Oleh Kelompok 2 :
Kelas 3B
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ruang
Lingkup Masalah Gizi.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Meriwati Mahyuddin, MKM yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas makalah Ruang Lingkup Masalah Gizi yang kami buat
ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga tugas makalah Ruang Lingkup Masalah Gizi ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2. MASALAH GIZI...............................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang lingkup surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan
rutin atau survei khusus, pengolahan dan diseminasi hasilnya yang digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan atau tindakan cepat, perumusan kebijakan, perencanaan
kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.
Dalam petunjuk pelaksanaan ini ruang lingkup kegiatan surveilans gizi mencakup
pencapaian indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat dan data terkait lainnya
di seluruh kabupaten/kota dan provinsi.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, bila ada puskesmas yang tidak melapor
atau melapor tidak tepat waktu, data laporant idak lengkap dan atau tidak akurat
maka petugas Dinkes Kabupaten/Kota perlu melakukan pembinaan secara aktif
4
untukmelengkapi data. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui telepon, Short
Message Service (SMS) atau kunjungan langsung kepuskesmas.
Grafik 1
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan di Kabupaten XBulan
Februari dan Agustus Tahun 2011
5
Berdasarkan contoh data pada Tabel 1 dan Grafik 1, dapat dilihat grafik
cakupan distribusi kapsul vitamin A di Kabupaten X pada umumnya meningkat dari
75% pada bulan Februari menjadi 83% pada bulan Agustus. Namun ada beberapa
wilayah puskesmas yang cakupannya pada bulan agustus lebih rendah dari bulan
februari seperti Puskesmas Tenjolaya, Tirtamulya dan Sukamaju.
Penyajian informasi juga dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 (dua)
indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizidengan
indikator program terkait lainnya.
3) Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebar luaskan informasi surveilans
gizi kepada pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat
dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik,sosialisasi atau advokasi.
Umpan balik merupakan respon tertulis mengenai informasisurveilans gizi
yang dikirimkan kepada pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan baik
pertemuan lintas program maupun lintassektor. Sosialisasi merupakan penyajian
hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi atau forum-forum lainnya sedangkan
advokasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dengan harapan memperoleh
dukungan dari pemangku kepentingan.
2. MASALAH GIZI
6
a. Masalah Kurang Vitamin A (KVA)
Masalah KVA dengan indikator prevalensi Xerophtalmia pada balita,
menunjukkan penurunan yang signifikan. Dari empat kali survey terjadi
penurunan dari 1,3% (1978), 0,35% (1992), 0,13% (2007), dan 0% (2011),
dibandingkan dengan ambang batas sebagai masalah yaitu 0,5%.
Sedangkan indikator subklinis melalui penelitian kandungan serum darah
menunjukkan penurunan tajam, dari 54% (1992), 14,6% (2007), dan 0,8%
(2011), dibandingkan dengan ambang batas sebesar 15%. (Sumber: Survei
Nasional Vitamin A 1978 dan 1992; Survei Gizi Mikro 12 Provinsi 2007;
SEANUTS, 2011).
b. Masalah GAKI
Penyakit yang diakibatkan kekurangan mineral Yodium kronis, yang
menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Diukur dengan indikator angka
Ekskresi Yodium dalam Urin (EIU) <100 µg/L, menunjukkan angka
menurun, dan berada di bawah ambang batas masalah sebesar 20%. Survei
GAKI tahun 2002 menunjukkan angka 16,3% dan Riskesdas tahun 2007
menunjukkan angka 12,9%.
7
Balita 6 – 59 bulan 110 >20%
a. Balita Pendek
Masalah gizi yang termasuk kelompok ini adalah masalah Balita Pendek (stunting),
dan Balita Gizi Kurang. Prevalensi Balita Pendek tidak menunjukkan perubahan yang
signifikan, yang ditunjukkan oleh hasil Riskesdas tahun 2007, 2010 dan 2013. Untuk
kategori Sangat Pendek terjadi sedikit penurunan yaitu 18,8% (2007), 18,5% (2010)
dan 18,0% (2013).Sedangkan kategori Pendek dari 18,0 (2007) menjadi 17,1 (2010),
tetapi meningkat menjadi 19,2% (2013).
Kegemukan.
Kegemukan akan menjadi faktor risiko yang dapat memicu timbulnya gangguan
8
metabolic dan timbulnya penyakit degenerative sebagai dampaknya pada usia
selanjutnya. Masalah gizi yang saat ini dikategorikan sebagai ancaman baru adalah
kegemukan/obesitas, baik pada kelompok usia balita maupun remaja muda.
a. Kegemukan Usia Balita.
Prevalensi balita gemuk hasil Riskesdas tahun 2001, 2010 dan 2013 menunjukkan
angka 12,2%, 14,0% dan 11,9%. Angka ini sudah jauh di atas prevalensi balita kurus
(7,4%; 7,3% dan 6,8%) maupun balita gizi buruk (5,4%; 4,9% dan 5,7%).
b. Kegemukan Usia sekolah (5 – 12 tahun)
Pada kelompok anak usia sekolah (5 – 12 tahun), prevalensi anak gemuk
kelompok perempuan tahun 2013 sebesar 10,7% dan prevalensi anak obesitas sebesar
6,6%,sehingga total prevalensi anak usia sekolah kegemukan sebesar 17,3%. Pada
kelompok laki-laki, angka ini lebih besar, yaitu 10,8% dan 9,7%, sehingga prevalensi
kegemukan anak laki-laki sebesar 20,5%. Agar lebih jelas tentang Kecenderungan
Proporsi Balita Gizi Kurang, Pendek, Kurus dan Gemuk, dapat dilihat pada Gambar
No. 2 dan No. 3 berikut ini, bersumber dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) th.
2007, 2010 dan 2013. Bila disimak dari kedua gambar tersebut, tampak bahwa
prevalensi masalah gizi tidak mengalami perubahan berarti dari tahun ke tahun.
Gambar 2.10
Kecenderungan Proporsi Balita Gizi Kurang, Pendek, Kurus dan Gemuk
9
Sedangkan distribusi status gizi remaja 5-12 tahun menurut jenis kelamin dapat dilihat pada
Gambar 2.11 berikut:
Gambar 2.11
Distribusi Status Gizi Remaja 5-12 Tahun Menurut Jenis Kelamin
Dari gambar tersebut, tampak bahwa kegemukan dan obesitas pada remaja laki laki jika
digabung yaitu 10.8% + 9.7% = 20.5%. Sedangkan pada remaja perempuan adalah 10.7%
+6.6%= 17.3%. Jumlah yang melebihi angka remaja kurus dan sangat kurus, yaitu 11.1%
remaja laki-laki dan 10.2% remaja Perempuan.
10
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ruang lingkup surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan rutin
atau survei khusus, pengolahan dan diseminasi hasilnya yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan atau tindakan cepat, perumusan kebijakan, perencanaan
kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.
Masalah gizi di Indonesia dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Pertama adalah
Masalah yang telah dapat dikendalikan, kedua adalah maslah gizi yang belum selesai
dan yang ketiga adalah maslah baru yang mengancam kesehatan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, A.S., Zulfianto, N.A. and Rachmat, M. (2017) Bahan Ajar Gizi : Surveilans Gizi,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
RI, K. (2012) Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi. Jakarta.
12