Anda di halaman 1dari 20

JURNAL READING DAN LITERATUR REVIEW

SIKLUS II : IMUNISASI TETANUS TOXOID

YOLANDA ANNISA ADELLA


2040322006

Preseptor Akademik
Feni Andriani, Bd., M.Keb

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya serta shalawat yang selalu tercurahkan kepada
Rasullullah SAW. Berkat Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tentang “IMUNISASI TETANUS TOXOID”. Laporan
ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan persyaratan akademik
dalam siklus 2 (Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis). Penulisan laporan
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis sadar tanpa bantuan dan
bimbingan dari banyak pihak akan sangat sulit untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak yang telah terlibat dalam pembuatan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih ada kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Padang, 09 November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program imunisasi merupakan salah satu program penting di sektor
kesehatan. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Salah satu program imunisasi penting yang di anjurkan pemerintah
adalah imunisasi TT (Tetanus Toksoid) yang merupakan proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
Imunisasi TT ini bisa diberikan pada ibu hamil trimester I sampai dengan
trimester III (Masnawar, 2013).
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan dimurnikan yang diberikan pada bayi, anak dan ibu sebagai usaha
memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus. Imunisasi Tetanus Toksoid
ini juga diberikan pada ibu hamil dan wanita yang akan menikah (calon
pengantin). Tujuan imunisasi Tetanus Toksoid ini untuk melindungi ibu dan bayi
dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan dan diturunkan pada bayi melalui
plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada neonatal (Ida Wijayanti, 2013).
Data dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di
dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan Tetanus Neonatorum
(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara
berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000
populasi per tahun (Yahrianti, 2013).
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas penyebab
kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum. Proporsi infeksi
Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan
alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini
diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu
interval minimal tertentu. Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah
terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi
Tetanus pada ibu dan bayinya. Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai
sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada
bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai
masih kurang optimal (Wahyuni, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam keaktifan pemberian
imunisasi tetanus toxoid dilakukan pendekatan teori melalui 3 faktor perilaku
yakni : faktor Predisposisi (pengetahuan, sikap tradisi, adat istiadat, kepercayaan
tingkat pendidikan tingkat sosial ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan
keluarga), faktor pemungkin (ketersediaan sarana dan prasarana, sumber
informasi atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat), faktor penguat (sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dukungan suami, dukungan keluarga
sikap dan perilaku para petugas kesehatan) (Notoatmodjo, 2012).
Imunisasi TT terdiri dari TT1 yaitu pada saat mendapatkan imunisasi DPT1,
TT2 pada saat mendapatkan imunisasi DPT2 dengan masa perlindungan 3 tahun,
TT3 diperoleh pada saat kelas 1 SD dengan masa perlindungan 5 tahun, TT4
diperoleh pada saat kelas 2 SD dengan masa perlindungan 10 tahun, TT5
diperoleh pada saat kelas 3 SD dengan masa perlindungan 25 tahun. Dimana hal
tersebut diatas merupakan faktor domain yang mempengaruhi rendahnya cakupan
imunisasi TT lengkap (Dinkes, 2018).
Dampak mikro dari kurangnya cakupan imunisasi TT lengkap tersebut akan
berpengaruh pada meningkatnya kejadian tetanus neonatorum. dan dampak makro
meningkatkan angka kematian bayi (Indra, 2012).
Oleh karena itu perlu diberikan informasi melalui penyuluhan pentingnya
imunisasi TT pada ibu hamil. Dengan ditemukannya kasus tersebut membuktikan
bahwa tetanus belum musnah dan masih mengacam siapa saja terutama bayi yang
akan lahir (Fitriah, 2010). Untuk itu peran tenaga kesehatan dalam upaya untuk
membarantas penyakit tetanus neonatorum sangat diperlukan. Tidak hanya tenaga
kesehatan saja yang bertanggung jawab untuk memusnahkan kasus tersebut
namun peran dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan terutama bagi
remaja putri yang akan menikah dan ibu hamil untuk berpartisipasi dalam
program pemerintahan untuk menghilangkan angka kematian bayi yang
diakibatkan oleh infeksi tetanus neonatorum (Indra, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi imunisasi tetanus toksoid (TT)?
2. Apa tujuan imunisasi tetanus toksoid (TT)?
3. Siapakah sasaran imunisasi tetanus toksoid (TT)?
4. Apa manfaat imunisasi tetanus toksoid (TT)?
5. Bagaimana jumlah dan dosis pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)?
6. Kapan jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)?
7. Apa saja efek samping dari imunisasi tetanus toksoid (TT)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi imunisasi tetanus toksoid (TT)
2. Untuk mengetahui tujuan dari imunisasi tetanus toksoid (TT)
3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran imunisasi tetanus toksoid (TT)
4. Untuk mengetahui manfaat imunisasi tetanus toksoid (TT)
5. Untuk mengetahui jumlah dan dosis imunisasi tetanus toksoid (TT)
6. Untuk mengetahui jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)
7. Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi tetanus toksoid (TT)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi berasal dari kata imun yaitu kebal atau resisten. Ibu hamil, bayi
dan anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
(Depkes RI 2005). Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
adalah suatu cara untuk meingkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak terpapar pada antigen serupa, tidak terjadi
penyakit. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan
kuman penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat
membuat antibody sendiri terhadap kuman penyakit yang sama.
Imunisasi adalah untuk memicu imunitas dengan cara memasukan kuman
yang sudah dilemahkan kedalam tubuh dengan tujuan untuk menimbulkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, imunisasi diberikan
kepada balita atau ibu hamil untuk mencegah penyakit PD3I (Penyakit yang dapat
Dicegah Dengan Imunisasi) sehingga jika terpapar dengan penyakir tersebut tidak
akan sakit berat atau sakit ringan (Depkes RI 2005).
Vaksin adalah antigen yaitu dapat berupa bibit penyakit yang sudah
dilumpuhkan atau dimatikan (bakteri, virus atau riketsia), dapat berupa tiroid dan
rekayasa genetika (rekombinasi) (Depkes RI, 2004). Vaksin Tetanus Toksoid (TT)
adalah vaksin yang mengandung toksoid kuman tetanus yang telah dilemahkan
dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Vaksin
Tetanus Toksid dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir
dengan cara mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk mencegah
tetanus.
Berdasarakan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan. (IDAI,
2002) yaitu :
a. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh
b. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat
terpapar pada antigen seperti pada manusia (antara lain imunisasi TT), atau
terpapar secara ilmiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lama karena adanya
memori imunologik. Tetanus Toksoid (TT) adalah antigen yang sangat aman dan
juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apa bila ibu hamil
mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT).
2.2 Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid

Tujuan diberikannya imunisasi Tetanus Toksoid antara lain : untuk


melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetaus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan
bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus
pada bayi baru lahir.

2.3 Sasaran Program Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk pelayanan program imunisasi tetanus toksoid (TT) dilakukan pada


ibu hamil, diberikana 2 kali dengan jarak waktu paling sedikit 1 bulan antara
dosis pertama dan dosis kedua. Sebaiknya dosis kedua diberikan paling lambat
satu bulan sebelum melahirkan agar menimbulkan kekebalan yang mantap.

2. 4 Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil adalah :

a. Bagi Bayi : untuk melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
b. Bagi Ibu Hamil : melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya
tetanus apabila terluka pada saat persalinan.

c. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat


dan penting dalam mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara
nasional yaitu, eliminasi tetanus maternal tetanus neonatorum.
2.5 Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc


disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan. Sebaiknya imunisasi TT
diberikan sebelum kehamilan 8 bulan. Suntikan TT1 dapat diberikan sejak
diketahui positif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu
hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2
adalah minimal 4 minggu.

2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali
(suntikan) dengan dosis 0,5 cc. Cara pemberian imunisasi TT yaitu :

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid


Persentasi (%) Durasi
Imunisasi Interval
Perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan antenatal pertama
TT 1 - -
atau sedini mungkin kehamilan

TT 2 Minimal 4 minggu setelah TT I 80 3 tahun *

Minimal 6 bulan setelah TT 2 atau


TT 3 95 5 tahun
selama kehamilan berikutnya

Minimal setahun setelah TT 3 atau


TT 4 99 10 tahun
selama kehamilan berikutnya

Minimal setahun setelah TT 4 atau 25 tahun/


TT 5 99
kehamilan berikutnya seumur hidup
(Sumber : Kalbe Farma, 2012)

2.7 Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid

a. Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan


pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut berlangsung
1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan
tindakan/pengobatan.
b. Imunisas Tetanus Toksoid adalah antigen yang sangat aman dan juga aman
untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil
mendapatkan imunisasi TT. Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi
TT tidak didapatkan perbedaan resiko cacat bawaan ataupun abortus
dengan mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.

BAB III
TELAAH JURNAL
A. TELAAH JURNAL 1 : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN SIKAP
IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS
TOXOID (TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BOOM BARU
PALEMBANG TAHUN 2015
I. Pendahuluan
Tetanus adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan
oleh toksin dari bakteri yang disebut Clostridium tetani . Bakteri ini masuk
kedalam tubuh melalui luka terbuka. Bisa berupa luka akibat tusukan kecil
atau goresan pada kulit, luka mendalam, luka terbakar atau ulkus. Pada ibu
hamil, tetanus biasanya rentan muncul pada persalinan bayi dengan
bantuan dukun bayi. Ini dikarenakan penggunaan peralatan yang tidak
steril seperti penggunaan alat-alat untuk memotong tali pusar yang tidak
steril. Hal ini beresiko infeksi pada ibu dan bayi yang disebut dengan
infeksi tetanus 1 neonatorum.
Menurut WHO (2010), angka kejadian infeksi tetanus neonatorum
tahun 2009 mencapai 13% dari seluruh jumlah bayi lahir didunia.
Penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus dengan angka
kematian yaitu hampir 30 %. Proporsi infeksi tetanus neonatorum akan
semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus
yang 2 diturunkan melalui ibunya. Untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan kematian bayi, maka Departemen Kesehatan telah
melaksanakan berbagai program yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak, salah satunya yaitu pencegahan tetanus neonatorum melalui
imunisasi tetanus toxoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal
tertentu. Imunisasi TT diberikan kepada seorang wanita yang sedang
hamil, antibodi yang terbentuk ditubuhnya dilewatkan ke janinnya.
Antibodi ini melindungi bayi terhadap tetanus selama proses kelahiran dan
selama beberapa bulan setelahnya, imunisasi TT juga melindungi ibu dan
bayi terhadap tetanus.Pemerintah menargetkan pada tahun 2015 pemberian
imunisasi pada ibu hamil sebesar 95 % untuk TT 1 90 % 3 untuk TT2 .
II. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret – April 2015. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang yang
berjumlah 359 ibu hamil. Adapun alasan pengambilan sampel karena 10
masih rendahnya cakupan imunisasi TT. Kriteria pengambilan sampel
yaitu dengan purposive sampling yaitu pengambilan sample dengan
kriteria tertentu, yang melibatkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria Inklusi, ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Boom Baru
Palembang dengan usia kehamilan 32-34 minggu serta bersedia
diwawancara. Kriteria Eksklusi, ibu hamil tidak berkunjung ke sarana
kesehatan tersebut, usia kehamilan dibawah 32 minggu. Variabel dalam
penelitian ini kelengkapan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebagai variable
dependent serta pendidikan, sikap, dan pekerjaan ibu sebagai variable
independent. Kelengkapan imunisasi TT dalam penelitian ini
dikelompkkan menjadi 2 kategori yaitu: ya (jika ibu hamil mendapatkan
mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2) dan tidak (jika ibu hamil tidak
mendapatkan mendapatkan imunisasi TT1 11 atau TT2) . Pendidikan
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: tinggi (jika ibu tamatan > SMa)
dan rendah (jika ibu 12 tamatan ≤ SMA) . Sikap ibu dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu; Sikap Positif (Jika menjawab pertanyaan benar
≥75%) dan negatif (jika menjawab 13 pertanyaan benar < 75%) . Analisa
data akan dilakukan dengan analisa univariat kemudian dilanjutkan dengan
analisa bivariat. Analisa menggunakan program SPSS versi 17 for
windows.
III. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 237 responden, yang
memiliki sikap positif didapatkan sebanyak 116 (48,9 %) responden yang
mendapatkan imunisasi TT lengkap dan 121 (51,1%) responden yang tidak
lengkap dan dari 122 Joyce Angela Yunica Hubungan Pendidikan Dan
Sikap Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (tt) Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Boom Baru Palembang Tahun 2015 . 160
responden, yang memiliki sikap negatif didapatkan 84 (68,9 %) responden
yang mendapatkan imunisasi TT lengkap dan 38 (31,1%) responden tidak
lengkap. Berdasarkan uji Chi-square didapatkan p value = 0,000 (a < 0,05)
yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian pada penelitian ini disimpulkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi
TT pada ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang tahun 2015,
sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TTterbukti secara statistik.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan Dari penelitian tentang pengaruh antara pendidikan
dan sikap ibu hamil dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada ibu hamil di Puskesmas Boom Baru Palembang tahun 2015, dapat
diambil simpulan sebagian besar ibu hamil berpendidikan rendah (jika ibu
tamatan ≤ SMA) yaitu sebanyak 133 responden (37,0%). Sebagian besar
ibu hamil memiliki sikap negativf(jika menjawab pertanyaan benar <
75%) yaitu sebanyak 122 responden (34,0%). Sebagian besar ibu hamil
tidak mendapatkan kelengkapan imunisasi TT (Jika ibu hamil tidak
mendapatkan TT1 atau TT2) yaitu sebesar 159 respnden (44,3%).
Terdapat hubungan antara pendidikan dan sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di Puskesmas Bom Baru Palembang
Tahun 2015.

B. TELAAH JURNAL 2 : HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL


DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNAN JEPARA
I. Pendahuluan
Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi di seluruh
dunia yaitu infeksi tetanus. Berdasarkan laporan analisa uji coba di
Indonesia pada tahun 2005-2006 yang disusun oleh World Health
Organization (WHO) yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, tetanus masih merupakan penyebab utama kematian
dan kesakitan maternal dan neonatal. Di Indonesia sekitar 9,8% (18.032
bayi dari 184.000 bayi) menghadapi kematian karena cakupan imunisasi
Tetanus Toxoid yang rendah (Rahmawati, 2015). Upaya yang dapat
dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan
peningkatan cakupan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil yang
berfungsi untuk kekebalan aktif terhadap tetanus (Ditjen PP dan PL,
2011).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
tentang penyelenggaraan imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia
subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang
menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang
diberikan kepada anak batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur
termasuk ibu hamil. Wanita usia subur (WUS) yang menjadi sasaran
imunisasi TT adalah wanita berusia antara 15-49 tahun yang terdiri dari
wanita WUS hamil dan WUS tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS
salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan interval
tertentu, dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi kekebalan
seumur hidup (Kemenkes, 2017). Target imunisasi TT yang harus dicapai
oleh pemerintah yaitu sebesar 80%. Berdasarkan Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2016, Provinsi Jawa Barat memiliki capaian imunisasi
TT tertinggi di Indonesia sebesar 102,14%, sedangkan provinsi dengan
capaian terendah yaitu Sumatera Utara sebesar 8,68%. Sementara untuk
Provinsi Papua Barat capaian TT sebesar 27,23%. Capaian imunisasi TT
di Indonesia secara keseluruhan mencapai 61,44% (Kemenkes, 2016).
II. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Waisai
Kabupaten Raja Ampat, pada tanggal 23 Februari sampai tanggal 9 Maret
2019. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang menjadi sasaran
imunisasi tetanus toxoid (TT) yang berkunjung ke Puskesmas Waisai
Kabupaten Raja Ampat pada bulan Januari 2019 sebanyak 49 ibu hamil.
Subjek penelitian diambil dengan teknik total sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 49 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah
kuesioner yang diadopsi dari Suryati (2015). Data yang dikumpulkan
dianalisa dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan
95%.

III.Hasil
Hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil terhadap
imunisasi TT yang diperoleh bahwa sebanyak 68,9% ibu hamil dengan
sikap baik patuh dengan imunisasi TT, sedangkan 80% ibu hamil dengan
sikap kurang baik tidak patuh dengan imunisasi TT. Hasil uji chi square
dengan nilai p-value= 0,001, hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap ibu hamil dengan kepatuhan
imunisasi TT (p-value < 0,005). Hasil analisis pada penelitian ini
menemukan bahwa adanya hubungan antara sikap ibu hamil dengan
kepatuhan imunisasi tetanus toxoid di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja
Ampat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di
Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat memiliki sikap baik dan patuh.
IV.Kesimpulan
Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan imunisasi tetanus
toxoid di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat. Disarankan bagi
Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat, dapat meningkatkan fungsi
promotif dan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam pemberian imunisasi tetanus toxoid. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan untuk perlu memperhatikan variabel-variabel lain yang
berhubungan khususnya tentang imunisasi tetanus toxoid dengan
kepatuhan imunisasi, misalnya dengan menambahkan variabel tingkat
pendidikan ibu hamil dan dukungan suami.

C. TELAAH JURNAL 3 : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN


DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP IMUNISASI TETANUS
TOXOID DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2018
I. Pendahuluan
Permasalahan kematian ibu dan bayi pada saat ini masih saja
terjadi terutama di negara-negara yang belum maju atau sedang
berkembang seperti di negara Indonesia, setiap tahunnya kematian ibu dan
bayi masih saja terjadi, meskipun pemerintah telah banyak melakukan
program pencegahan untuk permasalahan tersebut. Salah satu programnya
adalah program MDGs yang bertujuan meningkatan kesehatan ibu dan
bayi dengan eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum. Beberapa
cara diantaranya melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dengan
pencapaiaan yang tinggi dan merata,melakukan persalinan yang bersih dan
aman. (WHO,2017).
Target yang ditetapkan oleh pemerintahan Indonesia mengenai
program imunisasi Tetanus Toksoid saat kehamilan sebesar 80%, namun
pada kenyataannya target yang dicapai belum sesuai dengan target
nasional yang telah ditetapkan. Ibu dengan status TT1 sebesar 23,4%, ibu
hamil dengan status TT2 sebesar 21,8%, ibu dengan status TT3 sebesar
9,4%, ibu dengan status TT4 sebesar 7,8%, ibu dengan status TT5 sebesar
8,2%. (Depkes, 2016).
II. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini adalah deskriptif di Puskesmas Lubuk Buaya
padang pada bulan Juli 2018. Populasi seluruh Ibu Hamil yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang dari bulan Juni-Juli
Tahun 2018 sejumlah 121 orang. Sampel 31 orang dengan teknik
pengambilan sampel acidental sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuisioner dengan langkah data editing, coding, entry, tabulating, dan
cleaning. Data secara analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi.
III. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 orang responden
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (14,9%) tentang
imunisasi Tetanus Toxoid, responden yang memiliki sikap negatif
sebanyak 17 orang (54,8%).
IV.Kesimpulan
Kurang dari separuh (41,9%) responden memiliki penget ahuan
cukup tentang imunisasi Tetanus Toxid. Lebih dari separuh (54,8%)
responden memiliki sikap negatif dan menolak pemberian imunusasi
Tetanus Toxoid.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas penyebab
kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum. Proporsi infeksi
Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan
alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini
diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu
interval minimal tertentu. Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah
terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi
Tetanus pada ibu dan bayinya. Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai
sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada
bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai
masih kurang optimal (Wahyuni, 2013).
Oleh karena itu perlu diberikan informasi melalui penyuluhan pentingnya
imunisasi TT pada ibu hamil. Dengan ditemukannya kasus tersebut membuktikan
bahwa tetanus belum musnah dan masih mengacam siapa saja terutama bayi yang
akan lahir (Fitriah, 2010). Untuk itu peran tenaga kesehatan dalam upaya untuk
membarantas penyakit tetanus neonatorum sangat diperlukan. Tidak hanya tenaga
kesehatan saja yang bertanggung jawab untuk memusnahkan kasus tersebut
namun peran dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan terutama bagi
remaja putri yang akan menikah dan ibu hamil untuk berpartisipasi dalam
program pemerintahan untuk
menghilangkan angka kematian bayi yang diakibatkan oleh infeksi tetanus
neonatorum (Indra, 2012).
4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan intitusi pendidikan dapat menjadikan laporan ini
sebagai bahan referensi yang menyangkut tentang pentingnya imunisasi
TT bagi ibu hamil.
2. Bagi Profesi Bidan
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam hal ini bidan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan untuk memberikan KIE atau
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes,Provinsi Sumatra Barat. 2016. Situasi Upaya Kesehatan. Cakupan


Imunisasi T Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur
Ditjen [Direktorat Jenderal] PP & PL Kementrian Kesehatan RI, 2011. Profil
kesehatan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral PP & PL Kemenkes RI.

Etnis, B.R. 2020. Sikap Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Imunisasi Tetanus Toxoid
Di Puskesmas Waisai Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Vol 2. No 2. 76-82.

Fitria, N. E., Luthfiah. A. 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Di Puskesmas Lubuk Buaya
Padang Tahun 2018.
Ida Wijayanti, 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Petugas
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu Hamil di Kota Madiun. Skripsi
Universitas Diponegoro.
Indra. 2012. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Wanita Usia Subur Tentang
Imunisasi TT. Jombang.
Kemenkes [Kementerian Kesehatan]. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun
2016. Jakarta. Kemenkes RI.

Masnawar, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi


Tetanus Toxoid Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota
Tomohon. Jurnal Ilmiah Bidan, Vol.1, No.1, 31.
Notoatmodjo, 2012. Ilmu Perilaku dan Kesehatan. Hak Cipta. Jakarta.
Rahmawati. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus
Toxoid di BPS Al Firdaus Boyolali. [Skripsi]. Surakarta : Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kususma Husada.

Wahyuni, 2013. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Status Imunisasi TT Pada


Ibu Hamil Di Puskesmas Lisu Kabupaten Barru. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Vol.2, No.3, 2.
Yahrianti. 2013. Hubungan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Melalui Integrasi
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan
Antenatalcare di Posyandu Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Jurnal
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan vol. 16 No 2.
Yunica Angela J. 2014. Hubungan antara pengetahuan dan umur dengan
kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil di Desa Sungai
Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan. 2(1):93-98.

Anda mungkin juga menyukai