https://stikesks-kendari.e-journal.id/JK
Volume 02 | Nomor 03 | Maret | 2019
P-ISSN: 2407-4801
Corespondensi Author
Nasir Murdiman
Email: nasirmurdiman045@gmail.com
Kata Kunci :
Memberikan Informed Consent; Ansietas; Appendisitis
Keywords :
Giving Informed Consent; Anxiety; Appendicitis
Abstrak. Pembedahan merupakan salah satu tindakan lanjutan dari penanganan kegawat daruratan
berdasarkan keadaan pasien. Kecemasan pasien sering disebabkan oleh tindakan operasi yang
dilakukan di rumah sakit. Salah satu tugas perawat adalah mampu mengatasi kecemasan pasien.
Informed consent merupakan penjelasan tentang diagnosis dan indikasi prosedur harus menjelaskan
perbedaan antara diagnosis pasti, diagnosis kerja, diagnosis banding, dan tidak ada diagnosis serta
menerangkan bahwa penegakan diagnosis alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pemberian Informed Consent dengan kecemasan pada pasien pre operasi
Appendicitis.Penelitian ini dilaksanakan di BLUD Rumah Sakit Konawe dengan metode Deskriptif
Analitik menggunakan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah 39
responden yang diambil secara total sampling. Variabel independen adalah pemberian Informed
Consent dan variabel dependen adalah kecemasan pada pasien pre operasi Appendicitis. Hasil
penelitian uji statistik Mann-Whitney diperoleh ρ 0.042 < 0.05, berarti ada hubungan pemberian
Informed Consent dengan kecemasan pada pasien pre operasi Appendicitis. Simpulan penelitian ini
adalah pemberian Informed Consent berhubungan dengan kecemasan pada pasien pre operasi
Appendicitis. Saran diharapkan pihak rumah sakit memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan
operasi untuk meminimalisir kecemasan.
Absctract. Surgery is one of the follow-up actions to deal with emergency emergencies according to
the patient's condition. Surgery at the hospital often causes anxiety in patients. Overcoming or
reducing patient anxiety is one of the nurses' duties Informed consent is an explanation of the
diagnosis and an indication of the procedure must explain the difference between a definite
diagnosis, work diagnosis, differential diagnosis, and no diagnosis and explain that an alternative
diagnosis is enforced. This study aims to determine the relationship between Informed Consent
administration and anxiety in patients with preoperative Appendicitis. This research was carried out
at BLUD Konawe Hospital with Analytical Descriptive method using Cross Sectional Study design.
The sample in this study were 39 respondents taken in total sampling. The independent variable is the
provision of Informed Consent and the dependent variable is anxiety in patients with preoperative
appendicitis. Mann-Whitney statistical test research results obtained ρ 0.042 <0.05, meaning that
there is a relationship between giving Informed Consent with anxiety in patients with preoperative
Appendicitis.The conclusions of this study were the provision of informed consent related to anxiety
in patients with preoperative appendicitis. Suggestions are expected the hospital to provide an
explanation of surgical procedures to minimize anxiety.
bedah dan perawat yang bertugas diruang bedah sehingga pasien membayangkan rasa nyeri yang
akan memberikan kekuatan hukum bagi yang akan dirasakan.
bertugas yang menyatakan bahwa tindakan yang Prosedur pembedahan akan memberikan
dilakukan adalah tindakan yang mempuyai dasar suatu reaksi emosional bagi pasien, seperti
kekuatan hukum (legal). kecemasan pre operasi. Perubahan secara fisik
dan psikis yang menyebabkan adanya
peningkatan denyut jantung, tekanan darah,
Tabel 6. Distribusi Kecemasan Pasien Pre frekuensi nafas perubahan energi pasien adalah
Operasi Appendisitis efek dari kecemasan yang pada akhirnya dapat
N Kecemasan Pasien N % merugikan pasien karena akan berdampak pada
o Pre Operasi pelaksanaan operasi. Kecemasan yang dialami
Appendisitis pasien dapat diakibatkan karena ketidaktahuan
1 SD 5 12,8 akan pengalaman pembedahan serta prosedur
2 SMP 5 12,8 pembedahan yang akan dijalani20.
3 SMA 13 33,3 Pasien pre operasi appendisitis yang
4 Sarjana 16 41,0 mengalami kecemasan berat sebanyak 17
Jumlah 39 100 responden (43,6%), hal ini karena sebelum
Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pasien pre pelaksanaan tindakan operasi pasien sudah
operasi appendisitis yang mengalami kecemasan membayangkan hal-hal buruk seperti kematian
ringan sebanyak 3 responden (7,7%), pasien pre sehingga pasien mengalami kecemasan berat.
operasi appendisitis yang mengalami kecemasan Kecemasan merupakan gejolak emosi di
sedang sebanyak 19 responden (48,7%) dan luar dirinya dan mekanisme yang digunakan
pasien pre operasi appendisitis yang mengalami dalam mengatasi permasalahan. Perasaan takut
kecemasan berat sebanyak 17 responden (43,6%). atau tidak tenang yang sumbernya tidak jelas
Pada pasien pre operasi appendisitis yang akan dapat mengancam kepribadian seseorang
mengalami kecemasan ringan sebanyak 3 baik secara fisik maupun secara psikologis.
responden (7,7%) hal ini karena pasien yakin Reaksi fisiologis dapat berupa palpitasi,
bahwa tindakan pembedahan merupakan hal yang keringat dingin pada telapak tangan, tekanan
terbaik dalam pengobatan sehingga pasien darah meningkat, respirasi meningkat,
mengalami kecemasan ringan. peristaltik usus meningkat, sedangkan reaksi
Pembedahan merupakan salah satu tindakan psikologis dapat berupa gugup, tegang, rasa
lanjutan dari penanganan kegawat daruratan tidak enak, dan lekas terkejut21.
sesuai dengan kondisi pasien. Pembedahan Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman
merupakan tindakan pengobatan invasif dengan sebagai respon terhadap ketakutan terhadap
membuka bagian tubuh melalui sayatan yang perlakuan tubuh atau kehilangan sesuatu yang
diakhiri dengan penutupan atau penjahitan luka 18. bernilai. Cemas merupakan suatu keadaan emosi
Tindakan operasi di rumah sakit sering dan pengalaman yang subyektif, tanpa obyek
menyebabkan kecemasan pada pasien. Salah satu yang jelas dan biasanya dimanifestasikan dengan
tugas perawat adalah mampu mengatasi perasaan yang tidak nyaman, perasaan yang tidak
kecemasan pasien, salah satunya dengan siap, perasaan yang tidak tenang dan merasa
kemampuan komunikasi. Misalnya Kemampuan terancam 22.
komunikasi dalam menjelasan prosedur Tanda cemas pra operasi pada setiap individu
pengobatan. Namun faktanya, sebagai orang yang tidaklah sama. Ada yang menunjukkan kecemasan
durasi interaksinya lebih lama dengan pasien dengan memberikan banyak pertanyaan, bicara
komunikasi perawat sering kali tidak berfokus terlalu cepat, mengubah pembicaraan atau
pada kecemasan pasien dan persepsinya19. mengulang pertanyaan yang sama. Ada yang
Pasien pre operasi appendisitis yang mengatakan tidak merasa cemas, tetapi
mengalami kecemasan sedang sebanyak 19 tingkahnya menunjukkan kecemasan atau
responden (48,7%), kecemasan merupakan hal ketakutan. Ada juga pasien yang tidak mau
yang wajar dirasakan seseorang mengingat membicarakan pembedahannya, menjawab
tindakan operasi merupakan tindakan pengobatan pertanyaan dengan satu atau dua kata. Ada pasien-
yang menimbulkan perlukaan atau sayatan pasien yang mengekspresikan kecemasan dengan
menangis atau marah. Termasuk tanda-tanda
setelah pembedahan, takut keganasan, takut Consent dan mengalami kecemasan ringan 1
menghadapi ruangan operasi dan takut operasi orang (2,6%), hal ini karena pasien mendapatkan
gagal. Pemberdayaan pasien dengan memulihkan penjelasan mengenai kondisi penyakitnya,
kemampuannya dalam mengendalikan situasi prosedur pengobatan yang akan didapatkan serta
dapat mengurangi rasa cemas. Dengan melibatkan lama perawatan yang akan dijalani sehingga
pasien untuk mengambil keputusan atau pasien dapat menerima dan yakin akan
berpartisipasi dalam perawatannya akan membuat kemampuan tenaga kesehatan yang bertugas
pasien merasa bisa mengendalikan situasi. Pasien karena telah mendapatkan penjelasan. Pada pasien
juga bisa dibantu dalam memilih kegiatan atau yang setuju diberikan Informed Consent namun
latihan yang bisa mengurangi rasa cemas. tetap mengalami kecemasan sedang 5 orang
Misalnya, memilih dan mendengarkan lagu-lagu (38,5%) dan kecemasan berat 7 orang (17,9%),
(terapi musik), relaksasi progresif, imajinasi penulis berasumsi bahwa hal ini disebabkan
terbimbing, dan 27. karena pasien pre operasi sudah membayangkan
Sebelum melaksanakan aktivitas penyuluhan, mengenai kemungkinan terburuk akibat tindakan
perawat harus terlebih dahulu mengkaji kesiapan pembedahan berupa rasa nyeri, lamanya proses
dan kemampuan pasien. Perlu diingat bahwa penyembuhan atau bahkan kemungkinan
pasien yang mengalami stres akan sulit terburuknya adalah kematian, disamping itu
menangkap apa yang dijelaskan perawat. Juga penundaan waktu operasi yang tidak sesuai
tidak semua pasien tertarik untuk membaca dengan jadwal yang telah ditentukan sehingga
instruksi yang dicetak dalam bentuk pamflet atau kecemasan pasien meningkat.
