Anda di halaman 1dari 11

Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar

terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah).

Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah
lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan
menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan
komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang
sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.

Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari Ilmu budaya
(Humaniora). Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering dikategorikan sebagai Ilmu
sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis.

Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa
lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti kronologi,
historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari
sejarah disebut sejarawan.

Ilmu sejarah juga disebut sebagai Ilmu tarikh atau Ilmu babad.

Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian.
Bila beberapa penulis, seperti H. G. Wells, Will dan Ariel Durant, menulis sejarah dalam lingkup
umum, kebanyakan ahli sejarah memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.
Ada banyak cara untuk memilah informasi sejarah, misalnya:

Berdasarkan kurun waktu (kronologis).

Berdasarkan wilayah (geografis)

Berdasarkan negara (nasional)

Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis)

Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal)

Banyak orang yang mengkritik Ilmu Sejarah. Menurut mereka sejarah sering kali terlalu terpaku
pada kejadian-kejadian politik, konflik bersenjata, dan orang-orang terkenal. Sejarah, menurut
mereka, kurang memperhatikan perubahan penting dalam hal pemikiran manusia, teknologi,
serta kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat — hal-hal yang sangat penting untuk diketahui
pula. Akan tetapi, perkembangan Ilmu Sejarah sekarang ini semakin berusaha untuk
memperbaikinya.
Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti
catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan
monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral
history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah moderen, sumber-sumber utama informasi sejarah
adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak
semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada
periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi,
atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan
administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis
(guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting),
alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan
keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.
Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang
diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta
pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula
informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus
memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia.
Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam
ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah
istilah baru, yaitu prasejarah, dikemukakan. Istilah “pra-sejarah” digunakan untuk
mengelompokkan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya
catatan sejarah tertulis.

Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah
waktu itu mencoba meneliti lebih dar sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan.
Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi,
sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli
pra-sejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak
kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan
bukan pra-sejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa
peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan
Columbus.
Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara
sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan.

Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui
sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau
sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah, ada bidang ilmu pengetahuan
baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan
untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi di masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan,
linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli
sejarah.
1.Sumber Sejarah

Beberapa pendapat dari ahli

a.R. Moh Ali

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi
penelitian sejarah Indonesia sejak zaman Purba sampai sekarang.
b.Zidi Gozalba

Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis, dan visual.

c.Muh yamin

sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.


Dapat disimpulkan bahwa sumber sejarah adalah segala warisan kebudayaan yang berbentuk
lisan, tertulis, visual serta daapat digunakan untuk  mencari kebenaaran, baik yang terdapat di
Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia sejak zaman Prasejarah sampai sekarang.

Sumber sejarah terbagi menjadi 3 yaitu:

a.Sumber tertulis

sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta
sejarah secara jelas. sumber uini dapat ditemukan  pada batu, kayu, kertas, dinding gua.
b.Sumber lisaN

sumber lisan adalah segala keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi peristiwa
yangterjadi di masa lalu. sumber ini merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam
mewariskan suatu peristiwa sejarah namun kadar kebenaran nya  sangat terbatas karena terntung
pada kesan, ingatan, dan tafsiran si pencerita.

c.Sumber benda

Sumber benda adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan
budaya atau lazim dinamakan  benda-benda purbakala atau kuno. sumber ini dapat ditemukan
pada benda-benda yang terbuat dari batu, logam, kayu, tanah.

Sumber sejarah dapat juga dibedakan menjadi:

a.Sumber Primer

sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat peristiwa bersejarah dengan
mata kepala sendiri atau saksi denganmenggunakan panca indera lain atau dengan alat mekanis
yang hadir pada peristiwa itu (saksi pandangan mata, misalnya kamera, mesin ketik, alat tulis,
kertas. sumber primer haruslah sezaman  dengan peristiwa yang dikisahkan.

b.Sumber Sekunder

sumber sekunder adalah kesaksian dari siapa pun yangbukan  merupakan saksi pandangan mata,
yaitu seseorang yang tidak hadir  pada peristiwa yang dikisahkan . misalnya hasil liputan  koran
dapat menjadi sumber sekunder  karena koran tidak hadir langsung pada suatu peristiwa.
peliputnya (wartawan) yang hadir pada peristiwa itu terjadi.
D.Pengertian Sumber Sejarah

Sejarah sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dapat diungkap kembali oleh para ahli
sejarah berdasarkan sumber-sumber sejarah yang dapat ditemukan. Meskipun demikian, tidak
semua peristiwa masa lampau dapat diungkap secara lengkap karena terbatasnya sumber sejarah.

Dalam penulisan sejarah, peran atau keberadaan sumber sejarah menjadi sesuatu yang tidak bisa
diabaikan. Sumber sejarah merupakan bahan utama yang dipakai untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan subjek sejarah. Untuk memperolehnya seseorang dapat
memanfaatkan museum, perpustakaan, arsip nasional, arsip daerah sebagai tempat untuk
mendapatkan informasi yang terkait dengan subjek sejarah yang akan ditulis.
Ditinjau dari wujudnya, secara umum sumber sejarah dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber
primer dan sumber sekunder.

1.Sumber primer Yaitu sumber yang berkaitan langsung dengan peristiwa yang diceritakan.
Sumber primer ini dapat berupa kesaksian langsung dari pelaku sejarah (sumber lisan),
dokumen-dokumen, naskah perjanjian, arsip (sumber tertulis), dan benda atau bangunan sejarah
atau benda-benda arkeologi (sumber benda)

a.Sumber lisan

Sumber lisan adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang diperoleh secara
langsung dari para pelaku atau saksi peristiwa tersebut. Misalnya, keterangan yang diberikan
oleh orang-orang yang mengalami sendiri atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa.

b.Sumber tulisan

Sumber tulisan adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang diperoleh melalui
prasasti, dokumen, naskah, dan rekaman suatu kejadian. Sumber tertulis merupakan sumber
sejarah yang paling baik.

c.Sumber benda

Sumber benda adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang diperoleh melalui
benda-benda peninggalan. Fosil, alat-alat atau benda-benda budaya (kapak, tombak, gerabah,
perhiasan, manik-manik, dan sebagainya), tugu peringatan, bangunan, dan sebagainya
merupakan peninggalan sejarah yang sangat penting, terutama bagi masyarakat pra-aksara.

2.Sumber sekunder

Yaitu kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni orang yang
tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Disamping berupa kesaksian dari orang yang tidak
terlibat langsung dalam peristiwa sejarah, yang termasuk dalam sumber sekunder lainnya adalah
buku-buku tangan kedua dari penulis sejarah lain.
A.  Mengumpulkan sumber

Peristiwa sejarah hanya dapat direkonstruksi apabila didukung oleh fakta-fakta yang mencukupi.
Dengan kata lain, fakta memiliki posisi sentral karena menjadi landasan bagi kerja sejarawan.
Tanpa fakta sejarawan tidak dapat melakukan sesuatupun.

Berpijak pada posisi penting dari fakta, maka pengumpulan sumber merupakan tahap yang
sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian sejarah. Apabila seorang sejarawan
mengalami kegagalan dalam mengumpulkan sumber tentang topik yang diteliti, maka otomatis
penelitian tersebut akan terhenti.

Pada ilmu sejarah, sumber dibedakan menjadi primer, sekunder dan tersier. Sumber primer
adalah informasi yang disampaikan oleh pihak yang terdekat dengan peristiwa yang dikaji.
Apabila tokoh-tokoh yang menjadi pelaku dalam peristiwa dijadikan sumber, misalnya melalui
wawancara, maka tokoh tersebut ditempatkan sebagai sumber primer. Hasil investigasi polisi,
berita surat kabar dan laporan pemerintah juga dapat dikelompokkan sebagai sumber primer.

Sumber informasi dikelompokkan sebagai sekunder apabila diperoleh melalui perantara yang
tidak terkait langsung dengan peristiwa sejarah. Contoh yang paling mudah tentang sumber
sekunder adalah informasi yang disampaikan oleh sejarawan, baik melalui buku, paper, maupun
artikel surat kabar. Sumber tersier dan kategori selanjutnya adalah informasi yang disampaikan
oleh pihak ketiga atau lebih.

Dilihat dari wujudnya, sumber sejarah adalah sangat beragam, seperti artifak, laporan, berita,
informasi lisan dan cerita rakyat. Oleh karena wujudnya yang beragam, maka cara untuk
memperolehnyapun harus menggunakan berbagai jalan. Sebagai contoh untuk mengumpulkan
sumber yang berupa artifak diperlukan ekskavasi atau penggalian, untuk sumber-sumber tertulis
dikumpulkan melalui studi arsip dan pustaka, sedang untuk pengumpulan sumber-sumber lisan
dilakukan dengan wawancara dan penyebaran questioner.

Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti
catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan
monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral
history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah
adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak
semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada
periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi,
atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan
administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis
(guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting),
alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan
keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.
Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut
dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik
ekstern adalah kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis
karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi
bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat secara fisik.
Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak.

Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis
baik dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan.

Sumber-sumber Sejarah
Peristiwa masa lalu dapat diketahui secara lengkap dan mendekati kebenaran adanya sumber-
sumber yang
beranekaragam. Ditinjau dari wujudnya, maka sumber sejarah dapat dibagi lagi menjadi 4, yaitu:
1. Sumber lisan adalah sumber sejarah yang berupa keterangan dari seseorang atau beberapa
orang yang
menyaksikan langsung atau mengalami langsung suatu peristiwa.
2. Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang berupa keterangan tertulis mengenai suatu
peristiwa/kejadian misalnya data, dokumen, babad prasasti, naskah kuno, buku, dan sebagainya.
3. Sumber benda adalah sumber sejarah yang berupa benda-benda peninggalan budaya atau la
zim
dinamakan benda purbakala, misalnya: candi, senjata, gedung, dan sebagainya.
4. Sumber audio visual adalah sumber sejarah yang merupakan hasil rekaman media elektronika,
misalnya: kaset video, film, tape recorder, dan lain-lain

Sumber-sumber sejarah terdiri atas sumber lisan, sumber tertulis dan sumber benda:

1. Sumber lisan

Sumber lisan merupakan keterangan langsung yang diperoleh dari orang-orang yang terlibat
dalam peristiwa ataupun orang-orang yang menyaksikan peristiwa tersebut.

2. Sumber tertulis

Sumber tertulis merupakan keterangan yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis


yang mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau. Misalnya prasasti, dokumen, naskah,
kaligrafi, laporan, surat kabar dan lain-lain

3. Sumber benda
Sumber benda merupakan keterangan yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan benda-benda
kebudayaan yang berhubungan dengan kehidupan manusia pada masa lampau. Misalnya alat-alat
dari batu, senjata, candi, bangunan gedung patung dan lian-lain.

Sumber sejarah yang dapat memberikan informasi kehidupan zaman pra sejarah antara lain :
1. Fosil adalah sisa-sisa kehidupan organik yang telah membatu. Fosil yang dapat memberi
petunjuk kehidupan zaman pra sejarah disebut sebagai fosil pandu atau leit fosil

2. Artefak adalah peralatan yang digunakan manusia purba.

Beberapa contoh artefak adalah:

a. Kjokkenmoddinger atau sampah dapur adalah tumpukan kulit kerang yang menggunung atau
membentuk bukit.

b. Abris sous roche atau tempat perlindungan di bawah karang merupakan tempat tinggal yang
digunakan manusia purba.

lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan serta


menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakana fata dan menarik kesimpulan
secara tepat.

Penelitian dengan metode sejarah amat luas jangkuannya. Di bidang pendidikan, serta bidang
ilmu yang lain, metode sejarah banyak dilakukan untuk memecahkan masalah. Contohnya studi
masalah dalam pertanian, yang menelusuri masa lampau serta relevansinya untuk masa kini
dengan melihat aspek perubahan-perubahan sosial serta teknologi dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sejarah.

2. Ciri-ciri Metode Sejarah


Beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
a. Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang
lain di masa-masa lampau.

b. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data
sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secarainternal maupun secaraeks ter nal.

c. Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar.

d. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-
kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.

3.Sumber Data pada Penelitian Sejarah


Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode
sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain : remain, dokumen, sumber
primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.

3.1 Remain dan dokumen


Jika sumber sejarah ditinjau dari sengaja atau tidak sengajanya bahan atau sember
data tersebut ditinggalkan, maka sumber sejarah dapat dibagi dua yaitu:r em ain

dandokum en.Rem ain adalah peninggalan-peninggalan yang tidak disengaja baik berupa barang
fisik ataupun peninggalan rohani. Di lain pihak terdapat juga catatan-catatan yang sengaja
ditinggalkan, dan disebut dokumen. Pengertian

remaindan dokumen adalah

(1) Remain atau Relics, yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang
terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkannya untuk suatu keperluan pembuktian sejarah.
Peninggalan materi termasuk: alat perkakas, perhiasan-perhiasan kuno, bangunan seperti
piramida, candi, senjata-senjata, sendok, benda budaya, dan sebagainya.

(2) Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran
manusia di masa yang lalu. Dokumen tersebut, secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan
transmisi keterangan. Contoh dari dokumen antara lain buku harian, batu bertulis, daun-daun
lontar, relief- relief pada candi, surat-surat kabar, dan sebagainya.

Jika sumber sejarah di atas diperluas lagi, maka sumber tersebut dapat kita bagi
sebagai berikut:
(1)Keterangan ditinggalkan secara sadar:
-Sumber tertulis: catatan harian, memoir, biografi, dan sebagainya
- Karangan tradisional: Balada, cerita-cerita tradisional, anekdot-
anekdot, dan sebagainya.
- Hasil-hasil artistik: Potret, gambar, lukisan, patung dan sebagainya.
(2)Relic atau tertimoni tanpa sadar: Pakaian, bahan makanan, alat rumah tangga,
mesin-mesin, buku, makam-makam, dan sebagainya.

(3)Inskripsi, dokumen, monumen: Memorial, kuburan, candi, dan sebagainya. Sebuah makam atau
kuburan dapat dimasukkan dalam dua kategori di atas. Jika sebuah maka ditemukan dan pada
makam tersebut hanya ada nama saja yang tertulis, maka makam tersebut adalahr elic. Tetapi
jika di bawah nama tersebut terdapat lagi berbagai keterangan, seperti jabatan, kelahiran, serta
tugas-tugas lain, maka makam tersebut merupakandokumen yang sengaja ditinggalkan.

Oleh Nevins (1938), sumber sejarah dibagi sebagai berikut:


(1) Pertinggal fisis: Tempat-tempat bersejarah, piramida, pot-pot, senjata-senjata,
gedung-gedung, dan sebagainya.
(2) Cerita secaraor al: Yaitu materi yang dipindahkan dari mulut ke mulut seperti
balada, cerita rakyat, tradisi-tradisi, legenda, dan sebagainya.
(3) Materi inskripsi: Yaitu materi-materi dengan tulisan tidak seperti biasa seperti
tulisan pada pot-pot, pada piring, pada patung, dan sebagainya.
(4) Materi tulisan tangan: Papirus, hiroglif, dokumen-dokumen modern, dan
sebagainya.
(5) Buku dan cetakan: Bahan-bahan yang tercetak.
(6) Bahanaudio- visual: Film-film, televisi, mikrofilm, kaset-kaset, radio, dan
sebagainya.
(7) Observasi langsung: Hasil pengamatan penulis atau pengamatan oleh orang-
orang yang diwawancarai.
3.2Sumber primer dan sekunder.

Selain pembagian sumber seperti di atas, sumber sejarah dapat juga dibedakan antara sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang
orisinal dari data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar, yang merupakan bukti
atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari data atau sumber primer adalah: catatan
resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-
keputusan rapat, foto-foto, dan sebagainya.

Suatu peraturan dasar dari metode sejarah adalah menggunakan data primer sebanyak mungkin.
Di lain pihak adalah sumber sekunder, Sumber Sekunder, adalah catatan tentang adanya suatu
peristiwa, ataupun catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinal. Misalnya,
keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan (minutes) dari rapat itu
sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar. Berita surat kabar tentang rapat tersebut adalah
sumber sekunder. Menggunakan citasi orang lain tentang suatu kejadian, merupakan sumber
sekunder dalam metode sejarah. Sumber situasi dan bukan dari penyaksi kejadian sendiri juga
merupakan sumber sekunder.

Dalam metode sejarah, maka menggunakan sumber sekunder, padahal sumber primer ada,
merupakanerror yang besar sekali. Ini dapat diterima, karena sumber-sumber data masa lampau
akan terjadi banyak sekali distorsi dalam transmisi. Adanya distorsi akibat dari transmisi
keterangan dapat membuat interpretasi keterangan dapat membuat interpretasi yang salah tentang
suatu fenomena sejarah.

4. Kritik terhadap Keaslian Sumber

Seperti telah diterangkan di atas, maka sumber untuk sejarah haruslah sumber- sumber yang
orisinil. Karena itu, maka ada dua kanon yang perlu diperhatikan untuk melihat apakah sumber
sejarah tersebut orisinil atau tidak. Kanon tersebut adalah

kritik eksternaldan kritik internal.

Peneliti-peneliti yang menggunakan metode sejarah memeriksa secara kritis sumber-sumber


data tentang keasliannya, atau lebih tepat tentang validitas data tersebut. Apakah sebuah
dokumen benar-benar asli? Apakah surat tersebut benar- benar ditulis oleh Iskadar Muda? Jika
sebuah berita ditulis oleh siPolan, apakah si Polan tersebut cukup mampu dan cakap dan jujur
sebagai saksi dari suatu kejadian?. Penelitian serta penyelidikan seperti di atas adalah suatu kritik
eksternal terhadap sumber sejarah. Kritik eksternal adalah menyelidiki keadaan “luar” dari
sumber. Melihat autentik tidaknya suatu tulisan, meneliti bentuk kertasnya, menyelidiki bentuk
papirus, meneliti bahan-bahan bakunya, formatnya. Juga diselidiki usia dari sumber serta rupa
dari sumber tersebut. Dalam penelitian atau kritik eksternal ini dapat digunakan alat-alat
mutakhir seperti sinar ultra violet, radiasi, dan sebagainya.

Kritik internal terhadap sumber sejarah adalah melihat dan menyelidiki isi dari bahan sejarah
dan dokumen sejarah. Apakah pernyataan yang dibuat benar-benar merupakan fakta historis.
Apakah isinya cocok dengan sejarah. Kritik internal termasuk: Isi, bahasa yang digunakan, tata
bahasa, situasi di saat penulisan, style, ide, dan sebagainya.

Walaupun suatu sumber telah lolos dalam kritik eksternal, belum tentu sumber tersebut lolos
dalam kritik internal. Sebuah dokumen misalnya, akan lolos kritik eksternal, karena ditulis oleh
seorang yang kompeten, tetapi dia mungkin saja menyembunyikan kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai