Preseptor Akademik
Feni Andriani, Bd., M.Keb
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih ada kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program imunisasi merupakan salah satu program penting di sektor
kesehatan. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Salah satu program imunisasi penting yang di anjurkan pemerintah
adalah imunisasi TT (Tetanus Toksoid) yang merupakan proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
Imunisasi TT ini bisa diberikan pada ibu hamil trimester I sampai dengan
trimester III (Masnawar, 2013).
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan dimurnikan yang diberikan pada bayi, anak dan ibu sebagai usaha
memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus. Imunisasi Tetanus Toksoid
ini juga diberikan pada ibu hamil dan wanita yang akan menikah (calon
pengantin). Tujuan imunisasi Tetanus Toksoid ini untuk melindungi ibu dan bayi
dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan dan diturunkan pada bayi melalui
plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada neonatal (Ida Wijayanti, 2013).
Data dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di
dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan Tetanus Neonatorum
(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara
berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000
populasi per tahun (Yahrianti, 2013).
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas penyebab
kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum. Proporsi infeksi
Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan
alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini
diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu
interval minimal tertentu. Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah
terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi
Tetanus pada ibu dan bayinya. Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai
sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada
bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai
masih kurang optimal (Wahyuni, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam keaktifan pemberian
imunisasi tetanus toxoid dilakukan pendekatan teori melalui 3 faktor perilaku
yakni : faktor Predisposisi (pengetahuan, sikap tradisi, adat istiadat, kepercayaan
tingkat pendidikan tingkat sosial ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan
keluarga), faktor pemungkin (ketersediaan sarana dan prasarana, sumber
informasi atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat), faktor penguat (sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dukungan suami, dukungan keluarga
sikap dan perilaku para petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).
Imunisasi TT terdiri dari TT1 yaitu pada saat mendapatkan imunisasi DPT1,
TT2 pada saat mendapatkan imunisasi DPT2 dengan masa perlindungan 3 tahun,
TT3 diperoleh pada saat kelas 1 SD dengan masa perlindungan 5 tahun, TT4
diperoleh pada saat kelas 2 SD dengan masa perlindungan 10 tahun, TT5
diperoleh pada saat kelas 3 SD dengan masa perlindungan 25 tahun. Dimana hal
tersebut diatas merupakan faktor domain yang mempengaruhi rendahnya cakupan
imunisasi TT lengkap (Dinkes, 2018).
Dampak mikro dari kurangnya cakupan imunisasi TT lengkap tersebut akan
berpengaruh pada meningkatnya kejadian tetanus neonatorum. dan dampak makro
meningkatkan angka kematian bayi (Indra, 2012).
Oleh karena itu perlu diberikan informasi melalui penyuluhan pentingnya
imunisasi TT pada ibu hamil. Dengan ditemukannya kasus tersebut membuktikan
bahwa tetanus belum musnah dan masih mengacam siapa saja terutama bayi yang
akan lahir (Fitriah, 2010). Untuk itu peran tenaga kesehatan dalam upaya untuk
membarantas penyakit tetanus neonatorum sangat diperlukan. Tidak hanya tenaga
kesehatan saja yang bertanggung jawab untuk memusnahkan kasus tersebut
namun peran dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan terutama bagi
remaja putri yang akan menikah dan ibu hamil untuk berpartisipasi dalam
program pemerintahan untuk menghilangkan angka kematian bayi yang
diakibatkan oleh infeksi tetanus neonatorum (Indra, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi imunisasi tetanus toksoid (TT)?
2. Apa tujuan imunisasi tetanus toksoid (TT)?
3. Siapakah sasaran imunisasi tetanus toksoid (TT)?
4. Apa manfaat imunisasi tetanus toksoid (TT)?
5. Bagaimana jumlah dan dosis pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)?
6. Kapan jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)?
7. Apa saja efek samping dari imunisasi tetanus toksoid (TT)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi imunisasi tetanus toksoid (TT)
2. Untuk mengetahui tujuan dari imunisasi tetanus toksoid (TT)
3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran imunisasi tetanus toksoid (TT)
4. Untuk mengetahui manfaat imunisasi tetanus toksoid (TT)
5. Untuk mengetahui jumlah dan dosis imunisasi tetanus toksoid (TT)
6. Untuk mengetahui jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)
7. Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi tetanus toksoid (TT)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi berasal dari kata imun yaitu kebal atau resisten. Ibu hamil, bayi
dan anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
(Depkes RI 2005). Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
adalah suatu cara untuk meingkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak terpapar pada antigen serupa, tidak terjadi
penyakit. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan
kuman penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat
membuat antibody sendiri terhadap kuman penyakit yang sama.
Imunisasi adalah untuk memicu imunitas dengan cara memasukan kuman
yang sudah dilemahkan kedalam tubuh dengan tujuan untuk menimbulkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, imunisasi diberikan
kepada balita atau ibu hamil untuk mencegah penyakit PD3I (Penyakit yang dapat
Dicegah Dengan Imunisasi) sehingga jika terpapar dengan penyakir tersebut tidak
akan sakit berat atau sakit ringan (Depkes RI 2005).
Vaksin adalah antigen yaitu dapat berupa bibit penyakit yang sudah
dilumpuhkan atau dimatikan (bakteri, virus atau riketsia), dapat berupa tiroid dan
rekayasa genetika (rekombinasi) (Depkes RI, 2004). Vaksin Tetanus Toksoid (TT)
adalah vaksin yang mengandung toksoid kuman tetanus yang telah dilemahkan
dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Vaksin
Tetanus Toksid dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir
dengan cara mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk mencegah
tetanus.
Berdasarakan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan. (IDAI,
2002) yaitu :
a. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh
b. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat
terpapar pada antigen seperti pada manusia (antara lain imunisasi TT), atau
terpapar secara ilmiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lama karena adanya
memori imunologik. Tetanus Toksoid (TT) adalah antigen yang sangat aman dan
juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apa bila ibu hamil
mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT).
2.2 Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid
a. Bagi Bayi : untuk melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
b. Bagi Ibu Hamil : melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya
tetanus apabila terluka pada saat persalinan.
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali
(suntikan) dengan dosis 0,5 cc. Cara pemberian imunisasi TT yaitu :
BAB III
TELAAH JURNAL
A. TELAAH JURNAL 1 : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN SIKAP
IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID (TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BOOM BARU
PALEMBANG TAHUN 2015
I. Pendahuluan
Tetanus adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan
oleh toksin dari bakteri yang disebut Clostridium tetani . Bakteri ini masuk
kedalam tubuh melalui luka terbuka. Bisa berupa luka akibat tusukan kecil
atau goresan pada kulit, luka mendalam, luka terbakar atau ulkus. Pada ibu
hamil, tetanus biasanya rentan muncul pada persalinan bayi dengan
bantuan dukun bayi. Ini dikarenakan penggunaan peralatan yang tidak
steril seperti penggunaan alat-alat untuk memotong tali pusar yang tidak
steril. Hal ini beresiko infeksi pada ibu dan bayi yang disebut dengan
infeksi tetanus 1 neonatorum.
Menurut WHO (2010), angka kejadian infeksi tetanus neonatorum
tahun 2009 mencapai 13% dari seluruh jumlah bayi lahir didunia.
Penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus dengan angka
kematian yaitu hampir 30 %. Proporsi infeksi tetanus neonatorum akan
semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus
yang 2 diturunkan melalui ibunya. Untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan kematian bayi, maka Departemen Kesehatan telah
melaksanakan berbagai program yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak, salah satunya yaitu pencegahan tetanus neonatorum melalui
imunisasi tetanus toxoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal
tertentu. Imunisasi TT diberikan kepada seorang wanita yang sedang
hamil, antibodi yang terbentuk ditubuhnya dilewatkan ke janinnya.
Antibodi ini melindungi bayi terhadap tetanus selama proses kelahiran dan
selama beberapa bulan setelahnya, imunisasi TT juga melindungi ibu dan
bayi terhadap tetanus.Pemerintah menargetkan pada tahun 2015 pemberian
imunisasi pada ibu hamil sebesar 95 % untuk TT 1 90 % 3 untuk TT2 .
II. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret – April 2015. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang yang
berjumlah 359 ibu hamil. Adapun alasan pengambilan sampel karena 10
masih rendahnya cakupan imunisasi TT. Kriteria pengambilan sampel
yaitu dengan purposive sampling yaitu pengambilan sample dengan
kriteria tertentu, yang melibatkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria Inklusi, ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Boom Baru
Palembang dengan usia kehamilan 32-34 minggu serta bersedia
diwawancara. Kriteria Eksklusi, ibu hamil tidak berkunjung ke sarana
kesehatan tersebut, usia kehamilan dibawah 32 minggu. Variabel dalam
penelitian ini kelengkapan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebagai variable
dependent serta pendidikan, sikap, dan pekerjaan ibu sebagai variable
independent. Kelengkapan imunisasi TT dalam penelitian ini
dikelompkkan menjadi 2 kategori yaitu: ya (jika ibu hamil mendapatkan
mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2) dan tidak (jika ibu hamil tidak
mendapatkan mendapatkan imunisasi TT1 11 atau TT2) . Pendidikan
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: tinggi (jika ibu tamatan > SMa)
dan rendah (jika ibu 12 tamatan ≤ SMA) . Sikap ibu dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu; Sikap Positif (Jika menjawab pertanyaan benar
≥75%) dan negatif (jika menjawab 13 pertanyaan benar < 75%) . Analisa
data akan dilakukan dengan analisa univariat kemudian dilanjutkan dengan
analisa bivariat. Analisa menggunakan program SPSS versi 17 for
windows.
III. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 237 responden, yang
memiliki sikap positif didapatkan sebanyak 116 (48,9 %) responden yang
mendapatkan imunisasi TT lengkap dan 121 (51,1%) responden yang tidak
lengkap dan dari 122 Joyce Angela Yunica Hubungan Pendidikan Dan
Sikap Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (tt) Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Boom Baru Palembang Tahun 2015 . 160
responden, yang memiliki sikap negatif didapatkan 84 (68,9 %) responden
yang mendapatkan imunisasi TT lengkap dan 38 (31,1%) responden tidak
lengkap. Berdasarkan uji Chi-square didapatkan p value = 0,000 (a < 0,05)
yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian pada penelitian ini disimpulkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi
TT pada ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang tahun 2015,
sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TTterbukti secara statistik.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan Dari penelitian tentang pengaruh antara pendidikan
dan sikap ibu hamil dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang tahun 2015, dapat
diambil simpulan sebagian besar ibu hamil berpendidikan rendah (jika ibu
tamatan ≤ SMA) yaitu sebanyak 133 responden (37,0%). Sebagian besar
ibu hamil memiliki sikap negativf(jika menjawab pertanyaan benar <
75%) yaitu sebanyak 122 responden (34,0%). Sebagian besar ibu hamil
tidak mendapatkan kelengkapan imunisasi TT (Jika ibu hamil tidak
mendapatkan TT1 atau TT2) yaitu sebesar 159 respnden (44,3%).
Terdapat hubungan antara pendidikan dan sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di Puskesmas Bom Baru Palembang
Tahun 2015.
III.Hasil
Hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil terhadap
imunisasi TT yang diperoleh bahwa sebanyak 68,9% ibu hamil dengan
sikap baik patuh dengan imunisasi TT, sedangkan 80% ibu hamil dengan
sikap kurang baik tidak patuh dengan imunisasi TT. Hasil uji chi square
dengan nilai p-value= 0,001, hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap ibu hamil dengan kepatuhan
imunisasi TT (p-value < 0,005). Hasil analisis pada penelitian ini
menemukan bahwa adanya hubungan antara sikap ibu hamil dengan
kepatuhan imunisasi tetanus toxoid di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja
Ampat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di
Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat memiliki sikap baik dan patuh.
IV.Kesimpulan
Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan imunisasi tetanus
toxoid di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat. Disarankan bagi
Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat, dapat meningkatkan fungsi
promotif dan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam pemberian imunisasi tetanus toxoid. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan untuk perlu memperhatikan variabel-variabel lain yang
berhubungan khususnya tentang imunisasi tetanus toxoid dengan
kepatuhan imunisasi, misalnya dengan menambahkan variabel tingkat
pendidikan ibu hamil dan dukungan suami.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas penyebab
kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum. Proporsi infeksi
Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan
alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini
diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu
interval minimal tertentu. Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah
terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi
Tetanus pada ibu dan bayinya. Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai
sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada
bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai
masih kurang optimal (Wahyuni, 2013).
Oleh karena itu perlu diberikan informasi melalui penyuluhan pentingnya
imunisasi TT pada ibu hamil. Dengan ditemukannya kasus tersebut membuktikan
bahwa tetanus belum musnah dan masih mengacam siapa saja terutama bayi yang
akan lahir (Fitriah, 2010). Untuk itu peran tenaga kesehatan dalam upaya untuk
membarantas penyakit tetanus neonatorum sangat diperlukan. Tidak hanya tenaga
kesehatan saja yang bertanggung jawab untuk memusnahkan kasus tersebut
namun peran dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan terutama bagi
remaja putri yang akan menikah dan ibu hamil untuk berpartisipasi dalam
program pemerintahan untuk
menghilangkan angka kematian bayi yang diakibatkan oleh infeksi tetanus
neonatorum (Indra, 2012).
4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan intitusi pendidikan dapat menjadikan laporan ini
sebagai bahan referensi yang menyangkut tentang pentingnya imunisasi
TT bagi ibu hamil.
2. Bagi Profesi Bidan
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam hal ini bidan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan untuk memberikan KIE atau
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Etnis, B.R. 2020. Sikap Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Imunisasi Tetanus Toxoid
Di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Vol 2. No 2. 76-82.
Fitria, N. E., Luthfiah. A. 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Di Puskesmas Lubuk Buaya
Padang Tahun 2018.
Ida Wijayanti, 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Petugas
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu Hamil di Kota Madiun. Skripsi
Universitas Diponegoro.
Indra. 2012. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Wanita Usia Subur Tentang
Imunisasi TT. Jombang.
Kemenkes [Kementerian Kesehatan]. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun
2016. Jakarta. Kemenkes RI.