Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Sejarah

Sejarah adalah kejadian yg terjadi pada masa lampau yg disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan
berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
Pengertian sejarah menurut para ahli
1.   J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yg telah dipikirkan, dikatakan, & diperbuat oleh manusia.
2.   W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yg berarti & penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi
tindakan-tindakan & pengalaman-pengalaman manusia pada masa lampau pada hal-hal yg penting sehingga
merupakan cerita yg berarti.
3.  Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yg mempelajari apa yg telah diperbuat oleh manusia.
4.  Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yg meneliti & menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian
dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya
dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa
depan.
5.  Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat
dibuktikan dengan bahan kenyataan.
6.  Ibnu Khaldun (1332–1406
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang
terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
7.  R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
1.  Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2.  Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
3.   Ilmu yg bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di
sekitar kita.

Sejarah Promosi Kesehatan di Dunia


The Ottawa Conference

The Ottawa Conference merupakan konferensi yg pertama kali yg dilaksanakan di Ottawa, Canada yg
berlangsung pada 17 - 21 November 1986. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Piagam Ottawa yg
menyebutkan “The first Internasional Conference on Health Promotion, meeting in Ottawa this 21 st day of
November 1986, hereby present this charter for action to achieve Health for All by the year 2000 and
beyond”. 

Konferensi promosi kesehatan ini mengambil tema “Menuju Kesehatan Masyarakat Baru” (The Move Towards
a New Public health). Konferensi diikuti oleh perwakilan dari kurang lebih 100 negara, baik yg berasal dari
negara - negara maju maupun negara berkembang. Konferensi pertama ini tidak lepas dari deklarasi Alma-Ata
tahun 1978 tentang “Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care”. 

Kesepakatan yang dicapai dalam konferensi ini merupakan peletakan dasar pembaharuan Promosi Kesehatan.
Kesepakatan bersama tersebut dituangkan dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter). 
Dalam Ottawa Charter secara implisit dirumuskan 3 hal yang penting untuk mengimplementasikan promosi
kesehatan atau dapat disebutkan misi promosi kesehatan, yakni :

 Advokasi (Advocacy)
 Memampukan atau memperkuat (empower)
 Mediasi/Menjembatani (Mediate)

Dari konferensi tersebut menghasilkan Ottawa Charter, dengan 5 pilar utama strategi promosi kesehatan :

 Mengembangkan kebijakan publik berwawasan sehat (Build Health Public Policy)


 Menciptakan lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
  Memperkuat aksi/gerakan masyarakat (Strenghtening Community Action)
  Pengembangan keterampilan perorangan (Develop Personal Skills)
  Reorientasi sistem pelayan kesehatan (Reorient Health Services)

Ottawa menghimbau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi lainnya untuk menyokong atau
mendukung promosi kesehatan di setiap forum-forum internasional serta membantu negara-negara yang
membutuhkan dalam mengembangkan strategi dan program-program untuk promosi kesehatan. 

Konferensi ini menekankan, apabila setiap orang sepanjang perjalanan hidupnya, organisasi-organisasi
pemerintah dan swasta, WHO serta seluruh institusi yang berkepentingan secara bersama mengembangkan
dan memperkenalkan strategi promosi kesehatan sejalan dengan nilai dan moral sosial masyarakat dan dapat
membangun fondasi dari kesepakatan yang dihasilkan, yaitu “Sehat untuk semua pada tahun 2000 dan
setelahnya” dapat menjadi kenyataan. 

Tentu saja pencapaian ini sangat ideal dan tidaklah mudah untuk diupayakan. Namun dengan indikatir-
indikator yang terukur, dan dukungan dari berbagai pihak hal ini dapat direalisasikan.

The Adelaide Conference

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan kedua dilaksanakan di Adelaide, Australia pada 5-9 April 1988.
Konferensi ini diikuti oleh hampir sama dengan negara-negara yang hadir di Konferensi di Ottawa. 

Konferensi Promosi Kesehatan kedua ini mengambil tema “Membangun Kebijakan Publik Yang Berwawasan
Kesehatan” merupakan strategi promosi kesehatan yang pertama dari Ottawa Charter. Dipilihnya tema ini
sebenarnya untuk lebih mengoperasionalkan strategi promosi kesehatan dalam Ottawa Charter tersebut,
sehingga lebih memudahkan implementasi dari negera-negara peserta konferensi. 

