Sejarah yaitu kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan
peninggalan berbagai perisitiwa. Namun, tidak semua kejadian pada masa lampau bisa disebut
sejarah, karena sejarah juga memiliki sifat dan ciri ciri tertentu yang membedakan sejarah dengan
kejadian masa lalu.
Ciri-ciri peristiwa yang dapat dikatakan sejarah yaitu:
1) UNIK, yaitu sejarah berbeda dengan peristiwa lain, tidak bersifat umum, hanya terjadi sekali,
kalaupun terulang maka tidak akan sama seperti peristiwa sejarah aslinya.
2) ABADI, yaitu peristiwa sejarah akan selalu diingat sepanjang masa oleh rakyat indonesia dan
tidak akan berubah.
3) PENTING, yaitu sejarah penting diketahui oleh semua orang karena memiliki manfaat yang
dapat mengubah seseorang itu sendiri. contoh, seseorang dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihannya karena mengetahui sejarahnya.
4) OBJEKTIF, yaitu peristiwa sejarah di masa lampau berdasarkan fakta yang terjadi sebagaimana
adanya dan tidak ada penambahan ataupun pengurangan cerita.
Sejarah dapat bersifat sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni karena memiliki sifat/karakteristik
tertentu. Berikut ini penjelasannya:
Dari peristiwa-peristiwa itu, dapat diketahui sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Tanpa
memandang besar kecilnya suatu peristiwa atau kejadian-kejadian dalam ruang lingkup kehidupan
manusia, ilmu sejarah berusaha menyusun rangkaian peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup
kehidupan manusia sejak dahulu sampai sekarang, bahkan prediksi kejadian yang akan datang.
Sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat/karakteristik, yaitu:
1. O BJEKTIF , yaitu sejarah berdasarkan hasil kumulatif/gabungan dari beberapa pendapat para
sejarawan yang bersifat fakta dan berdasarkan bukti yang jelas.
2. E MPIRIS , yaitu berdasarkan data yang sebenarnya
Contoh:
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu pada saat Presiden Soekarno membacakan teks
proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agusutus 1945.
Peristiwa Rengasdengklok yaitu peristiwa diculiknya Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta oleh
golongan muda karena perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua.
Menurut C.E. Berry, sejarah adalah ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih. Adapun menurut
York Powell, sejarah bukan sekedar cerita indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan
cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus
dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan metode-metode dan berbagai standar ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Semua hasil karya cipta manusia merupakan suatu bukti dari kisah manusia yang hidup dan dinamis.
Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada
masa lampau.
Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan. Ia menyatakan bahwa
menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni.
Dithley menambahkan bahwa pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah
lebih hidup dan lebih berarti. Itulah sebabnya, menurut George Macauly Travelyan dalam penulisan
kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah
dimengerti.
A. ARTEFAK
Artefak adalah benda peninggalan buatan tangan manusia di masa lampau yang dapat dipindahkan.
Artefak memiliki banyak rupa, Contohnya seperti sendok, piring, cangkul, arit, kendi, mata panah,
tombak, perhiasan, dan lain-lain. Artefak yang telah ditemukan, biasanya disimpan di museum untuk
mencegahnya dari kerusakan dan ulah jahil manusia.
B. FOSIL
Fosil adalah sisa makhluk hidup (hewan, tumbuhan, atau manusia) yang telah menjadi mineral atau
batu. Fosil dapat terjadi karena beberapa hal, ada yang terjadi karena sisa makhluk tersebut tertimbun,
terjebak di dalam getah (amber), atau terperosok ke sumur ter (aspal). Biasanya sisa makhluk hidup
yang disebut fosil berumur lebih dari 10.000 tahun.
Oh iya, terkadang ada juga hewan dari zaman dahulu yang masih bertahan hidup sampai sekarang,
hewan itu disebut dengan fosil hidup. Contohnya adalah komodo, salah satu reptil tertua dan kadal
terbesar di dunia yang berada di Indonesia. Fosil juga berguna untuk mengetahui kondisi waktu,
keadaan georafis, dan kondisi tempat tersebut pada zaman dahulu.
C. BUKTI TEKSTUAL
Bukti tekstual adalah peninggalan yang berbentuk tulisan. Bukti tulisan ini bermacam-macam
bentuknya dan tidak hanya menggunakan media kertas. Misalnya tulisan di daun lontar, batu
(prasasti), kain, kulit hewan, dan bahan lainnya yang bercerita tentang satu atau beberapa hal yang
penting pada saat bukti tekstual tersebut dibuat.
Bukti tekstual tidak hanya berbentuk susunan kata , tetapi ada juga susunan gambar-gambar yang
dirangkai untuk berkomunikasi. Seperti huruf hieroglyph yang digunakan bangsa Mesir kuno. Bukti
D. KEBENDAAN
Kebendaan adalah semua benda yang merupakan hasil karya manusia, baik itu berupa bangunan,
sarkofagus/kubur batu, juga monumen. Hal yang membedakan sumber sejarah berupa kebendaan dan
artefak, adalah artefak merupakan benda yang relatif kecil dan dapat dipindahkan. Sedangkan
kebendaan bersifat lebih umum dan mencakup semua benda peninggalan buatan manusia.
Salah satu peninggalan kebendaan yang terkenal dan diketahui banyak orang di Indonesia adalah
candi. Dua candi yang paling terkenal dan berlatar belakang berbeda, yaitu candi Borobudur yang
bercorak Buddha dan candi Prambanan yang bercorak Hindu. Atau yang lebih mendunia lagi adalah
Piramida di Mesir, sumber sejarah kebendaan berbentuk makam yang sangat besar.
E. VISUAL
Sumber sejarah berbentuk visual secara umum adalah semua sumber sejarah yang bisa dilihat oleh
pengelihatan. Lebih spesifiknya, sumber sejarah secara visual itu berupa foto, lukisan, pahatan, dan
ukiran.
Sumber visual atau gambar, bisanya digunakan untuk mengabadikan sebuah kejadian agar tidak
mudah dilupakan. Sumber visual yang paling tua adalah gambaran-gambaran yang ditemukan di
Lukisan Keadaaan Pos Surat di Jawa, karya Raden Saleh (Sumber: indonesiatatler.com)
F. AUDIO VISUAL
Audio visual adalah gambar dan suara yang direkam kemudian diolah untuk diputar kembali dan
dilihat. Audio visual dikenal juga dengan sebutan film atau rekaman. Sumber sejarah berbentuk audio
visual menjadi marak pada saat perang dunia ke-2 meletus. Hal ini terjadi karena teknologi sudah
memungkinkan untuk menghasilkan kamera yang dapat dibawa, tentunya dengan ukuran yang tidak
terlalu besar.
Pada awal kemunculannya, rekaman peristiwa bersejarah digunakan untuk propaganda perang. Akan
tetapi, pada saat itu rekamannya masih berwarna hitam putih. Propaganda yang dilakukan
menggunakan rekaman, bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar mendaftar ke institusi militer
dan berperang untuk negara.
Selain itu, ada juga rekaman yang menunjukkan saat operasi militer dijalankan. Rekaman saat operasi
militer biasanya digunakan untuk mengukur kesuksesan operasi tersebut untuk menjadi bukti ke
masyarakat jika operasi tersebut berhasil.
G. TRADISI LISAN
Tradisi lisan biasanya digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang tidak ada
dokumentasinya, dengan cara mewawancarai orang-orang yang terkait dengan peristiwa tersebut. Hal
ini biasa dilakukan untuk mengidentifikasi dan melestarikan ceita-cerita leluhur, takhayul, dongeng,
atau peristiwa yang tidak sempat di dokumentasikan karena ketidakmampuan masyarakat itu.
LATIHAN
(1) Lakukanlah penelitian di sekitar lingkunganmu. Dan carilah contoh-contoh sumber sejarah berikut
ini:
• Sumber artefak : ………………………………………………………………………………….
• Sumber fosil : …………………………………………………………………………………….
• Sumber
teks/dokumen:……………………………………………………………………………………
• Sumber benda: …………………………………………………………………………………..
• Sumber visual: …………………………………………………………………………………..
• Sumber audiovisual : ……………………………………………………………………………
• Sumber tradisi lisan : ……..……………………………………………………………………..
(2) Buatlah laporan tertulis secara berkelompok tentang penelitian situs yang Anda lakukan
dilengkapi lampiran tentang sumber-sumber sejarah yang ditemukan.
1 Artefak Dengan usia artefak yang telah tua dan Diperolehnya bukti-bukti akurat
banyak ditermukan dalam kondisi tidak utuh, yang mendukung penulisan
dapat menghambat/mempersulit proses sejarah, menguatkan argument
penelitian sejarah, atau belum tentu akurat dan memungkinkan untuk
dalam memprediksi peristiwa di masa lalu menelusuri interpretasi baru
meskipun ilmu sejarah sendiri dibangun
melalui metodologi ilmiah
2 Fosil Penggalian memakan waktu lama dan biaya Melalui fosil bisa memahami
yang sangat besar. Selain itu fosil bisa sejarah lapisan batuan di bumi.
mengalami kerusakan atau hancur jika tidak Selain itu bisa dipajang
diperlakukan dengan hati-hati. semenarik mungkin untuk
menarik minat masyarakat
datang ke musium
LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN SEJARAH – Sebelum adanya sejarah, kita perlu memastikan bahwa
sejarah itu benar benar terjadi. Untuk memastikan bahwa sejarah itu benar benar terjadi kita perlu
melakukan sebuah penelitian sejarah.
Hasil dari penelitian tersebut yang menentukan benar atau tidak adanya sejarah tersebut. Kebenaran
yang dicari akan dianggap benar apabila masuk akal. Dalam melakukan penelitian sejarah kita harus
mengikuti langkah langkah penelitian sejarah yang ada. Terdapat 5 langkah penelitian sejarah, berikut
ini adalah langkah langkah penelitian sejarah:
2. HEURISTIK
Heuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Jadi yang dimaksud
dengan langkah heuristik adalah TAHAP UNTUK MENCARI , MENEMUKAN , SERTA
MENGUMPULKAN SUMBER - SUMBER ATAU BERBAGAI DATA YANG RELEVAN DENGAN TOPIK
PENELITIAN , guna untuk mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau.
Untuk menemukan sumber tersebut seorang sejarawan harus bisa mencarinya di berbagai dokumen
dengan:
menggunakan metode kepustakaan atau arsip nasional
bisa juga sejarawan mengunjungi situs sejarah
melakukan wawancara untuk melengkapi data sehingga diperoleh data yang baik dan lengkap
juga dapat menunjang terwujudnya sejarah yang mendekati kebenaran.
Sejarah yang terjadi pada masa lalu memiliki begitu banyak periode dan bagian (seperti politik,
ekonomi, social, dan budaya) sehingga memiliki sumber data yang beraneka ragam sehingga perlu
adanya klasifikasi data dari banyaknya sumber tersebut.
Dokumen dokumen yang berhasil dikumpulkan merupakan data yang sangat berharga. Dokumen
tersebut yang digunakan sebagai dasar untuk menelusuri peristiwa peristiwa sejarah yang telah terjadi
pada masa lalu.
B. S UMBER SEKUNDER
Sumber sekunder adalah sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber
utamanya, atau yang dibuat oleh tangan atau pihak kedua seperti buku, skripsi, dan tesis.
Jika sumber tertulis yang didapat dibuat sezaman dan setempat dengan kejadian sejarah tersebut
biasanya memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, sedangkan sumber tertulis yang dibuat tidak
sezaman dan tidak setempat lebih memerlukan kejelian para penelitinya.
Dan untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi mata dari suatu
kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa sejarah
tersebut tidak dapat dijadikan narasumber lisan.
A SPEK EKSTERN MEMBAHAS MENGENAI APAKAH SUMBER ITU ASLI ATAU PALSU sehingga
sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut, seperti waktu
pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen.
A SPEK INTERN MEMPERSOALKAN APAKAH ISI YANG TERDAPAT DALAM SUMBER ITU DAPAT
MEMBERIKAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN , misalnya berupa proses analisis terhadap suatu
dokumen.
Aspek ekstern harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki (autentitas)?
Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (integritas)?
Setelah mendapat kepastian bahwa sumber itu adalah sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli
dan masih utuh, kemudian dilakukan kritik intern.
K RITIK INTERN dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung dalam
sumber dapat dipercaya. Kritik ini dilakukan dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan
dengan membandingkan kesaksian-kesaksian dari berbagai sumber.
Langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik pertama adalah MENENTUKAN SIFAT SUMBER
itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal).
Dalam penelitian sejarah, sumber yang tidak resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber
resmi karena sumber tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan
bebas). Dengan demikian isinya pada umumnya lebih bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak
yang disembunyikan, dan objektif.
Langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik kedua adalah MENYOROTI PENULIS SUMBER
TERSEBUT SEBAB DIA YANG MEMBERIKAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN .
Hal ini dilakukan dengan menyejajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang
lain (independent witness) sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih objektif.
Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern,
dianggap sebagai fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan
atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai sumber-sumber yang terpilih.
4. INTERPRETASI
Setelah di verifikasi, data lalu di interpretasi. Interpretasi adalah MENAFSIRKAN FAKTA SEJARAH DAN
MERANGKAI FAKTA TERSEBUT MENJADI SATU KESATUAN YANG HARMONIS DAN MA SUK AKAL .
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan
pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa. Interpretasi yang dimaksud dalam sejarah adalah
penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta sejarah, dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang
masuk akal.
Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta
yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal.
Bagi kalangan akademis, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus
dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga dituntut untuk
mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam
cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran
sejarah.
5. HISTORIOGRAFI
Historiografi berasal dari kata historia artinya ―sejarah‖ dan graphia artinya ―penulisan‖..
Historiografi merupakan tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah.
Menulis kisah sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan
juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian.
Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran.
Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronilogi peristiwa, analisis sebab akibat,
dan uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan. Dengan demikian, HASIL
YANG DIHARAPKAN ADALAH AGAR DAPAT MEMBERIKAN PEMAHAMAN BARU yang bermakna
kepada pembaca tentang topik tersebut.
Langkah-langkah penelitian sejarah Histiriografi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :
1. HISTORIOGRAFI NARATIF
Historiografi naratif adalah penulisan sejarah yang berisi tentang rekaman peristiwa atau
tindakan pelaku secara pribadi yang berlangsung dalam waktu tertentu.
2. HISTORIOGRAFI STRUKTURALIS
Historiografi strukturalis adalah penulisan sejarah yang berisi tentang perubahan yang
terjadi di masyarakat. Historiografi strukturalis sering juga disebut sejarah sosial.
LATIHAN SOAL
Lakukanlah penelitian dengan langkah-langkah berikut ini.
TEMA UMUM: …………………………………………………………………………….
M ENCARI TOPIK :
(a) Tujuan penelitian :………………………………………………………………………..
(b) Obyek penelitian :………………………………………………………………………..
(c) Lokasi penelitian: ………………………………………………………………………..
(d) Waktu penelitian : ………………………………………………………………………..
H EURISTIK :
(a) Sumber primer : ..………………………………………………………………………..
(b) Sumber sekunder : ………………………………………………………………………..
(c) Sumber lisan : …………………………………………………………………………….
I NTERPRETASI :
………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………….
Secara garis umum, dalam ilmu sejarah, tujuan penulisan historiografi diantaranya: (a) sebagai ‗klaim
kebenaran‘ (truth claim), (b) pembentukan pengetahuan sejarah (historical knowledge), (c) sebagai
alat/kontrol untuk kepentingan politik dan kekuasaan, (d) melegitimasi kekuasaan kaum elit lokal, dan
(yang terpenting adalah) (e) sebagai koreksi atas tulisan-tulisan sejarah di masa sebelumnya.
Apa saja media yang digunakan negara atau penguasa untuk menulis historiografi? Pada era kerajaan
tradisional, historiografi ditulis dalam bentuk narasi sejarah tunggal. Di era modern, terdapat berbagai
media yang digunakan seperti: kurikulum sekolah, buku pelajaran sekolah, film dokumenter,
pembangunan tugu-tugu nasional, pemberian nama-nama jalan atau kota, rancangan tata kota, dan lain
sebagainya. Bukankah secara tak sadar, bahkan pemberian nama jalan ternyata menyimpan tujuan
yang sangat politis?
Dalam pengalaman Indonesia, narasi sejarah Indonesia dikenal dalam beberapa versi: historiografi
tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi nasional/modern. Ketiganya memiliki ciri-ciri
khusus dan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah ciri-ciri khusus dari
masing-masing jenis historiografi:
B. HISTORIOGRAFI KOLONIAL
Buku sejarah yang paling awal ditulis pada era kolonial di Indonesia
adalah karya F. de Haan, Oud-Batavia: gedenkboek uitgegeven door het
Bataviasch Genotschap van K. en W. naar aanleiding van het
driehordjarig bestaan des stad in 1919 yang terbit tahun 1922 tentang
sejarah perkotaan di Batavia Lama. Seorang penulis seangkatan de Haan
yang menulis tentang sejarah kota Surabaya Lama adalah G.H. von Faber,
dengan karyanya Oud Soerabaia: De geschiedenis van Indie’s eerste
koopstad an de oudste tot de instelling van den gemeenteraad (1906) yang
terbit tahun 1931 dan Nieuw Soerabaia: De geschidenis van Indie’s
voornaamste koopstad in de eerste kwarteeuw sedert hare instelling 1906-
1931 (terbit tahun 1936). Karya yang paling populer adalah tulisan Raffles,
History of Java, karya H.J. de Graaf, Geschiedenis van Indonesia (Sejarah
Indonesia), karya B.H.M. Vleke, Geschiedenis van den Indischen
Archipel (Sejarah Nusantara), karya G. Gonggrijp, Schets ener
aconomische Geschiedenis van Nederlands-Indie (Sejarah Ekonomi Hindia
Belanda).
Kemudian muncul karya Y.C. Van Leur, Indonesian Trade and Society,
karya Schrieke, Indonesia Sociological Studies, atau karya W.F. Wertheim,
Indonesian Society in Transition: A Study of Social Change, atau karya-
Dalam dunia intelektual Belanda, narasi sejarah kolonial banyak diproduksi oleh sarjana-sarjana
Universitas Leiden, Utrech, dan Amsterdam. Tapi terdapat 2 (dua) aliran model penulisan yang
dikenal pada umumnya:
(1) M AZHAB B ATAVIA . Dalam arsip negara Belanda di Batavia (Jakarta sekarang) terbentuk
suatu mazhab di kalangan sejarawan Hindia Belanda yang mencurahkan perhatiannya pada
penerbitan sumber, antara lain dengan diterbitkannya N.I. Plakkaatboek dan Dagregister pada
1682 oleh Mr. J.A. van der Chije yang disimpan di Kasteel di Batavia.
(2) M AZHAB U TRECH . Mazhab ini beraliran konservatif dan diperkenalkan pertama kali oleh
Gubernur Jenderal Van Der Capellen di mana ia melakukan legitimasi dilakukannya sistem
Cultuur stelsel (Tanam Paksa) yang diprakarsai Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch
pada 1830 sekalipun ditentang oleh kaum liberalis di Eropa pada saat itu.
Berikut adalah contoh penggalan kutipan kisah sejarah yang ditulis oleh sejarawan kolonial yang
cenderung subyektif atau ‗sangat orientalis‘:
―Pada tahun 1653 ada seorang raja di Tanah Goa yang bernama Sultan Hasanudin. Adapun raja
itu tiada mengindahkan Kompeni; orang Maluku yang durhaka kepada Kompeni dibantunya;
tambahan lagi diperanginya Sultan Buton yang bersahabat dengan Belanda‖.
―Sultan Agung Tirtayasa itu cerdik lagi bijaksana dan tetap hatinya, rukun Islam dikerjakannya
dengan sungguh-sungguh, tetapi kelakuannya kerapkali bengis dan hatinya tiada lurus; se-umur
hidupnya Sultan itu dengki kepada Kompeni; niatnya hendak meramaikan Banten serta
membinasakan Betawi‖.
―Jikalau kita bandingkan hal orang kecil pada zaman dahulu dengan zaman yang sekarang,
nyatalah bahwa sekarang lebih senang dan selamat daripada ketika kuasa Raja-raja tiada
Dalam sejarah intelektual Indonesia, historiografi nasional adalah narasi sejarah Indonesia dalam
bentuk puncaknya. Ini bisa diartikan dari beberapa aspek:
(a) Narasi sejarah nasional/modern merupakan kritik terhadap narasi sejarah tradisional dan
kolonial
(b) Menggunakan metodologi penelitian sejarah yang sudah lebih mutakhir
(c) Sudah mulai mengemukakan tokoh-tokoh besar dari kalangan rakyat kecil, bukan elitis
(d) Dan yang terpenting: lebih kritis dan seksama dalam melakukan klarifikasi sejarah
Sekalipun, proyek penulisan sejarah masih tetap lekat dengan politik kepentingan penguasa atas
rezimnya. Di Indonesia, historiografi mengalami perkembangan dari masa ke masa. Itulah kenapa
sejarah nasional/Indonesia modern memiliki narasi yang lebih kompleks. Ia bahkan harus ditelaah
dari satu rezim ke rezim yang lain. Seperti dengan menelaah salah satu contoh ciri-ciri diferensial
narasi sejarah nasional berikut ini:
APA HAL-HAL PENTING YANG MENJADI OBYEK PELURUSAN SEJARAH INDONESIA PADA
ERA KINI ?
1. Mengemukakan keaktifan bangsa Indonesia dalam jaringan dagang Asia Tenggara
2. Mendepak diskriminasi terhadap wacana peran Islam di Indonesia; seperti: aktivitas bangsa
Indonesia muslim dalam jaringan dagang Asia, usaha-usaha kaum muslim dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia
3. Klarifikasi terhadap ide di balik larangan ajaran Marxisme-Leninisme di Indonesia dan
wacana-wacana negatif buatan rezim Orde Baru tentang Komunisme dan khususnya, Partai
Komunisme Indonesia (PKI)
4. Aspek-aspek usaha militerisasi terhadap historiografi Indonesia, terutama pada era rezim
Orde Baru. Secara umum, pelurusan sejarah terhadap narasi sejarah ciptaan Orde Baru
5. Usaha-usaha penghapusan tindakan-tindakan kekerasan dan penyelewengan hukum yang
dilakukan rezim paramiliter Orde Baru.
6. Mengemukakan gerakan-gerakan sosial dan perlawanan orang-orang yang mengalami
diskriminasi dalam wacana sejarah Indonesia: kaum petani, kaum santri, etnis Cina, dsg
7. Mendepak kecenderungan ‗negara-sentris‘ atau dominasi kaum elit Jawa
LATIHAN
1. Lakukanlah studi teks atas tiga jenis historiografi di Indonesia berikut ini. Temukan 3 (tiga)
perbedaan antara ketiganya, sesuai dengan perspektifmu.
H ISTORIOGRAFI TRADISIONAL : BA BAD T ANAH S UNDA
a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………………………
H ISTORIOGRAFI KOLONIAL : T HE HI STORY OF J AVA
(a) ………………………………………………………………………………………………
(b) ………………………………………………………………………………………………
(c) ………………………………………………………………………………………………
H ISTORIOGRAFI MODERN : H ISTORIOGRAFI I NDONESIA (H ILMAR F ARID )
(a) ………………………………………………………………………………………………
(b) ………………………………………………………………………………………………
(c) ………………………………………………………………………………………………
2. Lakukanlah studi perbandingan antara 3 (tiga) tulisan sejarah Indonesia berikut ini. Temukan 4-5
perbedaan perspektif ketiga karya tersebut dalam konteks penulisan sejarah Indonesia.
Kongres Sejarah Nasional I (1957)
Prof. Dr. Sartono Kartodirjo (1970)
Prof. Dr. Nugroho Notosusanto (1970)
Dr. Ong Hok Ham (1980)
Hilmar Farid
Wijaya Herlambang
Asvi Warman Adam
John Roosa
Jenis manusia purbakala di Indonesia ditemukan di berbagai wilayah seperti di pulau Jawa hingga di
pulau Flores. Fosil manusia purbakala yang ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia memiliki
karakteristik dan bentuk tulang yang berbeda.
Terdapat lebih dari lima jenis fosil manusia purbakala yang ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Fosil tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pria berkebangsaan Belanda bernama Van
Rietschoten. Fosil yang teridentifikasi adalah Homo Wajakensis. Setelah penemuan tersebut,
pencarian fosil lain dilanjutkan. Lalu apa saja jenis manusia purbakala di Indonesia? Berikut
penjelasannya.
LATIHAN
Buatlah analisis tentang persamaan dan perbedaan fisik dan nonfisik manusia purba dengan manusia
modern dalam tabel komparasi berikut ini.
TABEL 1. PERSAMAAN & PERBEDAAN FISIK
NO. MANUSIA PURBA MANUSIA MODERN
1
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa, yaitu masa
berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
CIRI KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA PRA AKSARA
K EHIDUPAN
K EADAAN K EBERADAAN T INGKAT
NO M ASA SOSIAL -
L INGKUNGAN MANUSIA TEKNOLOGI
BUDAYA
Hidup berkelompok
dan jumlahnya Menggantu-
Berburu dan Mengutamakan
tidak terlalu Meganthropus, ngkan
mengumpulkan segi praktis sesuai
1 banyak, mereka phite canthropus kehidupannya
makanan tingkat dengan tujuan
selalu berpindah2 erectus, homo. pada kondisi
sederhana penggunaanya.
mencari daerah alam.
baru.
Ada tiga tradisi
Mendiami gua –
Ada dua ras yang pokok pembuatan
gua payung
Berburu dan Hewan yg semula mendiami alat2 yakni tradisi
yang dekat
mengumpulkan bergerak leluasa Indonesia, yakni serpih bilah,
2 dengan sumber
makanan tingkat menjadi lebih Austromelanes- tradisi alat tulang,
air sebagai
lanjut sempit dan terbatas. oid dan dan tradisi kapak
sumber
Mongoloid. genggam
makanan.
Sumatera.
Masyarakat
Masyarakat mulai bergotong
Mendapat
menetap di suatu Masyarakat mahir royong untuk
pengaruh besar
3 Bercocok tanam tempat dan mereka mengasah alat mendirikan
dari ras
mampu mengolah dari batu. rumah dan
mongoloid.
alam. membersihk-an
saluran air.
Kehidupan pada
masa ini penuh
Teknologi pada
rasa setia
masa ini beraneka
kawan. Seni
Masyarakat ragam, yaitu
Sudah mulai ukir dan seni
menghasilkan teknologi
4 Perundagian aktivitas hias diterapkan
bahan makanan peleburan,
perdagangan. pada benda –
sendiri. percampuran,
bemda
penempaan, dan
mengalitik
pencetakan.
mengalami
kemajuan pesat.
BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN
Masyarakat Indonesia
Kepercayaan masyarakat Masyarakat Indonesia
K EAGAMAAN secara berangsur-Angsur
saat itu adalah animisme secara berangsur-Angsur
memeluk Agama Hindu
dan dinamisme memeluk Agama Islam
dan Buddha
Sistem
pemerintahan kerajaan
dikenalkan oleh orang-
orang India. Dalam sistem
ini, kelompok-kelompok
kecil masyarakat bersatu Sistem pemerintahan yang
dengan kepemilikan bercorak Islam, rajanya
Dalam kehidupan wilayah yang luas. bergelar sultan atau sunan
P OLITIK berkelompok biasanya seperti halnya para wali.
ada seorang pemimpin Kepala suku yang terbaik Jika rajanya meninggal,
didalamnya dan terkuat berhak atas tidak dimakamkan di candi
Tampuk kekuasaan tetapi dimakamkan
kerajaan. Kemudian, secara Islam.
pemimpin ditentukan
secara turun-temurun
berdasarkan hak waris
sesuai dengan Peraturan
hukum kasta
K EHIDUPAN YG TETAP
NO. B IDANG KEHIDUPAN
DIPERTAHANKAN / BERPENGARUH HINGGA KINI
2 S OSIAL
3 B UDAYA
4 E KONOMI
5 T EKNOLOGI
LAHIRNYA PERADABAN
Z AMAN P ERUNGGU ADALAH BAGIAN DARI SISTEM TIGA ZAMAN (Z AMAN B ATU , Z AMAN P ERUNGGU ,
Z AMAN B ESI ) YANG MEMBERI DESKRIPSI SEJARAH PERADABAN KUNO secara efektif bagi beberapa
kawasan dunia. Selama era tersebut—di kawasan-kawasan yang paling subur—berdirilah negara
kota dan peradaban awal mulai berkembang di beberapa bagian dunia. Peradaban-perdaban tersebut
terpusat pada lembah sungai yang subur: sungai Tigris dan Efrat di Mesopotamia, sungai Nil di
Mesir, sungai Indus di Asia Selatan, dan Yangtze serta sungai Kuning di Tiongkok. Peradaban
yang berada di kawasan sungai merupakan peradaban kuat pada masa itu karena air diperlukan untuk
membangun suatu masyarakat agraris. Transportasi juga difasilitasi dengan jalur air, baik melalui
sungai atau laut.
MESOPOTAMIA
Mesopotamia merupakan region di kawasan Hilal Subur, tempat berdirinya beberapa negara kota
pada zaman kuno. Pertemuan sungai Tigris dan Efrat di kawasan tersebut menciptakan tanah yang
subur dan persediaan air untuk irigasi. Peradaban-peradaban yang muncul di sekitar sungai tersebut
merupakan peradaban non-nomadis terkuno yang diketahui sejauh ini. Oleh karena kebudayaan
Sumeria, Akkadia, Asiria, dan Babilonia muncul di daerah tersebut, maka teori yang menyatakan
Mesopotamia sebagai maulid peradaban diakui oleh banyak ilmuwan.
S UMERIA , SALAH SATU PERADABAN YANG BERKEMBANG DI KAWASAN M ESOPOTAMIA
ADALAH PERADABAN KOMPLEKS PERTAMA yang diketahui sejauh ini, berkembang dari beberapa
negara kota pada milenium ke-4 sebelum Masehi. Dalam peradaban inilah tercipta bata, roda,
bajak, dan gerabah untuk pertama kalinya dalam sejarah. Peradaban Sumeria muncul selama periode
Ubaid (6500–3800 SM) dan Uruk (4000–3100 SM). Eridu merupakan situs Sumeria tertua, dihuni
selama awal periode Ubaid. Terletak beberapa mil di sebelah barat daya Ur, Eridu merupakan tempat
perpaduan antara kota kuil di Sumeria (Mesopotamia bagian selatan) dengan permukiman kuno di
wilayah tersebut yang telah ada sejak sekitar 5000 SM.
Bangsa Sumeria bercocok tanam di kawasan sungai Tigris dan Efrat. Surplus pangan memicu
pembagian kerja. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang terjun ke bidang pertanian. Akhirnya,
terciptalah strata dalam masyarakat, sehingga terbentuklah piramida sosial. Pada bangsa Sumeria,
raja, pendeta, dan pejabat pemerintahan berada pada puncak piramida. Di bawah mereka terdapat
pegawai, pedagang, petani, dan nelayan. Dasar piramida merupakan tempat bagi para budak. Budak
biasanya merupakan bekas tahanan, narapidana, atau orang yang terlilit hutang.
Di kawasan Mesopotamia, bentuk tulisan terawal, yaitu huruf paku (kuneiform), muncul sekitar
3000 SM. Kuneiform berawal dari sebuah sistem piktograf. Gambar-gambar representasi tersebut
berangsur-angsur menjadi lebih sederhana dan abstrak. Kuneiform ditulis pada sabak tanah liat, dan
hurufnya digambar dengan buluh yang berfungsi sebagai stilus. Dengan dibuatnya tulisan,
administrasi suatu negara besar menjadi lebih mudah. Bagi bangsa Sumeria, hanya anak orang kaya
dan bangsawan saja yang berhak mendapatkan pendidikan baca-tulis. Mereka belajar di tempat yang
SUNGAI NIL
Daerah aliran sungai Nil di Afrika Utara merupakan tempat perkembangan peradaban Mesir Kuno.
Sekitar 6000 SM, masyarakat Pra-Kerajaan Mesir (sebelum sistem monarki didirikan di Mesir)
sudah mampu bercocok tanam dan menggembalakan ternak. Usaha komunikasi visual awal dapat
teramati dari simbol-simbol yang terdapat pada gerabah dari Gerzeh, sekitar 4000 SM, yang
menyerupai aksara hieroglif Mesir Kuno. Mortar mulai digunakan sejak 4000 SM, dan tembikar
glasir bening mulai diproduksi sejak 3500 SM. Rumah sakit atau pusat pelayanan medis didirikan
sekurang-kurangnya sejak 3000 SM.
Bukti arkeologis mengindikasikan keberadaan manusia di kawasan barat daya Mesir, dekat perbatasan
Sudan, sekitar 8000 SM. Sejak sekitar 7000–3000 SM, iklim Sahara lebih lembap daripada kini,
sehingga memungkinkan kegiatan bercocok tanam di tanah yang kini telah gersang. Perubahan iklim
setelah 3000 SM menyebabkan proses kegersangan secara berangsur di kawasan tersebut. Sebagai
dampak dari perubahan tersebut, suku-suku kuno penghuni Sahara terdesak untuk pindah ke daerah
sekitar sungai Nil sekitar 2500 SM. Di sana mereka mengembangkan ekonomi agraris serta sistem
masyarakat yang lebih kompleks. Suku yang sudah sejak lama mendiami pinggiran sungai Nil juga
telah mengembangkan masyarakat mereka secara mandiri. Hewan ternak sudah diimpor dari Asia
antara 7500 SM sampai 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno dikenal karena sejumlah prestasi dan penemuan dalam sejarahnya, di antaranya
pembangunan piramida kolosal mereka, ilmu bedah kuno, ilmu matematika, dan transportasi
dengan perahu. Kebangkitan dinasti-dinasti Mesir dimulai setelah bersatunya Mesir Hulu dan Hilir
sekitar 3200 SM, dan berakhir sekitar tahun 340 SM, saat dimulainya kuasa Dinasti Akhemeniyah
atas wilayah Mesir. Kerajaan Mesir dipimpin oleh penguasa monarki bergelar firaun. Pada puncak
kejayaannya, kerajaannya terbentang dari delta sungai Nil hingga gunung Jebel Barkal di Sudan.
Masyarakat Mesir Kuno bergantung pada keseimbangan sumber daya alam dan manusia, terutama
irigasi sungai Nil yang membantu pertanian mereka. Bangsa ini dikenal sebagai pengguna tulisan
hieroglif, pembangun piramida, kuil, dan pemakaman bawah tanah, serta pengguna kereta perang
sebagai pendukung kekuatan militernya. Ada perbedaan besar pada kelas dalam masyarakatnya.
Sebagian besar anggota masyarakatnya merupakan petani namun mereka tidak berhak atas hasil
pertanian yang mereka usahakan. Hasil pertanian merupakan milik negara, kuil, atau keluarga
bangsawan yang memiliki lahan pertanian. Perbudakan juga ada, namun aplikasinya pada
masyarakat Mesir Kuno masih belum jelas.
YUNANI KUNO
Di Gua Franchthi di Peloponesia, sebelah tenggara Argolid, terdapat bukti mengenai kegiatan
pertanian purbakala di Yunani. Sejak sekitar 11.000 SM, budi daya biji-bijian, kacang-kacangan, dan
serealia terjadi pada masa yang sama, sementara haver dan jelai muncul sekitar 10.500 SM,
sedangkan ercis dan pir sejak sekitar 7300 SM.
Permukiman Neolitik tersebar di seluruh Yunani, dengan kegiatan meliputi pertanian dan produksi
gerabah. Situs terkemuka seperti Sesklo dan Dimini, sudah memiliki jalan dan alun-alun. Hal
tersebut menjadikannya contoh tata ruang kota purbakala di daratan Eropa. Situs penting lainnya yaitu
Dispilio, tempat penemuan sabak kuno dengan guratan-guratan seperti tulisan kuno.
Peradaban Minoa merupakan peradaban Zaman Perunggu pertama di kawasan Yunani. Peradaban
tersebut muncul di pulau Kreta dan berkembang sekitar 2700 SM sampai 1500 SM, namun awal
perkembangannya terjadi pada masa jauh sebelum itu. Pulau Kreta mulai dihuni oleh manusia
sekurang-kurangnya sejak 128000 SM, selama zaman Paleolitik Madya.
Tanda-tanda kegiatan pertanian yang lebih canggih, sebagai awal suatu peradaban, muncul sekitar
5000 SM. Keberadaan peradaban tersebut sempat terlupakan, sebelum ditemukan pada awal abad ke-
20 oleh arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans. Will Durant memandang peradaban tersebut sebagai
"mata rantai pertama pada untaian (sejarah) Eropa."
Peradaban Mikene berkembang di seberang utara Kreta sejak sekitar 1600 SM, ketika kebudayaan
Helladik di Yunani daratan bertransformasi di bawah pengaruh kebudayaan Minoa dari Kreta. Tidak
seperti masyarakat Minoa yang mengandalkan perdagangan, masyarakat Mikene lebih menyukai
penaklukan. Peradaban Mikene didominasi oleh aristokrasi kesatria.
Sekitar 1400 SM, bangsa Mikene memperluas jangkauan kekuasaan mereka ke Kreta, pusat
peradaban Minoa (yang pada masa itu mengalami bencana letusan Santorini), dan mengadopsi suatu
bentuk aksara Minoa yang disebut Linear A untuk menuliskan bahasa Yunani Kuno; aksara yang
dikembangkan pada masa peradaban Mikene kemudian disebut Linear B. Legenda Yunani
menyebutkan bahwa bangsa Mikene tidak hanya menaklukkan Minoa, tetapi juga negara kota Troya,
AWAL RELIGI
Saat peradaban berkembang menuju bentuk yang lebih kompleks, demikian pula yang terjadi pada
agama, dan bentuk terawal dari ragamnya tampak dimulai pada periode tersebut. Benda-benda alam
seperti Matahari, Bulan, Bumi, langit, dan laut kerap didewakan. Ruangan suci didirikan, dan
berkembang menjadi pembangunan kuil, lengkap dengan hierarki kependetaan dan jabatan lainnya
yang kompleks.
T IPIKAL ZAMAN N EOLITIK ADALAH KECENDERUNGAN UNTUK MEMUJA DEWA - DEWI ANTROPOMORFIS .
Berdasarkan ekskavasi di kompleks kuil Göbekli Tepe ("Bukit Perut Gendut") di Turki selatan yang
berdiri sejak 11.500 tahun yang lalu, para arkeolog berpikir bahwa keberadaan agama mendahului
Revolusi Pertanian daripada muncul setelah revolusi itu dimulai, sebagaimana diasumsikan pada
umumnya.
Bangsa Mesir merupakan salah satu bangsa tertua yang memiliki religi dan menganut tradisi
politeisme. Dewa Mesir yang utama di antaranya: Ra, Osiris, Horus, dan Anubis. Salah satu kitab
tertua bangsa Mesir Kuno, sekaligus teks keagamaan kuno yang masih lestari adalah Teks Piramida,
koleksi teks yang dibuat sekitar tahun 2400–2300 SM.
Pada periode Kerajaan Pertengahan Mesir, tepatnya pada pemerintahan Akhenaten (sekitar 1350
SM), bangsa Mesir menganut tradisi pemujaan satu dewa yang disebut Aten; tradisi itu dikenal
sebagai Atenisme. Sebelumnya Aten dikenal sebagai aspek dari Ra, Dewa Matahari; catatan terkuno
mengenai Aten ditemukan dalam Kisah Sinuhe dari periode Dinasti kedua belas Mesir. Aten
menjadi dewa yang dipuja secara eksklusif pada masa pemerintahan Akhenaten. Setelah
pemerintahannya berakhir, bangsa Mesir beralih kembali kepada tradisi politeisme mereka.
Di Mesopotamia, para raja dianggap sebagai tangan kanan Tuhan (teokrasi) sehingga mereka
berperan sebagai pemimpin politik sekaligus spiritual. Di sebelah barat Mesopotamia, meliputi
Kanaan, merupakan tempat tinggal bagi berbagai bangsa kuno, seperti Fenisia, Het, Filistin, Aram,
dan Yahudi. Mereka menyembah berbagai dewa-dewi, yang terkemuka di antaranya: Asyera,
Asytoret, dan Baal. Selain itu, setiap suku memuja dewa tersendiri yang merupakan pelindung bagi
ZAMAN POROS
Zaman Poros, menurut filsuf Jerman, Karl Jaspers, adalah zaman saat pemikiran revolusioner
bermunculan di Tiongkok, India, Persia, dan Dunia Barat selama rentang waktu antara abad ke-8
hingga ke-2 SM. Pada zaman itu terjadi perkembangan gagasan filosofis dan religius secara
transformatif di berbagai belahan dunia dan kebanyakan terjadi secara independen.
Di India terjadi perkembangan tiga agama: Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme. Hinduisme masa
kini merupakan perkembangan dari Brahmanisme (1500–500 SM) atau "Agama Weda Pra-Hindu",
dan penyusunan Regweda (kitab suci tertua bagi umat Hindu, bagian dari empat Weda) diduga
terjadi pada masa 1100 SM. Penyusunan Upanishad, yaitu suplemen bagi kitab Weda diduga terjadi
pada masa 900–800 SM.
Pada abad ke-6 SM, di India Utara, Siddhartha Gautama dari suku Sakya menyebarkan
Buddhisme atau agama Buddha yang merupakan bagian dari tradisi Samana, paralel namun berbeda
dengan pelopor Hinduisme. Sebagaimana Hinduisme, ajaran Buddha juga mengenal karma,
reinkarnasi, dan ahimsa, namun menolak keberadaan Tuhan dan sistem kasta. Pada abad ke-5 SM,
bagian lain dari Samana, yaitu Jainisme disebarkan oleh Mahavira. Pendahulunya adalah Pārśva
(abad ke-9 SM), yang juga merupakan pemimpin Jainisme menurut umat Jaina. Seperti agama
Buddha, Jainisme juga menolak keberadaan Tuhan. Di antara ketiga agama tersebut, Hinduisme
mendominasi India, sedangkan Buddhisme lebih berkembang di Asia Timur dan Tenggara,
sementara Jainisme menjadi agama minoritas.
Di Asia Timur, tiga perguruan filsafat telah mendominasi pemikiran bangsa Tionghoa hingga masa
kini. Ketiganya adalah Legalisme (abad ke-8 SM), Taoisme (abad ke-6 SM), dan Konfusianisme
(abad ke-6 SM). Legalisme adalah filsafat yang lebih mengutamakan sistem hukum daripada
pemikiran tinggi seperti alam dan tujuan kehidupan. Sementara itu, Taoisme mengajarkan
keharmonisan antara manusia dengan alam, diprakarsai oleh Laozi dan ajarannya terangkum dalam
Daode Jing.
LATIHAN
1. Bagaimana awal mula munculnya peradaban manusia?
2. Sebutkan peradaban apa saja di dunia yang termasuk Peradaban Kuno! Sebutkan bersama sebutan
peradaban pesisirnya!
3. Berikan deskripsi tentang peradaban-peradaban kuno dunia berikut ini:
4 Y UNANI , E ROPA