brosur. Perawat perlu memilih metode yang tepat Asumsi peneliti pada pasien pre operasi
untuk pasiennya. Brosur dapat diberikan kepada appendisitis yang tidak setuju diberikan Informed
pasien, tetapi akan lebih efektif jika setelah Consent mengalami kecemasan ringan sebanyak 2
dibaca, brosur dijelaskan atau didiskusikan orang (5,1%), hal ini dikarenakan pasien lebih
dengan pasien dan keluarganya 28. ingin menenangkan diri sebelum operasi sehingga
Penelitian terdahulu tentang hubungan pasien tidak ingin diganggu oleh perawat karena
pemberian leaflet dengan tingkat kecemasan ingin waktu yang lebih lama mendekatkan diri
pasien yang akan dilakukan pemeriksaan kepada Tuhan sehingga lebih Tawaqal
endoscopi saluran cerna di RSUD Dr. Soeselo menghadapi operasi. Pasien pre operasi
Slawi, menggunakan rancangan survey analitik appendisitis yang tidak setuju diberikan Informed
dengan pendekatan cross sectional study. Sampel Consent dan mengalami kecemasan sedang 4
dalam penelitian berjumlah 18 orang pasien yang orang (7,8%) dan kecemasan berat 10 orang
diberil leaflet dan 12 orang tidak diberi leaflet. (25,6%), penulis berasumsi bahwa pasien yang
Pengukuran tingkat kecemasan diukur dengan menolak diberikan Informed Consent
menggunakan skala HRSA (Hamilton Rating menganggap bahwa lembaran tersebut merupakan
Scale for Anxiety). Hasil penelitian menunjukkan pernyataan yang dapat memberatkannya sehingga
tingkat kecemasan pasien yang dilakukan menolak yang akhirnya menimbulkan kecemasan
pemeriksaan endoskopi 66,7% tidak cemas dan pada pasien karena pasien tidak mendapatkan
33,3% mengalami kecemasan. informasi yang jelas mengenai keadaan
Penelitian lain yang dilakukan, dalam penyakitnya, dengan penolakan tersebut maka
penelitiannya tentang tindakan keperawatan yang perawat tidak mempunyai kesempatan untuk
di terima pasien pre operatif di bangsal badah memberikan penyuluhan pada pasien mengenai
RSUP Dr. Kariadi Semarang, terdapat 6 aspek hal-hal yang harus dilakukan pasien selama
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu, tindakan operasi, bahwa selama tindakan
informed consent, psikis/mental, penunjang, pembedahan pasien tidak akan merasakan nyeri
anestesi dan premedikasi. Pasien harus memahami seperti yang ditakutkan oleh pasien serta tindakan
seluruh prosedur yang akan dilalui, risiko yang yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses
mungkin timbul, hasil yang diinginkan terapi pemulihan.
alternatifnya dan secara hukum pembedahan tidak
boleh dilakukan jika pasien belum memahami hal
tersebut29.
Dari pembahasan diatas penulis berasumsi
bahwa pasien yang setuju diberikan Informed