ZULFADHILAH DJODDING
NIM : 1711016
i
KARYA TULIS ILMIAH
ZULFADHILAH DJODDING
NIM :1711016
TAHUN 2020
ii
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN
Nim 1711016
2020
Dengan ini menyatakan bahwa KTI sebagaimana disebutkan dengan judul diatas
adalah benar merupakan KTI saya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Peneliti,
ZULFADHILAH DJODDING
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing :
Lala, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN.0916018410
Mengetahui
Direktur Akper Mappa Oudang
Dardin,S.Kep,Ns,M.Kep
NIDN. 0912126904
iv
v
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniah-nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiullah
Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah merobek-robek bendera
kedzoliman dan membentangkan bendera dengan cahaya kebenarannya dan telah
membawa umat manusia ke zaman berilmu pengetahuan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam menempuh
ujian akhir Program Diploma III Akademi Keperawatan Mappa Oudang
Makassar .
1. Bapak dr. H. Farid Alamsyah . SP. P,D., FINASIM, sebagai Ketua Yayasan
Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dan Staf yang telah banyak membantu
2. Bapak Dardin, S.Kep, Ns, M.Kep.,selaku Direktur AKPER MappaOudang
Makassar yang selalu memberikan dukungan kepada seluruh mahasiswanya.
3. Kepada Ibu Lala,S.kep,M,Kes sebagai pembimbing yang begitu memberikan
banyak ilmu kepada peneliti. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih
vii
karena telah mau meluangkan begitu banyak waktu untuk peneliti serta
banyak memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Para Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang
telah banyak memberikan doa dan restu serta dorongan baik moril dan
material selama peneliti mengikuti semua Pendidikan 3 tahun ini.
5. Kedua orang tua tercinta Ayah dan ibu yang yang tak hentinya mendoakan
untuk kesuksesan peneliti,yang tak pernah bosan memberikan motivasi yang
membangun ketika peneliti terjatuh,yang tak pernah ada kata lelah untuk
memberikan dukungan moril maupun material selama peneliti lahir hingga
detik ini.”Terimakasih untuk kalian jasa-jasa kalian tidak akan pernah bisa
terbalas & tetap do’akan anakmu ini karna tanpa do’a dari kalian peneliti
tidak aka nada artinya”
6. Untuk Saudara Saudariku terima kasih telah menghibur dan memberikanku
semangat selama penyusunan.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa di Akper Mappa Oudang
Makassar khususnya Angkatan XI ( Sebelas ) tanpa terkecuali, jasa - jasa
kalian akan tetap aku ingat untuk selamannya.
8. Adinda junior Angkatan XII dan XIII yang senantiasa memotivasi serta
memberikan doa selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
9. Terakhir pada almamaterku tersayang “Akademi Keperawatan Mappa
Oudang Makassar” yang telah menjadi tempatku untuk menjajaki disiplin
ilmu khususnya bidang keperawatan dan inshaAllah menjadikanku insan
yang berarti.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari
pihak yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini, dan semoga karya ini bermanfaat.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................................................i
SAMPUL DALAM...............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
HALAMAN ABSTRAK....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................4
A. Pendekatan Penelitian...................................................................................55
B. Subyek Penelitian..........................................................................................55
C. Fokus Studi....................................................................................................56
D. Definisi Operasional Fokus Studi.................................................................57
E. Instrumen Penelitian......................................................................................57
F. Metode Pengumpulan Data...........................................................................57
G. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................58
H. Analisis Data dan Penyajian Data.................................................................58
I. Etika Penelitian.............................................................................................59
A. Kesimpulan...................................................................................................94
B. Saran..............................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
xii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY “J” YANG MENGALAMI POST OP
KISTA OVARIUM DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI DI RUANGAN
NURI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAKASSAR
TAHUN 2020
ABSTRAK
Latar belakang: Kista adalah tumor jinak yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik,
berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi
udara, cairan, nanah, ataupun bahan bahan lainnya Berdasarkan data dari rekam medis
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar kejadian Kista Ovarium pada tahun 2018 berjumlah
84 kasus sedangkan angka kejadian pada tahun 2019 berjumlah 93 kasus. Berdasarkan
data dari rekam medis Rumah Sakit Bhayangkara Makassar kejadian Kista Ovarium pada
tahun 2018 berjumlah 84 kasus sedangkan angka kejadian pada tahun 2019 berjumlah 93
kasus.
Tujuan: Untuk Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Post Op
Kista Oavrium dengan masalah keperawatan Nyeri di RS bhayangkara Makassar.
Metode: pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik wawancara
dan observasi (pengamatan).
Hasil: Asuhan keperawatan pada Ny“J” dengan Post Op Kista Ovarium di ruang Nuri
rumah sakit Bhayangkara Makassar selama 3 hari didapatkan masalah utama yaitu Nyeri
setelah dilakukan tindakan selama 3 hari, didapatkan hasil Nyeri masalah teratasi.
BHAYANGKARA MAKASSAR
IN 2020
Author: Zulfadhilah Djodding
Advisor: Lala, S.Kep., Ns., M.Kes
ABSTRACT
Background: Cysts are the most common benign tumors. The shape is cystic, contains a
thick liquid, and some are in the form of wine. Cysts also contain air, fluid, pus, or other
materials. Based on data from the medical records of the Bhayangkara Makassar
Hospital, the incidence of ovarian cysts in 2018 was 84 cases, while the incidence rate in
2019 was 93 cases. Based on data from the medical records of Bhayangkara Hospital in
Makassar, the incidence of ovarian cysts in 2018 was 84 cases, while the number of
incidents in 2019 was 93 cases.
Purpose: To carry out nursing care for clients who experience Post Op Oavrial Cysts
with nursing pain problems at Bhayangkara Hospital Makassar.
Methods: data collection used in this study were interview and observation techniques.
Results: Nursing care for Mrs. "J" with Post Op Ovarian Cysts in the Nuri room of
Bhayangkara Hospital Makassar for 3 days. The main problem was pain after 3 days of
action. Pain was resolved.
A. Latar Belakang
terhadap kerusakan sehingga dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Salah satu
terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan
karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur. Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, yang
ovarium tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan rata rata 10 per
100.000, kecuali di Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika 7,7 per
100.000 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian Asia
akibat kista ovarium sebanyak 15.310 orang, dan yang masih menderita 4.870
dan kista ovarium ditemukan melalui transvaginal sonogram hampir pada
kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya
2015).
Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan Januari sampai Desember 2010 yaitu
penderita kista ovarium (21,2%), umur 25-44 tahun sebanyak 124 penderita
2010).
ginekologi yaitu kista ovarium maka perlu penanganan secara kolaborasi dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Bhayangkara Makassar.
2. Tujuan khusus
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Post Op Kista
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat
1. Teoritis
referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan
2. Praktis
a. Tenaga Kesehatan
pendidikan.
b. Rumah Sakit
c. Institusi Pendidikan
e. Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Nyeri
hal kerusakan sedemikian rupa : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
berbahaya, atau tidak melakukan fungsi, seperti pada kasus nyeri kronis.
2. Etiology
3. Fisiologis Nyeri
ada struktur yang lebih dalam seperti visera, persendian, dinding arteri,
listrik atau mekanis. Yang tergolong stimulasi kimia terhadap nyeri adalah
4. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
psikosomatis.
b. Menurut sifatnya :
1) Incidental
2) Stedy
misalnya abses.
3) Proximal
5. Skala Nyeri
Menurut Padila 2014 Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri
penilaian objektif
Keterangan:
6. Batasan karakteristik
Nyeri
b. Perubahan tekanan
darah
e. Laporan isyarat
f. Diaforesis
o. Dilatasi pupil
q. Gangguan tidur
berikut:
berikut :
agens mustad).
B. Tinjauan Tentang Fokus Penelitian
1. Konsep Medis
a. Definisi
Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan
yang terletak di sisi kanan dan kiri uterus, ovarium berada pada ujung
memiliki tiga fungsi yaitu sel penghasil telur (ovum), sel yang
maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam
kista dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang
cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau
Sistem Reproduksi Wanita terdiri dari alat atau organ eksternal dan
dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (puls hair) pada masa
2) Labia mayora
wanita dewasa panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm. Pada
3) Labia minora
Bibi kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
clitoridis.
4) Klitoris
cm.
5) Vestibulum (serambi)
patogen.
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis. Lapisan tipis ini yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
7) Perineum (Kerampang)
ani.
dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena
2) Uterus
dari arteri uterina yang merupaka cabang utama dari arteri iliaka
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
a) Peritonium
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tig lapisan yaitu lapisan ljuar,
c) Endometrium
otot-otot panggul.
3) Tuba fallopi
ovariumnya.
interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai
(Devi, 2017).
c. Klasifikasi
1) Kista fungsional
ovulasi, terisi oleh cairan dan dapat mencapai diameter 5-6 cm.
Kista ini terkadang dapat dijumpai pada perempuan yang sehat
atau folikular.
panggul.
2) Kista Non-neoplastik
gestasional).
kehamilan.
c) Kista korpus luteum hemoragik: kista ini dapat timbul setelah
panggul.
3) Neoplastik/ keganasan
b) Sel germinativum
c) Stroma korda-seks
d) Tidak umum
organ lain dan, pada banyak kasus, metastasis dari organ lain
d. Etiologi
2, yaitu :
b) Kista fungsional
2) Kista neoplasma
d) Kista endometreid,
dengan endometroid.
e) Kista dermoid
e. Patofisiologi
yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat diteruskan
f. Manifestasi klinis
bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
sebesar 0% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5% isi kista cair
g. Pemeriksaan penunjang
lokasi massa.
menentukan apakah kista berasal dari ovary atau tidak dan juga
hidrotoraks.
h. Penatalaksanaan
cm dan tampak terisi oleh cairan / fisiologis pada pasien muda yang
ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada
wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak, setelah 50
2. Konsep keperawatan
a. Pengkajian
bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjolan pada perut.
menikah
c) Riwayat persalinan
d) Riwayat KB
15) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
Rupture ovarium
Komplikasi peritonitis
Anastesi
b. Diagnosa
operasi)
c. Perencanaan
Tabel 2.1
Rencana keperawatan diagnosa 4
(Amin & Hardhi, 2015)
Tabel 2.2
Rencana keperawatan diagnosa 2
(Amin & Hardhi, 2015)
Tabel 2.3
Rencana keperawatan Diagnosa 3
( Amin & Hardi, 2015)
Diagnose Tujuan dan
No Intervensi
Keperawatan Krtieria Hasil
3 Konstipasi NOC NIC
Bowel Constipation / Impaction
Definisi : elimination Management
Penurunan pada Hydration 1. Monitor tanda dan
frekwensi normal Kriteria Hasil : gejala konstipasi
defakasi yang disertai 1. Mempertahank 2. Monitor bising usus
oleh kesulitan atau an bentuk feses 3. Monitor feses :
pengeluaran tidak lunak 1-3 hari frekuensi, konsistensi
lengkap fases/atau 2. Bebas dari dan volume
pengeluaran fases yang ketidaknyaman 4. konsultasi dengan
kering, keras, dan an dan dokter tentang
banyak. konstipasi penurunan dan
Batasan karakteristik : 3. Mengidentifika peningkatan bising
a. Nyeri abdomen si indicator usus
b. Nyeri tekan abdomen untuk 5. monitor tanda dan
dengan teraba mencegah gejala ruptur usus
resistensi otot konstipasi /peritonitis
c. Anoreksia 4. Feses lunak 6. jelaskan etiologic dan
d. Penampilan tidak khas dan berbentuk rasionalisasi tindakan
pada lansia terhadap pasien
e. Darah merah pada 7. idetinfikasi factor
feses penyebab dan
f. Perubahan pada pola kontribusi konstipasi
defekasi 8. dukung intake cairan
g. Penurunan frekwensi 9. kolaborasikan
h. Penurunan volume pemberian laksatif
fesses 10. pantau tanda-tanda
i. Distensi abdomen gejala konstipasi
j. Rasa rektal penuh 11. pantau tanda-tanda dan
k. Rasa tekanan rektal gejala impaks
l. Sakit kepala 12. memantau gerakan
m. Bising usus usus, termasuk
n. Masaa abdomen yang konsistensi frekuensi,
dapat diraba bentuk, volume dan
o. Perkusi abdomen warna
pekak 13. memantau bising usus
p. Mengejan pada saat 14. konsultasikan dengan
defekasi dokter tentang
q. Tidak dapat penurunan / kenaikan
mengeluarkan feses frekuensi bising usus
r. Muntah. 15. pantau tanda-tanda dan
Factor yang gejala pecahnya usus
berhubungan : dan/atau peritonitis
a. Fungsional 16. jelaskan etiologic
- Kelemahan otot masalah dan pemikiran
abdomen untuk tindakan untuk
- Kebiasaan pasien
mengabaikan 17. menyusun jadwal
dorongan defekasi ketoilet
- Ketidakadekuatan 18. mendorong
toileting meningkatkan asupan
- Kurang aktifitas cairan, kecuali
- Kebiasaan defekasi dikontraindikasikan
- Perubahan 19. evaluasi profil obat
lingkungan saat ini untuk efek samping
b. Psikologis : gastrointestinal
- Depresi, stress emosi 20. anjurkan
- Konfusi mental pasien/keluarga untuk
c. Farmakologis mencatat warna,
- Antaida mengandung volume, frekuensi, dan
aluminium konsistensi tinja
- Antiepresan 21. ajarkan
- Garam bismuth pasien/keluarga
- Kalsium karbonat bagaimana untuk
- Penyekat salura menjaga buku harian
kalsium makanan
- Dierutik, garam besi 22. anjurkan pasien /
- Penyalah gunaan keluarga untuk diet
laksatif tinggi serat
- Opiate fenotiazid, 23. anjurkan pasein /
sedative keluarga pada
- Simpatomimemik penggunaan yang tepat
d. Mekanis dari obat pencahar
- Ketidak seimbangan 24. anjurkan pasien /
elektrolit keluarga pada
- Kemoroid hubungan hubungan
- Gangguan neorologis asupan diet, olahraga
- Obesitas dan cairan sembelit, /
- Kehamilan impaksi
- Prolapse rectal, ulkus 25. menyarankan pasien
rektal untuk berkonsultasi
e. Fisiologis dengan dokter jika
- Perubahan pola sembelit atau impaksi
makan terus ada
- Penurunan 26. menginformasikan
- Perubahan makanan pasien prosedur
- Penurunan motilitas penghapusan manual
raktus dari tinja, jika perlu
gastrointestinal 27. lepaskan impaksi tinja
- Dehidrasi secara manual, jika
- Ketidakadekuatan perlu
gigi geligi 28. timbang pasien secara
- Asuoan serat tidak teratur
cukup asupan cairan 29. ajarkan pasien atau
tidak cukup keluarga tentang proses
- Kebiasaan makan pencenaan yang
buruk. normal
30. ajarkan pasien /
keluarga tentang
kerangka waktu untuk
resolusi sembelit.
4) Resiko infeksi b.d poste de entry kuman, trauma jaringan (luka
operasi).
Tabel 2.4
Rencana keperawatan Diagnosa 4
( Amin & Hardi, 2015)
Diagnose Tujuan dan Krtieria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
4 Resiko infeksi b.d NOC NIC
kondisi vulva lembab Immune status Infection control
Knowledge (control infeksi )
Definisi : :infection control 1. Bersihkan lingkungan
Mengalami peningkatan Risk control setelah dipakai pasien
resiko terserang Kriteria Hasil : lain
organisme patogenik 1. Klien bebas dari 2. Pertahankan teknik
a. Penyakit kronis tanda dan gejala isolasi
- Diabetes mellitus infeksi 3. Batasi pengunjung bila
- Obesitas 2. Mendeskripsikan perlu
b. Pengetahuan yang proses penularan 4. Intruksikan pada
tidak cukup untuk penyakit, factor pengunjung untuk
menghindari yang mempengaruhi mencuci tangan saat
pemanjanan penularan serta berkunjung dan setelah
pathogen penatalaksanaannya berkunjung
c. Pertahanan tubuh 3. Menunjukkan meninggalkan pasien
primer yang tidak kemampuan untuk 5. Gunakan sabun
adekuat. mencegah timbulnya antimikrobia untuk
- Gangguan infeksi cuci tangan
peristalsis 4. Jumlah leukosit 6. Cuci tangan setiap
- Kerusakan atau dalam batas normal sebelum dan sesudah
integritas kulit 5. Menunjukkan tindakan keperawatan
(pemasangan perilaku hidup sehat 7. Gunakan baju, sarung
kateter intravena, tangan sebagai alat
prosedur invasif) pelindung
- Perubahan sekresi 8. Pertahankan
pH lingkungan aseptic
- Penurunan kerja selama pemasangan
siliriasis alat
- Pecah ketuban dini 9. Ganti letak IV perifer
- Merokok dan line sentral dan
- Stasis cairan tubuh dressing sesuai dengan
- Trauma jaringan petunjuk umum
(mis, trauma 10. Gunakan kateter
destruksi jaringan) intermiten untuk
d. Ketidak adekuatan menurunkan infeksi
pertahanan sekunder kandung kencing
- Penurunan 11. Tingkatkan intake
Hemoglobin nutrisi
- Imunosupresi 12. Berikan terapi
(mis, imunitas antibiotic bila perlu
didapat tidak 13. Monitor tanda dan
adekuat, agen gejal iinfeksi sistemik
farmaseutikal dan local
termasuk 14. Monitor hitung
imunosepresan , granulosit, WBC
steroid, antibody 15. Monitor kerentangan
monoclonal, terhadap infeksi
imunomudulator) 16. Batasi pengunjung
- Supresi respon 17. Sering pengunjung
inflamasi terhadap penyakit
e. Vaksinasi tidak menular
adekuat 18. Pertahankan teknik
f. Pemajanan terhadap asepsis pada pasien
pathogen lingkungan yang beresiko
meningkat 19. Pertahankan teknik
- Wabah isolasi k/p
g. Prosedur invasive 20. Berikan perawatan
h. Malnutrisi kuliat pada area
epidema
21. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drenase
22. Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
23. Dorong masukan
nutrisi yang cukup
24. Dorong masukan
cairan
25. Dorong istirahat
26. Intruksikan pasien
untuk minum
antibiotic sesuai resep
27. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
28. Ajarkan cara
menghindari infeksi
29. Laporkan kecurigaan
infeksi
30. Laporkan kultur positif
f. Implementasi
suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Hal-hal yang perlu
4) Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
mengolah data yang bersifat deskriptif. Bisa berupa visual gambar, video,
sebagai studi kasus. Karena penelitian ini bertujuan untuk menjawab tentang
masalah Nyeri.
B. Subyek penelitian
keperawatan Nyeri.
C. Fokus studi
1. Kriteria inklusi
keperawatan Nyeri.
2. Kriteria eksklusi
ovarium yang memiliki bentuk seperti kantong udara atau balon dan di
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan
E. Instrumen Penelitian
1) Pedoman wawancara
ingin diketahui.
2) Alat tulis
4) Nursing kit
1. Wawancara
2. Obsevasi
1. Lokasi
2. Waktu penelitian
gambar, bagan maupun teks naratif kerahasiaan dari klien dijamin dengan
I. Etika Penelitian
penelitian.
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul
Nuri yang merupakan lokasi penelitian yang berada di lantai 2 yang terdiri
dari ruang INC, PNC, dan ANC ruang INC terdapat 7 bed, PNC Vip
terdapat 2 kamar, kelas 1 terdapat 4 bed, kelas 2 terdapat 8 bed dan kelas 3
khusus Persalinan.
a. Identitas Klien
Agama : Islam
Alamat : Jeneponto
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
No RM 134111
Nama : Tn “R”
Alamat : Jeneponto
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Pernikahan Ke 1
Hubungan : Suami
48
3. Data Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
ini.
2) Riwayat kesehatan
hipertensi
49
Genogram
?? ? ? ? ? ? ?
? ?
530 ?
?
? ? ?? ? ?
6 ?
y 27
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
? : Umur tidak diketahui
X : Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Garis Serumah
50
3) Riwayat obstetrik
a) Nutrisi
Tabel 4.1
Pengkajian Status Nutrisi
51
b) Eliminasi
Tabel 4.2
Pengkajian Status Eliminasi
BAB
Tempat pembuangan WC WC
Frekuensi 2x/ sehari Jarang
Konsistensi Lembek Keras
BAK
Frekuensi
Konsistensi ± 3x/ sehari ± 4x/ hari
Tempat pembuangam Jernih kekuningan Kekuningan
Kamar mandi Kamar mandi
c) Cairan
Tabel 4.3
Pengkajian Status Cairan
Cairan Sebelum sakit Saat sakit
6) Riwayat Psikososial
penyakitnya
b) Pola konsep diri : klien menerima dirinya sedang sakit, akan tetapi
52
c) Pola koping : klien takut penyakitnya akan semakin parah dan
mengancam nyawanya
tentang penyakitnya
7) Riwayat spiritual
8) pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
GCS : E: 4, V: 5, M: 6
BB : 55 kg
Tb : 156 cm
TD : 140/ 80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,7 0 C
P : 20 x/i
53
c) Kepala
mudah rontok
d) Leher
tiroid
e) Mulut
f) Mata
gangguan penglihatan
g) Kulit
h) Abdomen
54
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah
i) Sistem obsetri
Menarche : 16 tahun
j) Pemeriksaan penunjang
Tabel 4.4
Pemeriksaan penunjang
No Pemeriksaan Hasil
1 Hb 10, 9 gr %
4 Hematocrit 22 %
55
k) Penatalaksanaan pengobatan/ therapy
Tabel 4.5
Penatalaksanaan pengobatan
Inj asam
50 mg/IV 8 jam/IV Anti fibrinolitik
traneksamal
l) Klasifikasi Data
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.6
Klasifikasi Data
56
Nadi : 80 kali/m
Suhu : 36,7 ℃
Pernapasan : 20 kali/menit
8. Terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah di daerah bekas operasi
m) Analisa Data
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.7
Analisa Data
Nyeri
DO :
cistoma ovari
1. klien tampak cemas
57
2. tampak ekspresi wajah tegang
kurang informasi
kurang pengetahuan
Ansietas
komplikasi peritonitis
peritonitis
Resiko Infeksi
58
b. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.8
Diagnosa Keperawatan
operasi
59
c. Rencana Tindakan Keperawatan
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.9
60
3. Klien tampak memegang frekuensi dan tanda nyeri) 5. pemberian obat/ terapi farmakologi
area yang sakit Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
4. P : nyeri berkurang
Q : tertusuk-tusuk
R : pada luka bekas operasi
S:4
T : hilang timbul
2 Ansietas berhubungan dengan Anxiety 1. Identifikasi tingkat kecemasan
kurangnya informasi tentang Anxiety level 2. Dorong pasien untuk
penyakit Copma mengungkapkan perasaan
DS : Kriteria Hasil : 3. Berikan informasi tentang
1. klien sering menanyakan Klien mampu mengidentifikasi dan penyakitnya dan pengobatan
keadaannya mengungkapkan gejala cemas secara prosedur secara jelas dan
2. klien mengatakan khawatir tentang Vital sign dalam batas normal akurat.
penyakitnya Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
DO : dan tingkat aktivitas menunjukkan
1. klien tampak cemas berkurangnya kecemasan
2. tampak ekspresi wajah tegang
61
3 Resiko infeksi berhubungan dengan NOC 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
post de entry kuman, trauma jaringan Immune status 2. Berikan perawatan kulit pada area
(luka operasi Knowledge luka
DS : Infection control 3. Kolaborasi pemberian antibiotik
1. Klien mengatakan nyeri dirasakan Risk control
setelah operasi Kriteria hasil :
2. Klien mengatakan luka bekas 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
operasi terasa panas 2. Mendiskripsikan proses penularan penyakit
DO : faktor yang mempengaruhi penularan serta
1. Tampak luka operasi memanjang ± penatalaksanaannya
15 cm
2. Terdapat nyeri tekan pada perut
bagian bawah didaerah bekas
operasi
62
c. Implementasi keperawatan
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.10
Implementasi keperawatan
Hari I (senin 11 Juli 2020) Hari II (Selasa 12 Juli 2020) Hari III (Rabu 13 Juli 2020)
No DX Jam Jam Jam
Implementasi Implementasi Implementasi
1 1 13.30 1. Melakukan pengkajian nyeri13. 30 1. Melakukan pengkajian nyeri 13.00 1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk secara komprehensif termasuk secara komprehensif
lokasi, kualitas, dan faktor lokasi, karateristik, durasi, Hasil : klien mengatakan
prespitasi frekuensi, kualitas nyeri sudah
Hasil : Hasil : berkurang
P : Nyeri 13.15 2. memberikan therapy
P : Nyeri
Q : Tertusuk – tusuk farmakologi
Q : Tertusuk – tusuk R : Luka bekas operasi Hasil: klien masih diberikan
S:2 injeksi ranitidine
R : Luka bekas operasi
T : Hilang timbul
63
S:4 13.35 2. menganjurkan klien banyak
istirahat
T : Hilang timbul
Hasil : klien mengatakan akan
2. Menggunakan teknik lebih meningkatkan
komunikasi terapeutik untuk istirahat
mengetahui pengalaman nyeri 3. Mengkolaborasikan pemberian
Hasil : klien mengatakan nyeri 13.45 obat/ terapi farmakologi
13.35
hebat setelah Hasil : Diberikan injeksi
dilakukan operasi ranitidine
3. mengajarkan teknik relaksasi
tarik nafas dalam (non
farmakologi)
Hasil : klien merasa nyaman
setelah di ajarkan
13.40
teknik nafas dalam
4. Menganjurkan klien banyak
istrahat
Hasil : klien mengerti tetang apa
yang dianjurkan dan
mau mengikutinya
5. memberikan obat/ terapi
13.45
farmakologi
64
13.50 Hasil : diberikan injeksi
ranitidine
65
3 III 14. 20 1. Memonitor tanda dan gejala 14. 05 1. Memonitor tanda dan gejala 13.30 1. memberikan perawatan kulit
infeksi infeksi pada area luka
Hasil : tampak kemerahan pada Hasil : masih tampak kemerahan Hasil : masih dilakukan
area luka pada area luka tindakan ganti
2. Mengkolaborasikan pemberian 14.10 2. Mengkolaborasikan pemberian verban
14. 25 obat antibiotic obat antibiotic 13.35 2. mengkolaborasikan pemberian
Hasil : diberikan Injeksi Hasil : diberikan Injeksi obat antibiotik
cefotaxim cefotaxim Hasil : diberikan injeksi
3. memberikan perawatan kulit area cefotaxim
luka
14.15 Hasil : dilakukan tindakan ganti
verban
66
d. Evaluasi keperawatan
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.11
Evaluasi keperawatan
Hari I (Senin 11 Juli 2020) Hari II (Selasa 12 Juli 2020) Hari III (Rabu 13 Juli 2020)
1 1 14.00 S: -Klien mengatakan nyeri pada 13.40 S : Klien mengatakan sudah tidak 13.10 S : Klien mengatakan sudah tidak nyeri
bekas operasi terlalu nyeri lagi
- klien mengatakan gelisah akibat O : klien tampak meringis O : klien tampak sudah tidak meringis
nyeri P : nyeri A : Masalah teratasi
O : - klien tampak meringis Q : tertusuk- tusuk P : Pertahankan intervensi.
- klien tampak memegang area R : pada luka bekas operasi
yang sakit S:2
P : nyeri T : hilang timbul
Q : teertusuk-tusuk A : Masalah belum teratasi
R :pada luka bekas operasi P : Lanjutkan intervensi:
67
S:4 1. Lakukan pengkajian nyeri
T : hilang timbul secara komprehensif
A : Masalah belum teratasi 2. Kolaborasi pemberian obat
P : Lanjutkan intervensi analgetik
1. lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
2. anjurkan klien banyak
istirahat
3. kolaborasi pemberian obat
analgetik
2 II 14.20 S :- klien mengatakan khawatir tentang 13.30 S : Klien mengatakan sudah memahami 13.30 S : Klien mengatakan sudah memahami
penyakitnya sedikit tentang penyakitnya tentang penyakitnya
- Klien mengatakan takut O : kecemasan klien tampak berkurang O : Klien nampak sudah tidak cemas
penyakitnya semakin parah A: Masalah belum teratasi lagi
O : - klien tampak cemas P : Lanjutkan intervensi: A : Masalah teratasi
- Tampak ekspresi wajah tegang 1) Identifikasi tingkat kecemasan P : Pertahankan intervensi:
A : Masalah belum teratasi 2) Dorong pasien untuk
P : Lanjutkan intervensi: mengungkapkan perasaan
1. Identifikasi tingkat kecemasan 3) Berikan informasi tentang
2. Dorong pasien untuk penyakit dan pengobatan secra
mengungkapkan perasaan jelas dan akurat.
68
3. Berikan informasi tentang
penyakit dan pengobatan secra
jelas dan akurat.
3 III 14:30 S : Klien mengatakan luka bekas 14.00 S : Klien mengatakan luka operasi masih 13.45 S : Klien mengatakan luka opeasinya
operasi terasa panas teraba panas ssudah tidak terasa panas
O :- tampak luka operasi memanjang O : tampak luka operasi sudah tidak O : tampak tiidak kemrahan pada
± 15 cm terlalu kemerahan luka
- Terdapat nyeri tekan pada A : Masalah belum teratasi A : Masalah teratasi
perut bagian bawah di daerah P : Lanjutkan intervensi: P : Pertahankan intervensi:
bekas operasi 1) Monitor tanda dan gejala
A : Masalah belum teratasi infeksi
P : Lanjutkan intervensi: 2) Berikan perawatan kulit pada
1. Monitor tanda dan gejala area kulit
infeksi 3) Kolaborasi pemberian
2. Berikan perawatan kulit pada antibiotik
area luka
3. Kolaborasi pemberian
antibiotik
69
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara konsep dan hasil
1. Pengkajian
a) ketidakteraturan menstruasi
luka operasi memanjang ±15 cm, terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah, klien tampak cemas, khawatir dan sering menanyakan
keadaannya.
a) Data yang ditemukan pada teori tapi tidak terdapat pada kasus yaitu
b) Data yang ditemukan pada kasus tapi tidak terdapat pada teori yaitu
2. Diagnosa keperawatan
operasi)
kista ovarium.
b) Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit.
Diagnosa ini muncul pada kasus Ny “J” karena operasi yang telah
kecemasan.
operasi) Diagnosa ini muncul pada kasus Ny “J” karena luka bekas
Pain management
tidak berhasil
Analgetik Administration
pemberian obat
g) pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara
teratur
kencing
panas, drenase
4. Implementasi
sesuai dengan rencana yang sudah disusun pada kasus yang mengarah
5. Evaluasi
dialami klien teratasi atau tidak. Hasil evaluasi pada kasus Ny “J” selama
3 hari yaitu :
Teratasi tanggal 14 Juli 2020, hal ini dapat dilihat dari data klien
Masalah ini teratasi, hal ini dapat dilihat dari data klien mengatakan
cemas lagi.
Masalah ini teratasi, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh
dimana klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri pada luka bekas
Ovarium di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar tanggal 11-13 Juli 2020, maka
A. Kesimpulan
kasus nyata dan terdapat pula dalam teori yaitu, Nyeri akut berhubungan
Jakarta.EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
OLEH :
NIM 1711016
DEPARTEMEN : Maternitas
AJARAN 2019/2020
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Waktu : ± 20 Menit
A. Tujuan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji persepsi nyeri
4. Cara-cara mengatasi nyeri pada luka Post Operasi
(Materi Terlampir)
C. Media
1. Leaflet
2. Flip chart
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Kegiatan
KEGIATAN KLIEN
tujuan 4 Menyimak
mendiskusikannya
Inti Menjelaskn tentang 1 Memperhatikan 10
Menit
pengertian, faktor-faktor dan
penyuluhan 2 Memperhatikan
2 Harapan penyuluhan
F. Evaluasi
84
MATERI
A. PENGERTIAN NYERI
(Tamsuri, 2007) nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan
1. Usia
2. Jenis kelamin
85
Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara
3. Kebudayaan
4. Perhatian
5. Ansietas
86
bagian system limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang
khususnya ansietas
6. Kelemahan
7. Pengalaman sebelumnya
nyeri tanpa pernah sembuh maka ansietas atau rasa takut dapat
8. Gaya koping
87
Kehadiran dan sikap orang-orang terdekat sangat berpengaruh
88
c. Mudah dinilai
1) Intensitas nyeri
skala verbal (misalnya tidak ada nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat,
atau sangat hebat, atau 0-10, 0=tidak ada nyeri, 10= nyeri
sangat hebat)
89
gerakaan fisik, bekerja, dan aktifitas- aktifitas santai). Nyeri akut
depresi.
yang dibuat pasien pada garis dari ‘tidak ada nyeri’ diukur dan
90
kelamin, etnis, hingga dosis NRS juga lebih efektif untuk
sumber: wongbakerfaces.org
91
Saat menjalankan prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk memilih wajah
yang kiranya paling menggambarkan rasa nyeri yang sedang mereka alami.
a. Pendekatan farmakologi
nyeri ringan dan sedang. NSAID dapat sangat berguna bagi pasien yang
92
b) Analgesik narkotik atau opiad: analgesik ini umumnya diresepkan
untuk nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi.
secara mandiri tanpa tergantung pada petugas medis lain dimana dalam
93
Membaca buku, koran sesuai yang di sukai
b. Relaksasi
Pikiran tenang
Lingkungan tenang
Teknik relaksasi
c. Stimulasi Kulit
relaksasi otot.
d. Terapi Musik
94
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, merupakan
dan sugesti yang diberikan sehingga pasien tidak berfokus pada nyeri.
95
96