Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah situasi atau kondisi ketika pasien bebas dari
potensi cedera yang menyebabkan pasien mengalami sakit, cedera bahkan
kematian saat menerima pelayanan kesehatan atau dirawat di rumah sakit (Sinurat,
S. & Lusya, S., 2018). Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi risiko, dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insisden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk menimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2021).
Insiden kesalahan pengobatan pada pasien di rumah sakit telah dilaporkan
di beberapa kasus. Indonesia meluncurkan “Gerakan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit” untuk mengurangi kejadian kesalahan pengobatan. Gerakan ini
telah lama di canangkan, namun hingga saat ini pelaksanaannya masih belum
maksimal (Syam, N. S., 2017).
Budaya Keselamatan pasien merupakan hal yang mendasar di dalam
pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit. Perawat bertanggung jawab
memberikan pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang maksimal
(Siagian dan Tanjung, 2020). Budaya keselamatan pasien adalah aspek penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Namun, di Indonesia
masih banyak rumah sakit yang belum melaporkan data insiden keselamatan
pasien (Susatia, dkk 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh Yarnita (2019) di salah satu Rumah Sakit
yang ada di Provinsi Riau, membuktikan bahwa masih terdapat perawat yang
memiliki budaya keselamatan negatif yaitu 36 (56.3%). Dimana, Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang memiliki nilai-nilai,
kompetensi, sikap serta pola perilaku keselamatan pasien yang masih belum
sesuai dengan yang diharapkan dalam budaya keselamatan pasien. Hal ini
tentunya bertolak belakang dengan budaya keselamatan pasien yang diharapkan di
rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Siagian dan Tanjung (2020),
menunjukkan bahawa dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien masih terdapat
dimensi yang perlu ditingkatkan yakni dimensi respon tidak menghukum
terhadap kesalahan staff pelaksana (45,2%), incharge (52,4%), head nurse
(31,8%) dan kepala ruangan (66,7%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susatia dkk (2021),
disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan budaya
keselamatan pasien di RSI Unisma Malang, antara lain : perasaan cemas dan takut
untuk melaporkan insiden, komunikasi yang terbuka dan umpan balik dari
manajemen sebagai hasil dan agar segera dilakukan perbaikan pada sistem
keselamatan pasien yang sedang berjalan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Okuyama, et al (2018), juga menagtakan bahwa Komunikasi yang
efektif, umpan balik setalah pelaporan, keterlibatan pihak manajemen atau
pimpinan, dan lingkungan yang berfokus menjadikan kesalahan sebagai
pembelajaran adalah faktor-faktor yang dapat mengarah pada perbaikan
penerapan patient safety.
Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon, dkk (2022), didapatkan
bahwa mayoritas penerapan patient safety di ruang internis Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan dalam kategori baik (96,1%), hal ini terjadi karen perawat
melaksanakan tugasnya sesuai SOP yang telah ditetapkan dan adanya pengawasan
ketat dari tim patient safety rumah sakit.
Peneliti melakukan pengamatan dan observasi beberapa petugas di
Ruangan Santa Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, mereka
mengatakan bahwa di Ruangan Santa Theresia, selalu diupayakan untuk
menerapkan patient safety, apalagi karena ruangan ini khusus anak-anak, dan
mayoritas lebih berisiko mengalami cedera atau jatuh.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Gambaran Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di
Ruang Rawat Inap Santa Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2023”.

1.2. Perumusan Masalah


Masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Gambaran Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Santa Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2023”

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Gambaran Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Santa Theresia Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2023
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi Gambaran Penerapan Keselamatan Pasien di Ruang
Rawat Inap Santa Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2023
2. Mengidentifikasi

2.4. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
2. Bagi Institusi
3. Bagi Perawat
4. Bagi Mahasiswa

Daftar Pustaka

Kemenkes Ri, 2021. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN APLIKASI


LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS.

Okuyama, J. H. H., Galvao, T. F., & Silva, M. T. (2018). Healthcare


professional’s perception of patient safety measured by the hospital survey
on patient safety culture: a systematic review and meta-analysis. The
Scientific World Journal, 2018.

Sinurat, S., & Lusya, S. (2018). Peran Pimpinan Keperawatan Dalam


Meningkatkan Patient Safety Di Rumah Sakit. Jurnal Mutiara Ners, 1(1),
31-43.
Tampubolon, L. F., Waruwu, M. A., Sinurat, S., & Tumanggor, L. S. (2022).
Hubungan Kesadaran Perawat Dengan Penerapan Patient Safety Di Ruang
Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Elisabeth Health Jurnal, 7(1),
17-21.

Susatia dkk 2021. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RSI UNISMA
MALANG
Syam, N. S. (2017). Implementasi Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat di
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat, 11(2), 169-174.
Yarnita, Y. (2019). Budaya Keselamatan Pasien pada Perawat di Instalasi Perawatan Intensive RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Jurnal Keperawatan Priority, 2(2), 109-119.

Siagian, E. (2020). PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN OLEH TENAGA KESEHATAN. Klabat


Journal of Nursing, 2(2), 44-51.

Anda mungkin juga menyukai