Anda di halaman 1dari 3

Mengapa Orang Mudah untuk Bunuh Diri?

Tulisan sederhana coba menelisik secara singkat tentang sebab-sebab terdalam di balik
sebuah tindakan bunuh diri. Sebab realitas menunjukkan bahwa, fenomena bunuh diri telah
“nge-tren” di era super canggih sekarang. Akibatnya, orang tidak lagi melihat kematian
sebagai sesuatu yang misteri dan eksistensial melainkan sesuatu yang dianggap mudah,
murah dan bergantung pada kondisi yang dialami.
Oleh karena itu, dengan bekal referensi yang terjangkau, penulis coba mengungkapkan akar-
akar mengapa orang begitu dengan mudahnya mengambil tindakan bunuh diri sebagai
alternatif “terakhir” dari sekian jalan yang mesti ditempuh dan diperjuangkan.
Apa Itu Bunuh Diri
Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian pada diri sendiri.
Ada sekian jenis metode yang digunakan untuk bunuh diri. yang paling umum diantaranya
adalah dengan cara gantung diri, minum racun serangga dan senjata api.(bdk.
Wikipedia.com).
Di banyak negara, tingkat bunuh diri tertinggi terjadi di usia paruh baya atau usia lanjut.
Namun, jumlah mutlak bunuh diri terbesar berusia antara 15 dan 29 tahun tersebab jumlah
orang dalam rentang usia tersebut sangat banyak.
Dari rentang usia yang telah diidentifikasi tersebut mengandaikan bahwa sebagian besar
dari pelaku tindakan bunuh diri adalah kaum remaja dan dewasa dengan berbagai latar
belakang masing-masing. Yang paling umum di antaranya adalah remaja sekolah dan orang
dewasa yang produktif.
Dilansir dari data Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan-Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia mengungkapkan bahwa pada 2019, WHO mencatat sekitar 800.000
hingga satu juta orang meninggal akibat bunuh diri per tahun di dunia. Jumlah yang sangat
tragis jika dikaitkan dengan keseluruhan populasi manusia di dunia yakni 7,743 miliar jiwa.
Tentu ini merupakan data yang tercatat 4 tahun silam. Dan dipastikan kian melonjak dari
tahun ke tahun hingga sekarang.
Sebab-Sebab
Sebagaimana dengan judul tulisan ini, penulis coba mengkaji penyebab dari tindakan bunuh
diri.
Salah satu akar dari sebuah tindakan bunuh diri adalah akibat depresi yang akut. Depresi
merupakan suatu kondisi jiwa yang tidak normal. Gejala utamanya suasana hati yang turun
naik secara ekstrem dalam jangka waktu lebih dari dua bulan, sehingga mengganggu hidup
sehari-hari. Pada bentuknya yang paling ekstrem, mampu mendorong orang untuk bunuh
diri. (bdk. Reza A. A. Wattimena, Urban Zen, 2021).
Gejala depresi yang muncul kerap dipengaruhi oleh berbagai macam hal misalnya konflik
dengan diri sendiri. Hal ini membuat diri menderita dan sangat jauh dari kedamaian. Konflik
yang timbul berangkat dari berbagai tawaran kehidupan yang kerap selalu kontras dengan
situasi batin dan keberadaan diri. Sering kali berbagai tawaran kenikmatan yang datang
selalu memaksa emosi dan pikiran untuk segera mengikutinya. Ketika ditolak maka yang
terjadi adalah konflik batin yang tiada tara. Kita semakin stres dengan beban pikiran yang
akut. Semakin pikiran dan emosi ini ditolak justru membuat penderitaan semakin besar dan
konflik terhadap diri pun terus terjadi.
Menyitir Reza dalam bukunya, bahwa konflik dengan diri sendiri dapat dipahami dalam tiga
hal.
Pertama, orang tak memahami hakikat dari pikiran dan emosi yang ia miliki. Ia mengira,
bahwa pikiran dan emosi adalah sesuatu yang nyata dan benar. Akibatnya, ia
mencengkeram semua pikiran dan emosi yang datang, lalu hanyut di dalamnya.
Kedua, karena orang tak paham akan emosi dan pikiran yang ia punya, ia pun tak mampu
mengelolanya dengan tepat. Ketika marah dan sedih, ia akan sangat menderita. Ketika
bersuka dan berbahagia, kecemasan pun membayangi karena ia sadar bahwa semuanya itu
sementara. Ketiak orang tak mampu mengelola emosi dan pikiran yang ia punya, konflik
dengan orang lain pun tak terhindarkan.
Ketiga, semua ini mendorong orang untuk hanyut pada emosi dan pikiran, tanpa henti.
Hidup semacam ini melelahkan dan menguatkan dorongan untuk bunuh diri. kenikmatan
apa pun tidak akan bisa memberikan jalan keluar, selain hanya pengalihan yang bersifat
sementara, tetapi membawa derita lebih besar selanjutnya.
Pilihan Alternatif
Berangkat dari akar penyebab dari tindakan bunuh diri adalah emosi dan pikiran maka
pilihan alternatifnya adalah berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan emosi dan
pikiran yakni menyadari ‘kehadiran’ emosi dan pikiran tanpa menanggapinya. Sebab
keduanya ibarat cuaca yang selalu datang dan pergi. Sedangkan yang tertinggal tetap itu
adalah kesadaran. Kesadaran yang dimaksud adalah sebuah kondisi sebelum pikiran dan
emosi datang.
Selanjutnya adalah selalu membangun relasi yang baik dengan diri kita sendiri, termasuk
pikiran dan emosi yang datang dan pergi. Dari proses inilah maka lahirlah kejernihan dan
kedamaian. Ada banyak cara yang bisa ditempuh seperti meditasi dengan merasakan irama
udara yang keluar dan masuk. Membangun kesadaran saat ini dan kini.
Rujukan
1. Reza A. A. Wattimena.2021.Urban Zen (Tawaran Kejernihan Untuk Manusia Modern).
Jakarta Barat: Karaniya.
2. www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai