Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH

DARAH PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS MAMPANG


JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Evi Permata Sari P23131116049

Firda Amalia P23131116052

Relita Hanafi P23131116063

Pambugdyo Kanugroho P23131116028

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATANJAKARTA
2 TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
Laporan Evaluasi Program Pemberian Tablet Tambah Darah di Puskesmas Kecamatan
Mampang Periode 2019. Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Evaluasi dan Pengembangan Program Pangan dan Gizi.

Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami.

Di luar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga laporan ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Jakarta, 4 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Tujuan..........................................................................................................................4
1.3. Manfaat........................................................................................................................5
1.4. Waktu dan tempat........................................................................................................5
1.5. Sasaran Evaluasi..........................................................................................................6
BAB II TINJUAN PUSTAKA.................................................................................................7
BAB III METODE EVALUASI...........................................................................................16
A. Waktu Dan Tempat.......................................................................................................16
B. Sasaran Evaluasi............................................................................................................16
C. Metode Evaluasi............................................................................................................16
D. Deskripsi Tugas Tim Evaluasi......................................................................................17
E. Cara Pengumpulan Data................................................................................................19
F. Indikator Keberhasilan..................................................................................................21
G. Dinamik Model.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kapasitas sel
darahmerah membawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Ibu hamil
dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan anemia
defisiensi besi yang bisa bertahan sepanjang usia awal anak dan menghambat pertumbuhan
sel-selotak anak serta sel-sel tubuh lainnya, yang mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhandan perkembangan

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah


anemia, meskipun sudah ada penurunan, namun prevalensi anemia masih cukup tinggi. Ada
tiga strategi utama termasuk promosi makanan kaya zat besi, integrasi
ke pengendalian penyakit menular seperti pencegahan kecacingan, dan penyediaan Tablet
Tambah Darah (TTD). Pevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi.
Berdasarkan hasil survei Riskesdas tahun 2018, proporsi anemia ibu hamil sebesar 48,9% dan
meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 37,1%. Angka tertinggi usia ibu hamil yang
mengalami anemia yaitu pada berusia 15-24 tahun. Menurut Riskesdas 2018, 73,2% ibu hamil
yang mendapatkan TTD selama kehamilan. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan ≥ 90 butir
TTD sebanyak 24% dan mendapatkan < 90 butir TTD sebanyak 76%. Prevalensi ibu hamil
yang mengonsumsi < 90 butir TTD sebesar 61,9% dan ≥ 90 butir TTD sebesar 38,1%
(Riskesdas, 2018)

Alasan yang paling umum dikemukakan oleh ibu hamil untuk tidak mengonsumsi
penuh dosis TTD yang dianjurkan adalah efek samping. Untuk meningkatkan konsumsi penuh
TTD diperlukan penyuluhan kesehatan dengan didukung materi Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) yang tepat untuk tenaga kesehatan. Hal tersebut mempunyai peran penting
dalam memberikan informasi yang tepat tentang konsumsi TTD dan risiko terkait anemia pada
ibu hamil. Hal ini selanjutnya dapat berdampak pada
peningkatan pengetahuan dan meningkatkan perilaku konsumsi TTD.

Berdasarkan data tersebut, cakupan ini belum mencapai standar nasional sebesar 90%,
maka perlu dilakukan upaya untuk mencapai target yang ditetapkan tersebut. Oleh karena itu,
dilakukan suatu evaluasi program Tablet Tambah Darah pada Ibu hamil di Puskesmas
Mampang Jakarta Selatan sehingga diharapkan kinerja pelayanan kesehatan yang dilakukan
Puskesmas tersebut akan semakin membaik.

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengevalusi keberhasilan program pemberian Tablet Tambah Darah pada Tahun 2018
Puskesmas Mampang
b. Tujuan Khusus

4
1. Mengidentifikasi jumlah kelompok sasaran (ibu hamil), jumlah SDM, jumlah
posyandu, dana operasional, waktu pemberian, ketersediaan tablet tambah darah dan
jumlah sisa tablet tambah darah di Wilayah Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan
2. Mengidentifikasi proses kegiatan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil di
Wilayah Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan pada Tahun 2018
3. Menilai cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah sesuai sasaran di
Wilayah Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan Tahun 2018
4. Meningkatkan prevalensi cakupan tablet tambah darah pada ibu hamil mencapai 90%
berdasarkan standar nasional di Wilayah Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan

1.3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Menerapkan ilmu pengetahuan tentang evaluasi program pangan dan gizi yang telah
diperoleh selama kuliah
2. Melatih dan mempersiapkan diri dalam mengelola dan mengevaluasi suatu program,
khususnya program-program kesehatan di Puskesmas
3. Menyusun perencanaan suatu program yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan
untuk dilaksanakan di lapangan

b. Bagi Puskesmas
1. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ada di dalam program wilayah kerja
Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan
2. Mendapat saran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
di Puskesmas Mampang, Jakarta Selatan

c. Bagi Masyarakat
Dengan adanya evaluasi program kesehatan, diharapkan masyarakat mendapat pelayanan
kesehatan yang lebih baik

1.4. Sasaran Evaluasi


Sasaran dari kegiatan evaluasi ini adalah kader dan petugas gizi di Wilayah Puskesmas
Mampang

5
BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Ibu hamil


Ibu hamil merupakan salah satu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah
menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan gizi, sehingga pada masa kehamilan
ibu hamil memerlukan unsur–unsur gizi lebih banyak di bandingkan dengan keadaan
biasanya (Hall, 2000). Selama kehamilan ibu hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu
keadaan kesehatan fisik dan mental sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap
keadaan janin dan waktu persalinan. Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani atau spermatozoa (Hajjah, 2008).

2.2 Kepatuhan konsumsin Tablet Fe


Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut perintah.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Menurut Arisman (2004)
mengartikan kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh bidannya atau oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian
ini menunjuk pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).
Sedangkan menurut Kelman adalah perubahan sikap dan perilaku individu dimulai
dengan tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian baru internalisasi. Kepatuhan individu
yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku yang
baru itu, dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya yaitu kepatuhan demi
menjaga hubungan baik dengan petugas kesehatan atau tokoh yang menganjurkan
perubahan tersebut (Sarwono, 2007).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi
merupakan cara efektif karena kandungan besinyayang dilengkaspi asam folat yang dapat
mencegah anemia.

Menurut WHO (1996) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi
yaitu :

6
a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi (Fe)

Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik zat besi maupun
folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu hamil untuk meminum tablet zat
besi setiap hari.

b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari.


Menurut Smet (1994) beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi (Fe) antara lain karena faktor program dan faktor individu
yang meliputi :

1. Individu tidak merasa dirinya sakit


2. Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yangditimbulkan
3. Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam tablet zat besi
setiap hari sampai waktu yang cukup lama
4. Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri lambung
5. Kurang diterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain dari suplemen
besi (Fe).
6. Rasa takut terhadap suplemen besi (Fe) dapat memperbesar janin dan akan
menyulitkan dalam persalinan

2.3 Tingkat pengetahuan


Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan suatu
prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) setiap
harinya. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) yang tinggi dapat membentuk
sikap positif terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tanpa adanya
pengetahuan tentang zat besi (Fe) maka ibu sulit menanamkan kebiasaan dalam
menggunakan bahan makanan sumber zat besi (Fe) yang penting bagi kesehatan
(Soekirman, 1990).
Pengetahuan tentang zat besi (Fe) akan berdampak pada sikap terhadap pangan
yang akan terlihat dari praktek dalam penyediaan makanan sumber zat besi (Fe) yaitu
kemampuan untuk menerapkan informasi yang dimiliki dalamkehidupan sehari- harinya.
Pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) yang baik diharapkan dapat menerapkan
khususnya dalam pemilihan bahan makanan sumber zat besi (Fe) (Soekirman, 1990).

7
Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam
masalah defisiensi zat besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu
dalam menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam kehidupan sehari-hari (Khumaidi,
1994). Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (fe) makan akan semakin
patuh dalam mengonsumsi zat besi. Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi yang
rendah akan berperilaku kurang patuh dalam mengonsumsi tablet besi serta dalam
pemilihan makanan sumber zat besi (Fe) juga rendah. Sebaliknya ibu hamil yang ibu hamil
yang memiliki pengetahuan zat besi yang baik, maka cenderung lebih banyak
menggunakan pertimbangan rasional dan semakin patuh dalam mengonsumsi tablet besi
(Sediaoetama, 1999).

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi


tablet Fe
1. Umur Ibu
Salah satu keadaan kehamilan yang dapat beresiko tinggi adalah umur ibu hamil
yaitu <20 tahun dan >35 tahun. Pada usia<20 tahun kebutuhan zat besi
meningkat ditunjang dengan keadaan hamil yang lebih membutuhkan zat gizi
terutama zat besi maka kemungkinan untuk menderita anemia pada kehamilan
cukup tinggi. Demikian pula pada usia>35 tahun kondisi fisiknya sudah
menurun, daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit tidak lagi
optimal dan rentan terhadap komplikasi penyakit (Depkes, 2001).

2. Pendidikan Ibu Hamil


Pendidikan adalah hal yang sangat penting, karena pendidikan mempengaruhi
pola pikir seseorang tentang sesuatu hal yang nantinya akan berpengaruh dalam
pengambilan suatu keputusan tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin besar pengetahuan dan semakin mudah mengembangkan
pengetahuan dan tehnologi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan
seseorang. pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan dan pendidikan dipengaruhi
oleh banyak hal. Salah satunya adalah sumber informasi dan media informasi,
baik media cetak maupun elektronik (Notoatmodjo,2003)

Pada ibu hamil menderita anemia faktor ini sangat berpengaruh dimana ibu hamil
yang mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan kurang, akan
menyebabkan ibu hamil selalu menderita anemia dan tidak merasakan bahwa
anemia kehamilan butuh perhatian khusus. Salah satu yang dapat memberikan
8
pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia adalah bidan sebagai tenaga
kesehatan yang bersentuhan langsung dengan ibu hamil.

3. Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil


Dokter atau bidan akan sulit mengevaluasi keadaan anemia apabila ibu hamil
tidak pernah memeriksa diri atau tidak teratur memeriksakan kehamilannya
karena setiap saat kehamilan dapat berkembang menjadi masalah. Berdasarkan
kebijakan program pemerintah antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, satu kali pada trimester II dan
2 kali pada trimester III (Depkes,2001).

Kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sangat berpengaruh


terhadap kejadian anemia sebagaimana tujuan adalah :

- Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan bayi


- Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi
- Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembenahan.
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
- Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian
ASI Eksklusif.
- Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Depkes RI, 2001).
4. Ekonomi
Penyebab tidak langsung kejadian anemia adalah sosial ekonomi keluarga yang
rendah, sehingga mengakibatkan ketersediaan pangan ditingkat keluarga tidak
mencukupi, yang juga mempengaruhi pola konsumsi keluarga yang kurang baik
(Royston dan Amstrong,1994)

5. Paritas
Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat
9
besi (Fe) dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan zat besi (Fe)
minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi (Fe) dan
akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 2002).
Kehamilan yang berulang dalam waktu yang singkat menyebabkan cadangan
besi ibu belum pulih dan terkuras untuk keperluan janin yang dikandung
berikutnya (Depkes, 2001).

6. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


Dalam bidang pengobatan seseorang dikatakan tidakpatuh apabila seseorang
tersebut melalaikan kewajiban untuk berobat, sehingga dapat mengkibatkan
terhalangnya kesembuhan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi zat besi (Fe)
dengan cara yang benar, akan memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) dalam tubuh
yang bisa meningkatkan kualitas kehamilan.

Banyak hal yang membuat ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi zat besi (Fe)
yang terdapat dalam tablet tambah darah yang diprogramkan pemerintah. Salah
satunya adalah gangguan saluran pencernaan dapat berupa mual Sehingga hal ini
perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dari pemberian pelayanan
kesehatan misalnya bidan dan dokter (Depkes, 2001).

2.4 Tablet Fe (TTD)


Tablet Fe atau disebut tablet besi adalah sebuah nutrien esensial yang diperlukan
oleh setiap sel manusia. Besi dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembawa oksigen dan
elektron, serta sebagai katalisator untuk oksigenisasi, hidroksilasi dan proses metabolik lain
melalui kemampuannya berubah bentuk (Ani, 2002). Menurut Almatsier (2003) Tablet Fe
adalah mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Zat besi (Fe)
merupakan komponen dari hemoglobin, mioglobin, sitokran enzim katalase, serta
peroksidase. Besi merupakan mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam tubuh
manusia yaitu sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia dewasa

2.4.1 Manfaat tablet Fe bagi Ibu hamil


Menurut Almatsier (2003) manfaat tablet Fe bagi ibu hamil adalah :

1. Metabolisme Energi
Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut
elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein
inimemindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi
10
ke oksigen sehingga membentuk air. Dalam proses tersebut dihasilkan molekul
protein yang mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot.

2. System Kekebalan
Besi memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh, respon
kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel
tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA,
disamping itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja
secara aktif dalam keadaan tubuh kekurangan besi.

3. Pelarut Obat-obat
Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat
dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

4. Sumber makanan zat besi


Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin
C, vitamin A, asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat
besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi
adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi
biasanya juga merupakan sumber vitamin A. Zat besi yang berasal dari hewani
yaitu : daging, ayam, ikan, telur dan zat besi yang berasal dari nabati yaitu :
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon.(Almatsier, 2003)

2.5 Kebutuhan tablet Fe bagi Ibu hamil


Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan meningkat, peningkatan ini ditingkatkan
untuk memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh (pertumbuhan janin) memerlukan banyak
darah zat besi, pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah ibu, jumlah enzim
1000mg selama hamil (Arisman, 2004).

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu 300mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit (Manuaba, 2001).

Ibu hamil dengan anemia zat besi tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada
janinnya secara optimal sehingga janin sangat resiko terjadinya gangguan kematangan atau
kematuran organ tubuh janin dan risiko terjadinya prematur. Perdarahan saat melahirkan pada

11
keadaan anemia sangat berisiko mengalami perdarahan hipovelemik dan kematian akan lebih
besar (Tarwoto dan Wasnidar, 2007).

Pada saat hamil trimester I kebutuhan zat besi sedikit karena tidak terjadinya
menstruasi dan pertumbuhan janin lambat. Menginjak kehamilan trimester II sampai trimester
III terjadi pertambahan sel darah merah sampai 35% yang ekuivalen dengan 450mg besi.
Pertambahan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen oleh janin yang harus
diangkut oleh sel darah merah.

Kebutuhan zat besi menurut trimester adalah sebagai berikut :

1. Pada trimester I : zat besi yang dibutuhkan adalah lebih kurang 1mg/ hari, kebutuhan
basal 0,8mg/hari ditambah dengan kebutuhan janin dari sel darah merah 30-40mg.
2. Pada trimester II : zat besi yang dibutuhkan adalah lebih kurang 5mg/hari kebutuhan
basal 0,8mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300mg dan janin 110mg.
3. Pada trimester III : zat besi yang dibutuhkan adalah lebih kurang 5mg/hari,
kebutuhan basal 0,8mg/hari ditambah dengan kebutuhan sel darah merah 150mg dan
janin 230mg.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka kebutuhan zat besi yang pada trimester II dan III
akan jauh lebih besar dan jumlah zat besi yang didapat dan makanan walaupun makan
mengandung zat besi yang tinggi biovaibilitasnya, kecuali jika wanita itu pada sebelum hamil
telah mempunyai simpanan zat besi yang tinggi yaitu 500mg didalam tubuhnya. Apabila
wanita hamil tidak mempunyai reserve (simpanan) zat besi yang cukup banyak dan tidak
mendapat suplemen preparat besi, sedangkan janin bertambah terus dengan normal kecuali
pada keadaan yang sangat berat misalnya kadar Hb sangat rendah maka zat besi yang kurang
akan berpengaruh pula pada janin.

2.6 Efek samping pemberian zat besi


Peningkatan absorpsi zat besi dapat menambah intensitas efek samping yang
dialami pasien (Sue jardon, 2003). Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual,
muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun
derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah element zat
besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60mg dapat menimbulkan efek samping yang
tidak dapat diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat
jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (diminum) dari pada
dosis tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai (Sue jardon, 2003).
12
2.7 Akibat kekurangan zat besi
Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu
terhadap kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan besi dapat terjadi karena
konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi.

Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan tubuh dan
gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
(Almatsier, 2003).

2.8 Dosis tablet Fe untuk ibu hamil


Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling
cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang diinginkan, karena
sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg
ferrosulfat.

Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah


melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.Menurut Sue Jordan (2003),
hal–hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah disamping
patuh dan sesuai anjuran yaitu :

1. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur
malam.
2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6-8 jam, dan
kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.
3. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat
besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besi dengan
segera.
4. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan selain dapat
mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat
besi yang diabsorpsi.
Sedangkan menurut Depkes (1999), ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu :

1. Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi
karena dapatmenurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya
berkurang .
13
2. Kadang-kadang terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa
enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
3. Untuk mengurangi gejala sampingan minumlah tablet tambah darah setelah makan
malam, menjelang tidur. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah
disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll
4. Simpanlah tablet tambah darah ditempat yang kering terhindar dari sinar matahari
langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah dibukaharus ditutup kembali
dengan rapat, tablet tambah darah yang sudah berubah warna sebaiknya tidak diminum
(warna asli : merah darah).
5. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kelebihan darah

14
BAB III METODE EVALUASI
3.1 Waktu Dan Tempat
 Waktu Evaluasi
Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi program pemberian TTD untuk ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Mampang ialah pada tanggal 28 Mei 2019.
 Tempat
Tempat evaluasi Program TTD untuk ibu hamil adalah di Puskesmas Kecamatan
Mampang.

3.2 Sasaran Evaluasi


1. Subyek
a. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam program pemberian TTD untuk ibu hamil
(bidan, ahli gizi)
b. Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang
c. Ibu hamil yang mendapat TTD

2. Lokasi
a. Puskesmas Kecamatan Mampang
b. Masyarakat

3.3 Metode Evaluasi


1. Pencatatan Data Sekunder
a. Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang.
b. Jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam program TTD Ibu Hamil (dokter,
nutrisionis, bidan, dan tenaga farmasi).
c. Jumlah buku pedoman pemberian dan pemantauan mutu TTD.
d. Jumlah buku pedoman penatalaksanaan pemberian TTD.
e. Jumlah kartu kepatuhan konsumsi TTD.
f. Jumlah TTD yang tersedia.
g. Jumlah TTD yang didistribusikan.
h. Jumlah TTD yang dikonsumsi.
i. Frekuensi ibu hamil pergi ke puskesmas.

15
2. Wawancara
a. Jumlah pelatihan yang diikuti oleh petugas kesehatan yang terlibat.
b. Jumlah media konseling anemia untuk ibu hamil (KIE).
c. Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan pemberian TTD.
d. Pengetahuan petugas kesehatan tentang pemberian TTD dan pemantauan mutu.
3. Observasi
a. Kapasitas manajemen penyimpanan TTD

3.4 Deskripsi Tugas Tim Evaluasi


Tahap
No Rincian Kegiatan PJ
Kegiatan
1. Mengurus surat izin pengambilan data ke Dinas
Kesehatan Jakarta Selatan PJ Kelas A & B
2. Penyusunan proposal kegiatan evaluasi program
1 Persiapan
TTD ibu hamil Semua anggota
3. Penyusunan instrumen evaluasi Semua anggota
4. Pembagian tugas tim evaluasi (job description) Relita
Pelaksanaan:
1. Mengambil data jumlah dan karakteristik ibu hamil Semua anggota
2. Mengambil data jumlah tenaga kesehatan yang
terlibat dalam program
3. Mengambil data jumlah ketersediaan TTD
Relita
4. Mengambil data jumlah buku pedoman TTD yang
tersedia
Input 5. Mengambil data jumlah kartu kepatuhan yang
tersedia
6. Mengambil data jumlah media konseling yang
tersedia Evi
7. Mengambil data jumlah form monitoring yang

2 tersedia
1. Mengambil data jumlah TTD yang didistribusikan

Proses 2. Mengambil data jumlah frekuensi kunjungan ibu Firda


hamil

16
3. Mengambil data pelaksanaan kegiatan edukasi pada
ibu hamil
1. Mengambil data jumlah ibu hamil yang mendapat
Output Pambugdyo
TTD
Mengambil data angka prevalensi anemia di wilayah
Outcome kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Pambugdyo
1. Pencatatan hasil evaluasi program TTD ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Mampang Semua anggota

3 2. Melakukan cross check data (kemungkinan data


Pelaporan kurang/missing) pambugdyo

3. Penyusunan laporan kegiatan evaluasi


Semua anggota

17
3.5 Cara Pengumpulan Data

DATA JENIS DATA SUMBER CARA INSTANSI/PERSO KETERSEDIA


DATA PERIOD
YG Kualitatif/Kuantit PENGAMBI NIL PENYEDIA AN
E
DIAM atif Primer/Skund LAN DATA DATA DATA
BIL er
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ibu hamil Data tersedia
di wilayah kerja
Kuantitatif Sekun Pencatatan Laporan Petugas puskesmas 1 tahun
Puskesmas
der
Kecamatan
Mampang
Jumlah tenaga Data tersedia
kesehatan yang
terlibat dalam
program TTD Ibu Kuantitatif Sekun Pencatatan Laporan Petugas puskesmas Bulanan
Hamil (dokter, der
nutrisionis, bidan,
dan tenaga
farmasi)
Jumlah buku Data tersedia
pedoman
Kuantitatif Sekun Pencatatan Laporan Petugas puskesmas 1 tahun
pemberian dan der
pemantauan mutu
TTD
Jumlah buku Data tersedia
pedoman
Kuantitatif Sekun Pencatatan Laporan Petugas puskesmas 6 bulan
penatalaksan der
aan
pemberian
TTD

18
Jumlah kartu Data tidak tersedia
kepatuhan Kuantitatif Sekun Pencatatan Laporan Petugas puskesmas 1 tahun
konsumsi TTD der

19
Jumlah TTD
Kuantitatif Sekunder Pencatatan Laporan Petugas puskesmas Bulanan Data tersedia
yang
didistribusika
n
Jumlah TTD Petugas puskesmas
Kuantitatif Sekunder Pencatatan Laporan Bulanan Data tidak tersedia
yang
dikonsumsi
Frekuensi ibu Melihat daftar hadir Petugas puskesmas
Kuantitatif Sekunder Bulanan Data tersedia
hamil pergi ke dan buku KIA
puskesmas
Jumlah Data tersedia
pelatihan
Kuantitatif Sekunder Wawancara Petugas puskesmas Tahunan
yang diikuti
oleh petugas
kesehatan
yang terlibat
Jumlah media Data tersedia
konseling anemia Kuantitatif Sekunder Wawancara Petugas puskesmas Tahunan
untuk ibu hamil
(KIE)
Pengetahuan ibu Data tidak tersedia
hamil tentang Kualitatif Primer Wawancara Ibu hamil Bulanan
anemia dan
pemberian TTD
Pengetahuan Data tidak tersedia
petugas
Kualitatif Primer Wawancara Petugas kesehatan Bulanan
kesehatan
tentang
pemberian TTD
dan pemantauan
mutu
Kapasitas Observasi ke
Kualitatif Primer Petugas puskesmas Bulanan Data tersedia
manajemen gudang
20
penyimpanan penyimpanan
TTD TTD
3.6 Indikator Keberhasilan

VARIABEL DALAM INDIKATOR KETERANGAN


TABEL HIPPOPOC
1 2 3
INPUT : 1) Adanya ibu hamil di
1. Ibu hamil wilayah kerja puskesmas
2. Tenaga kesehatan di 2) Adanya tenaga gizi di
puskesmas puskesmas yang
3. Tablet tambah darah melakukan pelayanan
yang tersedia 3) Tersedinya tablet TTD di
4. Buku KIA dan kepatuhan puskesmas
konsumsi TTD 4) Tersedianya bahan
5. Bahan edukasi ibu hamil edukasi konseling dan
6. Dana penyuluhan gizi seperti
brosur/leaflet, dll.
5) Ibu yang memiliki KIA
dan kartu kepatuhan
konsumsi TTD.
6) Tersedianya dana yang
berasal dari BOK
puskesmas
21
PROSES : 1.1 Tersedianya data
1. Persiapan program mengenai ibu hamil di
pemberian TTD ibu wilayah kerja
hamil puskesmas yang
2. Pelaksanaan program mendapat TTD
pemberian TTD ibu 1.2. Ketepatan waktu
hamil dalam penyediaan
3. Pencatatan dan pelaporan TTD
program 1.3. Dilaksanakannya
4. Monitoring dan evaluasi pensidtribusian sesuai
program dengan alur yang telah
ditetapkan
2. Dilaksanakannya
pencatatan tenaga
kesehatan pada buku
KIA dan kartu
kepatuhan konsumsi
TTD
3. Dilaksanakannya
pelaporan dari pihak
puskesmas mengenai
pemberian TTD dan

22
kepatuhan terhadap
dinas kesehatan tingkat
kota
4. Dilaksanakannya
pemantauan dengan
pencatatan dan
pelaporan serta
kunjungan lapangan
OUTPUT : 1. Jumlah ibu hamil yang
1. Cakupan distribusi mendapat 90 TTD di
2. Kepatuhan konsumsi wilayah puskesmas
TTD 2. Persentase kepatuhan
konsumsi TTD pada ibu
hamil

OUTCOME : 1. Meningkatnya kadar Hb


1. Kadar Hb ibu hamil ibu hamil yang anemia
2. Status anemia pada ibu 2. Menurunnya jumlah ibu
hamil hamil yang anemia di
wilayah kerja puskesmas
IMPACT 1. Menurunnya prevalensi
Prevalensi anemia pada ibu anemia pada ibu hamil
hamil

23
24
3.7 Dinamik Model

Ibu hamil mengunjungi


Waktu dan SDM fasilitas pelayanan Ibu hamil di wilayah kerja
(tenaga kesehatan) kesehatan selama Puskesmas Mampang
masa kehamilan mendapat TTD

Pendistribusian TTD Menurunnya


Waktu, SDM, material, ke ibu hamil di wilayah Jumlah TTD ibu hamil angka
Kadar Hb
tempat, dan dana kerja Puskesmas yang dikonsumsi prevalensi
(hemoglobin) ibu
Mampang mencapai 90 tablet anemia pada
hamil selama masa
selama masa ibu hamil di
kehamilan normal
kehamilan Provinsi DKI
Jakarta
Ibu hamil diberikan
edukasi/konseling oleh Peningkatan
SDM, material, dan
tenaga kesehatan (ahli pengetahuan ibu hamil
waktu
gizi/bidan) terkait
kehamilannya

Input Proses Output Outcome 1 Outcome 2 Impact

Gambar 1. Dinamik Model Program Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Mampang

25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Evaluasi


4.2 Komponen Evaluasi
1. Komponen Input

Indikator input pada program pemberian TTD ibu hamil, meliputi;


a. Jumlah Ibu Hamil
Puskesmas Mampang tidak memiliki data jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kecamatan Mampang. Data yang tersedia hanya data proyeksi ibu hamil pada tahun
2018 sebesar 2523 ibu hamil, dan data proyeksi 2019 sebesar 3211 ibu hamil. Data
proyeksi ini digunakan sebagai dasar perencanaan pengadaan TTD. Sebaiknya,
puskesmas menghitung data sasaran riil yang berasal dari rekapitulasi jumlah ibu
hamil dari tingkat kelurahan (berdasarkan buku Pedoman Program Pemberian dan
Pemantauan Mutu Tablet Tambah Darah).

b. Jumlah Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan yang terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah
untuk ibu hamil yaitu tenaga gizi, bidan, dokter, tenaga kefarmasian, dan kader.
Berikut ini adalah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pancoran:
- Tenaga Gizi : 7 orang
- Bidan : 7 orang
- Dokter : 6 orang
- Tenaga farmasi : 8 orang

Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat


mengenai standar ketenagaan di puskesmas perkotaan rawat inap, jumlah tenaga yang
dibutuhkan, yaitu:
- Tenaga Gizi : 2 orang
- Bidan : 7 orang
- Tenaga Kefarmasian : 2 orang

Jika dibandingkan dengan kenyataan di lapangan, jumlah tenaga yang tersedia di


26
Puskesmas Kecamatan Mampang sudah terpenuhi. Hal ini dikarenakan sudah sesuai
bahkan melebihi dari standar tenaga kesehatan yang diatur oleh pemerintah.
c. Dana Operasional

d. Jumlah TTD yang Tersedia

Bulan Stok Awal

April 2018 313.362


Mei 2018 313.362
Juni 2018 297.484
Juli 2018 306.619
Agustus 2018 140.700
September 2018 162.321
Oktober 2018 146.313
November 2018 141.910
Desember 2018 129.535
Januari 2019 129.535
Februari 2019 95.707
Maret 2019 90.729
April 2019 76.531
Jumlah 1.901.211

Jumlah ketersediaan TTD untuk ibu hamil periode April 2018 – April 2019 adalah
1.901.211 TTD. Jumlah ini didapatkan dari akumulasi dari bulan April 2018 hingga
April 2019. TTD yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Pancoran ini fluktuatif
setiap bulannya karena tergantung pada pengeluaran TTD setiap bulan dan stok awal
bulan merupakan sisa stok dari bulan sebelumnya.
e. Buku Pedoman
Setelah melakukan wawancara kepada ahli gizi Puskesmas Mampang didapatkan
hasil bahwa buku pedoman TTD tersedia di puskesmas dalam bentuk fisik (dalam
bentuk buku). Jumlah buku pedoman TTD yang tersedia di puskesmas sebanyak 12
buku pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun 2019 buku pedoman TTD belum
diberikan.

27
f. Kartu Kepatuhan
Pada Puskesmas Kecamatan Pancoran, tidak menyediakan kartu kepatuhan untuk
mengetahui apakah ibu mengonsumsi TTD secara teratur sesuai dengan anjuran yang
telah diberikan. Hal ini membuat petugas tidak mengetahui tingkat kepatuhan ibu
hamil mengonsumsi TTD secara rutin atau tidak.
Hal ini berbanding jauh dengan pada buku pedoman yang di mana tenaga
kesehatan memberikan konseling kepada ibu hamil untuk memastikan TTD yang
didistribusikan diminum setiap hari oleh Ibu Hamil sejak awal kehamilan. Hal ini di
tandai dengan setiap ibu hamil harus membawa sisa kemasan TTD saat kunjungan
berikutnya dan ibu hamil dapat melakukan pencatatan TTD yang dikonsumsi pada
Kartu Kepatuhan yang di berikan oleh petugas, sehingga petugas kesehatan dapat
melakukan monitor kepatuhan ibu hamil konsumsi TTD. Namun untuk mengetahui
ibu hamil mengonsumsi TTD atau tidak pihak petugas puskesmas melihat dari
perkembangan kesehatan ibu hamil melalui tanda klinis.

g. Media Konseling
Media konseling yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Mampang adalah leaflet
tentang Gizi untuk Ibu Hamil . Leaflet yang digunakan dibuat oleh Tim Promosi
Kesehatan Dinas Kesehatan. Media tersebut membantu petugas puskesmas pancoran
dalam penyampaian tujuan konseling yang dilakukan.

2. Komponen proses

a. Alur pemeriksaan ibu hamil


Alur pemeriksaan ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Mampang, pertama-tama Ibu hamil
ke loket pendaftaran. Setelah dari loket pendaftaran Ibu hamil masuk ke ruang KIA, lalu
dilakukan anamnesa (riwayat hamil sekarang, riwayat hamil lalu, riwayat penyakit,
riwayat penyakit keluarga, dll), pemeriksaan (tensi, tinggi fundus uteri, pemeriksaan
lainnya bila ada indikasi penyakit), tes laboratorium (gol. darah, Hb, tes lainnya bila ada
indikasi penyakit), pemberian imunisasi TT, penyuluha (pemberian edukasi, pesan untuk
control), dan pemberian tablet Fe sesuai hasil tes lab..
Secara keseluruhan alur pelaksanaan pemeriksaan Ibu hamil sampai pemberian TTD di
Puskesmas Kecamatan Mampang tersebut telah sesuai dengan standar pelayanan ANC
(antenatal care) yang ada, tinggal disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dan jumlah

28
kunjungan yang akan dijalani oleh ibu hamil.
b. TTD yang didistribusikan
BULAN TTD YANG DIDISTRIBUSIKAN
April 2018
Mei 2018 15.878
Juni 2018
Juli 2018 165.919
Agustus 2018
September 2018 16.008
Oktober 2018 4.403
November 2018 12.375
Desember 2018
Januari 2019 33.828
Februari 2019 4.978
Maret 2019 14.198
April 2019

Pendistribusian TTD Ibu Hamil dilakukan dengan distribusi langsung di


puskesmas Kecamatan dan di distribusikan ke puskesmas kelurahan berdasarkan data
riil sasaran Ibu Hamil di wilayah kerja puskesmas. Mekanisme distribusinya
dilakukan pada saat kunjungan ANC.
Untuk teknis pendistribusian TTD ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pancoran
ini sudah sesuai dengan pedoman pendistribusi TTD ibu hamil yang ada, yang
dijelaskan bahwa untuk tahap pendistribusian TTD ini dari produsen dikirim langsung
ke instalasi farmasi di tingkat kabupaten/kota, lalu Kabupaten dan kota
mendistribusikan ke puskesmas. Petugas kesehatan di puskesmas mendistribusikan ke
puskesmas pembantu, poskesdes, polindes, dan posyandu serta sarana pelayanan
kesehatan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke sasaran.
Distribusi TTD kepada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa mekanisme
sebagaimana berikut:
 TTD diberikan oleh bidan pada saat kunjungan ANC.
 TTD dapat diberikan pada saat kelas ibu hamil.

29
 TTD dapat diperoleh di Posyandu saat pelayanan Posyandu dilakukan.

b. Waktu
Waktu pemberian Tablet Tambah Darah untuk ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pancoran saat ibu
hamil melakukan kunjungan selama masa kehamilan di poli KIA. Dosis TTD yang diberikan
berdasarkan hasil tes laboratorium kadar Hemoglobin (Hb). Jika dibandingkan dengan kenyataan di
lapangan, maka waktu pemberian TTD sudah sesuai dengan SOP Pemberian Tablet Tambah Darah
untuk Ibu Hamil.
c. Pemberian edukasi
Pemberian edukasi diberikan saat Antenatal Care (ANC). Kegiatan Antenatal
Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Selain itu,
pemberian edukasi juga dapat dilakukan saat kelas ibu hamil.
Berdasarkan Permenkes No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Kehamilan, standar pelayanan antenatal care, yaitu:
1. Timbang berat badan & Ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur dengan LILA)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
7. Pemberian tablet besi minimal 90tablet selama masa kehamilan
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus). Rutin: golongan darah, kadar Hb, dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemic (malaria, HIV, dll). Khusus:
pemeriksaan lab lain jika ada indikasi selama kehamilan.
9. Temu wicara (konseling)

d. Monitoring dan evaluasi

2. Komponen output
a. Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD
Data jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD selama masa kehamilannya tidak
tersedia di Puskesmas Mampang. Karena puskesmas tidak mendata jumlah TTD
yang dikonsumsi oleh ibu hamil, melainkan hanya diberikan pertanyaan “apakah
30
TTD dikonsumsi atau tidak?”. Sehingga kami tidak bisa menarik kesimpulan
persentase konsumsi TTD selama kehamilan.
b. Kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil
Data kepatuhan konsumsi TTD juga tidak tersedia di Puskesmas Mampang. Hal
ini sama dengan data jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD. Karena
puskesmas tidak menyediakan kartu kepatuhan konsumsi TTD, sehingga tidak ada
catatan bagaimana kepatuhan ibu dalam konsumsi TTD. Hal ini membuat kami
tidak bisa menarik kesimpulan persentasi kepatuhan konsumsi TTD ibu hamil.
3. Komponen outcome
a. Jumlah TTD yang dikonsumsi
Laporan terkait jumlah TTD yang dikonsumsi oleh ibu hamil tidak tersedia. Hal
ini dikarenakan data yang tersedia di LB3 Gizi Puskesmas Mampang hanya
jumlah ibu hamil yang mengonsumsi 90 TTD selama kehamilan. Selain itu, di
dalam buku KIA ibu hamil tidak terdapat formulir konsumsi jumlah TTD yang
dikonsumsi selama kehamilan. Maka dari itu, tidak bisa ditarik kesimpulan terkait
kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD selama kehamilan.
b. Kadar Hb pada ibu hamil
Laporan terkait jumlah kadar Hb pada ibu hamil tidak tersedia. Hal ini
dikarenakan data yang tersedia di LB3 Gizi Puskesmas Mampang tidak dilakukan
pengukuran kadar Hb. Maka dari itu, tidak bisa ditarik kesimpulan terkait berapa
kadar Hb ibu selama kehamilan.

4. Komponen impact
a. Prevalensi ibu hamil yang menderita anemia
Dikarenakan tidak ada laporan mengenai pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil,
maka dari itu, tidak bisa ditarik kesimpulan terkait prevalensi ibu hamil yang
menderita.

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

32
DAFTAR PUSTAKA

Riskesdas. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.

Fanny L, Mustamin, Theresia DKB, Kartini S. Pengaruh pemberian tablet Fe terhadap kadar
hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Tamamaung tahun 2011. Media Gizi Pangan.
2012;13(1):7-11.

Yusnaini. Pengaruh konsumsi jambu biji (Psidium guajava. L) terhadap perubahan kadar
hemoglobin pada ibu hamil anemia yang mendapat suplementasi tablet Fe (skripsi).
Semarang: Universitas Diponegoro; 2014

Purwaningsih S. Analisis faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dalam


megonsumsi tablet Fe. JIK. 2006;01:02.

Dewi RC. Pengaruh suplementasi tablet tambah darah (TTD), seng dan vitamin A terhadap
kadar hemoglobin ibu hamil. MKM. 2008;3(1):12-9.

Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010 .

33
LAMPIRAN I

Form 1 : POA

POA EVALUASI
PROYEK : PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH IBU HAMIL

Deskripsi Tujuan umum dan Target dan Rincian kegiatan Sasaran kegiatan Sumber dana
intervensi khusus sasaran
langsung Personil/instansi Tempat Waktu Jenis Asal
terkait kegiatan (lama
Langsung Penduk kegiatan)
ung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyusunan a. Tujuan Umum: Terbuatnya 1. Persiapan Tenaga Kader Puskesma 20-25 Mei 1. Biaya BOK
kegiatan Menyusun susunan  Menentukan kesehatan s 2019 (Bantuan
penyelenggaraa kegiatan kegiatan dalam waktu puskesmas Operasional
n evaluasi penyelenggaraa kunjungan terkait Kesehatan)
penyelenggaraan
program n evaluasi ke
pemberian evaluasi pemberian TTD
posyandu di puskesmas Puskesmas
Tablet Tambah ibu hamil di
Darah pada Ibu puskesmas puskesmas Mampang 2. SDM
hamil di Mampang Mampang  Menunjuk (ahli
puskesmas petugas yang gizi,
Mampang b. Tujuan khusus: akan bidan,
 Untuk menyusun diwawancara analis)
kegiatan  Menentukan
penyelenggaraan topik yang
evaluasi program akan
pemberitan TTD dievaluasi
ibu hamil dalam  Mempersiap
kurun waktu 1 kan kuisoner
minggu resiko
pada ibu hamil 2. Pelaksanaan
selama masa 1) Merancang

34
kehamilan dan metode
saat melahirkan evaluasi
program
TTD Ibu
hamil
2) Menyusun
instrument
dan
rencana
pelaksanaa
n
3) Melakukan
wawancara
program
TTD ibu
hamil
kepada
petugas
kesehatan
1) Membuat
kesimpulan
dan
pelaporan
PJ :

Pembimbing Jakarta, Mei 2019

35
Lampiran 2

Kuisoner Pengumpulan Data Program Tablet Tambah Darah pada Ibu


Hamil

No. Pertanyaan Jawaban


1. Berapakah jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Mampang?
2. Berapakah jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam
program TTD untuk ibu hamil?

- Dokter
- Ahli gizi
- Bidan
- Tenaga farmasi
- Tenaga pendukung (kader)
3. Berapakah jumlah buku pedoman pemberian dan
pemantauan mutu TTD?
4. Berapakah jumlah buku pedoman penatalaksanaan
pemberian TTD?
5. Berapakah jumlah kartu kepatuhan mengonsumsi TTD?
6. Berapakah jumlah TTD yang telah didistribusikan?
7. Berapakah jumlah TTD yang telah dikonsumsi?
8. Berapakah jumlah frekuensi ibu hamil yang mendatangi
puskesmas?
9. Berapakah jumlah pelatihan yang diikuti oleh petugas
kesehatan yang ikut terlibat?
10. Berapakah jumlah media konseling tentang anemia untuk
ibu hamil?
11. Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan
pemberian TTD?
12. Bagaimana pengetahuan petugas kesehatan tentang
pemberian TTD dan pemantauan mutu?
13. Bagaimana kapasitas manajemen penyimpanan TTD?

36

Anda mungkin juga menyukai