DISUSUN OLEH :
Abstrak
Bunuh diri adalah sebuah tindakan yang disengaja oleh manusia yang
menyebabkan kematian dirinya sendiri. Bunuh diri akibatkan oleh manusia yang
seringkali putus asa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, dan bisa
dikaitkan dengan gangguan jiwa. Fenomena bunuh diri berawal dari gangguan
mental sebagai penyebab yang paling umum, berbagai kondisi jiwa merasa
tertekan. Fenomana bunuh diri dari berbagai kalangan usia muda entah itu muda
sangat banyak yang terjadi. Penyebab bunuh diri dari kalangan usia tua bisa
perselingkuan, terjerat utang, dan sebagainya, kalau penyebab usia muda bisa soal
percintaan, hamil waktu muda, dan bisa permasalahan buli. Akibat bunuh diri
tersebut tidak ada suatu penyelesaian dalam permalasahan pada individu. Pada
akhirnya suatu permasalahan yang bisa diselesaikan dengan cara bunuh diri.
Sangat disayangkan bahwa bunuh diri perbuatan yang tidak baik karena ia
menjemput kematian bukan dari kehendak Tuhan.
A. PENDAHULUAN
Perbuatan yang kejam terhadap diri sendiri tidak termasuk orang yang
mencintai dirinya sendiri karena kurang mendapat perhatian dari lingkungan
bahkan keluarga. Karena keluraga adalah sumber utama cinta manusia terhadap
diri sendiri maupun orang lain. Orang tua menjadi standar cinta seorang anak
terhadap diri sendiri dan sesama dan bahkan perhatian orang tua sangat penting
bagi anak-anak. Komunikasi orang tua dan anak saling terjaga agar anak-anak
tidak salah presepsi atau kesalah pahaman anak dengan orang tua.
Bunuh diri menjadi solusi bagi orang yang depresi , distorsi , dan transisi
budaya memengaruhi perilaku seorang untuk melakukan bunuh diri, selain aspek
budaya, aspek psikologi memiliki pengaruh besar. Depresi dan skizofernia dinilai
sebagai pemicu bunuh diri. Depresi yang berlaurt dapat meningkatkan risiko
sesorang ingin meakukan bunuh diri, karena dengan pikirannya yang pendek
bahwa bunuh diri sebagai penyelesaiannya. Kepribadian biasa terlihat dari emosi
yang naik turun. Banyak yang berasumsi orang yang sudah bersenang-senang
tidak akan mengalami depresi, pada kenyatannya pelaku bunuh diri sudah
memutuskan untuk melakukannya. Banyak kasus bunuh diri akibat dari puncak
frustasi seseorang karena faktor ekonomi, sosial maupun psikoogis. Bunuh diri
merupakan cara yang dilakukan seseorang yang untuk mengakhiri hidupnya.
Ketidak stabilan kondisi sosial dan ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran,
orientasi individualisme dan kolektivisme merupakanrealitas yang kini sering
terjadi atau dijumpai mengakibatkan orang melakukan bunuh diri. Fenomena
tersebut berpotensi menjadi sumber stres, dan jika stres itu cukup besar, lama atau
spesifik maka akan menggannggu kesehatan jiwa individu. (Arfandiyah &
Hamidah, 2013)
Fenomena bunuh diri terjadi paling banyak dikalangan remaja bahwa bagi
kalangan remaja menganggap bahwa bunuh diri adalah solusi terbaik untuk
menyelesaikan masalah. Dengan keberadaan teman atau guru disekitar seakan tiak
dapa membantu menyelesaikan masalah-masalah pada kalangan remaja sendiri
sehingga sudah tidak sanggup lagi. Masa remaja sendiri juga dianggap sepele dan
tidak sebanding dengan sebagian orang dengan yang alami oleh orang-orang
dewasa. Masa remaja sendiri memiliki risiko yang cukup besar karena pada
masanya ini para remaja tersebut berada dalam kondisi sensitif dengan emosi yang
bergejolak. Masa remaja ini banyak yang terjerumus dengan hal-hal negatif dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Maka peran masyarakat dan peran
orang dewasa untuk remaja sangatlah penting. Karena masyarakat dan orang
dewasa berperan sangat penting untuk penyelemat orang-orang remaja. Dengan
membangun komunikasi yang baik dengan para anak-anak remaja perhatian lebih
khusus guna untuk mengamati perkembangan mereka, diharapkan kasus-kasus
bunuh diri yang pada usia masih remaja semakin bekurang dengan adanya
pengertian dan pemberitahuan/bimbingan.
Kematian adalah suatu fakta dan tidak bisa dielakkan. Menurut pandangan
umum kematian adalah berakhirnya kehidupan. Kematian adalah ketidak adanya
nyawa dalam diri manusia baik jiwa dan raga, semua mahkluk hidup akan
mengalami kematian secara permanen. Penyebab kematian bisa tidak alami
seperti kecelakan atau bunuh diri kalau kematian alami yaitu bisa penyakit, karena
didalam tubuh manusia atau mahkluk hidup akan mengalami pembusukan. Oleh
karena itu kematian adalah hal yang biasa kita dengar dan lihat dalam keseharian
manusia, namun bukan hal itu menjadi sesuatu yang mudah untuk sepenuhnya
diterima oleh manusia. Banyak orang yang tidak ingin akannya kematian karena
tidak orang tidak siap dengan kematiannya sendiri. Manusia berjuang dan
berusaha mendapatkan dan mempertahankan kehidupan.
Dalam fenomena bunuh diri tersebut kematian yang tidak alami karena
mereka yang bunuh diri adalah yang menjemput kematian. Seseorang yang sakit
ingin bertahan hidup dengan semampunya, apabila gagal mempertahankan
kehidupan yang sedang sakit maka mereka menganggap sebuah kehilangan. Maka
dalam kehidupan pastinya ada kematian, dan jika tidak dapat menerima kehidupan
maka juga tidak dapat menerima kematian dengan keihklasan. Dalam kehidupan
bagaimana kita hidup dan menjalaninya.
Manusia bisa berpikir dan bertanya juga tentang dirinya sendiri itulah fakta
yang ada dalam diri manusia. Setiap manusia tidak ada individu yang tidak
memiliki masalah dan tidak sama persis dengan invidu yang lainnya dalam
memiliki gaya hidup dan cara mengatasi masalah. Sopokles menyebut manusia
sebagai raksasa, hal ini menampilkan kekaguman manusia atas kehebatan diri
sendiri. Mazmur 8 menyebut berbicara tentang kedaran diri akan kekecilannya.
Manusia ternyata masih belum bisa mengenali dirinya secara penuh. Kemudian
manusia akan mencari kodratnya sehingga harus dijinakkan.
Dalam fenomena bunuh diri dapat dipahami dari persoalan yang etis, maka
dalam hal tersebut dapat dilihat dari segi etis. Orang yang bunuh diri pada
dasarnya sudah melakukan komunikasi kepada kita baik dari segi pertolongan dan
dari segi perhatian. Oleh karena itu manusia tidak dapat seolah-olah seperti hakim
yang siap memvonis mereka yang perbuatan dosa dan tidak bermoral. Bunuh diri
tidak sekedar dilihat sebagai perbuatan dosa yang akan melanggar ajaran agama
dan jangan dilihat sekedar perbuatan yang tidak bermoral karena bunuh diri
melanggar prinsip-prinsip etis. Karena orang yang bunuh diri adalah orang yang
sakit secara kejiwaan.
Arfandiyah, L., & Hamidah, K. D. 2013, Hubungan Antara Kesepian dengan Ide
Bunuh Diri Pada Remaja dengan Orang Tua
Yang Bercerai.
Peursen, C.A. van, 1983 Tubuh Jiwa Roh, Sebuah Pengantar dalam Filsafat