Anda di halaman 1dari 25

PROFIL KESEHATAN

PROGRAM GIZI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI


UPT PUSKESMAS NGRAMBE
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan profil ”Program Gizi” UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik moril maupun
materiil yang dapat menumbuhkan semangat sehingga penyusunan profil gizi dapat selesai tanpa ada
hambatan yang berarti.
Kami menyadarai bahwa penyusunan profil ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan serta saran dari semua pihak sehingga penyusunan profil yang akan datang
menjadi lebih baik.

Ngrambe, Januari 2022


Mengetahui, Penyusun
Kepala UPT Puskesmas Ngrambe

dr. YENY RUSMAWATI ANIS SOVIA W., SKM


NIP. 19800426 200901 2 004 NIP. 19781019 200012 2 001
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
Daftar Lampiran ................................................................................................................. iv

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................
B. Tujuan Pembuatan Profil .......................................
C. Manfaat Pembuatan Profil .....................................
BAB II Gambaran Umum UPT Puskesmas Ngrambe
BAB III Ruang Lingkup Kegiatan Program Gizi
1. Penanggulangan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
2. Penanggulangan AGB (Anemia Gizi Besi) .....................
3. Penanggulangan KVA (Kekurangan Vitamin A) ................
4. Penanggulangan KEP (Kekurangan Energi Protein) .........
BAB IV Pelaksanaan Hasil Program
1. Kegiatan Wajib ...............................................................
2. Kegiatan Inovatif .......................................................
BAB V Hasil Pencapaian Program Gizi
A. Hasil Kegiatan Program Gizi …………
B. Permasalahan yang dihadapi
BAB VI Rencana Kegiatan Program Gizi Tahun 2021
BAB VII Penutup
A. Kesimpulan .........................................
B. Saran ..................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Laporan ASI Eksklusif Tahun 2021


Lampiran 2. Data Laporan Distribusi Vitamin A Balita Tahun 2021
Lampiran 3. Data Laporan Hasil Penimbangan Balita Tahun 2021
Lampiran 4. Data Laporan Hasil Operasi Bulan Timbang Tahun 2021
Lampiran 5. Data Laporan Pemberian Tablet Fe Bumil Tahun 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu syarat gatra dari kualitas hidup, seperti yang tercermin
pada kebutuhan dasar manusia yang meliputi : sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan,
kesempatan memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang layak, bebas dari rasa takut, dan tidak
tenteram, kebebasan untuk berekreasi dan berkreasi, sebagaimana disebut dalam Sistem
Kesehatan Nasional. Selanjutnya juga dikatakan bahwa derjat suatu masyarakat merupakan hasil
interaksi antara faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempunyai
peranan yang lebih besar dari kedua faktor yang lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak
dalam kandungan (janin), bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat
dipulihkan walaupun kebutuhan gizi masa selanjutnya terpenuhi.
Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan
rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masalah gizi dan kesehatan ibu hamil. Sekitar 30 juta
wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), dan bila hamil dapat meningkatkan
resiko melahirkan BBLR. Setiap tahun diperkirakan sekitar 350 ibu melahirkan bayi BBLR
(<2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian
balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang , 1,7 juta diantaranya menderita
gizi buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi
kurang pada masa balita.
Masalah kurang gizi lainnya yaitu Anemia Gizi Besi (AGB) yang diderita oleh 8,1 juta
anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5 juta remaja putri dan 2 juta ibu hamil. Masalah
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) diderita oleh sekitar 3,4 juta anak usia sekolah
dan sekitar 10 juta balita menderita Kekurangan Vitamin A (KVA).
Sementara masalah gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi, selanjutnya ada
kecenderungan peningkatan masalah gizi lebih sejak beberapa tahun terakhir, dari hasil survei di
12 perkotaan pada tahun 1998 menunjukkan sekitar 12 % penduduk dewasa menderita gizi lebih.
Seiring dengan meningkatnya prevalensi penykit degeneratif yang berkaitan dengan gaya hidup.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan tahun
2005 – 2009 menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 20%. Guna mempercepat pencapaian sasaran
tersebut, di dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2005 – 2009 telah ditetapkan 4
strategi utama yaitu : 1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat ; 2)
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas ; 3)
Meningkatkan sistem surveilens, monitoring dan informasi kesehatan ; 4) Meningkatkan
pembiayaan kesehatan. Selanjutnya dari keempat strategi utama tersebut telah ditetapkan 17
sasaran prioritas, salah satunya adalah seluruh keluarga menjadi keluarga sadar gizi sebagai
komponen desa siaga.
Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan kerjasama dan tanggung jawab dari
semua aspek meliputi tingkat keluarga, tingkat masyarakat, tingkat pelayanan kesehatan dan
tingkat pemerintah supaya bisa terwujud keadaan yang lebih baik.
Melalui penyusunan profil program gizi ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur sejauh
mana tingkat keberhasilan dan kekurangan sehingga dapat segera terselesaikan atas hambatan dan
permasalahannya.

B. Tujuan Pembuatan Profil


1. Tujuan Umum
Sebagai tolok ukur keberhasilan atau kekurangan pelaksanaan kegiatan program gizi di UPT
Puskesmas Ngrambe.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil pencapaian program.
b. Menganalisa kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Menganalisa permasalahan dan hambatan pelaksanaan kegiatan.

C. Manfaat Pembuatan Profil


1. Sebagai bahan evaluasi program gizi di UPT Puskesmas Ngrambe untuk perkembangan dan
peningkatan program yang akan datang.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan program gizi di
UPT Puskesmas Ngrambe di tahun mendatang.
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGRAMBE

A. GEOGRAFI

Ngrambe adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur.


Kecamatan ini terletak sekitar + 40 Km barat daya Ibu kota Kabupaten Ngawi, sedangkan
jarak dengan Ibukota Propinsi Jawa Timur (Surabaya) sekitar + 251 Km. Luas wilayah
Kecamatan Ngrambe 57,48 Km², yang terbagi atas 14 Desa dan 57 Dusun serta 61 RW.

Batas-batas wilayah Kecamatan Ngrambe sebagai berikut :

 Sebelah utara : Kecamatan Widodaren


 Sebelah timur : Kecamatan Jogorogo
 Sebelah selatan : Gunung Lawu
 Sebelah barat : Kecamatan Sine

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAMBE


Jumlah penduduk seluruhnya 45.933 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki 22.923 jiwa dan
Perempuan 23.010 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak 14.707 jiwa.

B. KEADAAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe mayoritas beragama Islam selain


Kristen dan Katolik. Mata pencaharian masyarakat Ngrambe sebagian besar adalah petani
dan buruh tani, selain pedagang, buruh industri dan pegawai negeri sipil ( PNS ). Pendidikan
penduduk Kecamatan Ngrambe paling banyak lulusan SD/MI 13,2% selanjutnya lulusan
SLTP 10,33%, lulusan SLTA 10,18 %, perguruan tinggi 1,6 %, yang tidak tamat SD 4,9%,
dan yang tidak sekolah 9,4 %.

C. SUMBER DAYA PUSKESMAS NGRAMBE

1. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya ditandai oleh makin


meningkatnya peran pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan prasarana kesehatan, diantaranya
Puskesmas dan jaringannya, Sarana kesehatan lain, Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan.

a) Puskesmas dan jaringannya

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kecamatan yg melaksanakan tugas-tugas
operasional pembangunan kesehatan. Jumlah Puskesmas di Kecamatan Ngrambe
dengan rawat inap dan Poned sebanyak 1 buah. Untuk memperluas jangkauan
pelayanan Puskesmas ke masyarakat, setiap Puskesmas telah dibantu oleh Puskesmas
Pembantu (Pustu) yang pada saat ini jumlah Pustu di Kecamatan Ngrambe berjumlah
3 buah, yaitu Pustu Gedoro, Manisharjo dan Tawangrejo.

Sedangkan jumlah Polindes ada 10 buah terdiri dari Polindes Giriharjo,


Setono, Wakah, Sambirejo, Sidomulyo, Babadan, Krandegan, Pucangan, Cepoko,
Mendiro, dan 1 buah Poskesdes di Hargomulyo. Selain itu, Puskesmas juga dibantu
oleh sarana posyandu lansia yang berguna untuk membantu pelayanan kesehatan di
luar gedung bagi para usia lanjut dan pra usia lanjut yang mana mereka sudah atau
hampir tidak mampu untuk datang ke Puskesmas. Jumlah posyandu lansia 48 buah
tersebar di setiap desa dengan frekuensi buka 3 bulan sekali.

b). Sarana kesehatan lainnya

Selain Puskesmas, sarana kesehatan yang lain sangat membantu terwujudnya


peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan lainnya yang ada di
Puskesmas Ngrambe tahun 2021 meliputi :

 Rumah bersalin (BPM) : 3 buah


 Praktek dokter perorangan : 7 buah
 Apotek : 4 buah
c). Peran serta masyarakat

Dukungan masyarakat dalam mewujudkan visi puskesmas Ngrambe


“Terwujudnya masyarakat Ngrambe yang sehat, mandiri dan berkeadilan” adalah
faktor yang mutlak dibutuhkan. Tanpa ada peran serta masyarakat tujuan
kemandirian hidup sehat tidak akan pernah tercapai.

Dukungan dan peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe


meliputi:
1. Jumlah Kader Posyandu : 365 orang
2. Kader Peer Konselor : 65 orang
3. Jumlah Kader Tiwisada : 425 orang
4. Jumlah Guru UKS : 42 orang
5. Jumlah Saka Bhakti Husada : 37 orang
6. Jumlah kader usila : 120 orang
7. Jumlah Kelompok Usila : 35 kelompok
8. Jumlah pengobat tradisional : 115 buah
9. Jumlah posyandu : 73 posyandu
- Strata Madya :-
- Strata Purnama : 69 posyandu
- Strata Mandiri : 4 posyandu
10. Jumlah Poskestren :1 buah
11. Jumlah Posbindu PTM : 14 buah
12. Jumlah Posyandu lansia : 37 buah
13. Pondok Jiwa : 1 buah

Dukun bayi yang ada dirangkul sebagai mitra kerja dengan diberikan
pembinaan dan penyuluhan tentang wewenang yang boleh dilakukan dan pentingnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terdidik dan terlatih untuk
menurunkan angka kematian bayi di Ngrambe khususnya dan Indonesia pada
umumnya.

Jumlah kader kesehatan yang cukup banyak diharapkan mampu menjadi


ujung tombak program kesehatan di tiap-tiap desa dan menjadi penggerak
pembangunan desa yang berwawasan kesehatan. Pembinaan terhadap kader
dimaksudkan memberikan bekal informasi yang cukup tentang program-program
puskesmas dan mampu melaksanakan secara mandiri di desa masing-masing. Kader
tiwisada dan guru UKS diharapkan mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang
sehat baik dari segi fisik dan perilaku seluruh komponen di sekolah yang berwawasan
sehat.

d). Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat


berbagai upaya telah dikembangkan termasuk dengan memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada di masyarakat melalui posyandu, polindes, poskesdes maupun
pembentukan desa siaga.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe
berjumlah 73 Posyandu yang menyebar di 14 desa. Pelaksanaan posyandu dilakukan
1 bulan sekali pada 1 posyandu.

Taman Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang merupakan


pengembangan dari posyandu, BKB dan Paud. Taman Posyandu menyelenggarakan
tiga kegiatan disatukan satu kegiatan dengan leading sektor Posyandu oleh PKK,
BKB oleh BBKB dan Paud oleh Dinas Pendidikan. Jumlah Taman posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Ngrambe berjumlah 40 taman Posyandu yang menyebar di
14 desa. Pelaksanaan Taman posyandu dilakukan minimal 1 bulan sekali.

Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga
berencana. Jumlah Polindes di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe tahun 2020
sebanyak 10 buah antara lain Wakah, Giriharjo, Setono, Babadan, Sambirejo,
Krandegan, Pucangan, Mendiro, Cepoko dan Sidomulyo.

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya


serta kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Tujuan dibentuknya desa
siaga adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk sehat serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Pada tahun 2020 jumlah desa/kelurahan siaga yang telah dibentuk di


Kecamatan Ngrambe sebanyak 14 desa (100%) yang berarti semua desa di
Kecamatan Ngrambe telah menjadi desa siaga belum bisa berkembang sesuai yang
diharapkan.

e). Tenaga Kesehatan

Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu


faktor penggerak utama, sehingga dengan SDM kesehatan yang berkualitas akan
menentukan keberhasilan dari seluruh proses pembangunan kesehatan tersebut.

Jumlah tenaga kesehatan administrasi dan tenaga lain di Puskesmas


Ngrambe pada tahun 2019 ada 98 orang yang tersebar di Puskesmas induk, Pustu dan
Polindes, yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan BLUD secara
lengkap sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ngrambe Tahun 2021

1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 33
4 Bidan 26
5 Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Asisten apoteker 3
8 Sanitasi 1
9 Promkes 1
10 Gizi 2
11 Analis laboratorium 2
12 Fisioterapi 1
13 Rekam medis 1
14 Staf 26

Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepagawaian sesuai tabel di
bawah ini :

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngrambe Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2020

JUMLAH
NO STATUS KEPEGAWAIAN
(ORANG)
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 67
2 Tenaga BLUD 30
3 Tenaga BOK 3
Total 100

1. Jenis pelayanan di Puskesmas


a. Pelayanan kesehatan umum i. Konseling anak dan remaja
b. Pelayanan kesehatan gigi j. Klinik sanitasi
c. Klinik spesialis kandungan k. Layanan gawat darurat
d. Klinik spesialis jiwa l. Rawat inap dan poned
e. Kesehatan ibu dan anak (KIA/KB) m. Laboratorium
f. Imunisasi n. Apotek
g. Konseling gizi o. Fisioterapi
h. Poli TB
p. Poli Mata
BAB III
RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM GIZI

Salah satu indikator perkembangan dan kemajuan daerah adalah keadaan gizi
masyarakat. Sebagai daerah yang berkembang, maka Kecamatan Ngrambe harus
mengadakan upaya perbaikan gizi dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan meningkatkan mutu bahan pangan dalam
memenuhi kebutuhan gizi secara aman.
Pelayanan Gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas.
Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung.

A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung


Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif, preventif, dan
kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilakukan di
dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari dua jenis
yaitu pelayanan gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap.
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan
evaluasi asuhan gizi. Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dari
skrening/penapisan gizi oleh tenaga kesehatan di puskesmas untuk menetapkan
pasien berisiko masalah gizi, yang kemudian akan dirujuk ke ruang gizi untuk
memperoleh asuhan gizi.
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Intervensi gizi pada pelayanan gizi rawat inap mencakup penyelenggaraan
pemberian makan pasien, pemantauan asupan makanan, konseling gizi dan
pergantian jenis diit apabila diperlukan. Pelayanan gizi rawat inap merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi,
intervensi gizi (pelayanan makanan, pemantauan asupan, perubahan diit dan
konseling), serta monitoring dan evaluasi asuhan gizi.

B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Secara utuh kegiatan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan di luar gedung,
melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam gedung. Kegiatan pelayanan gizi di
luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta sasarannya adalah
masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar
gedung dalam rangka upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh puskesmas antara
lain :

1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi


Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan sesuai dengan
risiko/masalah gizi. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas, dengan lokasi antara lain Posyandu, Pusling, Institusi
Pendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan
Kerja (UKK), dan lain-lain.
2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
Tujuan konseling tersebut adalah :
- Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga sehingga bayi baru
lahir segera diberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan meneruskan ASI
Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
- Sejak usia 6 bulan mulai diperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI).
- Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia 24 bulan.
Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga, serta ibu yang
mempunyai anak usia 0-24 bulan, dengan lokasi antara lain di Posyandu,
Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI), terintegrasi dengan program lain dalam
kelas balita/kelas ibu.

3. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular


(Posbindu PTM)
Tujuannya adalah mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis
masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyarakat agar dapat
mawas diri terhadap faktor risiko PTM. Sasarannya adalah masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia >15 tahun, dengan lokasi posbindu PTM
diintegrasikan dengan kegiatan masyarakat yang sudah aktif berjalan baik antara
lain institusi pendidikan, di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal di
desa yang dilakukan minimal 1 kali sebulan.

4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu


Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi balita menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku KIA. Dengan sasaran balita dan kader
posyandu yang berlokasi di posyandu desa setempat.

5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A


Tujuannya untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan
baik.
Sasaran kegiatan ini adalah bayi usia 6-11 bulan, balita usia 12-59 bulan, dan ibu
nifas 0-42 hari. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di posyandu dan polindes.

6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan
Ibu Nifas
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk
kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
sehingga terlaksana kegiatan pencegahan anemia gizi besi. Sasarannya adalah
ibu hamil dan ibu nifas yang berlokasi di tempat praktek bidan, posyandu dan
polindes.

7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada remaja Putri dan WUS
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keberhasilan program pencegahan anemia
gizi pada kelompok sasaran yaitu remaja putri dan WUS dengan lokasi pada
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).

8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan


a. MP-ASI
MP-ASI bufferstok adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh Kemenkes
RI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi terutama di daerah
rawan gizi/keadaan darurat/bencana yang didistribusikan secara bertingkat
hingga ke masyarakat. Sasarannya balita usia 6-24 bulan yang terkena
bencana.
MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokal setempat
dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga
kesehatan. MP-ASI lokal dapat dialokasikan dari dana BOK, APBD atau
dana lain sesuai peraturan yang berlaku, dengan sasaran balitakurang gizi
usia 6-24 bulan.
b. PMT Pemulihan
- Sasaran : balita gizi kurang, balita pasca perawatan gizi buruk, ibu hamil
KEK.
- PMT pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan ringan padat gizi
dengan kandungan 350-400 kalori energi dan 10-15 gram protein.
- PMT bumil KEK bufferstock diberikan dalam bentuk makanan padat gizi
dengan kandungan 500 kalori energi dan 15 gram protein.
- Lama pemberian PMT pemulihan untuk balita dan bumil adalah 90 hari
makan anak (HMA) dan 90 hari makan bumil (HMB).

9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat


Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu oleh
tenaga gizi dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah
meningkatkan status gizi balita dengan sasaran balita gizi buruk tanpa
komplikasi yang berlokasi pada Pos Pemulihan Gizi/Pos Gizi.

10. Surveilans Gizi


Kegiatan ini meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang
dilakukan secara terus menerus, penyajian serta diseminasi informasi bagi kepala
Puskesmas serta lintas program dan lintas sektor terkait tingkat kecamatan.
Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan untuk melakukan tindakan
segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang.
Tujuan :
- Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran masalah
gizi dan perkembangan masyarakat.
- Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
masalah gizi dan faktor-faktor terkait.
- Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah.
- Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)
Kegiatan surveilans gizi antara lain :
a. Pemantauan Status Gizi (PSG)
Kegiatan PSG disebut juga operasi bulan timbang yang bertujuan untuk
mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan, dengan
sasaran disesuaikan kebutuhan setempat (bayi, balita, anak usia sekolah,
remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia).
b. Pemantauan Konsumsi Garam Beryodim di Rumah Tangga
Tujuannya memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam
beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat, yang dilaksanakan setiap
tahun sekali dengan sasaran rumah tangga.

11. Pembinaan Gizi di Institusi


a. Pembianaan Gizi di Sekolah
Bertujuan untuk memperbaiki status gizi anak sekolah dengan sasaran
kegiatan peserta didik PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
pondok pesantren dan sederajat.
b. Perbaikan Gizi di Panti, LP, Kantin, Restoran
Dengan tujuan memperbaiki status gizi tenaga kerja, warga panti, LP,
pengelola kantin, restoran, pemberian makan banyak. Sasarannya yaitu
tenaga kerja dan pengelola pemberian makanan.
c. Perbaikan Gizi di Tempat Kerja
Tujuannya memperbaiki status gizi tenaga kerja terutama kelompok rawan
misalnya WUS, ibu hamil, ibu menyusui, dan lain-lain. Dengan sasaran
tenaga kerja dan pengelola penyelenggaraan makan pekerja.

12. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program


Tujuan : meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat puskesmas
melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program. Sasarannya yaitu seksi
pemberdayaan masyarakat kantor camat, penyuluh pertanian lapangan, juru
penerang kecamatan, TP PKK, dinas pendidikan, kepala desa/kelurahan,
program KIA, bidan koordinator, tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan,
perawat, juru imunisasi, bidan desa, dan lain-lain.

BAB IV
HASIL KEGIATAN
1. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Tabel 1. Cakupan ASI Eksklusif

Jumlah Bayi Eksklusif


No. Nama Desa Rangking
Diperiksa n %
1. Hargomulyo 29 26 89,7
2. Giriharjo 10 9 90,0
3. Setono 21 14 66,7 1
4. Wakah 18 16 88,9
5. Tawangrejo 9 8 88,9
6. Sambirejo 8 7 87,5
7. Manisharjo 30 24 80,0
8. Sidomulyo 27 25 92,6
9. Ngrambe 22 20 90,9
10 Babadan 9 8 88,9
11. Krandegan 27 20 74,1 2
12. Pucangan 41 35 85,4
13. Cepoko 27 18 66,7 1
14. Mendiro 52 39 75,0
Jumlah 330 269 81,5

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pemberian ASI Eksklusif di wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target yaitu 81,5% dimana targetnya 50%. Semua
desa sudah mencapai target tetapi dari 14 desa di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe ada
pencapaian 3 terendah yaitu Desa Setono, Desa Cepoko dan Desa Krandegan.

2. PEMBERIAN VITAMIN A BALITA


Tabel 2 Cakupan Pemberian Vitamin A balita

Cakupan
No. Nama Desa Jumlah Sasaran Rangking
n %
1. Hargomulyo 254 247 97,2
2. Giriharjo 146 141 96,6
3. Setono 182 178 97,8
4. Wakah 225 214 95,1
5. Tawangrejo 129 128 99,2
6. Sambirejo 88 88 100,0
7. Manisharjo 171 160 93,6
8. Sidomulyo 136 126 92,6
9. Ngrambe 274 265 96,7
10 Babadan 84 80 95,2
11. Krandegan 137 135 98,5
12. Pucangan 216 204 94,4
13. Cepoko 319 315 98,7
14. Mendiro 275 268 97,5
Jumlah 2636 2549 96,7
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa cakupan pemberian kapsul vitamin A balita 200.000 IU
untuk wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target (87%)
sebesar 96,7%. Semua desa (14 desa) sudah mencapai target dalam pemberian vitamin
A.

3. PEMANTAUAN PENIMBANGAN BALITA


Tabel 3 Pencapaian D/S di Posyandu

Jumlah Target Pencapaian


No. Desa Rangking
Sasaran % n %
1. Hargomulyo 209 70 190 90,7
2. Giriharjo 156 70 117 74,7
3. Setono 153 70 125 81,5
4. Wakah 214 70 174 81,2
5. Tawangrejo 114 70 77 67,5 2
6. Sambirejo 75 70 69 92,5
7. Manisharjo 172 70 142 82,8
8. Sidomulyo 127 70 96 75,5
9. Ngrambe 249 70 138 55,5 1
10 Babadan 56 70 44 79,0
11. Krandegan 125 70 96 77,0
12. Pucangan 228 70 170 74,7
13. Cepoko 306 70 224 73,1
14. Mendiro 206 70 181 88,2
Jumlah 2388 70 1842 77,1

Dari tabel 3 diketahui bahwa pencapaian D/S di posyandu wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 sudah mencapai target yaitu 77,1 %. Dari 14 desa tersebut hanya 2
desa yang belum memenuhi target yaitu Ngrambe dan Tawangrejo.

Tabel 4 Pencapaian N/D di Posyandu

Jumlah Target Pencapaian


No. Desa Sasaran % n % Rangking
D
1. Hargomulyo 190 82 72 51,3
2. Giriharjo 117 82 43 49,6
3. Setono 125 82 37 44,4
4. Wakah 174 82 71 51,0
5. Tawangrejo 77 82 28 50,5
6. Sambirejo 69 82 26 51,9
7. Manisharjo 142 82 48 48,6
8. Sidomulyo 96 82 30 48,6
9. Ngrambe 138 82 47 51,0
10 Babadan 44 82 14 57,9
11. Krandegan 96 82 34 49,2
12. Pucangan 170 82 57 49,8
13. Cepoko 224 82 69 49,0
14. Mendiro 181 82 77 50,0
Jumlah 1842 82 651 49,8

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa pencapaian N/D di posyandu wilayah UPT Puskesmas
Ngrambe tahun 2021 masih di bawah target yaitu 49,8%. Untuk pencapaian semua desa
belum mencapai target.

4. PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) BALITA


a. Indikator Penilaian BB/U
Tabel 5 Cakupan Status Gizi Balita Dengan Indikator BB/U

Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SK K B L
1. Hargomulyo 172 0,0 7,6 85,5 7,0
2. Giriharjo 129 0,0 8,5 86,8 4,7
3. Setono 131 2,3 10,7 78,6 8,4
4. Wakah 180 0,0 9,4 81,1 9,4
5. Tawangrejo 92 2,2 7,6 85,9 4,3
6. Sambirejo 71 1,4 15,5 71,8 11,3
7. Manisharjo 143 1,4 10,5 78,3 9,8
8. Sidomulyo 84 1,2 10,7 85,7 2,4
9. Ngrambe 149 1,3 8,7 74,5 15,4
10 Babadan 45 2,2 13,3 73,3 11,1
11. Krandegan 98 2,0 15,3 74,5 8,2
12. Pucangan 174 1,1 10,3 78,7 9,8
13. Cepoko 230 3,0 11,7 78,7 6,5
14. Mendiro 191 2,1 13,1 74,9 9,9
Jumlah 1889 1,4 10,6 79,4 8,5

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan indikator BB/U, kasus balita dengan status gizi
sangat kurang di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sebesar 1,4 %, jadi
masih di bawah target (15%).

b. Indikator Penilaian TB/U


Tabel 6 Cakupan Status Gizi Balita Dengan Indikator TB/U

Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SP P N T
1. Hargomulyo 200 3,5 21,5 74,5 0,5 2
2. Giriharjo 144 5,6 13,2 81,3 0,0
3. Setono 148 6,8 16,2 76,4 0,7
4. Wakah 200 4,0 11,0 83,0 2,0
5. Tawangrejo 94 3,2 16,0 79,8 1,1
6. Sambirejo 163 5,5 14,1 79,8 0,6
7. Manisharjo 163 5,5 14,1 79,8 0,6
8. Sidomulyo 120 5,8 18,3 75,8 0,0 3
9. Ngrambe 216 4,6 11,1 81,5 2,8
10 Babadan 50 10,0 18,0 66,0 6,0 1
11. Krandegan 112 0,9 13,4 83,0 2,7
12. Pucangan 216 0,9 7,9 89,4 1,9
13. Cepoko 293 1,7 14,3 83,3 0,7
14. Mendiro 193 5,7 18,1 75,1 1,0
Jumlah 2312 4,1 14,4 80,2 1,3

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan indikator TB/U, kasus balita dengan stunting
(sangat pendek dan pendek) di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 sebesar
18,8%, sedangkan kasus 3 terbesar yaitu Desa Babadan, Hargomulyo dan Sidomulyo.

Tabel 7 Cakupan Status Gizi Balita Dengan Indikator BB/TB

Jumlah Cakupan
No. Nama Desa Rangking
Sasaran SK K N G
1. Hargomulyo 167 0,0 4,2 93,4 2,4
2. Giriharjo 121 0,0 3,3 95,9 0,8
3. Setono 125 0,0 3,2 92,8 4,0
4. Wakah 162 0,0 4,9 91,4 3,7
5. Tawangrejo 74 1,4 5,4 91,9 1,4
6. Sambirejo 69 1,4 4,3 89,9 4,3
7. Manisharjo 139 1,4 6,5 89,2 2,9
8. Sidomulyo 81 0,0 4,9 95,1 0,0
9. Ngrambe 142 0,0 7,7 87,3 4,9
10 Babadan 45 0,0 8,9 88,9 2,2
11. Krandegan 89 0,0 7,9 86,5 5,6
12. Pucangan 174 1,7 8,0 87,4 2,9
13. Cepoko 222 1,4 9,0 87,4 2,3
14. Mendiro 182 0,0 4,4 91,8 3,8
Jumlah 1792 0,6 6,0 90,5 3,0

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa status gizi balita dengan indikator BB/TB ditemukan
balita sangat kurus di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2020 sebesar 1,7 %,
sedangkan kasus 1 terbesar ditemukan di Desa Pucangan.

5. PEMBERIAN TABLET Fe IBU HAMIL


Tabel 8 Cakupan Pemberian Tablet Fe Ibu Hamil

NO NAMA DESA JUMLAH FE-1 FE-3


    IBU HAMIL n % n %
1 Hargomulyo 34 37 108,8 36 105,9
2 Giriharjo 41 31 75,6 30 73,2
3 Setono 45 40 88,9 26 57,8
4 Wakah 49 45 91,8 42 85,7
5 Tawangrejo 21 22 104,8 21 100,0
6 Sambirejo 16 16 100,0 15 93,8
7 Manisharjo 46 40 87,0 39 84,8
8 Sidomulyo 31 36 116,1 36 116,1
9 Ngrambe 73 70 95,9 68 93,2
10 Babadan 13 10 76,9 9 69,2
11 Krandegan 35 37 105,7 34 97,1
12 Pucangan 56 48 85,7 46 82,1
13 Cepoko 47 54 114,9 52 110,6
14 Mendiro 46 47 102,2 46 100,0
    553 533 96,4 500 90,4

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa pemberian tablet tambah darah 90 tablet (Fe-3) pada ibu
hamil di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe tahun 2021 yaitu 90,4% sehingga sudah
mencapai target (81%).

BAB V
ANALISA MASALAH

1. Identifikasi Masalah

 Rendahnya pencapaian N/D di bawah target yaitu 49,8% pada semua desa di
wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun 2021.

 Masih ditemukan balita dengan status gizi sangat kurang pada semua desa sebesar
1,4% di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun 2021.

 Masih ditemukan balita dengan status pertumbuhan stunting pada semua desa
sebesar 18,8% di wilayah UPT Puskesmas Ngrambe pada kurun waktu tahun
2021.

2. Akar Penyebab Masalah

MAN MATHERIAL

Peran serta ibu dan Terbatasnya


keluarga kurang dalam Pengetahuan kader
posyandu kurang media
kegiatan posyandu penyuluhan
merata

petugas Kondisi pandemi covid-


customer
19 sehingga membatasi
kegiatan di masyarakat

Kurangnya kesadaran masyarakat


tentang pentingnya kondisi gizi
bumil
MASALAH
GIZI

Kurang
dukungan dari
Pencatatan dan
lintas sektor Terjadi kesenangan pelaporan belum
data riil dengan maksimal
data proyeksi Kurangnya reward
Dinkes untuk kader di
lapangan

MACHINE METHODE MONEY

3. Menentukan Skala Prioritas Penyebab Masalah


SKOR RANG
TOTA
NO. INDIKATOR MASALAH U S G KING
L
(1-4) (1-4) (1-4)
1 MAN
- Peran serta ibu dan keluarga kurang 3 4 3 36 2
dalam kegiatan posyandu
- Kurangnya kesadaran masyarakat 4 3 4 48 1
tentang pentingnya kondisi gizi bumil

- Pengetahuan kader kesehatan kurang 3 2 4 24 6


merata

2 MACHINE
- Kurangnya dukungan dari lintas sektor 4 3 2 24 5
- Terjadi kesenjangan data riil dengan data 1 2 2 4 9
proyeksi Dinkes
3. MATHERIAL
- Terbatasnya media untuk penyuluhan 3 2 3 18 7
- Kondisi pandemi covid-19 sehingga 3 3 3 27 3
membatasi kegiatan di masyarakat
4. METHODE

- Pencatatan dan pelaporan belum 2 4 3 24 4


maksimal
5. MONEY
- Kurangnya reward untuk kader di 2 3 1 6 8
lapangan
30 30 30

4. Urutan prioritas akar penyebab terjadinya masalah

1. Pengetahuan masyarakat kurang tentang pentingnya kondisi gizi ibu


hamil

2. Peran serta ibu dan keluarga kurang dalam kegiatan posyandu

3. Kondisi pandemi covid-19 sehingga membatasi kegiatan di


masyarakat

4. Pencatatan dan pelaporan belum maksimal

5. Kurangnya dukungan dari lintas sektor

6. Pengetahuan kader kesehatan kurang merata

7. Terbatasnya media untuk penyuluhan


8. Kurangnya reward untuk kader di lapangan
9. Terjadi kesenjangan data riil dengan data proyeksi Dinkes

5. Menentukan alternatif pemecahan Masalah

AKAR MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


PEMECAHAN MASALAH TERPILIH
BERDASARKAN
PRIORITAS
1. Pengetahuan - Memberikan penyuluhan kepada Memberikan penyuluhan bumil
masyarakat kurang ibu hamil melalui kelas ibu hamil melalui kelas bumil
tentang pentingnya tentang gizi bumil
kondisi gizi ibu hamil - Pemberian PMT pemulihan untuk
ibu hamil KEK

2. Peran serta ibu dan - Memotivasi keaktifan ibu dan Memotivasi keaktifan ibu dan
keluarga kurang keluarga dalam kegiatan posyandu keluarga dalam kegiatan
dalam kegiatan - Melakukan kunjungan rumah balita posyandu
posyandu gizi buruk

3. Kondisi pandemi - Memantau pertumbuhan balita Mendatangi dan mengukur BB


covid-19 sehingga dengan prioritas pada balita yang TB balita yang kurang gizi oleh
membatasi kegiatan bermasalah gizi. kader posyandu
di masyarakat - Mendatangi dan mengukur BB TB
balita yang kurang gizi oleh kader
posyandu
4. Pencatatan dan - Validasi data gizi Validasi data gizi
pelaporan belum - Melakukan surveilan dan
maksimal pelacakan balita gizi buruk

5. Kurangnya dukungan Meningkatkan koordinasi lintas Minilokakarya Linsek


dari lintas sektor sektor melalui :
- Kegiatan PKK kecamatan
- Minilokakarya Linsek

6. Pengetahuan kader - Menyampaikan materi melalui Menyampaikan materi melalui


kesehatan kurang pertemuan di desa pertemuan di desa
merata - Mengusulkan anggaran untuk
pelatihan kader kesehatan di desa
7. Terbatasnya media - Mengajukan anggaran untuk Mengajukan anggaran untuk
untuk penyuluhan pembuatan leaflet gizi Mengajukan pembuatan leaflet gizi
dana untuk kegiatan Pos Gizi Pengadaan kegiatan Pos Gizi

8. Kurangnya reward - Memberikan bantuan transport Memberikan bantuan transport


untuk kader di kader untuk kegiatan gizi di kader untuk kegiatan gizi di
lapangan lapangan lapangan
9. Terjadi kesenjangan - Konsultasi dan koordinasi dengan Konsultasi dan koordinasi
data riil dengan data Dinkes Kabupaten dengan Dinkes Kabupaten
proyeksi Dinkes - Sweeping sasaran

BAB VI
RENCANA USULAN KEGIATAN GIZI TAHUN 2022

Sumber Dana BOK Tahun 2021


No Volume Rincian Satuan
Kegiatan Biaya
. Kegiatan Pelaksanaan Harga
Transport petugas dalam rangka
2orang x 6 Posy x 1 Rp Rp
1. kelas PMBA ke desa lokus 12 OH
Desa 100.000 1.200.000
stunting
Transport petugas dalam rangka 1orang x 13 Desa x Rp Rp
2. 26 OH
kelas PMBA ke desa 2 kl 100.000 2.600.000
Jasa transport petugas Non PNS
1orang x 13 Desa x Rp Rp
3. dalam rangka kelas PMBA ke 26 OH
2 kl 100.000 2.600.000
desa
Transport petugas dalam rangka 1orang x 14 Desa x Rp Rp
4. 14 OH
Survey Kadarzi ke desa 1 kl 100.000 1.400.000
Jasa transport petugas non PNS
1orang x 14 Desa x Rp Rp
5. dalam rangka Survey Kadarzi ke 14 OH
1 kl 100.000 1.400.000
desa
Transport petugas dalam rangka 1orang x 14 Desa x Rp Rp
6. 14 OH
motivasi gizi bumil di desa 1 kl 100.000 1.400.000
Transport petugas dalam rangka Rp Rp
7. 14 OH 1orgX14ds X 1kl
distribusi PMT ke desa 100.000 1.400.000
Transport petugas dalam rangka 1org x 13kasus x Rp Rp
8. 13 OH
pendampingan balita stunting 1ds 100.000 1.300.000
Transport petugas dalam rangka Rp Rp
9. 73  OH 1org x 73 posy x 1kl
operasi bulan timbang 100.000 7.300.000
Jasa transport petugas non PNS
Rp Rp
10. dalam rangka operasi bulan 73 OH 1org x 73 posy x 1kl
100.000 7.300.000
timbang
Transport petugas dalam rangka
Rp Rp
11. verifikasi hasil operasi bulan 28 OH 1org x 14 Desa x 2kl
100.000 2.800.000
timbang
Jasa transport petugas Non PNS
Rp Rp
12 dalam rangka verifikasi hasil 28 OH 1org x 14 Desa x 2kl
100.000 2.800.000
operasi bulan timbang
Transport petugas dalam rangka
motivasi minum tablet tambah Rp Rp
13. 10 OH 1org x 10
darah ke posyandu remaja di 100.000 1.000.000
desa
Jasa transport petugas non PNS
dalam rangka motivasi minum Rp Rp
14. 10 OH 1org x 10
tablet tambah darah ke 100.000 1.000.000
posyandu remaja

Anda mungkin juga menyukai