BAB I
PENDAHULUAN
1
2
energi alternatif yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sekaligus
dapat mengurangi emisi karbondioksida. Salah satu sumber energi yang dapat
mengurangi pengunaan bahan bakar fosil adalah bahan bakar nabati yaitu
bioetanol (Indartono, 2005).
Bioetanol adalah alkohol yang diproduksi dari tumbuh-tumbuhan dengan
menggunakan mikroorganisme melalui proses fermentasi (Indartono, 2005).
Pengenalan energi alternatif ini juga merupakan upaya untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar minyak di Indonesia. Bioetanol merupakan bentuk
sumber energi alternatif yang menarik untuk dikembangkan karena
kelimpahannya di Indonesia dan sifatnya yang dapat diperbarui. Ada 3 kelompok
bahan penghasil bioetanol yaitu nira bergula, pati, dan bahan serat alias
lignoselulosa. Semua bahan baku bioetanol itu mudah didapatkan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki lahan luas dan subur.
Di Indonesia saat ini, penggunaan etanol sudah digunakan secara luas.
Selain digunakan sebagai campuran bahan bakar, etanol juga digunakan dalam
dunia industri sebagai pelarut (solven) dan juga sebagai bahan baku industri kimia
yang lain seperti pembuatan etil asetat (Handayani, 2005).
Penggunaan bensin telah menimbulkan emisi berbagai gas-gas yang
menjadi polutan berbahaya di udara. Disamping itu, bahan aditif timbal yang
selama ini digunakan sebagai peningkat angka oktan (octane enhancer) pada
premium ikut berkontribusi terhadap pencemaran udara tersebut. Penggunaan
MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether) sebagai pengganti TEL (Tetra Ethyl Lead)
merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan, namun bahan
tersebut harus diimpor, dan penggunaannya sudah mulai dilarang di berbagai
negara. Bioetanol dapat menggantikan fungsi dari TEL (Tetra Ethyl Lead) dan
MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether) sebagai campuran pada bensin. Bioetanol
memiliki angka oktan 117 atau lebih tinggi dibanding bensin yang hanya 88-90,
sehingga campuran bensin-bioetanol secara langsung akan meningkatkan angka
oktan (Indartono, 2005).
Dengan problema seperti itu telah mendorong kemajuan bahan bakar
alternatif untuk aplikasi mesin pembakaran dalam. Dalam dekade terakhir,
campuran bioetanol dengan bensin telah diteliti secara luas dan dianggap sebagai
bahan bakar alternatif yang potensial untuk mesin pembakaran dalam. Para
3
peneliti telah menyelidiki kinerja dan emisi dari bensin mesin didorong dengan
berbagai rasio campuran bioetanol bensin dan penerapannya dalam kendaraan
(Ghazikhani, 2013).
Sehingga bioetanol mungkin menjadi calon bahan bakar alternatif dan
banyak studi yang dilakukan untuk mengembangkan bahan bakar ini. Bioetanol
memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang dapat
langsung dicampur dalam tangki bahan bakar, disuntikkan ke ruang bakar dan
dibakar untuk mengurangi emisi gas buang. Bahan ini berasal dari sumber daya
terbarukan yang tidak terbatas dalam bentuk tanaman yang dapat tumbuh dengan
baik atau biomassa yang mengandung gula, pati atau selulosa. Dengan
mencampurkan bioetanol dengan fosil bahan bakar berbasis dalam mesin bensin
dapat membantu memperpanjang umur pasokan bahan bakar, menjamin
keamanan yang lebih dalam pasokan bahan bakar besar, meningkatkan efisiensi
pembakaran dan mengurangi hidrokarbon (HC) dan emisi karbon monoksida
(CO). Selain itu, lebih tinggi panas campuran bensin bioetanol membuat
campuran yang lebih baik, yang mengarah ke pembakaran yang lebih sempurna.
Sehingga mengurangi masalah lingkungan, meningkatkan ekonomi pertanian dan
menghindari ketergantungan pada negara-negara bahan bakar penghasil fosil
(Zhang, 2013).
Beberapa penelitian tentang penggunaan bioetanol sebagai campuran
bahan bakar untuk meningkatkan kinerja mesin dan mengurangi emisi gas buang
kendaraan bermotor telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, salah
satunya penelitian menggunakan bioetanol oleh Mohammad Hatami (2013)
sebagai campuran bahan bakar bensin. Dari penelitiannya tersebut menunjukkan
efesiensi pembakaran meningkat kira-kira 40% dengan meningkatnya prosentase
etanol dalam bahan bakar bensin, karena sifat etanol yang mudah penguap
sehingga pembilasan diruang bakar semakin baik, serta konsumsi bahan bakar
spesifik menurun dengan meningkatnya prosentase etanol dalam bahan bakar
bensin dan hasil yang paling menonjol dari menggunakan etanol adalah
penurunan polusi yang signifikan yang dipancarkan dari mesin yaitu kadar CO
dengan pengurangan 35% memiliki prosentase penurunan terbesar diantara
polutan lainnya.
4