Konferensi ini menghasilkan seperangkat strategi guna mendukung terciptanya masyarakat yang hidup dalam
lingkungan yang sehat dan berperilaku sehat. Strategi tersebut meliputi :

 Kebijakan  publik berwawasan kesehatan


 Mendorong terwujudnya revitalisasi nilai-nilai asasi kesehatan
 Kemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
 Akuntabilitas dalam program kesehatan
 Meningkatkan program melampaui “pelayanan”
 Kemitraan.

The Sundvall Conference

Konferensi internasional yang ketiga dilaksanakan di Sundvall, Swedia pada 9-15 Juni 1991 dengan tema
“Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung atau Supportive Environment For Health”. Tema ini adalah
merupakan strategi rpomosi kesehatan yang telah dirumuskan dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter). 

Oleh sebab itu, konferensi di Sundvall adalah merupakan penjabaran yang lebih rinci tentang pengembangan
lingkungan yang mendukung kesehatan. Konferensi ini hanya diikuti oleh 318 orang peserta atau perwakilan
dari 81 negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Hasil konferensi ini disebut pernyataan
Sundvall (Sundvall Statement). 

Dari konferensi ini, selain sebuah pernyataan, juga menghasilkan sebuah handbookyangberisi “cerita”
berbasis pengalaman dari para peserta konferensi. Selain itu, dihasilkan pula 3 model praktis untuk dijalankan
dalam upaya promosi kesehatan. Model-model tersebut yaitu:

a.   Health Promotion Strategy Analysis Model (HELPSAME)


     Model ini berguna untuk menganalisis pengalaman dalam menciptakan lingkungan yang mendukung.
b.   Sundvall Pyramid of Supportive Environment
       Yang didasarkan pada topik yang didiskusikan : makanan, rumah dan lingkungan tetangga, makanan dan
transportasi sebagai alas piramid, dan pendidikan dan dukungan sosial sebagai dinding piramid.
c.    Supportive Environment Action Model (SESAME)
Model berperan dala memfasilitasi kegiatan. 

Deklarasi Jakarta

Konferensi dilaksanakan di Jakarta, Indonesia pada 21-25 Juli 1997 dengan tema “Pemeran Baru pada Era Baru
atau New Player for a  New Era”.

Menghasilkan pendekatan-pendekatan baru dalam Promosi kesehatan :

a.    Pendekatan Komprehensif

Melaksanakan kelima strategi Ottawa Charter.


b.    Pendekatan melalui Tatanan.
*        Tatanan administrasi pemerintah
*        Institusi pendidikan
*        Institusi pelayanan kesehatan
*        Tempat-tempat kerja
*        Tempat-tempat umum
*        Keluarga sbg unit masyarakat terkecil
c.    Peran serta masyarakat
d.    Pembelajaran kesehataan
     Model berperan dala memfasilitasi kegiatan.

Konferensi Mexico

Konferensi internasional yang kelima dilselenggarakan di Kota Meksiko pada 5-9 Juni 2000 dengan tema
“Menjembatani kesenjangan pemerataan atau Bridging the equity gap”.
Kesepakatan tingkat Menteri sebagai hasil konferensi promosi kesehatan di Kota Meksiko dan upaya untuk
mewujudkan ide-ide menjadi aksi / tindakan yakni :

 Menempatkan promosi kesehatan sebagai prioritas utama baik di tingkat lokal, regional, nasional,
maupun internasional
 Mengambil peran utama dalam pengembangan partisipasi aktif disetiap sektor didalam implementasi
gerakan2 promosi kesehatan dg memperkuat memperluas kemitraan dibidang kesehatan.
 Memperkuat persiapan rencana kegiatan di kabupaten/kota di seluruh dunia. 

Konferensi Bangkok

Konferensi internasional yang keenam dilselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 7-11 Agustus 2005 dengan
tema “promosi kesehatan dalam dunia yang mengglobal atau health promotion in a globalized world”.

Konferensi menghasilkan piagam Bangkok (Bangkok Charter). Lingkup piagam ini adalah

 Mengidentifikasi aksi
 Komitmen dan janji yang diperlukan untuk mengatasi berbagai problematika kesehatan di era
globalisasi melalui promosi kesehatan

Konferensi Nairobi

Konferensi internasional yang ketujuh dilselenggarakan di Nairobi, Kenya pada 26-30 Oktober 2009 dengan
tema “mempromosikan kesehatan dan pembangunan ; menutup kesenjangan implementasi atau promoting
health and development; Closing the implementation Gap”.

Konferensi Nairobi, dihasilkan strategi dan aksi yang dikelompokkan menjadi 5 sub-tema, yaitu : 

 Membangun kapasitas promosi kesehatan (Building capacity for health promotion)


 Penguatan sistem kesehatan (Strenghening Health System)
 Kemitraan & kerjasama lintas sektor (Partnership and intersectoral action)
 Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment)
 Sehat & perilaku sehat (health literacy and health behavior)

Sejarah Promosi Kesehatan di Indonesia

Periode 1945-1965

 Lahirnya UU Kesehatan 1960


 Penyemprotan malaria pd 12 November 1964 oleh Presiden Soekarno
 Dijadikannya tgl 12 November 1964 sbg Hari Kesehatan Nasional
 Didirikannya sekolah penyuluh kesehatan di Magelang
 Mulai adanya media penyuluhan berupa film & foster dengan judul 4 sehat 5 sempurna

Periode 1965-1975

Periode ini promosi kesehatan dikenal dengan istilah Pendidikan Kesehatan Masy. & dilahirkannya konsep
PKMD (Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa).

Periode 1975 - 1995

Periode ini  promosi kesehatan dikenal dengan istilah penyuluhan kesehatan masyarakat, dan pengembangan
kesehatan masyarakat melalui posyandu, polindes dan lain-lain

Periode 1995-Sekarang
Pada periode ini mulai dipakai istilah promosi kesehatan. Beberapa kegiatan penting promosi kesehatan pada
periode ini antara lain :

 Lahirnya konsep PHBS


 Dicanangkan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan oleh presiden Habibie pd tgl 1 Maret
1999
 Lahirnya konsep visi Indonesia Sehat 2010

Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau
dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan
moral.

               Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu
sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2.3      Sejarah Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang
sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat
kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.

1.      Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)

Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa
pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk
membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang
tumbuh menjadi apa yang dinamakan Medisch Hygienische Propaganda. Propaganda ini kemudian meluas
pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan
kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.

Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar

1.     Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

2. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)

2.      Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

1. Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960

2. Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)


3.      Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)

1. Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)

2. Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

3. Munculnya Posyandu

4. Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron).

4.      Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,  munculnya istilah promosi kesehatan
(Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :

1.      Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy).

2.      Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment).

3.      Memperkuat gerakan masyarakat (community action).

4.      Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills).

5.      Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).

·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988) Konferensi ini menekankan 4
bidang prioritas, yaitu:

(1) Mendukung kesehatan wanita

(2) Makanan dan gizi

(3) Rokok dan alcohol

(4) Menciptakan lingkungan sehat.

·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia  (1991). Konferensi ini mengemukakan 4
strategi kunci, yakni:

1.      Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat.

2.      Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui
pendidikan dan pemberdayaan.

3.      Membangun aliansi.

4.      Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.


Promosi Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan,
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan,
Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur
promosi kesehatan.

5.      Promosi Kesehatan Di Era Reformasi Dan Desentralisasi

Lahirnya semangat reformasi yang ditingkahi dengan terjadinya pergantian pemerintahan pada tahun
1998 telah membawa perubahan fundamental dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Angin
reformasi yang bertiup kencang sejak lengsernya Presiden Soeharto memperoleh wadahnya dalam sidang-
sidang MPR, yang merupakan lembaga tertinggi negara. Akhirnya dilakukan amandemen terhadap UUD 1945,
sesuatu yang “diharamkan” pada era sebelumnya. Amandemen tersebut bahkan dilakukan beberapa kali,
antara lain menyangkut tentang penghapusan lembaga Dewan Pertimbangan Agung, dibentuknya Mahkamah
Konstitusi, ada Dewan Perwakilan Daerah (DPD), pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI secara langsung
oleh rakyat, dll.

Salah satu perubahan yang mendasar adalah bergantinya sistem pemerintahan sentralisasi menjadi
desentralisasi, atau otonomi daerah. Semangat inilah yang mengilhami diundangkannya UU No. 22 tahun
1999 dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diberlakukan pada tahun 2001. Sesuai dengan UU tersebut,
maka Gubernur, Bupati dan Walikota kini dipilih langsung oleh rakyat dan karenanya mempunyai kewenangan
yang sangat menentukan, termasuk dalam penentuan organisasi daerah, jabatan dan personilnya. Sementara
itu lembaga legislatif, baik DPR di Pusat maupun DPRD di daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar
(bahkan sangat besar) dalam penyusunan anggaran keuangan baik Pusat maupun Daerah. Berkaitan dengan
itu, partai-partai politik mempunyai peranan yang sangat menentukan, melalui wakil-wakilnya yang duduk di
pemerintahan (ekskutif) dan lembaga perwakilan (legislatif), baik di Pusat maupun di daerah.

Untuk mengantisipasi hal ini Departemen Kesehatan dalam hal ini Promosi Kesehatan
menyelenggarakan pertemuan dengan Bupati dan Walikota seluruh Indonesia pada bulan Juli 2000 yang
menyepakati tentang perlunya perhatian Daerah secara lebih sungguh-sungguh terhadap program kesehatan,
kelembagaan, ketenagaan serta anggaran yang mendukungnya. Berbagai pertemuan khusus untuk
menjelaskan dan mendiskusikan tentang Paradigma Sehat dan Visi Indonesia sehat 2010 juga diselenggarakan
kepada partai-partai politik dan anggota DPR kkhususnya komisi yang mengurusi bidang kesehatan.

Demikian pula dengan tujuan yang sama beberapa kali pertemuan khusus juga digelar di daerah,
paling tidak di beberapa propinsi, seperti Banten, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Barat, dll.
Belum lagi panduan tertulis tentang penanganan program-program kesehatan termasuk promosi kesehatan di
daerah.

Selanjutnya dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah, setelah dilakukan pembahasan dan
sosialisasi dengan daerah, telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Stándar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Salah satu SPM bidang kesehatan tersebut adalah tentang
Penyuluhan perilaku sehat, yang harus mencakup setidaknya: Rumah tangga sehat (65%) dan Desa Posyandu
Purnama (40%). Selain itu juga ditetapkan bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan yang
wajib dilakukan di Puskesmas.

·         Lawrence Green (1984)

Mendefinisi promosi kesehtan sebagai berikut : Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervesi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu
keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Piagam Ottawa (Ottawa Charter)


Konferensi Internasional Kesehatan di Ottawa-Canada (1986) menghasilkan piagam Ottawa Charter
yang rumusan strateginya dikelompokan menjadi 5 butir, yaitu :
a)      Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)
Adalah kegiatan yang ditujukkan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan yang
berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatannya bagi masyarakat. Mislanya, orang yang mendirikan pabrik atau industry, sebelumnya harus
dilakukan analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.
b)      Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan suasana yang mendukung yang ditujukan
pada : pemimpin organisasi masyarakat pengelola tempat-tempat umum.
c)      Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan
kadang hanya untuk pemberi pelayanan, tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab
bersama antara pemberi pelayanan kesehatan dan pihak yang mendapatkan pelayanan.
d)     Gerakan Masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsure-unsur yang ada di masyarakat tersebut
bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: promosi kesehatan adalah upaya
yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan sendiri.
e)      Keterampilan Individu
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan social melalui penyediaan informasi,
pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan
pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka,
dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui
kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan
kecelakaan sangatlah penting. Keterampilan individu adalah kemampuan petugas dalam menyampaikan
informasi kesehatan dan kemampuan dalam menyontohkan misalnya, melalui penyuluhan secara individu
atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Kesimpulan :

Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga
dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan.
Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan :
1.      Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
2.      Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
3.      Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
4.      Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
5.      Promosi Kesehatan Di Era Reformasi Dan Desentralisasi

Saleh, Rahmi. 2016. Sejarah Promosi Kesehatan. Diambil dari:


www.scribd.com/document/331670763/Makalah-Sejarah-Promosi-Kesehatan.

Afriyenni, Nadiya. 2009. Sejarah Promosi Kesehatan. Diambil dari:


www.sejarahpromosikesehatan.blogspot.co.id/2009/10/sejarah-promosi-kesehatan-sejarah.html

Kaudis, Ardi. 2013. Sejarah Promosi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai