PROGRAM GIZI
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan profil ”Program Gizi” UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik moril maupun
materiil yang dapat menumbuhkan semangat sehingga penyusunan profil gizi dapat selesai tanpa ada
hambatan yang berarti.
Kami menyadarai bahwa penyusunan profil ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan serta saran dari semua pihak sehingga penyusunan profil yang akan datang
menjadi lebih baik.
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................
B. Tujuan Pembuatan Profil .......................................
C. Manfaat Pembuatan Profil .....................................
BAB II Gambaran Umum UPT Puskesmas Ngrambe
BAB III Ruang Lingkup Kegiatan Program Gizi
1. Penanggulangan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
2. Penanggulangan AGB (Anemia Gizi Besi) .....................
3. Penanggulangan KVA (Kekurangan Vitamin A) ................
4. Penanggulangan KEP (Kekurangan Energi Protein) .........
BAB IV Pelaksanaan Hasil Program
1. Kegiatan Wajib ...............................................................
2. Kegiatan Inovatif .......................................................
BAB V Hasil Pencapaian Program Gizi
A. Hasil Kegiatan Program Gizi …………
B. Permasalahan yang dihadapi
BAB VI Rencana Kegiatan Program Gizi Tahun 2021
BAB VII Penutup
A. Kesimpulan .........................................
B. Saran ..................................................
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu syarat gatra dari kualitas hidup, seperti yang tercermin
pada kebutuhan dasar manusia yang meliputi : sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan,
kesempatan memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang layak, bebas dari rasa takut, dan tidak
tenteram, kebebasan untuk berekreasi dan berkreasi, sebagaimana disebut dalam Sistem
Kesehatan Nasional. Selanjutnya juga dikatakan bahwa derjat suatu masyarakat merupakan hasil
interaksi antara faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempunyai
peranan yang lebih besar dari kedua faktor yang lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak
dalam kandungan (janin), bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat
dipulihkan walaupun kebutuhan gizi masa selanjutnya terpenuhi.
Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan
rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masalah gizi dan kesehatan ibu hamil. Sekitar 30 juta
wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), dan bila hamil dapat meningkatkan
resiko melahirkan BBLR. Setiap tahun diperkirakan sekitar 350 ibu melahirkan bayi BBLR
(<2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian
balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang , 1,7 juta diantaranya menderita
gizi buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi
kurang pada masa balita.
Masalah kurang gizi lainnya yaitu Anemia Gizi Besi (AGB) yang diderita oleh 8,1 juta
anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5 juta remaja putri dan 2 juta ibu hamil. Masalah
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) diderita oleh sekitar 3,4 juta anak usia sekolah
dan sekitar 10 juta balita menderita Kekurangan Vitamin A (KVA).
Sementara masalah gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi, selanjutnya ada
kecenderungan peningkatan masalah gizi lebih sejak beberapa tahun terakhir, dari hasil survei di
12 perkotaan pada tahun 1998 menunjukkan sekitar 12 % penduduk dewasa menderita gizi lebih.
Seiring dengan meningkatnya prevalensi penykit degeneratif yang berkaitan dengan gaya hidup.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan tahun
2005 – 2009 menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 20%. Guna mempercepat pencapaian sasaran
tersebut, di dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2005 – 2009 telah ditetapkan 4
strategi utama yaitu : 1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat ; 2)
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas ; 3)
Meningkatkan sistem surveilens, monitoring dan informasi kesehatan ; 4) Meningkatkan
pembiayaan kesehatan. Selanjutnya dari keempat strategi utama tersebut telah ditetapkan 17
sasaran prioritas, salah satunya adalah seluruh keluarga menjadi keluarga sadar gizi sebagai
komponen desa siaga.
Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan kerjasama dan tanggung jawab dari
semua aspek meliputi tingkat keluarga, tingkat masyarakat, tingkat pelayanan kesehatan dan
tingkat pemerintah supaya bisa terwujud keadaan yang lebih baik.
Melalui penyusunan profil program gizi ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur sejauh
mana tingkat keberhasilan dan kekurangan sehingga dapat segera terselesaikan atas hambatan dan
permasalahannya.
A. GEOGRAFI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan prasarana kesehatan, diantaranya
Puskesmas dan jaringannya, Sarana kesehatan lain, Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan.
Dukun bayi yang ada dirangkul sebagai mitra kerja dengan diberikan
pembinaan dan penyuluhan tentang wewenang yang boleh dilakukan dan pentingnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terdidik dan terlatih untuk
menurunkan angka kematian bayi di Ngrambe khususnya dan Indonesia pada
umumnya.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga
berencana. Jumlah Polindes di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe tahun 2020
sebanyak 10 buah antara lain Wakah, Giriharjo, Setono, Babadan, Sambirejo,
Krandegan, Pucangan, Mendiro, Cepoko dan Sidomulyo.
1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 33
4 Bidan 26
5 Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Asisten apoteker 3
8 Sanitasi 1
9 Promkes 1
10 Gizi 2
11 Analis laboratorium 2
12 Fisioterapi 1
13 Rekam medis 1
14 Staf 26
Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepagawaian sesuai tabel di
bawah ini :
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngrambe Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2020
JUMLAH
NO STATUS KEPEGAWAIAN
(ORANG)
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 67
2 Tenaga BLUD 30
3 Tenaga BOK 3
Total 100
Salah satu indikator perkembangan dan kemajuan daerah adalah keadaan gizi
masyarakat. Sebagai daerah yang berkembang, maka Kecamatan Ngrambe harus
mengadakan upaya perbaikan gizi dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan meningkatkan mutu bahan pangan dalam
memenuhi kebutuhan gizi secara aman.
Pelayanan Gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas.
Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung.
6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan
Ibu Nifas
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk
kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga terlaksana kegiatan pencegahan anemia gizi besi. Sasarannya adalah
ibu hamil dan ibu nifas yang berlokasi di tempat praktek bidan, posyandu dan
polindes.
7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada remaja Putri dan WUS
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia
gizi pada kelompok sasaran yaitu remaja putri dan WUS dengan lokasi pada
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
BAB IV
HASIL KEGIATAN
1. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Tabel 1. Cakupan ASI Eksklusif
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pemberian ASI Eksklusif di wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target yaitu 81,5% dimana targetnya 50%. Semua
desa sudah mencapai target tetapi dari 14 desa di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe ada
pencapaian 3 terendah yaitu Desa Setono, Desa Cepoko dan Desa Krandegan.
Cakupan
No. Nama Desa Jumlah Sasaran Rangking
n %
1. Hargomulyo 254 247 97,2
2. Giriharjo 146 141 96,6
3. Setono 182 178 97,8
4. Wakah 225 214 95,1
5. Tawangrejo 129 128 99,2
6. Sambirejo 88 88 100,0
7. Manisharjo 171 160 93,6
8. Sidomulyo 136 126 92,6
9. Ngrambe 274 265 96,7
10 Babadan 84 80 95,2
11. Krandegan 137 135 98,5
12. Pucangan 216 204 94,4
13. Cepoko 319 315 98,7
14. Mendiro 275 268 97,5
Jumlah 2636 2549 96,7
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa cakupan pemberian kapsul vitamin A balita 200.000 IU
untuk wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target (87%)
sebesar 96,7%. Semua desa (14 desa) sudah mencapai target dalam pemberian vitamin
A.
Dari tabel 3 diketahui bahwa pencapaian D/S di posyandu wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target yaitu 77,1 %. Dari 14 desa tersebut hanya 2
desa yang belum memenuhi target yaitu Ngrambe dan Tawangrejo.
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa pencapaian N/D di posyandu wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 masih di bawah target yaitu 49,8%. Untuk pencapaian semua desa
belum mencapai target.
Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SK K B L
1. Hargomulyo 172 0,0 7,6 85,5 7,0
2. Giriharjo 129 0,0 8,5 86,8 4,7
3. Setono 131 2,3 10,7 78,6 8,4
4. Wakah 180 0,0 9,4 81,1 9,4
5. Tawangrejo 92 2,2 7,6 85,9 4,3
6. Sambirejo 71 1,4 15,5 71,8 11,3
7. Manisharjo 143 1,4 10,5 78,3 9,8
8. Sidomulyo 84 1,2 10,7 85,7 2,4
9. Ngrambe 149 1,3 8,7 74,5 15,4
10 Babadan 45 2,2 13,3 73,3 11,1
11. Krandegan 98 2,0 15,3 74,5 8,2
12. Pucangan 174 1,1 10,3 78,7 9,8
13. Cepoko 230 3,0 11,7 78,7 6,5
14. Mendiro 191 2,1 13,1 74,9 9,9
Jumlah 1889 1,4 10,6 79,4 8,5
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan indikator BB/U, kasus balita dengan status gizi
sangat kurang di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sebesar 1,4 %, jadi
masih di bawah target (15%).
Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SP P N T
1. Hargomulyo 200 3,5 21,5 74,5 0,5 2
2. Giriharjo 144 5,6 13,2 81,3 0,0
3. Setono 148 6,8 16,2 76,4 0,7
4. Wakah 200 4,0 11,0 83,0 2,0
5. Tawangrejo 94 3,2 16,0 79,8 1,1
6. Sambirejo 163 5,5 14,1 79,8 0,6
7. Manisharjo 163 5,5 14,1 79,8 0,6
8. Sidomulyo 120 5,8 18,3 75,8 0,0 3
9. Ngrambe 216 4,6 11,1 81,5 2,8
10 Babadan 50 10,0 18,0 66,0 6,0 1
11. Krandegan 112 0,9 13,4 83,0 2,7
12. Pucangan 216 0,9 7,9 89,4 1,9
13. Cepoko 293 1,7 14,3 83,3 0,7
14. Mendiro 193 5,7 18,1 75,1 1,0
Jumlah 2312 4,1 14,4 80,2 1,3
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan indikator TB/U, kasus balita dengan stunting
(sangat pendek dan pendek) di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sebesar
18,8%, sedangkan kasus 3 terbesar yaitu Desa Babadan, Hargomulyo dan Sidomulyo.
Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SK K N G
1. Hargomulyo 167 0,0 4,2 93,4 2,4
2. Giriharjo 121 0,0 3,3 95,9 0,8
3. Setono 125 0,0 3,2 92,8 4,0
4. Wakah 162 0,0 4,9 91,4 3,7
5. Tawangrejo 74 1,4 5,4 91,9 1,4
6. Sambirejo 69 1,4 4,3 89,9 4,3
7. Manisharjo 139 1,4 6,5 89,2 2,9
8. Sidomulyo 81 0,0 4,9 95,1 0,0
9. Ngrambe 142 0,0 7,7 87,3 4,9
10 Babadan 45 0,0 8,9 88,9 2,2
11. Krandegan 89 0,0 7,9 86,5 5,6
12. Pucangan 174 1,7 8,0 87,4 2,9
13. Cepoko 222 1,4 9,0 87,4 2,3
14. Mendiro 182 0,0 4,4 91,8 3,8
Jumlah 1792 0,6 6,0 90,5 3,0
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa status gizi balita dengan indikator BB/TB ditemukan
balita sangat kurus di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2020 sebesar 1,7 %,
sedangkan kasus 1 terbesar ditemukan di Desa Pucangan.
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa pemberian tablet tambah darah 90 tablet (Fe-3) pada ibu
hamil di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 yaitu 90,4% sehingga sudah
mencapai target (81%).
BAB V
ANALISA MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Rendahnya pencapaian N/D di bawah target yaitu 49,8% pada semua desa di
wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun 2021.
Masih ditemukan balita dengan status gizi sangat kurang pada semua desa sebesar
1,4% di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun 2021.
Masih ditemukan balita dengan status pertumbuhan stunting pada semua desa
sebesar 18,8% di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun
2021.
MAN MATHERIAL
Kurang
dukungan dari
Pencatatan dan
lintas sektor Terjadi kesenangan pelaporan belum
data riil dengan maksimal
data proyeksi Kurangnya reward
Dinkes untuk kader di
lapangan
2 MACHINE
- Kurangnya dukungan dari lintas sektor 4 3 2 24 5
- Terjadi kesenjangan data riil dengan data 1 2 2 4 9
proyeksi Dinkes
3. MATHERIAL
- Terbatasnya media untuk penyuluhan 3 2 3 18 7
- Kondisi pandemi covid-19 sehingga 3 3 3 27 3
membatasi kegiatan di masyarakat
4. METHODE
2. Peran serta ibu dan - Memotivasi keaktifan ibu dan Memotivasi keaktifan ibu dan
keluarga kurang keluarga dalam kegiatan posyandu keluarga dalam kegiatan
dalam kegiatan - Melakukan kunjungan rumah balita posyandu
posyandu gizi buruk
BAB VI
RENCANA USULAN KEGIATAN GIZI TAHUN 2022