OLEH:
MUH. YASIN
NIM: 1509065
7
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH:
MUH. YASIN
NIM: 1509065
8
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN
NIM : 1509065
BHAYANGKARA MAKASSAR
dengan judul di atas adalah benar merupakan Karya Saya sendiri dan belum
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Peneliti
9
10
11
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
12
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT semesta alam, yang Maha Menciptakan,
dunia dan Akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Shalawat serta salam
untuk manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Tak lupa pula penulis mensyukuri segala rahmat dan karunia yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa dengan
kemampuan penulis memiliki rasa sulit untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka akhirnya
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dalam bentuk yang sangat sederhana.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
13
1. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budyanto, SP.THT sebagai Ketua Yayasan
Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah sakit
Bhayangkara Makassar dan Staff yang telah banyak membantu.
2. Bapak Dardin S.Kep,Ns,M.Kep sebagai Direktur Akper Mappaoudang
Makassar dan selaku penguji 1 yang begitu banyak memberikan saran dan
masukan demi kelengkapan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak Syaharuddin, S.KM, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai wakil Direktur I Akper
Mappaoudang Makassar dan selaku pembimbing II Sekaligus penguji yang
begitu banyak memberikan masukan dan ilmunya serta bimbingannya,
peneliti mengucapkan banyak terimah kasih atas waktu yang telah diberikan
kepada peneliti.
4. Ibu Rezeki Nur,S.Kep,Ns,M.Mkes sebagai wakil Direktur II Akper
Mappaoudang Makassar, yang telah banyak memberikan saran dan
masukannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiahnya,
peneliti mengucapkan banyak terimah kasih.
5. Bapak H. Hataul Madja, S.ST, S.Kep, Ns., M.Kes sebagai wakil Direktur III
Akper Mappaoudang Makassar dan selaku pembimbing I sekaligus penguji
yang begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat
selama proses bimbingan di dalam menyusun Karya Tulis, peneliti ucapkan
banyak terima kasih.
6. Kepada Bapak Sudirman, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji II yang begitu
banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih.
7. Kepada para dosen dan seluruh staf Akper Mappa Oudang Makassar, yang
telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada peneliti, yang
penuh kesabaran, keikhlasan dan menyalurkan ilmu pengetahuan.
8. Kepada seluruh Mahasiswa di Akper Mappa Oudang Makassar Angkatan IX
Hipertermi 2015 khusus tingkat III A tanpa terkecuali, jasa- jasa kalian akan
tetap aku ingat untuk selamannya.
9. Buat sahabat saya Andika yudistira, Kaharuddin dan M. Rahmat. R yang
selalu menyemangati saya,dan menghibur saya, terima kasih atas
14
dukungannya selama ini sehingga Karya Tulis Ilmia ini dapat terususun, sekali
lagi terima kasih.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan mahasiswa Akper Mappa Oudang Makassar. Semoga segala
bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat imbalan
yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih banyak
terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang
Penulis
15
ABSTRAK
Latar Belakang : Cedera kepala atau trauma kepala merupakan salah satu kasus
kematian terbanyak sampai saat ini karena kepala merupakan bagian terpenting
pada manusia. Ringan parahnya cedera dapat memengaruhi kesadaran atau fungsi
kognitif dari pasien tersebut. Salah satu risiko akibat cedera kepala ialah
kematian. Diperkirakan 1,7 juta orang di Amerika Serikat mengalami cedera
kepala setiap tahunnya; 50.000 meninggal dunia, 235.000 dirawat di rumah sakit,
dan 1.111.000, atau hampir 80% dirawat dan dirujuk ke Departemen Instalasi
Gawat Darurat.2 Menurut laporan World Health Organization (WHO),
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, jumlah data
yang dianalisis seluruhnya 1.027.758 orang untuk semua umur. Adapun
responden yang pernah mengalami cedera 84.774 orang dan tidak cedera 942.984
orang. Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2% dan prevalensi angka cedera
kepala di Sulawesi utara sebesar 8,3%. Prevalensi cedera tertinggi berdasarkan
karakteristik responden yaitu pada kelompok umur 15-24 tahun (11,7%), dan pada
laki-laki (10,1%), (Takatelide, 2013).
Berdasarkan hasil rekam medik rumah sakit Bhayangkara Makassar pada tahun
2017 terdapat sebanyak ( 176 ) kasus Trauma Capitis Tujuan : Untuk
mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek Asuhan Keperawatan pada
pasien yang mengalami cedera kepala dengan Masalah Keperawatan penurunan
kapasitas adaptif intrakranial di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Metode :
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara, observasi dan alat tulis. Kesimpulan : Setelah dilakukan Evaluasi
Keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.”N” dengan gangguan Sistem Saraf :
Trauma Capitis dapat teratasi dan di identifikasi adanya kesenjangan antara Teori
dengan Kasus.
16
ABSTRAK
17
DAFTAR ISI
HAL
SAMPUL LUAR......................................................................... i
SAMPUL DALAM ..................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ........................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUA ...................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG ........................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
18
6. Intervensi NIC ............................................................... 9
B. Tinjauan tentang focus penelitian ....................................... 10
1. Konsep Dasar Medis ..................................................... 10
a. Defenisi ................................................................... 10
b. Anatomi Fisiologi ..................................................... 12
c. Etiologi .................................................................... 15
d. Manifestasi Klinis .................................................... 16
e. Klasifikasi Cedera Otak ........................................... 18
f. Karakteristik Penderita Trauma Kepala .................... 18
g. Tipe trauma kepala ................................................... 19
h. Patofisiologi ............................................................ 20
i. Pemeriksaan Penunjang ........................................... 20
j. Penatalaksanaan ...................................................... 21
k. Komplikasi ............................................................... 21
2. Konsep Keperawatan ..................................................... 24
a. Pengkajian ................................................................ 24
b. Penyimpangan KDM ................................................ 25
c. Diagnosa keperawatan ............................................. 26
d. Intervensi keperawatan ............................................. 27
e. Implementasi ........................................................... 61
f. Evaluasi ................................................................... 61
19
D. Defenisi Oprasional Fokus Studi ....................................... 63
E. Instrument Penelitian ......................................................... 63
F. Metode Pengumpulan Data ................................................ 63
G. Lokasi dan Penelitian ......................................................... 64
H. Analisa Data ....................................................................... 65
I. Etika Penelitian .................................................................. 65
A. Hasil ................................................................................... 67
1. Gambaran lokasi pengambilan data .............................. 67
2. Asuhan keperawatan ..................................................... 67
B. Pembahasan ....................................................................... 94
1. Pengkajian ..................................................................... 94
2. Diagnosa Keperawatan .................................................. 95
3. Perencanaan ................................................................. 98
4. Implementasi Keperawatan .......................................... 99
5. Evaluasi Keperawatan ................................................... 101
20
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
resiko pendarahan.............................................................................. 51
resiko infeksi.................................................................................... 55
resiko cedera.................................................................................... 57
21
Ansietas............................................................................................ 60
22
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
23
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN & ISTILAH
24
GCS : Glasgow coma scale Adalah Skala Yang di pakai
untuk mengetahii tingkatkesadaran seseorang
TIK : Tekanan intra cranial
Ansieas : Cemas
IV : Intra vena
WBC : White blood cell
HGB : Haemoglobin
PLT : Platelet / trombosit
TTV : Tanda Tanda Vital
RR : respiratoin rate / frekuensi pernapasan
HR : Heart Rate / Detak jantung
O2 : Oksigen
ºC : Celcius
Nervus Olvakterius : Saraf Penciuman
Nervus okulomotorius : Saraf Yg mengontrol gerak bola mata
Nervus troklearis : Saraf Yg mengontrol gerak bola mata kebawah
dan kedalam
Nervus abdusen : Saraf yg berada di otot otot mata
Nervus Trigeminus : persarafan digigi, kulit kepala dan wajah
Nervus fasialis : Saraf yang bekeja pada otot wajah
Nervus Vestibulokoklear : Mensarafi Organ Keseimbangan dan pendngaran
kita
Nervus glosovaringeal : Yang Memiliki Fungsi Sensor di Orofring
Nervus Vagus ; Persarafan Sensri membran Mukosa Dari Jalur
Penernaan
Nrvus Aksesorius : Saraf Aksesoris Krnial
B.d : Berhubungan Dengan
NOC : Nursing Outcome Classification
NIC : Nursing Interventions Classification
WHO : World Healt Organization / organisasi kesehatan
dunia
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Leafleat
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tentang kesehatan, pasal 117: “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem
ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan
kepala tersebut adalah Akselerasi (Kepala yang diam atau tidak bergerak ditabrak
oleh benda yang bergerak), Deselarasi (kepala yang membentur benda yang tidak
lintas menjadi penyebab kematian ke-10 di dunia dengan jumlah kematian 1,21
juta (2,1%) dan Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 cedera
merupakan penyebab kematian utama keempat (6,5%) untuk semua umur setelah
Stroke, TB, dan Hipertensi. Pada pola 10 penyakit penyebab kematian terbanyak
di rumah sakit pada pasien rawat jalan cedera menempati urutan keenam,
27
sedangkan pada pasien rawat inap menempati urutan keempat (Habibie dkk,
2013).
Cedera kepala atau trauma kepala merupakan salah satu kasus kematian
terbanyak sampai saat ini karena kepala merupakan bagian terpenting pada
kognitif dari pasien tersebut. Salah satu risiko akibat cedera kepala ialah
kepala setiap tahunnya; 50.000 meninggal dunia, 235.000 dirawat di rumah sakit,
dan 1.111.000, atau hampir 80% dirawat dan dirujuk ke Departemen Instalasi
tahunnya sekitar 1,2 juta orang meninggal dengan diagnosis cedera kepala yaitu
akibat kecelakaan lalu lintas (KLL) dan jutaan lainnya terluka atau cacat.
rendah dan menengah, banyak pengguna kendaraan roda dua, terutama pengguna
sepeda motor, dan lebih dari 50% terluka atau meninggal akibat KLL. 3
Persentase jenis kelamin laki-laki lebih tinggi mengalami cedera kepala dibanding
kecenderungan peningkatan prevalensi cedera dari 7,5 persen menjadi 8,2 persen.
Penyebab cedera terbanyak, yaitu jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor
(40,6%). Proporsi jatuh tertinggi di Nusa Tenggara Timur (55,5%) dan terendah di
28
menunjukkan kecenderungan penurunan proporsi jatuh dari 58 persen menjadi
jumlah data yang dianalisis seluruhnya 1.027.758 orang untuk semua umur.
Adapun responden yang pernah mengalami cedera 84.774 orang dan tidak cedera
942.984 orang. Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2% dan prevalensi
angka cedera kepala di Sulawesi utara sebesar 8,3%. Prevalensi cedera tertinggi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
29
Keperawatan penurunan kapasitas adaptif intrakranial di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
2. Tujuan Khusus
Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
Makassar.
Makassar.
30
D. Manfaat
1. Teoritis
untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena Cedera Kepala
2. Praktisi
a. Perawat
b. Rumah Sakit
c. Institusi Pendidikan
31
2) Sebagai pembelajaran untuk penulis dalam mengembangkan
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
intrakranial.
2. Batasan karakteristik
d. Peningkatan TIK > 10 mmHg secara berulang selama lebih dari lima
33
a. Cedera otak.
a. Status neurologis :
c. Pengendalian kejang :
episode kejang.
34
b. Menunjukkan status neorologis yang di buktikan oleh indikator
3) Pola napas.
Contoh lain
dalam 24 jam.
6. Intervensi NIC
berikut :
otak
35
b. Promosi perfusi serebral :
perfusi serebral
d. Pemantauan neorologis :
e. Management kejang :
f. Kewaspadaan kejang :
g. Surveilans :
a. Defenisi
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma
2013 )
36
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak
cedera pada sclap yang dapat berupa hematom atau abrasi, adanya
2013).
kepala, tulang tengkorak kepala atau otak yang terjadi akibat cedera
37
baik secara langsung maupun langsung pada kepala (iqbal wahit, Dkk
2015)
b. Anatomi fisiolgi
Gambar 2.1:
Gambar Anatomi fisiologi Bagian-bagian Otak.
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua
empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian
38
sentralis dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari
gerakan bola mata; area borca sebagai pusat bicara; dan area
39
dengan ujung leher bagian atas. Sereblum adalah pusat tubuuh
3) Batang Otak
terdapat massa pada batang otak maka gejala yang sering timbul
berupa muntah, kelemahan otak wajah baik satu maupun dua sisi,
40
b) Pons merupakan bagian dari batang otak yang berada diantara
c. Etiologi
terbagi menjadi :
1) Cedera Akselerasi
di tembakkan kekepala).
2) Cedera Deselerasi
3) Cedera Akselerasi-deselerasi
41
4) Cedera Coup-countre coup
kepala.
5) Cedera Ratisional
tengkorak.
d. Manifestasi Klinik
terdiri dari :
c. Periorbital Ekhimosis.
42
3) Kerusakan saraf Cranial dan telinga tengah dapat terjadi saat
berikut:
Olfaktorius.
Nervus Okulomotor.
a) Sakit kepala-pusing
b) Retrograde Amnesia
1) Gangguan otak
3) Hematoma Subdural
4) Hematoma Intrakranial
5) Fraktur Tengkorak
43
e. Klasifikasi Cedera Kepala
gangguan integritas fisik, kimia dan listrik dari sel di area tersebut,
terbagi menjadi :
1) Jenis kelamin
usia lebih tua perbandingan hampir sama. Hal ini dapat terjadi pada
2) Umur
Resiko trauam kepala adalah dari umur 15-30 tahun, hal ini di
44
dengan alkohol narkoba dan kehidupan sosial yang tidak
bertanggung jawab.
menjadi :
b) Saraf otak
c) Jaringan otak
a) Battle sign.
b) Hemotympanum
c) Periorbital echymosis.
d) Rhinorrhoe.
e) Orthorrhoe.
f) Brill hematom
c) Hematom epidural
d) Hematom subdural
e) Hematom intrakranial
45
h. Patofisiologi
sebagai berikut:
(deselerasi).
i. Pemeriksan penunjang
terdiri dari :
2) Angiografi Serebral
3) Pemeriksaan MRI
46
sesuai, tidak ada perubahan selama 3 hari perawatan dan luka
j. Penatalaksanaan
Airway-Breaiting-Circulation ).
kesempatan pertama.
(syok).
natrium bikarbonat.
k. Komplikasi
menjadi :
47
1) Epilepsi pasca trauma
2) Afasia
bahasa.
3) Apraksia
4) Agnosis
48
5) Amnesia
peristiwa yang baru saja terjadi atau peristiwa yang lama berlalu.
6) Fistel karotis-kavernosus
7) Diabetes insipidus
peningkatan TIK.
49
2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
gag ).
4) Tentukan data dasar tanda vital dan irama jantung, dan pantau
50
b. PenyimpanganKDM
Trauma kepala
Ansietas
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
67
c. Diagnosa (Wilkinson & Ahern, 2014; Nurarif & Kusuma, 2016)
tulang.
immobilisasi.
serum, muntah.
12) Ansietas.
68
d. Intervensi
69
bermacam kognitif yang biotik
ditandai i. posisikan
5. Variasi hasil dengan : pasien pada
uji respons- posisi semi
volume ( a. berkomuni fowler
rasio kasi j. minimalkan
volume- dengan stimulus dari
tekanan >2, jelas dan lingkungan
perhatikan sesuai 4. peripheral sensation
bahwa dengan management
indeks kemampua (management
tekanan- n sensasi perifer)
volume < 10
b. menunjuk a. monitor adanya
)
kan daerah tertentu
6. Bentuk
perhatian yang hanya
gelombang
konsentras peka terhadap
TIK
i dan panas atau
amplitudo
orientasi dingin, tajam
yang luas
c. memproses atau tumpul
Faktor yang
informasi
berhubungan :
d. membuka b. monitor adanya
1. Cedera otak
keputusan paretese
2. Penurunan
dengan c. intruksikan
tekanan
benar keluarga untuk
perfusi
3. menunjuk mengobservasi
serebral ≤
sensory kulit jika ada isi
50-60 mmHg
motorik atau leserasi
3. Peningkatan
kranial yang d. gunakan sarung
kontinuTIK
utuh : tangan untuk
≥ 10-15
proteksi
mmHg a. tingkat e. batasi gerakan
4. Hipotensi kesadaran pada kepala,
sistemik b. tidak ada leher dan
dengan gerakan punggung
hipertensi involunter f. monitor
intrakranial
kemampuan
BAB
g. kolaborasi
pemberian
analgesik
h. monitor adanya
tromboplebits
Tabel 2.1:Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
70
2) Nyeri b.d agen cidera biologis kontraktur terputusnya jaringan
tulang
71
bercahaya setelah nyeri nyeri masa
dan tetap berkurang. lampau
satu fokus 6. Evaluasi
meringis) bersama pasien
dan tim
kesehatan lain
Faktor yang tentang
berhubungan: ketidakefektifa
n kontrol nyeri
Agen cidera
masa lampau
(misalnya
biologis, zat
7. Bantu pasien
kimia, fisik,
dan keluarga
psikologis).
untuk mencari
dan
menemukan
dukungan
8. Control
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu ruangan ,
pencahayaan
dan kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi
nyeri
10. Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan
tentang teknik
non
farmakologi
13. Berikan
analgetik untuk
72
mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
ketidakefektifa
n control nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasi
dengan dokter
jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
yang tidak
berhasil
17. Monitor
penerimaan
pasien tenang
manajemen
nyeri
Analgesic
Adminiistration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
2. sebelum
pemberian obat
3. Cek intruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
4. Cek riwayat
alergi Pilih
analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari satu
5. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
73
6. Tentukan
analgesik
pilihan,rute
pemberian ,
dan dosis
optimal
7. Pilih rute
pemberian
secara IV,IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
8. Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
9. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
10. Evaluasi
afektivitas
analgesik,tanda
dan gejala
Tabel 2.2: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa Nyeri
immobilisasi
74
3. melakukan ADLs fisik tentang
aktifitas lain rencana
sebagai 4.Transfer ambulasi sesuai
pengganti performance dengan
penggerakan kebutuhan
Kriteria hasil
(mis:
meningkatka 3.Bantu klien
1.Klien
n perhatian untuk
meningkat
pada menggunakan
dalam
aktivitas tongkat saat
aktivitas fisik
orang lain, berjalan dan
menegendali 2.Mengerti cegah terhadap
kan perilaku, tujuan dan cedera
fokus pada peningkatan
4.Ajarkan pasien
ketidakdaya mobilitas
atau tenaga
an /aktivitas
3.Memverbalis kesehatan lain
sebelum
asikan tentang teknik
sakit )
perasaan ambulasi
4. dipsnea
setelah dalam
5.Kaji
beraktivitas meningkatka
kemampuan
5. perubahan n kekuatan
pasien dalam
cara dan
mobilisasi
berjalan kemampuan
keter berpindah 6.Latih pasien
batasan dalam
4.Memperagak
6. kemampuan pemenuhan
an
melakukan kebutuhan ADLs
penggunaan
keterampilan secara mandiri
alat
motorik sesuai
kasar 5.Bantu untuk kemampuan
7. Tremor mobilisasi
akibat 7.Dampingi dan
(walker)
pergerakan Bantu pasien
8. Ketidakstabi saat mobilisasi
lan postur dan bantu
9. Pergerakan penuhi
lambat kebutuhan ADLs
10. Pergerakan pasien.
tidak 8.Berikan alat
terkoordinas bantu jika klien
i memerlukan.
Faktor Yang 9.Ajarkan pasien
Berhubungan : bagaimana
merubah posisi
1. Intoleransi dan berikan
aktivitas bantuan jika
75
2. Perubahan diperlukan.
metabolism
e selular 10.
3. Ansietas
4. Indeks
masa tubuh
diatas
perentil ke
75 sesuai
usia
5. Gangguan
kognitif
6. Konstraktu
r
7. Kepercayaa
n budaya
tentang
aktivitas
sesuai usia
8. Fisik tidak
bugar
9. Penurunan
ketahanan
tubuh
10. Penurunan
kendali otot
11. Penurunan
massa otot
12. Malnutrisi
13. Gangguan
muskuloske
letal
14. Gangguan
neuromusk
ular, Nyeri
15. Agens obat
16. Penurunan
kekuatan
otot
17. Kurang
pengetahua
n tentang
aktvitas
fisik
18. Keadaan
mood
depresif
19. Keterlamba
76
tan
perkemban
gan
20. Ketidaknya
mananDisus
e, Kaku
sendi
21. Kurang
dukungan
Iingkungan
(mis, fisik
atau sosiaI)
22. Keterbatasa
n
ketahanan
kardiovask
ular
23. Kerusakan
integritas
struktur
tulang
24. Program
pembatasan
gerak
25. Keenggana
n memulai
pergerakan
Gaya hidup
monoton
26. Gangguan
sensori
perseptual
Tabel 2.3: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Hambatan Mobilitas Fisik
77
waktu interprestation 2. memantau
yang telah syndrome tingkat
di impaired kesadaran
jadwalkan Kriteria hasil : 3. memantau
7) Ketidakma 1. Mampu untuk tingkat
mpuan melakukan orientasi
mempelaja proses mental 4. memantau
ri yang kompleks tren glascow
informasi 2. Orientasi coma scale
baru kognitif : 5. monitor
8) Ketidampu mampu untuk memori baru
an mengidentifika rentang
melakukan si orang, perhatian,
keterampil tempat dan memori masa
an yang waktu secara lalu, suasana
telah di akurat hati,
pelajari 3. Konsentrasi : mempengaruh
sebelumny mampu fokus i, dan perilaku
a pada stimulus 6. monitor
9) Ketidak tertentu tanda-tanda
mampuan 4. Ingatan vital : suhu,
mengingat (memori) : tekanan
peristiwa mampu untuk darah, denyut
10) Ketid mendapatkan nadi,
akmampua kembali secara pernapasan
n kognitif dan 7. monitor status
mengingat menyampaikan pernapasan :
informasi kembali ABG tingkat,
factual informasi yang oksimetri,
11) Ketid di simpan pulsa,
akmampua sebelum nya kedalaman,
n 5. Kondisi pola, tingkat,
mengingat neurologis : dan usaha
perilaku kemampuan 8. memantau
tertentu sistem saraf refleks kornea
yang perifer dan 9. memantau
pernah sistem saraf ICP dan CPP
dilakukan pusat untuk 10. memantau
12) Ketid menerima, refleks batuk
akmampua memproses, dan muntah
n dan memberi memantau
menyimpa respon otot, gerakan
n informasi terhadap motorik,
baru stimuli internal kiprah, dan
13) Ketid dan eksternal proprioception
akmampua 6. Kondisi 11. memantau
n neurologis : untuk drift
menetrasi kesadaran pronator
78
keterampil 7. Menyatakan 12. memantau
an baru mampu kekuatan
14) Meng mengingat cengkreman
eluh lebih baik 13. mamantau
mengalami untuk gemetar
lupa 14. memantau
Faktor yang simetri wajah
berhubungan : 15. memantau
tonjolan lidah
1. Anemia 16. memantau
2. Penuruna tanggapan
n pengamatan
3. curah 17. memantauEO
jantung Ms dan
4. Ketidakse karakteristik
imbangan tatapan
elektrolit 18. memantau
5. Ganggua untuk
nlingkung gangguan
an visial diplopia,
berlebiha nystagmus,
n pemotongan
6. Ketidakse bidang visual,
imbangan penglihatan
cairan kabur dan
dan ketajaman
elektrolit visual
7. Hipoksia 19. catatan
8. Ganggua keluhan sakit
n kepala
neurologi 20. memeanatau
s karakteristik
berbicara,
kelancaran
keberadaan
aphasias, atau
kata-temuan
kesulitan
21. pantau respon
terhadap
rangsangan,
verbal taktil,
dan berbahaya
22. memantai
diskriminasi
tajam / tumpul
dan
panas/dingin
79
23. memantau
untuk
paresthesia :
mati rasa dan
kesemutan
24. memantau
indra
penciuman
25. memantau
pola
berkeringat
26. memantau
respon
babinski
27. memantauresp
on cushing
28. memantau
kreniatomi /
laminektomi
pembalut
untuk
drainase
29. pantau respon
terhadap obat
30. konsultasikan
dengan rekan
kerja untuk
mengkonfirma
si data sesuai
31. mengidentifika
si pola pola
yang muncul
dalam data
32. meningkatkan
frekuensi
33. pemantauan
neurologis,
sesuai
34. hindari
kegiatan yang
mampu
meningkatkan
tekanan
intrakranial
35. ruang
kegiatan
keperawatan
yang
80
diperlukan
yang
meningkatkan
tekanan
intrakramnial
36. beritahu
dokter dari
perubahan
dalam kondisi
pasien
37. melakukan
protokol
darurat
Tabel 2.4: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Kerusakan Memori
81
tambahan dapat sekret dengan
menghambat batuk atau
3.Perubahan jalan nafas suction
frekuensi 7. anjurkan
nafas untuk minum
air putih
4.Perubahan
hangat
irama nafas
8. berikan
5.Sianosis bronkodilator
bila perlu
6.Kesulitan
berbicara
atau
mengeluarka
n suara
7.Penurunan
bunyi nafas
8.Dispneu
9.Sputum
dalam
jumlah yang
berlebihan
10. Batuk yang
tidak efektif
11. Gelisah
12. Mata
terbuka
lebar
Faktor yang
berhubungan:
Lingkungan
1. Perokok
pasif
2. Mengisap
asap
3. Merokok
obstruksi
jalan nafas
1. spasme
82
jalan nafas
2. mukos
dalam
jumlah
berlebihan
3. eksudat
dalam jalan
alveoli
4. materi asing
dalam jalan
nafas
5. adanya
jalan nafas
buatan
6. sekresi
bertahan/sis
a sekresi
7. sekresi
dalam
bronki
fisiologis
8. jalan nafas
alergik
9. asma
10. penyakit
paru
obstruktif
kronik
11. hiperplasi
dinding
bronkial
12. infeksi
disfungsi
neuromusk
ular
Tabel 2.5: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Ketidak Efektifan Jalan Napas
83
6) Resiko kekurangan volume cairan b.d perubahan kadar elektrolit
serum, muntah
84
bertebihan masukan oral
melalui
rute 10. Berikan
normal penggantian
(mis, diare) nesogatrik
sesuai output
7. Usia lanjut
11. Dorong
8. Berat keluarga untuk
badan membantu
ekstrem pasien makan
9. Faktor 12. Tawarkan
yang snack (jus
mempenga buah, buah
ruhi segar)
kebutuhan
cairan (mis, 13. Kolaborasi
status dengan dokter
hipermetab
14. Atur
olik)
kemungkinan
10. Kegagalan tranfusi
fungsi
15. Persiapan
regulator
untuk tranfusi
11. Kehilangan
Hypovolemia
cairan
Management
melalul
rute 1. Monitor status
abnormal cairan
(mis, slang termasuk
menetap) intake dan
ourput cairan
12. Agens
farmasutik 2. Pelihara IV
al (mis., line
diuretik)
3. Monitor
tingkat Hb dan
hematokrit
4. Monitor tanda
vital
5. Monitor
respon pasien
terhadap
penambahan
cairan
85
6. Monitor berat
badan
7. Dorong pasien
untuk
menambah
intake oral
8. Pemberian
cairnan IV
monitor
adanya tanda
dan gejala
kelebihan
volume cairan
9. Monitor
adanya tanda
gagal ginjal
86
yang menggigil dengan tepat
ekstrem
1. Usia 6. Gula darah 4. Pantau warna
ekstrem DBN dan suhu kuilt
2. Berat badan
7. Keseimbanga 5. Pantau dan
ekstrem
n asam basa laporkan
3. Penyakit
DBN tanda dan
yang
Bilirubin gejala
mempengar
DBN hipotermi dan
uhi regulasi
hipertemi.
suhu
1. Tidak 6. Tingkatkan
beraktivitas keadekuatan
2. Pakaian masukan
yang tidak cairan dan
sesuai untuk nurtisi
suhu
lingkungan 7. Tempatkan
3. Obat yang bayi baru
menyebabka lahir pada
n ruangan
fasokontriks isolasi atau
i bawah
4. Obat yang pemanas
menyebabka
n 8. Pertahankan
vasodilatasi panas tubuh
1. Sedasi bayi
2. Trauma 9. Gunakan
yang matras panas
mempengar dan
uhi selimuthangat
pengaturan yang
suhum disesuaikan
3. Aktvitas dengan kebut
yang uhan.
berlebihan
10. Berikan
pengobatan
dengan tepat
untuk
mencegah
atau control
menggigil
11. Gunakan
matras sejuk
dan mandi
87
dengan air
hangat untuk
menyesuaikan
dengan suhu
tubuh dengan
tepat
Temperature
regulation
(pengaturan suhu)
1. Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
2. Rencanakan
monitoring
suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD,
nadi, dan RR
4. Monitor warna
dan suhu kulit
5. Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
7. Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh
8. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan
akibat panas
9. Diskusikan
tentang
pentingnya
88
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negative
dan kedinginan
10. Beritahu
tentang
indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
11. Ajarkan
indikasi dan
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
12. Berikan anti
piretik jika
perlu
Temperature
regulation :
Intraoperative
1. Mempertahan
kan suhu
tubuh
interaoperatif
yang
diharapkan
2. Atur
kemungkinan
tranfusi
3. Persiapan
untuk tranfusi
Fluid Monitoring
1. Tentukan
riwayat
jumlah dan
tipe intake
89
cairan dan
eliminasi
2. Tentukan
kemungkinan
faktor resiko
dan ketidak
seimbangan
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
kelainan
renal, gagal
jantung,
diaporesis,
disfungsi hati,
dll)
3. Monitor berat
badan
4. Monitor
serum dan
elektrolit
urine
5. Monitor
serum dan
osmilalitas
urine
6. Monitor BP <
HR, dan RR
7. Monitor
tekanan
darah
orthostatik
dan
perubahan
irama
jantung
8. Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
9. Catat secara
90
akutar intake
dan output
10. Monitor
membrari
mukosa dan
turgor kulit,
serta rasa
haus
11. Catat monitor
warna,
jumlah dan
12. Monitor
adanya
distensi leher,
rinchi, eodem
perifer dan
penambahan
BB
13. Monitor
tanda dan
gejala dan
odema
14. Beri cairan
sesuai
keperluan
15. Kolaborasi
pemberian
obat yang
dapat
meningkatka
n output urin
16. Lakukan
hemodialisis
bila perlu dan
catat respons
pasien
Vital Sign
Monitoring
1. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
91
2. Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk
4. atau berdiri
5. Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
6. Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum,
selama, dan
setelah
aktivitas
7. Monitor
kualitas dari
nadi
8. Monitor
adanya pulsus
paradoksus
9. Monitor
adanya pulsus
alterans
10. Monitor
jumlah dan
irama jantung
11. Monitor bunyi
jantung
12. Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
13. Monitor suara
paru
14. Monitor pola
92
pernapasan
abnormal
15. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
16. Monitor
sianosis perifer
17. Monitor
adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
18. peningkatan
sistolik)
19. Identifikasi
penyebab dan
perubahan
vital sign
Tabel 2.7: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Resiko Ketidak Seimbangan Suhu Tubuh
93
: darah yang perdarahan
terlihat
1. Aneurisme 3. Monitor nilai
3. Tekanan lab (koagulasi)
2. Sirkumsisi darah dalam yang meliputi
batas normal PT, PTT,
3. Defisiensi
sistol dan trombosit
pengetahua
diastole
n 4. Monitor TTV
4. Tidak ada ortostatik
4. Koagulopat
perdarahan
i 5. Pertahankan
pervagina
intravaskul bed rest
er 5. Tidak ada selama
diseminata distensi perdarahan
abdominal aktif
5. Riwayat
jatuh 6. Hemoglobin 6. Kolaborasi
dan dalam
6. Gangguan
hematrokrit pemberian
gastrointest
dalam batas produk darah
inal
normal (platelet atau
7. (mis.,penya fresh frozen
7. Plasma, PT, plasma)
kit ulkus
PTT dalam
lambung,
batas normal 7. Lindungi
polip,
pasien dari
varises)
trauma yang
8. Gangguan dapat
fungsi hati menyebabkan
(mis, perdarahan
sirosis,
8. Hindari
hepatitis)
mengukur
9. Koagulopat suhu lewat
i inheren rectal
(mis,
9. Hindari
trombosito
pemberian
penia)
aspirin dan
10. Komplikasi anticoagulant
pascapartu
10. Anjurkan
m (mis,
pasien untuk
atoni uteri,
meningkatkan
retensi
intake
plasenta)
makanan yang
11. Komplikasi banyak
terkait mengandung
kehamilan vitamin K
94
(mis, 11. Hindari
plasenta terjadinya
previa, konstipasi
kehamilan dengan
mola, menganjurkan
solusio untuk
plasenta) mempertahank
an intake
12. Trauma cairan yang
adekuat dan
13. Efek
pelembut feses
samping
terkait
terapi (mis,
pembedaha Bleeding reduction
n,
pemberian 1. Identifikasi
obat, penyebab
pemberian perdarahan
produk
2. Monitor trend
darah
tekanan darah
defisiensi
dan parameter
trombosit,
hemodinamik
kemoterapi
(CVP,pulmona
)
ry capillary /
artery wedge
pressure
3. Monitor status
cairan yang
meliputi intake
dan output
4. Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke
jaringan
(PaO2, SaO2
dan level Hb
dan cardiac
output)
5. Pertahankan
patensi IV line
Bleeding
reduction:
wound/luka
95
1. Lakukan
manual
pressure
(tekanan) pada
area
perdarahan
2. Gunakan ice
pack pada area
perdarahan
3. Lakukan
pressure
dressing
(perban yang
menekan) pada
area luka
4. Tinggikan
ekstremitas
yarg
perdarahan
5. Monitor
ukuran dan
karakteristik
hematoma
6. Monitor nadi
distal dari area
yang luka atau
perdarahan
7. Instruksikan
pasien untuk
menekan area
luka pada saat
bersin atau
batuk
8. Instruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
Bleeding reduction
: gastrointestinal
1. Observasi
adanya darah
dalam sekresi
96
cairan tubuh:
emesis, feces,
urine, residu
lambung, dan
drainase luka
2. Monitor
complete blood
count dan
leukosit
3. Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi :
lactulose atau
vasopressin
4. Lakukan
pemasangan
NGT untuk
memonitor
sekresi dan
perdarahan
lambung
5. Lakukan bilas
lambung
dengan NaCI
dingin
6. Dokumentasik
an warna,
jumlah dan
karakteristik
feses
7. Hindari pH
lambung yang
ekstrem
dengan
kolaborasi
pemberian
antacids atau
histamine
blocking agent
8. Kurangi faktor
stress
97
9. Pertahankan
jalan nafas
10. Hindari
penggunaan
anticoagulant
11. Monitor status
nutrisi pasien
12. Berikan cairan
Intravena
13. Hindari
penggunaan
aspirin dan
ibuprofen
Tabel 2.8: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Resiko Pendarahan
98
tin parsial diastole 3. Instruksikan
abnormal dalam keluarga untuk
rentang yang mengobservasi
2. Massa diharapkan kulit jika ada
protrombin Isi atau
abnormal 3. Tidak ada laserasi
ortostatik
3. Sekmen hipertensi 4. Gunakan
ventrikel sarun tangan
kiri 4. Tidak ada untuk proteksi
akinetik tanda-tanda
peningkatan 5. Batasi gerakan
4. Aterokleros tekanan pada kepala,
is aerotik intrakranial leher dan
(tidak lebih punggung
5. Diseksi
dari 15
arteri 6. Monitor
mmHg)
kemampuan
6. Fibrilasi
5. Mendemonst BAB
atrium
rasikan
kemampuan 7. Kolaborasi
7. Miksoma
kognitif yang pemberian
atrium
ditandai analgetik
8. Tumor dengan:
8. Monitor
otak
6. Berkomunik adanya
9. Stenosis asi dengan tromboplebitis
karotid jelas dan
9. Diskusikan
sesuai
10. Aneurisme menganai
dengan
serebri penyebab
kemampuan
perubahan
11. Koagulopat 7. Menunjukka sensasi
i (mis, n perhatian,
anemia sel konsentrasi
sabit) dan orientasi
12. Kardiomio 8. Memproses
pati dilatasi informasi
13. Koagulasi 9. Membuat
intravaskul keputusan
ar dengan
diseminata benar
14. Embolisme 10. Menunjukka
15. Trauma n fungsi
kepala sensori
motori
16. Hierkoleste cranial yang
99
rolemia utuh :
tingkat
17. Hipertensi kesadaran
membaik,
18. Endokardit
tidak ada
is infeksi
gerakan
19. Katup gerakan
prostetik involunter
mekanis
20. Stenosis
mitral
21. Neoplasma
otak
22. Baru
terjadi
infak
miokardiu
m
23. Sindrom
sick sinus
24. Penyalahgu
naan zat
25. Terapi
trombolitik
26. Efek
samping
terkait
terapi
(bypass
kardiopulm
unal, obat)
Tabel 2.9: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak
100
Definisi: 1. immune status Kontrol infeksi
mengalami 2. knowladge:
peningkatan infection 1. monitor tanda
risiko control dan gejala
terserang 3. risk control infeksi
organisme Kriteria hasil: 2. bersihkan
patogenik lingkungan
1. klien bebas setelah dipakai
Faktor yang dari tanda pasien
berhubungan: dan gejala 3. pertahankan
infeksi teknik isolasi
penyakit 2. mendiskripsi 4. batasi
kronis kan pengunjung bla
penularan perlu
1. DM
penyakit, 5. instruksikan
2. obesitas
faktor yang pengunjung
pengetahuan
mempengaru untuk mencuci
yang tidak
hi penularan tangan
cukup untuk
serta 6. cuci tangan
menghindari
penatalaksan setiap seblemu
pemajanan
aannya dan sesuda
patogen
3. menunjukka melakukan
pertahanan
n tindakan
tubuh primer
kemampuan keperawatan
yang tidak
untuk 7. gunakan APD
adekuat
mencegah 8. tingkatkan
3. gangguan timbulnya
peristalsis infeksi
4. kerusakan 4. jumlah
integritas leukosit
kulit dalam batas
(pemasan normalmenu
gan IV, njukkan
prosedur perilaku
invasif) hidup sehat
5. perubaha
n sekresi
PH
6. penuruna
n kerja
siliaris
7. pecah
ketuban
dini dan
lama
8. merokok
9. stasis
cairan
101
tubuh
10. trauma
jaringan
(mis,
trauma
11. destruksi
jaringan)
12. ketidakad
ekuatan
pertahana
n
sekunder
13. penuruna
n Hb
14. imunosup
resi
15. supresi
respon
inflamas
16. vaksinasi
yang tdk
ade kuat
17. pemajana
n
terhadap
patogen
lingkunga
n
meningka
t (wabah
18. prosedur
invasif
malnutrisi
Tabel 2.10: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
resiko infekasi
102
kondisi memodifikasi 2. identifikasi
lingkungan gaya hidup kebutuhan
yang untuk keamanan,
berinteraksi mencegah sesuai kondisi
dengan cidera fisik
sumber 3. menggunakan
adaptif dan fasilitas 3. menghindarkan
sumber kesehatan yang lingkungan
defensif ada yang berbahaya
individu 4. mampu
4. memasang side
mengenali
Faktor risiko: rail tempat
perubahan
tidur
status kesehatan
eksternal
5. menyediakan
1. biologis tempat tidur
(mis, yang nyaman
tingkat dan bersih
imunisasi,
komunitas, 6. membatasi
mikroorga pengunjung
nisme)
7. menganjurkan
2. zat kimia
keluarga untuk
(mis,
menemani
racun,
pasien
polutan,
obat, 8. memindahkan
alkohol, barang-barang
kosmetik, yang dapat
pengawet, membahayakan
pewarnaa
3. manusia
(agen,
nosokomia
l)
4. cara
pemindaha
n
5. nurisi
6. interna
7. profil
darah
yang
abnormal
8. disfungsi
biokimia
9. usia
perkemba
ngan
103
10. disfungsi
efektordisf
ungsi
imun-
autoimun
11. disfungsi
integratif
12. malnutrisi
13. fisikpsikol
ogis
14. disfungsi
sensori
15. hipoksia
jaringan
Tabel 2.11: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Resiko Cedera
12) Ansietas
No Tujuan / Intervensi
Diagnosa
kriteria hasil NIC
keperawatan
NOC
1 Ansietas NOC NIC
104
yang mengungka 4. Pahami
memperingatkan pkan dan prespektif
individu akan menunjukka pasien terhadap
adanya bahaya n tehnik situasi stres
dan kemampuan untuk
individu untuk mengontol 5. Temani pasien
bertindak cemas. untuk
memberikan
menghadapi
ancaman. 3. Vital sign keamanan dan
dalam batas mengurangi
Batasan normal. takut
Karakteristik
4. Postur 6. Dorong
Perilaku : tubuh, keluarga untuk
ekspresi menemani anak
1. Penurunan wajah,
produktivitas bahasa 7. Lakukan back /
2. Gerakan yang tubuh dan neck rub
ireleven tingkat 8. Dengarkan
3. Gelisah aktivfitas
4. Melihat dengan penuh
menunjukka perhatian
sepintas n
5. Insomnia berkurangny 9. Identifikasi
6. Kontak mata a tingkat
yang buruk kecemasan
kecemasan.
7. Mengekspresi
kan 10. Bantu pasien
kekawatiran mengenal
karena situasi yang
perubahan menimbulkan
dalam kecemasan
peristiwa
11. Dorong pasien
hidup
untuk
8. Agitasi
mengungkapka
9. Mengintai
n perasaan,
10. Tampak
ketakutan,
waspada
persepsi
Affektif :
12. Instruksikan
1. Gelisah,
pasien
Distres
menggunakan
2. Kesedihan teknik relaksasi
yang
105
mendalam 13. Berikan obat
untuk
3. Ketakutan mengurangi
4. Perasaan tidak kecemasan
adekuat
5. Berfokus pada
diri sendiri
6. Peningkatan
kewaspadaan
7. Iritabihtas
8. Gugup senang
beniebihan
9. Rasa nyeri
yang
meningkatkan
ketidakberday
aan
10. Peningkatan
rasa ketidak
berdayaan
yang persisten
11. Bingung,
Menyesal
12. Ragu/tidak
percaya diri
13. Khawatir
Fisiologis :
1. Wajah tegang,
Tremor
tangan
2. Peningkatan
keringat
3. Peningkatan
106
ketegangan
4. Gemetar,
Tremor
5. Suara bergetar
Simpatik :
1. Anoreksia
2. Eksitasi
kardiovaskula
r
3. Diare, Mulut
kering
4. Wajah merah
5. Jantung
berdebar-
debar
6. Peningkatan
tekanan darah
7. Peningkatan
denyut nadi
8. Peningkatan
reflek
9. Peningkatan
frekwensi
pernapasan
11. Kesulitan
bernapas
12. Vasokontriksi
superfisial
13. Lemah,
Kedutan pada
107
otot
14. Menyadari
gejala
fisiologis
15. Bloking
fikiran,
Konfusi
16. Penurunan
lapang
persepsi
17. KesuIitan
berkonsentrasi
18. Penurunan
kemampuan
belajar
19. Penurunan
kemampuan
untuk
memecahkan
masalah
20. Ketakutan
terhadap
konsekwensi
yang tidak
spesifik
21. Lupa,
Gangguan
perhatian
22. Khawatir,
Melamun
23. Cenderun
24. menyalahkan
orang lain.
Faktor Yang
108
Berhubungan :
1. Perubahan
dalam (status
ekonomi,
lingkungan,st
atus
kesehatan,
pola interaksi,
fungsi peran,
status peran)
2. Pemajanan
toksin
3. Terkait
keluarga
4. Herediter
5. Infeksi/konta
minan
interpersonal
Tabel 2.12: Intervensi Keperawatan NIC dan Kriteria Hasil NOC Diagnosa
Aansietas
e. Implementasi
f. Evaluasi
109
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
110
dengan Masalah Keperawatan Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial di
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien Cedera Kepala dengan masalah
C. Fokus Studi
1. Kriteria inklusi ;
2) Bradicardi
3) Papil edema
4) Muntah proyektil
5) Nyeri kepala
2. Kriteria eksklusi ;
111
1. Cedera Kepala
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu trauma yang terjadi
pada bagian kepala, kulit kepala, tulang tengkorak kepala dan otak akibat
E. Instrumen Penelitian
digunakan tekhnik:
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
3. Observasi
4. Studi Dokumentasi
112
Mengumpulkan data melalui dokumen atau catatan tentang hasil
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
Bulan (2018)
No Jenis kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
2. Penyusunan
proposal
3. Ujian proposal
4. Pengumpulan
data dan
supervisi
5. Analisis dan
penyusunan
KTI
113
H. Analisis Data & Penyajian Data
1. Analisa Data
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
2. Penyajian Data
I. Etika Penelitian
responden.
atau lembar observasi dan hanya diberikan kode atau nomor responden.
114
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)
115
BAB IV
A. Hasil
Selatan di jl. Letjen. Pol. Mappaoudang No. 63. Makassar 90223. Telepon:
ini sudah menjadi badan pelayanan umum (BLU), dan tetap memberikan
spesialis. Letak rumah sakit ini disebelah barat berbatasan dengan jalan
jalan mallombassang.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Identitas
116
Nama : Ny. R
Usia : 61 Tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : Dosen
No. RM :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
Nama : Ny. F
Pekerjaan : IRT
Alamat : Minasaupa
b) Keluhan Utama
68
c) Riwayat Kesehatan
sebelum nya
Genogram 3 generasi
GI
GII
GIII
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Pasien
69
------- : Garis Serumah
X : Meninggal
meninggal
kerumahnya.
saat ini.
70
(c) Ritual yang biasa dijalankan pasien
d) Pemeriksaan fisik
dengan pelan
Nadi : 80
Suhu : 36
Pernapasan : 22 x/menit
(a) Hidung
penciumnan baik
71
(b) Leher
(c) Dada
bantu pernapasan.
(c) Telinga : daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada
1. Nerfus I (olfaktorius)
72
Pasien mampu membedakan bau denga baik (antara
2. Nervus II (optikus)
4. Nervus V (trigeminus)
mata baik.
7. Nervus XI (Axesesorius)
73
(d) Fungsi sesnsorik
(f) Refleks
(d) Kaki : tidak ada edema pada kaki, dan gerakan kaki
normal
dengan baik.
bersih
74
(10) Sistem reproduksi
(a) Sklera :
(b) Gaster :
(c) Abdomen :
(d) Anus :
e) Aktivitas sehari-hari
75
1. Jenis cairan Air putih + teh Air putih+cairan
RL
2. Jumlah ± 2500 cc / hari ± 2500 cc / hari
3. Cara Oral Oral + Infus
pemenuhan
3 Personal
hygiene
1. Mandi Mandiri Badan di lap
Cara mandi menggunakan
tissu basah
2. Sikat gigi Mandiri Dibanatu
keluarga
3. Kuku Tidak menentu Tidak pernah
Frekuensi jika sudah
memotong panjang baru di
kuku potong
4 Eliminasi
BAB
1. Frekuensi 1x/ hari 1 x/ hari
2. konsistensi Lembek Lembek
3. Tempat WC Pispo
pembuangan
BAK
1. Frekuensi ± 3-4 x/ hari ± 3-4 x/ hari
2. Warna, bau Kuning Kuning
3. Tempat WC Pispot
pembuangan
5 Istirahat dan
tidur
1. Jam tidur 13.00 – 15.00 Tidak menentu
siang
76
2. Jam tidur 21.00 - 05.00 22.00-05.30
malam
3. Kebiasaan Nonton bersama Tidak ada
sebelum tidur keluarga
6 Pola Aktivitas
1. Olahraga Jalan pagi Tidak pernah
2. Kegiatan Nonton TV Istirahat
luang
Tabel 4.1 aktivitas sehari-hari
f) Therapy / obat-obatan
(1) Tanggal :
(2) Tanggal :
77
(3) Tanggal :
g) Pemeriksaan Laboratorium
1 4,00- 10,00
WBC 18,83 10 ^3/µL
2
HBG 12,1 -
3 37,0 – 48,0
HCT 37,1 %
4 150 – 400
PLT 175 10 ^3/µL
2) Klasifikasi Data
78
capitis
Q : Nyut-nyut
R : kepala
S : sedang
T : Terus-menerus
5. Tanda tanda vital
Tekanan Darh : 120 / 80
Nadi : 70
Suhu : 36 °C
P : 20 / menit
6. Periobrital hematom
3) Analisa Data
DO : Hematom
1. Tampak
benjol di Perubahan sirculasi
CCS
bagian atas
kepala / P.TIK
hematom di
Mual muntah, nyeri
bagian fronto
kepala
occipital
79
2. CT-Scan Penurunan kapasitas
3. GCS 15 adaptif intrakranial
2 DS : Trauma kepala
1. Pasien
mengatakan
Ekstra kranial
nyeri
DO :
1. Pasien Jaringan kontiunitas
tampak jaringan kulit otot
vaskuler
meringis
P : Trauma
kepala / Nyeri akut
trauma
capitis
Q : Nyut-nyut
R : kepala
S : sedang (4)
T : terus menerus
2. TTV
TD : 120 /
80
S : 36 °C
N : 70 /
menit
P : 20 x /
menit
3 DS : Trauma Capitis Defisit
perawatan diri :
Pasien Ekstrakranial Eliminasi
mengatakan
BAK dan BAB Jaringan kontiunitas
di bantu oleh jaringan kulit, otot
keluarga dan vaskuler
80
menggunakan
pispot Perubahan sirkulasi
CSS
DO :
Pasien tampak Peningkatan TIK
di bantu oleh
keluarga pada
saat ingin BAK Mual muntah, papil
dan BAB odema, pandangan
kabur, penurunan
fungsi pendengaran,
nyeri kepala
b. Diagnosa keperawatan
81
82
c. Intervensi
83
P : 20 x/menit 3) memproses informasi
5. GCS 15 4) membuka keputusan dengan benar
84
3 DS : NOC 1) Instruksikan keluarga untuk
1. Pasien mengatakan a. Activiti tolerance menjaga privasi saat membantu
BAK dan BAB di b. Mobility : physical impaired pasien BAB dan BAK
bantu oleh keluarga c. Fatique level 2) Instruksikan keluarga untuk
menggunakan pispot d. Anxiety Self Control memfasilitasi kebersihan toiet
DO : e. Ambulation setelah membuang kotoran atau
1. Pasien tampak di bantu f. Self Care Deficit toileting urine
oleh keluarga pada saat g. Self Care Deficit Hygiene 3) Instruksikan keluarga
BAK dan BAB h. Urinari Incontinence Fungcitional membersihkan alat bantu BAK dan
Kriteria Hasil BAB (pispot) setelah di gunakan
a. Pengetahuan perawatan ostomy : tingkat 4) Instruksikan keluarga untuk
pemeliharaan yang ditunjukkan tentang mengganti pakaian pasien jika
pemeliharaan ostomy untuk eliminasi sudah kotor atau terkontamina si
b. Perawatan diri ostomy : tindakan pribadi setelah BAK atau BAB
untuk mempertahankan ostomy untuk
eliminasi
c. Perawatan diri aktivitas kegiatan sehari-
hari (ADL) mampu untuk melakukan
aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara
mandiri
d. Perawatan diri hygienene : mampu untuk
melakukan BAK / BAB dengan mandiri
85
d. Implementasi keperawatan
86
tingkat kesadaran ) N : 75 x/ Menit S : 36,3 °C
Hasil : P : 21 x/ Menit N : 80 x/ Menit
Compos mentis (15) P : 20 x/ Menit
4. Mengobservasi muntah 3. Mengobservasi GCS ( 3. Mengobservasi GCS (
proyektil tingkat kesadaran ) tingkat kesadaran )
Hasil : Hasil : Hasil :
Tidak ada muntah proyektil Compos mentis (15) Compos mentis (15)
5. Mengobservasi adanya 4. Mengobservasi muntah
lateralisasi 4. Mengobservasi muntah proyektil
Hasil : proyektil Hasil :
Tidak ada tanda laterelisasi Tidak ada muntah
Hasil :
6. Melakukan proyektil
Tidak ada muntah
Penatalaksanaan pemberian 5. Mengobservasi adanya
proyektil
obat lateralisasi
5. Mengobservasi adanya
Hasil : Hasil :
lateralisasi
a. Citocoline via (IV) / 12 Tidak ada tanda
Hasil :
jam laterelisasi
Tidak ada tanda laterelisasi
b. Trombophop GEL 6. Melakukan
6. Melakukan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pemberian
pemberian obat
obat
Hasil :
Hasil :
a. Citocoline via (IV) /
a. Citocoline via (IV) / 12
12 jam
jam
87
b. Trombophop GEL b. Trombophop GEL
88
Farmakologi Farmakologi untuk penanganan nyeri
4. Meningkatkan istirahat 4. Meningkatkan istirahat Non Farmakologi
Hasil : Hasil : 4. Meningkatkan istirahat
pasien diberi waktu istirahat pasien diberi waktu istirahat Hasil :
yang optimal dengan baring yang optimal dengan baring pasien diberi waktu
dan memberi ruang waktu dan memberi ruang waktu istirahat yang optimal
kepada pasien untuk tidak kepada pasien untuk tidak dengan baring dan
terlalu di ganggu dengan terlalu di ganggu dengan memberi ruang waktu
interaksi / komunikasi interaksi / komunikasi kepada pasien untuk tidak
5. Pemberian obat / terapi 5. Pemberian obat / terapi terlalu di ganggu dengan
farmakologi farmakologi interaksi / komunikasi
Hasil : Hasil : 5. Pemberian obat / terapi
a. BETAHISTINE a. BETAHISTINE farmakologi
MESYLATE 6 mg / 8 MESYLATE 6 mg / 8 Hasil :
jam jam a. BETAHISTINE
b. DIMENHYDRINATE b. DIMENHYDRINATE MESYLATE 6 mg / 8
50 mg / 12 jam 50 mg / 12 jam jam\
b. DIMENHYDRINATE
50 mg / 12 jam
89
keluarga mengerti dan Hasil : Hasil :
menjaga privasi pasien keluarga mengerti dan keluarga mengerti dan
dengan menginstruksikan menjaga privasi pasien menjaga privasi pasien
kepada keluarga supaya dengan menginstruksikan dengan menginstruksikan
bisa keluar kamar dan kepada keluarga supaya kepada keluarga supaya
menutup pintu bisa keluar kamar dan bisa keluar kamar dan
2. menginstruksikan keluarga menutup pintu menutup pintu
untuk memfasilitasi 2. menginstruksikan keluarga 2. menginstruksikan
kebersihan toiet setelah untuk memfasilitasi keluarga untuk
membuang kotoran atau kebersihan toiet setelah memfasilitasi kebersihan
urine \ membuang kotoran atau toiet setelah membuang
Hasil : urine \ kotoran atau urine \
Keluarga selalu menjaga Hasil : Hasil :
kebersihan toilet Keluarga selalu menjaga Keluarga selalu menjaga
3. Instruksikan keluarga kebersihan toilet kebersihan toilet
membersihkan alat bantu 3. Instruksikan keluarga 3. Instruksikan keluarga
BAK dan BAB (pispot) membersihkan alat bantu membersihkan alat bantu
setelah di gunakan BAK dan BAB (pispot) BAK dan BAB (pispot)
Hasil : setelah di gunakan setelah di gunakan
Keluarga pasien selalu Hasil : Hasil :
membersihkan pispot Keluarga pasien selalu Keluarga pasien selalu
setelah di gunakan pasien membersihkan pispot membersihkan pispot
4. Instruksikan keluarga untuk setelah di gunakan pasien setelah di gunakan pasien
mengganti pakaian pasien 4. Instruksikan keluarga untuk 4. Instruksikan keluarga
jika sudah kotor atau mengganti pakaian pasien untuk mengganti pakaian
90
terkontamina si setelah jika sudah kotor atau pasien jika sudah kotor
BAK atau BAB terkontamina si setelah atau terkontamina si
Hasil : BAK atau BAB setelah BAK atau BAB
Keluarga mengerti dan Hasil : Hasil :
selalu memperhatikan Keluarga mengerti dan Keluarga mengerti dan
kebersihan pasien selalu memperhatikan selalu memperhatikan
kebersihan pasien kebersihan pasien
e. Evaluasi keperawatan
Hari I (selasa 03 mei 2018) Hari I (rabu 04 mei 2018) Hari I (kamis 03 mei 2018)
No DX Jam
Evaluasi Evaluasi Evaluasi
91
lemah lemah hampir tidak bengkak lagi
dan pasien sudah bisa duduk
A:Masalah belum teratasi A:Masalah belum teratasi
A:Masalah teratasi
P :Lanjutkan intervensi: P :Lanjutkan intervensi:
P : hentikan intervensi:
1. Pantau peningkatan 1. Pantau peningkatan
tekanan intrakranial tekanan intrakranial
2. Observasi TTV Tekanan 2. Observasi TTV Tekanan
darah meningkat dan darah meningkat dan Nadi
Nadi menurun menurun
3. Observasi GCS ( tingkat 3. Observasi GCS ( tingkat
kesadaran ) kesadaran )
4. Observasi muntah 4. Observasi muntah
proyektil proyektil
O: pasien nampak meringis O: pasien nampak meringis O: pasien nampak tidak meringis
dengan skala nyeri sedang dengan skala nyeri ringan (3) lagi dengan skala nyeri ringan
92
(4) A:Masalah belum teratasi (1)
3 III S : Pasien mengatakan tidak S : Pasien mengatakan masih S : Pasien mengatakan sudah
bisa bangun dari tempat belum bisa bangun dari bisa bangun namun masih di
tidur dan BAB dan BAK di tempat tidur dan BAB dan bantu keluarga BAB dan
bantu keluarga BAK di bantu keluarga BAK
O: pasien nampak di bantu O: pasien nampak BAK dan O: pasien nampak sudah bisa
keluarga BAK dan BAB BAB di bantu keluarga bngun tapi BAK dan BAB
93
menggunakan pispot menggunakan pispot masih di bantu menggunakan
pispot
A:Masalah belum teratasi A:Masalah belum teratasi
A:Masalah teratasi
P :Lanjutkan intervensi: P :Lanjutkan intervensi:
P :hentikan intervensi:
1. Instruksikan keluarga 1. Instruksikan keluarga
untuk menjaga privasi untuk menjaga privasi
saat membantu pasien saat membantu pasien
BAB dan BAK BAB dan BAK
2. Instruksikan keluarga 2. Instruksikan keluarga
untuk memfasilitasi untuk memfasilitasi
kebersihan toiet setelah kebersihan toiet setelah
membuang kotoran atau membuang kotoran atau
urine urine
3. Instruksikan keluarga 3. Instruksikan keluarga
membersihkan alat membersihkan alat bantu
bantu BAK dan BAB BAK dan BAB (pispot)
(pispot) setelah di setelah di gunakan
gunakan 4. Instruksikan keluarga
4. Instruksikan keluarga untuk mengganti pakaian
untuk mengganti pasien jika sudah kotor
pakaian pasien jika atau terkontamina si
sudah kotor atau setelah BAK atau BAB
terkontamina si setelah
94
BAK atau BAB
95
B. Pembahasan
1. Pengkajian
status neurologis seperti tanda vital, ukuran, bentuk dan reaksi pupil
gag
penelitian yaitu :
a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi tidak terdapat dalam
pispot, penulis menilai data ini muncul karna pasien tidak bisa bangun
i
b. Data yang tidak di temukan dalam studi kasus tapi di temukan dalam
2. Diagnosa keperawatan
ii
intrakranial berhubungan dengan Hematom, Nyeri akut berhubungan
a. Diagnosa yang ditemukan dalam studi kasus tapi tidak terdapat dalam
b. Diagnosa yang tidak di temukan dalam studi kasus tetapi terapat dalam
iii
4) Resiko kekurangan volume cairan b.d perubahan kadar elektrolit
iv
10) Ansietas, penulis menilai diagnosa ini di tegakkan di kasus karna
3. Perencanaan
atau urine, instruksikan keluarga membersihkan alat bantu BAK dan BAB
pakaian pasien jika sudah kotor atau terkontamina si setelah BAK atau
BAB
v
Penulis dalam menetapkan suatu intervensi keperwatan harus
4. Implementasi keperawatan
pemberian obat.
vi
Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik adapun intervensi
keluarga untuk menjaga privasi saat membantu pasien BAB dan BAK,
vii
keluarga untuk menjaga privasi saat membantu pasien BAB dan BAK,
keluarga untuk menjaga privasi saat membantu pasien BAB dan BAK,
5. Evaluasi keperawatan
Hematom. Diagnosa ini sudah teratasi karna pada bagian kepala yang
teratasi karna pasien sudah tidak meringis dan skala nyeri sudah
pasien sudah bisa bangun dan besok sudah bisa pulang kerumah
viii
Dengan demikian dalam evaluasi keperawatan diagnosa yang
ix
BAB V
A. Kesimpulan
Data yang tidak dapat ditemukan dalam praktek tetapi terdapat dalam konsep
yang ditemukan pada praktek dan tidak ada pada konsep teori adalah
menggunakan pispot.
nafas, ditandai, dengan depsnea, ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d
seimbangan suhu tubuh Resiko pendarahan b.d trauma, riwayat jatuh, resiko
untuk perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral, resiko infeksi, resiko
x
cidera berhubunngan dengan penurunman tingkat kesadaran, gelisah, agitasi,
berpedoman pada rencana intervensi keperawatan yang ada dalam konsep teori.
keperawatan yang ada pada konsep teori. Adapun faktor pendukung dalam
baik dari keluarga pasien, dan dukungan perawat dan pembimbing dalam
Intrakranial, Nyeri akut berhubungan denngan cedera fisik, Defisit perwatan diri
:Eliminasi
B. Saran
mengalami Trauma Capitis. dan apabila mendiagnosa hasil pengkajian agar bisa
betul betul berpodaman pada data yang didapatkan dan memberikan lebih cepat
xi
pelayanan karena diketahui penyakit Trauma Capitis ini sangatlah berbahaya
Makassar
xii
DAFTAR PUSTAKA
Barara & jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesiona. Jakarta: Pustaka Raya
Krisanty Dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat: Jakarta CV Trans Info
Media.
Mubarak. 2015. Standar Asuhan Keperawatan Dan Posedur Tetap dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba medika
Zamzami dkk. 2013. Angka Kejadian dan Outcome Cedera Otak di RS. Hasan
Sadikin, Bandung : Jurnal Neuroanestesia Indonesia. Vol. 2. No. 2
Winkinson & Ahern. 2014. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta:
EGC
xiii
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Pengkajian
Nama :
MR :
Masuk ke RS :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
2. Penaggung jawab
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
B. Keluhan Utama
2. Faktor pencetus
3. Lamanya keluhan
4. Timbulnya keluhan
xiv
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
7. Diagnosa medik
a. .................................................................................... Tanggal
b. .................................................................................... Tanggal
c. .................................................................................... Tanggal
C. Riwayat Kesehatan
Genogram 3 generasi
D. Riwayat Psikososial
2. Pola kognitif :
3. Pola koping :
4. Pola interaksi :
E. Riwayat Spritual
F. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda distrus:
xv
c. Ekspresi wajah..................................... Bicara..........................................
Mood..........................................
Gaya berjalan
2. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah........................................
3. Sistem pernafasan
(meninggi/tidak)
5. Sistem pencernaan
xvi
a. Sklera (ikterus/tidak)........................ bibir (lembab, kering, pecah-
peristaltik................................
................ faces.......................
6. Sistem indra
a. Mata
- Lapang-Pandang........................................................
b. Hidung
trauma mimisan
c. Telinga
membran tympani.......................
7. Sistem syaraf
a. Fungsi celebral
xvii
- Status mental orientasi............................ daya ingat.........................
b. Fungsi cranial
Nervus I : ..................................
Nervus IX : ..............................
kekuatan otot
kekuatan otot...................
posisi................................ diskriminasi................................
f. Refleks :
g. Iritasi meningan :
xviii
a. Kepala : bentuk kepala................................... gerakan..............................
9. Sistem integumen
patah.......................... kebersihan
a. Kelenjar thypoid............................
xix
d. Penyakit hubungan seksual
a. Wanita
b. Laki-laki
ulticaria................... lain-lain.............................
G. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
2. Cairan
xx
b. Frekuensi minuman............................
4. Olahraga
xxi