Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Pemeriksaan leopold adalah pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil
untuk mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu
teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik
pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,
dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

Fundus berarti titik tertinggi, sedangkan uteri berarti rahim (uterus). Jadi, fundus uteri
adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus uteri (TFU) adalah jarak antara titik simfisis
pubis dan fundus uteri pada ibu hamil. Pengukuran Tinggi fundus uteri digunakan untuk
mengetahui perkiraan umur kehamilan yang disesuaikan dengan tanggal haid terakhir serta
menentukan taksiran berat badan janin.Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah
untuk menghitung usia kehamilan dan mengukur perkembangan dan pertumbuhan janin.

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak


sedangbersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai
160denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam
uterus. Berta badan janin mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian asuhan
kebidanan, khususnya asuhan persalinan. Apabila mengetahui berat badan janin yang akan
dilahirkan, maka bidan dapat menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi keterlambatan
penanganan. Berat badan bayi yang sangat kecil atau sangat besar berhubungan dengan
meningkatnya komplikasi selama masa persalinan dan nifas. Selain itu, dengan mengetahui
taksiran berat janin, penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan pervaginam
secara spontan atau tidak. Taksiran berat janin berguna untuk memantau pertumbuhan janin
dalam rahim, sehingga diharapkan dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya
pertumbuhan janin yang abnormal.

1
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk melakukan pemeriksaan Palpasi Leopold pada Ibu Hamil?
2. Bagaimana pengukuran TFU pada Ibu Hamil?
3. Bagaimana pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)?
4. Bagaimana menghitung Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)?

III. Tujuan
1. Mengetahui pemeriksaan Palpasi Leopold pada Ibu Hamil
2. Mengetahui pengukuran TFU pada Ibu Hamil
3. Mengetahui cara pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)
4. Mengetahui cara menghitung Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pemeriksaan Palpasi Leopold/Manuver pada Ibu Hamil

A. Pengertian

Leopold/maneuver merupakan pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk


menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan.Pemeriksaan leopold
dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan
bagian melalui palpasi.Dengan memahami pemeriksaan menurut leopold dengan baik,sudah
dapat menetapkan kedudukan janin.

Pemeriksaan leopold adalah pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil
untuk mengetahui posisi janin dalam uterus.Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik
pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat
pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik
pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,
dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
(dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-
kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan
santai dan diposisikan secara memadai. Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan,
maka persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:

1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya


2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil di
bawah kepala untuk kenyamanan
3. Menjaga privasi
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan

3
5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin dapat
merangsang kontraksi rahim)
6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui besarnya rahim dan konsistensinya
2. Untuk mengetahui Bagian-bagian janin, letak dan presentasi
a. Untuk mengetahui gerakan janin
b. Agar mengetahui kontraksi Braxton-hicks dan his

C. Macam-macam pemeriksaan Leopold


Pemeriksaan leopold terdiri dari 4 macam:
1. Leopold I/manuver I
Dilakukan untuk mengetahui tinggi bagian fundus uteri dan letak kepala atau
bokong,hasil temuan disebut presentasi.Manuver ini mengidentifikasikan bagian janin yang
terdapat di atas pelvik.Umumnya presentasi adalah kepala atau bokong.Posisi janin
hubungannya antara panjang aksis janin dengan panjang aksis ibu juga dapat ditentukan
dengan manuver ini.Posisi ini biasanya longitudinal atau transversal,bisa juga obligue.

 pemeriksa mengahadap ke kepala klien,gunakan ujung jari kedua tangan


untuk melakukan palpasi fundus uteri.Kedua telapak tangan pada fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri ,sehingga perkiraan umur
kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
 Bagian apa yang terletak di fundus uteri.
 Pada letak membujur sungsang,kepala bulat keras,rata, dan
melenting pada goyangan,
 pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus:tidak keras tak
melenting,dan tidak bulat
 pada letak lintang,fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian
janin.

2. Leopold II/manuver II
Dilakukan untuk mengetahui letak punggung janin pada letak membujur dan kepala janin
di sebelah kanan atau kiri pada letak lintang,hasil temuan berupa posisi janin.

4
Leopold ini utuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan,belakang,atau sisi
pelvis ibu.
Melakukan pemeriksaan leopold II:
 Pemeriksa menghadap ke kepala klien.Letakkan kedua tangn pada
kedua sisi abdomen.Pertahankan uterus dengan tangan yang satu,dan
palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin.
 Bagian punggung akan teraba jelas,rata,cembung,kaku,tidak dapat
digerakkan.
 Bagian-bagian kecil(tangan dan kaki)akan terabakecil:bentuk/posisi
Tidak jelas,dan menonjol dan mungkindapat bergerak aktif/pasif.

3. Leopold III /manuver III


Dilakukan untuk mengetahui bagian apa yang menjadi presentasi,hasil temuan berupa
bagian presentasi dan dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
 Letak kepala:Teraba bagian yang besar,bulat,keras,melenting.
 Letak sungsang:Teraba bagian besar yang tidak bulat,tidak rata,tidak
melenting.
 Letak lintang: Tidak teraba bagian besar (kosong).Manuver ini dapat
mengidentifikasi bagian janin,yang paling tergantung,yaitu bagian
yang terletak paling dekat dengan serviks.Bagian janin inilah yang
pertama kontak dengan jari pada saat pemeriksaan vagina,umunya
adalah kepala atau bokong.
Melakukan pemeriksaan Leopold III/manuver III

 Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen klien
tepat di atas simfisis dan minta klien menarik nafas dalam
menghembuskan nafasnya.Pada saat klien menghembuskan
nafas,tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam sekitar
bagian presentasi.Catat kontur,ukuran,dan konsistensi.
 Bagian kepala akan teraba keras,rata dan mudah digerakkan jika tidak
terikat atau tertahan,sulit digerakkan jika terikat atau tertahan.
 Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata.

5
4. Leopold IV/manuver IV
Dilakukan untuk mengetahui letak ujung kepala,hasil yang didapat dari manuver ini
adalah ujung kepala.Manuver ini mengidentifikasikan bagian terbesar dari ujung kepala janin
yang dipalpasi bagian sisi atas pelvis.Apabila posisi kepala fleksi,ujung kepala adalah bagian
depan kepala.Apabila posisi kepala ekstensi,ujung kepala adalah bagian oksiput.

Melakukan pemeriksaan Leopold IV/manuver IV

 Bidan menghadap kekaki klien,secara perlahan gerakkan jari tangan


ke sisi bawah abdomen ke atas pelvis sehingga ujung jari salah satu
tangan menyentuh tulang terakhir.Ini adalah bagian ujung kepala.
 Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan
punggung,ini adalah bagian pundak bayi,dan kepala pada posisi
fleksi.Jika kepala pada posisi ekstensi,ujung kepala akan terletak pada
bagian yang sama dengan punggung dan bagian oksiput menjadi
ujung kepala.
 Hasil :
 Convergen : Sebagian kecil kepala turun kedalam rongga
panggul.
 Sejajar : Separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul.
 Divergen : Bagian terbesar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati PAP.
II. Pengukuran TFU pada Ibu Hamil

6
A. Pengertian

Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis pubis digunakan sebagai salah satu
indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin,Pengukuran tinggi fundus uteri
dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan.Tinggi fundus yang stabil /tetap atau turun
merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin,sebaliknya tinggi fundus uteri
meningkat secara berlebihan mengidentifikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu atau
kemungkinan adanya hidramnion.

Pengukuran tinggi fundus uteri harus dilakukan dengan teknik pengukuran yang
konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama,alat ukur ini
dapat berupa pita/tali atau dengan menggunakan pelvimeter.Posisi yang dianjurkan dalam
melakukan pemeriksaan adalah klien supinasi dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan
satu bantal)dan lutut diluruskan .Alat ukur (pita atau pelvimeter) diletakkan dibagian tengah
abdomen dan diukur mulai dari batas atas simfisis pubis hingga batas atas fundus.Alat ukur
tersebut diletakkan mengikuti kurve fundus.

Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alat ukur di bagian tengah abdomen
dan diukur mulai batas atas simfisis pubis hingga batas atas fundus tanpa mengikuti kurve
atas fundus.

Fundus berarti titik tertinggi, sedangkan uteri berarti rahim (uterus). Jadi, fundus uteri
adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus uteri (TFU) adalah jarak antara titik simfisis
pubis dan fundus uteri pada ibu hamil.

B. Tujuan

Pengukuran Tinggi fundus uteri digunakan untuk mengetahui perkiraan umur kehamilan


yang disesuaikan dengan tanggal haid terakhir serta menentukan taksiran berat badan
janin.Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk menghitung usia kehamilan
dan mengukur perkembangan dan pertumbuhan janin. Hasil dari tinggi fundus uteri atau tfu
ibu hamil akan menunjukkan usia kehamilan. Setelah mengetahui tfu ibu hamil, biasanya
dokter atau bidan akan membandingkannya dengan hari pertama haid terakhir (hpht) untuk
mengetahui kecocokannya.

7
C. Cara Menentukan Umur Kehamilan

Cara Menentukan Umur Kehamilan Menurut Wiknjosastro (2006, p.171) Umur


hamil dapat ditentukan dengan:

1. Rumus Naegle

Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir(HPL, EDC= Expected Date of
Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari
pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus
Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga)
dan tahun ditambah 1 (satu).

2. Gerakan pertama fetus

Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.

3. Palpasi abdomen
a. Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian
menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2
bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap
bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu
(bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke8).
b. Rumus Mc Donald

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu. Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus
uteri dengan teknik McDonald biasanya dilakukan pada saat usia kehamilan mencapai 22
minggu. Namun, sebelum pengukuran harus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada abdomen
terlebih dahulu.Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald:

1) Siapkan pita ukur


2) Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung bawah

8
3) Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
4) Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan menggunakan tangan kanan
dan tangan kiri
5) Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
6) Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri menahannya
7) Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis pubis hingga ke
fundus uteri
8) Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
9) Inilah hasil tfu ibu hamil

Cara mengukur usia kehamilan menggunakan rumus McDonald:

1) Usia kehamilan dalam minggu = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7


2) Usia kehamilan dalam bulan = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7

c. Perkiraan tinggi fundus uteri


1) Mempergunakan tinggi fundus uteri Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan
palpasifundus dan membandingkan dengan patokan.

Tabel 2.1 Rumus Tinggi Fundus Uteru

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

9
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus
xifoideus

2) Menggunakan pita ukur

Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24
minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan
pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca
dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

3) Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda

Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis
abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan
diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari
menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya
sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari
pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena
tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut:

a) Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4


cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama
dengan jumlah minggu kehamilan.
b) Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6
cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya diperkirakan sama
dengan jumlah minggu kehamilan.

4) Ultrasonografi

Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:

a) Mengukur diameter kantong kehamilan(GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12


minggu.
b) Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan 7-14
minggu.

10
c) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

III. Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)


A. Pengertian

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak


sedangbersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai
160denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

B. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan


menggunakan:

1) Auskultasi periodik Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut


jantungjaninseperti : Fetoskop (18-20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec(18-20
minggu), stetoskopultrasonografi dopler (12 minggu )
2) Electronic Fetal MonitoringAda dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu :
alateksternal (transducer eksternal)dan alat internal (elektroda spiraldan kateter
tekanan intrauterine).
C. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
1. Dengan menggunakan Stetoskop Pinard

2. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan dar
i suara lain.
3. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang
tidak perlu diperiksaditutup, pintu atau jendela ditutup.

11
4. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan pal
pasi.
5. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan. Setelah
daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang
luas ditempatkan ke atastempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnyasempit ditempatkan
pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
6. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut
jantung janin. Bilaterdengar suatu detak, maka untuk
memastikanapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini
harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu samadengan
nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
7. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung
janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya
denyut jantung janin itu.

1) Dengan menggunakan Doppler

a. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapatdigunakan.
b. Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepat pada  daerah yang telah ditentukan.
Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udaraantara kulit abdomen dengan
permukaansensor.
c. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol
startuntuk mendengarkan denyutjantung janin.
d. Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan tombol pengaturvol
ume.

12
e. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
D. Cara menghitung denyut jantung janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan
pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang
normalselama satu menit

 Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ
1. Dari adanya denyut jantung janin:
a. Tanda pasti kehamilan
b. Anak hidup
2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar
a. Presentasi janin
b. Posisi janin (kedudukan punggung)
c. Sikap janin
d. Adanya janin kembar
e.
Dari sifat denyut jantung janin
a. Keadaan janin

E. Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin
1. Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar seperti


siulannyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang
kadangterdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan dilain
tidak terdengar.

2. Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu. Bunyi


ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan
oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak
saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah ke
uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.

13
3. Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar.

4. Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan melalui
usus ibu.

F. Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit. Keadaan


inidianggapsebagai tanda akhir hipoksiajanin.Penyebabnya:

a. Hipoksia janin tahap lanjut
b. Obat-obatan beta adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural, spinal,
kaudal, dan pudendal)
c. Hipotensi pada ibud. Kompresi tali pusat yang lamae. Blok jantung congenital pada 
janin

2. Takikardia

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160denyut/menit. Keadaan ini dianggap
sebagai tanda awal hipoksia janin.Penyebabnya:

a. Hipoksia janin dini
b. Demam pada ibu
c. Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d. Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e. Amnionitis
f. Hipertiroid pada ibu
g. Anemia pada janin 
h. Gagal jantung pada janin
i. Aritma jantung pada janin

3. Variabilitas

14
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan
irama jantungnormal.Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16 dan 25
denyut/menit.Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut dengan denyut
berikutnyaVariabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik atau gelombang
dasar danbiasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.Penyebab variabilitas meningkat:

a. Hipoksia ringan dini
b. Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu.

Penyebab variabilitas menurun:

a. Hipoksia atau asidosis
b. Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
c. Prematuritas
d. Siklus tidur janin
e. Aritma jantung janin

IV. Menghitung Taksiran Berat Badan Janin (TBJ)


A. Pengertian

Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam
uterus. Berta badan janin mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian asuhan
kebidanan, khususnya asuhan persalinan. Apabila mengetahui berat badan janin yang akan
dilahirkan, maka bidan dapat menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi keterlambatan
penanganan. Berat badan bayi yang sangat kecil atau sangat besar berhubungan dengan
meningkatnya komplikasi selama masa persalinan dan nifas. Selain itu, dengan mengetahui
taksiran berat janin, penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan pervaginam
secara spontan atau tidak.

B. Tujuan

Taksiran berat janin berguna untuk memantau pertumbuhan janin dalam rahim, sehingga
diharapkan dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pertumbuhan janin yang abnormal
15
(Kusmiyati, 2008). Selain itu, taksiran berat janin mempunyai arti yang sangat penting. Berat
bayi yang sangat kecil atau sangat besar berhubungan dengan meningkatnya komplikasi
selama masa persalinan dan nifas. Hal yang paling sering terjadi pada janin dengan berat lahir
besar (makrosomia) salah satunya adalah distosia bahu. Sedangkan pada ibu dapat terjadi
perlukaan jalan lahir, trauma pada otot-otot dasar panggul dan perdarahan pasca persalinan.
Pada bayi dengan berat lahir rendah dapat terjadi respiratory distress syndrom atau
hipoglikemi.

C. Taksiran berat janin

Sekitar 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% dari
penyebabkematian ibu tersebut adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Salah satunyapenyulit dalam proses persalaian akibat adanya
distosia,diantaranya distosia power(kekuatan kontraksi uteri), passanger (janin/berat janin)
dan passage (Jalan lahir). Maka taksiran berat janin mempunyai arti yang sangat penting.
Berat bayi yang sangat kecil atau sangat besarberhubungan dengan meningkatnya komplikasi
selama masa persalinan dan nifas. Yang paling sering terjadi pada janin dengan berat lahir
besar (makrosomia)salah satunya adalah distosia bahu. Sedangkan pada ibu dapat terjadi
perlukaan jalan lahir, trauma pada otot-otot dasar panggul dan perdarahan pasca persalinan.
Pada bayi dengan berat lahir rendah dapat terjadirespiratory distress syndromatau
hipoglikemi (Ghaemmaghami2002,Winkjosastro 2008).

Berdasarkan kenyataan diatas, perlu dipikirkan cara-cara untuk mendeteksi


kesejahteraan janin termasuk perkiraan berat badan janin selama masa kehamilan dansaat
persalinan, mengingat sebanyak 10% -20% dari seluruh proses kehamilan dan persalinan
dapat mengalami 8 mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan saat rujukan.
Apabila ditemukan tinggi fundus uteri (TFU) 40cm atau lebih yang mengindikasikan
terjadinya makrosomia atau bayi besar yang merupakan salah satu faktor presdiposisi
terjadinya distosia bahu dan perdarahan paska persalinan sebaiknya pasien dirujuk. Bagi
obstetrikus, taksiran berat badan bayi sangat dirasakan kepentingannnya saat harus
menentukan tindakan persalinan apakah secara pervaginam ataupun perabdominal.
Singkatnya, berat badan janin penting diukur sebelum proses persalinan mulai.
Bergunauntukmengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan persalinan seperti gangguan
pertumbuhan bayi atau makrosomia (Depkes RI, 2007).

D. Cara Mengukur Taksiran Berat Janin

16
Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat janin. Namun yang paling
sering digunakan yaitu dengan pemeriksaan ultrasonografi, dan pengukuran tinggi fundus
uteri. Faktor-faktor yang berpengarauh terhadap pengukuran dan diperkirakan sulit untuk
dapat dikoreksi dalam penaksiran berat badan janin ialah seperti tumor rahim,
polihidramnion, plasenta previa, kehamilan ganda dikeluarkan dari penelitian, sedangkan
obesitas, paritas, kondisi selaput ketuban, penurunan bagian terbawah janin.

1. Pemeriksaan Ultrasonografi

Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan


gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan
gambaran eko dari gelombang uktrasonik dan dipantulkan oleh organ. Penentuan berat badan
janin dengan USG menggunakan beberapa parameter, seperti Biparietal Diameter (BPD),
Femur Length (FL), Abdominal Circumferefnce (AC), Cross Sectional Area of Thigh
(CSAT). Saat ini, penggunaan USG oleh para penyedia pelayanan kesehatan telah banyak
digunakan untuk memantau tumbuh kembang dan merupakan suatu cara yang modern dalam
memprediksi kesejahteraan janin dalam uterus. Ketersediaan fasilitas dan sarana pelayanan.
Pemeriksaan ultrasonografi masih terbatas pada PMB tertentu. Alat ini diperlukan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada janin, termasuk memantau suatu cara alternatif untuk
memantau pertumbuhan berat janin. Dengan demikian diperlukan suatu cara alternatif
untukmemantau pertumbuhan berat badan janin dimana fasilitas USG tidak tersedia. Pada
prinsipnya pengguna USG baik 2D, 3D bahkan 4D, tidak menimbulkan efek samping pada
kehamilan. Pemakaian alat USG baik 2D, 3D dan 4D pada pemakai (user) yang mengerti dan
paham akan membawa arah diagnosis ke suatu kelainan janin atau penyakit janin yang lebih
jelas, tetapi USG yang dilakukan hanya untuk koleksi perkembangan janin.

E. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

17
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10T yaitu kebijakan
program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, dimana pengukuran TFU adalah
indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin. Tinggi fundus uteri (TFU) dapat
digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan taksiran berat badan janin
(TBJ). TFU diukur dengan methelin dari fundus ke simfisis pubis. Cara pengukurannya
dengan menggunakan methelin, dengan titik nol diletakkan di atas simfisis pubis, lalu ditarik
setinggi fundus uteri ibu hamil.

F. Rumus Taksiran Berat Janin

Penentuan taksiran berat badan janin berdasarkan TFU adalah pemeriksaan yang
sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang belum tersedia
pemeriksaan ultrasonografi. Berikut rumus untuk menentukan taksiran berat janin adalah :

1. Rumus Johnson Tausack

Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk menaksirkan berat
badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), yaitu dengan mengukur jarak
antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan
uterus, memakai pita pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13 hasilnya dikalikan
155, didapatkan berat badan bayi dalam gram. Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung dari
posisi kepala bayi. Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) maka
dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) dikurangi 11.

Rumus Johnson adalah sebagai berikut :

TBJ = (TFU – N) x 155

Keterangan : TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

N= 13 bila kepala belum masuk PAP

12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika.

11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika

18
Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan pengosongan kandung kemih.
Bila ketuban sudah pecah ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam sentimeter.

2. Rumus Niswander

Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang berbeda untuk taksiran
berat janin Rumus Niswander dalam Gayatri (2012) adalah sebagai berikut :

TBJ = TFU -13 x 453,6


3
Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

3. Rumus Risanto

Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan penelitian


yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi rumus tersebut tidak
digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan (Titisari HI, 2012). Rumus Risanto
ditemukan oleh Risanto Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus
uteri berupa persamaan garis regresi linier.

Rumus Risanto adalah sebagai berikut :

TBJ = 127.6 x TFU – 931,5


Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri\

4. Formula Dare

Pada Agustus 1986 sampai Juli 1989, Departemen Obstetri dan Ginekologi “Institute
of Medical Sciences”, Universitas Hindu Banaras, menyatakan bahwa TFU dan pengukuran
lingkar perut akan berkolrelasi dengan berat badan bayi baru lahir (S. Swain et al, 1993).

19
Pada tahun 1990, Dare et al mengajukan suatu formula yang lebih sederhana untuk
menghitung taksiran berat badan janin, yaitu perkalian antara SFH dengan AG. Metode yang
dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan
ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin.

Rumus Formula Dare adalah sebagai berikut :

TBJ = TFU x LP
Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

LP = Lingkar Perut

Metode ini dianggap lebih mudah digunakan berbagai kalangan dan memiliki
nilai bias yang minimal dibandingkan penggunaan tinggi symphysial-fundal.
Penelitian yang dilakukan Mohanty, Das dan Misra didapatkan bahwa metode
abdominal birth memiliki nilai prediktif yang baik untuk bayi berat lahir rendah.

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

20
Leopold/maneuver merupakan pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk
menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan.Pemeriksaan leopold
dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan
bagian melalui palpasi.Dengan memahami pemeriksaan menurut leopold dengan baik,sudah
dapat menetapkan kedudukan janin.Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik
pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat
pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Fundus berarti titik tertinggi, sedangkan uteri berarti rahim (uterus). Jadi, fundus
uteri adalah titik tertinggi dari rahim. Tinggi fundus uteri (TFU) adalah jarak antara titik
simfisis pubis dan fundus uteri pada ibu hamil.

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak


sedangbersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai
160denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.
Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam uterus.
Berat badan janin mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian asuhan kebidanan,
khususnya asuhan persalinan. Apabila mengetahui berat badan janin yang akan dilahirkan,
maka bidan dapat menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan.

II. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari banyak terdapat kekurangan.Semoga
makalah ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan sebagaimana mestinya.Saya selaku
penyusun sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca,untuk kedepannya agar
penyusun lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogkakarta :


Fitramaya, hal 151-156.

21
Hidayat, Aziz Alimul 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba, hal 140-145
Mufdlilah,S.pd,S.SiT,MSc 2009.Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.Jogjakarta :Nuha
Medika

Prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba,SpOG 1998.Ilmu Kebidanan,penyakit Kandungan &


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.

22
Jobsheet pemeriksaan palpasi leopold pada ibu hamil

Pemeriksaan Palpasi Leopold Pada Ibu Hamil

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan


Semester : II
Prodi : DIII Kebidanan
Pokok bahasan : Pemeriksaan Palpasi Leopold
Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Leopold
prinsip : Pencegahan infeksi (cuci tangan) lakukan setiap
tindakan dengan yakin, dan halus.

PETUNJUK
1. Pemeriksaan leopold dilakukan oleh mahasiswa secara individu
2. Baca dan pelajari jobsheet yang tersedia
3. Ikutilah petunjuk instruksi
4. Tanyakan pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang dimengerti
5. Bekerja dengan hati-hati

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Ranjang obstetrik periksa
2. Selimut atau kain penutup
3. Handuk bersih dan kering
4. Buku catatan dan alat tulis
5. Sabun mencuci tangan
6. Larutan klorin
7. Sarung Tangan
8. Masker

1
TUJUAN
1. Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian belakang janin yang
terletak di fundus. Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri.
2. Leopold II : untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian
samping kanan dan samping kiri uterus
3. Leopold III : menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawh
uterus. Mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus
sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu
4. Leopold IV : memastikan apakah bagian terendah janin benar benar sudah massuk
ke pintu atas panggul atau belum. Menentukan seberapa banyak bagian terendah
janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.

PROSEDUR TINDAKAN

No Langkah – langkah Gambar


1. Siapkan alat.
Susun alat secara teratur dan lengkap di dekat
pasien atau mudah dijangkau oleh penolong

2. Menyiapkan ibu.
Memberitahu tujuan pemeriksaan dan proses
pemeriksaan akan menimbulkan perasaan geli
atau tidak enak, tetapi tidak membahayakan bagi

2
ibu dan janin.

3. Memposisikan ibu tidur terlentang, memakai


satu bantal di kepala dan lutut agak di tekuk

4. Cuci tangan.
Dengan sabun dan air mengalir gunakan tehnik
7 langkah untuk mencegah infeksi dan
keringkan dengan handuk bersih

5. Hangatkan tangan terlebih dahulu sebelum


melakukan palpasi pada perut ibu agar tidak
terjadi kontraksi

6. Memakai handscoon

7. a. Palpasi abdomen a. meraba dengan


Pemeriksaan palpasi abdomen jika usia menggunakantangan kanan

3
kehamilan kurang dari 28 minggu palpasi untuk (dominan pemeriksa) untuk
memastikan teraba tidaknya ballotemen dapat meraba dan merasakan masa
dilakukan saat uterus telah keluar dari pintu yang ada pada bagian abdomen
bawah pusat. pada kehamilan
lebih dari 6 minggu ballotemen
sudah teraba, yaitu dengan
menyimpankeempat jari
disebelah perit kiri ibu dan ibu
jari di kanan sseperti seolah
ingin mencengkram, dan
lalukan penggoyangan.
ballotemen positif saat terasa
seperti balon terisi air yang
digoyangkan.

b. jika usia kehamilan lebih dari 28 minggu b. palpasi dengan


lakukan palpasi Leopold menggunakan 2 tangan
pemeriksa sebagai alat
8. Leopold I
a. Pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. gunakan ujung jari kedua tangan untuk
melakukan palpasi fundus uteri
c. Bila kepala bayi berada dibagian fundus,
yang akan teraba adalah keras, rata, bulat,,
mudah bergerak dan ballofable
d. Bila bokong bayi bayi teraba dibagian
fundus, yang akan teraba adalah lembut,
tidak beraturan/tidak rata, melingkar dan
sulit digerakkan.
e. Apabila posisi janin melintang pada rahim,
maka pada Fundus teraba kosong.
Menentukkan Usia Kehamilan:
a) Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus
dapat teraba 1-2  jari di atas simpisis

4
b) Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus
dapat teraba di antara simpisis dan pusat
c) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di bawah pusat
d) Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus
dapat teraba tepat di pusat
e) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di atas pusat
f) Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus
dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat
g) Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus
dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus
Xipoideus
h) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus
dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi
dengan teknik wawancara dengan pasien
untuk membedakan dengan usia kehamilan
32 minggu).

9. Leopold II
a. Pemeriksa menghadap ke kepala klien.
b. Letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen
c. Pertahankan uterus dengan tangan yang satu,
dan palpasi sisi lain untuk menentukan
lokasi punggung janin
d. Catat Hasil:
- Bagian punggung: akan teraba tahanan yang
keras, rata dan memanjang, dan tidak dapat
digerakkan
- Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan
teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan

5
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki
janin secara aktif maupun pasif.

10. Leopold III


a. Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada
kedua sisi abdomen klien tepat diatas
simfisis
b. Minta klien menarik nafas dalam dan
menghembuskannya
c. Pada saat klien menghembuskan nafas,
tekan jari tangan kebawah secara perlahan
dan dalam sekitar bagian presentasi.
d. Catat hasil:
- Bagian kepala akan terasa keras, rata dan
mudah digerakkan jika terikat atau tertahan,
sulit digerakkan jika terikat atau tertahan
- Bagian bokong akan terasa lembut dan tidak
rata.
- Letak kepala : teraba bagian yang besar,
bulat, keras, melenting.
- Letak sungsang : teraba bagian besar yang
tidak bulat, tidak rata, tidak melenting
- Letak lintang : tidak teraba bagian bokong
(kosong) manuver ini dapat mengidentifikasi
bagian janin yang paling tergantung, yaitu
bgaian yang terletak paling dekat dengan
serviks. Bagian janin inilah yang pertama
kontak dengan jari pada saat pemeriksaan
vagina, umumnya adalah kepala atau
bokong
11. Leopold IV
a. ujung-ujung ibu jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simpisis
b. Temukan kedua jari kiri dan kanan,

6
kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus
c. Perhatikan sudut yang dibentuk (Konvergen/
Divergen)

12. Melepas handscoon dan mencucinya dengan


larutan klorin yang telah tersedia

13. Cuci tangan.


Rapihkan alat dan cuci tangan dengan 7
langkah untuk mencegah infeksi dan keringkan

11 Dokumentasi.
Lakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan

12 Konseling
Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan lakukan konseling

7
EVALUASI
1. Siapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan Leopold dan denyut jantung janin
2. Lakukan pemeriksaan Leopold dan denyut jantung janin secara mandiri pada pasien
dengan di observasi oleh dosen menggunakan daftar tilik.

Anda mungkin juga menyukai