Anda di halaman 1dari 4

Nama: Shefira Ninda Kurnia

Nim: 22041344123
Kelas: 2022 D
UAS SEJARAH 2022

Soal:
1. Sejarah secara sempit adalah sebuah peristiwa manusia yang bersumber dari
realisasi diri, kebebasan dan keputusan daya rohani. Sedangkan secara luas, sejarah
adalah setiap peristiwa (kejadian). Sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau,
studi tentang sebab dan akibat. Analisislah konsep dasar sejarah dari apa yang
saudara pahami!
2. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sebagai ilmu,
sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah yang memiliki seperangkat metode dan
teori yang dipergunakan untuk meneliti dan menganalisa serta menjelaskan
kerangka masa lampau yang dipermasalahkan. Analisislah ilmu sejarah dari berbagai
sudut pandang dari apa yang saudara pahami!
3. Sejarah sendiri digunakan untuk membantu merekonstruksi kejadian di masa lalu
dengan berbagai cerita yang ada. Sejarah ini memang benar-benar terjadi di tengah
masyarakat dan memiliki dasar bukti yang cukup kuat. Para ahli sendiri telah sepakat
bahwa peranan dan kedudukan dari sejarah terbagi menjadi tiga hal, yaitu peristiwa,
ilmu, dan cerita. Analisislah tiga kedudukan tersbut dari pemahaman saudara!
4. Perlu diketahui jika suatu peristiwa dianggap bersejarah apabila memiliki dampak
bagi kehidupan selanjutnya. Dimana latar belakang terjadinya peristiwa itu
dikarenakan kesalahan dalam membuat suatu keputusan. Analisislah apa
manfaatnya sejarah bagi kehidupan!
Jawaban:
1. Sejarah adalah peristiwa lampau yang pernah kita lalui di masa lalu. Ada tiga bagian
pengertian konseptual tentang sejarah, menurut banyak interpretasi sejarah. Sejarah
sebagai kejadian, sejarah sebagai dongeng atau cerita, dan sejarah sebagai
pengetahuan adalah tiga kategori tersebut (Ismaun, 2016). Ketiganya dapat diambil
sebagai formula, sebagai posisi dan peran, atau bahkan sebagai sudut pandang atau
perspektif karena merupakan pengetahuan mental. Terlepas dari variasi anggapan
tersebut, sejarah hanya dapat dikategorikan ke dalam berbagai ruang lingkup
berdasarkan tiga gagasan mendasar: sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah
budaya, sejarah demografi, sejarah politik, sejarah intelektual, sejarah keluarga,
sejarah etnis, dan sejarah khusus lainnya. Sementara, untuk memahami tiga
rumusan (dasar) sebelum topik masuk ruang lingkup. Peristiwa dalam sejarah
Jika kita berpegang pada dua pemikiran sejarah yang dikemukakan oleh Abdullah
(1978), kita akan sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa dan peristiwa yang
memiliki makna sosial (berhubungan dengan manusia) adalah satu-satunya jenis
peristiwa yang benar-benar memenuhi syarat sebagai sejarah di mata ilmu
pengetahuan. . Serangkaian peristiwa tentu saja harus didukung oleh bukti yang
dapat membuktikan kebenarannya, terutama dari sumber aslinya. Ketika elemen-
elemen ini terpenuhi, sejarah dapat memenuhi standar objektivitas sebagai disiplin
yang secara akurat mendokumentasikan masa lalu. Salah satu ilustrasinya adalah
sejarah kolonialisme yang menurut kajian Miftakhuddin (2020) dapat berujung pada
de- dan re-civilization.Dalam literatur Miftakhuddin (2020), setiap peristiwa selalu
dilatar belakangi. Prasejarah adalah bagian penting dari masa lalu dan merupakan
fokus utama arkeologi, tidak semua peristiwa sejarah yang signifikan adalah sejarah
(Santoso, 2014). Di Indonesia, ada kesepakatan tidak tertulis antara garis waktu
sejarah dan arkeologi yang masih berlaku, menurut Kuntowijoyo (1995), yang
menyatakan bahwa sejarah akan fokus pada peristiwa yang terjadi setelah tahun
1500. Sejarah secara eksklusif peduli pada orang-orang saat ini, terlepas dari
kenyataan bahwa sosiologi, politik, dan antropologi juga memperlakukan mereka
sebagai objek. Selain itu, tulisan tidak dikenal umat manusia sepanjang zaman
prasejarah. Karena peristiwa tersebut bersifat historis, tidak ada bukti dokumenter
yang mendukungnya.

2. Sejarah selektif baik sebagai disiplin dan sebagai representasi dari masa lalu.
Akibatnya, signifikansi suatu kejadian dapat bervariasi tergantung pada bagaimana
hal-hal berkembang dan ke mana fokus kita diarahkan. Sejarah harus mampu
menjelaskan sesuatu sebagai ilmu, dan ini berkembang sejalan dengan perubahan
kesadaran ilmiah (Abdullah, 1978). Penafsiran sejarah sebagai ilmu dengan demikian
mengandung pengertian bahwa sejarah adalah suatu susunan pengetahuan (body of
knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat pada masa
lampau, yang disusun secara berurutan secara sistematis dan metodis berdasarkan
kaidah, prosedur, dan teknik ilmiah yang diakui bersama. Oleh sejarawan. Menurut
Miftakhuddin (2021), kepatuhan terhadap pedoman ini diperlukan agar orang yang
rasional dapat menerima data sejarah. Sebagian orang berpendapat bahwa kajian
sejarah akademik terkesan kaku dan tidak menghibur karena kebenaran data yang
disajikan dapat diverifikasi sebagai bagian dari kajian akademik dengan
menggunakan teknik penelitian sejarah. Berlawanan dengan sejarah dalam cerita
populer, penelitian ini memiliki konten yang lebih menarik dan bahasa yang lebih
mudah dipahami karena sebagian besar isinya adalah karya sastra, namun tidak
dapat dipastikan apakah isi penelitian tersebut dapat dipastikan faktualnya.

3. Sejarah sebagai peristiwa adalah sesuatu yang benar-benar terjadi atau terjadi pada
masa lampau; sejarah sebagai res gestae, atau dalam kata-kata Mohammad Ali,
disebut sebagai sejarah-semua-objek. Kejadian alam meliputi letusan gunung, banjir,
kekeringan, gerhana matahari, dan bencana lainnya. Selain itu, ada peristiwa yang
berhubungan dengan manusia, seperti peristiwa budaya, yang melibatkan manusia
baik material maupun spiritual serta gagasan, keyakinan, sikap, perilaku, dan karya
mereka. Peran manusia dalam peristiwa sejarah dalam dimensi ruang dan waktu,
khususnya era sejarah dan alam sekitarnya, disikapi baik sebagai objek maupun topik
aktor. Penting atau tidak penting kejadian untuk dimasukkan ke dalam sejarah cerita,
bergantung ke yang menyusun sejarah cerita itu. Because of this, the image of the
lampau is different. If we understand the content of the academic books we are
studying, one key point will stand out as having arti that is different for each
individual with a unique set of cognitive abilities. Jumlah kejadian-kejadian yang
ditemukan kembali semakin bertambah banyak karena kegiatan penelitian-
penelitian sejarah. This results in our thinking on the current lampau period. One
particular kejadian that we haven’t yet realized we’ve been sipping on among other
kejadians with whom we have a connection will change several of our memories of
the time period in which those kejadians began.

Sejarah sebagai cerita, disebut juga dengan rerum gestarum atau Moh. Ali
menyebutnya, subjek sejarah yang mencakup segala hal, adalah cerita dalam bentuk
narasi yang tersusun dari ingatan, kesan, atau interpretasi manusia terhadap
peristiwa sejarah. Sejarah adalah kisah jadi siapa yang menceritakannya menentukan
bagaimana jadinya. Orang yang bercerita adalah manusia, dan orang datang dengan
berbagai kepribadian. Buku-buku sejarah yang ditulisnya memuat refleksi yang kuat
tentang karakteristik manusia. Kami tidak dapat membuat daftar setiap aspek sifat
atau karakter manusia di sini. Apa yang akan kita temukan di sini hanyalah ciri-ciri
yang membentuknya dalam menciptakan narasi sejarah, seperti keadaan pribadinya,
cita-cita dan hubungannya, gudang pengetahuan sejarah, dan lingkungannya.
Agar ceritanya benar-benar dapat dipercaya dan objektif, setiap orang yang akan
menyusun cerita sejarah biasanya memiliki pendapat. Namun, begitu dia mulai
dengan masalahnya, dia pasti dipengaruhi oleh karakteristiknya. Setelah kami selesai
menulis

Sebagai ilmu, sejarah adalah susunan pengetahuan (a body of knowledge) yang


sistematis dan metodis tentang kejadian dan dongeng sejarah yang terjadi dalam
masyarakat manusia. Pengaturan ini didasarkan pada prinsip, prosedur, dan
metodologi ilmiah yang diterima. Penelitian dan analisis peristiwa sejarah dan narasi
dilakukan sebagai bagian dari ilmu sejarah. Sejarah sebagai suatu disiplin ilmu
bertujuan untuk memastikan dan menyebarluaskan informasi tentang masa lalu
masyarakat tertentu. Selain memiliki objek dan teknik, sejarah juga memiliki materi
pelajaran dan pengertiannya sendiri. Pengetahuan dalam suatu sistem tertentu (a
body of knowledge) berkembang dengan sesuai.

4. Peristiwa dari masa lalu bisa dianggap sebagai pedoman bagi generasi yang akan
datang. Karya tulis tersebut di atas dihasilkan dengan mengajarkan berbagai segalan
peninggalan. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara generasi saat ini dan
yang akan datang. Menurut Louis Gottschalk dan Nugroho Notosusanto, manfaat
sejarah dapat dibagi menjadi empat yaitu:
 Edukatif
Menurut Cicero, pengetahuan adalah “guru kehidupan sehari-hari” (historia
magistra vitae est). Selain sebagai sumber ilmu pengetahuan, agama dapat
mengajarkan manusia tentang baik buruknya manusia, antagonis dan
protagonis, nilai-nilai kepahlawanan, dan lain-lain. Misalnya, kita dapat
memahami bahwa melalui penggunaan diplomasi, Belgia menerapkan
strategi mencampuri urusan dalam negeri Indonesia (divide et impera). Oleh
karena itu, kita harus mempelajari praktik-praktik tersebut agar bangsa
Indonesia tetap bersatu sehingga sulit dikira orang luar.
 Inspiratif
Alat inspirasi terbaik yang tersedia akan mendorong orang untuk terus
bermoral lurus. Secara khusus, pendidikan moral ditemukan ketika
mempelajari sejarah nasional Indonesia pada masa Hindu-Buddha dan Islam.
Kejayaan kerajaan-kerajaan besar Indonesia, antara lain Kerajaan Aceh,
Majapahit, dan Sriwijaya. Hal ini dapat membuat masyarakat umum
memahami bahwa bangsa Indonesia selalu menjadi bangsa yang kuat.
 Rekreatif
Mempelajari sejarah juga dapat memberikan rasa senang atau kepastian.
Mempelajari seluk-beluk sejarah dapat mempersulit kita untuk mengatur
ruang dan waktu kita saat bepergian. Mulailah juga dengan memasuki
berbagai lokasi ilmiah, seperti mengunjungi museum dan toko permen. Kita
dapat mengevaluasi hasil kariologi kita yang tidak memihak dari zaman
lampau. Kita dapat memahami penderitaan rakyat pada saat mereka
membangun candi megah tersebut.
 Instruktif
Dalam proses pengajaran, sejarah digunakan dengan cara-cara yang
mencerahkan. Misalnya, masalah sosial dan kependudukan, seperti
perlakuan kasar terhadap karyawan, muncul ketika sistem ekonomi liberal
atau politik pintu terbuka didirikan pada tahun 1870. Banyak pekerja
perkebunan yang melarikan diri, sakit, dan bahkan meninggal dunia akibat
hal ini.

Anda mungkin juga menyukai