Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN LEOPALD

(TUGAS MAKALAH SISTEM REPRODUKSI I)

DOSEN : Ns. GALUH KUMALASARI, S.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1. ACHMAD FADOL
2. ALFIANA NOVIANTI
3. DESI ANGGA W
4. DWI YULIA MARTA
5. DYAH KHOIRUN NISA
6. HASYIM ASHYARI
7. SULTHONY THORIKUL HUDA
8. YANIS SOFI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang berjudul TEKNIK
PEMERIKSAAN LEOPOLD PADA IBU HAMIL. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memperluas pengetahuan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

PEYUSUN

II
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................

KATA PENGATAR ....................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 1
C. TUJUAN .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. DEFINISI ............................................................................................. 3
B. TUJUAN .............................................................................................. 3
C. TAHAPAN-TAHAPAN ...................................................................... 3
D. PROSEDUR ......................................................................................... 4
E. MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI .......................................... 7
F. MENGHITUNG DENYUT JANTUNG NADI ................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9

A. KESIMPULAN .................................................................................... 9
B. SARAN ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk


mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga
dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila
tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi
kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care
(Prawirodihardjo, 2010).
Pemberian asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada
kebutuhan klien. Pada saat memberikan asuhan, bidan melakukan pengkajian
pada pasien yang bertujuan untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan usia
kehamilannya. Seluruh rangkaian tahap asuhan dapat dipertanggung jawabkan
baik kepada pihak pasien maupun kepada profesi. ( ari sulistyawati.2011 : hal 3)
Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam
kandungan. Dalam kebidanan prasat ini dikenal Palpasi Leopold.
Pemeriksaan palpasi leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang
gemuk (dinding perut tebal ) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan
ini juga kadangkadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak
dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai.
Oleh sebab itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan tindakan
ini, agar bisa memperoleh data yang efektif. Maka dari itu penulis mau membahas
lebih lanjut lagi tentang makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah pemeriksaan leopold ini kami penyusun telah mebuat beberapa
rumusan masalah yaitu :

1. Apa itu definisi dari leopold ?


2. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan leopold ?
3. Apa saja tahapan tahapan pemeriksaan leopold ?
4. Bagaimana cara melakukan tindakan pemeriksaan leopold ?

1
C. TUJUAN

Dalam penyusunan makalah ini kami bertujuan untuk :

1. Pembaca dapat mengetahui apa defenisi dari leopold


2. Pembaca dapat mengetahui tuuan dari pemeriksaan leopold
3. Pembaca dapat mengetahui prosedur dari leopold
4. Pembaca dapat mengetahui prosedur tindakan pemeriksaan leopold

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu


hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu
hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan
bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan
ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah
dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi
dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan
ibu dan memperkirakan berat janin.
B. TUJUAN

Tujuan pemeriksaan Leopold


1. Menentukan besarnya rahim & tuanya kehamilan
2. Menentukan letak janin dalam rahim
3. Mengetahui DJJ

C. TAHAP PEMERIKSAAN

Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada


pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang
diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki
ibu. Tujuan dari pemeriksaan :
1. Leopold I adalah untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada
difundus.
2. Leopold II adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah
kanan atau kiri perut ibu.
3. Leopold III adalah untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah
uterus.
4. Leopold IV adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan
untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. (Ari
Sulistyawati, 2011,hal 88-92)

3
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN LEOPOLD
1. Lakukan inform consent, jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan
palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
2. Mempersiapkan alat alat yang akan digunakan untuk melakukan
pemeriksaan
3. Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk
mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
4. Mencuci Tangan 6 langkah di air mengalir kemudian keringkan dengan
handuk
5. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri
disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan
Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu.

1) Leopold I
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang terdapat di atas pintu atas
panggul. Umumnya presentasi adalah kepala (head first) atau bokong (pelvis
first).

a. Pemeriksa menghadap pasien


b. Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi
fundus uteri.
c. Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda bulat,
melenting mudah digerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika
teraba bulat,besar, lunak, tidak melenting dan susah digerakkan maka
itu adalah bokong.

2) Leopold II
Manuver ini untuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin
ke depan, belakang atau sisi pelvis ibu. Ada beberapa kemungkinan posisi
janin

4
a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
b. Ketika memeriksa sebelah kanan maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri kearah kanan.
c. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan
bagian apa yang ada disebelah kanan. Jika berada benda yang rata,
tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan maka itu adalah
punggung bayi. Namun jika teraba bagian bagian yang kecil
menonjol maka itu adalah bagian kecil janin.

3) Leopold III

Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung


yaitu, bagian yang terletak paling dekat dengan serviks. Bagian janin
inilah yang pertama kontak dengan jari pada saat pemeriksaan vagina,
umumnya adalah kepala atau bokong.

5
a) Tangan kiri menahan fundus uteri
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, keras, melenting dan dapat digoyangkan maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat, bsar, lunak, dan sulit
digerakkan maka tu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah
janin dalam letak melintang
c) Pada letak sungsang ( melintang ) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia
kehamilan 5-7 bulan )
4) Leopold IV
Manuver ini mengidentifikasi bagian terbesar dari ujung kepala
janinyang dipalpasi dibagian sisi atas pelvis. Apabila posisi kepala fleksi,
ujung kepala adalah bagian depan kepala. Apabila posisi kepala ekstensi,
ujung kepala adalah bagian oksiput.

a) Pemeriksa menghadap kaki pasien


b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan didua belah pihak yang
berlawanandibagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti kepala
belum masuk panggul
e) Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti kepala
sudah masuk panggul.
6. Mencuci tangan kembali setelah melakukan pemeriksaan
7. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dilakukan
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, beritahu ibu hasil pemeriksaan dan
tanggal untuk melakukan kunjungan ulang

6
E. MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI

Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simphisis pubis digunakan sebagai


salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran
tinggi fundus uteri juga dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus
yang stabil/tetap atau menurun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan
janin, sebaliknya tinggi fundus yang meningkat secara berlebihan
mengindikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya
hidramnion.
Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan dengan teknik
pengukuran yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan
menggunakan alat yang sama. Alat ukur ini dapat berupa pita/tali, atau dengan
menggunakan pelvimeter. Posisi yang dianjurkan pada saat melakukan
pengukuran adalah klien berbaring (posisi sipinasi) dengan kepala sedikit
terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut diluruskan. Alat ukur (pita atau
pelvimeter) diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas
atassimphisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan
mengikuti kurve fundus. Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alat ukur
dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas simphisis pubis hingga
batas fundus tanpa mengikuti kurve atas fundus. Untuk mendapatkan ketepatan
hasil pengukuran digunakan rumus McDonalds (McDonalds rule). Pengukuran
tinggi fundus uteri ini dilakukan pada usia kehamilan memasuki trisemester kedua
dan ketia.

Rumus McDonalds
Usia kehamilan (hitungan bln) = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7 (atau +3.5)
Usia kehamilan (hitungan mgg) = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7

7
F. MENGHITUNG DENYUT JANTUNG JANIN
Pergerakkan janin biasanya dirasakan oleh ibu di usia kehamilan 16
minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Denyut jantung janin dapat
terdengar melalui Doppler (12 minggu) fetoscope (18 20 minggu) atau
ultrasound stetjoscope (awal tri semester). Pemeriksaan USG kehamilan dapat
lebih tepat memperkirakan usia kehamilan dan digunakan apabila tanggal
menstruasi terakhir tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai
dengan kepastian tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk mendengar denyut
jantung janin berada disekitar garis tengah fundus 2 3 cm diatas simphisis terus
ke arah kuadran kiri bawah.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu


hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu
hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan
bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan
ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah
dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi
dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan
ibu dan memperkirakan berat janin.

B. SARAN

Dengan selesainya makalah ini kami berharap bahwa pembaca dan


penyusun dapat mempelajari tentang pentingnya pemeriksaan leopold kepada ibu
hamil secara keseluruhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nani, Desiyani. Modul A3. Pemeriksaan leopold. http//fk.unsoed.ac.id


(diakses pada tanggal 1 Oktober 2017)

http://repository.unpas.ac.id

Carolina. Pemeriksaan Leopold. http://ww.akperhkbp.ac.id

10

Anda mungkin juga menyukai