak Tony Yanto D. Bundah.
BAB II

LANDASAN ATAU KAJIAN TEORI

2.1. Masalah sosial

2.1.1 Definisi

Masalah sosial adalah dampak dari berbagai interaksi sosial, baik interaksi sosial antarindividu,
antarindividu dengan kelompok, maupun antarkelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial
dapat menghasilkan konsolidasi. Namun pada sisi negatifnya interaksi sosial juga dapat
menyebabkan konflik dengan pihak lainnya. Pengertian lain dari masalah sosial adalah
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Faktor- faktor yang bisa menjadi penyebab timbulnya masalah sosial, antara lain
yaitu faktor biologis, ekonomi, psikologis, geografis, demografis, serta budaya.

2.1.2 Kasus ekstrem

2.2. Bunuh diri

2.2.1 Definisi

Bunuh diri (bahasa Inggris: suicide, berasal dari kata Latin suicidium, yang berarti "membunuh diri
sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri,
penyebabnya sering kali dikaitkan dengan gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar,
skizofrenia, ketergantungan alkohol, atau penyalahgunaan obat

2.2.2 Faktor penyebab

Menurut informasi dari kepala urusan identifikasi polres Manggarai bapak Tony Yanto D. Bundah
beberapa kasus bunuh diri belum diketahui motifnya ,karena kurangnya keterangan dari keluarga
korban, dan ketidakbukaan korban, tapi dari beberapa kasus bunuh diri pada remaja Manggarai
penyebab terjadinya bunuh diri adalah depresi yang tidak tertangani , perilaku impulsif, masalah
dalam kehidupan sosial, konsumsi alkohol dan obat-obatan, gangguan mental lainnya, pengalaman
buruk yang memicu trauma, penyakit yang tak kunjung sembuh, mengidap penyakit tertentu. Dan
yang dikutip dari patrolipost.com beberapa faktor yang menyebabkan kasus bunuh diri pada usia
remaja di Manggarai adalah, Mereka kehilangan orang dekat, ketiadaan tempat, terlupakan,
terabaikan, komunikasi yang minim antara sesama, kurangnya perhatian lebih dari orang tua,
negara yang sibuk dengan administrasi dan seremonial ketika bicara anak, lembaga dan otoritas
yang mengurusi kehidupan anak-anak dan remaja tetapi berjarak, anak-anak yang kehilangan
mentor yang terbaik, dan masih banyak variabelnya (jefrinharyanto).

2.3. Edukasi masalah bunuh diri

2.3.1 Peran keluarga

Keluarga menjadi faktor penting dalam mencegah terjadinya kasus bunuh diri pada remaja,
banyak remaja yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tidak adanya tempat untuk
Ia mencurahkan isi hatinya, padahal jika dipikir-pikir keluarga adalah tempat paling tepat untuk
bisa mencurahkan isi hati, namun ternyata belum semua anak bisa menerima pernyataan ini,
karena pada nyatanya masih banyak anak yang mengakhiri hidupnya justru karena
permasalahan dalam keluarga.

Orang tua yang paling dekat dengan orang muda sebaiknya sesering mungkin melakukan kontrol
fisik dan sosial terhadap anak-anak mudanya. Mereka harus terbuka dan rendah hati untuk
mendengar berbagai keluh kesah dan masalah yang sedang dihadapi anaknya, dan mengajak
mereka berdialog untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi masalah-masalah rumit yang
sedang dihadapi.

Jadi peran keluarga sangatlah penting untuk mencegah terjadinya bunuh diri pada remaja,
keluarga menjadi pendidikan pertama bagi seorang anak, sebelum akhirnya mengenal dunia luar.
Peran keluarga dalam mencegah terjadinya bunuh diri, berawal dari hal sederhana mungkin
dengan menanyakan apa yang terjadi pada anak dan menawarkan bantuan yang dapat keluarga
berikan, Jangan mengabaikan tanda-tanda yang diberikan anak sebagai hal biasa yang terjadi
pada remaja atau menganggap anak sedang dramatis berlebihan.Dorong remaja untuk lebih
banyak menghabiskan waktu dengan teman atau keluarga yang suportif. Dorong anak untuk
menerapkan pola hidup sehat dengan makan, tidur, dan olahraga teratur.Apabila seorang sedang
dalam penanganan medis, dukung dia untuk mengikuti rekomendasi dokter atau terapisnya.

2.3.2 Peran lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan juga tak terlepas dari faktor penting dalam mencegah terjadinya bunuh diri
pada remaja , karena tidak menutup kemungkinan remaja yang mengakhiri hidupnya karena
tekanan dari pendidikannya.Program pencegahan bunuh diri di sekolah seyogyanya juga perlu
menjadi sebuah perhatian bersama untuk dikaji dan dikelola dalam kebijakan pemerintahan di
sektor pendidikan. Kebutuhan pelajar di sekolah, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan
pengetahuan intelektual tapi juga untuk mendapatkan haknya atas kesehatan jiwanya.
Perguruan tinggi dan sekolahsekolah yang ada di Manggarai,perlu lebih banyak dan optimal lagi
muatan-muatan pembentukan karakter mental dan sikap kritis mahasiswa dalam konten
kurikulumnya. Konten kurikulum mesti juga berisi responsi yang baik terhadap perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat, yang kadang mengoyahkan sikap imandan pengetahuan
dari orang muda. Mahasiswa dan siswa mesti selalu diarahkan untuk tetap memiliki kualitas
kesadaran dan kemampuan kritis saat berhadapan dengan perkembangan teknologi informasi
yang perkembangannya begitu pesat dan berpengaruh kuat pada perkembangan mental dan
kejiwaan masyarakatPerguruan tinggi dan sekolahsekolah yang ada di Manggarai, perlu lebih
banyak dan optimal lagi muatan-muatan pembentukan karakter mental dan sikap kritis
mahasiswa dalam konten kurikulumnya. Konten kurikulum mesti juga berisi responsi yang baik
terhadap perkembangan teknologi
informasi yang begitu pesat, yang kadang mengoyahkan sikap iman dan pengetahuan dari orang
muda. Mahasiswa dan siswa mesti selalu diarahkan untuk tetap memiliki kualitas kesadaran dan
kemampuan kritis saat berhadapan dengan perkembangan teknologi informasi yang
perkembangannya begitu pesat dan berpengaruh kuat pada perkembangan mental dan kejiwaan
masyarakat(unika St. Paulus)

Menciptakan sekolah agar menjadi tempat yang sehat melalui pengembangan kegiatan sekolah
yang lebih baik, membina hubungan interpersonal dan mencegah perilaku berbahaya akan
meningkatkan interaksi yang lebih baik diantara siswa dan guru. Dan masih banyak lagi.

2.3.3 Peran lembaga sosial dan keagamaan

Masyarakat, organisasi kemasyarakatan , entitas swasta, dan LSM mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mengembangkan pelayanan pencegahan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan ”after care” dan program pencegahan bunuh diri. Pihak agama perlu menugaskan
imam/pastor, suster, pendeta,imam masjid membentuk dan melakukan kegiatan pembinaan
spiritual bagi orang muda. Pembinaan spiritual ini lebih khusus dan fokus pada pembinaan
mental dan perilaku menyimpang (delikuen) dan penyakit (patologi) sosial. Pembinaan spiritual
ini dapat dibuat dengan membentuk komunitas-komunitas pembinaan atau melalui kunjungan
individual pada tempat tinggal dari orang muda yang berpotensi bunuh diri.Masyarakat dapat
membantu program pencegahan bunuh diri dengan cara mengangkat isu lokal, masalah dan
penyebab bunuh diri, dan memberikan masukan kepada para pengambil keputusan di tingkat
lokal. (Misalnya: memperbaiki kualitas hidup masyarakat ekonomi lemah, mengurangi tindak
kekerasan dan kriminalitas di masyarakat/keluarga, menghilangkan stigma, menghilangkan sikap
diskriminatif ).(imaji)

2.3.4 Peran pemerintah

Pencegahan bunuh diri, dan tentu saja penanggulangan kejadian bunuh diri, sesungguhnya
menjadi bagian melekat secara hukum sebagai tugas dan tanggung jawab negara, baik
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota.Di Indonesia, pemerintah melalui Kemeterian
Kesehatan, memang telah terlihat berupaya melakukan pencegahan bunuh diri. Misalnya saja,
layanan telepon (hotline) pencegahan bunuh diri di (021) 500-454. Hotline (021) 500-454 ini
pertama kali diluncurkan Kementerian Kesehatan sebagai layanan konseling pencegahan bunuh
diri pada 10 Oktober 2010. Angka 454 dimaksudkan agar bisa dibaca sebagai ASA yang bermakna
harapan, sebutan untuk hotline ini.(imaji.or.id)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Langkah kerja


Penelitian dilakukan dengan metode penelitian sekunder yaitu dengan mengumpulkan data dari polres
Manggarai, tepatnya di ruangan kepala urusan identifikasi polres Manggarai yaitu Bapak Tony Yanto D.
Bundah, juga dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari artikel-artikel terpercaya.

3.2 Data

Tabel 1. Data kasus bunuh diri yang terjadi di Manggarai pada tahun 2021-2022

Tahun Jenis kelamin Usia (Tahun) Pekerjaan Masalah yang dihadapi


2021 Laki-laki 21 Tidak bekerja Konflik dengan orang tua
Perempuan 50 IRT Sakit
Perempuan 30 Karyawati swasta Utang Piutang
2022 Laki-laki 21 Penjual ikan Konflik dengan orang tua
Laki-laki 33 Ojek Konflik dalam Rumah Tangga
Laki-laki 35 Tidak bekerja Sakit
Laki-laki 42 Tidak bekerja Sakit
Laki-laki 28 Tidak bekerja Gangguan Jiwa
Laki-laki 16 Tidak Sekolah Tuna Rungu diikuti konflik
dengan orangtua

Tabel 2. Data kasus bunuh diri menurut usia di kabupaten Manggarai tahun 2021-2022

Tahun Usia (Tahun) Kriteria Usia Masalah yang dihadapi


16 Remaja Tuna Rungu diikuti konflik dengan orangtua
2021 21 Remaja Konflik dengan orang tua
2022 21 Remaja Konflik dengan orang tua
28 Dewasa Muda Gangguan Jiwa
30 Dewasa Muda Utang Piutang
33 Dewasa Muda Konflik dalam Rumah Tangga
35 Dewasa Muda Sakit
42 Dewasa Sakit
50 Dewasa Sakit

Tabel 3. Persentase kematian akibat kasus bunuh diri di kabupaten Manggarai menurut usia tahun
2021-2022
Tahun Usia (Tahun) Kriteria Usia
Remaja Dewasa Muda Dewasa
16 Remaja 1
2021 21 Remaja 1
2022 21 Remaja 1
28 Dewasa Muda 1
30 Dewasa Muda 1
33 Dewasa Muda 1
35 Dewasa Muda 1
42 Dewasa 1
50 Dewasa 1
3 4 2
33% 44% 22%

Gambar grafik kasus bunuh diri Menurut usia dikabupaten Manggarai periode tahun 2021-2022

3.3 Pengolahan data

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kasus bunuh diri di manggarai banyak terjadi pada usia
dewasa, hal ini didukung oleh pernyataan kepala urusan identifikasi polres Manggarai , Bapak Tony
Yanto D. Bundah yang mengatakan bahwa untuk 2 tahun terakhir ini kasus bunuh diri banyak terjadi
pada usia dewasa, dengan motif akibat keadaan ekonomi yang sangat menurun karena situasi pandemi
covid 19.

BAB IV

PENUTUP

3.4 Kesimpulan

Maraknya kasus bunuh diri yang membuat masyarakat resah karena banyaknya korban berjatuhan
dengan banyaknya alasan pribadi hingga finansial. Yang berperan pada banyaknya kasus bunuh diri tidak
lagi pengendalian diri atau self control namun campur tangan lingkungan juga termasuk dalam
pengembangan diri seseorang. Sesuai dengan wawancara yang sudah dilakukan dengan kepala urusan
identifikasi polda Manggarai, cara yang dapat membantu para calon korban bunuh diri yang paling awal
dan semua orang bisa lakukan adalah dengan mengajaknya berbicara dan bercerita, atau dukungan
sosial.

3.5 Saran
Diperlukan kesadaran kita sebagai sesama makhluk sosial untuk bisa membantu saudara kita calon
korban bunuh diri, dengan cara kita sendiri agar mereka menjauhkan segala pikiran negatif yang bisa
mencabut nyawa mereka , begitu banyak cara yang bisa kita lakukan dengan versi kita sendiri untuk
menghindari kasus tersebut. Dan semoga dengan adanya penelitian ini kita bisa meningkatkan
kesadaran dan kewaspadaan kita sendiri ,untuk bisa berpikir lebih jernih dalam menghadapi sebuah
masalah, sehingga bisa menghindari kasus seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai