DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Daniel ( 221010200311 )
2. Dariyus Salim ( 221010200389)
3. Fikri Akbar Setiawan ( 221010200360 )
4. Audrey Naqhiya Yasmine ( 221010200814 )
KELAS : V.218
Puji syukur kami panjatkan kepada allah tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Efekttifitas hukum dalam
masyarakat dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Dan Rosul kita yaitu Nabi
Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam. Beserta para keluarganya, sahabatnya yang telah
membawa kita dari dari zaman yang gelap gulita hingga ke zaman yang terang benderang seperti
saat ini.
Kemudian dari pada itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang selalu
membimbing dan memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya
ibu. Inawati Santini S.H.,M.H. Selaku dosen pengajar mata kuliah Ilmu Hukum
Juga kami ucakan banyak terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan semangat
kepada kami untuk bisa menyelesaikan tugas makalah ini
Penulis
I
DAFTAR ISI
I Kata pengantar.............................................................................................
II Daftar isi....................................................................................
BAB I pendahuluan........................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................
B. Rumusan masalah ............................................................................
C. Tujuan makalah................................................................................
BAB II pembahasan.......................................................................................
A. Pengertian Sistem Hukum ...............................................................
B. Macam – Macam Sistem Hukum.....................................................
BAB III penutup.............................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran.................................................................................................
Daftar pustaka.................................................................................................
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Kenakalan remaja yang semakin marak pada dewasa ini. Sebagai mana dapat kita
lihat beritanya di surat kabar, televisi bahkan dilingkungan sekitar kita. Kenakalan remaja
itu sangat banyak sekali, diantaranya yaitu : kecanduan obat-obatan yang terlarang, suka
minum-minuman keras, melakukan kriminalitas bahkan prostitusi dan bunuh diri. Ini
merupakan penyimpangan sosial yang harus kita atasi. Karena generasi muda adalah
harapan bangsa, maka generasi muda haruslah di didik sebaik mungkin agar jangan
melakukan hal-hal yang menyimpang atau melanggar norma-norma yang berlaku.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Faktor eksternal:
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Factor lingkungan. Lingkungan adalah factor yang paling mempengaruhi prilaku dan
watak anak, jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka
akhlaknyapun akan seperti itu adanya, begitu juga sebaliknya jika dia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula
Faktor-faktor lain penyebab kenakalan remaja
- Reaksi frustasi diri
- Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
- Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
- Kurangnya pengawasan dari orang tua
- Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
- Dasar-dasar agama yang kurang.
- Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
- Masalah yang dipendam
- Broken home
- Pengaruh kawan sepermainan
- Relasi yang salah
- Lingkungan tempat tinggal
- Informasi dan tehnologi yang negatif
- Pergaulan
b. Minuman Keras
Minuman keras bisa juga dikatakan alkoholisme. Masalah alkoholisme dan pemabuk
pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah alcohol boleh
atau dilarang dipergunakan.persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh
mempergunakanya, dimana. Kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana .?
Pada umumnya orang awam berpendapat bahwa alcohol merupakan suatu
stimulant, padahal sesungguhnya alcohol merupakan racun protoplasmic yang
mempunyai efek depresan pada system saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin
kurang kemampuanya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik psikologis maupun
sosial. Namun, perlu dicacat bahwa ketergantungan pada alcohol merupakan suatu proses
tersendiri, yang memakan waktu.
Dalam kenyataanya, masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap penggunaan
alcohol. Proses tersebut adalah .
1. Setiap masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengandalikan, mengintegrasikan,
dan membangun warganya.
2. Setiap masyarakat membentuk lembaga-lembaga atau pola-pola tertentu yang dapat
menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir.
3. Dalam setiap masyarakat berkembang pola sikap tertentu terhadap perilaku minum-
minum. Secara tradisional minum-minum merupakan acara yang mempunyai
berbagai fungsi, antara lain untuk memperlancar pergaulan.
4. Setiap masyarakat cenderung menempatkan pemabuk sebagai yang menyimpang atau
bahkan pelanggar.
2.3 Kriminalitas
Kriminalitas itu banyak macamnya, namun yang sangat marak zaman sekarang
kriminalitas yang dilakukan oleh anak muda seperti delinkuensi anak-anak. Delinkuensi anak-
anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl yang merupakan
sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam ikatan/organisasi formal atau semi
formal dan mempunyai tingkah laku yang kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada
umumnya. Delinkuensi anak-anak di Indonesia meningkat pada tahun 1956 dan1958 dan juga
pada 1968-1969, yang sering ditengarai dalam pernyataan-pernyataan resmi pejabat, maupun
petugas-penegak hukum. Juga terjadi perkelahian antara siswa-siswi barbagai sekolah di
Jakarta dan kota-kota lain.
Delinkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan pencopetan, penganiyaan,
pelanggaran susila, penggunaan obat-obat perangsang dan mengendarai mobil (atau kendaraan
bermitor lainya) tanpa mengindahkan norma-norma lalu lintas. Sorotan terhadap delinkuensi
anak-anak di Indonesia terutama tertuju pada perbuatan-perbuatan pelanggaran yang dilakukan
oleh anak-anak muda dari kelas-kelas sosial tertentu. Penelitian terhadap delinkuensi anak-anak
terutama yang berasal dari blighted area, yaitu wilayah kediaman dengan tingkat disorganisasi
tinggi merupakan hal yang perlu juga di lakukan.
2.4 Prostitusi
2.4.1 Pengertian
Pelacuran berasal dari bahasa Latin yaitu pro-stituere atau pro-stauree yang berarti
membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan, dan pergendakan.
Sehingga pelacuran atau prostitusi bisa diartikan sebagai perjualan jasa seksual, seperti
oral seks atau hubungan seks untuk uang. Pelacur wanita disebut prostitue, sundal, balon,
lonte; sedangkan pelacur pria disebut gigolo. Pelaku pelacur kebanyakan dilakukan oleh
wanita.
2.5.3 Hal yang harus dilakukan terhadap orang yang ingin bunuh diri
Upaya preventif dapat dilakukan oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu
seperti psikiater, dokter, perawat, psikolog, sosiolog, pendidik, tenaga kesehatan
masyarakat dan lain-lain. Masalah bunuh diri memang sangat kompleks, dari pendekatan
segi ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa hal yang perlu disikapi sebagai upaya
pencegahan secara dini yaitu perlunya meningkatkan peran, fungsi dan tugas keluarga
dan dukungan dari masyarakat. Upaya pencegahan pada tingkat masyarakat yaitu dapat
memberikan perhatian, bimbingan dan bantuan untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh seseorang atau keluarga.
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Sekarang kenakalan remaja itu semakin marak, bukan menjadi berkurang. Para remaja
semakin lama semakin suka menentang dan melakukan penyimpangan sosial dan norma-norma
yang berlaku. Misalnya saja seperti kecanduan obat-obatan terlarang, minum minuman keras,
melakukan kriminalitas, prostitusi dan bunuh diri. Mereka seperti bukan lagi remaja yang
terpelajar yang berperilaku sopan santun dan mematuhi norma-norma yang berlaku.
3.2 saran
Sebagai orang tua, sebaiknya selalu memberikan perhatian kepada ada dan mencegah
terjadinya pergaulan bebas agar mereka tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak
baik. Warga masyarakat, perlu menajamkan kepekaan terhadap kesulitan orang-orang
disekitarnya serta peran pemerintah sangat diperlukan berperan aktif, dalam melindungi dan
menjaga ketentraman masyarakatnya. Upaya pencegahan juga harus dilakukan di institusi
pendidikan. Sedangkan nilai budaya yang dipercaya di suatu masyarakat yang sebenarnya salah
terkait dengan bunuh diri dapat dihilangkan secara perlahan-lahan seiring dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan dan pendidikan keluarga dan masyarakat serta meningkatnya pemahaman
dan keyakinan seseorang pada ajaran agama secara benar. Dukungan dari masyarakat, keluarga
sangat berarti dalam upaya menekan tingginya kasus bunuh diri. Lingkungan keluarga,
masyarakat harus diciptakan agar sehat, agamis, bersahabat, damai dan nyaman sehingga pelaku
bunuh diri tidak akan mencoba untuk melakukan perbuatan bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA