Anda di halaman 1dari 94

Anugrah Putra Dewa Blog’s

Mioma Uteri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. “ K ” DENGAN


GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : MYOMA UTERI DI RUANG
KETILANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT
BHAYANGKARAMAPPA OUDANG MAKASSAR
TGL 02- 04 AGUSTUS 2010

OLEH :

DEWA ANUGRAH
NIM : 07.01.061

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG


MAKASSAR
2010
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. “ K ” DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : MYOMA UTERI DI RUANG
KETILANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAPPA OUDANG
MAKASSAR TGL 02- 04 AGUSTUS 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH :

DEWA ANUGRAH
NIM : 07.01.061
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini Berjudul: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


TN. “R” DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : MIOMA UTERI DI
RUANG KETILANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAPPA OUDANG MAKASSAR TANGGAL 09 - 11 AGUSTUS 2010.

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan. Di depan penguji


Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
Pada Hari Kamis, 19 Agustus 2010

Pembimbing

SYAHARUDDIN, SKM, S.Kep, Ns


NIDN : 0904047301

Diketahui OlehDirektur
Akademi keperawatan Mappa Oudang
Makassar

dr. Hj. A. NURHAYATI, DFM, M. Kes


AKBP NRP. 59030832
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ” ASUHAN KEPERAWATAN


PADA KLIEN TN. “R” DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI :
MIOMA UTERI DI RUANG KETILANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAPPA OUDANG MAKASSAR”. Telah diuji dan
dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada hari kamis 19 Agustus 2010 di Akper
Mappa Oudang Makassar.

Tim Penguji

1. Syaharuddin, SKM, S.Kep Ns ( )

2. Hamzah Tasa, S.Kep Ns, M.Kes ( )

3. Hj. Aminah, S. Kep Ns ( )

Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Mappa Oudang
Makassar

dr. Hj. A. NURHAYATI, DFM,


M.Kes AKBP NRP. 59030832
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : DEWA ANUGRAH

Tempat/Tgl lahir : WATANSOPPENG, 27 Januari 1989

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : ISLAM

Alamat : Jl. Baji Gau No. 182 Makassar 90223

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan formal

1. Pada Tahun 1994-1995 TK Perwanida

2. Pada Tahun 1995-2001 SD Negeri 166 Laburawung

3. Pada Tahun 2001-2004 SLTP Negeri 2 Watansoppeng

4. Pada Tahun 2004-2007 SMA Negeri 1 Watansoppeng

5. Pada Tahun 2007-2010 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang

Maha Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi

langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali.

Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabiullah Muhammad

SAW, yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang

benderang.

Tak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah

dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul ” ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. “R”

DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : MIOMA UTERI DI

RUANG KETILANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAPPA OUDANG MAKASSAR”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi hambatan,

tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

1. Bapak dewan pembina AKPER Mappa Oudang Makassar, yang telah

menyediakan sarana dan prasarana selama pendidikan di Akper Mappa

Oudang Makassar.

2. Ibu dr. Hj. A. Nurhayati, DFM, M. Kes selaku Direktur AKPER Mappa

Oudang Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan dan ajaran

seperti anaknya sendiri kepada penulis selama mengkuti pendidikan di Akper

Mappa Oudang Makassar.

3. Kepala RS. Bhayangkara Makassar beserta staf yang telah memberikan

izin, membantu menyediakan sarana dan prasarana, meluangkan waktu untuk

memperoleh data serta memberikan bimbingan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

4. Bapak Syaharuddin, SKM, S. Kep, Ns selaku pembimbing dan penguji I

yang begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat dan

dengan penuh kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Hamzah Tasa, S. Kep Ns, M. Kes sebagai penguji II yang begitu

banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Ibu Hj. Aminah, S.Kep, Ns sebagai penguji III yang telah memberikan

bimbingan dan masukan dalam penyususnan karya tulis ilmiah ini.

7. Bapak & Ibu Dosen beserta Staf Pengajar Akademi Keperawatan Mappa

Oudang Makassar yang telah memberikan kuliah dan bimbigan kepada


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

penulis selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Mappa

oudang Makassar.

8. Special buat ayahanda Ramli Mahmud dan ibunda tercinta Nuhera Sinar

dan saudara- saudaraku tersayang Dedy Saputra, Dewi Purnama dan Dela

Safitri, serta semua keluarga yang tidak sempat dituliskan namanya dalam

lembaran ini terimakasih banyak telah memberikan do’a, support, kasih

sayang serta dukungan moril yang tak terhitung nilainya sehingga penulis

dapat menyelesaikan studinya.

9. Special buat sahabat-sahabatku, Agus junaedi dahlan (Ajudan), Muhaimin

(india), Muh. Yusuf(Sufu), Arfiansyah (Ettu), Sumardi (Suma), Masdar

(Mas), Agusman (Sagu), Jumain (Jumbo), Ansar (Anshay), syamsuddin

(same), Fadil (fade), Faharuddin (Aco), Sofyan (Sofy), A. Ibrahim

(Ibeleng), Hasanuddin (Kacang), longa (Ahmad Khair), dan semua teman-

teman yang tidak sempat penulis tuliskan dalam lembaran ini yang sudah mau

berbagi suka dan duka bersama penulis, juga memberikan support, dan

semangat kepada penulis selama bersama-sama dalam mengikuti pendidikan.

10. Tak lupa juga saya menghanturkan banyak terima kasih kepada Pak dardin,

Pak Herman, Bu Asni, Kak Ridho, Kak Indri, Kak Sahar, Kak Ahmad,

Kak Hikma, Kak Halim, Astaga hampir lupa juga ma Mba Sri dan Mba

Erna yang senantiasa merelakan barang jualannya untuk saya habiskan

sebelum dibayar (utang), begitupun dengan bapak Madjid sekeluarga yang

senantiasa memberikan dispensasi dengan penunggakan uang kos dan listrik


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

dan suguhan buka puasa yang hampir setiap hari menyelematkan perut

keronconganku bersama teman-teman.

11. Teman-teman kelompok bedah Jumain, Masdar, Fadil, Nona, Nurmi,

Mustaina, Sry, Erni, Terimah kasih atas kerja samanya dan kekompakannya

selama ujian akhir program.

12. Rekan-rekan aktivis BEM periode I yang telah membantu penulis dalam

mencapai kedewasaan dalam berfikir.

13. Para adinda ku di AKPER MAPPA OUDANG dan SMK PRATIDINA

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimah kasih banyak atas

kerjasamanya dalam penyusunan karya tulis ini

Semoga tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas

segala bantuan yang diberikan

Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat umumnya dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan

Asuhan Keperawatan. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT semoga

apa yang telah diperbuat bernilai ibadah disisi-Nya.

Makassar, Agustus 2010

DEWA ANUGRAH
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN…...........................................................................iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…..........................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................3
C. Manfaat Penulisan...............................................................................4
D. Metodologi..........................................................................................5
E. Sistematika Penulisan..........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis...........................................................................8


1. Pengertian......................................................................................8
2. Anatomi Fisiologi..........................................................................8
3. Etiologi........................................................................................21
4. Patofisiologi................................................................................24
5. Manifestasi Klinik.......................................................................25
6. Pemerikasan Diagnostik..............................................................26
7. Penatalaksanaan Medik...............................................................27
B. Konsep Dasar Keperawatan..............................................................28
1. Pengkajian...................................................................................28
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

2. Penyimpangan KDM..................................................................29
3. Diagnosa Keperawatan................................................................30
4. Rencana Keperawatan.................................................................30
BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian.........................................................................................36
1. Data Fokus..................................................................................46
2. Analisa Data................................................................................47
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................49
C. Rencana Keperawatan (Intervensi)...................................................50
D. Catatan Tindakan (Implementasi).....................................................54
E. Catatan Perkembangan (Evaluasi)....................................................57
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian.........................................................................................60
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................62
C. Intervensi...........................................................................................64
D. Implementasi.....................................................................................65
E. Evaluasi.............................................................................................66
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................67
B. Saran..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

PE

A. Lat
ar
Bel
aka
ng

n
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan sebagai salah satu kesejahteraan umum

merupakan tujuan pembangunan kesehatan. Tujuan pembangunan

kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah peningkatan

kesehatan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang penduduknya hidup

dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki

kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh

wilayah Republik Indonesia.

(http://ahligiza.blogspot.com/2009/11/menuju-indonesia-sehat-

2010-

dan.html)

Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka diperlukan

asuhan keperawatan yang secara konfrehensif pada setiap kasus.

Asuhan keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada klien selama dirumah sakit,

dimasyarakat, dan keluarga. Salah satu penyakit yang perlu

mendapat asuhan keperawatan dirumah sakit adalah Myoma uteri.

Myoma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal

dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau

Uterine Fibroid. Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih

dari 35 tahun. Dikenal ada dua

tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus
uteri
1
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

(97%), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.

(Bobak, I, M. 2004)

Oleh karena bervariasinya penyebab dan jenis penyakit dari

gangguan system reproduksi ini dimana manifestasi hampir sama, namun

dalam perawatan dan penanganannya haruslah spesifik sama dalam arti

penanganan dan perawatannya bisa membawa hasil yang memuaskan

meskipun tidak total untuk penyembuhan paling tidak mengurangi penyebaran

infeksi.

Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2008, terdapat 1

juta kasus Myoma Uteri. Hampir 90 % kasus tersebut terjadi di negara

berkembang. Kasus tertinggi di Amerika Serikat 88 per seribu wanita,

sedangkan di Asia angka kasus Myoma Uteri mendekati 66 kasus dari 1000

wanita. Myoma Uteri adalah satu dari tiga penyakit utama pada system

reproduksi.

Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2006-2007, angka kasus Myoma Uteri sebesar 20 per 1000

wanita dewasa. Dalam 1 tahun, sekitar 49.598 wanita mengalami Myoma

Uteri.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan

pada tahun 2008 angka kejadian Myoma Uteri sekitar 1.264 kasus. Dari

Rekam Medik RS. Bhayangkara Makassar dari tahun 2009 angka kasus

Myoma Uteri sebanyak 95 kasus.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Akhirnya kini penulis tertarik untuk mengangkat kasus Myoma

Uteri dan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan judul Karya Tulis

Ilmiah “Asuhan Keperawatan Pada Ny. “K” Dengan Gangguan Sistem

Reproduksi : Myoma Uteri Diruang Perawatan Nuri RS. Bhayangkara Mappa

Oudang Makassar.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan adalah untuk memperoleh gambaran nyata

tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

sistem reproduksi : Myoma Uteri diruang perawatan nuri RS. Bhayangkara

Mappa Oudang Makassar dalam bentuk karya tulis ilmiah.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat menuliskan konsep-konsep dan teori yang terdapat pada kasus

gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

b. Dapat melaksanakan pengkajian sesuai dengan masalah yang muncul

pada kasus gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan yang paling sering muncul pada

kasus gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

d. Dapat menyusun perencanaan keperawatan pada kasus gangguan

sistem reproduksi : Myoma Uteri.

e. Dapat menyusun implementasi keperawatan pada kasus gangguan

sistem reproduksi : Myoma Uteri.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

f. Dapat mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang

dilaksanakan pada kasus gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

g. Dapat mendokumentasikan kasus gangguan sistem reproduksi :

Myoma Uteri.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini yaitu :

1. Akademik

a. Sebagai sumber informasi bagi institusi dalam meningkatkan program

Diploma III Keperawatan pada masa yang akan datang.

b. Sebagai bahan bacaan diperpustakaan.

c. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma

III Keperawatan di Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

program khusus Diploma III.

2. Rumah Sakit

Dapat memberi masukan bagi Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas

Asuhan keperwatan khususnya dalam penanganan klien yang mengalami

gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

3. Klien dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai cara pencegahan

perawatan dan pengobatan pada gangguan sistem reproduksi : Myoma

Uteri.
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

4. Pelayanan Masyarakat

Dapat memberi masukan bagi pelayanan masyarakat dalam meningkatkan

kualitas kesehatan masyarakat khususnya dalam penanganan klien yang

mengalami gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

5. Tenaga Keperawatan

Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan khususnya bagi klien Myoma Uteri untuk membantu

penyembuhan.

6. Penulis

Meningkatkan pengetahuan penulis dalam menerapkan asuhan

keperawatan mengenai cara pencegahan, perawatan, dan pengobatan pada

gangguan sistem reproduksi : Myoma Uteri.

D. Metodologi

Adapun metodologi penulisan dalam karya tulis ini adalah :

1. Tempat dan waktu

Studi kasus ini dilaksanakan diruang perawatan nuri RS. Bhayangkara

Mappa Oudang Makassar dari tanggal 2 – 4 Agustus 2010.

2. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode

antara lain :

a. Studi kepustakaan yaitu menggunakan sumber bacaan seperti buku

paket dan bahan kuliah yang berhubungan dengan isi laporan.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

b. Studi kasus yaitu kasus ini menggunakan metode keperawatan yang

komprehensif yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

c. Untuk mengumpulkan data dan informasi dalam pengkajian dapat

digunakan tekhnik :

1) Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung dengan klien, keluarga,

perawat, dan pihak lain yang dapat memberikan data dan informasi

yang akurat.

2) Observasi

Pengamatan langsung dengan mengikuti perkembangan selama

pelaksanaan Asuhan Keperawatan.

3) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang

objektif sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan tekhnik

inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

4) Studi Dokumentasi

Informasi atau data melalui dokumen-dokumen atau catatan yang

ada kaitannya dengan kasus tersebut, misalnya status pasien dan

catatan lain di Ruang Medical Record.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

E. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ini, penulis bagi dalam beberapa bab dan sub bab

yang disusun sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan pustaka, meliputi konsep dasar medis meliputi :

pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinik, pemerisaan diagnostik, dan penanganan.

Konsep dasar keperawatan yang meliputi pengkajian, dampak

KDM, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

Bab III : Laporan kasus, meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Bab IV : Pembahasan, menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan

pustakan dan tinjauan kasus yang ditemukan dan diuraikan

secara sistematis sesuai dengan tahapan proses keperawatan dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

Bab V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran


Anugrah Putra Dewa Bl og’s
Mioma Uteri

TINJ

PUST

A. Konse
p
Dasar
Medis

1. Pe
nge
rtia
n

a. M

h
neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang

disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine

Fibroid. Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia

lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal

myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada

korpus uteri (97%), belum pernah ditemukan myoma

uteri terjadi sebelum menarche. (Bobak, I, M. 2004)

b. Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada

traktus genitalis. (Cunningham, G. 2006)

c. Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai

jaringan ikatnya. (Erlina.2008)

2. Anatomi dan fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Bagian Dalam

7
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak

dalam rongga panggul.

a. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi

b. Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst,

implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh

hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus –

hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.

Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang

juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu,

pigmen dan sebagainya.

a. Genitalia eksterna

1. Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),

terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,

vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada

dinding vagina.

2. Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior

symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi

rambut pubis.

3. Labia mayora.Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah

dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog

embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

uteri berakhir pada batas atas labia mayora.Di bagian bawah

perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

4. Labia minora. Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak

mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot

polos dan ujung serabut saraf.

5. Clitoris. Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian

superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam

dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada

pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak

pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

6. Vestibulum. Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah

fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.

Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,

introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan

duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa

navicularis.

7. Introitus / orificium vagina. Terletak di bagian bawah vestibulum.

Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput

dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang

kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit,

bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau

trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk

himen postpartum disebut parous.

8. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang

tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang

abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)

menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi

terkumpul di rongga genitalia interna.

9. Vagina. Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari

tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian

kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi

dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix

lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding

dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah

mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan

ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi

(persetubuhan).

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus

urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,

posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-

spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior

dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus

vaginal.
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

10. Perineum. Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.

Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan

diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,

m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median

m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada

persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar

jalan lahir dan mencegah ruptur.

b. Genitalia interna

1) Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi

peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat

implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan

dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks

uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu,

isthmus dan serviks uteri.

2) Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /

menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri

dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen

dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina

yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri

externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar

mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium

externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan

(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks

mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar

mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang

mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan

berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas

lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

3) Corpus uteri Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum

yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen,

tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis

(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan

sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding

cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat

pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen

mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas

vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan

serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan

wanita (gambar).

4) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum

cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,

ligamentum rectouterina.

5) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca

interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

6) Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang

tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan

transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal

dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars

interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum

dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding

yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).

7) Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan

lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer

gamet.

8) Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /

infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga

terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

9) Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada

ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi

“menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan

ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

10) Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada

usus).

11) Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga

peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai

jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari

korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan

pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal

primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi

(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid

(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum

pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba

Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum

yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh

ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan

jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta

abdominalis inferior terhadap arteri renalis.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

c. Organ reproduksi / organ seksual ekstragonadal

1) Payudara

Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah

pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar

mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap

lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon

prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu

dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting.

Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon

prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara

sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive

organ.

2) Kulit

Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang

lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah

bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung

pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal

kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual

(androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat

aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam

urine, plasma, keringat dan liur.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

d. Poros hormonal sistem reproduksi

1) Badan pineal

Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu

penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah.

Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum

pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan

dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang

pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno,

dipercaya sebagai “tempat roh”. Hormon melatonin : mengatur

sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin

menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga

.menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan

memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.

Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset

mulainya fase pubertas.

2) Hipotalamus

Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di

bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf

yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior

(neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH

(Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin

Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) ,

GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon

penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).

3) Pituitari / hipofisis

Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan

hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar

reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan

folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein

(LH – luteinizing hormone). Selain hormon-hormon

gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon

metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

4) Ovarium

Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan

pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi

steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel)

dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-

hormon gonadotropin.

5) Endometrium

Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal

tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan

endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi,

kemudian jika tidak ada pembuahan/implantasi, endometrium

rontok kembali dan keluar berupa darah/jaringan haid.

Jika ada pembuahan/implantasi, endometrium dipertahankan


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi

oleh siklus hormon-hormon ovarium.

e. Hormon-hormon reproduksi

1) GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)

Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi

menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan

melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).

2) FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons

terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan

pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita

(pada pria : memicu pematangan sperma di testis).

Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya

pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah.

Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa

ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

3) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating

Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,

LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-

sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di

pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH

meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya

juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap

fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam).

Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis

testosteron di sel-sel Leydig testis).

4) Estrogen

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna

folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit

juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon

androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.

Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi

stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada

berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan

proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan

serviks dan pengentalan

5) lendir serviks.

Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga

mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga

menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /

regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk

pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi

hormon estrogen (sintetik) pengganti.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

6) Progesteron

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di

ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada

kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan

terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada

endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus

berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

7) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan

trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan

kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),

kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),

kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar

10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan

fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid

terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga

memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine

dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan

(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

8) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis

anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan

sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin

ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi

oleh plasenta (HPL/Human Placental Lactogen).

Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada

masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek

inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya

berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan

pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa

amenorrhea. (Mitayani, S. 2009)

3. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan

diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma

merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik

dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas

kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi

genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.

a. Estrogen.

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat

pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen

eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan

pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya

yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan

fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri banyak ditemukan

bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas.

17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah

estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini

berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah

reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

b. Progesteron

Pr.ogesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron

menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan

17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen

pada tumor.

c. Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon

yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL,

terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang

cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari

aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.

Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor

yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu

a. Umur :

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan

sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling

sering memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

b. Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif

infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas

menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang

menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling

mempengaruhi.

c. Faktor ras dan genetik

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka

kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor

ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita

mioma.

d. Fungsi ovarium

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan

pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke,

berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah

menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga

terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen

pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon

mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.

e. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor

pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor yang distimulasi


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya

gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada

miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma.

Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak

mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana

yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang

berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral

pada usia dini. (Prawirohardjo, S. 2006)

5. Patofisiologi

Jika tumor dipotong, akan menonjol diatas miometrium sekitarnya

karena kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan, tersusun atas

berkas- berkas otot jalin- menjalin dan melingkar- lingkar didalam matriks

jaringan ikat. Pada bagian perifer serabut otot tersusun atas lapisan

konsentrik dan serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik serta serabut

otot normal yang mengelilingi tumor berorientasi sama. Antara tumor dan

miometrium normal, terdapat lapisan jaringan areolar tipis yang

membentuk pseudokapsul, tempat masuknya pembuluh darah kedalam

mioma.

Pada pemeriksaan mikroskopis, kelompok – kelompok sel otot

berbentuk kumparan dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas –

berkas oleh jaringan ikat. Karena seluruh suplai darah mioma berasal dari

beberapa pembuluh darah yang masuk ke pseudokapsul, berarti

pertumbuhan tumor tersebut selalu melampaui suplai darahnya. Ini


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

menyebabkan degenerasi, terutama pada bagian tengah mioma. Mula –

mula terjadi degenerasi hyalin, mungkin menjadi degenerasi kistik, atau

kialsifikasi dapat terjadi kapanpun oleh ahli ginekologi pada abad ke –19

disebut sebagai “batu rahim”. Pada kehamilan, dapat terjadi komplikasi.

dengan dikuti ekstravasasi darah diseluruh tumor yang memberikan

gambaran seperti daging sapi mentah. Kurang dari 0,1% terjadi perubahan

tumor menjadi sarkoma. (Mitayani, S. 2009)

6. Manifestasi klinik

Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan

pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai

keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu

tumor dalam uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala

klinik meliputi :

a. Besarnya mioma uteri.

b. Lokalisasi mioma uteri.

c. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.

Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien

yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:

a. Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan

(30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi,

metroragi, dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan

anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh

karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti

dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari lapisan

endometrium.

b. Penekanan rahim yang membesar :

1. Terasa berat di abdomen bagian bawah.

2. Gejala traktus urinarius: urine frequency, retensi urine, obstruksi

ureter dan hidronefrosis.

3. Gejala intestinal: konstipasi dan obstruksi intestinal.

4. Terasa nyeri karena tertekannya saraf.

c. Nyeri, dapat disebabkan oleh :

1) Penekanan saraf.

2) Torsi bertangkai.

3) Submukosa mioma terlahir.

4) Infeksi pada mioma.

(Wiknjosastro, H. 2008)

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit :

turun / meningkat, Eritrosit : turun

b. USG : terlihat massa pada daerah uterus.

c. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa,

konsistensi dan ukurannya.

d. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma

tersebut.,
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

e. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat

menghambat tindakan operasi.

f. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat

mempengaruhi tindakan operasi. (Mitayani, S. 2009)

8. Penatalaksanaan Medis

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri

subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya

pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan

pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga

bulan atau enam bulan.

Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat

adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi

dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan

histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal

Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO).

TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi

pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan

chronic endrometriosis. (Mitayani, S. 2009)


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan,

pengumpulan data yang akurat dan sistemis akan membantu pemantauan

status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan

pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Doengoes,2001)

a. Integritas Ego

Labilitas emosional dari gembira sampai ketakutan, marah atau

menarik diri.

b. Eliminasi

Kateter urinarius terpasang, urine jernih, bising usus tidak ada,

samar atau jelas.

c. Makanan/Cairan

Abdomen lunak dan tidak ada distensi pada awal.

d. Neurosensori

Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anastesi spinal

epidural.

e. Nyeri/Ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misalnya: trauma

bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen,

efek-efek anastesi, mulut kering.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

f. Keamanan

Balutan abdomen terdapat sedikit noda atau kering dan utuh, jalur

parenteral bila digunakan paten dan insisi bebas eritema, bengkak

dan nyeri tekan.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

1. Penyimpangan KDM
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri b/d trauma pembedahan.

b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri

c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,

penurunan Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan

lingkungan, pecah ketuban lama.

d. Pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran uterus

yang menekan rektum.

e. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.

f. Perubahan eliminasi urine b/d trauma/diversi

mekanis. (Marlyn E. Dongoes, 2001).

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan

perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah

diketahui. Pada perencanaan meliputi tujuan , intervensi, rasional,

implementasi

a. Nyeri b/d trauma pembedahan.

Tujuan : Klien dapat mengontrol nyerinya dengan criteria hasil mampu

mengidentifikasi cara mengurangi nyeri, mengungkapkan keinginan

untuk mengontrol nyerinya.

Intervensi Rasional
1. Observasi adanya nyeri dan 1. Memudahkan tindakan

tingkat nyeri. keperawatan


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

2. Berikan informasi dan 2. Meningkatkan pemecahan

petunjuk antisipasi mengenai masalah, membantu

penyebab ketidaknyamanan mengurangi nyeri berkenaan

dan intervensi yang tepat. dengan ansietas

3. Kaji TTV 3. Sebagai pedoman untuk

tindakan selanjutnya

4. Ubah posisi klien. Anjurkan 4. Merilekskan otot, dan

penggunaan teknik mengalihkan perhatian dari

pernapasan dan relaksasi dan sensasi nyeri.

5. Berikan analgesik 5. Analgesia yang dikontrol

pasien memberikan

penghilangan nyeri cepat.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan

keterbatasan menahan beban berat badan.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Krtiteria hasil : Klien dapat beraktivitas sehari – hari

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat intileransi 1. Untuk mengetahui tingkat

aktivitas klien kemampuan klien

2. Bantu dalam aktivitas 2. Menghemat energi pasien dan

perawatan diri sesuai mencegah kelelahan.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

keperluan

3. Libatkan keluarga dalam 3. Agar keluarga dapat membantu

memenuhi kebutuhan sehari- dalam kebutuhan sehari-hari

hari

4. Dekatkan alat-alat kebutuhan 4. Membantu dan memudahkan

klien dalam memenuhi kebutuhan

klien

5. Biarkan klien untuk 5. Peningkatan sirkulasi

menggunakan lengan untuk membantu meminimalkan

kebersihan diri (makan, oedema dan mempertahankan

menyisir) kekuatan

6. Berikan HE tentang cara 6. Untuk mengurangi bahaya

mobilisasi yang baik imobilisas

c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,

penurynan Hb, prosedur invasife dan atau peningkatan pemajangan

lingkungan, pecah ketuban lama.

Tujuan :

1) Menunjukkan luka bekas dan drainase puluren dengan tanda awal

penyembuhan (misalnya penyatuan tepi-tepi luka), uterus lunak

tidak nyeri tekan, dengan alihan dan karakter lochia normal.

2) Bebas dari infeksi, tidak demam, tidak ada bunyi nafas adventisius.
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Intervensi Rasional
1. Tinjauan ulang Hb/Ht 1. Anemia, diabetes, dan

pranatal; perhatikan adanya persalinan yang lama

kondisi yang (khususnya pada pecah

mempredisposisikan klien ketuban) sebelum kelahiran

pada infeksi pascaoperasi. sesaria meningkatkan risiko

infeksi dan pelambatan

penyembuhan.

2. Kaji status nutrisi klien. 2. Klien yang berat badannya

20% di bawah berat normal,

atau yang anemia atau

malnutrisi, lebih rentan

terhadap infeksi dan dapat

memerlukan diet khusus.

3. Inspeksi balutan abdominal 3. Balutan steril menutupi luka

terhadap eksudat atau pada 24 jam pertama

rembesan. membantu melindungi luka

dari cedera atau hematoma,

gangguan penyatuan jahitan.

4. Bersihkan luka dan ganti 4. Lingkungan lembab

balutan bila basah merupakan media paling

baik untuk pertumbuhan

bakteri; bakteri dapat


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

berpindah melalui aliran

kapiler melalui balutan basah

ke luka.

5. Inspeksi insisi terhadap 5. Tanda-tanda ini menandakan

proses penyembuhan, infeksi luka biasanya

perhatikan kemerahan, disebabkan oleh

edema, nyeri, eksudat, atau streptokokus, stapilokokus,

gangguan penyatuan . atau spesies Pseudomonas.

d. Diagnosa Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan

pembesaran uterus yang menekan rektum.

Tujuan : konstipasi dapat dicegah

Intervensi Rasional
1. Kaji adanya tanda-tanda adanya 1. sebagai pedoman untuk

konstipasi tindakan selanjutnya

2. kolaborasi dengan dokter untuk 2. obat pencahar dapat

pemberian obat pencahar melunakkan faeces

3. anjurkan pasien untuk relaksasi 3. relaksasi dapat merangsang

pergerakan peristaltic usus

4. anjurkan pasien untuk banyak 4. membantu penyerapan air

minum pada usus besar

5. anjurkan pasien untuk banyak 5. serat baik untuk

makan makanan berserat memperlancar BAB


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

e. Kurang pengetahuan b/d kurang

interpretasi Tujuan :

1) Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis,

kebutuhan-kebutuhan individu, hasil yang diharapkan.

2) Melakukan aktivitas-aktivitas/prosedur yang perlu dengan benar

dan penjelasan alasan untuk tindakan.

Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan dan motivasi 1. Periode post op dapat

klien untuk belajar menjadi pengalaman positif

bila kesempatan penyuluhan

2. Perhatikan status psikologis 2. Ansietas yang berhubungan

dengan kemampuan untuk

merawat diri sendiri

3. Membantu klien mengenali

3. Berikan informasi yang perubahan normal dari

berhubungan dengan respons-respons abnormal

perubahan fisiologis dan

psikologis yang normal 4. Evaluasi segera dan

4. Identifikasi tanda/gejala yang intervensi dapat

memerlukan perhatian dari mencegah/membatasi

pemberi layanan kesehatan perkembangan komplikasi

(mis., hemoragi, infeksi,

pelambatan pemulihan).
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

f. Perubahan eliminasi urine b/d trauma/diversi mekanis.

Tujuan :

1) Mendapatkan pola berkemih yang biasa/optimal setelah

pengangkatan kateter.

2) Mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih.

Intervensi Rasional
1. Berikan penjelasan pada pasien 1. Dapat mengurangi tingkat

mengenai penyebab nyeri. kecemasan klien

2. Anjurkan kepada pasien agar 2. Agar klien dapat miksi

tidak takut untuk miksi. dengan baik

3. Anjurkan pada pasien untuk 3. Nafas dalam dapat

menarik nafas panjang sewaktu mengurangi timbulnya nyeri

terasa nyeri.

4. Kolaborasi dengan doter untuk 4. Analgetik dapat membantu

pemberian obat analgetik. mengurangi rasa nyeri

dnegan cepat

(Marlyn E. Dongoes, 2001)


Anugrah Putra Dewa Bl og’s
Mioma Uteri

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan diuraikan tentang keperawatan pada klien Ny ”K” Post

Op. Myoma Uteri hari ke-3 di Ruang perawatan Nuri RS. Bhayangkara Mappa

Oudang Makassar, mulai dari pengkajian, pengelompokan data, analisa data,

penentuan diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, implementasi, dan

evaluasi.

Tanggal masuk RS : 20 – 07 – 2010 Jam masuk : 10.34

Ruang/Kelas : Nuri/Pama II No. RM 083561

Tgl Pengkajian : 17 – 10 – 2009

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas ibu

1) Nama : Ny “K”

2) Umur : 45 tahun

3) Agama : Islam

4) Suku : Bugis

5) Pendidikan : SMA

6) Status perkawinan : Kawin

7) Perkawinan ke : Pertama

8) Alamat : BTP

36
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

b. Identitas Suami

1) Nama : Tn “C”

2) Umur : 44 tahun

3) Agama : Islam

4) Suku : Bugis

5) Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : Polisi

7) Status perkawinan : Kawin

8) Perkawinan : Pertama

9) Alamat : BTP

2. Data Biologis / Fisiologis

a. Keluhan utama : Nyeri pada daerah abdomen bekas luka operasi

b. Riwayat keluhan utama

Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 20 – 70 – 2010 pukul

10.34 dengan keluhan adanya myoma uteri pada alat reproduksi dan

dilakukan pembedahan. Saat dikaji klien masih berbaring lemah di

tempat tidur, klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen bekas luka

operasi. Klien mengatakan nyeri saat bergerak dan berkurang saat

klien istirahat. Klien nampak takut bergerak, skala nyeri sedang (4–6).

Daerah penyebarannya disekitar abdomen, saat dikaji klien nampak

pucat, nyeri tekan pada daerah bekas operasi, nampak verban pada

daerah abdomen + 15 cm, klien mengatakan kebutuhan ADL dibantu

keluarga dan perawat, nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga,


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

ekspresi wajah klien nampak meringis, klien nampak lemah. Nampak

jahitan pada abdomen bekas luka operasi

c. Pola reproduksi

1) Menarche : 15 Tahun

2) Siklus haid : Teratur

3) Lamanya haid : 5 - 7 hari

4) Sifat darah : Encer

5) Baunya : Amis

6) Warna : Merah

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Ana
Kehamilan Persalinan Keadaa
k
Anak n

ke sekaran

g
Peny
Umur Pe Penyu Kompli P
a Jenis JK BB
kehamilan nolong lit kasi T
kit

I 9 bln - Norma Bidan - - P - - Sehat

II 9 bln - l Bidan - - P - - Sehat

Norma

e. Riwayat Keluarga Berencana

1) Klien tidak pernah menjadi akseptor KB

2) Rencana yang akan datang: klien akan KB yaitu suntik 3 bulan


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

f. Riwayat kesehatan

1) Penyakit yang pernah dialami : flu,demam

2) Operasi

: Sebelumnya tidak pernah

mengalami pembedahan

3) Riwayat keluarga

G. I X X
X X

G. II ? X ? ? ?
? ? X

G. III ? ? ? ?
? 45

25 9

Keterangan :

: Laki-lak
: Umur tidak dikethui
?
: Perempuan : Garis keturunan

: Klien : Garis serumah

: Meninggal

Kesimpulan :

G. I : Kakek dan nenek klien meninggal karena faktor usia


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

G. II : Orang tua klien meninggal karena faktor usia dan tidak ada

riwayat penyakit yang sama.

G. III : Klien anak k-4 dari 5 beraudara

g. Pola istirahat kegiatan sehari-hari

Kondisi Sebelum Operasi Setelah Operasi

1. Nutrisi

a. Nafsu Makan Baik, Baik,

b. Jenis Makanan Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk

c.Makanan Tidak ada Tidak ada

pantangan

d. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari

e. Cara makan Makan Makan sendiri

2. Minuman/Cairan sendiri

a. Jenis Minuman Air putih+susu

b. Frekuensi Air putih 4-5 gelas perhari

3. Eliminasi 5-6 gelas perhari

a. BAK

1) Frekuensi 2-3x sehari

2) Warna 3-4x sehari Kuning

3) Bau Kuning Amoniak

b. BAB Amoniak

1) Frekuensi 1 kali sehari

2) Konsistensi 2 kali sehari -

Lembek
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

3) Konstipasi Tidak ada -

4. Kebersihan diri

a. Mandi 2x sehari Klien mengatakan

tidak pernah mandi

b. Cuci rambut 2 kali seminggu 2x sehari

c. Menyikat gigi 3 kali sehari Tidak pernah

d.Penampilan umum Rapi Rapi

e. Bau badan Tidak ada Tidak ada

5. Aktivitas

a.Kegiatan sehari-hari Klien bekerja sebagai Berperan sebagai

IRT pasien tanpa aktivitas

b.Penggunaan alat Klien tidak Klien belum dapat

bantu aktivitas menggunakan alat melakukan aktivitas

bantu dalam aktivitas karena masih lemah,

klien mengatakan

kebutuhan ADLnya

dibantu oleh

keluarganya dan

perawat

c. Keluhan Tidak ada keluhan Klien merasa nyeri


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

jika terlalu banyak

gerak.

6. Istrahat/tidur 14.00 – 15.00 13.00 – 15.00

a. Waktu tidur siang 21.00 – 05.00 20.00 – 06.00

b. Waktu tidur malam

7. Olahraga Jalan-jalan subuh tidak ada

8. Nyeri

a. Lokasi nyeri - Daerah abdomen ekas

luka operasi

b. Kualitas nyeri - Hilang timbul

c. Faktor pencetus - Apabila klien banyak

bergerak dan

berkurang saat

beristirahat

d. Ekspresi wajah - Meringis bila timbul

klien nyeri

h. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Klien nampak lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/m
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

S : 36 oC

P : 20 x/m

4) Rambut

Inspeksi : Rambut panjang berwarna hitam, lurus, kulit kepala

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa

5) Wajah

Inspeksi : Ekspresi wajah meringis, wajah simetris kiri dan

kanan

6) Mata

Inspeksi : Sklera tidak ikterus, tidak ada lingkar hitam dibawah

mata. Konjungtiva anemis

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

7) Hidung

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret menghalangi

penciuman, mimisan tidak ada, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada epistaksis dan polip pada

hidung

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

8) Telinga

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

Mulut
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Inspeksi : Bibir pucat, terdapat caries 4 pada gigi gerahang, gigi

tampak bersih, tidak ada stomatitis.

9) Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Palpasi : arteri karotis teraba kuat

10) Payudara

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol

berbentuk.

Palpasi : Konsistensi lembek, tidak ada nyeri tekan

11) Abdomen

Inspeksi : Bentuk dada mengikuti gerakan napas, tampak luka

operasi tertutup verband dengan panjang ±15 cm, luka

nampak masih basah, tidak ada tanda – tanda REEDA

seperti : kemerahan, tidak bengkak, tidak nampak

adanya bintik – bintik merah pada luka, tidak ada PUS

Palpasi : Post Op hari I Tinggi fundus uteri setinggi pusat, nyeri

tekan didaerah bekas operasi, kontraksi uterus baik.

12) Genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

13) Ekstremitas atas dan bawah

Inspeksi : Tidak ada alergi, tidak radang dan

oedema, Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Refleks patella (+)


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

14) Ambulasi

15) Klien miring kiri kanan

16) Pemeriksaan diagnostik

17) Hasil Laboratorium : Nilai Normaal

Hb : 11,9 g/dl (L. 13 – 16 gr% P. 12 - 14 gr%)

WBC : 10,83 x 103 /l (5000 – 10.000/mm3)

RBC : 3.40 x 106 /l (L. 4,5 – 5,5 P. 4.0 - 5.0)

Urine : Albumine dan reduksi negative

3. Data Psikologis

a. Pengalaman persalinan klien : klien dua kali mengalami persalinan

dan dibantu oleh bidan, persalinan

normal

b. Persiapan mental : Klien mengatakan hanya bersabar

c. Cara mengatasi stress : Masalah dibicarakan dengan suami atau

orang terdekat.

d. Klien tinggal dengan suami

e. Peran klien dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga

f. Klien mengatakan puas dengan pelayanan yang diberikan

g. Komunikasi verbal dan non verbal

h. Klien mampu berinteraksi baik dengan perawat dan keluarga.

4. Data spiritual

a. Klien yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

b. Sebelum sakit klien taat dalam menjalankan ibadah, tetapi saat sakit

klien tidak bisa melakukannya karena keadaan yang tidak mendukung

c. Kegiatan keagamaan yang sering diikuti tidak ada.


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

DATA

FOKUS (CP.

1A)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

DATA SUBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


 Klien mengatakan nyeri pada  Klien nampak lemah

daerah bekas operasi  Ekspresi wajah klien nampak

 Klien mengatakan nyeri saat meringis

bergerak  Klien nampak pucat

 Klien mengatakan kebutuhan  Klien nampak takut bergerak

ADL dibantu oleh keluarga dan  Nampak aktivitas klien dibantu oleh

perawat keluarganya

 Nampak verband pada daerah

abdomen ± 15 cm

 Nyeri tekan pada daerah bekas

operasi

 Skala nyeri sedang 4-6

 Tidak ada tanda – tanda infeksi

 Hb: 11,9 g/dl

 WBC: 10,83 x 103 /L


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

ANALISA DATA

(CP. 1B)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Tindakan pembedahan Nyeri

 Klien mengatakan 

nyeri pada daerah Terputusnya kontinuitas

bekas operasi jaringan

 Klien mengatakan 

nyeri saat bergerak Pelepasan mediator kimia

DO : (bradikinin, histamin,

 Ekspresi wajah klien prostaglandin)

nampak meringis 

 Nyeri tekan pada Merangsang ujung syaraf

daerah bekas operasi nociceptor

 Nampak verband pada 

daerah abdomen ± 20 Syaraf afferent

cm 

 Skala nyeri sedang (4- Thalamus

6) 

Pusat nyeri : cortex cerebri


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Syaraf efferent

Nyeri

2. DS : Luka operasi Intoleransi

 Klien mengatakan  aktivitas

nyeri saat bergerak Retraksi luka saat

 Klien mengatakan beraktifitas

kebutuhan ADL 

dibantu oleh keluarga Nyeri saat beraktifitas

dan perawat 

DO : Ketidaknyamanan

 Klien nampak lemah 

 Klien nampak takut Respon klien takut bergerak

bergerak 

 Nampak aktivitas Intoleransi aktivitas

klien dibantu oleh

keluarganya

3. Faktor Resiko : Post operasi Resiko

 Tampak verband pada  tinggi infeksi

daerah abdomen + 20 Luka operasi abdomen

cm. 
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

- Hb: 11,9 g/dl Port the entry

- WBC: 10,83 x 103 /l mikroorganisme

Sirkulasi darah

Keseluruh tubuh

Penurunan daya tahan tubuh

Resiko tinggi terhadap

infeksi
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

DIAGNOSA

KEPERAWATAN (CP. II)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

No Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi


1 Nyeri b/d trauma 02- 08- 2010 Tidak teratasi

pembedahan

2 Intolensi aktivitas b/d 02- 08- 2010 03-08-2010

nyeri

3 Resiko tinggi infeksi b/d 02- 08- 2010 03-08-2010

trauma jaringan/ kulit

rusak, penurunan Hb,

prosedur invasif dan atau

peningkatan pemajanan

lingkungan
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

RENCANA KEPERAWATAN

(CP. III)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri b/d trauma pembedahan Nyeri teratasi dengan kriteria 6. Observasi adanya nyeri dan 1. Memudahkan tindakan

ditandai dengan : hasil : tingkat nyeri. keperawatan

 Klien mengatakan nyeri pada  Nyeri berkurang 7. Berikan informasi dan petunjuk 2. Meningkatkan pemecahan

daerah bekas operasi  Ekspresi wajah tidak antisipasi mengenai penyebab masalah, membantu

 Klien mengatakan nyeri saat menringis ketidaknyamanan dan intervensi mengurangi nyeri berkenaan

bergerak yang tepat. dengan ansietas

DO : 8. Kaji TTV 3. Sebagai pedoman untuk

 Ekspresi wajah klien nampak tindakan selanjutnya

meringis 9. Ubah posisi klien. Anjurkan 4. Merilekskan otot, dan


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

 Nyeri tekan pada daerah bekas penggunaan teknik pernapasan mengalihkan perhatian dari

operasi dan relaksasi sensasi nyeri.

 Nampak verband pada daerah 10. Berikan analgesik 5. Analgesia yang d ikontrol

abdomen ± 20 cm pasien memberikan

 Skala nyeri sedang (4-6) penghilangan nyeri cepat.

Intoleransi aktivitas b/d nyeri

2. ditandai dengan : Klien dapat beraktivitas 6. Kaji tingkat intileransi aktivitas 7. Untuk mengetahui tingkat

DS : dengan krtiteria hasil : klien kemampuan klien

 Klien mengatakan nyeri saat  Klien dapat beraktivitas 7. Bantu dalam aktivitas 8. Menghemat energi pasien

bergerak sehari – hari perawatan diri sesuai keperluan dan mencegah kelelahan.

 Klien mengatakan kebutuhan 8. Libatkan keluarga dalam 9. Agar keluarga dapat

ADL dibantu oleh keluarga memenuhi kebutuhan sehari- membantu dalam kebutuhan

dan perawat hari sehari-hari


Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

DO : 9. Dekatkan alat-alat kebutuhan 10. Membantu dan memudahkan

 Klien nampak lemah klien dalam memenuhi kebutuhan

 Klien nampak takut bergerak klien

 Nampak aktivitas klien 10. Biarkan klien untuk 11. Peningkatan sirkulasi

dibantu oleh keluarganya menggunakan lengan untuk membantu meminimalkan

kebersihan diri (makan, oedema dan

menyisir) mempertahankan kekuatan

11. Berikan HE tentang cara 12. Untuk mengurangi bahaya

Resiko tinggi infeksi b/d trauma mobilisasi yang baik imobilisas

jaringan/ kulit rusak, penurunan

3. Hb, prosedur invasif dan atau Tidak ada infeksi dengan 6. Tinjauan ulang Hb/Ht pranatal; 1. Anemia, diabetes, dan

peningkatan pemajanan kriteria hasil : perhatikan adanya kondisi yang persalinan yang lama

lingkungan ditandai dengan  Bebas dari infeksi mempredisposisikan klien pada (khususnya pada pecah
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

Faktor Resiko :  tidak demam infeksi pascaoperasi. ketuban) sebelum kelahiran

 Tampak verband pada daerah sesaria meningkatkan risiko

abdomen + 20 cm. infeksi dan pelambatan

 Hb: 11,9 g/dl penyembuhan.

 WBC: 10,83 x 103 /l 7. Kaji status nutrisi klien. 2. Klien yang berat badannya

20% di bawah berat normal,

atau yang anemia atau

malnutrisi, lebih rentan

terhadap infeksi dan dapat

memerlukan diet khusus.

8. Inspeksi balutan abdominal 3. Balutan steril menutupi luka

terhadap eksudat atau pada 24 jam pertama

rembesan. membantu melindungi luka

dari cedera atau hematoma,


52
Anugrah Putra Dewa Blog’s
Mioma Uteri

gangguan penyatuan jahitan.

9. Bersihkan luka dan ganti 4. Lingkungan lembab

balutan bila basah merupakan media paling

baik untuk pertumbuhan

bakteri; bakteri dapat

berpindah melalui aliran

kapiler melalui balutan

basah ke luka.

10. Inspeksi insisi terhadap proses 5. Tanda-tanda ini menandakan

penyembuhan, perhatikan infeksi luka biasanya

kemerahan, edema, nyeri, disebabkan oleh

eksudat, atau gangguan streptokokus, stapilokokus,

penyatuan . atau spesies Pseudomonas.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Infeksi Saluran Kemih
54

TINDAKAN KEPERAWATAN

(CP. IV)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

Hari/
No. DX Jam Implementasi
Tanggal
Senin, I 08.30 1. Mengobservasi adanya nyeri dan tingkat

02/08-2010 nyeri.

Hasil :

Skala nyeri sedang (6 dari rentang nyeri 0-

10)

08.35 2. Memberikan informasi dan petunjuk

antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang

tepat.

Hasil :

Klien mnegerti dan mau melakukan

08.38 3. Mengkaji TTV

Hasil ;

T : 110/70 mmHg

N : 80 x/i

S : 36,4 °C

1
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

P : 20 x/i

08.42 4. Mengubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

Hasil :

Klien mengerti dan mau melakukan


54

Selasa, I 08.00 1. Mengobservasi adanya nyeri dan tingkat

03/08-2010 nyeri.

Hasil :

Skala nyeri sedang (6 dari rentang nyeri 0-

10)

08.03 2. Memberikan informasi dan petunjuk

antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang

tepat.

Hasil :

Klien mnegerti dan mau melakukan

08.05 3. Mengkaji TTV

Hasil ;

T : 120/70 mmHg
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

N : 80 x/i

S : 36 °C

P : 20 x/i

08.08 4. Mengubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

Hasil :

Klien mengerti dan mau melakukan

II 08.10 1. Mengkaji tingkat intileransi aktivitas klien

Hasil :

Klien tampak berbaring ditempat tidur

08.12 2. Membantu dalam aktivitas perawatan diri

sesuai keperluan

Hasil :

Klien tampak senang 55

08.15 3. Melibatkan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari

Hasil :

Klien mengerti dan mau melakukan

08.18 4. Mendekatkan alat-alat kebutuhan klien


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Hasil :

Klien tampak mengambil air minum

secara mandiri

08.20 5. Membiarkan klien untuk menggunakan

lengan untuk kebersihan diri (makan,

menyisir)

Hasil :

Klien tampak mandiri melakukan

aktivitasnya

III 08.24 1. Mengkaji ulang Hb/Ht pranatal;

perhatikan adanya kondisi yang

mempredisposisikan klien pada infeksi

pascaoperasi.

Hasil :

WBC: 9,7 x 103 /L

08.28 2. Mengkaji status nutrisi klien.

Hasil :

Tampak klien makan bubur

08.30 3. Menginspeksi balutan abdominal terhadap

eksudat atau rembesan.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Hasil :

Tidak tampak adanya eksudat

08.35 4. Membersihkan luka dan ganti balutan bila

basah
Hasil :
56
Tampak balutan tidak basah

1. Mengobservasi adanya nyeri dan tingkat

I 08.00 nyeri.

Rabu, Hasil :

04/08-2010 Skala nyeri sedang (6 dari rentang nyeri 0-

10)

2. Memberikan informasi dan petunjuk

08.03 antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang

tepat.

Hasil :

Klien mnegerti dan mau melakukan

3. Mengkaji TTV

08.05 Hasil ;

T : 120/80 mmHg

N : 80 x/i
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

S : 36 °C

P : 20 x/i

08.08 4. Mengubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

Hasil :

Klien mengerti dan mau melakukan


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

CATATAN PERKEMBANGAN

(CP. V)

Nama Pasien : Ny “K” No. RM 083561

Ruang : Nuri Dx. Medis : Myoma Uteri

Hari/
No. DX Jam Evaluasi
Tanggal
Senin, I 14.00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada

02/08-2010 area bekas operasi

O : Ekspresi wajah tampak meringis

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5

1. Observasi adanya nyeri dan tingkat

nyeri.

2. Berikan informasi dan petunjuk

antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi

yang tepat.

3. Kaji TTV

4. Ubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

5. Berikan analgesik
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Selasa, I 14.00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada

03/08-2010 area bekas operasi

O : Ekspresi wajah tampak meringis

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5

1. Observasi adanya nyeri dan tingkat

nyeri.

2. Berikan informasi dan petunjuk

antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi

yang tepat.

3. Kaji TTV

4. Ubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

5. Berikan analgesik

II 14.05 S : Klien mengatakan sudah dapat berjalan

sendiri kekamar kecil

O : Klien tampak duduk


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

III 14.05 S : Klien mengatakan lukanya sudah mulai

kering

O : Tampak luka mulai kering dan tidak

ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

Rabu, I 14.00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada

04/08-2010 area bekas operasi

O : Ekspresi wajah tampak meringis

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5

1. Observasi adanya nyeri dan tingkat

nyeri.

2. Berikan informasi dan petunjuk

antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi

yang tepat.
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

3. Kaji TTV

4. Ubah posisi klien. Anjurkan

penggunaan teknik pernapasan dan

relaksasi

5. Berikan analgesik
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada klien Ny ”K” dengan post

operasi Myoma Uteri harike-3 di ruang perawatan Nuri RS. Bhayangkara Mappa

Oudang Makassar tanggal 02 Agustus s.d 04 Agustus 2010, penulis menemukan

kesenjangan antara teori dan kasus.

Untuk memudahkan memahami kesenjangan tersebut, maka penulis akan

membahasnya sebagai berikut:

A. Pengkajian

Beberapa kesenjangan yang didapatkan antara teori dan hasil praktek

yang penulis lakukan yaitu :

a. Integritas Ego

Menurut teori Doengoes, dapat menunjukkan labilitas emosional

dari gembira sampai ketakutan, marah atau menarik diri. Pada kasus tidak

ditemukan sebab respon tubuh seseorang terhadap stress itu berbeda, hal

ini dibuktikan dari data pengkajian klien tampak tenang dan bersabar

menerima keadaannya sekarang.

b. Eliminasi

Menurut teori Doengoes, kateter urinarius mungkin terpasang,

urine jernih, bising usus tidak ada, samar atau jelas. Pada kasus tidak

ditemukan terpasang kateter urinarius.

60
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

c. Makanan/Cairan

Menurut teori Doengoes, abdomen lunak dan tidak ada distensi

pada awal. Pada kasus ditemukan abdomen sudah tidak lunak lagi dan

tidak ada distensi abdomen karena pada saat pengkajian klien mengatakan

nafsu makannya baik.

d. Neurosensori

Menurut teori Doengoes, kerusakan gerakan dan sensasi dibawah

tingkat anastesi spinal epidural. Pada kasus ditemukan klien dalam

keadaan sudah sadar (composmentis), klien sudah tidak dibawah

pengaruh anastesi spinal epidural.

e. Nyeri/Ketidaknyamanan

Menurut teori Doengoes, mungkin mengeluh ketidaknyamanan

dari berbagai sumber, misalnya: trauma bedah/insisi, nyeri penyerta,

distensi kandung kemih/abdomen, efek-efek anastesi, mulut kering. Pada

kasus juga ditemukan klien mengeluh nyeri karena trauma bedah/insisi

pada saat bergerak.

f. Keamanan

Menurut teori Doengoes, balutan abdomen terdapat sedikit noda

atau kering dan utuh, jalur parenteral bila digunakan paten dan insisi

bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan. Pada kasus juga ditemukan nyeri

tekan pada abdomen karena adanya luka operasi.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut Marlyn E. Doengoes pada klien post operasi

yaitu:

b. Nyeri b/d trauma pembedahan.

c. Intoleransi aktivitas b/d nyeri

d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak, penurunan

Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan lingkungan, pecah

ketuban lama.

e. Diagnosa Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan

pembesaran uterus yang menekan rektum.

f. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.

g. Perubahan eliminasi urine b/d trauma/diversi mekanis.

Sedangkan pada kasus ditemukan diagnosa keperawatan pada Ny “K” adalah

sebagai berikut :

1. Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Intoleransi aktivitas b/d nyeri

3. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan

Berdasarkan Teori ditemukan 6 diagnosa keperawatan, sedangkan

pada kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan. Adapun kesenjangannya

sebagai berikut:
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

1. Resiko tinggi terhadap cedera

Menurut teori Bobak M. Irene, kelemahan fisik timbul akibat efek

anastesi sehingga pada saat ibu masih di bawah pengaruh anastesi maka

resiko tinggi terhadap cedera dapat terjadi.

Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karena melihat situasi dan

kondisi klien tidak ditemukan kelemahan fisik yang dapat menimbulkan

cedera pada klien. Kesadaran composmentis sehingga klien dapat

mengontrol dirinya.

2. Kurang pengetahuan

Menurut teori Bobak M. Irene, kurang pengetahuan biasanya

disebabkan karena ibu tidak mendapat penjelasan terlebih dahulu dari

perawat, dokter, maupun tim kesehatan lainnya tentang tindakan

pembedahan.

Diagnosa ini tidak muncul pada kasus berhubung karena klien

mengatakan sudah mendapat penjelasan dari dokter tentang tindakan

operasi.

3. Perubahan eliminasi

Menurut teori Bobak M. Irene, kombinasi trauma akibat kelahiran,

peningkatan kapasitas kandung kemih setelah operasi, dan efek konduksi

anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Penuruan

berkemih dapat menyebabkan distensi kandung kemih yang biasanya

akan pulih kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah operasi.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karena setelah efek anastesi

hilang klien dapat BAK dengan lancar. Efek anastesi hilang ±8 jam post

operasi sedangkan pengkajian dilakukan pada hari ke 3 post operasi.

C. Perencanaan

Menurut teori Doengoes, perencanaan pada kasus post operasi Myoma Uteri

adalah sebagai berikut:

A. Nyeri b/d trauma pembedahan.

a. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.

b. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.

c. Kaji TTV

d. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi

dan

e. Berikan analgesik

Sedangkan pada kasus rencana tindakan keperawatan yang diberikan yaitu:

a. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.

b. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.

c. Kaji TTV

d. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi

dan
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Adapun rencana tindakan keperawatan yang terdapat dalam teori namun tidak

dialakukan pada kasus yaitu:

a. Berikan analgesic. Rencana keperawatan ini tidak dilakukan karena waktu

pemberian obat klien hanya per 12 jam.

B. Intoleransi aktivitas b/d nyeri

a. Kaji tingkat intileransi aktivitas klien

b. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

c. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

d. Dekatkan alat-alat kebutuhan klien

e. Biarkan klien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri (makan,

menyisir)

Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan

C. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.

a. Tinjauan ulang Hb/Ht pranatal; perhatikan adanya kondisi yang

mempredisposisikan klien pada infeksi pascaoperasi.

b. Kaji status nutrisi klien.

c. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.

d. Bersihkan luka dan ganti balutan bila basah

e. Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan,

edema, nyeri, eksudat, atau gangguan penyatuan .

Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

D. Implementasi

Dari ketiga diagnosa yang ada, semua intervensi yang ada pada

tinjauan kasus telah dilaksanakan. Tidak ada hambatan yang dirasakan

penulis pada pelaksanaan sebab klien dan keluarga mau bekerjasama dan

kooperatif dalam pemberian tindakan keperawatan tetapi untuk kelengkapan

alat masih kurang, namun hal ini dapat teratasi walaupun hanya

menggunakan alat yang terbatas yang tersedia di rumah sakit atau di ruang

perawatan tersebut dan dalam pemberian tindakan tetap melaksanakan

prinsip teknik antiseptik sesuai dengan teori.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang

mana meliputi pencapaian tujuan keperawatan :.

a. Nyeri b/d trauma pembedahan

Tidak teratasi, hal ini dikarenakan klien masih mengeluh nyeri jika klien

batuk dan mengedan saat BAB

b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri

Teratasi pada tanggal 03 Agustus 2010. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas

klien yang dilakukan secara mandiri seperti BAB dan makan

c. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

Teratasi pada tanggal 03 Agustus 2010. Hal ini dapat dilihat dari data

tidak nampak adanya tanda – tanda REEDA, luka nampak agak kering, suhu

36 ºC.
Anugrah Putra Dew a | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis menguraikan pembahasan kasus klien Ny K” dengan post

operasi Myoma Uteri hari ke-3 di Ruang Perawatan Nuri RS. Bhayangkara

Mappa Oudang Makassar Tanggal 02 s.d 04 Agustus 2010, maka penulis dapat

menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Myoma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang

disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid..

2. Pengkajian pada klien Post operasi terutama difokuskan pada rasa

nyaman nyeri dan data psikologi.

3. Rumusan diagnosa keperawatan pada klien Post operasi berfokus pada

masalah dan disesuaikan dengan kondisi yang dialami klien.

4. Perencanaan tindakan keperawatan pada klien Post operasi mengacu pada

masalah keperawatan yang muncul dengan berpedoman pada teori dan

tetap memperhatikan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia di rumah

sakit.

5. Implementasi tindakan keperawatan pada klien Post operasi mengacu

pada diagnosa dan perencanaan tindakan keperawatan yang ada dan tetap

disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia di rumah

sakit.

67
Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

6. Evaluasi pada klien Post operasi disusun dengan menggunakan SOAP

dan merupakan evaluasi formatif.

B. Saran

Dengan melihat kenyataan yang ada pada pelaksanaan studi kasus

klien Ny K” dengan post operasi Myoma Uteri hari ke-3 di Ruang Perawatan

Nuri RS. Bhayangkara Mappa Oudang Makassar Tanggal 02 s.d 04 Agustus

2010, maka penulis mengajukan beberapa saran yang kiranya dapat diterima

atau paling tidak dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan:

1. Perawat dalam melakukan pengkajian pada klien Post operasa hendaknya

melakukan pendekatan yang baik hingga terbina hubungan saling percaya

antara klien – perawat agar dapat mengumpulkan data yang akurat sesuai

dengan masalah klien, penegakan diagnosa keperawatan pada klien

hendaknya disesuaikan dengan teori daan keadaan klien yang sebenarnya.

2. Perawat dalam perumusan diagnosa keperawatan pada klien Post operasi

hendaknya disesuaikan dengan teori dan tetap mengacu pada masalah

yang dihadapi klien untuk mempermudah dalam menentukan

perencanaan tindakan keperawatan pada klien.

3. Dalam menetapkan rencana tindakan keperawatan pada klien Post operasi

perlu kerjasama khususnya dengan perawat yang terkait agar dapat

disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia di rumah

sakit yang sangat menunjang dalam pelaksanaan perencanaan tersebut.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

4. Dalam melaksanakan perencanaan tindakan keperawatan pada klien Post

operasi perlu kerjasama dengan klien dan keluarga serta tim kesehatan

yang terkait agar rencana keperawatan benar-benar dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan klien.

5. Dalam melaksanakan asuhan, perlu dilakukan pendokumentasian sebagai

salah satu bukti dan pertanggung gugatan perawat terhadap asuhan

keperawatan yang telah dilakukan.

6. Bagi klien dan keluarga diharapkan untuk dapat menerapkan apa yang

menjadi anjuran perawat dan dokter selama perawatan dan pengobatan

untuk mempercepat proses penyembuhan.


Anugrah Putra Dewa | Blog’s Blog’s
Hernia Inguinal

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M, G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas (Ed. 3).

Jakarta : EGC.

Erlina.2008.Ilmu-Bedah-Ostetri(Online).(http/kuliabidan.Worpres.com Diakses

05 Agustus 2011)

Lely.2007.Myoma-Uteri(Online).(http:/Nursingifo.blogspot.com Di akses 05

Agustus 2011)

Mitayani, S. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas (Ed. 1). Jakarta: Salemba

Medika.

Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Pelayanan Kesehatan Maternitas (Ed. 1). Jakarta.

EGC.

Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan (Ed. 4). Jakarta : EGC.

Jitowiyono, Sugeng. S,Kep , NS. 2010 Asuhan Keperawatan Post Operasi.

Yogyakarta. Tuha Medika.

Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita, 2009. Hal 87-88).

Anda mungkin juga menyukai